Anda di halaman 1dari 12

LAB SKILL

TEKNIK MENYUSUI
Pengertian Cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi
dengan benar
Tujuan 1. Merangsang produksi ASI
2. Memperkuat reflex bayi
Persiapan 1. Bantal
alat/bahan 2. Lingkungan yang aman dan nyaman
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2. Menyiapkan alat
3. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Dekatkan alat-alat, bila klien siap dilakukan tindakan
6. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
7. Atur posisi klien

Fase kerja
1. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum melakukan
kegiatan
2. Mencuci tangan
3. Menanyakan kepada ibu apakah sudah tahu tentang teknik menyusi yang
benar
4. Menjelaskan agar ibu mencuci tangan sebelum menyusui
5. Atur posisi ibu senyaman mungkin
6. Mempersilahkan ibu membuka baju dan BH
7. Mengajari ibu untuk membersihkan puting dan areola mamae dengan
baby oil
8. Menjelaskan agar ibu mengoleskan ASI pada areola sebelum menyusui
9. Mendemonstrasikan posisi bayi :
a. Bayi dipegang dengan satu lengan,kepala terletak pada lengkung siku
ibu, dan bokong bayi terletak pada telapak tangan
b. Satu tangan bayi berada di belakang badan ibu, satu tangan didepan
c. Perut bayi menempel pada perut ibu
d. Kepala bayi menghadap payudara
e. Telinga bayi dan lengan terletak dalam satu garis lurus
10. Mendemonstrasikan cara memegang payudara (payudara disangga dengan
4 jari, ibu jari berada diatas untuk mengarahkan putting, membentuk huruf
C, (jangan menekan putting atau areola saja)
11. Mendemonstrasikan cara memberikan rangsang (menyentuh sudut
mulut/pipi bayi dengan puting atau jari kelingking)
12. Mendemonstrasikan cara pemberian ASI (dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu, puting dan sebagian besar areola masuk ke
mulut bayi)
13. Mendemonstrasikan cara melepas isapan isapan bayi (jari kelingking
dimasukkan ke sudut mulut atau menekan dagu)
14. Mendemonstrasikan cara menyendawakan bayi (bayi digendong tegak
bersandar pada bahu ibu, punggung ditepuk perlahan atau bayi
ditengkurapkan di pangkuan ibu kemudian punggung ditepuk)
15. Mendemonstrasikan agar ibu menyusui dengan payudara kanan dan kiri
secara bergantian (pindah ketika payudara sebelah sudah kosong dan
menyusui kembali dengan payudara yang terakhir diberikan)
16. Menjelaskan agar ibu menatap bayi dengan penuh kasih sayang selama
menyusui
17. Menanyakan kepada ibu apakah sudah paham tentang tehnik menyusui
yang benar
18. Kemampuan interaksi (memberi kesempatan pasien bertanya)
19. Menjawab pertanyaan dengan benar
20. Menjaga kenyamanan pasien

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan

LAB SKILL
MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR
Pengertian salah satu tindakan perawatan bayi sehari-hari yang dilakukan oleh seorang
bidan. Memandikan bayi baru lahir dilakukan pada saat suhu tubuh bayi
stabil yaitu 36,5˚C - 37,5˚C atau menunggu 6 jam setelah bayi lahir.
Tujuan 1. Membersihkan badan bayi.
2. Memberi rasa nyaman pada bayi.
3. Membuat bayi tetap wangi dan bersih.
4. Mengurangi risiko terjadinya infeksi.
5. Mandi sebelum tidur akan membantu relaksasi.
6. Merupakan bentuk perhatian ibu untuk menunjukan rasa sayangnya.
7. Merangsang saraf sensorik dan motorik.
Persiapan 1. Bak mandi diisi air hangat suhu 37,8˚C
alat/bahan 2. Pakaian bayi (baju bayi, popok, planel, tutup kepala)
3. Handuk
4. Tempat pakaian kotor
5. Sabun mandi
6. Shampoo bayi
7. Bengkok
8. Kapas cebok
9. Waslap 2 buah
10. Celemek plastik
11. Sarung tangan bersih
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2. Menyiapkan alat
3. Mencuci tangan
Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien/keluarga tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Lakukan kontrak
6. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
7. Pastikan penerangan/cahaya cukup
8. Atur posisi klien (bayi)

