PERAWATAN PAYUDARA
PENUNTUN BELAJAR
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
Alat dan perlengkapan :
Baki beralas semua alat-alat perawatan payudara
Handuk 2 buah
Bengkok 1 buah
Peniti 2 buah
Baskom berisi air hangat 1 buah
Baskom berisi air dingin 1 buah
Waslap 2 buah
Bahan :
Phantom / Model Payudara
Minyak Steril / Baby oil dalam tempatnya
Potongan kapas berbentuk bulat
2. Menyapa ibu dan memberitahu ibu tentang tindakan yang akan
dilakukan.
PELAKSANAAN
3. Mencuci tangan sebelum tindakan dan keringkan.
4. Menyiapkan posisi ibu, baju bagian atas dibuka dan meletakkan
handuk di bahu serta pangkuan ibu dan mempertemukan ujung
keduanya dengan mengaitkan menggunakan peniti.
5. Mengambil kapas lalu basahi dengan minyak
6. Memasang kedua kapas yang telah dibasahi minyak dibagian
aerola dan puting payudara selama 2-5menit
6. Membersihkan kotoran yang ada diseluruh permukaan
payudara dengan menggunakan kapas yang telah dilumuri baby
oil
7. Melakukan teknik hoffman ( jika terdapat puting susu yang
datar/tenggelam)
8. Menempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara,
kemudian urut ke atas terus ke samping, lalu kebawah dan
melintang sehingga tangan menyangga payudara, kemudian
lepaskan tangan dari payudara.
9. Menopang payudara kiri dengan menggunakan telapak tangan
kiri dan jari-jari tangan kanan saling dirapatkan, kemudian sisi
kelingking tangan kanan mengurut payudara kiri dari pangkal ke
arah puting, demikian pula pada payudara kanan.
10. Memposisikan telapak tangan menopang payudara seperti pada
cara no.9 kemudian jari-jari tangan dikepalkan, kemuidan buku-
buku jari tangan mengurut payudara dari pangkal ke arah
puting.
11. Mengompres payudara dengan waslap menggunakan air hangat
dan air dingin secara bergantian.
12. Membantu ibu untuk memakai kembali pakaiannya dan
menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyokong
payudara.
13. Membereskan alat-alat dan mencuci alat-alat yang telah dipakai
14 Mencuci tangan setelah melakukan tindakan dan keringkan.
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
45
TANGGAL
PARAF PEMBIMBING
2. KONSELING ASI POSISI DAN TEKNIK MENYUSUI
PENUNTUN BELAJAR
NO LANGKAH / TUGAS KASUS
1 2 3 4 5
PERSIAPAN
(Persiapan Tempat)
1.
Penyediaan tempat yang nyaman dn amana untuk konseling
(Persiapan Alat)
2. a. Alat Tulis, Pena dan buku
b. Alat bantu untuk konseling
(Persiapan Pasien)
a. Sambut pasien dan keluarga dengan ramah
b. Perkenalan diri
c. Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang nyaman
d. Menanyakan maksud dan tujuan kunjungan klien
3.
e. Tanyakan riwayat menyusui sebelumnya :
1) Ibu menyusui ASI eksklusif atau tidak?
2) ASI keluar banyak atau tidak?
3) Ada masalah dalam pemberian ASI atau tidak? (jika ada tanyakan
apa permasalahannya dan cara mengatasinya)
PELAKSANAAN KONSELING
(Menjelaskan Pengertian ASI Eksklusif)
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepda bayi sejak usia 0-6 bulan, tanpa
4. penambahan apapun air juga tidak, benar-benar hanya ASI. Karena lambung bayi
sangat kecil, karena ASI saja sudah dapat memenuhi seluruh kebutuhan gizi bayi
secara sempurna
(Menjekaskan tentang komposisi ASI Eksklusif)
5. ASI memiliki komposisi gizi untuk bayi yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral,
vitamin ( Vitamin A, D, E, K, B dan C)
(Menjekaskan tentang Manfaat ASI Eksklusif)
a. Untuk bayi
1) Membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik
2) Kolustrum atau air susu pertama mengandung antibody yang kuat
untuk mencegah infeksi
3) ASI mengandung campuran yang tepat berbagai bahan makanan
6. untuk bayi
4) ASI mudah dicerna oleh bayi
5) ASI saja tanpa makanan tambahan adalah cara terbaik
6) Pemberian ASI disarankan sampai 1 tahun
b. Bagi Ibu
1) Pemberian ASI sebelum beberapa hari pertama membuat rahim
berkontraksi sehingga mempercepat proses pemulihan
2) Mempercepat penurunan berat badan
3) Ibu menyusui yang haidnya belum muncul kecil kemungkinan untuk
hamil kembali
4) Penting bagi ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya kepada bayinya
karena dengan menyusui bayi dapat mendekatkan sentuhan ibu ke
bayi
(Menjekaskan hal apa saja yang mempengaruhi produksi ASI)
a. Makanan ibu
b. Ketenangan hati, jiwa dan pikiran
7.
