Anda di halaman 1dari 7

2.

Payudara

a. Anatomi

Payudara adalah organ grandular yang terdapat pada kosta ke 2 atau

ke 3 sampai ke 7, dan dari garis aksilla depan sampai pinggir sternum,

akan tetapi tidak jarang sampai ke m.latissium dorsi (Prawirohardjo,

2008).

Kelenjar susu berada di jaringan subkutan, tepatnya di antara

jaringan subkutan menjadi superfisial dan profundus, yang menutupi

muskulus pektoralis mayor, sebagian kecil seratus anterior dan oblique

eksterna. Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya

mengecil setelah menopause. Pembesaran ini terutama disebabkan oleh

pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan

lemak (Nugroho, 2011).

Setiap mammae terdiri dari 12-20 kelenjar lobules yang masing-

masing mempunyai saluran ke papila mamma yang disebut duktus

laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara

kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara

lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang

memberi rangka untuk payudara (Sjamsuhidajat, 2004).


13

gambar 2.1 anatomi payudara

Menurut Pamungkas (2011), pada payudara terdapat tiga bagian

utama, yaitu :

1) Korpus ( badan)

Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.

Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma,

sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari

alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi

15-20 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke

dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus

bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus

laktiferus)

2) Areola

Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar

melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar.


14

Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot

polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.

3) Papilla atau puting

Bagian yang menonjol yang dimasukan ke mulut bayi untuk aliran

air susu (Nugroho, 2011)

Menurut Pamungkas (2011), bentuk putting ada 4, yaitu :

a) Bentuk putting susu normal

gambar 2.2

b) Bentuk puting susu pendek

gambar 2.3
15

c) Bentuk puting susu panjang

gambar 2.4

d) Bentuk puting susu terbenam

gambar 2.5

b. Fisiologi

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi oleh

hormon (Pamungkas, 2011). Perubahan pertama ialah mulai dari masa

hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas sampai ke

klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh estrogen dan

progesteron yang diproduksi oleh ovarium dan juga hormon hipofise,

telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar

hari ke delapan haid, payudara jadi lebih besar, dan pada


16

beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata, pada waktu

itu pemeriksaan foto mamografi tidak berguna karena kontras kelenjar

terlalu besar.

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada

kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel duktus lobules dan

duktus alveolus berpoliferasi dan tumbuh duktus baru (Sjamsuhidajat,

2004).

3. Tumor Jinak Payudara

a. Definisi

Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan

sel yang terjadi secara terus menerus (Kumar dkk, 2007).

Fibroadenoma adalah benjolan padat dan kecil dan jinak pada payudara

yang terdiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya

ditemukan pada wanita muda, seringkali pada remaja putri

(Prawirohardjo, 2008).

Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal,

mudah digerakkan dan bergaris tengah 1 hingga 10 cm. Walaupun

jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris tengah lebih dari 10 cm.

Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah “ dikupas “( Sarjadi,

2007).
b. Etiologi

Penyebab dari fibroadenoma mammae menurut Price (2005), adalah

pengaruh hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma

dapat berubah pada siklus menstruasi atau pada kehamilan. Lesi

membesar pada akhir daur haid dan selam hamil. Fibroadenoma

mammae ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.

Namun ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain:

konsituasi genetika dan juga adanya kecenderungan pada keluarga yang

menderita kanker ( Sarjadi, 2007).

c. Patofisiologi

Fibroadenoma biasa ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan

lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya.

Pada gambaran histologist menunjukkan stroma dengan poliferasi

fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi

epitel dengan bentuk dan struktur yang berbeda (Elizabeth, 2005).

Anda mungkin juga menyukai