Disusun oleh:
KELOMPOK 2
2B/S1 Keperawatan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bronkhomalasia merupakan degenerasi dari jaringan penyangga
dan jaringan elastin bronkhus. Kata bronkhomalsia juga digunakan untuk
kelemahan kartilago pada dinding bronkhus, mengenai anak atau bayi
diusia dibawah 6 tahun, dapat ditemukan ronkhi dan weezing.
Bronkhomalasia dapat dideskripsikan sebagai defek lahiran pada
bronkus ditraktus respiratorus. Malasiakonginetal pada saluran udara atau
nafas besar merupakan salah satu dari beberapa penyebab obstruksi
saluran nafas ievesible pada anak, dengan gejala bervariasi yang dapat
berupa weezing recurent dan infeksi saluran nafas bawah recurent sampai
dispnea berat dan infisiensi respirasi.
B. . Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari bronkhomalasia?
2. Bagaimana etiologi dari bronkhomalasia?
3. Bagaimana pathofisiologi bronkhomalasia?
4. Apa saja tanda gejala bronkhomalasia?
5. Sebutkan pemeriksaan penunjang dari bronkhomalasia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian bronkhomalasia
2. Untuk mengetahui bagaimana bronkhomalasia
3. Untuk mengetahui pathifisiologi bronkhomalasia
4. Untuk mengetahui apa saja tanda gejala bronkhomalasia
5. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang bronkhomalasia
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Malasia nafas kongenital adalah salah satu dari penyebab obstruksi
saluran udara irefesible pada anak-anak, tetapi pada kejadian populasi
umum. Malasia nafas berat atau berhubungan dengan sindrom tertentu
biasanya diakui dan di diagnosis awal masa bayi, tetapi informasi tentang
fitur klinis anak dengan malasia primer sering di diagnosis hanya
kemudian dimasa kecil, langkah (Firdiansyah, 2017)
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan
tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (dibawah
trakea atau tenggorokan).
Tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi atau mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap.
B. ETIOLOGI
Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan
mungkin berhubungan dengan kondisi lain.saat ini,tidak diketahui
mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.
C. PATHOFISIOLOGI
Ketika kita hirup masuk dan keluar,udara masuk kedalam hidung dan
mulut,melalui kotak suara(laring) kedalam tenggorokan(trakea),yang
terbagi menjadi 2 cabang(kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing
paru-paru.Trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang
rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa
didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru.Ketika cincin ini
kecil,berbentuk aneh,tidak kaku cukup,atau tidak membentuk sama sekali
maka trakea dapat menutup kedalam dirinya sendiri.Hal ini lebih mungkin
terjadi saat menggembuskan napas dan menangis.
Hal ini dapat menyebabkan mengi,batuk,sesak napas dan atau napas
cepat.Biasanya tulang rawan berkembang dengan sendirinya dari waktu-
kewaktu sehingga tracheomalacia tidak lagi masalah.Sementara lebih
umum pada bayi,tracheomalacia tidak terjadi pada orang dewasa.Ketika
masalah yang sama terjadi disaluran napas kecil disebut bronkus itu
disebut bronchomalacia.Saluran uadara dari paru-paru yang sempit atau
runtuh saat mengngembuskan napas karena pelunakan dinding saluran
napas.
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk dengan suara brassy atau barking
2. Sesak napas
3. Ditemukan suara wheezing (mengi)
4. Infeksi pada saluran napas berulang
5. Kelelahan
6. Apnea
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Bronkoskoping
2. CT Scan dada
3. MRI dada
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Time
Invasisf minimal, bersamaan dengan pemberian dengan pemberian
tekanan udara positif yang kontinu.
2. Tekanan udara positif kontinu
Metode menggunakan respiratori ventilation/CPAP.
3. Trakheotomi
Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka/membuat saluran
udara langsung melalui sebuah insisi di trkhea (the wind people )
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
A. Aktifitas atau istirahat
Gejala
1.Keletihan,kelelahan,malaise
2.Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari
3.Ketidakmampuan untuk tidur
4.Dispnoe pada saat istirahat
Tanda :
1.keletihan,gelisah,insomnia
C. Integritas Ego
Gejala : peningkatan faktor resiko dan perubahan pola hidup
Tanda : ansietas, ketakutan ,peke rangsang
E. Hygine
Gejala : penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan
Tanda : kebersihan buruk dana bau badan.
F. Pernafasan
Gejala : batuk brassy, episode batuk terus menerus
Tanda : pernafasan biasa cepat , penggunaan otot bantu pernafasan
,bunyi nafas ronkhi atau whezing,perkusi hiperesonan pada area paru ,
warna pucat dengan cyanisis bibir dan dasar kuku, abu-abu keseluruhan
G. Keamanan
Gejala : riwayat reaksi alergi terdapat zat atau faktor lingkungan ,
adanya atau berkuranganya infeksi
H. Interaksi sosial
Gejala : hubungan ketergantungan dan kegagalan hubunagan terhadap
pasangan atau orang terdekat
I. Penyakit lama
Tanda : ketidak mampuan untuk memepertahankan suara karena distres
pernapasan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan abstruksi jalan nafas
oleh sekresi, spasme bronkus
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defomitas tulang rawan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dipsnea, anorexia, mual muntah
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obtrsuksi jalan
nafas oleh sekresi , spasme broncolus
Tujuan : menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang
adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebes gejala distress
pernafasan .
Rencana tindakan :
1. kaji frekuensi ke dalam pernafasan
Rasional : berguna dalam evaluasi drajat distress pernafasan dan
kronisnya proses penyakit
2. Tinggikan kepala tempat tidur, dorong nafas dalam
Rasional : pengiriman oksigen dapat diperbaiki dengan posisis dan
latihan nafas untuk menurunkan kola ps jalan nafas, dispenea dan kerja
nafas
3. Auskultasi bunyi nafas
Rasional : bunyi nafas makin redup karena penurunana aliaran udara
atau area konsolidasi
4. Awasi tanda vital dan irama jantung
Rasional : takikardia, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat
menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
5. Awasi GDA
Rasional : paCO2 biasanya meningkat dan pao2 menurunkan sehingga
hipoksia terjadi drajat lebih besar atau kecil.
B. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan divormitas tulang
rawan
Tujuan : perbaikan pola nafas
Rencana tindakan :
1. Ajarkan pasien bernafasan diafragmatif dan pernafasan bibir
Rasional : memebantu pasien memeperpanjan waktu respirasi . Dengan
teknik ini pasien akan bernafas dengan lebih efisien dan efektif
2. Berikan dorongan untuk menyelingi aktifitas dan periode istirahat
Rasional : memungkinkan pasien melakukan aktifitas pada distres
berlebihan
3. Berikan dorongan penggunaan otot-otot pernafasan jika di haruskan
Rasional ; menguatkan dan mengkondisikan otot-otot pernafasan
C. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
dispneu anorexia, mual muntah.
Tujuan : menunjukkan peningkatan berat badan
Rencana tindakan :
1. Kaji kebiasaan diet
Rasional : pasien distress pernafasan akut, anorexia karena dispenea
produksi sputum
2. Auskultasi bunyi usus
Rasional : penurunan bising usus menunjukkan penurunan mobilitas
gaster
3. Berikan perawatan oral
Rasional : rasa tidak enak ,bau adalah pencegahan utama yang dapat
membuat mual dan muntah.
DAFTAR PUSTAKA
condition /trakeobroncomalasia march2013
medication bronkomalasia in children aspx 2016