Anda di halaman 1dari 6

BRONKOMALASIA

A. Definisi
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulangrawan berkurang
dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau tenggorokan). Tulang rawan
melemah biasanya menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau
mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak
usia kurang dari 6 tahun.(Children’s National Health System,2016).
Bronkomalasia atau Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab
obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak
diketahui. Malasia nafas berat atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu biasanya
diakui dan didiagnosis awal masa bayi. (Firdiansyah, 2017)
B. Etiologi
Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan
dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan
baik. Bronkomalasia dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Primer: melibatkan defek pada kartilago. Ini dapat berasal dari prematuritas, defek
struktural kartilago yang inherent atau dari ketiadaan congenital cincintulang rawan di
bronkus subsegmental. Seperti yang terlihat pada sindrom William Campabell
2. Sekunder: terjadi dari peningkatan kompresi eksternal oleh struktur jantung atau
anomali vaskular mirip dengan trakeomalasia sekunder.
C. Manifestasi Klinis
1. Gejala Bronkomalasia
a. Satu sampai empat hari sebelumnya didapat pilek encer, hidung tersumbat.
b. Demam sub-febril (kecuali infeksi sekunder oleh bakteri).
c. Puncak gejala pada hari ke-5 sakit : batuk, sesak napas, takipne, mengi, minum
menurun, apne, sianosis.
d. Bila terjadi obstruksi hebat, pernafasan menjadi lebih cepat dan dangkal, suara nafas
melemah, dan “wheezing” yang semula jelas dapat menghilang.
2. Tanda-tanda Bronkomalasia
a. Nafas cuping hidung
b. Penggunaan otot bantu napas (dada mengembang disertai retraksi interkostal dan
subkostal).
c. Sesak napas, takipne, apneu.
d. Hiperinflasi dada.
e. Retraksi, expiratory effort.
f. Ronki pada akhir inspirasi dan awal ekspirasi.
g. Ekspirasi memanjang, mengi.
h. Hepar atau limpa dapat teraba.
D. Patofisiologi
Penyakit bronkomalasia adalah penyakit/kelainan yang salah satu penyebabnya adalah bayi
yang lahir premature. Kelahiran premature menyebabkan beberapa kelainan bawaan/
ketidaksempurnaan organ tubuh pada bayi. Hal itu disebut kelainan kongenital yang
menyebabkan defisiensi pada cincin kartilago. Pada pasien bronkomalasia, defisiensi pada
cincin kartilago menyebabkan jalan napas (bronkus) menyempit/menutup pada saat ekspirasi.
Hal itu menyebabkan gangguan disfungsi gas pada alveoli yang berdampak hipoksemia dan
hiperkapnia. Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan oksigen di jaringan sehingga pasien
akan mengalami hipoksia. Suplai oksigen ke jaringan yang tidak adekuat akan berdampak
kepada pasien sehingga pasien akan mengalami gejala sesak napas. Pasien yang mengalami
bronkomalasia biasanya terjadi ketidakmampuan mengeluarkan kadar CO2 yang tidak
adekuat sehingga menyebabkan asidosis respiratorik yang dapat menyebabkan penderita
mengalami gangguan pertukaran gas. Suplai O2 ke otak menurun akan menyebabkan
terjadinya kejang dan bias menyebabkan penurunan kesadaran sehingga penderita dapat
mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dan apabila penderita mengalami
kejang akan beresiko mengalami cidera. Pada pasien bronkomalasia pasien mengalami sesak
napas dapat menyebabkan otot tubuh menjadi lemah sehingga jika terjadi pada bayi, bayi
akan menjadi cepat lelah dan nafsu makannya akan menurun.
E. Penatalaksanaan
1. Time invasif minimal, bersamaan dengan pemberian tekanan udara positif yang kontinu.
2. Tekanan udara positif kontinu Metode menggunakan respiratory ventilation/CPAP
(Continuous Positive Airway Pressure).
3. Trakheotomi Prosedur pembedahan pada leher untuk membuka atau membuat saluran
udara langsung melalui sebuah insisi di trakhea (the wind pipe).
F. Komplikasi
1. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur, virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia adalah
infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam
alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksiusatau adanya kondisi yang
mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis.(Wilson, 2006)
2. Bronkitis
Bronkhitis pada anak berbeda dengan bronchitis yang terdapat pada orang dewasa. Pada
anak, bronchitis merupakan bagian dari berbagai penyakit saluran nafas lain, namun ia
dapat juga merupakan penyakit tersendiri. Secara harfiah bronkhitis adalah suatu
penyakit yang ditanda oleh adanya inflamasi bronkus. Secara klinis pada ahli
mengartikan bronkitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan batuk
merupakan gejala yang utama dan dominan. Ini berarti bahwa bronkitis bukan penyakit
yang berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit lain tetapi bronkitis ikut memegang
peran (Ngastiyah, 2006). Bronkhitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan
penyakit tersendiri, tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan
atas atau bersamaan dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis,
Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Gunadi Santoso, 2004)
3. Polychondritis
Polychondritis adalah gangguan kronis langka yang ditandai peradangan tulang rawan
yang biasa terjadi pada telinga dan hidung. Penyakit ini dikenal dengan nama lain seperti
Meyenburg Altherr Uehlinger sindrom, kronis atrofi polychondritis dan sindrom Von
Meyenburg.Penyakit ini dapatmempengaruhi tulang rawan dari setiap jenis dan jaringan
sendi, telinga, hidung dan trakea. Penyebab polychondritis diyakini gangguan autoimun.
Sistem kekebalan tubuh mulai menyerang jaringan dan tulang rawan menyebabkan
kerusakandan peradangan. Antibodi yang dihasilkan autoimun akan menghancurkan
glycosaminoglycans yang merupakan bagian terpenting dalam jaringan ikat ditulang
rawan.
4. Asma
Asma yaitu penyakit yang dikarenakan oleh peningkatan respon daritrachea dan bronkus
terhadap berbagai macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus atau
bronkhiolus dan sekresi yang berlebih-lebihan dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchus.
(Smelzer Suzanne: 2001). Asma adalah suatu penyakit yang dicirikan oleh
hipersensitivitas cabang-cabang trakheobronkial terhadap berbagai jenis rangsangan
(Pierce, 2007).
G. Prognosis
Pada bayi, bronkomalasia dapat terjadi karena kelainan kongenital (cacat lahir) pada bayi.
Terapinya akan disesuaikan dengan beratnya gejala. Pada bronkomalasia yang ringan, gejala
biasanya akan membaik dengan sendirinya saat anak semakin besar. Bila gejala cukup berat,
anak bisa diberikan continuous positive airway pressure atau CPAP yang memberikan aliran
udara secara terus menerus untuk menjaga agar saluran nafasnya tetap terbuka.
Pada orang dewasa, yang biasanya terjadi adalah kelemahan pada tulang rawan di sekitar
trakea juga (bukan hanya pada bronkus) sehingga lebih disebut dengan trakeobronkomalasia.
Kondisi ini bisa terjadi karena trauma/cedera pada area trakea, intubasi berkepanjangan,
infeksi ataupun peradangan kronis pada trakea dan bronkus. Dalam kondisi seperti ini, terapi
lebih ditujukan pada mengatasi penyebab terjadinya trakeobronkomalasia (misalnya bila
disebabkan karena infeksi, maka infeksinya harus diatasi).
H. WOC

