Anda di halaman 1dari 34

1.

PERAWATAN PAYUDARA

PENUNTUN BELAJAR
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
Alat dan perlengkapan :
Baki beralas semua alat-alat perawatan payudara
Handuk 2 buah
Bengkok 1 buah
Peniti 2 buah
Baskom berisi air hangat 1 buah
Baskom berisi air dingin 1 buah
Waslap 2 buah
Bahan :
Phantom / Model Payudara
Minyak Steril / Baby oil dalam tempatnya
Potongan kapas berbentuk bulat
2. Menyapa ibu dan memberitahu ibu tentang tindakan yang akan
dilakukan.
PELAKSANAAN
3. Mencuci tangan sebelum tindakan dan keringkan.
4. Menyiapkan posisi ibu, baju bagian atas dibuka dan meletakkan
handuk di bahu serta pangkuan ibu dan mempertemukan ujung
keduanya dengan mengaitkan menggunakan peniti.
5. Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak
6. Memasang kedua kapas yang telah dibasahi minyak dibagian
aerola dan puting payudara selama 2-5menit
6. Membersihkan kotoran yang ada diseluruh permukaan
payudara dengan menggunakan kapas yang telah dilumuri baby
oil
7. Melakukan teknik hoffman ( jika terdapat puting susu yang
datar/tenggelam)
8. Menempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara,
kemudian urut ke atas terus ke samping, lalu kebawah dan
melintang sehingga tangan menyangga payudara, kemudian
lepaskan tangan dari payudara.
9. Menopang payudara kiri dengan menggunakan telapak tangan
kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan, kemudian sisi
kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari pangkal ke
arah puting, demikian pula pada payudara kanan.
10. Memposisikan telapak tangan menopang payudara seperti pada
cara no.9 kemudian jari-jari tangan dikepalkan, kemuidan buku-
buku jari tangan mengurut payudara dari pangkal ke arah
puting.
11. Mengompres payudara dengan waslap menggunakan air hangat
dan air dingin secara bergantian.
12. Membantu ibu untuk memakai kembali pakaiannya dan
menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyokong
payudara.
13. Membereskan alat-alat dan mencuci alat-alat yang telah dipakai
14 Mencuci tangan setelah melakukan tindakan dan keringkan.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
2. KONSELING ASI POSISI DAN TEKNIK MENYUSUI