Fase kerja
1. Dekatkan alat/bahan, letakkan di tempat yang mudah dijangkau saat
memandikan bayi
2. Pastikan suhu ruangan normal : Suhu harus 20-25˚C, AC dan kipas angin
tidak boleh dihidupkan
3. Tuangkan air ke dalam bak mandi bayi dan cek temperature
Air dingin dituang secukupnya ditambah air panas secukupnya, banyak air
jangan melebihi setengah dari bak bayi, dan gunakan siku atau
pergelangan tangan bagian dalam
4. Cuci tangan dan keringkan
5. Lepaskan pakaian bayi
Buka satu persatu dan tutup kembali dengan handuk agar bayi tidak
kedinginan kecuali kepala.
6. Bersihkan kemaluan/genitalia bayi
Dengan menggunakan kapas yang dibasahi terlebih dahulu, buka kain
penutup. Bila perempuan, bersihkan daerah pubis, labia mayora dan
minora serta anus dan jika lakilaki, tarik preputium ke belakang kemudian
bersihkan, lalu bagian buah zakar (skrotum) dan anus. Bersihkan area
tersebut dari arah depan ke belakang. Ganti kapas setelah sekali pakai.
Dianjurkan memakai sarung tangan pada saat kontak dengan secret bayi.
7. Bersihkan muka dan keramasi kepala bayi.
Bersihkan muka dengan washlap basah dan gosokkan sampo ke tangan,
lalu usapkan ke kepala bayi
8. Basahi badan dan sabuni seluruh tubuh.
Menggunakan waslap I, lap leher, dada perut, ketiak, tangan, punggung
(miringkan badan dan kepala terlebih dahulu), paha. Kaki dibersihkan
menggunakan waslap dengan terlebih dahulu membuka handuk yang
menutupu tubuh lalu, apabila selesai tutup kembali. Sabuni dengan cara
yang sama munggunakan waslap kedua.
9. Pindahkan bayi ke dalam bak mandi bayi
Pegang bayi dengan tangan kiri secara aman yaitu dengan jari-jari kiri di
bawah ketiak bayi dan ibu jari di sekeliling bahu, tangan yang lain
menahan bokong dan tungkai kaki.
10. Bersihkan kepala dan badan bagian depan bayi.
Sampo dibersihkan dengan mengusapkan air ke kepala secara hati-hati,
jangan terkena mata dan masuk telinga, lalu basuh tubuh bagian depan
berturut-turut leher, dada, ketiak, lengan, perut, kemaluan, paha dan kaki
dengan usapan lembut sampai bersih.
11. Balikkan badan dan bersihkan punggung bayi
Posisi lengan diubah, posisi lengan kanan petugas berada di depan dada
bayi dan jarijari tangan kanan memegang ketiak kiri bayi, lalu basuh
punggung, bokong dan anus bayi secara lembut sampai bersih.
12. Angkat bayi :
Sama dengan cara memindahkan bayi
13. Keringkan bayi dan rapikan bayi :
Letakkan di atas handuk mandi yang sudah disiapkan, lalu segera
keringkan tubuh bayi sampai benar-benar kering.
Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan dan keringkan

Dokumentasikan tindakan memandikan bayi

LAB SKILL
PERAWATAN TALI PUSAT BAYI
Pengertian Tindakan perawatan pada tali pusat bayi baru lahir sejak dipotongnya tali
pusat sampai tali pusat puput atau kering dengan tujuan untuk mencegah
infeksi pada tali pusat bayi dan mempercepat penyembuhan luka bekas
pemotongan tali pusat
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat
4. Mencegah terjadinya tetanus pada bayi baru lahir
Persiapan 1. Korentang dalam tempatnya
alat/bahan 2. Handuk lap tangan
3. Kasa dan kapas pada tempatnya
Prosedur Tahap persiapan
dan 9. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
tindakan 10. Menyiapkan alat
11. Mencuci tangan

