DISUSUN
O
L
E
H
R I S K A : SDK191008
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Askep Bronkhomalasia
pada Anak “ Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini.
Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata kami berharap semoga makalah
penyakit ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan anak pada umumnya dan untuk
menambah pengetahuan tentang bronkomalacia pada khususnya.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa/i :
a Mampu melakukan pengkajian pada Anak.A dengan Bronkhomalasia
b. Mampu menentukan masalah keperawatan pada Anak.A dengan Bronkhomalasia
c. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada Mampu melaksanakan tindakan
keperawatan pada Anak.A dengan Bronkhomalasia
e. Mampu melakukan evaluasi pada Anak.A Bronkhomalasia
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat pada teori dan praktik
g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari
solusi dan alternatif pemecahan masalah pada Anak.A Bronkhomalasia
h.Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Anak.A dengan
Bronkhomalasia
Malasia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi
saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak
diketahui. Malacia nafas berat atau malacia berhubungan dengan sindrom tertentu
biasanya diakui dan didiagnosis awal masa bayi, tetapi informasi tentang fitur klinis
anak dengan malacia primer, sering didiagnosis hanya kemudian di masa kecil,
langka.
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang
rawan berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau
tenggorokan). tulang rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama
ekspirasi dan memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi
terperangkap. Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
(Children’s National Health System,2016)
2.1.2 Etiologi
Bronchomalacia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin
berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan
tidak terbentuk dengan baik.
2.1.3 Klasifikasi
1. Bronkomalasia primer
a) Disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago
b) Diklasifikasikan sebagai kongenital
2. Bronkomalasia sekunder
a) Merupakan kelainan didapat (bukan kongenital)
b) Disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran pembuluh-
pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik.
2.1.4 Patofisiologi
Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui
kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan (trakea), yang terbagi menjadi dua cabang
(kanan dan bronkus kiri) yang masing-masing paru-paru.Trakea dan bronkus terbuat dari
cincin tidak lengkap dari tulang rawan dan jika tulang rawan ini lemah tidak dapat
mendukung jalan napas.
Pada bayi cincin tulang rawan trakea terbuka sehingga udara bisa didapatkan dari
tenggorokan ke paru-paru. Ketika cincin ini kecil, berbentuk aneh, tidak kaku cukup, atau
tidak membentuk sama sekali maka trakea dapat menutup ke dalam dirinya sendiri. Hal
ini lebih mungkin terjadi saat mengembuskan napas dan menangis. Hal ini dapat
menyebabkan mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat. Biasanya tulang rawan
berkembang dengan sendirinya dari waktu ke waktu sehingga tracheomalacia tidak lagi
masalah. Sementara lebih umum pada bayi, tracheomalacia tidak terjadi pada orang
dewasa. Ketika masalah yang sama terjadi di saluran napas kecil disebut bronkus itu
disebut bronchomalacia. Saluran udara dari paru-paru yang sempit atau runtuh saat
mengembuskan napas karena pelunakan dinding saluran napas.
2.1.5 Manifestasi klinis
1. Batuk dengan suara brassy atau barking
2. Sesak nafas
3. Ditemukan suara wheezing(mengi)
4. Infeksi pada saluran nafas bawah berulang
5. Kelelahan
6. Apnea
2.1.6 Komplikasi
1. Pneumonia
2. Bronkitis
3. Polychondritis
4. Asma
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Meliputi : nama, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin,anak-ke, BB/TB, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1. Mengi, batuk, sesak napas, dan / atau napas cepat ,keadaan umum lemah.
3. Riwayat Kehamilan
c. Pemeriksaan Fisik
1. KU : Stidor Gagal nafas
2. TTV
TD : -
R:
S
3. KESADARAN :
4. KEPALA,MATA DAN LEHER
5. HIDUNG
6. MULUT
7. TELINGA
8. THORAK
9. ABDOMEN
10. UROGENITAL
11. EKSTREMITAS
12. INTEGUMENT
BAB III
TINJAUAN KASUS
12.1Kasus
semu
Anak berumur 2 bulan 28 hari di bawah ke rumah sakit, ibu mengatakan anak
menderita batuk & pilek serta nafas anak lebih cepat dari biasanya. Terkadang muntah sekitar
¼ gelas kecil atau sesuai yang dimakan. Pasien tidak menggigil, tidak mengalami kejang.
