Nama Kelompok 1 :
Aditya Dwi Saputra (2018.C.10a.0923)
Feiry Kurniawan (2018.C.10a.09 )
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah dan Askep
Bronkhomalasia pada Anak” Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat memperlancar
proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan acuan untuk menambah pengetahuan dalam memberikan
asuhan keperawatan pada anak bronkomalasia.
1.4.2 Untuk Institusi
Menjadi masukan bagi institusi guna menambah literature atau referensi
untuk kelengkapan perkuliahan.
1.4.3 Untuk IPTEK
Untuk menambah atau memperkaya pengetahuan di penyakit dalam, dan
memperoleh informasi tentang Bronkomalasia.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab
obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada
populasi umum tidak diketahui. Malasia nafas berat atau malacia
berhubungan dengan sindrom tertentubiasanya diakui dan didiagnosis awal
masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinisanak dengan malacia primer,
sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil,langka (Firdiansyah, 2017)
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan
tulang rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea,
atau tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah
selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi
mnejadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari
6 tahun (Children’s National Health System,2016).
Bronkomalsia juga dapat dideskripsikan sebagai defek kelahiran
padabronkus di traktus respiratorius.Malasia kongenital pada saluran
udara/nafas besar merupakan salah satu dari beberapa penyebab okstruksi
saluran nafas ireversibel pada anak, dengan gejala bervariasi yang dapat berupa
wheezing rekuren dan infeksi saluran nafas bawah rekuren sampai dispneu
berat dan insufisiensi respirasi (Akhyar, 2010).
2.2 Etiologi
Bronkomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan
hingga saat ini tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk
denganbaik (Firdiansyah, 2017)
Bronchomalacia dapat digambarkan sebagai cacat lahir bronkus di
saluranpernapasan.Malasia kongenital saluran udara besar adalah salah satu
dari beberapa penyebab obstruksi saluran napas ireversibel pada anak-anak,
dengan gejala bervariasi dari mengi berulang dan infeksi saluran udara
bawahberulang untuk dispnea berat dan insufisiensi pernapasan.Ini juga dapat
diperoleh di kemudian hari karena peradangan kronis atau berulang akibat
infeksi atau penyakit saluran napas lainnya (Wikipedia, 2018).
Bronkomalasia adalah runtuhnya dinamis dari satu atau kedua bronkus
utama dan atau divisilobus atau segmental distal mereka yang dapat terjadi
karena cacat yang melekat pada kartilago atau dari
kompresiextinsik.Bronkomalasia lebih sering muncul dengan trakeomalasia
dibandingkan dengan lesi yang terisolasi. Bronchomalacia terlihat dominan di
sisikiri (35,7%) dibandingkan dengan kanan (22%). Bronkomalasia paling
sering terlihat pada bronkus batang utama kiri, bronkuslobus kiri atas,
bronkuslobus kanan tengah, dan bronkus batang utama kanan, dalam urutan
prevalensi menurun.Ada juga dominasi laki-laki pada lesi ini (Laberge, 2008).
2.3 Klasifikasi
1. Bronkomalasia primer
a Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago
b Diklasifikasikan sebagai kongenital
2. Bronkomalasia sekunder
a. Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital).
b. Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran
pembuluh-pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik.
2.4 Patofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan
mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi
menjadi dua cabang (kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-
paru.Trakea dan bronkus terbuat dari cincin tidak lengkap dari tulang rawan
dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa
didapatkan dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk
aneh, tidak kaku cukup, atau tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat
menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal ini lebih mungkin terjadi saat
mengembuskan napas dan menangis.Hal ini dapat menyebabkan mengi, batuk,
sesak napas, atau napas cepat.Biasanya tulang rawanberkembang dengan
sendirinya dari waktu ke waktu sehingga tracheomalacia tidak lagi
masalah.Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada
orang dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut
bronkus itu disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang sempit
atau runtuh saat mengembuskan napas karena pelunakan dinding saluran napas.
2.5 Pathway
Bronkomalasia
Kelainan kongestial
Intoleransi
Anoreksia kelelahan
aktivitas
Ansietas
2.6 Manifestasi Klinis
1. Batuk dengan suara brassy atau barking.
2. Sesak nafas.
3. Ditemukan suara wheezing(mengi).
4. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang.
