Anda di halaman 1dari 42

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bayi

a. Definisi Bayi

Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis

perkembangan seseorang. Dikatakan masa kritis karena pada masa ini

bayi sangat peka terhadap lingkungan dan dikatakan masa keemasan

karena masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang

kembali. Masa bayi atau infancy dibagi menjadi dua periode, yaitu:

1) Masa Neonatal

Masa neonatal dimulai dari umur 0 sampai 28 hari, pada masa

ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan

sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ.

2) Masa post neonatal dimulai dari umur 29 hari sampai 11 bulan,

pada masa ini terjadi pertumbuhan yang sangat pesat dan proses

pematangan berlangsung secara terus menerus. Masa bayi

merupakan masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin.

Dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangatlah

besar (Marmi dan Rahardjo, 2018).

11
12

Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses

adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi

mengalami penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan,

perilakuyang tidak teratur bahkan bisa sampai meninggal dunia

(Sulung dkk, 2015).

b. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan yang

pesat pada usia dini, yaitu dari 0-5 tahun. Masa ini sering juga disebut

sebagai fase “Golden Age”. Golden age merupakan masa yang sangat

penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat

agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain

itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa Golden age dapat

meminimalisir kelainan pertumbuhan dan perkembangan anak

sehingga kelaianan yang bersifat permanen dapat dicegah (Marmi dan

Rahardjo, 2018).

Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan,

sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi.

Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf

pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan fase awal

meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif,

motorik, emosi, social dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini

akan menentukan perkembangan fase selanjutnya. Kekurangan pada


13

salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi aspek lainnya.

(Marmi dan Rahardjo, 2018).

2. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh yang meliputi

berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar dada atau

bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua sistem organ tubuh

(Dewi, 2010). Menurut Sutjiningsih, 1998 menyatakan bahwa

pertumbuhan adalah adanya perubahan dalam jumlah akibat permbahan

sel dan pembentukan protein baru sehingga meningkatkan jumlah dan

ukuran sel di seluruh bagian tubuh (Marmi dan Rahardjo, 2018).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Pertumbuhan merupakan perubahan yang terbatas pada pola fisik yang

dialami oleh individu. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah

perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ

maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur

dengan satuan berat (gram/kilogram), satuan panjang (centimeter, meter)

(Sembiring, 2017).

Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu perubahan ukuran,

perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri

baru. Keunikan pertumbuhan adalah mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda disetiap kelompok umur dan masing-masing organ juga

mempunyai pola pertumbuhanyang berbeda (Marmi dan Rahardjo,

2018).
14

Pemantauan terhadap pertumbuhan anak sangat penting dilakukan

untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering)

secara dini. Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut penimbangan anak

setiap bulan sangat diperlukan (Kemenkes RI, 2013).

Indikator pertumbuhan, yaitu:

a. Berat Badan

Manifestasi pertumbuhan salah satunya adalah berat badan.

Pada usia 0-6 bulan merupakan masa pertumbuhan yang sangat cepat,

sehingga perlu menjaga berat badan bayi sesuai umur. Berat badan ini

sangat dipengaruhi oleh genetik, lingkungan, tingkat kesehatan, status

gizi dan latihan fisik. Dalam pertumbuhan bayi banyak faktor yang

mempengaruhi sehingga perlu diupayakan untuk menjaga agar berat

badan normal sesuai dengan umur, antara lain dengan cara :

memenuhi kebutuhan gizi bayi baik secara kuantitas maupun kualitas,

menjaga lingkungan yang kondusif yaitu membuat suasana tempat

tinggal yang nyaman dan sanitasi yang baik, menjaga kesehatan bayi

dengan memberi imunisasi dan kontrol ke pelayanan kesehatan, dan

yang terakhir memberi stimulus.

Stimulus yang diberikan berupa stimulasi taktil. Stimulus taktil

yang dapat diberikan yaitu pijat bayi, karena dengan pijat tersebut

dapat merangsang otot – otot, tulang dan sistem organ untuk berfungsi

secara maksimal. Pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler

yang dikenal manusia. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di


15

seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun

temurun. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat

memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat

mempertahankan perasaan aman pada bayi. Pijat bayi dapat dilakukan

pada pagi hari dan malam hari. Pijat bayi dapat dilakukan satu kali

atau dua kali dan dilakukan saat bayi sedang dalam keadaan terjaga

dengan baik (Sugiharti, 2016).

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting

dan harus diukur pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak

pada semua kelompok umur. Berat badan merupakan hasil

peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara

lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainlain. Pada saat ini berat

badan dipakai sebagai indikator yang terbaik untuk mengetahui

keadaan gizi dan tumbuh kembang anak karena berat badan sensitif

terhadap perubahan walaupun sedikit (Mutmainah, dkk, 2016).

Untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan

yang ada pada tubuh (tulang, otot, lemak, cairan tubuh) sehingga akan

diketahui status gizi anak atau tumbuh kembang anak. Berat badan

juga dapat digunakan sebagai ukuran untuk menghitung dosis obat

(Marmi dan Rahardjo, 2018).


16

Pada masa pertumbuhan berat badan bayi dibagi menjadi dua

yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Untuk usia 0-6 bulan berat

badan akan mengalami penambahan setiap minggu sekitar 140-200

gram dan berat badannya akan menjadi dua kali berat badan lahir pada

akhir bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan

setiap seminggu sekitar 40 gram dan pada akhir bulan ke 12 akan

menjadi penambahan 3 kali lipat berat badan lahir (Sembiring, 2017).

Tabel 2.1 Standart Pertumbuhan Berat Badan Anak Usia 0-6 bulan

berdasarkan Jenis Kelamin

Usia bayi BB Perempuan BB Laki-Laki


(bulan) (gram) (gram)

0 2400-4200 2500-4300
1 3200-5400 3400-5700
2 4000-6500 4400-7000
3 4600-7400 5100-7900
4 5100-8100 5600-8600
5 5500-8700 6100-9200
6 5800-9200 6400-9700
Sumber : Kemenkes RI 2012

Kenaikan berat badan pada tahun pertama kehidupan menurut

Adriani M & Wirjatmadi B (2016) :

a. 700-1000 g/bulan pada Triwulan I

b. 500-600 g/bulan pada Triwulan II

c. 350-450 g/bulan pada Triwulan III

d. 250-350 g/bulan pada Triwulan IV


17

Kenaikan berat badan dilihat dari standar KMS

a. Usia 1 bulan : 1000 gr

b. Usia 2 bulan : 900 gr

c. Usia 3 bulan : 800 gr

d. Usia 4 bulan : 600 gr

e. Usia 5 bulan : 500 gr

Cara termudah mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan bayi

dan balita Anda adalah dengan mengamati grafik pertambahan berat

dan tinggi badannya yang terdapat pada Kartu Menuju Sehat (KMS).

Simak grafiknya setiap kali pemeriksaan rutin bulanan, baik di

posyandu, puskesmas, maupun dirumah sakit. Dengan bertambahnya

usia bayi atau balita, harusnya bertambah pula berat dan tinggi

badannya. Jika bertambah, berarti pertumbuhan anak berlangsung baik.

Berarti, anak sehat secara fisik dan jasmani. Pada anak yang sering

mengalami sakit, ataupun kurang gizi, urutan berat dan tinggi

badannya akan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan, terjadi

gangguan pada pertumbuhannya (Eveline & Djamaludin, 2010).

b. Tinggi badan

Pengukuran tinggi badan untuk menilai status perbaikan gizi

disamping factor genetik. Penilaian tinggi badan dapat dilakukan

dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak. Penilain tinggi badan dapat berdasarkan umur

menurut WHO dengan baku NCHS yaitu dengan cara presentase dari
18

median dengan penilaian : ≥ 90 adalah normal, tinggi badan

meningkat sampai tinggi maksimal dicapai, meningkat pesat pada usia

bayi dan adolescent dan berhenti pada usia 18-20 tahun (Marmi dan

Rahardjo, 2018).

c. Lingkar kepala

Digunakan untuk menilai jaringan lemak dan otot, tetapi penilaian

ini banyak berpengaruh pada keadaan jaringan tubuh apabila

disbanding dengan berat badan. Penilaian ini juga dapat dipakai untuk

menilai status gizi pada anak pra sekolah (Marmi dan Rahardjo,

2018).

Lingkar kepala lebih besar (makrosefali) menandakan 88% IQ

normal, 5% retardasi mental ringan dan 7% retardasi mental berat.

Jika lingkar kepala lebih kecil dari normal (mikrosefali), maka

dicurigai terjadi retardasi mental. Riwayat kehamilan dan kelahiran

yang buruk serta adanya penyakit yang tidak kunjung sembuh sampai

usia 3 tahun, maka erat kaitannya drngan retardasi mental (Dewi,

2010).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan, yakni:

1) Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan factor yang di dapat dari keturunan,

seperti suku, ras, dan jenis kelamin. Jenis kelamin ditentukan sejak

dalam kandungan, anak laki-laki setelah lahir cenderung lebih besar


19

dan tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, hal ini akan nampak

setelah masa pubertas. Ras dan suku juga mempengaruhi

pertumbuhan, seperti suku bangsa asia memiliki tubuh yang lebih

pendek daripada orang Eropa.

2) Faktor Nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang

keberlangsungan proses pertumbuhan. Terdapat kebutuhan zat gizi

yang diperlukan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin

dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak atau kurang terpenuhi maka

dapat menghambat pertumbuhan anak. Asupan nutrisi yang berlebihan

juga berdampak buruk bagi kesehatan anak, yaitu terjadi penumpukan

kadar lemak yang berlebihan dalam sel atau jaringan bahkan pada

pembuluh darah.

3) Budaya Lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi bagaimana

mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan

perilaku hidup sehat. Larangan untuk makan makanan tertentu pada

saat hamil ataupun menyusui padahal zat gizi tersebut dibutuhkan

untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

4) Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

Anak yang dibesarkan di keluarga yang berekonomi tinggi untuk

pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik dibandingkan

dengan anak yang dibesarkan di keluarga yang ekonomisedang atau


20

kurang. Demikian juga dengan status pendidikan orangtua, keluarga

dengan pendidikan tinggi akan lebih mudah menerima arahan tentang

peningkatan pertumbuhan dan perkembangan.

5) Stimulasi

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar

anak yang berupa latihan atau bermain. Stimulasi merupakan

kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan

anak. Anak yang banyak mendapat stimulasi yang terarah akan cepat

berkembang disbanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.

Berdasarkan pedoman pelaksanaan stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Anak (2012), stimulasi merupakan kegiatan

merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6tahun agar anak tumbuh

dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi

rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.

Stimulasi dapat dilakukan oleh orangtuanya, anggota keluarga atau

orang dewasa lainnya di sekitar anak (Nursalam, dkk, 2013).

Bentuk stimulasi dapat dilakukan cara latihan dan bermain.

Selain itu, perhatian dan kasih sayang yang diberikan oleh orangtua

terhadap anaknya seperti, sentuhan, bercanda dan belaian merupakan

aktivitas yang menyenangkan bagi anak terutama pada tahun pertama

kehidupannya. Dalam perhatian dan kasih sayang tersebut dapat

dilakukan dengan cara melakukan pemijatan bayi oleh orangtua bayi

itu sendiri (Nursalam, dkk, 2013).


21

3. Pijat

a. Definisi Pijat

Pijat adalah adalah sebuah terapi sentuhan tradisional yang diwariskan

secara turun-temurun. Saat badan terasa pegal-pegal, kurang nyaman, salah

urat, keseleo dan lain sebagainya, pilihan yang tepat untuk orang-orang

terdahulu kita adalah pijat (Suwardini, 2013).

Pijat adalah seni cara pengobatan atau penyembuhan kuno yang

mampu memberikan banyak manfaat bagi semua bagian di tubuh kita.

Karena itu pijat disebut juga treatment preventif yang penting untuk

mempertahankan kesegaran, kesehatan, dan kebugaran (Suwardini, 2013).

Pijat merupakan stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan

efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan secara

benar dan teratur pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam

proses tumbuh kembang bayi. Pijat pada bayi oleh orangtua dapat

meningkatkan hubungan emosional antara orangtua dan bayi, juga diduga

dapat meningkatkan berat badan bayi (Yuliana dkk, 2013).

Berdasarkan Farida, dkk (2018), menyatakan bahwa pijat bayi

merupakan sentuhan setelah kelahiran, serta dapat memberikan jaminan

adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan

nyaman pada bayi. Terapi sentuh, terutama pijat pada bayi dapat

menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan.

Bayi baru lahir sebaiknya mengawali tahap pemijatan dengan sentuh

karena dapat memberikan jaminan adanya kontak dengan tubuh dan


22

berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi.

Tetapi kenyataannya di masyarakat terutama di pedesaan masih banyak

ibu yang mempercayakan pemijatan bayinya kepada dukun. Hal ini

disebabkan karena banyak ibu yang belum mengetahui tentang pemijatan

bayi yang benar (Susila, 2017).

Pijat bayi adalah metode atau cara pengasuhan anak secara

tradisional atau kuno yang masih dipraktekan di seluruh dunia hingga saat

ini. Bahkan hasil penelitian medis terbaru saat ini telah membuktikan

bahwa dengan pijat, terdapat banyak sekali manfaatnya pada bayi. Dan

sebuah studi membuktikan bahwa bayi premature yang dipijit tiga kali

sehari selama sepuluh hari ternyata mendapatkan kenaikan berat badan

hampir 50 persen lebih banyak dibandingkan yang tidak dipijat. Bukan

hanya itu saja, bayi yang dipijat juga ternyata lebih aktif, lebih ceria dan

dapat meninggalkan rumah sakit enam hari lebih cepat dibandingkan bayi

premature yang tidak dipijat (Suwardini, 2013).

Baby massage atau pijat bayi adalah terapi sentuhan kulit dengan

menggunakan tangan. Ini memang bukan hal baru lagi, walaupun

pengaruh pijat bayi ini belum diyakini benar. Sentuhan pada kulit bayi

melalui seni pijat ternyata dapat meningkatkan produksi ASI. Penelitian

“Cynthia Mersmann” membuktikan bila bayi dipijat/produksi ASI perah

ibunya akan lebih banyak. Jadi pijat dapat meningkatkan lemahnya

pemberian ASI eksklusif oleh ibu pekerja. Pijat bayi dipercaya dapat

meningkatkan stimulus otaknya, membantu pertumbuhannya,


23

memperlancar sistem pencernaannya, bahkan membantu sistem kekebalan

tubuhnya. Juga dapat membina hubungan antara ibu dengan bayinya

(Griya Sehat Indonesia).

Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa sentuhan akan

menyebabkan berbagai perubahan positif pada bayi. Sentuhan itu dapat

membuatnya tenang dan nyaman. Dengan melakukan pemijatan yang

benar, bayi akan mengalami peningkatan nafsu makan dan efektifitas

dalam istirahat (tidur). Selain itu, pemijatan pada bayi juga dapat

memperbaiki kondisi mental, meningkatkan kecerdasan, dan mengasah

kemampuan interaksi sosialnya (Subakti & Anggarini, 2008).

b. Manfaat Pijat

Pengaruh positif pijat bayi bagi tumbuh kembang anak tidak

diragukan lagi. Sebaiknya yang melakukan pijat bayi adalah orangtua

bayi itu sendiri terlebih ibu, bukan orang lain. Beberapa gerakan pijat bayi

mempunyai manfaat bagi pertumbuhan bayi:

1) Pijatan pada daerah wajah dapat membantu melemaskan otot-otot

wajah.

2) Pada bagian dada, dapat memperkuat fungsi dari jantung dan paru-

paru.

3) Pada daerah perut dapat meningkatkan sistem pencernaan, mengurangi

kolik dan sembelit.

4) Pada daerah tangan dan kaki, dapat menghilangkan ketegangan otot-

otot lengan dan kaki serta memperkuat tulang.


24

5) Pada daerah punggung, dapat memperkuat otot untuk menyangga

tulang belakang.

(Sekartini dan Bernie, 2012).

Terdapat manfaat yang nyata dari pijat bayi yang dilakukan

terhadap anak berusia 0-12 bulan ujar Spesialis Kedokteran Fisik dan

Rehabilitasi RSUD dr. Soetomo, dr Noor Idha Handajani SpK-FR

(detiksurabaya.com 11/5/2010) serta disukung penelitian medis yang

telah membuktikan banyak manfaat dari pijat untuk bayi dan balita

(Griya Sehat Indonesia). Berikut ini beberapa manfaat pijat bayi:

a) Pijat pada bayi dapat bermanfaat untuk merangsang syaraf motorik,

memperbaiki pola tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan

ketenangan emosional pada bayi. Selain itu pula, pijat menyehatkan

tubuh dan memperkuat otot-otot pada bayi. Bayi yang dipijat

dengan baik dan teratur dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang

lebih baik (Suwardini, 2013).

b) Pijat yang membuat bayi tidak merasa nyaman umumnya adalah

demam karena tumbuh gigi, hidung tersumbat karena lendir

(mucous), kolik (gas yang terperangkap di usus) dan stress karena

tidak mendapatkan kenyamanan tempat. Semua hal di atas bisa

diatasi dengan melakukan pijat yang benar. Jika dilakukan dengan

benar dan teratur, pijat dapat mengatasi gejala penyakit-penyakit di

atas dengan mudah, tanpa perlu harus ke dokter apalagi diberi obat

(Suwardini, 2013).
25

c) Ketika bayi tumbuh gigi, bayi merasa tidak tenang dan nyaman.

Dia akan uring-uringan karena merasa sakit (sebagaimana kita

ketika demam). Jika dipijat seperti ini, tubuh bayi akan

memproduksi hormone endorphin dan oksitosin yang akan

menghilangkan rasa sakit, serta membuatnya nyaman (Suwardini,

2013)

d) Bayi jika dipijat 15 menit selama dua kali dalam seminggu, setelah

empat minggu akan mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi

dari pada bayi yang tidak dipijat (Suwardini, 2013).

e) Bayi yang dipijat mengalami peningkatan saraf otak ke 10 (tonus

nervus vagus) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim

penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian penyerapan

makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat

badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak

dipijat. Hal tersebut juga menyebabkan bayi cepat lapar sehingga

akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih

banyak pula diproduksi, karena seperti diketahui ASI akan semakin

banyak diproduksi bila semakin banyak diminta. Selain itu, ibu

yang memijat bayi akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak

positif pada peningkatan volume ASI (Griya Sehat Indonesia).

Saraf vagus adalah saraf terpanjang dan paling banyak

didistribusikan dalam tubuh manusia. Saraf vagus memiliki banyak

fungsi yang berbeda, karena yang merupakan salah satu bagian


26

penting dari sistem saraf. Ada dua belas pasang saraf kranial dalam

tubuh manusia, yang semuanya menghubungkan sistem penting

untuk otak. Fungsi yang dilakukan oleh masing-masing saraf

berbeda. Saraf vagus adalah salah satu saraf kranial. Ini adalah saraf

kranial ke-10 dalam tubuh, dan memiliki banyak fungsi. Saraf

vagus mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh, dan kemudian

mengirimkan mereka kembali ke otak. Ini memicu sistem

parasimpatis (PNS), dan membantu dalam menjaga kesehatan,

kekebalan sel, organ, jaringan, dan sel-sel induk. Ini mengatur

detak jantung, bicara, keringat, tekanan darah, proses pencernaan,

produksi glukosa, dan pernapasan. Selain memberikan output ke

berbagai organ, itu membuat sekitar 90% dari saraf aferen yang

banyak mentransmisi informasi sensorik tentang kondisi organ

tubuh ke sistem saraf pusat (artikeltop.xyz).

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. field & Scafidi (1986&1990)

menunjukkan bahwa pada bayi prematur (berat badan 1280 dan

1176 gram). Yang dipijat 3x15 menit selama 10 hari, mengalami

kenaikan berat badan per hari 20%-47% lebih banyak dari pada

bayi yang tidak dipijat (Griya Sehat Indonesia).

f) Terapi pijat 30 menit per hari dapat mengurangi depresi dan

kecemasan pada bayi, tentu saja tidur bayi pun akan bertambah

senang (Suwardini, 2013).


27

g) Bayi yang banyak memperoleh sentuhan, khususnya dari ibu, akan

jarang mengalami simpton hospitalimus yaitu gangguan seperti di

radang telinga tengah, campak, gangguan usus dan lain sebagainya.

Bahkan pengamat T.Field seperti dikutip dr. J. David Hull, ahli

vrologi molekuler dari Inggris, dalam makalah berjudul Touch

Therapy : Science Confirms Instinct, menyebutkan terapi pijat 30

menit per hari dapat mengurangi depresi dan kecemasan pada bayi,

tentu saja tidur bayi pun akan bertambah tenang (Suwardini, 2013).

c. Waktu yang Tepat untuk Memijat

Sebenarnya pijat pada bayi boleh dilakukan setiap hari dengan

waktu yang singkat, sekitar 10-15 menit. Namun pada saat pemijatan

ini berlangsung, sebaiknya situasi dan kondisi baik itu bayi atau ibu

sedang dalam suasana santai. Tidak terburu-buru atau tergesa-gesa,

sehingga proses yang seharusnya terjalin dalam suasana cinta kasih

menjadi tidak didapat. Bayi jika dipijat 10-15 menit selama dua kali

dalam seminggu, setelah empat minggu akan mengalami kenaikan

berat badan lebih tinggi dari pada bayi yang tidak dipijat (Suwardini,

2013).

Pada dasarnya tidak ada patokan kapan waktu yang tepat

memijat bayi. Kita bisa memijat si kecil setelah mandi, sebelum

memakai baju, atau sebelum si kecil tidur pada malam hari. Saat siang

hari, si kecil mendapatkan banyak stimulasi yang membuatnya sangat

aktif. Mulai dari duduk, merangkak, berjalan dan bermain. Semua


28

aktivitas itu membuat si kecil lelah. Pijatan sebelum tidur akan

membantu menenangkan si kecil, sehingga tidurnya akan pulas

(Subakti & Anggarini, 2008).

Waktu yang baik untuk memijat bayi :

1) Waktu yang paling baik untuk memijat bayi adalah diantara dua

waktu makan, saat bayi tidak lapar dan tidak kekenyangan. Jangan

sekali-kali mijat bayi saat bayi usai makan atau saat di kenyang.

2) Waktu sesudah mandi adalah termasuk waktu yang baik pula.

Karena usai mandi, bayi sedang merasa segar dan fresh. Jika

ditambahkan dengan pijatan lembut dan penuh kasih sayang, bayi

anda pasti merasa sangat nyaman dan menikmatinya.

3) Waktu siang hari saat bayi sedang relaks atau santai dan

responsive. Pijatan ini dapat berupa sentuhan atau belaian lembut di

punggung atau jari jemarinya

4) Waktu yang tenang, suasana tidak bising, tidak panas dan nyaman.

Jangan melakukan pemijatan disaat suasana tidak baik, karena

bukan mendapatkan kenyamanan, bayi malah akan stress.

5) Waktu yang teratur. Misalnya anda selalu memijatnya sesudah

mandi, siang hari, saat santai, malan dan yang lainnya. Usahakan

melakukan pijatan ini akan membuat bayi anda mengerti dan

terbiasa (Suwardini, 2013).


29

d. Persiapan sebelum Memijat

1) Mencuci tangan dan dalam keadaan hangat

2) Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi

3) Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap

4) Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar

5) Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk

melakukan semua tahap pemijatan

6) Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih

7) Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang

8) Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi (baby

oil/lotion)

9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai

wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

(Proverawati dan Cahyo, 2014).

e. Hal-Hal yang dilakukan saat Melakukan Pijat

Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pijat bayi,

(Sekartini dan Bernie, 2012)

1) Waktu yang cukup baik untuk ibu dan bayi. Jangan menyambi

aktivitas memijat dengan lainnya, seperti memasak dan nonton TV.

Waktu yang dibutuhkan sekitar 15 menit.

2) Siapkan ruangan dengan suhu yang hangat dan tidak kena angin

langsung.

3) Siapkan segala peralatan untuk pijat, seperti alas untuk memijat,


30

handuk, baju, popok ganti, serta minyak sebagai pelicin.

4) Pastikan tangan ibu bersih dan tidak menggunakan perhiasan.

5) Bayi dibaringkan di tempat yang nyaman dan rata. Posisi ibu saat

melakukan pijat bayi juga harus nyaman sehingga tidak

menyebabkan masalah bagi ibu.

6) Pastikan bayi tidak sedang lapar atau baru selesai makan.

7) Pastikan selalu kontak mata dengan bayi, ajak bayi bicara,

tersenyum atau bersenda gurau. Hal ini baik untuk memberikan

stimulasi secara maksimal.

8) Mulai dengan sentuhan ringan dan perlahan, lihat dan perhatikan

respon anak terhadap pijatan ibu. Tingkatkan tekanan pijatan secara

perlahan. Jika bayi rewel atau menangis dan tidak mau dipijat,

segera hentikan pijatan tersebut.

Selain itu yang dianjurkan untuk dilakukan selama pemijatan, antara lain:

a) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut,

untuk membantu menciptakan suasana tenang selama pemijatan

berlangsung.

b) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih

menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian,

akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat

sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan

dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri

pada bagian punggung.


31

c) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi. Jika bayi

menangis, cobalah menenangkan bayi sebelum melakukan

pemijatan. Jika bayi menangis lebih keras, hentikan pemijatan

karena mungkin bayi mengharapkan untuk digendong, disusui

atau sudah sangat ingin tidur.

d) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa

lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi. Namun,

apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka

dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.

e) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawatan untuk

mendapatkan keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi.

f) Hindarkan mata bayi dari baby oil/lotion.

(Proverawati dan Cahyo, 2014).

f. Hal-Hal yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan

1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan

2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan

3) Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat

4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat

5) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

(Proverawati dan Cahyo, 2014).


32

g. Cara Pijat Bayi

Menurut Subakti & Anggarini (2008) pemijatan bayi menurut usia

bayi :

1. Usia 0-1 bulan

Bayi yang baru saja lahir dapat langsung dipijat, namun gerakan

memijat hanya gerakan-gerakan halus, jangan melakukan

pemijatan di daerah perut sebelum tali pusar lepas.

2. Usia 1-3 bulan

Lakukan pemijatan dengan gerakan yang halus disertai tekanan

ringan dengan waktu yang singkat.

3. Usia 3 bulan - 3 tahun

Lakukan pemijatan dengan seluruh gerakan disertai dengan

tekanan, waktu pemijatan pun semakin meningkat.


33

h. Teknik pijat

Setiap gerakan pada tahap pemijatan dapat diulang

sebanyak enam kali (Roesli, 2016).

1) Kaki

a) Perahan cara india

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang

pemukul soft ball. Gerakkan tangan ke awah secara bergantian,

seperti memerah susu.

b) Peras dan Putar

Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan

secara bersamaan. Peras dan putar kaki bayi dengan lembut

dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki.


34

c) Telapak Kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara

bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh

telapak kaki.

d) Tarikan Lembut Jari

Pijatlah jari-jarinya satu per satu dengan memutar menjahui

telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada

tiap ujung jari.

e) Gerakan Peregangan (stretch)

Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak

kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit. Dengan jari-jari


35

tangan lain regangan dengan lembut punggung kaki pada

daerah pangkal kaki kearah tumit.

f) Titik Tekanan

Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari.

g) Punggung Kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian

pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari-jari

secara bergantian.

h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki (ankle circles)


36

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu

jari dan jari-jari lainnya dipergelangan kaki bayi.

i) Perahan Cara Swedia

Peganglah pergelangan kaki bayi. Gerakkan tangan anda

secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.

j) Gerakan Menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan. Buatlah gerakan

menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

k) Gerakan Akhir

Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan

kiri, rapatkan kedua kaki bayi. Letakan kedua tangan Anda

secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua


37

kaki bayi dengan tekanan lembut dai paha ke arah pergelangan

kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki.

2) Perut

Hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk

a) Mengayuh Sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh

pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan

tangan kanan dan kiri.

b) Mengayuh Sepeda dengan Kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan

tangan yang lain, pijat perut dari perut bagian atas sampai ke

jari-jari kaki.

c) Ibu Jari ke Samping


38

Letakan kedua ibu jari di samping kanan-kiri perut. Gerakan

kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan-kiri.

d) Bulan-Matahari

Buatlah lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri

mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke

atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah

membentuk gamabar matahari) beberapa kali. Gunakan tangan

kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari

bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi

(seolah membentuk gambar bulan). Lakukan kedua gerakan ini

bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh

(matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat setengah

lingkaran (bulan).
39

e) Gerakan I Love You

”I” pijatlah perut bayi dari bagian kiri atas ke bawah dengan

bentuk menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf

“I”. “lOVE” pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik,

mulai dari kanan atas ke kiri, kemudian dari kiri atas ke kiri

bawah. “YOU” pijatlah perut bayi membentuk huruf “U”

terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,

kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.

f) Gelembung atau Jari-Jari Berjalan (walking fingers)

Letakan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian

kanan. Gerakan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian

kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung-

gelembung udara.
40

3) Dada

a) Jantung Besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan

meletakan ujung-ujung jari kedua telapak anda di tengah dada

bayi/ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher,

kemudian ke samping di bawah leher, kemudian ke samping di

atas tulang selakangan, lalu ke bawah membentuk bentuk

jantung, dan kembali ke ulu hati.

b) Kupu-Kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu,

dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat

menyilang dari tengah kanan membuat gerakan memijat

menyilang dari tengah dada/ulu hati ke arah bahu kanan, dan

kembali ke ulu hati. Gerakan tangan kiri anda ke bahu kiri dan

kembali ke ulu hati.


41

4) Tangan

a) Memijat Ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke

bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di

daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan.

b) Perahan cara India

Arah pemijatan cara india pijatan yang menjahui tubuh. Guna

pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan

otot. Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan

kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri

memegang pergelangan tangan bayi. Gerakan tangan kanan

mulai dari bagian pundak ke arah pergelangan tangan,

kemudian gerakan tangan kiri dari pudak ke arah pergelangan

tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan dan kiri ke

bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah


42

susu sapi.

c) Peras dan Putar (aqueeze and twist)

Cara lain adalah dengan menggunkaan kedua tangan secar

bersamaan. Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai

dari pundak ke pergelangan tangan.

d) Membuka Tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan

tangan ke arah jari-jari.


43

e) Putar Jari

Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari

dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan

lembut pada tiap ujung jari.

f) Punggung Tangan

Letakan tangan bayi di antara kedua tangan anda. Usap

punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari

dengan lembut.

g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan (wrist circle)


44

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

h) Perahan Cara Swedia

Arah pijatan cara swedia adalah dari pegelangan tangan kearah

badan. Pijatan ini bergunan untuk megalirkan darah ke jantung

dan paru-paru. Gerakan tangan kanan dan kiri anda secara

bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi kearah

pudak. Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi

kearah pundak.

i) Gerakan Menggulung

Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak

tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan

menuju kearah pergelangan tangan/jari-jari.


45

5) Muka

Umumnya tidak diperlukan minyak untuk daerah muka.

a) Dahi: Menyetrika Dahi (open book)

Letakan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi.

Tekanan jari-jari anda dengan lembut dari tengah dahi keluar

ke samping kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau

membuka lembaran buku. Gerakan ke bawah ke daerah pelipis,

buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian

gerakan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mata.

b) Alis: Menyetrika Alis

Letakan kedua ibu jari di antara kedua alis mata. Gunakan

kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan

di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah

menyetrika alis.
46

c) Hidung: Senyum I

Letakkan kedua jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari

dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah

pipi dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah

membuat bayi tersenyum.

d) Mulut Bagian Atas: Senyum II

Letakan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat

hidung. Gerakan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping ke

atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.

e) Mulut Bagian Bawah: Senyum III

Letakan kedua ibu jari di atas dagu. Tekankan dua ibu jari pada

dagu dengan gerakan dari tengah ke smaping, kemudian ke

atas kearah pipi seolah membuat bayi tersenyum.


47

f) Lingkaran Kecil di Rahang (small circles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran- lingkaran kecil di

daerah rahang bayi.

g) Belakang Telinga

Dengan mempergunakan jung-ujung jari, berikan tekanan

lembut pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakan

kearah pertengahan dagu dibawah dagu.

6) Punggung

a) Gerakan Maju Mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang didepan anda dengan kepala di


48

sebelah kiri dan kaki disebelah kanan anda. Pijatlah sepanjang

punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan

kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi,

lalu kembali lagi ke leher.

b) Gerakan Menyetrika

Pegang pantat bayi dengan tangan kanan kanan. Dengan

tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai betemu

dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah

menyetrika punggung.

c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan

kanan memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan samapai

ke tumit bayi.
49

d) Gerakan Melingkar

Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan

melingkar kecil-kecil mulai dari atas tengkuk turun ke bawah

di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.

Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher,

kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat.

e) Gerakan Menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda

pada punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah

memanjang samapai ke pantat bayi.

7) Gerakan Peregangan

a) Tangan Disilangkan

Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silang keduanya di

dada. Luruskan kedua tangan bayi ke samping. Ulangi gerakan

ini sebanyak 4-5 kali.


50

b) Membentuk Diagonal Tangan-Kaki

Pertemukan ujung kaki dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh

bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya, tarik

kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula.

Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan dan kaki bayi

ke atas posisi semula. Gerakan membentuk diagonal ini dapat

diulang sebanyak 4-5 kali.

c) Menyilangkan Kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan ke

atas. Buatlah silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu

mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada

posisi semula. Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan

silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan

dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu,


51

kembalikan ke posisi semula. Gerakan ini dapat diulang

sebanyak 4-5 kali.

d) Menekuk Kaki

Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi dalam posisi kaki

lurus, lalu tekuk lutut perlahan menuju kearah perut. Gerakan

menekuk lutut ini dapatt diulang sebanyak 4-5 kali.

e) Menekuk Kaki Bergantian

Gerakan sama seperti menekuk kaki, tetapi dengan

mempergunakan kaki secara bergantian.


52

B. Kerangka Teori

Pijat Bayi

Meningkatkan Peningkatan tonus Merubah Hormon


neurotransmitter nervus vagus, gelombang endorphin
serotonin, meningkatkan otak menstimulasi

v penurunan gastrin dan insulin pengeluaran


hormone enzim ODC
adrenalin Menurunkan
Memperlancar gelombang
Pertumbuhan
penyerapan alfa dan
sel dan
Meningkatkan makanan dan bayi meningkatka
jaringan
daya tahan sering menyusu n gelombang
meningkat
tubuh beta dan teta

Tumbuh
Meningkatkan kembang
berat badan bayi Bayi merasa secara optimal
tenang,
meningkatkan
jumlah tidur
bayi

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Griya Sehat Indonesia, Roesli (2016).

: diteliti
: tidak diteliti

Anda mungkin juga menyukai