PENUNTUN BELAJAR
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
(Persiapan Tempat)
1.
Penyediaan tempat yang nyaman dn amana untuk konseling
(Persiapan Alat)
2. a. Alat Tulis, Pena dan buku
b. Alat bantu untuk konseling
(Persiapan Pasien)
a. Sambut pasien dan keluarga dengan ramah
b. Perkenalan diri
c. Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang nyaman
d. Menanyakan maksud dan tujuan kunjungan klien
3.
e. Tanyakan riwayat menyusui sebelumnya :
1) Ibu menyusui ASI eksklusif atau tidak?
2) ASI keluar banyak atau tidak?
3) Ada masalah dalam pemberian ASI atau tidak? (jika ada tanyakan
apa permasalahannya dan cara mengatasinya)
PELAKSANAAN KONSELING
(Menjelaskan Pengertian ASI Eksklusif)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepda bayi sejak usia 0-6 bulan, tanpa
4. penambahan apapun air juga tidak, benar-benar hanya ASI. Karena lambung bayi
sangat kecil, karena ASI saja sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi
secara sempurna
(Menjekaskan tentang komposisi ASI Eksklusif)
5. ASI memiliki komposisi gizi untuk bayi yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin ( Vitamin A, D, E, K, B dan C)
(Menjekaskan tentang Manfaat ASI Eksklusif)
a. Untuk bayi
1) Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik
2) Kolustrum atau air susu pertama mengandung antibody yang kuat
untuk mencegah infeksi
3) ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan makanan
6. untuk bayi
4) ASI mudah dicerna oleh bayi
5) ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik
6) Pemberian ASI disarankan sampai 1 tahun
b. Bagi Ibu
1) Pemberian ASI sebelum beberapa hari pertama membuat rahim
berkontraksi sehingga mempercepat proses pemulihan
2) Mempercepat penurunan berat badan
3) Ibu menyusui yang haidnya belum muncul kecil kemungkinan untuk
hamil kembali
4) Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada bayinya
karena dengan menyusui bayi dapat mendekatkan sentuhan ibu ke
bayi
(Menjekaskan hal apa saja yang mempengaruhi produksi ASI)
a. Makanan ibu
b. Ketenangan hati, jiwa dan pikiran
7.
c. Penggunaan alat kontrasepsi
d. Perawatan payudara
e. Pola menyusui bayi
(Menjelaskan tentang posisi bayi menyusi bayi)
a. Posisi madona atau menggendong
Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan
pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya
unruk memegang payudara jika diperlukan
b. Posisi football atau mengepit
Bayi berbaring atau punggung melingkar anatar lengan dan samping dada
8.
ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyanggah bayi,dan ia
mengguanakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan.
c. Posisi berbaring miring
Ibu dan bayi berbaring miring salingb berhadapan. Posisi ini merupakan
posisi yng paling aman bagi yang mengalami penyembuhan dan proses
persalinan melalui pembedahan
(Menjelaskan teknik menyusui bayi dengan bai dan benar)
a. Sebelum menyusui keluarkan sedikit ASI kemudian dioleskan pada
putting dan sekitar aerola sebagai desinfeksi dn menjaga kelembapan
putting susu
b. Gunakan bantal atau selimut utnuk menopang bayi. Bayi ditidurkan di
atas pangkuan ibu dengan cara :
1) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak
9.
tangan ibu.
2) Satu tangan bayi diletakkan di belakang bdan ibu dan yang satu
didepan
3) Perut bayi menempel pada ibu, kepala bayi menghadap payudara
4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu gars lurus
5) Ibu menutap bayi dengan enuh kasih saying
c. Tangan kanan menyanggah payudara kiri dengan keempat jari dan ibu
jari menekan bagian atas aerola
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh
pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan di payudara
ibu dengan putting serta aerola dimasukkan dimulut bayi. Usahakan sebagian
besar aerola dapat masuk kemulut bayi sehingga putting susu berada di bawah
langit-langit dan lidah bayi aan menekn ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak dibwah aerola
(Menjelaskan tentang tanda-tanda Bayi cukup ASI)
a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
ASI 8x pada 2-3 minggu pertama
b. Kotoran berwarn kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi
muda pada hari ke 5 setelah lahir
c. Bayi akan buang air kecil atau BAK paling tidak 6-8x sehari
10. d. Saat buang air besar (BAB), apabila BAB bayi berwarna kuning dan
berbiji-biji itu tandanya bayi sudah mendapatkan cukup ASI
e. Payudara terasa lebih lembek dan terasa kosong ketika sehabis menyusui
f. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan bayi (TB) sesuai dengan
grafik pertumbuhan
g. Bayi kelihatan puas, suatu waktu akan bangun dan tidur dengan cukup
pulas
EVALUASI
(Evaluasi hasil konseling yang sudah disampaikan)
11. Menanyakan keada klien apakah sudah mengerti tentang penjelasan yang sudah
disampaikan
12. Motivasi klien untuk ASI Eksklusif
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang apa yang belum
13.
dipahami
14. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah disampaikan
Anjurkan klien unruk dating kembali jika ada keluhan mengenai pemberian ASI
15.
Eksklusif
16. Dokumentasi
TEKNIK
17. Menjelaskan secara sistematik tindakan yang dilakukan
18. Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri
19. Mengadakan kontak mata
20. Bekerja dengan cermat dan teliti
21. Memperhatikan teknik Septik dan Aseptik
3. PALPASI LEOPOLD DAN DJJ

KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5

1. Menyiapkan alat-alat di dekat klien

Memberitahu klien mengenai prosedur pemeriksaan

2. Mencuci tangan dan mengeringkannya

Pencegahan infeksi sebelum melaksanakan tindakan

3. Mengatur posisi ibu hamil senyaman mungkin

Perhatikan dengan baik privacy ibu, tutupi bagian ekstremitas dan


perut ibu dengan selimut

4. Melakukan pemeriksaan Leopold I :

Menentukan bagian janin yang terdapat di bagian fundus serta


mengukur tinggi fundus

a. Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk,
selimut di kebawahkan sampai kira-kira berada di atas symphisis.
Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu, uterus diketengahkan
terlenih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin yang berada di daerah
fundus uteri

b. Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba
daerah symphisis letakkan pita pengukur pada pinggir atas symphisis
kemudian bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu ke arah
fundus uteri.

Pita pengukur hendaknya dipasang terbalik (angka dalam cm


menghadap ke perut ibu) dan membaca angka pada pita pengukur.
Dengan tujuan agar hasil pemeriksaan lebih akurat

5. Melakukan pemeriksaan Leopold II

Menentukan batas samping kanan dan kiri terhadap uterus ibu

Kedua tangan pemeriksa bergeser ke batas samping kanan dan kiri


ibu, lalu rabalah bagian janin yang terdapat pada sebelah kanan ibu,
apakah terdapat tahanan yang lurus, keras, panjang serta mendatar
seperti papan (punggung janin) ataukah teraba tonjolan-tonjolan
kecil (ekstremitas janin)

6. Melakukan pemeriksaan Leopold III

Menentukan bagian terendah janin, serta apakah bagian terendah itu


sudah memasuki pintu atas panggul atau belum.

Tangan pemeriksa meraba bagian terendah janin yang terdapat di


daerah pinggir symphisis, lalu goyangkan sedikit, jika masih dapat
digoyangkan maka bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul. Jika tidak dapat digoyangkan maka bagian terendah janin
sudah memasuki pintu atas panggul.