5. Kelelahan.
6. Apnea
2.7 Komplikasi
1. Pneumonia.
2. Bronkitis.
3. Polychondritis.
4. Asma
V. Data Penunjang
NO Jenis Pemeriksaan Hasil Normal
1. Trombosit 37.000 (40-150)
2. Leukosit 4.30 g/dl (14.5-45.0)
3. Hemoglobin 10.3 g/dl (11.5-15.5)
4. Hematokrit 3 2.1 % (35-45)
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: adanya sekret Bersihan jalan napas tidak
Ibu klien mengatakan efektif
anaknya kesulitan bernapas
Kuman berkelainan di
bronkus
DO:
- pasien nampak lemah
batuk dan mengeluarkan proses peradangan bronkus
sekret,
- TD: 100/60 mmmHg
bersihan jalan napas tidak
nadi : 122x per menit
efektif
suhu : 38,20 C
pernafasan : 32x per
menit
DS : orang tua pasien Penyempitan pola napas Pola napas tidak efektif
mengatakan bahwa pasien
sesak napas ekspirasi lebih panjang dari
inspirasi
DO:
Do:
Anorreksia, mual muntah
- -pasien nampak lemas
- TD: 100/60 mmmHg
Nafsu makan menurun
nadi : 122x per menit
suhu : 38,20 C
pernafasan : 32x per Gangguan pemenuhan
menit kebutuhan nutrisi,
- Bb 11 kg kurang dari kebutuhan
- Trombosit 37 ribu (nilai b.d nafsu makan
menurun
normal 40-150
PRIORITAS MASALAH
kebutuhan nutrisi, jamdiharapkan perubahan status pasien 2. Untuk mengetahui nafsu makan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. memonitor intake makanan pasien
kurang dari
dapat teratasi.: dan cairan 3. Memonitor adanya bb
kebutuhan b.d
4. berikan nutrisi yang sesuai 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
nafsu makan 1. Nafsu makan pasien kembali
dengan kebutuhan tubuh
menurun normal
2. Bb kembali normal
S= 36,5 oC
RR = 32 x/ mnt
A : masalah teratasi
16 april 2020 1. )Memonitor pola nafas S :Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
₋ Pasien mulai menunjukkan pola nafas
O: Pasien terlihat lebih nyaman dengan
membaik setelah dilakukan tindakan
pemasangan oksigen RR : 28x/m
2. Memposisikan semi – fowler
A: Masalah teratasi
₋ Pasien merasa nyaman dan sesak nafas
berkurang P: Intervensi dihentikan
3. Mengajarkan batuk efektif
₋ Pasien dapat dengan mudah untuk
mengeluarkan secret atau dahak
4. Mengalkutasi bunyi nafas
₋ Catat adanya bunyi nafas tambahan/whezing
5. Membatasi untuk aktivitas
1. Pasien sudah merasa sesak nafas yang
dirasakan berkurang
16 april 2020 1. Mengobservsasi ttv S : orang tua pasien mengatakan bahwa pasien
masih pasien masih mengalami penurunan nafsu
2. Mengkaji mengenai nafsu makan pasien makan.
3. Memonitor intake makanan dan cairan
O : -pasien masih terlihat lemas
4. Memberikan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Bronkomalasia adalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (dibawah trakea atau
tenggorokan).Tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah
selama ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan
sekresi menjadi terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia
kurang dari 6 tahun.
Secara simtomatik, pasien Bronkomalasia datang dengan gambaran yang
mirip dengan trakeomalasia.Pasien dapat mengalami stridor, mengi, batuk
terus-menerus, infeksi pernapasan berulang, gangguan pernapasan, dan
sianosis.Mereka sering hadir pada masa bayi dengan infeksipernafasan
pertama mereka.Bronchomalacia sering salah didiagnosis sebagai asma dan
dengan demikian dapat terjadi keterlambatan diagnosis.Diagnosis dan
diferensiasi dari asma dilakukan oleh bronkoskopi denganpernapasan
spontan di mana karakteristik dinamis dari saluran napas dapat disaksikan.
4.2 Saran
1. Pada saat bayi baru lahir kita harus meriksa cara nafas bayi, untuk
mengetahui apakah terjadi penyumbatan atau tidak.
2. Gambaran Bronkomalasia memiliki kemiripan dengan Asma, oleh karena
itu diperlukan bronkoskopi.
DAFTAR PUSTAKA
Ho, A. M. H., Winthrop, A., Jones, E. F., & Flavin, M. P. 2016. Severe pediatric
bronchomalacia (Jurnal).The Journal of the American Society of
Anesthesiologists.