c. Penggunaan alat kontrasepsi
d. Perawatan payudara
e. Pola menyusui bayi
(Menjelaskan tentang posisi bayi menyusi bayi)
a. Posisi madona atau menggendong
Bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakkan
pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya
unruk memegang payudara jika diperlukan
b. Posisi football atau mengepit
Bayi berbaring atau punggung melingkar anatar lengan dan samping dada
8.
ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyanggah bayi,dan ia
mengguanakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika
diperlukan.
c. Posisi berbaring miring
Ibu dan bayi berbaring miring salingb berhadapan. Posisi ini merupakan
posisi yng paling aman bagi yang mengalami penyembuhan dan proses
persalinan melalui pembedahan
(Menjelaskan teknik menyusui bayi dengan bai dan benar)
a. Sebelum menyusui keluarkan sedikit ASI kemudian dioleskan pada
putting dan sekitar aerola sebagai desinfeksi dn menjaga kelembapan
putting susu
b. Gunakan bantal atau selimut utnuk menopang bayi. Bayi ditidurkan di
atas pangkuan ibu dengan cara :
1) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada
lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakan pada lengan. Kepala bayi
tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak
9.
tangan ibu.
2) Satu tangan bayi diletakkan di belakang bdan ibu dan yang satu
didepan
3) Perut bayi menempel pada ibu, kepala bayi menghadap payudara
4) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu gars lurus
5) Ibu menutap bayi dengan enuh kasih saying
c. Tangan kanan menyanggah payudara kiri dengan keempat jari dan ibu
jari menekan bagian atas aerola
d. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh
pipi dengan putting susu atau menyentuh mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan di payudara
ibu dengan putting serta aerola dimasukkan dimulut bayi. Usahakan sebagian
besar aerola dapat masuk kemulut bayi sehingga putting susu berada di bawah
langit-langit dan lidah bayi aan menekn ASI keluar dari tempat penampungan ASI
yang terletak dibwah aerola
(Menjelaskan tentang tanda-tanda Bayi cukup ASI)
a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
ASI 8x pada 2-3 minggu pertama
b. Kotoran berwarn kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi
muda pada hari ke 5 setelah lahir
c. Bayi akan buang air kecil atau BAK paling tidak 6-8x sehari
10. d. Saat buang air besar (BAB), apabila BAB bayi berwarna kuning dan
berbiji-biji itu tandanya bayi sudah mendapatkan cukup ASI
e. Payudara terasa lebih lembek dan terasa kosong ketika sehabis menyusui
f. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi badan bayi (TB) sesuai dengan
grafik pertumbuhan
g. Bayi kelihatan puas, suatu waktu akan bangun dan tidur dengan cukup
pulas
EVALUASI
(Evaluasi hasil konseling yang sudah disampaikan)
11. Menanyakan keada klien apakah sudah mengerti tentang penjelasan yang sudah
disampaikan
12. Motivasi klien untuk ASI Eksklusif
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya tentang apa yang belum
13.
dipahami
14. Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah disampaikan
Anjurkan klien unruk dating kembali jika ada keluhan mengenai pemberian ASI
15.
Eksklusif
16. Dokumentasi
TEKNIK
17. Menjelaskan secara sistematik tindakan yang dilakukan
18. Menggunakan bahasa yang mudah dimengeri
19. Mengadakan kontak mata
20. Bekerja dengan cermat dan teliti
21. Memperhatikan teknik Septik dan Aseptik
3. PALPASI LEOPOLD DAN DJJ
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
a. Anjurkan ibu agar berbaring dengan santai, kedua kaki ibu ditekuk,
selimut di kebawahkan sampai kira-kira berada di atas symphisis.
