oleh
Kelompok 7 / Kelas A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
i
ASUHAN KEPERAWATAN BRONKOMALASIA PADA ANAK
oleh
Kelompok 7 / Kelas A
Oleh:
Dina Setia Indah Sari 172310101008
Lovina Oktrivia Ivanik 172310101022
Riza Aminiyah 172310101010
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Keperawatan Anak
yang berjudul “asuhan keperawatan bronkomalasia pada anak“ sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Pembuatan makalah ini sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh
pembelajaran di semester ini. Didalam pengerjaan makalah ini telah melibatkan
banyak pihak yang sangat membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, kami
sampaikan rasa terima kasih kepada :
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................ i
HALAMAN COVER ....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................ 1
1.3 Manfaat .............................................................................................. 1
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bronchomalasia merupakan seuatu keadaan dimana terjadi kelainan
struktur pada tulang rawan trakea, hal tersebut akan menjadi lemah,
dkkarenakan kurang dana tau atrofi serat elastic longitudinal pars
membranasea dan mudah kolaps terutama saat adanya peningkatan alisan
udara. Bronchomalasia ini sering terjadi pada tulang rawan ketiga distal di
trakea yang berkaitan dengan kelainann kongietal.
Bronchomalasia diklasifikasikan menjadi dua yaitu primer dan
sekunder. Bronchomalasia ini dapat bermanifestasi seperti kesulitan minum,
suara parau, afonia, riwayat breath holding serta bunyi suara napas stridor.
Pada penelitian Holinger terdapat 219 klien dengan stridor, kelainan kongietal
pada laring dan trakea menempati urutan pertama (60,3%) dan kedua (16%).
Penyebab tersering keadaan stridot pada bayi adalah bronkomalasia sebagai
kelainan kongiental. Terdapat 59,8% dan 45,7% pada bayi dan anak-anak
yang telah mengidap penyakit ini. Dari 512 pasien yang telah dilakukan
bronkoskopi ditemukan 160 anak-anak yang teridiagnosa bronchomalasia.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui pengertian bronkomalasia
b. Mengatahui klasifikasi bronkomalasia
c. Mengetahui etiologi bronkomalasia
d. Mengetahui patifisiologi bronkomalasia
e. Mengetahui manifestasi klinis bronkomalasia
f. Mengetahui pathway bronkomalasia
g. Mengetahui asuhan keperawatan bronkomalasia
1.3 Manfaat
1.3.1 Mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding
dalam pembuatan tugas yang sama.
1.3.2 Tenaga Kesehatan
Makalah ini bisa dijadikan bahan acuan untuk melakukan tindakan
asuhan keperawatan pada kasus yang sama .
1.3.3 Instansi
Agar tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Bronkomalasia sering ditemukan bersama dengan kasus trakeomalasia
lebih sering ditemukan pada neoatus prematur dan down syndrome (M.
Anthony,dkk. 2016). Bronchomalacia adalah obstruksi jalan napas akibat dari
penurunan elastisitas kartilago pada saluran pernapasan. Bronkomalasia
adalah salah satu penyebab obstruktif saluran nafas ireversibel pada anak
yang diakibatkan oleh masalah bawaan atau kongenital ditandai dengan
tulang rawan yang melemah pada dinding bronkus sehingga mengalami
penurunan inspirasi sehingga menyebabkan terperangkapnya sekresi di jalan
napas (Children’s National Health System, 2016).
Kesimpulan dari Bronkomalasia adalah penyakit bawaan dari lahir akibat
dari penurunan elastisitas tulang rawan sehingga terjadi penyempitan jalan
napas pada bronkus ditandai dengan suara wheezing dan sesak napas.
2.2 Klasifikasi
Bronkomalasia pada anak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu
bronkomalasia primer (penyakit kongenital) dan sekunder (penyakit didapat)
Bronkomalasia Primer
a. Disebabkan oleh defisiensi pada cairan kartolagi
b. Diklasifikasikan sebagai kelainan kongiental
Bronkomalasia Sekunder
a. Merupakan kelainan didapat (bukan kongiental)
b. Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik, dapat dari pelebaran pembulu-
pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik
2.3 Patofisiologis
Bronkomalasia terjadi akibat dari degenerasi struktur kartilago jalan
napas yang sering ditemukan pada bayi prematur. Ketika inhalasi, udara yang
masuk melalui hidung dan mulut yang terbagi menjadi 2 cabang (bronkus
kanan dan kiri). Trakea dan bronkus terdiri dari cincin dari kartilago, apabila
kartilago ini melemah maka proses inhalasi terganggu. Pada bayi cicin pada
kartilago trakea terbuka sehingga udara yang dihirup akan lebih leluasa
masuk dari tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin mengalami penurunan
elastisitasnya maka trakea akan menutup sendiri jalan napas. Hal ini akan
memungkinkan terjadinya wheezing, batuk, sesak napas. Faktor resiko pada