7. Mencuci tangan dan mengeringkannya

8. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

9. Mencatat hasil pemeriksaan kepada ibu

SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%

27
4. PEMERIKSAAN DALAM (VT)

KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5

Persiapan Tindakan

1. Pasien :

 Selimut mandi
 Kapas sublimat.
 Air DTT dalam kom.
 Bengkok
 Larutan klorin 0,5 %
 Status ibu dan alat tulis.
2. Petugas :

 Apron plastik, masker, kacamata pelindung


 Sarung tangan DTT/steril
 Alas kaki/sepatu boot karet
3. Lingkungan :

 Ruangan dalam keadaan tertutup


Persetujuan Tindakan Medik

4. Menjelaskan pada ibu apa yang akan dikerjakan dan


memberitahukan kemungkinan ketidaknyamanan serta memberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan

5. Dengarkan apa yang disampaikan oleh ibu

6. Berikan dukungan emosional dan jaminan pelayanan

Tindakan

7. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta


mengeringkannya dengan handuk bersih.

8. Meminta ibu untuk berkemih dan membasuh regio genetalia dengan


sabun dan air bersih

9. Meminta ibu berbaring di tempat tidur


10. Menutupi badan ibu dengan selimut atau kain

11. Mengatur posisi ibu dorsal recumbent

12. Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

13. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati


dari depan ke belakang dengan kapas atau kassa yang sudah dibasahi
air DTT. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh
kotoran ibu, membersihkan dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kassa yang sudah
terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan
jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)

14. Memeriksa genitalia luar ;

Inspeksi :

 Perdarahan.
 Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
 Mekoneum ; kental atau encer
 Bagian yang menumbung.
 Lendir darah.
 Perlukaan
 Massa
 Varices
 Edema
 Haemoroid
 Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan
dalam.

15. Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan
kiri pemeriksa. Masukkan jari telunjuk tangan kanan pemeriksa
dengan hati-hati diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan
berada dalam vagina, tangan kiri pemeriksa diletakkan di fundus ibu.
Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan
mengeluarkannyasebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum
pecah, jangan lakukan amniotomi.

16. Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka
atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi
penting pada saat kelahiran bayi.

17. Nilai pembukaan dan penipisan serviks

18. Pastikan tali pusat umbilikus dan/atau bagian-bagian kecil (tangan


atau kaki bayi) tidak teraba pada saat melakukan pemeriksaan
pervaginam.

19. Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah
masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan
temuan-temuan dari pemeriksaan abdomen untuk menentukan
kemajuan persalinan.

20. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali
untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang
tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan
lahir.

21. Setelah pemeriksaan lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksa dengan


hati-hati, sambil meminta ibu untuk menarik nafas panjang.

22. Mendekontaminasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan


tangan yang masih memakai sarung tangan kotor dedalam larutan
klorin 0,5% dan kemudian melepaskan dalam keadaan terbalik serta
merendamnya di dalam larutan tersebut selama 10 menit. Mencuci
kedua tangan (seperti diatas)

23. Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang
nyaman

24. Memberitahu ibu dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan.

25. Mencatat /mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan pada status


ibu.
5. MEMANDIKAN BAYI DAN PERAWATAN TALI PUSAT

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
Ucapkan salam, menyambut klien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan
1.
dengan ramah
Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan, meminta persetujuan dan
2.
kontrak waktu.
Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberikan perhatian
3.
pada setiap pertanyaan klien
Tanggap dan merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan kominikasi
4.
aktif dengan pasien
5 Sabar dan teliti, tidak tergesa-tergesa, percaya dan tidak gugup
PERSIAPAN:
1. Persiapan tempat
a. Bersih
b. Aman
c. Nyaman
d. Rapi
e. Tenang

2. Persiapan alat
a. Bak mandi berisi air hangat
b. Washlap
c. Sabun mandi
d. Handuk
e. Pakaian bayi
f. Kapas DTT
g. Bengkok
h. Sarung tangan
i. Scort/celemek
PENILAIAN CONTENT / ISI
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Pakai sarung tangan dengan skort / celemek
3. Letakkan bayi di meja mandi
4. Buka pakaiam bayi
5. Basahi waslap dengan air hangat
Seka bayi dengan waslap basah dari kepala, leher, dada, tangan, perut,
6.
punggung, kaki, bokong dan genetalia
7. Basahi waslap dan beri sabun
8. Seka dengan waslap yang telah diberi sabun mulai dari kepala, leher, dada,
tangan, perut, punggung, kaki, bokong dan genitalia
Angkat tubuh bayi dengan cara memasukkan tangan kiri kebawah leher bayi
hingga pergelangan tangan berada di bawah leher, tiga jari berada dibawah
9.
ketiak kiri bayi dan ibu jari serta telunjuk di bagian bahu kiri. Tangan kanan
memegang bokong bayi melalui kedua paha bayi
Masukkan bayi ke dalam bak mandi dengan hati-hati dengan posisi setengah
10.
duduk
Bersihkan bekas sabun yang ada di tubuh bayi mulai dari kepala, leher, dada,
11.
tangan, perut dengan tangan kanan penolong
12. Telungkupkan bayi di atas tangan kiri, jari-jari di bawah ketiak kanan bayi
Bersihkan sabun yang ada di tubuh bayi mulai dari punggung, bokong, kaki
13.
dengan tangan kanan penolong
14. Kembalikan bayi ke posisi telentang
15. Angkat bayi dan letakkan di atas handuk bersih, lembut dan kering
Keringkan tubuh bayi mulai dari kepala, tangan, leher, punggung, kaki, bokong
16.
dan
17. Bersihkan tali pusat dengan kapas DTT
18. Kenakan pakaian pagi
19. Letakkan bayi di box bayi/ditempat yang aman
20. Bereskan alat
21. Buka sarung tangan serta skort/celemek
22. Cuci tangan dengan sabun air mengalir , mengeringkan dengan handuk bersih
23. Lakukan pendokumentasian
TEKNIK
1. Laksanakan tindakan secara sistematis
2. Lakanakan tindakan secara berurutan
3. Jaga privacy pasien
4. Laksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
6. METODE KANGGURU

