Anda di halaman 1dari 23

BAB 2

KONSEP TEORI BAYI USIA 0-12 BULAN

2.1 Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Usia 0-12 Bulan

2.1.1 Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan berkaitan dengan adanya perubahan dalam besar, jumlah,


ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, bersifat kuantitatif
sehingga bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), dan dapat
diukur dalam ukuran panjang (cm, meter) (Sulistyo, 2011).

Menurut Soetjiningsih dan Ranuh (2015) pertumbuhan juga perubahan


yang bersifat kuantitatif karena bertambah banyak jumlah, ukuran, dimensi pada
tingkat sel, organ, sistem organ maupun individu. Misalnya, anak bertambah
besar bukan saja secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ tubuh
dan otak. Otak anak semakin tumbuh terlihat dari kapasitasnya untuk belajar
lebih besar, mengingat, dan mempergunakan akalnya semakin meningkat. Anak
tumbuh baik secara fisik maupun mental.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi


tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang tersistem dengan organ memenuhi
fungsinya masing-masing. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil sosialisasi atau interaksi dengan lingkungannya
(Sulistyo, 2011).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan adalah


dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan saling berkaitan. Pertumbuhan adalah
kemampuan bertambahnya jumlah sel sehingga dapat diukur dengan satuan
sedangkan perkembangan merupakan suatu hal dengan semakin bertambahnya
kemampuan diri dalam struktur dan fungsi tubuhnya yang berpengaruh terhadap
kehidupan selanjutnya.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Menurut Cahyaningsih (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan


dan perkembangan secara umum terdapat dua faktor utama, yaitu:

a. Faktor genetik Faktor genetik atau keturunan adalah modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui genetik yang
terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat menentukan kualitas
dan kuantitas pertumbuhan. Faktor genetik antara lain adalah jenis kelamin,
suku bangsa, keluarga, umur, dan kelainan genetik.
b. Faktor lingkungan Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisik-psiko-
sosial yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayat.

Selain itu, Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


menurut Chamidah, 2009, diantaranya:

1) Gizi pada bayi


2) Penyakit kronis atau kelainan konginetal seperti tuberkolosis, anemia,
kelainan jantung bawaan mengakibatkan setardasi pertumbuhan
jasmani.
3) Lingkungan fisis dan kimia meliputi sanitasi lingkungan yang kurang
bagi bayi, kurangnya sinar matahari, paparan sinar radio aktif, zat
kimia dan rokok mempunyai dampak yang negatif terhadap
pertumbuhan anak.
4) Hubungan psikologis, yaitu hubungan anak dengan orang sekitarnya,
seorang anak yang tidak dikehendaki orang tuanya atau anak yang
selalu merasa tertekan akan mengalami hambatan didalam
perkembangan maupun pertumbuhan.
5) Faktor endokrin seperti gangguna hormone. Salah satu contohnya pada
penyakit hipoteroid yang akan menyebabkan anak mengalami
hambatan pertumbuha. Defisiensi hormon pertumbuhan akan
menyebabkan anak menjadi kerdil.
6) Sosial ekomoni, seperti kemiskinan yang selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan kesehatan lingkungan yang jelek dan
ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan anak.
7) Pemberian ASI ekslusif pada usia 0-6 bulan dapat membantu
pertambahan berat badan bayi karena komponen ASI sesuai dengan
kebutuhan bayi.
8) Pemakaian obat-obatan, seperti pemakaian kortikosteroid dalam jangka
lama akan menghambat pertumbuhan. Demikian halnya dengan
pemakaian obat perangsang terhadap rangsangan susunan saraf pusat
yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon perkembangan dan
pertumbuhan.
9) Genetik atau Hereditas
10) Status Kesehatan Anak dalam Keluarga
2.1.3 Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang
Setiap anak memiliki ciri dan prinsip tumbuh kembang yang sama. Menurut
Cahyaningsih (2011), ciri dan prinsip tumbuh kembang adalah sebagai berikut:
a. Ciri dan prinsip pertumbuhan
1. Perubahan ukuran
Bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala, dada, abdomen dan lain-lain. Organ tubuhpun
akan bertambah besar sesuai kebutuhan tubuh
2. Perubahan proporsi
Proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan
tubuh anak ataupun orang dewasa.
3. Timbulnya ciri-ciri baru
Sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi organ antara lain munculnya
gigi tetap, rambut pubis, aksila, perubahan suara, munculnya jakun dan
lain-lain.