Tahap orientasi
12. Beri salam
13. Memperkenalkan diri
14. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
15. Menjelaskan pada klien/keluarga tujuan tindakan yang akan dilakukan
16. Lakukan kontrak
17. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
18. Pastikan penerangan/cahaya cukup
19. Atur posisi klien (bayi)

Fase kerja
1. Dekatkan alat
2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai
standar pencegahan infeksi
3. Lepas bungkus tali pusat
4. Ambil kapas dan bersihkan sisa tali pusat, dengan cara :
a. Pegang bagian ujung
b. Basahi kapas dengan air lalu bersihkan dari ujung melingkar ke batang
c. Disabuni pada bagian batang dan pangkal
d. Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang
e. Keringkan sisa air dengan kassa steril
5. Ambil kasa, kemudian bungkus sisa tali pusat Usahakan dibungkus
dengan baik
6. Ikat tali pusat dengan kasa Pastikan tali pusat telah diikat dengan hati-hati
dan tidak terlalu ketat
7. Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di
pinggir. Keuntungan: Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak
langsung mengenai tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
8. Kenakan pakaian pada bayi, lalu rapikan. Usahakan bayi merasa nyaman
dan rapi
9. Bereskan alat. Pastikan sampah dibuang pada tempatnya dan alat
disiapkan kembali dengan bersih
10. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien/keluarga
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan dan keringkan

Dokumentasikan tindakan memandikan bayi

LAB SKILL
PERAWATAN MATA BAYI
Pengertian Bagian penting dari perawatan bayi secara keseluruhan. Perawatan mata yang
benar bisa menghindari bayi terkena infeksi mata, karena bayi baru lahir
sangat rentan terjadi infeksi, pastikan penolong melakukan tindakan
perawatan mata dengan benar.
Tujuan Menjaga kebersihan mata dan mencegah terjadinya infeksi pada mata karena
kurang dibersihkan di daerah sekiar mata.
Persiapan 1. Handuk lembut dan lap tangan
alat/bahan 2. Cuttton bud pada tempatnya
3. Air matang pada tempatnya
4. Bengkok
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 4. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
5. Menyiapkan alat
6. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien/keluarga tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Lakukan kontrak
6. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
7. Pastikan penerangan/cahaya cukup
8. Atur posisi klien (bayi)

Fase kerja
1. Dekatkan alat/bahan, letakkan di tempat yang mudah dijangkau saat
perawatan mata bayi
2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai
standar pencegahan infeksi.
3. Posisikan bayi terlentang.
4. Celupkan cutton bud kedalam air mata.
5. Bersihkan mata bayi dengan cotton bud.
6. Lakukan usapan dari mata tengah ke pinggir, jangan bolak balik.
7. Lakukan satu kali usapan.
8. Ulangi usapan dari tengah ke pinggir (apabila mata masih kotor).
9. Buang cutton bud di bengkok.
10. Pijat secara halus pangkal hidung bayi (apabila air mata keluar terus).
11. Segera konsultasi ke dokter, bila setelah pemijatan air mata tetap keluar
atau mata merah dan keluar banyak tahi mata atau bila kondisinya
tambah parah seperti conjunctiva mata bengkak.
12. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk.

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan dan keringkan

Dokumentasikan tindakan perawatan bayi

LAB SKILL
PERAWATAN DIAPERS RUSH
Pengertian Perawatan diaper rush adalah perawatan yang dilakukan pada bayi yang
mengalami masalah diaper rush.
Tujuan Menjaga agar kulit bayi tetap bersih dan kering.
Persiapan 1. Korentang dalam tempatnya
alat/bahan 2. Handuk lembut dan lap tangan.
3. Kasa dan kapas pada tempatnya.
4. Obat diaper rush.
5. Popok dan pakaian bayi.
6. Model Bayi.
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2. Menyiapkan alat
3. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien/keluarga tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Lakukan kontrak
6. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
7. Pastikan penerangan/cahaya cukup
8. Atur posisi klien (bayi)

Fase kerja
1. Dekatkan alat/bahan, letakkan di tempat yang mudah dijangkau saat
perawatan mata bayi
2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai
standar pencegahan infeksi.
3. Lepaskan popok dan biarkan kulit bayi kena angin.
4. Ganti popok bayi dan basuh bokong bayi dengan mengeringkannya
sebelum memakaikan popok baru.
5. Bersihkan bokong bayi, alirkan air ke arah bokong dan jangan menggosok
bokongnya yang kemerahan.
6. Keringkan dengan handuk lembut dengan menepukkan handuk ke
permukaan kulit secara lembut.
7. Angin-anginkan bokong bayi sebentar hingga mengering sendiri.
8. Oleskan krem khusus ruam popok yang mengandung zinc oxide seperti
krem ruam popok untuk membantu menghilangkan iritasi pada kulit bayi
akibat ruam popok.
9. Biarkan agak mengering terlebih dahulu sebelum ditutup dengan popok
baru.
10. Ganti merk popok bayi, jika bayi alergi dengan merk popok tertentu.
11. Segera konsultasi ke dokter, bila ruam popok tidak hilang dalam waktu 3
hari atau bila kondisinya tambah parah seperti bintik merah, melepuh atau
keluar nanah.
12. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk.

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan dan keringkan

Dokumentasikan tindakan perawatan Diapers Rush


LAB SKILL
PERAWATAN ORAL RUSH
Pengertian Perawatan oral rush adalah perawatan yang dilakukan pada bayi yang
mengalami masalah pada mulut (suatu infeksi jamur di mulut)
Tujuan Menjaga agar mulut bayi tetap bersih
Persiapan 1. Korentang dalam tempatnya.
alat/bahan 2. Handuk lembut dan lap tangan
3. Kasa dan kapas pada tempatnya.
4. Larutan garam fisiologis.
5. Obat oral trush (Gention Violet 0,25% atau 1 ml Suspensi Nistatin).
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien
2. Menyiapkan alat
3. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien/keluarga tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Lakukan kontrak
6. Pastikan privacy klien terjaga/pasang sampiran
7. Pastikan penerangan/cahaya cukup
8. Atur posisi klien (bayi)

Fase kerja
1. Dekatkan alat/bahan, letakkan di tempat yang mudah dijangkau saat
perawatan mata bayi
2. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk : Mencuci tangan sesuai
standar pencegahan infeksi.
3. Bersihakan lebih dulu dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah
dibasahi dengan larutan garam.
4. Olesi mulut dengan gentian violet 0,25% atau 1 ml suspensi nistatin.
5. Bereskan alat-lat
6. Buang kain sehabis dipakai, dan buang di tempat sampah
7. Segera konsultasi ke dokter, bila oral trush bertambah parah seperti
(mukosa mulut kelihatan putih bertambah, bertambah merah)
8. Cuci tangan dan keringkan dengan handuk

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan dan keringkan

Dokumentasikan tindakan perawatan oral trush


LAB SKILL
LATIHAN SENAM HAMIL
Pengertian Senam hamil adalah senam yang merupakan suatu bentuk latihan untuk
memperkuat dan juga mempertahankan kelenturan dari dinding perut, otot-
otot dasar panggul yang nantinya akan mempermudah proses persalinan
normal
Tujuan 1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-
otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia yang berperan dalam
mekanisme persalinan
2. Melonggarkan persendian2 yg b.d proses persalinan
3. Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi
keluhankeluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas
4. Ibu mampu melakukan kontraksi dan relaksasi yang sempurna
5. Menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan
6. Mengatur diri dalam memperoleh ketenangan.
Persiapan 1. Matras
alat/bahan 2. 2 bantal
Prosedur dan Tahap persiapan
tindakan 1. Menyiapkan alat
2. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Beri salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir,
dan mencocokkan dengan identitas pasien)
4. Menjelaskan pada klien tujuan tindakan yang akan dilakukan
5. Menanyakan kesediaan klien untuk lakukan tindakan
6. Libatkan pasangan /keluarga untuk memberikan dukungan
7. Mengatur posisi peserta latihan

Fase kerja
1. Pernafasan Dada
Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan terjalin di atas dada.
Tiupkan nafas dari mulut sepanjang mungkin sambil kedua tangan
menekan dada pada hitungan 5-6-7-8. Kemudian tarik nafas dalam dengan
menggembungkan dada pada hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8
hitungan
2. Pernafasan Diafragma
Posisi seperti di atas dan tangan di atas perut, lakukan hal yang sama dan
dimulai pada hitungan yang sama. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan.
3. Penguatan Dan Perlemasan Otot Dasar Panggul
Ibu telentang dengan lutut ditekuk dan tangan di samping badan. Kerutkan
otot-otot yang ada dikedua paha hingga dengan sendirinya pantat terlepas
dari alat tidur. Jangan melakukan gerakan mengangkat paha dengan
sengaja agar latihan ini efektif. Kemudian lepaskan kerutan pelan-pelan
sehingga pantat kembali menyentuh alas tidur (1-2). Ulangi sampai 8 X 8
hitungan
4. Penguatan Dan Perlemasan Otot Tungkai
Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dengan tungkai kanan lurus, tangan
di samping badan. Angkat lurus tungkai kanan kemudian gerakkan
pergelangan kaki kedepan dan kebelakang kemudian luruskan kembali
dalam hitungan 1-2-3-4. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Lakukan hal yang
sama pada tungkai kiri dengan lutut kanan ditekuk
5. Penguluran Dan Perlemasan Otot Pinggang, Perut Paha
Ibu telentang dengan lutut kiri ditekuk dan tungkai kanan lurus, tangan di
samping badan. Gerakkan tungkai secara rata dengan alas tidur, kearah
pantat (sehingga tungkai seperti pendek) dan kearah mata kaki (sehingga
tungkai seperti panjang) dalam hitungan 8 X 8 hitungan
6. Lakukan hal yang sama pada tungkai kiri dengan menekuk lutut kanan
7. Ibu telentang lutut kanan ditekuk dan tungkai kiri lurus serta tangan di
samping badan. Dengan menjinjitkan telapak kaki kanan, gerakan lutut ke
arah kaki (sehingga paha seperti memanjang) kemudian tapakkan lagi kaki
kanan dan lutut tetap lurus. Dalam hitungan 1-2 Ulangi sampai 8 x 8
hitungan.
8. Ibu telentang dengan kedua lutut ditekuk dan kedua lengan membuka di
samping badan (seperti sayap pesawat terbang) kemudian gulingkan kedua
lutut ke kanan dengan menjaga badan tetap pada posisinya, kemudian
gulingkan ke kiri dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan
9. Ibu duduk dengan tangan bertelekan di belakang badan, kedua tungkai
lurus terbuka selebar bahu. Gerakan pergelangan kaki ke depan dan ke
belakang bergantian, dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan
10. Posisi ibu seperti di atas hanya gerakan pergelangan kaki ke samping luar
dan ke dalam. Dalam hitungan 1-2. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan
11. Sendi Bahu dan Payudara
Ibu duduk bersila, kedua tangan memegang bahu sisi yang sama. Gerakan
bahu memutar ke arah dalam dengan mempertemukan kedua siku kedepan
dada dan dengan menekankan lengan atas ke payudara dan bahu diputar
dengan putaran penuh (sampai ketiak terbuka) : satu kali putaran penuh
dalam satu hitungan. Ulangi sampai 8 X 8 hitungan. Kemudian lakukan
hal yang sama dengan memutar bahu ke arah luar
12. Koreksi Sikap
Ibu berdiri dengan kedua kaki lurus namun rileks. Agar posisi ibu tidak
terlalu tegak maka aturlah agar dada dan perut agak terdorong ke belakang
dan pantat agak terdorong ke depan. Pertahankanlah posisi ini semampu
mungkin setiap saat
13. Rileksasi Umum
Tidur telentang kepala disangga bantal, dan kedua tungkai disangga guling
hampir kearah pantat
14. Tidur miring kepala disangga bantal, tungkai yang sisi atas disangga
bantal (baik tertumpang di atas tungkai sebelah bawah maupun bertumpu
pada alas tidur). Bila perut sudah cukup besar pada sisi antara perut dan
alas tidur diganjal bantal tipis atau selimut yang terlipat
15. Posisi duduk pada kursi yang ada sandaran punggungnya namun muka
menghadap kearah sandaran kursi. Kedua tungkai ada di samping-
samping kursi, kedua lengan terlipat di atas puncak sandaran kursi untuk
tempat menyandarkan kepala

Tahap Terminasi
7. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
8. Evaluasi respon klien
9. Mengumpulkan dan merapikan alat
10. Kontrak pertemuan selanjutnya
11. Beri salam
12. Mencuci tangan

Dokumentasi
Waktu pelaksanaan, tanda waspada pada kehamilan, respon pasien selama
latihan senam hamil

LAB SKILL
LATIHAN SENAM NIFAS
Pengertian Latihan gerak untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-
otot kendur, terutama rahim dan perut yang meregang saat hamil.
Tujuan 1. Melancarkan sirkulasi darah terutama daerah kaki dan tungkai.
2. Mengencangkan kembali otot perut, pinggang dan daerah pelvis.
3. Mempercepat involusi
4. Membentuk sikap tubuh normal.
5. Mengencangkan otot tungkai.
6. Membentuk dan melancarkan keluarnya ASI.
7. Memperlancar pengeluaran lochea
Persiapan 1. Baki dan alasnya
alat/bahan 2. Spignomanometer
3. Stetoskop
4. Jam detik
5. Matras
6. Bantal 2 bantal
Prosedur Tahap persiapan
dan tindakan 1. Menyiapkan alat
2. Mencuci tangan

Tahap orientasi
1. Menyampaikan salam dengan ramah
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur senam nifas
3. Membuat kontrak
4. Mengatur posisi klien senyaman mungkin
5. Jaga privacy klien

Fase kerja
1. Periksa tekanan darah dan nadi
2. Ajarkan senam nifas
3. Pernafasan Abdomen
Sikap ibu terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut
diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan hingga
hitungan ke 5 atau hitungan ke 8 kemudian buang melalui mulut. Lakukan
5–10 kali.
4. Angkat lengan
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar
dengan bahu kemudian pertemuan kedua tangan tersebut tetapi di atas
muka. Lakukan gerakan ini dengan waktu 5–10 kali hitungan.
5. Pernafasan Abdomen Campuran dan Supine Pelvis Tilt
Sikap tubuh terlentang tetapi kedua kaki agak dibengkokkan sehingga
kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu dan tahan
hingga hitungan ke 3 atau ke 5 lalu turunkan pantat ke posisi semula dan
ulang kembali gerakan ini 5–10 kali.
6. Sikap tubuh bagian atas terletang dan kaki ditekuk ±45˚ kemudian salah
satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ±45˚ dan tahan
hingga hitungan ke–3 atau ke–5. Lakukan gerakan terebut berulang kali
5–10 kali per hari.
7. Sikap tubuh terlentang kemudian tarik sehingga paha membentuk sudut
±90˚ lakukan secara bergantian dengan kaki yang lain. Lakukan 5–10 kali.
8. Sikap tubuh terlentang gerakan kaki secara bergantian dengan
mengangkat kaki 20–30 cm dari permmukaan lantai. Lakukan 5–10 kali.
9. Sikap tubuh seperti bayi merangkak kemudian gerakan perut ke atas dan
ke bawah sebanyak 5–10 kali.
10. Sikap tubuh seperti bayi merangkak kemudian gerakan perut ke atas dan
ke bawah sebanyak 5–10 kali.
11. Sikap tubuh terlentang kemudian angkat kedua kaki hingga membentuk
sudut ±90˚. Lakukan 510 kali.
12. Sikap tubuh terlentang kemudian lakukan gerakan sit–up yaitu
mengangkat tubuh hingga posisi seperti orang duduk. Posisi kedua tangan
berada di bawah kepala. Lakukan gerakan 5–10 kali.

Tahap Terminasi
1. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan
2. Evaluasi respon klien
3. Mengumpulkan dan merapikan alat
4. Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
5. Beri salam
6. Mencuci tangan

Dokumentasi
Waktu pelaksanaan, tanda waspada nifas, respon pasien selama latihan senam
nifas

Anda mungkin juga menyukai