penyakit bronkomalasia ini hampir sama dengan trakeomalasia yang
berakibatkan dari instubasi endotrakeal sehingga mengakibtakan pada
peningkatan tekanan jalan napas dan infeksi berulang sehingga terjadi
degenerasi kartilago trakea. Sebagian kasus bronkomalasia terjadi
3
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3. Senin, 09 Domain 11. Status Pernafasan (0415) Manajemen Jalan Nafas (3140)
September Keamanan/perlindunga Setelah dilakukan perawatan 1. Posisikan pasien untuk 1. Untuk
2019 n selama 2x24 jam diharapkan memaksimalkan ventilasi membuka jalur
Kelas 1. Infeksi (00004) 1. suara auskultasi nafas 2. Lakukan fisioterapi dada, pernapasan
2. Untuk
Resiko infeksi dipertahankan pada skala 2 sebagaimana mestinya
menunjang
Definisi: rentan cukup berat, ditingkatkan 3. Buang secret dengan proses
mengalami infasi dan pada skala 4 kisaran normal memotivasi pasien untuk penyembuhan
multiplikasi organisme 2. kepantenan jalan nafas melakukan batuk atau pada organ yang
patogenik yang dapat dipertahankan pada skala menyedot lendit mengalami
mengganggu kesehatan. 2 cukup berat, 4. motivasi pasien untuk bernafas gangguan
ditingkatkan pada skala pelan, dalam, berputas, dan 3. Untuk
memebersihkan
4 skala normal batuk
jalan napas
Status pernafasan : 5. Gunakan teknik yang sehingga jalan
13
I. Analisa Data
A. Kebutuhan Peserta Didik
Berdasarkan survei tepatnya di Desa Antirogo Kabupaten Jember,
memaparkan bahwa terdapat 2 klien yang menderita bronkomalasia akibat
kelainan koengenital. Menrut data WHO kematian bayi akibat kelainan
kongeietal menempati angka 303.000 kematian di tahun 2015. Angka
kelainan kongietal pada laring dan trakea menempati urutan pertama
(60,3%) dan kedua (16%). Penyebab tersering keadaan stridot pada bayi
adalah bronkomalasia sebagai kelainan kongiental. Terdapat 59,8% dan
45,7% pada bayi dan anak-anak yang telah mengidap penyakit ini.
Mengingat bahwa angka kejadian bronkomalasia pada anak cukup besar
dan mengingat bahwa bronkomalasia juga dapat menimbulkan komplikasi
pada sistem pernapasan anak oleh sebab itu perlunya diadakan penyuluhan
yang fungsinya untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat
khususnya para ibu yang memiliki balita yang belum mengetahui akan
15
salam
VIII. Evaluasi
a. Apa pengertian bronkomalasia pada anak ?
b. Apa klasifikasi dari bronkmalasia pada anak ?
c. Apa yang menjadi tanda dan gejala Bronkmalasia pada anak ?
d. Apa saja penanganan medis yang sesuai dengan bronkmalasia pada
anak?
e. Meminta kepada audiens untuk mempraktikan kembali apa yang
sudah diajarkan oleh mahasiswa
Lampiran
Materi
Materi Penyuluhan Penyakit Bronkomalasia pada Anak
1. Pengertian Bronkomalasia
Kesimpulan dari Bronkomalasia adalah penyakit bawaan dari lahir akibat dari
penurunan elastisitas tulang rawan sehingga terjadi penyempitan jalan napas
pada bronkus ditandai dengan suara napas wheezing, batuk dan sesak napas.
2. Klasifikasi dari Bronkomalasi
a. Bronkomalasia primer merupakan penyakit bawaan dikarenakan defisien
cincin kartilago
b. Bronkomalasia sekunder merupakan penyakit yang disebabkan oleh
kompresi ekstrensik dari pembulhndarah yang besar, cincin pembuluh
darah, atau kista bronkogenik
3. Tanda dan Gejala Bronkomalasia
Tanda dan gejala yang biasa dialami anak penderita bronkomalasia hampir
sama dengan anak yang mengalami gangguan pada pernapasan lainnya.
Namun yang membedakan hanyalah penyebabnya, jika pada anak yang
mengalami bronkomalasia dia akan batuk, mengi atau sesak nafas,
18
3.5 Leafleat
20
BAB IV
WEB OF CAUSATION ATAU PATHWAY
4.1 Pathway
Kelainan kongenital
Defisiensi pada
cincin kartilago
Penyempitan saluran
napas kecil (bronkus)
Bronkomalasia
Ketidakefektifan
pola napas Dispnea
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bronkomalasia adalah penyakit bawaan dari lahir akibat dari
penurunan elastisitas tulang rawan sehingga terjadi penyempitan jalan napas
pada bronkus ditandai dengan suara wheezing dan sesak napas.
Bronkomalasia ini terdapat dua macam yakni bronkomalasia primer dan
bronkomalasia sekunder dimana hal ini dibedakan dari faktor penyebabnya.
Pada penyakit bronkomalasia cincin mengalami penurunan elastisitasnya
maka trakea akan menutup sendiri jalan napas. Hal ini akan memungkinkan
terjadinya wheezing, batuk, sesak napas. Adapun penanganan dari
bronkomalasia itu sendiri bisa melalui terapi inhalasi, VTP dan tindakan
pembedahan yang biasa disebut bronchoscopy. Sedangkan untuk diagnosa
utama dari penyakit bronkomalasia adalah ketidakefektifan pola nafas.
DAFTAR PUSTAKA
Shies H.F dkk, 2018. Descending Aortopexy and Posterior Tracheopexy for
Severe Tracheomalacia and Left Mainstem Bronchomalacia. Congenital
Heart Disease Scientific Session.