Selain itu, menurut Hidayat (2009), menyatakan bahwa seseorang


dikatakan mengalami pertumbuhan bila terjadi perubahan ukuran dalam hal
bertambahnya ukuran fisik, seperti berat badan, tinggi badan/panjang
badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, perubahan proporsi
yang terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai
dari masa konsepsi sampai dewasa, terdapat ciri baru yang secara 12
perlahan mengikuti proses kematangan seperti adanya rambut pada daerah
aksial, pubis atau dada, hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa
pertumbuhan seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi sus, atau
hilangnya refleks tertentu.

b. Ciri dan prinsip perkembangan


Perkembangan terjadi seiring dengan pertumbuhan tanpa bisa dipisahkan.
Perkembangan merupakan hasil dari interaksi antara susunan saraf pusat
dengan organ yang mempengaruhinya, contohnya yaitu perkembangan
bicara, bahasa, sosial dan emosional.
Ciri-ciri perkembangan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Perkembangan melibatkan perubahan
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
3. Perkembangan memiliki pola yang tetap
4. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan
5. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
6. Perkembangan berhubungan dengan pertumbuhan

2.1.4 Tahap Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan


1. Bayi baru lahir – 1 bulan
Pada tahap ini, bayi akan kehilangan sekitar 10% berat badan pada hari ke-2
setelah lahir. Namun hal ini merupakan hal yang normal. Dia akan
mendapatkan berat lahirnya kembali ketika memasuki minggu ke dua.
Setelah itu, berat bayi akan bertambah 30 gram setiap harinya. Dalam satu
bulan panjang badan bayi juga akan bertambah sekitar 3 sampai 4 cm dari
panjang lahir. Selain itu lingkar kepala juga akan bertambah hingga 2,5 cm.
Mata bayi pada tahap ini normal terlihat seperti belum fokus dan kadang
terlihat seperti juling.
2. Bayi 1-3 bulan
Pada tahap ini, berat bayi akan bertambah sekitar 680 sampai 910 gram
setiap bulan. Panjang badan akan bertambah sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
Lingkar kepala juga akan bertambah sekitar 1,25 cm setiap bulan. Pada usia
ini biasanya perkembangan bayi sudah bisa :
1) Mengangkat kepala dan dadanya ketika berada dalam posisi
tengkurap.
2) Mata sudah mulai merespons dengan mengikuti gerakan benda dan
cahaya di sekitarnya.
3) Memainkan jari-jarinya dengan cara membuka dan menutup jari,
menggenggam benda di tangan, serta memasukkan jari ke dalam
mulut.
4) Sudah dapat memainkan kakinya.
5) Mampu membedakan suara yang dikenal dengan suara lainnya.
6) Mencoba mengambil benda-benda yang menggantung, meski dia
belum mampu menggapainya.
3. Bayi 4-6 Bulan
Pertumbuhan bayi pada usia ini, sudah memiliki berat badan sekitar 2 kali
berat lahir. Panjang badannya bertambah sekitar 1,25-2,5 cm per bulannya.
Lingkar kepala juga bertambah sekitar 1,25 cm per bulannya.
Tumbuh kembang bayi pada usia ini sudah bisa:
1) Tersenyum kepada orang asing yang mengajak bermain atau
berbicara kepadanya.
2) Sudah mulai bisa kontak mata dengan orang sekitar.
3) Sudah mampu berguling dari posisi telungkup ke telentang, begitu
pula sebaliknya.
4) Mulai mengoceh satu atau dua patah kata walau masih belum jelas.
5) Kakinya sudah mampu menjejak lantai jika diberdirikan.
6) Sudah mampu duduk meski harus disangga
4. Bayi 7-9 Bulan
Pada tahap ini pertumbuhan bayi umumnya bertambah berat sekitar 450
gram setiap bulannya. Biasanya bayi laki-laki akan lebih berat
dibandingkan perempuan. Setiap bulannya bayi akan bertambah sekitar
1,25 cm dan lingkar kepala 0,6 cm. Selama periode ini, bayi sudah dapat:
1) Merangkak dan mendorong sedikit demi sedikit badannya
menggunakan lengan atau kaki, serta merangkak menggunakan
tangan dan lutut.
2) Sudah mampu duduk sendiri dari posisi merangkak tanpa harus
dipegangi atau disangga.
3) Sudah mampu belajar berdiri dengan cara berpegangan.
4) Sudah dapat berkata mama dengan jelas.
5) Dapat mengangkat sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

5. Bayi 10-12 Bulan


Bayi akan meraih 3 kali berat badan lahirnya pada saat usia 1 tahun.
Panjang badan dan lingkar kepala akan bertambah sekitar 0,6 cm per
bulannya. Pada tahap ini, anak biasanya sudah bisa:
1) Memegang benda kecil seperti sereal yang berbentuk dengan
menggunakan ibu jari dan telunjuk mereka.
2) Berdiri sendiri bahkan berjalan tanpa bantuan orang lain.
3) Menunjuk benda yang mereka inginkan untuk mendapatkan
perhatian.
4) Sudah dapat memberikan respons terhadap pertanyaan yang
diberikan, seperti menolak hal-hal yang tidak disukainya atau
mengatakan iya untuk yang disukainya.
5) Sudah mampu mengemut makanan dalam mulut.
2.1.5 Kenali Tahapan Perkembangan anak Usia 0-12 Bulan
Pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi sangat pesat pada usia anak
di bawah 2 tahun, pada fase ini disebut dengan periode kritis perkembangan,
dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi bila ada gangguan.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk memantau Si Kecil
berkembang dan belajar sesuai dengan tahapannya.
Perkembangan si Kecil dibagi menjadi beberapa area yaitu: motorik
kasar (berjalan, berlari), motorik halus (menggambar), sensorik (visual,
mendengar, dll.), bahasa (mengucapkan kata lalu kalimat), dan sosial &
emosional (bermain bersama, bermain bergantian). Berikut adalah tahap
pertumbuhan anak sesuai usia 0-12 bulan:

1) USIA 0-3 BULAN


MOTORIK KASAR
- Mengangkat kepala & dada saat tengkurap
- Menyokong tubuh bagian atas dengan lengan saat tengkurap
- Membuka & menutup telapak tangan, mengangkat tangan ke mulut
- Meraih & menggoyangkan mainan

VISUAL
- Menatap wajah orang tuanya
- Mengikuti obyek yang bergerak
- Mengenali orang yang familiar pada jarak dekat

BICARA DAN PENDENGARAN


- Tersenyum dan mendengar suara ibunya
- Mulai echoing (bergumam mengeluarkan suara)

SOSIAL DAN EMOSIONAL


- Mulai tersenyum
- Mulai menikmati bermain bersama orang lain
- Lebih komunikatif dan ekspresif dengan wajah dan tubuh

2) USIA 4-7 BULAN


MOTORIK
- Tengkurap bolak balik
- Duduk (awalnya dengan bantuan tangan kemudian tanpa bantuan tangan)
- Mengambil benda dengan satu tangan
- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain
- Memegang benda dengan grasping (menggenggam bukan dengan
menggunakan dua jari)

VISUAL
- Dapat melihat beraneka warna
- Mampu melihat gerakan benda yang bergerak

BAHASA
- Berespon bila namanya dipanggil
- Mulai bereaksi terhadap “tidak”
- Membedakan emosi dengan nada bicara
- Bersepon pada suara dengan membuat suara
- Bersuara untuk mengekspresikan rasa senang/tidak nyaman
- Babbling dengan beberapa konsonan

KOGNITIF
- Dapat menemukan objek yang disembunyikan
- Berekspresi dengan tangan dan mulut
- Berusaha mendapatkan obyek yang jauh dari jangkauan

SOSIAL DAN EMOSIONAL


- Mulai senang bermain bersama
- Tertarik dengan bayangan di cermin
- Berespon terhadap ekspresi emosi orang lain

3) USIA 8-12 BULAN


MOTORIK KASAR
- Duduk dari posisi tidur tanpa bantuan
- Merangkak maju
- Berjalan sambil berpegangan pada furniture
- Mampu berdiri sebentar tanpa bantuan
- Dapat berjalan 2-3 langkah tanpa bantuan

MOTORIK HALUS
- Memegang benda dengan menggunakan dua jari
- Membenturkan dua kubus bersamaan
- Memasukkan dan mengeluarkan benda ke dalam/keluar wadah
- Melemparkan benda dengan sengaja
- Menusuk lubang dengan jari telunjuk
- Mencoba mencorat-coret
BAHASA
- Lebih memperhatikan gerakan mulut orang saat diajak bicara
- Berespon dengan kalimat sederhana
- Berespon terhadap “tidak”
- Menggunakan gerakan sederhana untuk menyatakan keinginan misalnya:
menggelengkan kepala untuk “tidak”
- Babbling dengan nada yang bervariasi
- Bicara “dada” dan “mama” (2 suku kata)
- Menggunakan kata-kata seri misalnya: “oh-oh!”
- Mencoba meniru kata-kata

KOGNITIF
- Mengeksplorasi obyek dengan berbagai cara (menggoncangkan,
membenturkan, melempar, dan menjatuhkan)
- Menemukan dengan mudah obyek yang disembunyikan
- Melihat gambar yang tepat bila suatu gambar disebutkan namanya
- Menirukan gerakan isyarat
- Mulai menggunakan benda dengan benar (gelas untuk minum, sisir untuk
menyisir rambut, dll)

SOSIAL DAN EMOSIONAL


- Malu atau cemas pada orang yang tidak dikenalnya
- Menangis saat ibu/ayahnya meninggalkannya
- Menunjukkan ketertarikan khusus pada orang-orang dan mainan tertentu
- Mungkin takut pada situasi tertentu
- Lebih memilih ibu/pengasuhnya dibandingkan orang lain
- Mengulang suara/gerak tertentu untuk menarik perhatian
- Merentangkan lengan atau kaki untuk memudahkan saat dipakaikan
baju/celana

Tumbuh kembang anak hingga usia 12 bulan akan terasa sangat cepat.
Maka dari itu, pastikan orang tua untuk selalu memantau proses ini
sehingga tidak ada perkembangan yang terlewatkan. Bila ada sinyal
hambatan pada proses tumbuh kembang si Kecil, orang tua dapat segera
mencari tahu permasalahannya dan melakukan penanganan untuk
mengatasinya sejak dini.