Faktor Penyebab:
Prematur

Gangguan kongenital

Defisiensi pada cincin kartilago

Penyempitan/menutupnya jalan napas (bronkus)

Gangguan disfungsi gas di alveoli

Hipoksemia
Hiperkapnia

Sesak napas Hipoksia O2 otak Menurun

Kelemahan tubuh Asidosis Respiratorik Kesadaran Kejang


menurun

Bayi cepat lelah Gangguan Resiko


pertukaran Ketidakseimban cidera
gas gan perfusi
jaringan serebral
Ketidakseimba
Intoleransi
ngan nutrisi
aktivitas
kurang dari
kebutuhan
tubuh

Ketidakefektifan
pola napas
Referensi

Children’s National Health System. Situation analysis. New York: 2016.

Felius Srephen, dkk. 2018. Asuhan Keperawatan Anak Bronkomalasia. Prodi Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Semarang. Diakses pada 24 Februari 2021 dalam
https://kupdf.net/download/bronkhomalasia_5c7e79f2e2b6f5e8652d2333_pdf#

Alodokter. 2019. Cara Pencegahan Penyakit Bronkomalasia. Diakses pada 24 Februari 2021
dalam https://www.alodokter.com/komunitas/topic/bronkomalasia

Anda mungkin juga menyukai