Pemeriksaan menghadap ke arah muka ibu, uterus diketengahkan
terlenih dahulu, lalu raba bagian tubuh janin yang berada di daerah
fundus uteri
b. Masih dalam posisi yang sama, ambillah pita pengukur lalu raba
daerah symphisis letakkan pita pengukur pada pinggir atas symphisis
kemudian bentangkan mengikuti pembesaran perut ibu ke arah
fundus uteri.
27
4. PEMERIKSAAN DALAM (VT)
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
Persiapan Tindakan
1. Pasien :
Selimut mandi
Kapas sublimat.
Air DTT dalam kom.
Bengkok
Larutan klorin 0,5 %
Status ibu dan alat tulis.
2. Petugas :
Tindakan
12. Mengunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Inspeksi :
Perdarahan.
Cairan amnion ; warna, bau, jumlah.
Mekoneum ; kental atau encer
Bagian yang menumbung.
Lendir darah.
Perlukaan
Massa
Varices
Edema
Haemoroid
Jika ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan
dalam.
15. Dengan hati-hati pisahkan labia dengan jari manis dan ibu jari tangan
kiri pemeriksa. Masukkan jari telunjuk tangan kanan pemeriksa
dengan hati-hati diikuti oleh jari tengah. Setelah kedua jari tangan
berada dalam vagina, tangan kiri pemeriksa diletakkan di fundus ibu.
Pada saat kedua jari berada di dalam vagina, jangan
mengeluarkannyasebelum pemeriksaan selesai. Jika ketuban belum
pecah, jangan lakukan amniotomi.
16. Nilai vagina. Luka parut lama di vagina bisa memberikan indikasi luka
atau episiotomi sebelumnya, hal ini mungkin menjadi informasi
penting pada saat kelahiran bayi.
19. Nilai penurunan kepala janin dan tentukan apakah kepala sudah
masuk ke dalam panggul. Bandingkan penurunan kepala dengan
temuan-temuan dari pemeriksaan abdomen untuk menentukan
kemajuan persalinan.
20. Jika kepala sudah dapat dipalpasi, raba fontanela dan sutura sagitali
untuk menentukan penyusupan tulang kepala dan/atau tumpang
tindihnya, dan apakan kepala janin sesuai dengan diameter jalan
lahir.
23. Merapihkan ibu kembali dan membantu ibu mengambil posisi yang
nyaman
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
Ucapkan salam, menyambut klien, memperkenalkan diri dan berjabat tangan
1.
dengan ramah
Jelaskan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan, meminta persetujuan dan
2.
kontrak waktu.
Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya dan memberikan perhatian
3.
pada setiap pertanyaan klien
Tanggap dan merespon terhadap reaksi pasien dengan tepat dan kominikasi
4.
aktif dengan pasien
5 Sabar dan teliti, tidak tergesa-tergesa, percaya dan tidak gugup
PERSIAPAN:
1. Persiapan tempat
a. Bersih
b. Aman
c. Nyaman
d. Rapi
e. Tenang
2. Persiapan alat
a. Bak mandi berisi air hangat
b. Washlap
c. Sabun mandi
d. Handuk
e. Pakaian bayi
f. Kapas DTT
g. Bengkok
h. Sarung tangan
i. Scort/celemek
PENILAIAN CONTENT / ISI
1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
2. Pakai sarung tangan dengan skort / celemek
3. Letakkan bayi di meja mandi
4. Buka pakaiam bayi
5. Basahi waslap dengan air hangat
Seka bayi dengan waslap basah dari kepala, leher, dada, tangan, perut,
6.
punggung, kaki, bokong dan genetalia
7. Basahi waslap dan beri sabun
8. Seka dengan waslap yang telah diberi sabun mulai dari kepala, leher, dada,
tangan, perut, punggung, kaki, bokong dan genitalia
Angkat tubuh bayi dengan cara memasukkan tangan kiri kebawah leher bayi
hingga pergelangan tangan berada di bawah leher, tiga jari berada dibawah
9.
ketiak kiri bayi dan ibu jari serta telunjuk di bagian bahu kiri. Tangan kanan
memegang bokong bayi melalui kedua paha bayi
Masukkan bayi ke dalam bak mandi dengan hati-hati dengan posisi setengah
10.