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggap terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT / ISI
Melakukan Informed concent dan memastikan ibu mengerti prosedur dan
1.
tujuan tindakan yang akan dilakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dan meletakkab
secara ergonomis

Alat dan bahan :


a. Baju tanpa lengan
2. b. Popok bayi
c. Kaos kaki
d. Gendongan atau baju metode kangguru
e. Baju ibu model kangguru
f. Baju ibu model kancing depan
g. Selimut bayi
3. Mencuci tangan dengan 7 langkah
Pastikan kebersihan badan ibu utamanya daerh dada dan abdomen, sudah
4.
mandi
Berilah bayi pakaian : topi, baju dengan bagian dada dibiarkan terbuka, popok,
5.
dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu
Letakkan bayi di dada ibu:
a. Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat apakah kepala bayi
6. sudah terifikasi pada dada ibu
b. Posisikan bayi dalam “Frog Position” yaitu fleksi pada siku dan tungkai,
kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi
7. Ikat bayi dan ibu dengan gendongan agar terfiksasi dengan baik
Tutupi bayi dengan pakaian ibu di tambah selimut yang sudah dihangatkan
8.
sebelumnya
Mencuci tangan dan mengeringkan (lepaskan jam tangan dan perhiasan lalu cuci
tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun atau cairan
9.
desifektan dengan menggunakan teknik 7 langkah dan keringkan dengan
handuk bersih)
10. Melakukan pendokumentasian
TEKNIK
1. Melaksankan tindakan secara sistematis
2. Melaksanakan tindakan secara berurutan
3. Menjaga privacy pasien
4. Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu

7. PENGUKURAN TTV DAN ANTROPOMETRI BAYI

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggap terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT/ISI
Melakukan informed concet dan memastikan ibu mengerti prosedur dan tujuan
1.
pemeriksaan yang akan di lakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan dan meletakkan
2.
secara ergonomis
3. Memnjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
Mencuci tangan dan mengeringkan (lepaskan jam tangan dan perhiasan lalu cuci
tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun atau cairan
4.
desifektan dengan menggunakan teknik 7 langkah dan keringkan dengan
handuk bersih)
Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur (upayakan tempat untuk
5.
pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh)
Pemeriksaan keadaan bayi
a. Ukuran secara keseluruhan
b. Kepala badan dan ekstremitas
6.
c. Tonus otot, tingkat aktivitas
d. Warna kulit dan bibir
e. Tangis bayi
7. Mengukur denyut Jantung bayi (N: 120- 160 x/menit)
8. Mengukur pernapasan bayi (Normal: 40-60 x/menit)
9. Mengukur suhu bayi (Normal: 36,5-37,5)
Melakukan penimbangan dengan cara meletakkan kain atau kertas pelindung
10. dan atur skala penimbangan. Hasil penimbangan dikurangi dengan berat alas
dan pembungkus bayi
Melakukan pengukuran panjang badan, meletakkan bayi di tempat yang datar .
11.
Mengukur panjang bayi menggunakan alat pengukur panjang badan bayi
menggunakan alat pengukur panjang badan dari kepala smpai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan
12. Mengukur lingkar kepala
Mengukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
13
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susus)
14. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
15. Merapikan bayi
16. Membereskan alat
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan 7 langkah
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah di lakukan
TEKNIK
1. Melaksanakan tindakan secara sistematis
2. Melaksanakan tindakan secara berurutan
3. Menjaga privacy pasien
4. Melaksankan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu

8. PEMERIKSAAN BBL DAN REFLEKS

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggapan terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT/ISI
Melakukan informent concent dan memastikan ibu mengerti prosedur dan
1.
tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan dan meletakkan
2.
secara ergonomis
3. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
Mencuci tangan dan mengeringkan (lepaskan jam tangan dan perhiasan lalu cuci
tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun atau cairan
4.
desifektan dengan menggunakan teknik 7 langkah dan keringkan dengan
handuk bersih)
Meletakkan bayi pada tempat yang rata/ tempat tidur (upayakan tempat untuk
5.
pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh
Melakukan pemeriksaan kepala. Melakukan pengecekan kontur tulang
tengkorak, penonjolan daerah yang cekung, memperhatikan juga hubungan
6.
kedua telinga simetris atau tidak dan keadaan mata, apakah ada tanda-tanda
infeksi, memperhatikan juga bibir dan mulut
Melakukan pemeriksaan leher. Mengamati apakah ada ada pembengkakan atau
7.
pembesaran kelenjar thyroid atau vena jugu laris
Melakukan pemeriksaan dada, memperhatikan bentuk puting, bunyi napas,
8.
bunyi jantung
9. Memeriksa bahu, lengan, tangan . Memperhatikan gerakan dan jumlah jari
10. Memeriksa adanya refleks moro
Memeriksa perut, memperhatikan bentuk, penonjolan sekitar pusat,
11.
pendarahan tali pusat, benjolan
Memeriksa genetalia laki-laki, memperhatikan skrotum apa sudah turun, penis
berlubang
12. Atau
Memeriksa genetalia perempuan, memperhatikan vagina berlubang, urethra
berlubang, habiya mayora dan labiya minora
13. Memeriksa tungkai dan kaki, memperhatikan gerakan, jumlah jari, bentuk
Memeriksa punggung dan anus, memperhatikan adakah pembengkakan atau
14.
ada cekungan, periksa anus berlubang atau tidak
Memeriksa kulit, memperhatikan vernik, warna kulit, pembengkakan dan bercak
15.
hitam, tanda lahir
16. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
17. Merapikan bayi
18. Membereskan alat
19. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan 7 langkah
20. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah di lakukan
TEKNIK
1. Melaksanakan tindakan secara sistematis
2. Melaksanakan tundakan secara berurutan
3. Menjaga privacy pasien
4. Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
9. KONSELING DETEKSI DINI TANDA BAHAYA PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP
(Persiapan tempat)
1. Key Point:
Penyediakan tempat yang nyaman dan aman untuk melakukan konseling
(Persiapan Alat dan Bahan

a. Alat tulis, pena dan buku


2. b. Alat bantu konseling

Key Point:
Alat bantu konseling
Sambut pasien dan keluarga dengan ramah
3.
Key Point:
Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang nyaman perkenalkan diri.
Menanyakan maksud dan tujuan kunjungan klien
4.
Key Point:
Untuk mengetahui apa keluhan pasien
PELAKSANAAN KONSELING
Menjelaskan asupan gizi pada masa nifas
5.
Key point:
Berikan penjelasan tentang asupan gizi pada masa nifas
Menjelaskan tentang kebersihan diri pada masa nifas
6.
Key Point:
Mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas
Menjelaskan tentang tanda bahaya pada masa nifas
7.
Key Point:
Penyulit dan tanda bahaya nifas
Menjelaskan tanda bahaya padaBBL
8.
Key Point:
Penyulit dan tanda bahya padaBBL
EVALUASI
9. Evaluasi hasil konseling yang sudah disapaikan
Key Point:
Menanyakan kepada klien apakah sudah mengerti tentang penjelasan yang
telah disampaikan
Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah di sampaikan

10. Key Point:


Memastikan bahwa klien telah memahami penjelasan bidan dan memberikan
kesempatan pada klien untuk bertanya tentang apa yang belum di pahami
Anjurkan klien untuk datang kembali jika ada keluhan yang di alami selama masa
11.
nifas
12. Dokumentasi
TEHNIK
13. Menjelaskan secara sistematik tindakan yang di lakukan
14. Menggunakan bahasa yang dapat di mengerti
15. Mengadakan konta mata
16. Bekerja dengan cermat dan teliti
17. Memperhatikan teknik septik dan aseptik

10. MANAJEMEN AKTIF KALA II DAN PERSIAPAN ALAT APN DENGAN PERTOLONGAN
PERSALINAN KALA III

KASUS
LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5

I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA


1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua :
 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan/atau vaginanya
 Perineum menonjol
 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan, yaitu :
◈ Partus set :
 2 klem kelly atau kocher
 Gunting tali pusat
 Benang tali pusat
 ½ kocher
 1 ½ pasang sarung tangan DTT
 Kateter nelaton
 Gunting episiotomi
 Kassa secukupnya
♠ Kapas DTT dalam tempatnya
♠ Spuit 2 ½ atau 3 ml
♠ 1 ampul oksitosin 10 U
♠ Kapas alkohol dalam tempatnya
♠ DeLee

♠ 2 kain bersih

♠ 2 handuk

♠ Celemek plastik

♠ Perlengkapan perlindungan pribadi : masker, kaca mata, alas kaki tertutup

♠ Perlak

♠ Lenec

♠ Tensimeter

♠ Larutan klorin 0,5 % dalam tempatnya

♠ Air DTT dalam tempatnya

♠ 3 buah tempat sampah : basah, kering, tempat benda tajam

♠ Kantung plastik atau pendil

♠ Kain ibu

♠ Pembalut

♠ Gurita

♠ Waslap

Mematahkan ampul oksitosin 10 U, dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan haduk
satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya kembali di partus set/ wadah
desinfeksi tingkat tinggi atau steril tampa mengkontaminasi tabung suntik.