2.1.6 Parameter Pertumbuhan Bayi


Pengukuran pertumbuhan pada bayi yang dijadikan patokan adalah berat
badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai
hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat
diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain itu berat
badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan
yang diperlukan dalam tindakan pengobatan. Pada usia beberapa hari, berat
badan bayi mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar 10% dari
berat badan waktu lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan
air seni yang belum diimbangi dengan asupan yang mencukupi, misalnya
produksi ASI yang belum lancar dan berat badan akan kembali pada hari
kesepuluh (Hidayat, 2009).
Bayi akan memiliki berat badan 2 kali berat lahirnya pada umur 5 sampai
6 bulan dan 3 kali berat lahirnya pada umur 1 tahun. Berat badannya
bertambah 4 kali lebih banyak dalam 2 tahun, 5 kali lebih banyak dalam 3
tahun, 6 kali lebih banyak dalam 5 tahun dan 10 kali lebih banyak dalam 10
tahun. Rata-rata pertambahan pada bayi adalah 90-150 gram/minggu
(Dintansari dkk., 2010).
Pengukuran pertumuhan pada bayi selain berat badan adalah panjang
badan. Pengukuran panjang badan dilakukan ketika anak terlentang.
Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Panjang badan bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva
pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center For Health statistic
(NCHS), bayi akan mengalami penambhan panjang badan sekitar 2,5 cm
setiap bulannya. Penambhan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai
usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti
pada usia 18-20 tahun (Ernawati dkk., 2014).
2.1.7 ASI
1. Definisi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang tepat bagi bayi yang
baru lahir sampai dengan umur 2 tahun. ASI eksklusif atau lebih tepatnya
pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih,
dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan tim (Utami Roesli 2000)
Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu minimal 4
bulan dan akan lebih baik lagi apabila diberikan sampai bayi berusia 6
bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan ia harus mulai diperkenalkan dengan
makanan padat, dan pemberian ASI dapat diteruskan sampai ia berusia 2
tahun (Utami Roesli, 2001).
2. Macam ASI
Menurut lama hari menyusui, ASI memiliki komposisi berbeda dari
hari ke hari:
 Kolostrum.
Kolostrum merupakan cairan pertama yang berwarna kekuning-kuningan
(lebih kuning dibandingkan susu matur). Cairan ini dari kelenjar
payudara dan keluar pada hari kesatu sampai hari keempat-tujuh dengan
komposisi yang selalu berubah dari hari kehari. Kolostrum mengandung
zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI matur. Selain
itu, kolostrum dapat berfungsi sebagai pencahar yang ideal untuk
membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan
mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang
akan datang.
 ASI Transisi (Peralihan).
ASI transisi diproduksi pada hari ke-4 sampai 7 hari ke-10 sampai 14.
Pada masa ini kadar protein berkurang, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak serta volumenya semakin meningkat.
 ASI Mature
ASI mature merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke-14 dan
seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan. Pada ibu yang sehat
dan memiliki jumlah ASI yang cukup, ASI ini merupakan makanan satu-
satunya yang paling baik bagi bayi sampai umur enam bulan (Utami
Roesli, 2001:25).
3. Volume ASI
Hasil penyelidikan Suhardjo yang dikutip oleh Yeni Yenrina dan Diah
Krisnatuti (2002:9), volume ASI dari waktu ke waktu berubah, yaitu:
1 Enam bulan pertama : 500-700 ml ASI/ 24 jam
2 Enam bulan kedua : 400-600 ml ASI/ 24 jam
3 Setelah satu tahun : 300-500ml ASI/ 24 jam
4. Kandungan susu berubah selama pemberian ASI :
 Susu awal
Susu ini muncul pada awal pemberian, berwama bim dan encer. Susu
ini kaya akan protein, laktosa, vitamin, mineral dan air.
 Susu akhir
Susu ini muncul diakhir pemberian ASI. Kelihatannya lebih putih
daripada susu awal karena susu akhir mengandung lebih banyak lemak.
Lemak ini membuat susu akhir kaya akan energi. Lemak memasok
lebih dari 50 % energi dalam ASI.
5. Kandungan ASI
1) Perbandingan Komposisi ASI dibanding susu sapi
a. Kandungan total protein
ASI1.0%
Susu Sapi 3.5%
b. Kandungan protein seketika
(Secara biologis sangat penting)
ASI >70%
Susu Sapi <20%
2) Perbandingan asam amino
a. Phenylalanine and tyrosine ASI lebih sedikit (berlebihan dapat
berbahaya bagi neonatus)
b. Cystine Lebih banyak pada ASI (essensial untuk pertumbuhan)
c. Methionine Susu sapi lebih banyak (neonatus tidak dapat
mengubahnya menjadi sistin karena enzim belum berfungsi
sempurna)
d. Taurine 30-40 kali lebih banyak pada ASI (penting untuk
perkembangan otak)
e. Kandungan ASI lainnya secara biokimia
3) Kandungan lainnya
a. Protein: Laktoalbumin dan laktoglobulin lebih banyak, penting
untuk pertahanan tubuh dan antibody
b. Kasein lebih banyak, sehingga lebih mudah dicerna tubuh
c. Karbohidrat: Laktosa lebih banyak, penting untuk pertumbuhan
Lactobacillus bifidus, menghilangkan infeksi saluran cerna,
pertumbuhan sel otak, retensi kalium, fosfor dan magnesium
d. Lemak: Asam lemak tak jenuh lebih banyak dan mudah diserap
e. Kolesterol lebih banyak
f. Asam lemak esensial lebih banyak
g. Asam palmitat lebih banyak
h. Garam empedu lebih banyak lebih banyak membuat absorpsi lebih
baik
i. Laktoferin, lysozime, IgA : melindungi bayi dari infeksi
gastroenteritis, radang saluran pernafasan dan paru-paru, otitis