BAK dengan jumlah cukup, warna kuning serta bau khas. BAB tidak mengalami gangguan
warna hijau, konsistensi padat serta bau khas. Pasien masih batuk dan pilek. Anak masih
bersedia makan dan minum, BAB dan BAK tidak ada kelainan.3 hari lalu anak masih batuk
dan pilek.. Anak tampak lemas. Berat badan anak menurun dari 4,3 kg menjadi 3,5 kg. BAK
dan BAB tidak ada kelainan. Lalu anak dibawa ke RS. Kota Semarang, diperiksa Lab. Darah
dengan hasil : Hb : 9,7 g/dL ; Leu : 96.700/μl ; Tr : 1.057.000/μl ; Hc : 30,9% Dan mendapat
rujukan ke RS. Dr. Kariadi. An.A belum pernah dilakukan tindakan operasi. An.A tidak
mempunyai riwayat alergi. An.A tidak pernah jatuh / cedera sampai dirawat di RS.
12.2Pengkajian
IDENTITAS
Identitas anak Identitas Orang Tua
Nama : An.A Identitas Orang Tua :
Umur/Tgl lahir : 2 bulan 28 hari Nama ibu : Ny. I
Pendidikan :- Pekerjaan ayah/ibu : Buruh/Ibu
Rumah Tangga
Jenis kelamin : Laki-Laki Pendidikan ayah/ibu : SLTA
Suku/Bangsa : Jawa Pendidikan ayah/ibu : SLTA
Alamat : Margohayu RT04/0mak5 kec.
Karangawen Kab. Demak Pendidikan ayah/ibu : SLTA
Sumber informasi :-
2. Operasi : 3. A ergi :
l
Ya, T dak Tahun........
i Makanan, Obat, Udara, Debu, lainnya,
sebutkan…………………
4. Imunisasi :
B.C.G
Hepatitis B
D.P.T
Polio
Campak
Lain-lain
Riwayat pertumbuhan
1. BB saat ini :…3,5……kg, TB……58…cm, LK…38….cm, LD…41….cm, LLA…11…cm
2. BB lahir :2800……gram, BB sebelum sakit 4,3..........kg
3. Panjang badan lahir :…50..........cm
Riwayat perkembangan
1. Pengkajian perkembangan motorik halus dan kasar :
2. Sistem Pernafasan B1
a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas
Batuk produktif tidak produktifMasalah Keperawatan :
ketiakefektifan jalan nafas
Sekret :…….. Konsistensi :......................
Warna :.......... Bau :..................................
b. Irama nafas teratur tidak teratur
c. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes
d. Suara nafas Vesikuler ya
Ronki
e. Alat bantu napas
B n vesikuler
r k Wheezing
o o tidak
Jenis................... Flow.............lpm
Lain-lain :
4. Sistem Persyarafan B3
a. GCS : ……………..
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis
babinsky budzinsky kernig
d. Keluhan pusing
ya tidak
e. Pupil
Isokor Anisokor Diameter……..
f. Sclera/Konjunctiva
anemis ikterus
g. Gangguan pandangan
ya tidak Jelaskan……..
h. Gangguan pendengaran ya tidak Jelaskan……..
i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan……..
j. Isitrahat/Tidur....................Jam/Hari Gangguan tidur : ........................
Masalah Keperawatan : Tidak ada
gangguan
5. Sistem perkemihan B4
a. Kebersihan Bersih Kotor
b. Keluhan Kencing Nokturi Inkontinensia
8. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjat tyroid ya tidak
Masalah Keperawatan : Tidak
Pembesaran Kelenjar getah beningya tidak ada gangguan
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
Luka gangren ya tidak
Lain-lain:
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL
Ekspresi afek dan emosi : Senang, Sedih, Menangis, Cemas
Marah, Diam, Takut, Lainnya…………………….
Hubungan dengan keluarga : Akrab, Kurang akrab
Dampak hospitalisasi bagi anak :
Masalah keperawatan : Tidak ada
gangguan
Dampak hospitalisasi bagi orang tua :
Terapi
Tuban, ……,....................2012
(………………………)
Ketidakseimbangan
nutrisi
6.Informasikan 6.Memberikan
pada keluarga beberapa cara untuk
tentang tehnik mengatasi dan
relaksasi mengontrol dipsnea
untuk dan menurunan
memperbaiki pola jebakan udara
nafas.