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP & KEDAAN JANIN BAIK


7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah dibasahi air desinfeksi
tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu,
membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang.
Membuang kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti
sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut dengan
benar di dalam larutan dekontaminai, langkah # 10)
8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
bahwa pembukaan sudah lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan
amniotomi.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti di atas).
10. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi uterus berakhir untuk
memastikan DJJ dalam batas normal (100 – 180 x/mnt)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil
penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES PIMPINAN MENERAN

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.

 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan


pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman
persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan
memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran. (Pada saat ada
his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan kuat untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran
 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran
 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu
berbaring terlentang)
 Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi
 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu
 Menganjurkan asupan cairan per oral
 Menilai denyut jantung janin setiap lima menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120
menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara,
merujuk segera
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran

 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran
pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera

V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRAN BAYI


14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk
bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
 Sediakan tempat untuk mengantisipasi terjadinya komplikasi persalinan (asfiksia),
sebelah bawah kaki ibu tempat yang datar alas keras. Beralaskan 2 kain dan 1
handuk. Dengan lampu sorot 60 watt (jarak 60 cm dari tubuh bayi)
15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu

16. Membuka partus set

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan

VII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI

Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas
cepat saat kepala lahir
 Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi
atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kassa yang
bersih
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.

 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan

Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior

Lahinya Badan dan Tungkai


23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berda di
bagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke
tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum,
gunakan lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterio (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan
anterior bayi saat keduanya lahir.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung dan kaki lahir.
Memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

VII. PENANGAN BAYI BARU LAHIR


25. Menilai bayi dengan cepat (jika dalam penilaian terdapat jawaban tidak dari 5 pertanyaan,
maka lakukan langkah awal), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di
tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian tali
pusat
27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan
pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem
pertama (ke arah ibu)
28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting, dan memotong
tali pusat di antara dua klem tersebut
29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang
bersih dan kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, mengambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.

VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF PERSALINAN KALA III


Oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dulu.

Penegangan Tali Pusat Terkendali


34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan perenganganke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak
lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan peragangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai.

 Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu

Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit :
 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
 Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu
 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
 Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepasakan
selaput yang tertinggal

Rangsangan Taktil (Pemijatan) Uterus


39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus,
meletakkan telapak tangan kanan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras ).
IX. MENILAI PERDARAHAN
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15 detik
mengambil tindakan yang sesuai
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
yang mengalami perdarahan aktif

X. MELAKUKAN PROSEDUR PASCA PERSALINAN


42. Menilai ulang uterus dan memastikan berkontraksi dengan baik
Mengevaluasi perdarahan pervaginam

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air didensinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali
disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul
mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih dan kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI

Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai
untuk menatalaksana atonia uteri
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan
anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.

50. Mengajarkan ibu / keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus
51. Mengevaluasi kehilangan darah

52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban, lendir
dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
56. Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%,
dan membilasnya dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir

Dokumentasi

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

11. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE

Nilai
No Aspek Yang Diuji
0 1 2 3 4
1 Mempersiapkan alat-alat dan mendekatkannya
ke klien
2 Memberitahukan klien dengan menjelaskan
maksud dan tujuan pemeriksaan
3 Memasang sampiran dan mengatur posisi klien
4 Melakukan pemeriksaan keadaan/penampilan
umum klien
5 Mencuci tangan 7 langkah
6 Melakukan pemeriksaan TTV (tanda-tanda vital)
- Mengukur suhu tubuh
- Menghitung denyut nadi dan pernafasan
- Mengukur tekanan darah
- Mengukur tinggi badan dan berat badan
klien jika memungkinkan
7 Melakukan pemeriksaan kepala sampai leher :
- Mengamati bentuk kepala, keadaan kulit
kepala, keadaan rambut dan wajah
pasien, meraba ubun-ubun dan adanya
bejolan (pemeriksaan kepala)
- Pemeriksaan mata : mengamati
kelengkapan dan kesimetrisan mata,
pupil, kornea, iris, conjungtiva, dan
sclera
- Amati dan palpasi kelopak mata/palpebra
- Melakukan test ketajaman penglihatan
dengan snnelen chart
- Pemeriksaan hidung :
 mengamati tulang hidung dan posisi
septumnasi, lubang hidung kalau
perlu menggunakan spekulum,
- Pemeriksaan telinga :
 mengamati dan meraba bentuk
telinga, ukuran telinga,ketegangan
daun telinga
 mengamati lubang telinga
menggunakan otoskop
 jika diperlukan melakukan test
pendengaran (rine,werb, dan swaba)
- Pemeriksaan mulut dan pharings :
 mengamati keadaan bibir, gusi,
lidah, dan gigi
 melakukan pemeriksaan rongga
mulut dengan spatel lidah
- Pemeriksaan leher :
 mengamati dan meraba posisi
trakhea dan kelenjar thyroid
 mengamati dan meraba adanya
pembesaran kelenjar limfe, vena
jugularis, dan denyut nadi karotis
8 Melakukan pemeriksaan pada integument/kulit:
- mengamati kebersihan kulit dan adanya
kelainan, memeriksa kehangatan,
kelembaban tekstur dan turgor
9 Melakukan pemeriksaan payudara dan ketiak :
- mengamati ukuran,
bentuk, posisi,
perubahan warna,
pembengkakan, dan
infeksi/luka
- meraba dan memeriksa adanya benjolan,
nyeri tekan, atau adanya secret
10 Melakukan pemeriksaan thoraks :
 inspeksi bentuk thoraks
 palpasi taktol premitus
 perkusi
 auskultasi suara nafas, suara tambahan,
dan vokal premitus
- pemeriksaan jantung :
 inspeksi dan palpasi, mengamati adanya
pulsasictus cordis
 perkusi menentukan batas jantung
 auskultasi BJ I,II,III, mur-mur
11 Melakukan pemeriksaan abdomen :
 inspeksi bentuk, massa, bayangan
pembuluh darah
 auskultasi bising usus
 palapasi, nyeri, benjolan, turgor, palpasi
hepar, lien, palpasi pada titik Mc.
Burney, acites
 perkusi bunyi, test adanya asites
12 Melakukan pemeriksaan alat kelamin dan daerah
sekitarnya :
 genitalia laki-laki
- mengemati kebersihan rambut pubis,
kelainan kulit penis dan scrotum,
lubang uretrha, meraba adanya
tenjolan/kelainan pada penis scrotum
dan testis
 genitalia wanita :
- mengamati rambut pubis, kulit sekitar
pubis, bagian dalam labia mayora dan
minora, klitoris,lubang
uretrha,perdarahan.
- Meraba daerahInguinal
 Pemeriksaan anus :
Mengamati lubang anus ada atau tidak
kelainan pada anus, perineum, ada
jahitan/tidak,benjolan,pembengkakan
meraba konsistensi
 Pemeriksaan bentuk punggung dan
pinggang
13 Melakukan pemeriksaan muskuloskeletal
(ekstremitas) :
- Melakukan pemeriksaan udema pada
ekstremitas
- Mengamati kesimterisan otot
- Menguji kekuatan otot (reflek patella)
14 Pendokumentasian
JUMLAH NILAI

12. Pemeriksaan Panggul Luar

No. Langkah/Kegiatan Nilai


0 1 2
Persiapan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Letakkan alat dan bahan secara ergonomis
Bahan:
 Phantom panggul
Alat:
 Pita Meteran (pita pengukur)
 Jangka Panggul
 Alat Pencatat ( buku dan alat tulis )
 Sampiran
Pelaksanaan
2. Menyapa pasien dengan sopan dan
ramah ,memperkenalkan diri kepada pasien,
danMenjelaskan maksud dan tujuan
3. Memasang sampiran/ menjaga privacy

4. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air


mengalir
5. Minta pasien untuk berbaring ditempat tidur
dengan satu bantal dibagian kepala, kemudian
tutupi bagian tubuh pasien yang tidak termasuk
area yang akan diperiksa
6. Meminta ijin dilakukan tindakan

7. Distansia spinarum
a. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dengan
kedua kaki diluruskan
b. Bidan menghadap pada pasien, ambil jangka
panggul
c. Ujung jari telunjuk kanan dan kiri berada pada
ujung jangka panggul
d. Jari tengah mencari tulang SIAS (spina iliaka
anterior superior) di kiri dan kanan panggul
e. Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-
masing tulang tersebut dan baca skala pada jangka
panggul
f. Jarak normal adalah 23-26 cm
8. Distansia kristarum
a. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dengan
kedua kaki diluruskan
b. Bidan menghadap pada pasien, ambil jangka
panggul
c. Jari tengah mencari tulang krista iliaka di kiri dan
kanan panggul
d. Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-
masing tulang tersebut dan baca skala pada jangka
panggul
e. Jarak norma adalah 26-29 cm
9. Konjugata externa (Boudeloque)
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Bidan dengan posisi dibelakang pasien mengambil
jangka panggul
c. Jari tengah mencari tulang lumbal V tempatkan
ujung jangka panggul kemudian cari tulang
simfisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung
jangka panggul yang lain dan baca skala pada
jangka panggul
d. Jarak normal adalah 18-20 cm
10. Distansia tuberum
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Bidan dengan posisi dibelakang pasien mengambil
jangka panggul
c. Tempatkan ujung jangka panggul pada tuber iskii
kanan dan kiri dan baca skala pada jangka
panggul
d. Jarak normal adalah 10,5-11 cm
11. Lingkar panggul luar
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Tempelkan ujung pita pengukur (pada angka 0)di
pinggir atas symphisis ke pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trokhanter mayor
kanan ke pertengahan Spina iliaca anterior
superior dan Trokhanter mayor kiri kemudian
kembali lagi ke simpisis (melingkar)dan baca skala

pada pita pengukur


c. Jarak normal adalah 80-90 cm
Merapikan alat

12.
13. Memberitahukan hasil pengukuran

14. Cuci tangan

15. Catat hasil tindakan dalam catatan kebidanan

Total Nilai
13. KONSELING TANDA BAHAYA KEHAMILAN

A SIKAP
1 Menyambut dan memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
2 Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3 Merespon reaksi klien dengan tepat dan kontak mata
B ISI
4 Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
5 Mengklarifikasinya dan menggali keluhan yang dirasakan klien
4 Menggali perasaan/pengalaman klien berkaitan dengan masalah kehamilan yang dihadapi
5 Mengulang pernyataan klien berkaitan dengan permasalahannya
6 Melakukan apersepsi kepada klien berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan
Menanyakan apakah klien sudah pernah mendengar tanda bahaya kehamilan
7 Menjelaskan tentang perdaraham per vaginam
a. Menjelaskan penyebab pada kehamilan muda : abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik
terganggu
b. Menjelaskan penyebab pada kehamilan lanjut : plasenta previa dan solusio plasenta
8 Menjelaskan tentang sakit/nyeri kepala yang hebat
a. Menjelaskan bentuk sakit kepala yang menunjukkan masalah serius, yaitu : sakit kepala yang hebat
dan menetap, serta tidak hilang setelah istirahat
b. Menjelaskan kadang-kadang sakit kepala yang hebat tersebut mungkin menyebabkan
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang
c. Menjelaskan bahwa sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
9 Menjelaskan tentang masalah visual/penglihatan yang kabur
a. Menjelaskan bahwa ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama kehamilan karena pengaruh
hormonal
b. Menjelaskan apabila perubahannya ringan adalah normal, tetapi abnormal bila pandangan mata
tiba-tiba kabur atau berbayang secara mendadak
c. Menjelaskan bahwa penglihatan yang kabur disertai dengan sakit kepala yang hebat kemungkinan
adalah gejala dari preeklamsi
10 Menjelaskan tentang bengkak pada muka dan tangan
a. Menjelaskan bahwa bengkak yang merupakan tanda bahaya adalah bengkak yang muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain
b. Menjelaskan bahwa bengkak tersebut kemungkinan adalah tanda dari anemia, gagal jantung, atau
preeklamsi
11 Menjelaskan tentang nyeri abdomen yang hebat
a. Menjelaskan bahwa nyeri abdomen yang normal adalah nyeri saat persalinan. Nyeri yang
berbahaya adalah nyeri perut yang hebat, serta tidak berhenti setelah beristirahat
b. Menjelaskan kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu, abortus, persalinan preterm,
solusio plasenta
12 Menjelaskan tentang gerakan janin yang berkurang atau tidak terasa
a. Menjelaskan bahwa gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan ± 16 -20 minggu
b. Menjelaskan bahwa janin bergerak minimal 3 kali dalam 3 jam
c. Menjelaskan bahwa gerakan janin yang kurang atau tidak terasa merupakan tanda adanya
gangguan janin dalam rahim
13 Menjelaskan kepada klien agar segera mengunjungi tenaga kesehatan (bidan, dokter, Puskesmas,
rumah sakit,dll) bila mengalami tanda bahaya kehamilan
14 Memberikan kesempatan bertanya kepada klien
15 Mengevaluasi pemahaman klien berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan dan
penatalaksaannya/kunjungan saat terjadi tanda bahaya kehamilan
16 Menyimpulkan hasil konseling yang telah dilaksanakan
17 Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang
C TEKNIK
18 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
19 Melaksanakan tindakan dengan bahasa yang mudah dimengerti
20 Menjaga privasi klien

14. DAFTAR TILIK PEMBERIAN FE

No LANGKAH/TUGAS NILAI
1 2 3 4
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Mempersilakan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
5. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
B. PERSIAPAN
6 Menanyakan keluhan pasien
7 Menjelaskan kondisi atau permasalahan pasien yang kekurangan
zat besi
8 Menjelaskan pengertian zat besi
9 Menjelaskan kegunaan zat besi
10 Menjelaskan tablet yang mengandung zat besi
11 Menjelaskan kebutuhan atau dosis selama per hari
12 Menjelaskan kebutuhan atau dosis selama kehamilan
13 Menjelaskan waktu minum tablet zat besi
14 Menjelaskan cara minum tablet zat besi atau penyimpanan tablet
zat besi
15 Menjelaskan efek samping tablet at besi
16 Menjelaskan bahan makanan yag mengandung zat besi
17 Menjelaskan bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi
(vitamin C, vitamin B12)
18 Menjelaskan bahan makanan yang menghambat penyerapan zat
besi (teh, kopi dan susu)
19 Menjelaskan cara mengolah makanan sehingga zat besi yang
terkandung di dalamnya tidak banyak hilang
20 Melakukan evaluasi
TEKNIK
21 Melaksanakan tindakan secara sistematis
22 Melaksanakan Tindakan secara berurutan
23 Mengaja privacy pasien
24 Melaksanakan tinadakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
JUMLAH
NILAI

Anda mungkin juga menyukai