media, dan diare
j. Mineral: Kadar Natrium lebih banyak, melindungi neonatus dari
dehidrasi dan hipernatremia.
k. 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang
hanya diserap 10-30%
l. ASI mengandung molekul pengikat seng, asam pikolinik, membuat
penyerapan seng lebih efisien
m. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila
dibandingkan dengan susu sapi
4) Keunggulan ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan,
neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
a. Aspek Gizi.
a) Manfaat Kolostrum:
 Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk
melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
 Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit
namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
 Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan
mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
 Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang
pertama berwarna hitam kehijauan.
b) Komposisi ASI
 ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang
sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-
zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
 ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna
untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
 Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki
perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi.
Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan
ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey
lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein
ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak
mudah diserap.
c) Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
 Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam
ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan
penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang
menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya
gangguan pada retina mata.
 Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah
asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids)
yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal.
Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk
menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu
DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari
Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
d) Aspek Imunologik
 ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
 Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya
cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat
melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada
saluran pencernaan.
 Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat
kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
 Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli
dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali
lebih banyak daripada susu sapi.
 Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000
sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated
Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated
Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan
Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi
jaringan payudara ibu.
 Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen,
menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini
menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk
menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
e) Aspek Psikologik
 Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu
menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi.
Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap
bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin
yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
 Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan
psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
 Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi
terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to
skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung
ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
f) Aspek Kecerdasan
 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat
dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat
meningkatkan kecerdasan bayi.
 Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI
memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6
point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi
pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi
ASI.
g) Aspek Neurologis
 Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan,
menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat
lebih sempurna.
h) Aspek Ekonomis
 Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan
demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk
membeli susu formula dan peralatannya.
i) Aspek Penundaan Kehamilan
 Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan
kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi
alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea
Laktasi (MAL).
5) Cara Pemberian ASI
Bayi yang mendapat cukup ASI mempunyai tanda-tanda sebagai berikut:
a. Bayi yang cukup ASI akan kencing 6-8 kali dalam sehari
b. Terdapat kenaikan berat badan rata-rata 500 gram perbulan
c. Bila menyusui sering, tiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam sehari
d. Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, anak cukup aktif.
6) Faktor – Faktor yang memengaruhi penggunaan ASI
a. Perubahan sosial budaya.1) Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial
lainnya, meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang
memberikan susu botol.
b. Faktor psikologis: Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang
wanita, Tekanan batin
c. Faktor fisik ibu: Ibu sakit, seperti mastitis biasanya enggan menyusui
bayinya karena payudaranya terasa nyeri bila digunakan untuk
menyusui bayinya.
d. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang
mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI.
e. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI.
f. Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan
sendiri yang menganjukan penggantian ASI dari susu kaleng
(Soetjiningsih, 1997:17).
Menurut Syahmien Moehji (2002:41), minuman buatan yang terbuat
dari susu hewan terutama susu sapi, dapat diberikan kepada bayi sebagai
pelengkap atau sebagai pengganti ASI dalam keadaan sebagai berikut:
a. Air susu ibu tidak keluar sama sekali, dalam keadaan seperti ini satu-
satunya makanan yang dapat menggantikan ASI adalah susu sapi.
b. Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau waktu bayi masih memerlukan
ASI.
c. ASI keluar tetapi jumlahnya tidak cukup untuk memenuhi bayi karena
itu perlu tambahan.
d. Pemberian makanan atau minuman pengganti ASI berbahaya bagi bayi
karena saluran pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencernakan
makanan atau minuman selain ASI (Dep Kes, 1997).
2.2 Konsep Asih, Asih, Asuh
Setiap orang tua, pasti tidak menginginkan melewatkan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya. Pertumbuhan anak merupakan proses yang dialami anak dengan
bertambahnya ukuran, volume, maupun jumlah sel-sel yang ada didalam tubuh anak
yang mana tidak bisa kembali kesemula. Misalnya, dalam pertumbuhan anak dalam
setiap hari, setiap bulan, maupun setiap tahunnya pasti mengalami pertambahan ukuran
tubuh, kepala, dan bagian yang lainnya.
Sedangkan, perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan setiap individu
maupun makhluk hidup yang lainnya, yang pastinya perkembangan tidak dapat diukur
dengan alat ukur apapun. Jadi pertumbuhanan yang dialami setiap anak akan mengikuti
proses perkembangan.
Dalam setiap proses tumbuh kembang anak tidak terlepas dari kata asah, asih, dan
asuh. Maka dari itu, sebagai orang tua yang selalu berpikiran terbuka, pahamilah tiga
kata yang sangat penting untuk diimbangi ketika proses tumbuh kembang anak.
Berdasarkan Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah diratifikasi
Indonesia pada tahun 1990, Bagian 1 Pasal 1, yang dimaksud Anak adalah setiap orang
yang berusia dibawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi
anak ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal. Berdasarkan Undang-undang No.
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 1 ayat 1, Anak adalah seseorang yang
belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Sedangkan menurut WHO, batasan usia anak antara 0-19 tahun. Ada 4 prinsip dasar hak
anak yang terkandung di dalam Konvensi Hak-hak Anak yang disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 Nopember 1989 dan telah
diratifikasi Indonesia pada tahun 1990, yaitu: Non-diskriminasi, Kepentingan yang
terbaik bagi anak, Hak untuk hidup ; kelangsungan hidup; dan perkembangan, serta
Penghargaan terhadap pendapat anak. Menurut prinsip dasar hak anak yang ke-3, anak
mempunyai hak untuk bertumbuh dan berkembang. Bertumbuh berarti bertambahnya
ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan di antara sel-sel. Indikator untuk mengetahui
adanya pertumbuhan adalah: adanya pertambahan tinggi badan, berat badan dan lingkar
kepala. Berkembang adalah bertambahnya struktur, fungsi  dan kemampuan anak yang
lebih kompleks, meliputi kemampuan :
 Sensorik (kemampuan mendengar, melihat, meraba, merasa, mencium)
 Motorik (terdiri dari gerak kasar, halus, dan kompleks)
 Berkomunikasi dan berinteraksi (tersenyum, menangis, bicara, dll)
 Kognitif (kemampuan mengenal, membandingkan, mengingat, memecahkan masalah,
dan kecerdasan)
 Bersosialisasi, kemandirian
 Kreativitas
 Moral dan spiritual (nilai-nilai adat dan budaya serta agama)
 dan lain-lain.
Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan (simultan). Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh yang
dipengaruhinya. Misal: kemampuan bicara merupakan hasil dari perkembangan sistem
syaraf yang mengendalikan proses bicara. Hal-hal yang menentukan Kualitas Tumbuh
Kembang Anak. Kualitas tumbuh kembang anak ditentukan oleh:
 Faktor intrinsik, yaitu faktor-faktor bawaan sejak lahir (genetik-
heredokonstitusional)
 Faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor sekeliling (lingkungan) yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak sejak di dalam kandungan hingga lahir dan bertumbuh-
kembang menjadi seorang anak.
Kebutuhan-kebutuhan Dasar Anak untuk Tumbuh Kembang yang optimal
meliputi Asuh, Asih, dan Asah yaitu:
1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH):
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi,
kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.
a. Nutrisi: Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu memberikan
nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang.
Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang
bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).
b. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung
dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
c. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman,udara, pakaian, rumah,
sekolah, tempat bermain dan transportasi
d. Bermain, aktivitas fisik, tidur: anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik
dan tidur karena hal ini dapat
a) merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang
metabolisme karbohidrat, lemak, dan  proteiN
b) merangsang pertumbuhan otot dan tulang
c) merangsang perkembangan
e. Pelayanan Kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya
secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan
SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi
setiap bulan Februari dan bulan Agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk
: mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan
tumbuh-kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak
2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH):
Pada tahun-tahun pertama kehidupannya (bahkan sejak dalam kandungan),
anak mutlak memerlukan ikatan yang erat, serasi dan selaras dengan ibunya untuk
menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:
 menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,
 diperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya
 diberi contoh (bukan dipaksa)
 dibantu, didorong/dimotivasi, dan dihargai
 dididik dengan penuh kegembiraan, melakukan koreksi dengan kegembiraan
dan kasih sayang (bukan ancaman/ hukuman)
3. Kebutuhan Stimulasi (ASAH):
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:
 milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan
belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
 orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
 bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
 semakin sering di rangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
 semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
 merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi.-
stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak
seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian,
 ketrampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dst
Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan
emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual
anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu
deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi
dini dan rujukan dini bila diperlukan.
2.3 Peran Ayah Dalam Pengasuhan Anak
Dalam melakukan pengasuhan terhadap anak peran Ayah dan Ibu merupakan peran
yang sangat penting hingga idealnya ayah dan ibu mengambil peran yang saling
melengkapi. Dalam berinteraksi dengan anak ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda,
menurut Lamb dalam (Santrock : 2007) interaksi ibu berpusat dalam aktivitas perawatan
anak seperti mengganti popok, memandikan, memberi makan, juga menggantikan
pakaian. Interaksi ayah dan anak lebih banyak terlibat dalam bermain yang menimbulkan
semangat.
Sebelum membahas terlalu jauh mengenai peran ayah khusus dalam pengasuhan
anak ada beberapa peran ayah dalam keluarga menurut McAdoo adalah sebagai berikut :
1. Provider yaitu sebagai penyedia dan pemberi fasilitas kebutuhan keluarga.
2. Protector yaitu sebagai pemberi perlindungan bagi setiap anggota keluarganya.
3. Decision maker yaitu sebagai pengambil keputusan dalam keluarganya.
4. Child spesialiser & educator yaitu sebagai pendidik dan menjadikan anak mahluk
sosial.
5. Nurtured mother yaitu sebagai pendamping ibu dalam pengasuhan anak.
Lamb mengatakan bahwa keterlibatan ayah dalam proes pengasuhan anak memiliki
tiga komponen yaitu :
1) Paternal engagement
Mencakup kontak dan interaksi langsung ayah secara langsung dengan anak dalam
konteks pengasuhan, bermain atau rekreasi.
2)  Accesibilty atau availability
Peran ini mencakup kehadiran dan keterjangkauan ayah bagi anak, terlepas dari ada
atau tidaknya interaksi langsung antara ayah dan anak.
3) Responsibility
Mencakup pemahaman dan usaha ayah dalam memenuhi kebutuhan anaknya,
mencakup faktor ekonomi maupun pengaturan dan rencana kehidupan.
Sebuah lembaga riset dan pengembangan di Amerika Serikat (National Center for
Education Statistic) merilis dan merangkum peran-peran Ayah dalam pengasuhan anak
hasil riset dari para ahli seperti Amato (1987, 1996), McBride (1990), McBride dan Mills
(1993), Palkovitz (1997), Radin (1994), Volling & Belsky (1991), peran-peran tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Economic provider
Ayah sebagai penyedia kebutuhan anak dan juga kebutuhan keluarga baik kebutuhan
primer maupun sekunder.
b. Caregiver & nurture
Caregiver bagi ayah yaitu ayah berperan pada kebutuhan dan perawatan anak seperti
memandikan, membersihkan atau memberi makan. Sementara nurture bagi ayah
adalah berperan dalam pengasuhan dan terlibat secara emosi seperti mencium,
membelai, memeluk dan memanggilnya dengan panggilan kasih sayang.
c. Teacher & role model
Ayah berperan mendidik sekaligus sebagai teladan bagi anak-anak, perilaku kedua
orangtua termasuk ayah akan dijadikan contoh bagi anak-anak.
d. Friends & playmates
Ayah juga berperan sebagai teman dan sekaligus menjadi teman bermain bagi anak.
Anak merasakan kenyamanan saat menjadikan ayahnya sebagai teman untuk berbagi
cerita ataupun bermain.
e. Monitors & disciplinarian
Ayah juga berperan dalam mengontrol kedisplinan, sikap dan tingkah laku anak.
f. Protector
Ayah berperan juga sebagai pelindung bagi anak, anak akan merasa aman ketika
ayah berada di dekatnya.
Berdasarkan Jain, Belsky, dan Crinc (1996) peran ayah dalam pengasuhan
dikategorikan kedalam empat tipe yaitu sebagai pengasuh, guru dan teman, pengontrol
kedisiplinan, dan pengawasan. Evans (1999) memaparkan teori peran ayah dalam
pengasuhan atau disebut juga fathering yaitu pemberi solusi, teman bermain, pemberi
hukuman, pemberi dan penyedia. Hart (2002) berpendapat ayah memiliki peran dalam