7.Monitor pola
7.untuk mengetahui
nafas perubahan pola
nafas
3. Ketidakseimbangan Tujuan : 1.Kolaborasi 1. untuk memenuhi
nutrisi b/d kurangnya Setelah dilakukan dengan ahli gizi kebutuhan nutrisi
asupan makanan tindakan untuk untuk mengejar
keperawatan selam pemenuhan pertumbuhan dan
3x24 jam nutrisi. perkembangan anak
ketidakcukupan
nutrisi terpenuhi 2.Monitor adanya 2. mengetahui
dengan kriteria penurunan BB kemajuan dalam
hasil peningkatan BB
:
1. asupan makanan 3.Monitor turgor 3. Mengetahui
dan cairan bayi kulit, kekeringan, hidrasi pasien
tercukupi. rambut kusam, dan
2. terjadinya Hb.
penurunan
frekuensi 4. Monitor intake 4. Meningkatkan
muntah. nuntrisi intake makanan dan
3. Hemoglobin mencegah mual
dalam batas
normal
4. Berat badan
mengalami
peningkatan dalam
rentang normal.
3.6 IMPLEMENTASI Dan EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM / EVALUASI SOAP TTD
TGL
1 Memposisik 30 April S:Ibu mengatakan
an pasien 2018 nafas anak tampak
untuk 21.00 lebih cepat
memaksima O: -retraksi dada:
lkan normal
ventilasi - cuping hidung
Mengeluark 21.30 -RR: 20 x/menit
an sekret -pH: 7,20
kolaborasi -BE: -3
dengan -pO2: 75
PEMBAHASA
Bronkomalsia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungn tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (dibawah rakea,atau tenggorokan).
Tulang rawan melemah biasanya menyempi lebih mudah selama ekspiresi dan
memperpanjang waktu, atau mencegah dahak dan sekresi menjadi terperangkap.
Biasanya banyak menyerang pada anak usia kurang dari 6 tahun.
Bronkhomalasia di klasifikasikan menjadi 2 yaitu Bronkomalasia primer dan
bronkhomalasia sekunder
Penyebab Bronkhomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital)
dan mungkin berhubungan dengan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa
tulang rawan tidak terbentuk dengan baik.
Dari data yang diperoleh dalam pengkajian yang meliputi Riwayat Perawatan
Sekarang , Riwayat Keperawatan Kelahiran, Riwayat Keperawatan Keluarga dan
Riwayat Sosial , kasus bronkhomalasia diatas didapatkan diagnosa keperawatan yaitu
Gangguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi, Pola napas tidak
efektif b/d kelemahan otot pernafasan, Ketidakcukupan nutrisi b/d faktor biologis.
Dari diagnosa yang didapat, perawat dapat melakukan intervensi serta implementasi
keperawatan kepada pasien
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Bronkomalasia adalah masalah bawaan yang timbul dari dukungan tulang rawan
berkurang dari saluran udara yang lebih kecil (di bawah trakea, atau tenggorokan).tulang
rawan melemah biasanya menyempit lebih mudah selama ekspirasi dan memperpanjang
waktu, atau mencegah dahak dan sekresi mnejadi terperangkap.Biasanya banyak menyerang
pada anak usia kurang dari 6 tahun. (Children’s National Health System,2016)
Bronchomalasia paling sering terjadi pada saat lahir (kongenital) dan mungkin berhubungan
d engan kondisi lain. Saat ini, tidak diketahui mengapa tulang rawan tidak terbentuk dengan
baik.
Bronkomalasia terdapat 2 jenis yaitu bronkomalasia primer dan bronkomalasia
sekunder. Bronkomalais primer disebabkan oleh defisiensi pada cincin kartilago
diklasifikasikan sebagai kongenital sedangkan bronkomalasia sekunder merupakan kelainan
didapat (bukan kongenital) disebabkan oleh kompresi ekstrinsik (luar), dapat dari pelebaran
pembuluh-pembuluh darah, cincin vascular, atau kista bronkogenik. Pemeriksaan penunjang
dapat dilakukan dengan bronkoskopi, CT-Scan dada, dan MRI dada. Komplikasi yang dapat
terjadi antara lain pneumonia,bronchitis, polychondritis, dan asma.
5.2 SARAN
Bagi petugas kesehatan
Sebaiknya memeriksa keadaan bayi secara lengkap dikarenakan masalah bronkomalasia
sering terjadi pada saat lahir, sehingga saat terdeteksi secara dini maka akan lebih cepat untuk
penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
IDAI.Deklarasi Surabaya.Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak-XIV. Surabaya: 2018