Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ASUHAN NEONATUS BAYI DAN BALITA

“SINDROM GAWAT NAFAS”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. FILDZAH ARDANA : 21240023


2. HANNA ARIQAH : 21240026
3. JELI AGUSTIA : 21240030

AKADEMI KEBIDANAN LANGKAT

TAHUN AJARAN 2022-2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah asuhan neonatus bayi
dan balita tentang “sindrom gawat nafas” ini dapat terselesaiakan
semaksimal mungkin, walaupun mengalami berbagai kesulitan.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan
karena usaha dari kami selaku penulis, melainkan banyak mendapat bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-
pihak yang telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu
kami selaku penulis makalah ini mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya. Demikian kami
selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini ada
hal-hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang kami buat buat ini
dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

A. RUMUSAN MASALAH
B. TUJUAN MASALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. DEFENISI SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN


B. TANDA DAN GEJALA SINDROM GANGGUAN
PERNAFASAN
C. PENYEBAB SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN
D. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG SINDROM
GANGGUAN PERNAFASAN
E. PENANGANAN SINDROM GANGGUAN PERNAFASAN

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dengan kejadian banyak angka kematianbayi akibat gangguan nafas


yang dialami bayi diindonesia sangat banyak sekali terjadi ganggauan nafas
pada bayi ini biasa terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu obstruksi jalan
nafas oleh lender atau susu, gangguan saraf pusat, gangguan metabolic, dan
imunitas pusat pernafasan , dan masih banyak lagi penyebab gangguan
nafas. Kematian bayi akibat gangguan nafas masih belum mendapatkan
kematian janin yang meningkat.

Gangguan nafas ini prognosisnya dalam jangka panjang untyk semua


bayi, beberapa penyelidik lain melaporkan bahwa dengan perawatan yang
baik (perawatan intensif) bagi yang hidup masih mempunyai kepandaian
dan keadaan neurologis yang sama dibandingkan dengan bayi yang lahir
secara premature dan normal kelainan pada paru dan saraf mungkin
disebabkan karena penyakitnya sendiri yang berat atau kurang sempurnanya
perawatan diantaranya karena pemberian O2 tinggi secara terus – menerus .
pada bayi premature serangan gangguan nafas dapat terjadi apabila bayi
tersebut terkena serangan apnu yang abnormal dari 20 detik serta di sertai
adanya sianosis brakikardi.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sindrom gangguan pernafasan?
2. Apa tanda dan gejala sindrom gangguan pernafasan?
3. Apa penyebab sindrom gangguan pernafasan?
4. Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang pada sindrom gangguan
pernafasan?
5. Bagaimana penanganan pada sindrom gangguan pernafasan?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sindrom gangguan
pernafasan.
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala sindrom gangguan pernafasan.
3. Untuk mengetahui penyebab sindrom gangguan pernafasan.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan fisik dan penunjang pada sindrom
gangguan pernafasan.
5. Untuk mengetahui penanganan pada sindrom gangguan pernafasan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian sindrom gawat pernafasan

Sindrom gangguan nafas atau sering disebut sindrom gawat napas


(respiratory distress syndrome/RDS) adalah istilah yang digunakan
untuk disfungsi pernafasan pada neonates. Gangguan ini merupakan
penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan
maturitas paru (whalley dan wong, 1995). Gangguan ini biasanya juga
dikenal dengan nama hyaline membrane disease (HMD) atau penyakit
membrane hialin, karena pada penyakit ini selalu ditemukan membrane
hialin yang melapisi alveoli.

Penyakit ini menyebabkan kegagalan pernafasan pada bayi


premature dapat disebabkan karena kekurangan surfaktan. Surfaktan
dihasilkan oleh sel sel di dalam alveolidan berfungsi menurunkan
tegangan permukaan. Surfaktan dihasilkan oleh paru-paru yang matang,
yaitu pada kehamilan 34-37 minggi. Kekurangan surfaktan ini
menyebabkan kegagalan perkembangan kapasitas residu fungsional dan
kecenderungan paru-paru untuk mengalami atelectasis, ketidaksesuaian
antara ventilasi dan perfusi, hipoksemia, hiperkarbia yang dapat
menyebabkan asidosis respiratorik.

