Anda di halaman 1dari 27

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan

1. Pengertian

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran-ukuran tubuh yang meliputi BB,

TB, LK dan lain-lain, atau bertambahnya jumlah dan ukuran sel-sel pada semua

sistem organ tubuh. (Vivian,2013)

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI,

2012).

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar,

jumlah atau dimensi pada tingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat

kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat (gram, kilogram), satuan

panjang (cm,m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan

nitrogen dalam tubuh). (Marmi dan Kukuh, 2015)

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pada Balita

Anak usia balita pada umumnya memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal yang dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor internal mau pun faktor eksternal.
8

Begitu pula sebaliknya, ada beberapa faktor yang dapat menghambat tumbuh

kembang anak baik dari internal mau pun karena faktor lingkungannya. Berikut ini

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak:

a. Faktor internal pertumbuhan

Ada banyak faktor internal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak, di antaranya adalah:

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang memberikan pengaruh yang besar

pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan fisik anak sangat

dipengaruhi oleh gen bawaan orang tuanya. Jika orang tuanya tinggi, maka anaknya

pun akan mewarisi gen tinggi tersebut, begitu pula sebaliknya. Melalui instruksi

dalam sel telur yang telah dibuahi, kualitas dan kuantitas pertumbuhan anak dapat

ditentukan.

1) Gen

Faktor genetik adalah salah satu faktor yang memberikan pengaruh yang besar

pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan fisik anak sangat

dipengaruhi oleh gen bawaan orang tuanya. Jika orang tuanya tinggi, maka anaknya

pun akan mewarisi gen tinggi tersebut, begitu pula sebaliknya. Melalui instruksi

dalam sel telur yang telah dibuahi, kualitas dan kuantitas pertumbuhan anak dapat

ditentukan.

2) Ras

Ras suatu bangsa mempengaruhi tumbuh kembang anak. Pertumbuhan anak

Indonesia berbeda dengan pertumbuhan anak dari Amerika atau Arab karena rasnya

berbeda.
9

3) Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan kurangnya nafsu makan sehingga menyebabkan

asupan makanan menjadi rendah yang akhirnya menyebabkan kurang gizi

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).

Mekanisme patologisnya dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri

maupun bersamaan, yaitu:

a) Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunya absorbsi,

dan kebiasaan mengurangi makan pada pada saat sakit.

b) Peningkatan kehilangan cairan /zat gizi akibat penyakit diare, mual/muntah dan

perdarahan yang terus menerus.

c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit (human

host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh. (Supariasa, 2012).

b. Faktor Eksternal pertumbuhan

Beberapafaktor eksternal baik sebelum kelahiran mau pun setelah lahir dapat

mempercepat mau pun menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Faktor

eksternal tersebut di antaranya adalah:

1) Kondisi dalam kandungan

Faktor prenatal sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Jika nutrisi

dalam kandungan tercukupi, maka anak akan tumbuh dengan baik. Sebaliknya jika

gizi yang diterima sejak di kandungan tidak tercukupi, anak akan mengalami

hambatan dalam pertumbuhannya seperti berat badan yang kurang, perkembangan

otak terhambat, dan anemia pada saat bayi baru lahir. Lamanya bayi dalam

kandungan juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi.


10

2) Kasih sayang

Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh kasih sayang yang diberikan

orang tua pada si anak. Kasih sayang yang cukup akan membuat anak lebih mudah

berkembang dan cenderung lebih cerdas. Hal ini terjadi karena stimulasi lingkungan

yang baik dapat menambah lapisan otak dan jumlah sinaps dan lapisan kapiler di otak.

Sedangkan jika anak terlalu banyak dibentak dan kurang menerima kasih sayang,

saraf-saraf di otak akan mengalami gangguan perkembangan bahkan beberapa putus

sehingga menyebabkan anak menjadi lamban dan perkembangannya tidak optimal.

3) Lingkungan

Lingkungan adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi sebagai

penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu (Pb),rokok,dll.

Mempunyai damapk yang negative terhadap pertumbuhan anak

4) Sosial ekonomi

Banyaknya anak balita yang kurang gizi dan gizi buruk di sejumlah wilayah di

tanah air disebabkan ketidaktahuan orang tua akan pentingnya gizi seimbang bagi

anak balita yang pada umumnya disebabkan pendidikan orang tua yang rendah serta

faktor kemiskinan.

Kurangnya asupan gizi bisa disebabkan oleh terbatasnya jumlah makanan

yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan

karena alasan sosial ekonomi yaitu kemiskinan. Faktor karakteristik keluarga yang

menjadi pertimbangan dan dapat mempengaruhi hasil adalah pendapatan keluarga dan

tingkat pendidikan ibu. (Marmi dan Kukuh,2015)


11

5) Pendidikan

Tingkat pendidikan berhubungan dengan status gizi karena dengan

meningkatnya pendidikan kemungkinan akan meningkatkan pendapatan sehingga

dapat meningkatkan daya beli makanan (Departemen Gizi dan Kesehatan

Masyarakat, 2009)

3. Indikator pertumbuhan atau cara penilaian pertumbuhan anak

a. Pengukuran antropometri

Pengertian istilah „nutrisional anthropometri‟ mula-mula muncul dalam „bosy

measurements and human nutrition‟ yang ditulis oleh brozek (1966), dan telah

didefinisikan oleh jelliffepada tahun (1966), dan telah didefinisikan oleh jelliffe pada

tahun (1966) sebagai; pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komponen besaran

tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. (marmi dan

kukuh, 2015)

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi

tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan masa tubuh yang bebas

lemak. Penilaian pertumbuhan merupakan komponen esensial dalam surveilan

kesehatan anak karena hamper setiap masalah yang berkaitan dengan fisiologi,

interpersonal dan domain social dapat memberikan efek buruk pada pertumbuhan

anak. Alat yang sangat penting untuk penilaian pertumbuhan adalah kurva

pertumbuhan (growth chart) yang dilengkapi dengan alat timbangan yang akurat,

papan pengukur, stadiometer, dan pita pengukur. (marmi dan kukuh, 2015) Langkah-

langkah managemen pertumbuhan anak antara lain : pertumbuhan anthropometri

(berat badan, tinggi badan, lingkar kepala); pengukuran kurva pertumbuhan anak
12

(kms); penilaian dan analisa status gizi dan pertumbuhan anak; penilaian

perkembangan anak dan maturitas; intervensi (preventif, promotif, kuratif dan

rehabilitatif) . Tujuan pengukuran bb/tb adalah untuk menentukan status gizi anak,

normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. (Kemenkes RI, 2012)

Jadwal pengukuran bb/tb disesuaikan dengan jadwal deteksi dini tumbuh

kembang balit. Pengukuran dan penilaian bb/tb dilakukkan oleh tenaga kesehatan

terlatih. (Kemenkes Ri, 2012)

Parameter utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian

menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan dan keakuratan

penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam

kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan,

Parameter ukuran antropometri yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan

fisik adalah tinggi badan, berat badan, lingkar kepala. Macam-macam pertumbuhan

fisik yang dapat digunakan yaitu. (Marmi dan Kukuh, 2015)

1) Pengukuran berat badan (bb)

Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan

keadaan gizi balita. Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam kartu menuju

sehat balita (kms balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan dilakukan

interfensi jika terjadi penyimpangan. (Marmi dan Kukuh, 2015)

a) Menggunakan timbangan bayi.


(1) Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun atau

selama anak masih bisa berbaring/duduk tenang.

(2) Letakkan timbangan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang.
13

(3) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0 (4) Bayi sebaiknya

telanjang, tanpa topi, kaus kaki, sarung tangan.

(5) Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

(6) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

(7) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

(8) Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah antarsa gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

b) Menggunakan timbangan injak.

(1) Letakkan timbangan di lantai yang datar sehingga tidak mudah bergerak.

(2) Lihat posisi jarum atau angka harus menunjuk angka 0.

(3) Anak sebaiknya memakai baju sehari-hari yang tipis, tidak memakai alas kaki,

jaket, topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu.

(4) Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi.

(5) Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

(6) Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan.

(7) Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca angka di

tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan sdan ke kiri.

2) Pengukuran tinggi badan (tb)

Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan

berbaring sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil pengukuran

setiap bulan dapat dicatat pada dalam kms yang mempunyai grafik pertumbuhan

tinggi badan.(marmi dan kukuh, 2015)

a) Cara mengukur dengan posisi berbaring


14

(1) Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.

(2) Bayi dibaringkan terlentang pada alas yang datar.

(3) Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

(4) Petugas 1 : kedua tangan memegang kepala bayi agar tetap menempel pada

pembatas angka 0 (pembatas kepala)

(5) Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi agar lurus, tangan kanan menekan

batas kaki ke telapak kaki.

(6) Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.

Gambar 1
Pengukuran tinggi badan dengan posisi tidur
Kemenkes RI,2012

b) Cara mengukur dengan posisi berdiri:

(1) Anak tidak memakai sandal/sepatu (2) Berdiri tegak menghadap kedepan.

(3) Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

(4) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.


15

(5) Baca angka pada batas tersebut.


16

Gambar 2
Pengukuran tinggi badan dengan posisi berdiri
Kemenkes RI,2012

3) Pengukuran lingkar kepala anak (lka)

Pengukuran lingkar kepala anak adalah cara yang biasa dipakai untuk

mengetahui pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Biasanya ukuran

pertumbuhan tengkorak mengikuti perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan

pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan otak anak juga terhambat.

Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontalis dengan mengambil rerata 3

kali pengukuran sebagai standar.(marmi dan kukuh, 2015)

Tujuan pengukuran lingkar kepala anak adalah untuk mengetahui lingkar

kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal pengukuran,

disesuaikan dengan umur anak. Umur 0-11 bulan, pengukuran dilakukkan setiap tiga

bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan, pengukuran dilakukkan setiap 6

bulan. Pengukuran dan penilaian lingkar kepala anak dilakukan oleh tenaga kesehatan

terlatih. (kemenkes ri, 2012). Lingkar kepala anak diukur dengan menggunakan grafik
17

lingkar kepala. Grafik bayi laki-laki cukup bulan dimulai dengan ukuran 32-38 cm,

sedangkan grafik bayi perempuan cukup bulan dimulai dari ukuran

31-37 cm.

a) Cara mengukur lingkar kepala :

(1) Alat pengukur dilingkarkan pada kepala anak melewati dahi, menutupi alis

mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik

agak kencang.

(2) Baca angka pada pertemuan dengan angka 0

(3) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur bayi/anak

(4) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis

kelamin anak

(5) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran

sekarang

Gambar 3
Pengukuran Lingkar Kepala

b) Pemeriksaan Fisik
18

Untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan dengan cara melakukan

pemeriksaan fisik, dengan melihat bentuk tubuh, perbandingan bagian tubuh dan

anggota gerak lainnya.


19

c) Pemeriksaan Menggunakan Kurva Pertumbuhan Anak buku KMS

Di Indonesia Kartu Menuju Sehat (KMS) dipakai sebagai alat penyuluhan

maupun sebagai alat monitor pertumbuhan dan gizi di masyarakat. Kartu Menuju

Sehat ini merupakan modifikasi WHO-NCHS yaitu berat badan terhadap umur anak

balita, yang dilengkapi dengan gambar perkembangan motorik halus, kasar dan

berbahasa. (Marmi dan Kukuh, 2015)

Tujuan KMS adalah sebagai alat bantu (Instrumen) bagi ibu atau orang tua

dan petugas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak balita serta

menentukan tindakan-tindakan pelayanan kesehatan gizi. (Marmi dan Kukuh,2015)

Terdapat buku panduan penggunaan KMS bagi petugas kesehatan yang

diterbitkan oleh Depkes R.I pada tahun 1997, pada buku tersebut disebutkan bahwa

grafik pertumbuhan KMS dibuat berdasarkan buku WHO-NCHS yang disesuaikan

dengan keadaan Indonesia. (Marmi dan Kukuh, 2015)

Kurva bentuk merah dibentuk dengan menghubungkan angka-angka 70%

median, grafik berwarna kuning diatas merah pada batas 75%-80% median, daerah

hijau muda adalah 85%-90% median, daerah hijau tua 90%-100%.

(Marmi dan Kukuh, 2015)

B. Gangguan Pertumbuhan

Gangguan pertumbuhan merupakan suatu keadaan apabila pertumbuhan anak

secarabermaknalebihrendahataupendek dibandingkananakseusianyayang berdasarkan

indekstinggibadanmenurutumur(TB/U)beradadibawah–2SDkurva pertumbuhanWHO

2005 (Kemenkes RI, 2010).Penilaian pertumbuhan dapatdilakukanmelaluipenilaian


20

pertumbuhanfisiksalahsatunyaadalahmelaluipemantauantinggi badananak.

Denganmengukurtinggibadan anak, pertumbuhananakdapat dinilaidan dibandingkan

dengan standarpertumbuhan yang bertujuan untukmenentukan apakah

anaktumbuhsecaranormalataumempunyaimasalahpertumbuhanatau ada

kecenderungan masalah pertumbuhan yang perluditangani (WHO, 2010).

Penilaian pertumbuhan dapat dilakukan melalui penilaian pertumbuhan fisik

salah satunya adalah melalui pemantauan tinggi badan anak. Dengan mengukur tinggi

badan anak, pertumbuhan anak dapat dinilai dan dibandingkan dengan standar

pertumbuhan yang bertujuan untuk menentukan apakah anak tumbuh secara normal

atau mempunyai masalah pertumbuhan atau ada kecenderungan masalah

pertumbuhan yang perlu ditangani (WHO, 2010).

Penilaian tersebut mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar utama

dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku

(standar).untuk menjamin ketepatan dan keakuratan penilaian harusdilakukan dengan

teliti dan rinci. Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai

kecepatan pertumbuhan.

1. Fakta Monitoring Gangguan Pertumbuhan

Pemantauan pertumbuhan anak sejak lahir sangat penting. Selain dapat

menentukan pola normal pertumbuhan pada anak, juga dapat menentukan

permasalahan dan factor yang mempengaruhi dan mengganggu pertumbuhan pada

anak sejak dini. (Marmi dan Kukuh, 2015)

Bila diketahui gangguan pertumbuhan sejak dini maka pencegahan dan

penanganan gangguan pertumbuhan tersebut dapat diatasi sejak dini. Sayangnya,


21

hampir 85%, lebih buku kesehatan anak yang berobat ke dokter anak atau ke dokter

justru tidak pernah digambarkan grafik pertumbuhan berat badan. Justru grafik

pertumbuhan berat badan sering digambar oleh kader posyandu bagi bayi yang

menimbang di posyandu. Sehingga banyak kelainan dan gangguan kesehatan sering

terjadi keterlambatan deteksi dini dan penanganannya(Marmi dan Kukuh, 2015).

50% bayi mengalami gangguan kenaikan berat badan sejak usia 6 bulan yang

tidak pernah terdeteksi oleh orang tua dan dokter hanya karena dalam buku

kesehatannya tidak pernah tergambar grafik kenaikan berat badan. Gangguan

kenaikan berat badan sejak usia 6 bulan seringkali terjadi hanya karena timbulnya

reaksi simpang makanan (alergi makanan, intoleransi makanan dan seliak) pada bayi

yang dapat menggangu saluran cerna dan menggangu nafsu makan dan berat badan

bayi.Karena, saat usia 6 bulan mulai diberi makanan tambahan baru. (Marmi dan

Kukuh, 2015).

Bagaimana mengetahui pertumbuhan normal anak balita? Berikut ini

merupakan beberapa langkah prosedur yang dapat diikuti dalam rangka menilai

normalitas pertumbuhan seorang bayi dan balita (Marmi dan Kukuh,2015)

a. Ukur berat badan dan tinggi badannya

b. Pertumbuhan fisik anak, diukur antara lain dengan Berat Badan (BB), Tinggi

Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK). Salah satu cara untuk memantau

pengukuran ke 3 parameter tersebut, adalah dengan menggunakan grafik

pertumbuhan (growth chart)

c. Tentukan Berat Badan ideal anak, Juga bisa melihat Apakah anak tinggi atau

pendek, gemuk atau kurus


22

d. Isi berat badan balita tentunya sesuai umur dan tarik garis grafik pertumbuhan.

Sebaiknya gunakan Teknik Pengukuran yang akurat dalam melakukan

langkah-langkah penilaian diatas, yaitu dengan: BB (Berat Badan), Gunakan teknik

yang tepat dan Gunakan selalu timbangan yang samaTB (Tinggi Badan) dan LK

(Lingkar Kepala).

2. Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan Pertumbuhan Fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas normal

dan gangguan pertumbuhan di bawah normal. Pemantauan Berat Badan menggunakan

KMS (Kartu Menuju Sehat) dapat dilakukan secara mudah untuk mengetahui pola

pertumbuhan anak. Bila grafik berat badan anak lebih dari 120% kemungkinan anak

mengalami obesitas atau kelainan hormonal (Soetjiningsih, 2003).

Sedangkan apabila grafik berat badan dibawah normal kemungkinan anak

mengalami kurang gizi, menderita penyakit kronis, atau kelainan hormonal.

Lingkar kepala juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam

mendeteksi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Ukuran Lingkar Kepala

menggambarkan isi kepala termasuk otak dan cairan serebrospinal. Lingkar kepala

yang lebih dari normal dapat dijumpai pada anak yang menderita hidrosefalus,

Megaensefali, tumor otak ataupun hanya merupakan variasi normal. Sedangkan

apabila lingkar kepala kurang dari normal dapat diduga anak menderita retardasi

mental, malnutrisi kronis ataupun hanya merupakan variasi normal (Soetjiningsih,

2003).
Deteksi dini gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran juga perlu

dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya terjadinya gangguan yang lebih berat. Jenis
23

gangguan penglihatan yang dapat diderita oleh anak antara lain adalah maturitas

visual yang terlambat, gangguan refraksi juling, nistagmus, ambliopia, buta warna,

dan kebutaan akibat katarak, neuritis optic, glaucoma, dan lain

sebagainya(Soetjiningsih, 2003).

3. Macam-macam Gangguan Pertumbuhan

a. Gizi Kurang

Pada umumnya kekurangan gizi sering diidentikkan dengan konsumsi

makanan yang tidak mencukupi kebutuhan atau anak sulit untuk makan. Sebenarnya,

ada berbagai penyebab yang menjadikan seorang anak dapat mengalami kekurangan

gizi. Berikut ini penyebab kekurangan gizi yang biasa terjadi (Widodo,

2009)Konsumsi makanan yang tidak mencukupi peningkatan penngeluaran gizi dari

dalam tubuh kebutuhan gizi yang meningkat pada kondisi tertentu penyerapan

makanan dalam sistim pencernaan yang mengalami gangguan, gangguan penggunaan

gizi setelah diserap. Upaya perbaikan gizi di Indonesia secara nasional telah

dilaksanakan sejak tiga puluh tahun yang lalu.Upaya yang dilakukan difokuskan

untuk mengatasi masalah gizi utama yaitu: Kurang Energi Protein (KEP), Kurang

VitaminA (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kurang Yodium

(GAKY) melalui intervensi yang mencakup penyelenggaraan posyandu dengan

pemantauan pertumbuhan, pemberian suplemen gizi (melalui pemberian kapsul

vitaminA dosis tinggi dan tablet besi),fortifikasi garam beryodium,pemberian

makanan tambahan termasuk Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

(Kemenkes RI, 2010).


24

1) Gizi Seimbang Anak6-24 bulan

Anak usia 6 bulan, selain air susu ibu (ASI) bayimulai bisa diberi makanan

pendampingairsusu ibu MP-ASI,karenapada usia tersebutbayisudah mempunyai

refleksmengunyahdenganpencernaanyanglebihkuat.Pemberianmakananpada

anakumur6-24bulan,perludiperhatikanketepatanwaktupemberian,frekuensi, jenis,

jumlah bahan makanan, dan cara pembuatannya. Kebiasaan pemberian makanan

anak yang tidak tepat, seperti: pemberian makanan yang terlalu dini atau

terlambat,makananyangdiberikantidakcukupdanfrekuensiyang kurang,hal

tersebutberdampakpadaanak menjadi sulit makan(Sunardi, 2006).Beberapa penelitian

menyatakan bahwamasalahgizipada bayi dananakdisebabkankebiasaan pemberian

ASIdanmakanan pendampig airsusu ibu (MP-ASI)yang tidak tepat(segi

kuantitasdankualitas). Selainitu, ibukurang menyadaribahwaselainASIyang

diberikanharussampaibayiberusia diatas6bulansudahmemerlukanMP-ASIdalam

jumlahdanmutuyangbaik,namuntidakdiberikansesuai bentukmakanandengan umur

anak, sehingga anak menjadi sulit makan (Hermina, 2010).

Mengurangi angka mortalitas dan morbiditas anak, World Health

Organization(WHO)merekomendasikanpemberianASIeksklusif diberikanpada

bayibarulahirminimalselama6bulan,kemudiandilanjutkandengan MP-ASIyang

seimbangsetelahbayiberumur6bulandanpemberianASIdilanjutkanhingga berumur 2

tahun (WHO, 2005). Sesudah anak berumur 6 bulan, kebutuhan gizi bayi

makinmeningkatdantidakdapatdicukupisepenuhnyadariASI,selainASIbayi harus

diberi MP-ASI. Pemberian MP-ASI bergizi seimbang dilakukan secara bertahap


25

untuk mengembangkan kemampuan bayi mengunyah dan menelan

serta menerimabermacam-macam makanandenganberbagaiteksturdanrasa.

Olehkarena itupemberianMP-ASI harusmulaidiberikan padaanak berumur6bulanyang

disesuaikandengan umur dengan bentuk makanan (Depkes,2007)

Anakberumur6-24bulanmerupakanmasaperalihanmakanandariMP-ASI

kemakananorangdewasa.Namun,pemberianyangmasihbertahap disesuaikan

dengankemampuansistem pencernaananakdankebutuhangizi.Merencanakan

pemberianragam makanansejakanakberumur6bulanyangsehatakanmenentukan

polamakan anak selanjutnya, dengan demikian kemampuan pencernaan dan

kebutuhangizianakdengansendiri akanterpenuhi.Padamasaanakberumur6-24

bulan merupakan konsumen pasif, artinya dia masihmenerima saja makanan

yang diberikan orang tuanya, maka makanan yang diberikan harus dalam porsi kecil

denganfrekuensisering (7-8kali)sehari, terdiriatastigakalimakanpagi,siangdan sore,2-

3kalimakanselingandan3-4kaliminum susu.Masing-masingusiaini

memerlukanmakanan yangberbeda sesuaitahappertumbuhandanperkembangan

saluran pencernaan anakserta kebutuhan gizi(Suhardjo, 2005).

Pertumbuhananakberumur6-24bulansangatdipengaruhibeberapaantara

lainjumlahdanmutumakanan,kesehatananak,tingkatsosialekonomidanpola

asuhorangtua.Salahsatufaktoryangmempengaruhipolaasuhyaitupekerjaanibudan

pengetahuan, hal tersebut memengaruhi pada peningkatan derajat kesehatan keluarga.

Selain itu, pekerjaan ibu jugadapatmengurangiwaktu mengasuh anak akan

mengakibatkan berkurangnya peran ibu dalam menyediakan zat gizi sehingga

berpengaruh padastatus gizibalita (Gibson,RS.,2005).Perlunyaperhatiankhusus


26

padaanakumur6-24bulanyang merupakanmasapertumbuhandanperkembangan yang

pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.

Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini anak memperoleh asupan gizi

seimbang yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabilaanak

padamasainitidakmemperolehmakanandengangiziseimbang,maka periode emas akan

berubah menjadi periode kritis akan mengganggu tumbuh kembang anak, baik pada

saatini maupunmasa selanjutnya (Depkes, 2006).

Masalahgizipada bayidananakdisebabkankebiasaan

pemberianASIdanMPASIyangtidaktepat(segikuantitas dankualitas).Selainitu, para ibu

yang kurangmenyadari bahwa sejak bayi berusia 6 bulan sudah memerlukan MP-ASI

seimbang dalamjumlah danmutu yang baik (Hermina, 2010).

2) Prinsip Pemberian Makanan Anak Umur 6-24 bulan

Balitausia 6–24bulan, anaktumbuhdengancepatdankebutuhanenergi, vitamin

dan mineralnyameningkat, namun ukuran perut mereka masih kecil(30ml/kg

beratbadan seukuran1buahcangkir),sehinggamerekamembutuhkanmakananyang

kayagizidanmampumemenuhikebutuhannutrisimerekawalaupundalamporsi yangkecil.

Saatiniyangdipakaiadalahkonsep makanansehatseimbangsepertiyang

dituangkandalam piramidamakanan.Segitigamakananiniakanmembantukitacara

memfokuskandanmenseleksimakanan.Porsiterbesarmakanankitaadalah yang

terteradipalingbawahpiramidamakanan,yaitu berasdanserealsedangkanmakanan yang

kebutuhannya sangat sedikit adalah yang di puncak piramida yaitu lemak dan gula.
27

Gambar 4 Piramida Gizi Seimbang Anak Balita


Sumber:http://www.usda.gov/cnpp/KidsPyrahttp://kidshealth.org

Peningkatan tekstur,frekuensidanporsimakanandiberikan secarabertahap,

seiring dengan pertumbuhan anak antara 6 sampai 24 bulan, maka disesuaikan

tekstur,frekuensidanporsimakanansesuaiusia anak. PemberianASItetapdiberikan

sampaiusia2tahunataulebihdenganfrekuensisesuka bayi.Tahapanpemberian

makananbergiziseimbanguntukMP-ASIdilakukansecara bertahap,darimakanan

berteksturlunak(bubursusu,lalububursaring, lembek(buburbiasa,lalunasitim)

hinggapadat(nasibiasa/makanankeluarga),sesuaidengan tingkatusiabayi.Bayi

umur67bulanbentuk makananlembut/lumatdiberikanuntukbuahdiberikanpisang

rajadanpisangambon, jeruk,labu danpapaya. Disampingbuahdiberikanbubursusu

danbiskuit yangdicairkanairsusuibu(ASI).Buahdiberikansebanyak2sendok

makansekalimakandanduakalisehari,setiap jenisbuahdiberikan2-3hariberturut-

turutagaranak dapatmengenalrasanya. Umurbayi8-9 bulan dapatdiberikan bubur

biasadenganjumlahpemberianminimal8sendokmakanuntuksetiap sekalimakan

(Irawati, 2004).
28

Kandungan gizi bubur ini sedikit demi sedikit ditambah dengan zat gizi

dengan kandungan lemak seperti santan dan minyak. Bayi umur10-12 tahun sudah

diperkenalkan makanan keluarga, sehingga umur 12 bulan sudah dapat makan

bersama keluarga. Awalnya anak mengkonsumsinasilembek, lalu perlahan-lahan

ditingkatkan hinggamendekati kepadatanmakanankeluarga. Makananselinganyang

bergizidapatdiberikan sepertibuburkacanghijau,papaya, jerukdan pisang.Umur

anak12tahunanakharusdiperkenalkandenganmakanankeluarga(SunardiT.,2006).

Beberapanutrisipentingyangsangatdibutuhkanbagi pertumbuhandan

perkembangan bayi seperti:

a) Vitamin A,D, E, K

Vitamin ini sangat vital bagi balita. Jadi, usahakan agar asupan vitamin ini

terpenuhi setiap harinya. Seperti kita ketahui, vitamin A sangat baik untuk

penglihatan dankesehatankulitbalita.SedangkanvitaminDberperaanpentingdalam

meningkatkanpenyerapankalsiumsertamembantupertumbuhantulangdangigi.

Sertavitamin Ememilikiantioksidan yangmembantu pertumbuhan sistem saraf dan

pertumbuhan sel. Vitamin K berpengaruh dalampembekuandarah.

b) Kalsium

Mineralyangsangatdibutuhkan dalam pembentukanmassatulangnya. Kalsium

sangatpenting untukmembentuktulangyangkuatsehinggabalitaterhindar dari patah

tulang. Sumber kalsiumyaitu : susu, keju, tahu, danlainnya.

c) Vitamin Bdan C

FungsidarivitaminBantaralainmeningkatkansystem syarafdanimuntubuh

balita, meningkatkan pertumbuhan sel, serta mengatur metabolisme tubuh. Sementara


29

vitaminC berfungsiuntukmeningkatkanpenyerapanzatbesidalamtubuhbalitaserta

mencegahsariawan.SumbermakananyangbanyakmengandungvitaminBantara lain

berasmerah, pisang, kacang-kacangan, ikan, daging dan telur. Sementarauntuk

memenuhi gizi balita dengan vitamin C dapat diperoleh dari tomat, kentang,

strauberi, dan lainnya.

d) Zat Besi

Balitasangatmembutuhkanzatbesi terutama untukmembantuperkembanga

otaknya.Jikakebutuhangizibalitaakanzatbesitidakterpenuhi,kemungkinania

akanmengalamikelambanandalam fungsikerja otak.Sumbermakanam yangyang

mengandungzatbesiantaralaindaging,ikan,brokoli,telur,bayam kedelaiserta

alpukat(Almatsier, S. 2002)

b. Gizi Buruk

Secara umum di Indonesia terdapat dua masalah gizi utama yaitu kurang gizi

mikro dan kurang gizi makro . Kurang gizi makro pada dasarnya merupakan

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kekurangan asupan energi dan protein.

Masalah gizi makro adalah masalah gizi yang utamanya disebabkan

ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan energi dan protein. Kekurangan gizi

makro umumnya disertai dengan kekurangan zat gizi mikro (Marmi dan Kukuh,2015)

c. Gizi Lebih

Gizi lebih disebabkan oleh kurangnya aktivitas yang mengidentifikasi

kelebihan lemak dengan nilai standar deviasi >+2 SD, gizi lebih pada balita

akanmenyebabkan 1,8 kali gizi lebih pada dewasa. ASI Eksklusif adalah salah satu

cara yang dapat mencegah kejadian gizi lebih.(soetjiningsih,2012)


30

Kategori danambangbatas status gizi anakberdasarkan standar bakudapat

dilihat padaTabel.1

Tabel1
KategoridanAmbangBatasStatusGiziAnakBerdasarkanIndeks

Kategori
Indeks AmbangBatas(Z-Score)
Status
BeratBadanmenurutUmur GiziBuruk < -3 SD
(BB/U) GiziKurang -3SDsampaidengan<-2SD
Anakumur0-60bulan GiziBaik -2SDsampaidengan2 SD
GiziLebih >2 SD

Panjangbadanmenurut SangatPende < -3 SD


Umur(PB/U)atauTinggi kP endek -3 SDsampaidengan<-2SD
badanmenurutUmur (TB/U) Normal -2 SDsampaidengan2 SD
Anakumur0-60bulan Tinggi >2 SD
BeratBadanmenurut SangatKurus <-3SD
PanjangBadanatauBerat Kurus -3SDsampaidengan<-2SD
BadanmenurutTinggi Normal -2 SDsampaidengan2 SD
Badan(BB/TB) Gemuk >2 SD
Anakumur0-60bulan
Sumber:KemenkesRI,2012

AngkakecukupangizianakberdasarkanperaturanMenteriKesehatan RItahun

2013 tercantumpadatabel
Tabel2
AngkaKecukupanGiziAnakyangDianjurkan(perorang perhari)

AKG AKG
AKG kelompok
kelompok kelompok
umur 12-36
umur 0-6 umur 7-11 bulan
No Zar gizi bulan bulan (BB=13 kg,
(BB=6 kg, (BB=9 kg,
TB=
TB= TB=
91 cm)
61 cm) 71 cm)
1. Energi 550 kkal 725 kkal 1125 kkal
2. Protein 12 g 18 g 26 g
3. Lemak 34 g 36 g 44 g
4. Karbohidrat 58 g 82 g 155 g
5. Serat 0g 10 g 16 g
6. Air - 800 mL 1200 mL
31

7. Vitamin A 375 mg 400 mg 400 mg


8. Vitamin D 5 mg 5 mg 15 mg
9. Vitamin E 4 mg 5 mg 6 mg
10. Vitamin K 5 mg 10 mg 15 mg
11. Vitamin B1(Tiamin) 0,3 mg 0,4 mg 0,6 mg
12. Vitamin B2(Riboflavin) 0,3 mg 0,4 mg 0,7 mg
13. Vitamin B3(Niasin) 2 mg 4 mg 6 mg
14. Vitamin B5(Pantotenat) 1,7 mg 1,8 mg 2,0 mg
15. Asam folat 65 mcg 80 mcg 160 mcg
16. Vitamin B6(Piridoksin) 0,1 mg 0,3 mg 0,5 mg
17. Vitamin B12(Kobalamin) 0,4 mcg 0,5 mcg 0,9 mcg
18. Biotin 5 mcg 6 mcg 8 mcg
19. Kolin 125 mg 150 mg 200 mg
20. Vitamin C 40 mg 50 mg 40 mg
21. Kalsium 200 mg 250 mg 650 mg
22. Fosfor 100 mg 250 mg 500 mg
23. Magnesium 30 mg 55 mg 60 mg
24. Natrium 120 mg 200 mg 1000 mg
25. Kalium 500 mg 700 mg 3000 mg
26. Mangan - 0,6 mg 1,2 mg
27. Tembaga 200 mcg 220 mcg 340 mcg
28. Kromium - 6 mcg 11 mcg
29. Besi - 7 mg 8 mg
30. Flour - 0,4 mg 0,6 mg
31. Iodium 90 mcg 120 mcg 120 mcg
32. Seng - 3 mg 4 mg
33. Selenium 5 mcg 10 mcg 17 mcg
Sumber : Permenkes RI,2013

C. Pemeriksaan Yang dilakukan

1. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang

tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk

perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Daftar pertanyaan tersebut

berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh orang tua atau pengasuh yang

mengetahui keadaan perkembangan anak. (Marmi dan Kukuh,2015)


32

Pertanyaan dalam KPSP dikelompokan sesuai usia anak saat dilakukan

pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3-6 bulan, sampai kelompok usia 5-6

tahun. Untuk usia ditetapkan menurut tahun dan bulan dengan kelebihan 16 hari

dibulatkan menjadi 1 bulan. (Marmi dan Kukuh,2015)

Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan “ya” atau “tidak” oleh orang

tua. Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP dinilai: Apabila

jawaban “ya” berjumlah 9-10, berarti anak tersebut normal (perkembangan baik);

Apabila jawaban “ya” kurang dari 9, maka harus diteliti lebih lanjut.

2. Tes Daya Dengar Anak (TDD)

Tes daya dengar berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan usia

anak, yaitu kelompok 0-6 bulan, >16 bulan, >9 bulan, >11 bulan, >12 bulan, >24

bulan dan > 36 bulan. Setiap pertanyaan perlu dijawab “ya” atau “tidak”. Apabila

jawabannya adalah tidak maka pendengaran anak tidak normal sehingga perlu

pemeriksaan lebih lanjut.(kemenkes RI, 2012)


33

3. Deteksi Dini Autis pada Prasekolah

Tujuanya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak umur

18 bulan sampai dengan 36 bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah

dilakukan atas indikasi atau bila ada keluhan ibu. Keluhan tersebut dapat berupa salah

satu lebih keadaan di bawah ini:

1. Keterlambatan berbicara

2. Gangguan komunikasi/ interaksi sosial

3. Perilaku yang berulang-berulang (kemenkes RI,2012)

D. Asuhan Kebidanan

Asuhan merupakan suatu cara gabunga cara dalam memberikan bantuan

kepada seseorang melingkupi bimbingan, didikan dan hasil asuh Bidan diakui

sebagai profesiona yang bertanggung jawab dan akuntabel pekerja dalam kemitraan

dengan perempuan, untuk memberikan dukungan, perawatan, nasihat selama

kehamilan, persalinan dan masa nifas, termasuk bayi baru lahir. Asuhan yang

diberikan termasuk tindakan pecegahan, dukungan persalinan normal, deteksi

komplikasi pada ibu dan anak, pengaksesan perawatan medis atau bantuin lain yang

sesuai serta melaksanakan langkah-langkah darurat.(farid Husin,2015)

Anda mungkin juga menyukai