Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil “tahu” dari manusia, ini terjadi dengan pegindraan

terhadap suatu obyek, pengindraan terhadap obyek terjadi oleh panca indra manusia yaitu

pendengaran, penglihatan, penciuman, raba dan rasa dengan sendiri. Pada waktu pengindraan

saampai menghasilkan pengetahuan tersebut di pengaruhi oleh intensitas obyek yang di

perhatiakan.Yang sebagian besar pengetahuan diperoleh dari pendengaran dan penglihatan

manusia. (Notoatmodjo,2010).

Pengetahuan dipengaruhi dengan tingkat pendidikan formal. Pengetahuan sangat berkaitan

erat dengan pendidikan, diharapkan dengan semakin tinggi pendidikan maka pengetahuanya

akan semakin luas pula, akan tetapi bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

berpengetahuan rendah, hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak diperoleh

dengan pendidikan formal saja tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non

formal.Pengetahuan seseorang terhadap suatu obyek mengandung dua aspek yaitu positif dan

negatif. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo

(2010), salah satu bentuk obyek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh

sendiri.
2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang mencakup kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo yaitu

sebagai berikut:

(1)Tahu

Tahu dijelaskan sebagai pengingat materi dan sudah dipelajari, termasuk kedalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadapsuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu ini adalah tingkat

pengetahuan yang paling rendah.Kata kerja yang mampu mengukur bahwa orang tahu tentang

sesuatu yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, dan sebagainya.

(2)Memahami

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang obyek

yang diketahuinya dan dapat di aplikasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap

obyek atau materi dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan

sebgainya, menyebutkan dan sebagainya terhadap suatu obyek yang dipelajari.

(3)Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam situasi yang nyata (sebenarnya).

(4)Analisis

Analisis merupakan suatu kemampuan dalam menyatakan materi/obyek dalam komponen

tetapi berada di dalam suatu stuktur organisasi sehingga tetap berkaitan satu dengan yang lainya.
(5)Sintesis

Sintesis di maksud menunjukan kemampuan dalam melaksanakan/ menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis bisa diartikan

sebagai kemampuan dalam penyusun formulasi yang sudah ada menjadi baru.

(6)Evaluasi

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap

obyek/materi. Penilaian-penilaian tersebut berdasarkan kriteria yang ditentukan dengan kriteria

yang sudah ada ataupun kriteria sendiri.

2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

2.1.3.1 Faktor Internal

(1)Pendidikan

Pendidikan berarti pembelajaran yang dilakukan seseorang terhadap perkembangan

menuju kearah yang lebih baik. Pendidikan digunakan untuk mendapatkan informasi misalnya

dalam hal kesehatan yang dapat menunjang hidup kualitas hidup. Menurut YB Mnatra yang

dikutip Notoatmodjo, pendidikan dapat memepengaruhi perilaku seseorang akan pola hidup

terutama dalam motivasi yang berperan dalam pembangunan.

(2)Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus diperbuat terutama untuk menunjang kehidupanya

maupun keluarganya. Pekerjaan bukan merupakan sumber kesenangan, tetapi lebih mengarah

kepada mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak rintangan.Sedangkan bekerja

bekerja pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak menyita waktu (Wawan dan

Dewi,2010).
(3)Umur

Usia adalah umur individu yang dihitung saat lahir sampai berulang tahun. Sedangkan

menurut Huclok semakin cukup umur maka kematangan dan kekuatan seseorang akan semakin

matang dalan berfikir dan bekerja. Dari sudut pandang masyarakat seseoran yang sudah dewasa

dipercayai dari seseorang yang belum cukup kedewasaanya (Wawan dan Dewi,2010)

2.1.3.2 Faktor Eksternal

(1)Faktor lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip Nursalam lingkungan merupakan seluruh kondisi yang

ada di sekitar manusia dan berpengaruh terhadap perkembangan dan perilaku manusia tersebut.