B. Tanda dan gejala sindrom gangguan pernafasan

Tanda dan gejala sindrom gangguan pernafasan sering disertai


riwayat asfiksia pada waktu lahir atau gawat janin pada akhir kehamilan.
Adapun tanda dan gejalanya adalah:

1. Timbul setelah 6-8 jam setelah lahir


2. Pernafasan cepat/hiperkapnea atau dyspnea dengan frekuensi
pernafasan lebih dari 60 kali/menit
3. Retraksi intercostal, epigasrum atau suprasternal pada inspirasi
4. Sianosis yang tidak membaik dengan pemberian oksigen
5. Grunting (terdengar seperti suara rintihan) pada saat ekspirasi
6. Takikardia yaitu nadi 170 kali/menit

C. Penyebab kelainan sindrom gangguan pernafasan


1. Obstruksi saluran pernafasan bagian atas (atresia esophagus,
atresia koana bilateral)
2. Kelainan parenkim paru (penyakit membrane hialin, perdarahan
paru-paru)
3. Kelainan di luar paru (pneumotoraks, hernia diafragmatika)

D. Pemeriksaan fisik dan penunjang sindrom gangguan pernafasan


1. Riwayat penyakit
1) Pengkajian terhadap riwayat kehamilan dapat memberikan
informasi yang jelas terhadap penyebab timbulnya gangguan.
2) Pengkajian mengenai riwayat pengobatan dan tarnsfusi.
3) Pengkajian terhadap faktor resiko.
2. Pemeriksaan fisik
1) Peningkatan hr dan rr serta fase lanjut ditemukan adanya
hipotensi dan penurunan co.
2) Pasien menangis lemah.
3) Adanya dyspnea, takipnea, penurunan otot tambahan
pernafasan yang semakin meningkat dengan keparahan
penyakit.
4) Sianosis akibat hipoksemia.
5) Ditemukan suara nafas tambahan sebagai perkembangan
kondisi gagal nafas.
6) Pada kondisi paling parah dapar terjadi penurunan kesadaran
dan termasuk penurunan.
E. Penanganan sindrom gangguan pernafasan
1. Bayi memakai masker atau kanula hidung.
2. Mesin mengirimkan aliran udara atau oksigen ke paru-paru
melalui hidung.
3. Membuja alveoli, memasang oksigen, dan mencegah alveoli
kolaps. Bayi yang terus mengalami tanda-tanda gangguan
pernafasan atau kesulitan mempertahakan kadar oksigen yang
baik mungkin memerlukan lebih banyak dukungan dengan mesin
pernafasan atau ventilator.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari pembahasan dari makalah ini ialah Dengan


kejadian banyak angka kematianbayi akibat gangguan nafas yang dialami
bayi diindonesia sangat banyak sekali terjadi ganggauan nafas pada bayi ini
biasa terjadi dikarenakan beberapa sebab yaitu obstruksi jalan nafas oleh
lender atau susu, gangguan saraf pusat, gangguan metabolic, dan imunitas
pusat pernafasan , dan masih banyak lagi penyebab gangguan nafas.
Kematian bayi akibat gangguan nafas masih belum mendapatkan kematian
janin yang meningkat.

B. SARAN

Adapun saran yang dapat dikemukakan oleh penulis ialah


memberikan perawatan yang intesndif pada bayi yang menderita gangguan
pernafasan serta mengawasi dengan teliti bayi yang mengidap gejala-gejala
gangguan nafas dengan cara mengukur frekuensi pernafasan dan andi bayi
yang dinilai secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi vivian nanny lia. 2010. Asuhan nenonatus bayi dan anak balita.
Jakarta. Salemba medika.

Maryanti dwi, Sujianti, Tri budiarti. 2011. Buku ajara asuhan nenonatus,
bayi dan bailita. Jakarta. Trans info media.

Hasan zuchrah, dkk. 2012. Buku ajar asuhan neonatus, bayi, dan balita.
Jakarta. Buku kedokteran. EGC.

Wahyuni sari. 2011. Asuhan neonatus, bayi dan balita. Jakarta. Buku
kedokteran. EGC.

Anda mungkin juga menyukai