duduk
Bersihkan bekas sabun yang ada di tubuh bayi mulai dari kepala, leher, dada,
11.
tangan, perut dengan tangan kanan penolong
12. Telungkupkan bayi di atas tangan kiri, jari-jari di bawah ketiak kanan bayi
Bersihkan sabun yang ada di tubuh bayi mulai dari punggung, bokong, kaki
13.
dengan tangan kanan penolong
14. Kembalikan bayi ke posisi telentang
15. Angkat bayi dan letakkan di atas handuk bersih, lembut dan kering
Keringkan tubuh bayi mulai dari kepala, tangan, leher, punggung, kaki, bokong
16.
dan
17. Bersihkan tali pusat dengan kapas DTT
18. Kenakan pakaian pagi
19. Letakkan bayi di box bayi/ditempat yang aman
20. Bereskan alat
21. Buka sarung tangan serta skort/celemek
22. Cuci tangan dengan sabun air mengalir , mengeringkan dengan handuk bersih
23. Lakukan pendokumentasian
TEKNIK
1. Laksanakan tindakan secara sistematis
2. Lakanakan tindakan secara berurutan
3. Jaga privacy pasien
4. Laksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
6. METODE KANGGURU
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggap terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT / ISI
Melakukan Informed concent dan memastikan ibu mengerti prosedur dan
1.
tujuan tindakan yang akan dilakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dan meletakkab
secara ergonomis
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggap terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT/ISI
Melakukan informed concet dan memastikan ibu mengerti prosedur dan tujuan
1.
pemeriksaan yang akan di lakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan dan meletakkan
2.
secara ergonomis
3. Memnjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
Mencuci tangan dan mengeringkan (lepaskan jam tangan dan perhiasan lalu cuci
tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun atau cairan
4.
desifektan dengan menggunakan teknik 7 langkah dan keringkan dengan
handuk bersih)
Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur (upayakan tempat untuk
5.
pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh)
Pemeriksaan keadaan bayi
a. Ukuran secara keseluruhan
b. Kepala badan dan ekstremitas
6.
c. Tonus otot, tingkat aktivitas
d. Warna kulit dan bibir
e. Tangis bayi
7. Mengukur denyut Jantung bayi (N: 120- 160 x/menit)
8. Mengukur pernapasan bayi (Normal: 40-60 x/menit)
9. Mengukur suhu bayi (Normal: 36,5-37,5)
Melakukan penimbangan dengan cara meletakkan kain atau kertas pelindung
10. dan atur skala penimbangan. Hasil penimbangan dikurangi dengan berat alas
dan pembungkus bayi
Melakukan pengukuran panjang badan, meletakkan bayi di tempat yang datar .
11.
Mengukur panjang bayi menggunakan alat pengukur panjang badan bayi
menggunakan alat pengukur panjang badan dari kepala smpai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan
12. Mengukur lingkar kepala
Mengukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
13
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susus)
14. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
15. Merapikan bayi
16. Membereskan alat
17. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan 7 langkah
18. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah di lakukan
TEKNIK
1. Melaksanakan tindakan secara sistematis
2. Melaksanakan tindakan secara berurutan
3. Menjaga privacy pasien
4. Melaksankan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP DAN PERILAKU
1. Menjelaskan prosedur yang dilakukan
2. Bersikap sopan
3. Memposisikan pasien dengan tepat
4. Tanggapan terhadap reaksi pasien
5. Sabar dan teliti
PENILAIAN CONTENT/ISI
Melakukan informent concent dan memastikan ibu mengerti prosedur dan
1.
tujuan pemeriksaan yang akan dilakukan
Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang di butuhkan dan meletakkan
2.
secara ergonomis
3. Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
Mencuci tangan dan mengeringkan (lepaskan jam tangan dan perhiasan lalu cuci
tangan di bawah air mengalir dengan menggunakan sabun atau cairan
4.
desifektan dengan menggunakan teknik 7 langkah dan keringkan dengan
handuk bersih)
Meletakkan bayi pada tempat yang rata/ tempat tidur (upayakan tempat untuk
5.
pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh
Melakukan pemeriksaan kepala. Melakukan pengecekan kontur tulang
tengkorak, penonjolan daerah yang cekung, memperhatikan juga hubungan
6.
kedua telinga simetris atau tidak dan keadaan mata, apakah ada tanda-tanda
infeksi, memperhatikan juga bibir dan mulut
Melakukan pemeriksaan leher. Mengamati apakah ada ada pembengkakan atau
7.
pembesaran kelenjar thyroid atau vena jugu laris
Melakukan pemeriksaan dada, memperhatikan bentuk puting, bunyi napas,
8.
bunyi jantung
9. Memeriksa bahu, lengan, tangan . Memperhatikan gerakan dan jumlah jari
10. Memeriksa adanya refleks moro
Memeriksa perut, memperhatikan bentuk, penonjolan sekitar pusat,
11.
pendarahan tali pusat, benjolan
Memeriksa genetalia laki-laki, memperhatikan skrotum apa sudah turun, penis
berlubang
12. Atau
Memeriksa genetalia perempuan, memperhatikan vagina berlubang, urethra
berlubang, habiya mayora dan labiya minora
13. Memeriksa tungkai dan kaki, memperhatikan gerakan, jumlah jari, bentuk
Memeriksa punggung dan anus, memperhatikan adakah pembengkakan atau
14.
ada cekungan, periksa anus berlubang atau tidak
Memeriksa kulit, memperhatikan vernik, warna kulit, pembengkakan dan bercak
15.
hitam, tanda lahir
16. Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan
17. Merapikan bayi
18. Membereskan alat
19. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta menggunakan 7 langkah
20. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah di lakukan
TEKNIK
1. Melaksanakan tindakan secara sistematis
2. Melaksanakan tundakan secara berurutan
3. Menjaga privacy pasien
4. Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
9. KONSELING DETEKSI DINI TANDA BAHAYA PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR
PENUNTUN BELAJAR
KASUS
NO LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
SIKAP
(Persiapan tempat)
1. Key Point:
Penyediakan tempat yang nyaman dan aman untuk melakukan konseling
(Persiapan Alat dan Bahan
Key Point:
Alat bantu konseling
Sambut pasien dan keluarga dengan ramah
3.
Key Point:
Persilahkan pasien duduk dan ciptakan suasana yang nyaman perkenalkan diri.
Menanyakan maksud dan tujuan kunjungan klien
4.
Key Point:
Untuk mengetahui apa keluhan pasien
PELAKSANAAN KONSELING
Menjelaskan asupan gizi pada masa nifas
5.
Key point:
Berikan penjelasan tentang asupan gizi pada masa nifas
Menjelaskan tentang kebersihan diri pada masa nifas
6.
Key Point:
Mencegah terjadinya infeksi pada masa nifas
Menjelaskan tentang tanda bahaya pada masa nifas
7.
Key Point:
Penyulit dan tanda bahaya nifas
Menjelaskan tanda bahaya padaBBL
8.
Key Point:
Penyulit dan tanda bahya padaBBL
EVALUASI
9. Evaluasi hasil konseling yang sudah disapaikan
Key Point:
Menanyakan kepada klien apakah sudah mengerti tentang penjelasan yang
telah disampaikan
Meminta ibu untuk mengulangi inti dari penjelasan yang telah di sampaikan
10. MANAJEMEN AKTIF KALA II DAN PERSIAPAN ALAT APN DENGAN PERTOLONGAN
PERSALINAN KALA III
KASUS
LANGKAH / TUGAS
1 2 3 4 5
♠ 2 kain bersih
♠ 2 handuk
♠ Celemek plastik
♠ Perlak
♠ Lenec
♠ Tensimeter
♠ Kain ibu
♠ Pembalut
♠ Gurita
♠ Waslap
Mematahkan ampul oksitosin 10 U, dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.
4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku. Mencuci kedua tangan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan haduk
satu kali pakai / pribadi yang bersih.
5. Memakai sarung tangan DTT. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk semua pemeriksaan dalam.
6. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya kembali di partus set/ wadah
desinfeksi tingkat tinggi atau steril tampa mengkontaminasi tabung suntik.
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan keinginannya.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman.
Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran
pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi
Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera
17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
Lahirnya Kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala
keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas
cepat saat kepala lahir
Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung bayi
setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi
atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih
19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kassa yang
bersih
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat, dan
memotongnya.
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing
sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior
30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan
memulai pemberian ASI jika ibu menghendakinya.
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
32. Memberi tahu ibu bahwa ia akan disuntik
33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di
1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dulu.
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis,
dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan perenganganke arah bawah
pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial)
dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak
lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan peragangan tali pusat dan menunggu hingga
kontraksi berikut mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu
Mengeluarkan Plasenta
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
bawah dan kemudian ke atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus.
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan peregangan tali pusat selama 15 menit :
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
Mengulangi peregangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan
melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau
steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepasakan
selaput yang tertinggal
43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air didensinfeksi
tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali
disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati di sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
45. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian tali pusat yang berseberangan dengan simpul
mati yang pertama
46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5%.
47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih dan kering
48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI
Evaluasi
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai
untuk menatalaksana atonia uteri
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan
anestesia lokal dan mengunakan teknik yang sesuai.
50. Mengajarkan ibu / keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa
kontraksi uterus
51. Mengevaluasi kehilangan darah
52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam
pertama pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pascapersalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama
pascapersalinan
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
Kebersihan dan Keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk didekontaminasi (10
menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi
54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai
55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan cairan ketuban, lendir
dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
56. Memastikan ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5%,
dan membilasnya dengan air bersih
58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian
dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
Nilai
No Aspek Yang Diuji
0 1 2 3 4
1 Mempersiapkan alat-alat dan mendekatkannya
ke klien
2 Memberitahukan klien dengan menjelaskan
maksud dan tujuan pemeriksaan
3 Memasang sampiran dan mengatur posisi klien
4 Melakukan pemeriksaan keadaan/penampilan
umum klien
5 Mencuci tangan 7 langkah
6 Melakukan pemeriksaan TTV (tanda-tanda vital)
- Mengukur suhu tubuh
- Menghitung denyut nadi dan pernafasan
- Mengukur tekanan darah
- Mengukur tinggi badan dan berat badan
klien jika memungkinkan
7 Melakukan pemeriksaan kepala sampai leher :
- Mengamati bentuk kepala, keadaan kulit
kepala, keadaan rambut dan wajah
pasien, meraba ubun-ubun dan adanya
bejolan (pemeriksaan kepala)
- Pemeriksaan mata : mengamati
kelengkapan dan kesimetrisan mata,
pupil, kornea, iris, conjungtiva, dan
sclera
- Amati dan palpasi kelopak mata/palpebra
- Melakukan test ketajaman penglihatan
dengan snnelen chart
- Pemeriksaan hidung :
mengamati tulang hidung dan posisi
septumnasi, lubang hidung kalau
perlu menggunakan spekulum,
- Pemeriksaan telinga :
mengamati dan meraba bentuk
telinga, ukuran telinga,ketegangan
daun telinga
mengamati lubang telinga
menggunakan otoskop
jika diperlukan melakukan test
pendengaran (rine,werb, dan swaba)
- Pemeriksaan mulut dan pharings :
mengamati keadaan bibir, gusi,
lidah, dan gigi
melakukan pemeriksaan rongga
mulut dengan spatel lidah
- Pemeriksaan leher :
mengamati dan meraba posisi
trakhea dan kelenjar thyroid
mengamati dan meraba adanya
pembesaran kelenjar limfe, vena
jugularis, dan denyut nadi karotis
8 Melakukan pemeriksaan pada integument/kulit:
- mengamati kebersihan kulit dan adanya
kelainan, memeriksa kehangatan,
kelembaban tekstur dan turgor
9 Melakukan pemeriksaan payudara dan ketiak :
- mengamati ukuran,
bentuk, posisi,
perubahan warna,
pembengkakan, dan
infeksi/luka
- meraba dan memeriksa adanya benjolan,
nyeri tekan, atau adanya secret
10 Melakukan pemeriksaan thoraks :
inspeksi bentuk thoraks
palpasi taktol premitus
perkusi
auskultasi suara nafas, suara tambahan,
dan vokal premitus
- pemeriksaan jantung :
inspeksi dan palpasi, mengamati adanya
pulsasictus cordis
perkusi menentukan batas jantung
auskultasi BJ I,II,III, mur-mur
11 Melakukan pemeriksaan abdomen :
inspeksi bentuk, massa, bayangan
pembuluh darah
auskultasi bising usus
palapasi, nyeri, benjolan, turgor, palpasi
hepar, lien, palpasi pada titik Mc.
Burney, acites
perkusi bunyi, test adanya asites
12 Melakukan pemeriksaan alat kelamin dan daerah
sekitarnya :
genitalia laki-laki
- mengemati kebersihan rambut pubis,
kelainan kulit penis dan scrotum,
lubang uretrha, meraba adanya
tenjolan/kelainan pada penis scrotum
dan testis
genitalia wanita :
- mengamati rambut pubis, kulit sekitar
pubis, bagian dalam labia mayora dan
minora, klitoris,lubang
uretrha,perdarahan.
- Meraba daerahInguinal
Pemeriksaan anus :
Mengamati lubang anus ada atau tidak
kelainan pada anus, perineum, ada
jahitan/tidak,benjolan,pembengkakan
meraba konsistensi
Pemeriksaan bentuk punggung dan
pinggang
13 Melakukan pemeriksaan muskuloskeletal
(ekstremitas) :
- Melakukan pemeriksaan udema pada
ekstremitas
- Mengamati kesimterisan otot
- Menguji kekuatan otot (reflek patella)
14 Pendokumentasian
JUMLAH NILAI
7. Distansia spinarum
a. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dengan
kedua kaki diluruskan
b. Bidan menghadap pada pasien, ambil jangka
panggul
c. Ujung jari telunjuk kanan dan kiri berada pada
ujung jangka panggul
d. Jari tengah mencari tulang SIAS (spina iliaka
anterior superior) di kiri dan kanan panggul
e. Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-
masing tulang tersebut dan baca skala pada jangka
panggul
f. Jarak normal adalah 23-26 cm
8. Distansia kristarum
a. Pasien dianjurkan berbaring terlentang dengan
kedua kaki diluruskan
b. Bidan menghadap pada pasien, ambil jangka
panggul
c. Jari tengah mencari tulang krista iliaka di kiri dan
kanan panggul
d. Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-
masing tulang tersebut dan baca skala pada jangka
panggul
e. Jarak norma adalah 26-29 cm
9. Konjugata externa (Boudeloque)
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Bidan dengan posisi dibelakang pasien mengambil
jangka panggul
c. Jari tengah mencari tulang lumbal V tempatkan
ujung jangka panggul kemudian cari tulang
simfisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung
jangka panggul yang lain dan baca skala pada
jangka panggul
d. Jarak normal adalah 18-20 cm
10. Distansia tuberum
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Bidan dengan posisi dibelakang pasien mengambil
jangka panggul
c. Tempatkan ujung jangka panggul pada tuber iskii
kanan dan kiri dan baca skala pada jangka
panggul
d. Jarak normal adalah 10,5-11 cm
11. Lingkar panggul luar
a. Pasien dianjurkan berbaring miring
membelakangi bidan dengan kedua kaki
diluruskan
b. Tempelkan ujung pita pengukur (pada angka 0)di
pinggir atas symphisis ke pertengahan antara
spina iliaca anterior superior dan trokhanter mayor
kanan ke pertengahan Spina iliaca anterior
superior dan Trokhanter mayor kiri kemudian
kembali lagi ke simpisis (melingkar)dan baca skala
12.
13. Memberitahukan hasil pengukuran
Total Nilai
13. KONSELING TANDA BAHAYA KEHAMILAN
A SIKAP
1 Menyambut dan memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga dengan sopan dan ramah
2 Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
3 Merespon reaksi klien dengan tepat dan kontak mata
B ISI
4 Menanyakan keluhan yang dirasakan klien
5 Mengklarifikasinya dan menggali keluhan yang dirasakan klien
4 Menggali perasaan/pengalaman klien berkaitan dengan masalah kehamilan yang dihadapi
5 Mengulang pernyataan klien berkaitan dengan permasalahannya
6 Melakukan apersepsi kepada klien berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan
Menanyakan apakah klien sudah pernah mendengar tanda bahaya kehamilan
7 Menjelaskan tentang perdaraham per vaginam
a. Menjelaskan penyebab pada kehamilan muda : abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik
terganggu
b. Menjelaskan penyebab pada kehamilan lanjut : plasenta previa dan solusio plasenta
8 Menjelaskan tentang sakit/nyeri kepala yang hebat
a. Menjelaskan bentuk sakit kepala yang menunjukkan masalah serius, yaitu : sakit kepala yang hebat
dan menetap, serta tidak hilang setelah istirahat
b. Menjelaskan kadang-kadang sakit kepala yang hebat tersebut mungkin menyebabkan
penglihatannya menjadi kabur atau berbayang
c. Menjelaskan bahwa sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsi
9 Menjelaskan tentang masalah visual/penglihatan yang kabur
a. Menjelaskan bahwa ketajaman penglihatan ibu dapat berubah selama kehamilan karena pengaruh
hormonal
b. Menjelaskan apabila perubahannya ringan adalah normal, tetapi abnormal bila pandangan mata
tiba-tiba kabur atau berbayang secara mendadak
c. Menjelaskan bahwa penglihatan yang kabur disertai dengan sakit kepala yang hebat kemungkinan
adalah gejala dari preeklamsi
10 Menjelaskan tentang bengkak pada muka dan tangan
a. Menjelaskan bahwa bengkak yang merupakan tanda bahaya adalah bengkak yang muncul pada
muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain
b. Menjelaskan bahwa bengkak tersebut kemungkinan adalah tanda dari anemia, gagal jantung, atau
preeklamsi
11 Menjelaskan tentang nyeri abdomen yang hebat
a. Menjelaskan bahwa nyeri abdomen yang normal adalah nyeri saat persalinan. Nyeri yang
berbahaya adalah nyeri perut yang hebat, serta tidak berhenti setelah beristirahat
b. Menjelaskan kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu, abortus, persalinan preterm,
solusio plasenta
12 Menjelaskan tentang gerakan janin yang berkurang atau tidak terasa
a. Menjelaskan bahwa gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan ± 16 -20 minggu
b. Menjelaskan bahwa janin bergerak minimal 3 kali dalam 3 jam
c. Menjelaskan bahwa gerakan janin yang kurang atau tidak terasa merupakan tanda adanya
gangguan janin dalam rahim
13 Menjelaskan kepada klien agar segera mengunjungi tenaga kesehatan (bidan, dokter, Puskesmas,
rumah sakit,dll) bila mengalami tanda bahaya kehamilan
14 Memberikan kesempatan bertanya kepada klien
15 Mengevaluasi pemahaman klien berkaitan dengan tanda bahaya kehamilan dan
penatalaksaannya/kunjungan saat terjadi tanda bahaya kehamilan
16 Menyimpulkan hasil konseling yang telah dilaksanakan
17 Membuat kesepakatan untuk kunjungan ulang
C TEKNIK
18 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
19 Melaksanakan tindakan dengan bahasa yang mudah dimengerti
20 Menjaga privasi klien
No LANGKAH/TUGAS NILAI
1 2 3 4
A. SIKAP DAN PERILAKU
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2. Memperkenalkan diri kepada klien
3. Mempersilakan klien duduk
4. Menjelaskan maksud dan tujuan tindakan
5. Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
B. PERSIAPAN
6 Menanyakan keluhan pasien
7 Menjelaskan kondisi atau permasalahan pasien yang kekurangan
zat besi
8 Menjelaskan pengertian zat besi
9 Menjelaskan kegunaan zat besi
10 Menjelaskan tablet yang mengandung zat besi
11 Menjelaskan kebutuhan atau dosis selama per hari
12 Menjelaskan kebutuhan atau dosis selama kehamilan
13 Menjelaskan waktu minum tablet zat besi
14 Menjelaskan cara minum tablet zat besi atau penyimpanan tablet
zat besi
15 Menjelaskan efek samping tablet at besi
16 Menjelaskan bahan makanan yag mengandung zat besi
17 Menjelaskan bahan makanan yang membantu penyerapan zat besi
(vitamin C, vitamin B12)
18 Menjelaskan bahan makanan yang menghambat penyerapan zat
besi (teh, kopi dan susu)
19 Menjelaskan cara mengolah makanan sehingga zat besi yang
terkandung di dalamnya tidak banyak hilang
20 Melakukan evaluasi
TEKNIK
21 Melaksanakan tindakan secara sistematis
22 Melaksanakan Tindakan secara berurutan
23 Mengaja privacy pasien
24 Melaksanakan tinadakan dengan percaya diri dan tidak ragu-ragu
JUMLAH
NILAI