keterlibatannya dalam pengasuhan yaitu :
1. Economic provider, ayah dianggap sebagai pendukung finansial untuk memenuhi
segala kebutuhan keluarga termasuk apa yang dibutuhkan oleh anak dan pelindung
bagi keluarga.
2. Friend & playmate, ayah dianggap sebagai ‘fun parent’ serta memiliki waktu
bermain yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu.
3. Caregiver, ayah dianggap sering memberikan stimulasi afeksi dalam berbagai
bentuk sehingga memberikan rasa nyaman dan penuh kehangatan.
4. Teacher & role model, ayah bertanggung jawab terhadap apa saja yang dibutuhkan
anak untuk masa mendatang melalui latihan dan teladan yang baik bagi anak.
5. Monitor & disciplinary, ayah memenuhi peran penting dalam pengawasan terhadap
anak, terutama begitu ada tanda-tanda awal penyimpangan maka disiplin dapat
ditegakan.
6. Protector, ayah mengontrol dan mengorganisasi lingkungan anak sehingga anak
terbebas dari kesulitan atau bahaya serta mengajarkan bagaimana anak seharusnya
menjaga keamanan diri mereka terutama selagi ayah dan ibu tidak sedang
bersamanya.
7. Advocate, ayah menjamin kesejahteraan anak dalam berbagai bentuk terutama
kebutuhan anak terutama kebutuhan anak ketika berada di institusi di luar
keluarganya.
8. Resource, ayah dengan berbagai cara yang bisa dilakukan mendukung anak untuk
berkembang dan menemukan kesuksesan pada bidang yang anak minati. Bentuk
dukungannya dapat berupa dukungan moril maupun materil seperti menyediakan
fasilitas bagi anak untuk menekuni minatnya dan lain sebagainya.
2.4 Peran ayah dalam pengasuhan anak dalam beberapa tahapan perkembangan anak
Masa bayi & balita
Kedekatan ayah dan anak menurut studi university college London kebanyakan
baru dimulai ketika si anak sudah bernajak usia pubertas, padahal waktu terbaik untuk
membangun kedekatan antara ayah dan anak harus dimulai sejak dini terutama saat bayi
berusia 0-3 tahun. Kedekatan antara ayah dan anak yang dibangun dengan ayah
melibatkan diri dalam proses pengasuhan anak sejak masih bayi memiliki banyak
dampak positif seperti meningkatkan kreativitas anak, kontrol emosi menjadi lebih baik,
mengasah psikologi, dan membentuk inisiatif anak. Ayah bisa melibatkan diri dalam
proses pengasuhan bayi dengan cara mengajak bicara bayi, mengasuh bayi, memberi
sentuhan pada bayi, bermain dengan bayi, juga mendukung proses menyusui.
a. Masa usia anak-anak
Pada usia anak ayahpun memimiliki peran tersendiri dalam keterlibatannya
untuk pengasuhan anak. Peran ayah dalam pengasuhan masa usia anak-anak
menurut adalah sebagai berikut :
1.     Membina hubungan dengan saudara kandung
2.     Membina hubungan dengan teman sebaya
3.     Parent peer cross preasure
4.     Dukungan sosial
b. Masa usia remaja
Ketika anak memasuki remaja orangtua pun harus ikut berkembang dalam
menerapkan pola pengasuhannya. Menerapkan pengasuhan bagi anak yang
memasuki usia remaja ayah juga memiliki peran tersindiri. Menurut buku
penyuluhan bina keluarga remaja (BKR) yang beredar di Indonesia peran ayah
dalam pengasuhan anak usia remaja adalah :
1.     Sebagai pendidik
2.     Sebagai panutan
3.     Sebagai pendamping
4.     Sebagai konselor
5.     Sebagai komunikator
6.     Sebagai teman atau sahabat
c. Dampak Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak
Keterlibatan ayah dalam pola asuh anak seperti yang telah sedikit di paparkan
pada pembahasan awal memberikan dampak positif bagi tumbuh kembang anak.
Keterlibatan ayah juga mempengaruhi proses perkembangan anak pada beberapa
aspek diantaranya adalah :
1. Perkembangan kognitif
Ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak sejak masih bayi akan
menunjukan kemampuan peningkatan kognitif pada saat bayi tersebut berusia
enam bulan. Pada saat anak menginjak usia satu tahun fungsi kognitif juga
meningkat seperti dalam pemecahan masalah. Pada saat anak menginjak usia
sekolah akan menunjukan prestasi akademik. Anak yang mendapatkan
keterlibatan peran ayah dalam pengasuhannya akan termotivasi untuk melakukan
performa terbaik. Hal ini juga berdampak pada saat anak dewasa selain memiliki
prestasi akademik juga prestasi dalam karir nya dan kesejahteraan psikologis
(Flouri, 2005).
Hasil penelitian pengaruh keterlibatan ayah dalam pengasuhan terhadap
prestasi belajar anak usia sekolah menunjukan hasil signifikan atau adanya
pengaruh. Perkembangan kognitif anak, kompetensi sosial anak sejak dini
dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya
dan masa transisi menuju remaja.
2. Perkembangan sosial
Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak yang berdampak pada
perkembangan sosial menurut Kato (2002) berpengaruh terhadap perilaku
prososial anak pada usia tiga tahun. Anak pada usia remaja akan berdampak pada
minimnya konflik dengan teman sebayanya. Menurut Gottman dan DeClaire
(2004) keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak akan mengembangkan
kemampuan anak untuk berempati, penuh kasih sayang dan perhatian, serta
hubungan sosial yang lebih baik.

3. Perkembangan emosi
Keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan anak juga berdampak positif
dengan kepuasan hidup anak, kebahagiaan, juga rendahnya pengalaman depresi
(Dubowits, 2001 & Fomoso, 2007). Ketika seorang ayah memberikan perhatian
dan kasih sayang seperti menemani bermain, membantu mengerjakan tugas
sekolah atau lainnya akan menimbulkan perkembangan emosi positif pada anak,
apabila emosi postif pada anak terus berkembang dan distimulasi maka
kemampuan anak dalam mengendalikan emosi akan berkembang dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai