Anda di halaman 1dari 22

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR

1. Pengertian Membersihkan kulit tubuh bayi dengan menggunakan air hangat atau
minyak (baby oil)

2. Tujuan 1. Membersihkan tubuh bayi dari sisa-sisa lemak tubuh serta keringat
2. Merangsang peredaran darah
3. Memberikan rasa segar dan nyaman
4. Mencegah terjadinya infeksi tali pusat

3. Kebijakan 1. Bayi yang tali pusatnya belum terlepas (puput)


2. Bayi premature (BBLR)

4. Petugas Perawat

5. Peralatan Persiapan alat :


1. Meja mandi khusus
2. Handuk mandi
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap sekurang-kurangnya dua buah
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. Kapas lembab (yang telah diseduh dengan air mendidih) dalam
tempatnya
7. Kapas kering dalam tempatnya
8. Kapas alcohol dalam tempatnya
9. Minyak bayi (baby oil)
10. Ember bertutup untuk pakaian kotor
11. Tempat sampah bertutup
12. Perlengkapan pakaian bayi (baju, popok, gurita, dll)
13. Dua buah baskom berisi air hangat

Persiapan petugas :
1. Masker (bila perlu)
2. Pakaian khusus (barakskort)

6. Prosedur Pelaksanaan :
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus (barakskort)
2. Pintu dan jendela ditutup
3. Pakaian bayi dibuka
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR

4. Bayi diangkat ke meja mandi dan diletakkan pada posisi yang aman
5. Mata bayi dibersihkan memakai kapas lembab dengan cara
menghapus mulai dari bagian dalam dan selanjutnya mengarah ke
luar. Setiap kali usapan kapas harus diganti, hal ini dilakukan untuk
mencegah kontaminasi antara mata satu dengan yang lain.
6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih, setiap kali usapan
kapas harus diganti
7. Muka dilap dengan waslap setelah bersih dikeringkan dengan
handuk. Pada saat membersihkan muka, pemakaian sabun tidak
dianjurkan, karena soda sabun dapat menimbulkan iritasi pada mata
dan kulit muka bayi
8. Kemudian kepala bayi diletakkan di atas tangan kiri perawat secara
hati-hati. Lalu disabun dan dibersihkan memakai waslap. Pada saat
menyabun kepala bayi dijaga agar sabun tidak mengenai mata karena
dapat menimbulkan mata pedih dan iritasi. Setelah sabun bersih,
kepala dikeringkan dengan handuk.
9. Pakaian bayi dibuka, lalu tangan, badan dan kaki disabun dan
dibersihkan dengan waslap basah
10. Punggung disabun dengan menelungkupkan/ memiringkan bayi.
Selama menyabun punggung, dada dan leher bayi harus selalu berada
di atas lengan kiri perawat. Perawat memegang lengan kanan bayi
secara erat.
11. Punggung diseka dengan waslap basah. Sabun harus betul-betul
bersih dari semua bagian tubuh, terutama pada daerah lipatan, karena
soda sabun dapat menimbulkan rasa gatal dan iritasi.
12. Bokong dan daerah perineum dibersihkan paling akhir. Genitalia
dibersihkan dari bagian depan menuju bagian-bagian belakang untuk
mencegah kontaminasi kotoran dari anus dan harus betul-betul
diperhatikan mengingat daerah ini sering basah dan kotor.
13. Setelah bersih, tubuh bayi dikeringkan dengan handuk dan
selanjutnya diberi talk
14. Tali pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
15. Kulit yang terlalu kering diolesi minyak bayi, setelah itu pakaian
bayi dipasang.

7. Dokumen Terkait 1. Catatan perawatan


2. Buku laporan
8. Unit Terkait
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERI MINUM BAYI MENGGUNAKAN BOTOL SUSU

1. Pengertian Memberi minum dengan ASI atau susu buatan dengan menggunakan
botol susu

2. Tujuan Memenuhi kebutuhan tubuh bayi akan zat makanan, cairan dan elektrolit

3. Kebijakan Bayi yang produksi air susu ibunya kurang atau tidak ada sama sekali
Keadaan ibu dan anak tidak memungkinkan, misalnya pada ibu pasca
bedah atau bayi premature

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Botol dan dot tertutup steril yang telah berisi susu
2. Air matang dalam tempatnya
3. Sendok teh
4. Alas dada bayi atau lap

6. Prosedur 1. Perawat menggunakan pakaian khusus (barakskort)


2. Bayi harus dipangku dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan
3. Suhu susu diperiksa dengan cara meneteskan susu ke punggung tangan
perawat (susu yang baik adalah susu yang hangat-hangat kuku)
4. Bayi diberi minum, dengan kasih sayang dan penuh perhatian
5. Setelah minum susu, bayi diberi air matang untuk menghilangkan sisa
susu di mulut. Setelah itu mulut dan sekitarnya dibersihkan dengan
kapas pembersih, selanjutnya alas dada dibuka
6. Bayi diangkat kemudian ditelungkupkan di bahu perawat sambil
ditepuk-tepuk daerah punggungnya, agar bersendawa
7. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala miring
8. Catat jumlah susu yang diminum oleh bayi pada lembaran catatan
perawatan

7. Dokumen Terkait 1. Catatan perawatan


2. Buku laporan

8. Unit Terkait Unit perawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERI MINUM BAYI MENGGUNAKAN BOTOL SUSU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MEMBERIKAN THERAPI SINAR (BLUE LIGHT)

1. Pengertian Menyiapkan dan merawat bayi dengan terapi blue light


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMBERIKAN THERAPI SINAR (BLUE LIGHT)

2. Tujuan Terapi untuk menurunkan bilirubin bayi

3. Kebijakan Perawat

4. Petugas Klien bayi hiperbilirubin

5. Peralatan 1. Lampu neon/blue light terapi


2. Tempat tidur bayi dengan peralatan
3. Kain kassa / Possay
4. Plester
5. Kain penutup tempat tidur

6. Prosedur Persiapan klien:


1. Beritahu keluarga/orang tua klien tentang prosedur dan tujuan
tindakan
2. Siapkan bayi

Pelaksanaan:
1. Buka dan lepas pakaian bayi
2. Tidurkan bayi di tempat tidur
3. Mata ditutup dengan kain kasa/possay
4. Tempat tidur ditutup dengan kain selubung
5. Lampu dihidupkan dan diarahkan pada tempat tidur bayi 75-100 cm
dari tempat tidur bayi
6. Observasi respon bayi
7. Catat jam/tanggal tindakan dan hasil pengamatan

7. Dokumen Terkait - Catatan perawatan


- Kardek Klien
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN

SENDOK / PIPET

1. Pengertian Memberi minum dengan menggunakan sendok/pipet

2. Tujuan Memenuhi kebutuhan tubuh bayi akan zat makanan, cairan dan elektrolit

3. Kebijakan 1. Bayi yang mengalami kelainan bawaan pada mulut


2. Bayi yang mengalami kesukaran menghisap
3. Bayi yang tidak boleh menyusu pada ibunya
4. Bayi yang produksi air susu ibunya kurang atau ada kelainan pada
payudaranya

4. Petugas - Perawat

5. Peralatan 1. Pipet/sendok dalam keadaan bersih


2. Susu/minuman dalam tempatnya
3. Air matang dalam tempatnya
4. Alas dada

6. Prosedur Persiapan klien :


- Posisi bayi diatur sesuai dengan kebutuhannya

Pelaksanaan :
1. Pasang alas dada
2. Bayi dipangku dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan
3. Suhu susu diperiksa dengan cara meneteskan susu ke punggung tangan
perawat
4. Suhu susu yang baik adalah susu yang hangat-hangat kuku. Bayi diberi
minum sedikit demi sedikit, dengan rasa kasih sayang dan penuh
pengertian
5. Selesai pemberian susu, bayi diberi air matang secukupnya untuk
membilas sisa susu di mulut. Selanjutnya mulut bayi dibersihkan
dengan kapas pembersih
6. Bayi diangkat kemudian ditelungkupkan di bahu perawat sambil
ditepuk-tepuk daerah punggungnya, agar bersendawa
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MEMBERI MINUM BAYI DENGAN MENGGUNAKAN

SENDOK / PIPET

7. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala miring


8. Catat jumlah susu yang diminum oleh bayi pada lembaran catatan
perawatan

7. Dokumen Terkait - Catatan perawatan


- Buku laporan

8. Unit Terkait Unit perawatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MENGHITUNG DENYUT NADI PADA BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Menghitung denyut nadi bayi dan anak melalui perabaan pada nadi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGHITUNG DENYUT NADI PADA BAYI DAN ANAK

2. Tujuan Mengetahui jumlah denyut nadi dalam 1 (satu) menit

3. Kebijakan 1. Klien bayi dan anak yang baru masuk untuk dirawat
2. Secara rutin pada bayi yang sedang dirawat
3. Sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Arloji tangan dengan penunjuk detik atau polsteller


2. Buku catatan suhu dan nadi/lembaran catatan perawatan

6. Prosedur Persiapan klien :


Melakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Sebaiknya bayi/anak
dalam keadaan tenang/tidur.

Pelaksanaan :
Dapat dilakukan pada arteri temporalis, ubun-ubun bila belum tertutup.
1. Bayi/anak dibaringkan dalam posisi telentang
2. Apabila menghitung pada arteri tangan/kaki, maka bedong dibuka
sebelumnya
3. Perawat meraba arteri dengan jari telunjuk dan jari tengah, sambil
menghitung denyut nadi selama satu menit
4. Hasilnya dicatat dalam catatan perawatan
5. Bayi dirapihkan

7. Dokumen Terkait 1. Rekam medis


2. Catatan perawatan
3. Grafik suhu nadi
4. Buku laporan

8. Unit Terkait Unit perawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGHITUNG DENYUT NADI PADA BAYI DAN ANAK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGHITUNG PERNAFASAN PADA BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti ekspirasi) dalam


satu menit

2. Tujuan 1. Mengetahui jumlah dan sifat pernafasan dalam satu menit


2. Untuk mengetahui keadaan umum bayi/anak.

3. Kebijakan 1. Klien bayi yang baru masuk untuk dirawat


2. Klien anak yang baru masuk untuk dirawat
3. Setiap klien (secara rutin)
4. Klien tertentu sewaktu-waktu sesuai kebutuhan

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Arloji tangan dengan penunjuk detik


2. Buku catatan

6. Prosedur Persiapan klien ;


Melakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan berkomunikasi

Pelaksanaan pada bayi :


1. Bayi dalam keadaan tenang/tidur
2. Baju dibuka, penghitungan dilakukan dalam satu menit dan hasilnya
dicatat dalam catatan perawatan
3. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

Pelaksanaan pada anak :


1. Klien sebaiknya dalam keadaan tenang
2. Penghitungan pernafasan dilakukan bersamaan dengan pengukuran
suhu dan denyut nadi
3. Jumlah frekuensi pernafasan dihitung dalam satu menit dan hasilnya
dicatat pada catatan perawatan
4. Klien dirapihkan
7. Dokumen Terkait - Catatan perawatan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGHITUNG PERNAFASAN PADA BAYI DAN ANAK

- Rekam medis

8. Unit Terkait
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Mengukur besarnya lingkaran kepala bayi/anak dengan menggunakan pita


pengukur

2. Tujuan Mengetahui besarnya lingkaran kepala bayi untuk mendeteksi


pertumbuhan selanjutnya

3. Kebijakan 1. Bayi baru lahir


2. Klien tertentu sewaktu-waktu

4. Petugas Perawat

5. Peralatan Medline

6. Prosedur Persiapan klien :


Melakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberikan penjelasan
tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan.

Pelaksanaan pada bayi :


1. Tindakan harus dilakukan oleh dua orang perawat/petugas
2. Bayi/anak dibaringkan dalam posisi telentang dan dalam keadaan
tenang
3. Kepala bayi/anak diukur dengan cara, pita pengukur dilingkarkan pada
kepala bayi pada bagian yang paling menonjol. Untuk mempermudah
pelaksanaan pengukuran, usahakan agar bayi tidak bergerak
4. Hasil penghitungan dicatat dalam lembaran catatan perawatan (grafik
suhu nadi)

7. Dokumen Terkait 1. Rekam medis


2. Catatan perawatan
3. Grafik suhu nadi

8. Unit Terkait Unit perawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR LINGKAR KEPALA BAYI DAN ANAK
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Mengukur panjang badan/tinggi badan bayi atau anak dengan


menggunakan alat pengukur panjang badan/tinggi badan

2. Tujuan 1. Mengetahui panjang badan bayi


2. Mengetahui tinggi badan anak
3. Memantau perkembangan tinggi badan bayi/anak terkait proses
pertumbuhan

3. Kebijakan Indikasi :
1. Bayi baru lahir (setiap hari/secara rutin)
2. Klien anak yang baru masuk untuk dirawat
3. Klien bayi/anak dengan kebutuhan khusus
4. Dapat dilakukan saat mengukur berat badan
5. Lakukan dengan menggunakan permainan sehingga anak tidak cemas

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Ukuran panjang (meteran) yang terbuat dari kayu/metal horizontal


(untuk bayi)
2. Ukuran panjang (meteran) yang terbuat dari kayu/metal vertical (untuk
anak)

6. Prosedur Persiapan klien:


1. Melakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberikan
penjelasan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan sesuai
tingkatan perkembangan dan kemampuan klien/keluarga dalam hal
berkomunikasi
2. Lakukan pendekatan pada klien dengan menggunakan permainan yang
membuat klien merasa aman

Pelaksanaan pada bayi :


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR PANJANG BADAN BAYI DAN ANAK

1. Alat pengukur disiapkan


2. Bayi dibaringkan telentang tanpa dibendong dengan kedua kaki
diluruskan
3. Panjang badan diukur, mulai dari ujung kepala sampai ke tumit dan
hasilnya dicatat
4. Bayi dirapihkan dan diatur posisinya sesuai kebutuhan
5. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

Pelaksanaan pada anak :


1. Alat pengukur disiapkan
2. Anak diukur dengan posisi berdiri dan hasilnya dicatat
3. Anak diberitahu bahwa tindakan telah selesai, sambil dirapihkan
4. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

7. Dokumen Terkait 1. Catatan perawatan


2. Rekam medis

8. Unit Terkait Unit perawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR SUHU BADAN BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Mengukur suhu badan bayi dan anak dengan thermometer

2. Tujuan Mengetahui suhu badan bayi dan anak untuk menentukan tindakan
perawatan dan diagnosa

3. Kebijakan Klien bayi dan anak yang baru dirawat

4. Petugas - Perawat

5. Peralatan Persiapan alat :


1. Termometer dalam keadaan siap pakai
2. Vaselin/minyak dalam tempatnya
3. Bengkok (nierbekken)
4. Larutan sabun desinfektan, air bersih dalam tempatnya
5. Kain kasa/kertas tissue/lap pengering
6. Kapas cebok dalam tempatnya

6. Prosedur Persiapan klien:


Melakukan pendekatan kepada anak/keluarga dengan memberikan
penjelasan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan sesuai
tingkatan perkembangan dan kemampuan klien/keluarga dalam hal
berkomunikasi.

Pelaksanaan pada bayi:


1. Bayi dibaringkan dalam posisi telentang atau dimiringkan sedemikian
rupa, agar anus mudah dicapai
2. Popok bayi dibuka, lalu daerah anus dibersihkan

Pelaksanaan pada anak:


1. Alat-alat didekatkan pada klien
2. Ketiak dikeringkan
3. Termometer diperiksa, apakah air raksa tepat pada angka nol
4. Termometer dipasang tepat pada reservoirnya, jepitkan di tengah-
tengah ketiak dan lengan dilipatkan
5. Setelah lima sampai sepuluh menit thermometer diangkat langsung
dibaca dan hasilnya dicatat
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENGUKUR SUHU BADAN BAYI DAN ANAK

6. Termometer dicelupkan ke dalam larutan sabun, dilap dengan tissue,


kemudian direndam dalam larutan desinfektan. Selanjutnya
thermometer dibilas/dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan
7. Air raksa diturunkan kembali pada angka nol dan thermometer
diletakkan pada tempatnya
8. Klien dirapihkan
9. Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

7. Dokumen Terkait Catatan perawatan

8. Unit Terkait Unit perawatan

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MENIMBANG BERAT BADAN BAYI DAN ANAK

1. Pengertian Mengukur berat badan bayi atau anak dengan menggunakan timbangan
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI DAN ANAK

badan bayi atau anak.

2. Tujuan 1. Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan bayi dan anak
2. Mengetahui pertumbuhan bayi/anak termasuk dalam batas
normal/tidak
3. Membantu menentukan program pengobatan, diet, dll.

3. Kebijakan Indikasi:
1. Klien bayi dan anak yang baru masuk untuk dirawat
2. Setiap klien bayi yang dirawat harus diukur BB-nya setiap selesai
mandi
3. Klien bayi dan anak dengan penyakit tertentu, misalnya: diabetes
mellitus, penyakit jantung dan nefritis
4. Bayi dan anak yang dirawat (secara rutin)
5. Klien anak yang membutuhkan pengawasan BB
6. Klien tertentu sesuai kondisi klien, sewaktu - waktu

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Timbangan dewasa untuk anak dan timbangan bayi untuk bayi/BB <
20 kg dalam keadaan siap pakai
2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan (untuk timbangan bayi)

6. Prosedur Persiapan klien:


1. Usahakan membuat klien tenang
2. Bayi diselimuti dengan kain khusus (dibedong)
3. Lepaskan pakaian atau barang-barang yang memberatkan badan klien
4. Berikan penjelasan pada keluarga tentang prosedur yang akan
dilakukan
5. Melakukan pendekatan kepada keluarga dengan memberikan
penjelasan tentang tindakan-tindakan yang akan dilakukan sesuai
tingkatan perkembangan dan kemampuan klien/keluarga dalam hal
berkomunikasi

Pelaksanaan pada bayi:


1. Perawat memakai baju khusus (barakskort) dan masker bila perlu
2. Pintu dan jendela ditutup (bila perlu)
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MENIMBANG BERAT BADAN BAYI DAN ANAK

3. Timbangan diberi kain pengalas dan siap untuk dipakai


4. Timbangan distel dengan angka penunjuk pada angka nol (dikalibrasi)
5. Selimut bayi dibuka, lalu bayi dibaringkan di atas timbangan
6. Lakukan pengkajian secara umum terhadap kondisi bayi (kenali
keadaan kegawatan atau kondisi yang tidak normal)
7. Berat badan dicatat dalam catatan medik/catatan perawatan bayi
8. Bayi dirapihkan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula

Pelaksanaan pada anak:


1. Timbangan distel dengan angka penunjuk pada angka nol
2. Anak berdiri di atas timbangan
3. Berat badan dicatat dalam catatan medik/catatan perawatan
4. Klien diberitahukan bahwa tindakan telah selesai
5. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula

7. Dokumen Terkait Catatan perawatan

8. Unit Terkait Unit perawatan


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
MERAWAT TALI PUSAT PADA BAYI

1. Pengertian Memberikan perawatan terhadap tali pusat bayi

2. Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi


2. Mempercepat proses pengeringan tali pusat
3. Mempercepat terlepasnya tali pusat

3. Kebijakan 1. Bayi baru lahir


2. Bayi baru lahir yang dirawat

4. Petugas Perawat

5. Peralatan 1. Alkohol 70%, betadin 10% dalam tempatnya


2. Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya
3. Korentang dalam tempatnya
4. Perlengkapan pakaian bayi (gurita, popok, baju, dll)
5. Pengikat tali pusat steril
6. Aquadest steril
7. Gunting verband

6. Prosedur Persiapan klien :


Setelah dimandikan dan dikeringkan, bayi dibaringkan di atas meja
khusus/tempat tidur

Pelaksanaan :
1. Kasa pembungkus tali pusat ditetesi aquadest dan dibuka
2. Bersihkan tali pusat dengan kapas alcohol, mulai dari ujung sampai
pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan diameter 3 cm
3. Olesi tali pusat dengan betadine atau obat sejenisnya dengan cara yang
sama seperti di atas
4. Tali pusat selanjutnya dibungkus dengan kasa steril kering dan
difiksasi dengan menggunakan gurita
5. Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya dirapikan. Kemudian bayi
dibaringkan dengan posisi sesuai kebutuhan

7. Dokumen Terkait Catatan perawatan

8. Unit Terkait Unit perawatan


RESUSITASI NEONATUS
Resusitasi neonatus merupakan suatu prosedur yang
PENGERTIAN diaplikasikan untuk neonatus yang gagal bernafas secara
spontan
Sebagai acuan untuk mengenali dan menatalaksana
TUJUAN neonatus yang mengalami gawat pernafasan

Surat Keputusan Direktur RSUD Bayu Asih No.


440/Kep.17-RSUD Bayu Asih/2018 Tentang Kebijakan
KEBIJAKAN
Program Nasional Pada Rumah Sakit Umum Daerah Bayu
Asih Kabupaten Purwakarta
Langkah Resusitasi
Jangan menunggu untuk melakukan Nilai Apgar satu menit
untuk memulai resusitasi.
Semua petugas yang terlibat dalam persalinan harus :
Telah dilatih secara memadai
Efisien
Dapat bekerja sebagai tim
Semua peralatan yang diperlukan harus tersedia dan dalam
keadaan berfungsi baik

Sebelum Persalinan Dimulai


Informasikan unit neonatologi mengenai adanya persalinan
PROSEDUR risiko tinggi yang sedang terjadi. Dokter anak/petugas
kesehatan yang terampil dan terlatih dalam resusitasi, harus
menghadiri semua persalinan risiko tinggi
Untuk persalinan normal, petugas yang ahli dalam
resusitasi neonatus harus hadir
Untuk asfiksia, dua petugas yang ahli dalam resusitasi dan
dua asisten harus hadir
Semua peralatan harus disiapkan dan dicek sebelum
persalinan
Pemanas radian dinyalakan dan handuk hangat tersedia
Cek alat pengisap lender, oksigen, sungkup wajah dengan
ukuran yang sesuai serta balon resusitasi

Anda mungkin juga menyukai