(2)Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan

dan perilaku dalam menerima informasi (Wawan dan Dewi,2010).

2.1.4 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto pengetahuan sesorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dalam

skala kualitatif, yaitu:

(1)Baik : Hasil presentase 76%-100%

(2)Cukup : Hasil presentase 56%-75%

(3)Kurang : Hasil presentase <56%


2.2. Konsep Kehamilan

Peningkatan tekanan pada intrafolikel yang terjadi setelah folikel de graaf matang dengan

mengeluarkan hormon estrogen atas pengaruh FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang

menurun dan merangsang LH surge, sehingga terjadi ruptura dengan mengeluarkan ovum yang

dibungkus oleh kumulus oophorus serta korona radiata. Semakin meningkatnya hormon estrogen

terjadi gerakan putar balik ovariun pada sumbunya, fimbriae tuba semakin mendekati ovarium

yang kedua gerakanya selalu dapat mengelilingi ovarium. Dengan itu, seluruh permukaan

permukaan ovariun seolah-olah ditutupi fimbriae sehingga saat ovulasi ovum dapat ditangkap

oleh fimbriae (ovum picked mechanism). Hormon estrogen yang dikeluarkan dapat

mempengaruhi tuba dan sel dengan vilinya sehingga membuat aliran cairanya menuju uterus

(Hartini, 2019).

Oleh karena itu pengaruh LH. Komulus oophorus dan sel korona radiata ikut mengeluarkan

progesteron yang dapat menimbulkan gerak setigitiga dari tuba sampai isthmusnya, untuk

mepercepat jalanya ovum. Ovum akan berada pada tuba falopi selama 80 jam, khususnya di

ampula tuba (tempat terluas) karena paling besar kemungkinan terjadi konsepsi, seperti diketahui

puncak masa subur, lendir serviks sangat jernih yang memungkinkan mudah ditembus oleh

spermatozoa. Dalam perjalanan menuju tuba spermatozoa mengalami “kapasitas dengan

melepaskan sebagian dari bungkus kepalanya yang terdiri dari glikoprotein yang mampu

menembus ovum melalui “stomata” yang telah siap. Hasil konsepsi meneruskan perjalananya

dan masuk kedalam kavum uteri dalam bentuk ”blastokis” serta memerlukan kesiapan

endometrium sekitar 90-150 jam lamanya setelah konsepsi dan melakukan kontak peratama

dengan “desidua” pada hari ke-6.


2.3. Perubahan Psikologis dan fisologis kehamilan

2.3.1. Perubahan psikologis

Perubahan psikologis menurut Deswani. Mulyanti, (2019) mengemukakan bahwa terdapat


beberapa perubahan psikologis yaitu :
(1) Ketika pertama kali wanita mengetahui dirinya hamil ia merasa syok dan menyangkal

walapun ketika kehamilan tersebut direncanakan, periode tersebut merupakan hal yang umum

terjadi awal dari syok yang pertama kali disebabkan oleh kehamilan diikuti oleh rasa bingung

dan perocupation dengan masalah yang menganggu. Selama periode ini, berbagai alternative

seperti aborsi atau adopsi mungkin dipertimbangkan dalam konsekuensi legal, moral dan

ekonomi mereka. Akhirnya, dicapai keputusan, dan rencana tindakan dibuat. Kadang-kadang

tindkan tersebut, pada kenyataannya hanya tinggal rencana, sampai kenyataan tentang kehamilan

tidak dapat disangkal lagi dan diterima. Karena pengalaman adalah terus dipertimbangkan dan

ditinjau ulang, terjadi proses belajar.

(2)Dukungan Situasional

Faktor kedua yang mempengaruhi bagaimana mengatasi krisis adalah dukungan situasional

yang mereka harapkan. Dukungan ini merupakan orang-orang dan sumber-sumber yang tersedia

untuk memberikan dukungan, bantuan dan perawatan. Selama kehamilan, keluarga atau

penggantinya seringkali memenuhi peran yang penting ini.

(3)Mekanisme Coping

Faktor ketiga yang mempengaruhi derajat keberhasilan dalam menyelesaikan krisis adalah

keterampilan coping yang dimiliki seseorang. Keterampilan coping tersebut merupakan kekuatan

dan keterampilan seseorang belajar untuk menyelesaikan masalah dan mengatasi stress. Mereka

mungkin melakukan aktivitas seperti “menceritakannya” pada teman, melakukan olahraga yang

berat, mendengarkan music, menangis, menulis prosa dan puisi. Mekanisme pertahanan diri
adalah cara mempertahankan diri (Seperti menyangkal) tetapi mungkin dapat membantu dalam

mengurangi kecemasan untuk sementara waktu. Metode coping tersebut dapat digunakan oleh

calon orangtua dan anggota keluarga untuk menyesuaikan terhadap realitas kehamilan dan

mencapai keseimbangan pada kehidupan mereka yang terganggu.

2.3.2. Perubahan Fisiologis

Menurut Deswani. Mulyanti, (2019). Ada beberapa perubahan pada system diantaranya :
(1) System Reproduksi

Suplai darah. Suplai darah ke organ reproduksi meningkat setelah konsepsi karena

peningkatan kadar hormon-hormon steroid seksual. Vaskularisasi tersebut memberikan suplai

darah yang banyak bagi perkembangan janin, tanda-tanda khas pada organ dan berbagai gejala

pada wanita.

Serviks. Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama, serviks menjadi lebih

lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah (tanda Goodell’s). Kanalis Servikalis dipenuhi

oleh mucus yang kental disebut operculum. Selama kehamilan operculum menghambat

masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan, yang di sebut “bloody show” yang

menandakan bahwa kanalis terbuka untuk lewatnya bayi.

Uterus. Perubahan yang amat jelas pada anatomi maternal adalah perbesaran uterus untuk

menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus tumbuh dari kecil, organ yang hampir padat

menjadi berdinding tebal, kantung muscular yang mengandun janin, plasenta dan sekitar 1000ml

air ketuban. Beratnya meningkat 20 kali dan kapasitasnya meningkat 500 kali. Peningkatan

ukuran ini disebabkan oleh pertumbuhan serabut serabut otot dan jaringan yang berhubungan

termasuk jaringan fibroelastik darah dan saraf.


Vagina. Sampai minggu kedelapan meingkatnya vaskularisasi pada vagina menyebabkan

tanda kehamilan khas yang disebut tanda chadwick’s corak yang berwarna keunguan yang dapat

terlihat oleh pemeriksa. Dalam berespons terhadap stimulasi hormonal sekresi sel-sel vagina

meningkat secara berarti. Sekresi tersebut berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal

istilah “putih” atau leukorrhea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan basilus

doderlein’s. basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap candidaalbicans pathogen yang

tumbuh dalam media alkali.

(2) System integument

Payudara. Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa ia hamil adalah rasa

sentuh nyeri tekan pada payudara dengan secara bertahap mengalami perbesaran karena

peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih

menonjol dank eras dan pada awal kehamilan keluar cairan jernih, kolostrum. Area berpigmen di

sekitar puting, areola tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montgomery menonjol keluar.

Kulit. Striae gravidarum sebagaimana janin tumbuh uterus membesar menonjol keluar hal

ini menyebabkan tonjolan dan kemudian membusung. Serabut-serabut elastic dan lapisan kulit

dalam terpisah dan putus karena regangan. Tanda regangan yang dibentuk disebut striae

gravidarum terlihat pada abdomen dan bokong terjadi pada 50% wanita hamil dan menghilang

menjadi bayangan yang lebih terang setelah melahirkan. Wanita mungkin mengalami pruritus

(rasa gatal) sebagai akibat regangan tersebut. Penyembuhan sementara dapat tercapai dengan

memakai lotion yang agak hangat.

Pigmentasi pengumpulan pigmen sementara mungkin terlihat pada bagian tubuh tertentu

pada kulit wanita yang dimiliki linea nigra atau garis gelap yang mengikuti midline abdomen.
Cholasma, atau topeng kehamilan terlihat seperti bintik-bintik hitam di wajah. Areola sekitar

puting menjadi besar dan warnanya menjadi gelap.

Perpirasi dan sekresi kelenjar lemak. Baik kelenjar sebasae atau keringat menjadi lebih

aktif selama kehamilan sebagai akibatnya wanita hamil mungkin mengalami gangguan bau

badan, banyak mengeluarkan keringat yang membasahi pakaiannya dan berminyak sulit untuk

merapikan rambutnya. Mandi, dan keramas secara teratur dengan menggunakan deodorant akan

sangat membantu mengatasi efek samping yang tidak menyenangkan ini.

(3) System enodkrin

Kelenjar dari system endokrin menghasilkan bahan-bahan kimia yang mempengaruhi

seluruh tubuh, selama kehamilan banyak perubahan yang terjadi pada kelenjar ini.

Ovarium dan plasenta. Ovarium adalah sumber penghasil estrogen dan progresterone

pada wanita pada saat konsepsi perubahan dramatis terjadi. Korpus gluteum tempat ovum mulai

menghasilkan estrogen dan progesterone. Segera setelah plasenta terbentuk denan baik, ia

menjadi sumber utama hormone tersebut.

Kelenjar tiroid. Selama kehamilan basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20%

dan kelenjar tiroid membesar, tetapi jumlah hormone yang dihasilkan tetap sama (tiroksin).

Ukuran meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya metabolic rate

disebabkan akibat oksigen digunakan lebih banyak.

Kelenjar paratiroid. Ukuranya meningkat selama kehamian terutama selama minggu ke

15-30 ketika kebutuhan kalsium janin lebih besar. Hormone paratiroid penting untuk

mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, tanpa hormone tersebut metabolisme tulang

dan otot terganggu.


Pancreas. Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans

yang terjadi diseluruh jaringan pancreas. Karena keterbatasan glikogen, wanita sehat yang hamil

kurang mampu mengatasi jumlah gula yang lebih banyak, sehingga beberapa dari mereka

mengeluarkannya dalam urin.

(4) System kardiovaskuler

Sebagai kehamilan berlanjut volume darah meningkat bertahap sampai mencapai 30%

sampai 50% diatas tingkat pada keadaan tidak hamil. Estrogen menstimulus adrenal untuk

mensekresi aldesteron, menyebabkan retensi garam dan air. Hal ini mengarah pada volume darah

dan edema jaringan. Namun demikian, tekanan darah relative tidak mengalami perubahan.

Peningkatan yang signifikan menandakan preeklamsia.

Beratnya uterus menekan vena-vena besar yang mengalir pelviks dan ekstremitas bawah.

Vema varicose mungkin terjadi pada tungkai, paha,pula, dan rectum (hemoroid).

Sel-sel darah merah meningkat sampai 33% dan haemoglobin sampai 15% tetapi karena

peningkatannya colume plasma menyebabkan hemodilusi, terjadi psedoamia sehingga disebut

anemia fisiologis kehamilan.

2.4. Anemia

2.4.1. Definisi Anemia

Anemia merupakan penurunan kadar sel darah merah (Hb), hematokrit atau eritrosit (red

cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkut oksigen oleh darah. Tetapi harus

diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut yidak seirama dengan masa

eritrosit, seperti pada keadaan dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh sebab itu dalam
mendiagnosis anemia tidak cukup sampai kepada label anemia tetapi harus ditetapkan penyakit

yang mendasari anemia tersebut (Nurarif & Kusuma, 2015).

Kriteria anemia menurut WHO (dikutip dari Hoffbrand). Dikelompokan menjadi 3 kriteria

yang pertama kelompok laki-laki dewasa dengan kriteria Hb kurang dari 13 g/dl, kriteria kedua

yaitu wanita dewasa yang tidak sedang hamil dengan kriteria Hb kurang dari 12 g/dl dan yang

ketia yaitu ibu hamil dengan Hb kurang dari 11 g/dl (Nurarif & Kusuma, 2015).

2.4.2. Etiologi

Anemia bukan kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala dari

berbagai macam penyakit dasar (underlying disease), pada dasanya anemia disebabkan oleh:

(1) Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang

(2) Kehilangan darah keluar dari tubuh (perdarahan)

(3) Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya(hemolisis)

Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat menyebabkan bahaya selama kehamilan, terjadi

abortus, persalinan prematuritas, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini, gangguan his dan

kakuatan mengejan.

2.4.3. Bahaya Anemia Dalam Kehamilan

Ibu hamil dengan anemia beresiko mengalami perdarahan pada saat persalinan, karena

berkurangnya sel darah merah dalam darah sehingga tidak mampu memenuhi oksigen keseluruh

jaringan tubuh yang menyebabkan jumlah oksigen dibawa oleh haemoglobin berkurang, padahal

organ-organ tersebut sangat membutuhkan oksigen dalam jumlah yang besar. Jika tidak bisa

ditangani maka menyebabkan oksigen yang dikirim keuterus kurang maksimal sehingga
menyebabkan otot-otot uterus tidak mampu berkontraksi dengan baik dan terjadi perdarahan

(Wiknjosastro, 2010). Didukung oleh hasil penelitian Wuryanti (2010) dengan hasil anemia

yang mempengaruhi kerja setiap organ manusia karena jumlah oksigen berkurang, maka akan

mempengaruhi kerja otot-otot uterus untuk berkontraksi yang menyebabkan kontraksi tidak

adekuat yang menyebabkan perdarahan post partum.

Mekanisme tubuh dalam menghentikan perdarahan dinamakan hemostatis dengan

beberapa fase penting. Pembentukan sumbatan oleh keping darah (pletelet) dan fase pembekuan

darah. Proses pembekuan darah melibatkan beberapa komponen, diantaranya. Trombosit atau

keping darah merupakan elemen pembentuk cakram dalam darah, trombosit berperan untuk

membantu membentuk bekuan darah untuk memperlambat atau menghentikan perdarahan.

Proses pembekuan darah diawali dengan trombosit membentuk sumbatan, meraka akan

menempel pada dinding daerah yang luka, sumbatan tersebut digunakan untuk menutupi bagian

yang rusak, agar menghentikan perdarahan. Tahap selanjutnya faktor-faktor pembekuan darah

memberi sinyal untuk melakukan reaksi, faktor koagulasi yang disebut thrombin mengubah

fibrinogen menjadi fibrin, fibrin bekerja dengan cara menempel pada trombosit yang nantinya

akan membentuk jarring sehingga trombosit dan sel terperangkap dan terjadilah bekuan,

selanjutnya setelah bekuan darah terbentuk dan perdarahan terkendali. Protein-protein lain akan

menghentikan faktor bekuan darah agar gumpalan tidak berlanjut dari yang diperlukan. Tubuh

perlahan akan membuat sumbatan ketika jaringan yang rusak sembuh, sehingga sumbatan tidak

diperlukan lagi, fibrin hancur dengan otomatis dan darah mengambil kembali trombosit dan sel-

sel dari bekuan darah.

Anemia dalam kehamilan juga berdampak pada janin, anemia yang terjadi pada golden age

period akan mempengaruhi kesehatan, perkembangan kognitif dan fisik anak. Pada fase ini zat
besi (Fe) sangat dibutuhkan untuk pembelahan sel dan sintesis haemoglobin, zat besi juga

berperan untuk sisntesi DNA, neurotransmitter dan sitokrommitokondria. Kekurangan zat besi

dapat menggangu sintesi DNA, mempengaruhi kekebalan, menignkatkan resiko infeksi dan

kematian bayi (Zuffo et al.,2016). Pada saat bayi dilahirkan, bayi memiliki cadangan zat besi

dari ibunya selama dalam kandungan, sebagian besar proses transfer zat besi terjadi pada bulan-

bulan akhri kehamilan, dengan demikian bayi yang lahir premature dan BBLR lebih rentan

mengalami anemia.

2.4.4. Definisi Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, jenis anemia ini

merupakan jenis anemia yang relatif mudah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah

nasional karena mencerminkan nilai kesejahtraan sosial ekonomi masyarakat, dan berpengaruh

besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Menurut WHO (World Health Organization)

kejadian anemia saat hamil berkisaran 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 g/dl sebagai

dasarnya. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme lebih tinggi dari ibu tidak hamil. Karena

untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dam memproduksi energi

agar ibu hamil bisa beraktifitas sehari-hari. Karena itu ibu hamil memerlukan lebih banyak zat

besi.

Anemia dalam kehamilan termasuk penyakit yang paling sering dijumpai, anemia

defesiensi Fe disebabkan kekurangan Fe-Feritin dan kurangnya asupan Fe , gangguan resorbsi

duodenum, mual, muntah, diare.Serta kehilangan banyak Fe pada Grandemultipara, perdarahan

ibu hamil, infeksi cacing dan malaria, simpanan Fe di bentuk oleh Ferritin, hati, limfe, sumsum
tulang. Gejala klinis anemia jenis ini cepat lelah, nafsu makan berkurang, berdebar-debar,

takikardi, kegagalan pada anemia berat serta gangguan nutrisi pada janin.

2.4.4.1 Anemia Pada Ibu Hamil Di Indonesia

Total penderita ibu hamil dengan anemia adalah 70%. Artinya dari 10 ibu hamil 7

diantarnya mengalami anemia. Ibu hamil mempunyai tingkat metabolisme lebih tinggi dari

wanita biasa. Misalnya, untuk membuat jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ, dan

memproduksi energi agar ibu hamil bisa beraktifitas.

2.5. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Buku kesehatan ibu dan anak (Buku KIA) berisi catatan kesehatan ibu hamil (ibu hamil,

bersalin dan nifas) dan anak (anak baru lahir sampai usia 6 tahun) serta memberikan informasi

bagaimana cara merawat dan memelihara kesehatan ibu dan anak. Setiap ibu hamil mendapat 1

buku KIA.

2.6. Tanda- Tanda Bahaya Pada Masa Kehamilan

Harus segera bawa ibu hamil ke pelayanan kesehatan bila dijumpai keluhan dan tanda

bahaya dibawah ini (Kementrian Kesehatan RI, 2016).

2.6.1. Perdarahan per Vagina

Pada awal kehamilan ibu mungkin mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting.

Perdarahan ini adalah implantasi dan ini normal terjadi. Perdarahan yang tidak biasa adalah

perdarahan yang berwarna merah, banyak, atau perdarahan yang disertai nyeri menurut
Susilawati 2009 yaitu Abortus terbagi menjadi beberapa bagian seperti abortus imminens,

abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung), abortus habitualis (keguguran berulang),

abortus inkompletus (keguguran inkompletus (keguguran bersisa), dan abortus kompletus

(keguguran lengkap). Menurut hasil penelitian Ossai dan Uzockukwu (2015) menyebutkan

bahwa tanda bahaya perdarahan merupakan tanda bahaya yang paling diingan oleh ibu hamil.

Terdapat beberapa cara agar perdarahan tidak semakin parah, yaitu dengan istirahat total

(kurangi waktu berdiri dan berjalan), hindari berhubungan intim, gunakan pembalut dan

perhatikan warna darah.

2.6.2. Mual Muntah Berlebih Dan Tidak Mau Makan

Rasa mual muntah yang berlebih sehingga menimbulkan gangguan pola aktivitas sehari-

hari sampai bisa membahayakan kehidupan. Faktor yang mempengaruhinya adalah:

(1) Kemungkinan vili korialis yang masuk kedalam darah.

(2) Faktor alergi.

(3) Faktor predisposisi (primigravida dan overdistensi Rahim).

(4) Faktor psikologis (ketidak harmonisan keluarga,kehamilan yang tidak diinginkan, atau

ketidak siapan memiliki anak).

Hyperemesis gravidarum memiliki tanda dan gejala yang beragam tergantung tingkatan

menurut Susilawati :

(1) Tingkat I pada tingkat I terjadi mual muntah terus menerus sampai mempengaruhi keadaan

umum (dehidrasi), tekanan darah menurun nadi meningkat dan subu tubuh tidak menentu

dan nyeri epigastrium.


(2) Tingkat II terjadi dehidrasi bertambah, gangguan sirkulasi darah dan gangguan

metabolisme.

(3) Tingkat III terjadi dehidrasi semakin parah, mual muntah berhenti, perdarahan pada

esofagus dan retina, gangguan fungsi lever (icterus) penurunan kesadaran dan gangguan

saraf.

Anjuran pertamanya adalah mengkonsumsi makanan yang tidak mebuat mual seperti roti

panggang, dan jika belum juga teratasi harus segera diberikan cairan infus.

2.6.3. Bengkak Diwajah, Jari-Jari Tangan dan Kaki

Bengkak biasanya menunjukan masalah yang serius jika muncul pada wajah dan tangan,

jika tidak hilang bila beristirahat yang disertai dengan keluhan fisik lain.

(1) Hampir semua ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki dan akan hilang

jika beristirahat dengan mininggikan kaki yang biasanya muncul di sore hari.

(2) Bengakak bisa menunjukan masalah yang serius jika terjadi di daerah muka dan tangan,

tidak hilang meski beristirahat dan disertai keluhan fisik yang lain.

(3) Hal ini merupakan pertanda anemia, gagal jantung dan pre-eklamsi.

Bengkak dapat menyebabkan masalah yang serius jika terjadi pada wajah dan tangan, tidak

hilang jika bersitirahat, penyebab bengkak diwajah biasanya akibat dari anemia, gangguan fungsi

ginjal, gagal jantung atau paling sering adalah eklamsia. Berdasakan hasil penelitian dari Ossai

dan Uzockukkwu (2015), tanda bahaya bengkak diwajah,kaki, tangan dan sakit kepala disertai

kejang merupakan tanda bahaya yang paling sedikit diingat oleh ibu hamil.

Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi bengkak, yaitu janan terlalu

lama berdiri, kurangi konsumsi garam, banyak minum air putih, lakukan olah raga renang.
2.6.4. Ketuban Pecah Dini (Air ketuban keluar sebelum waktunya)

Ketika cairan keluar tiba-tiba :

(1) Harus dibedakan urine dan air ketuban.

(2) Keluar cairan ibu tidak merasakan, berbau amis, dan berwarna putih keruh, itu berarti yang

keluar adalah air ketuban.

(3) Jika kehamilan tidak cukup bulan maka akan adanya persalinan pretern dan komplikasi

infeksi intrapartum.

Bila ketuban pecah dini terjadi > 6 jam, diberikan antibiotik (golongan penisilin seperti

ampisin dan amoksilin). Pada usia kehamilan 32-34 minggu dimana air ketuban masih tetap

keluar maka dapat dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan pada usia 35 minggu,

sedangkan pada usia >36 minggu akan dilakukan induksi persalinan.

2.6.5. Gerakan Janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

Ibu mulai merasakan gerakan bayi pada minggu ke 20 atau minggu ke 24, beberapa ibu

bisa lebih awal merasakan gerakan bayi, gerakan bayi akan melemah jika bayi sedang tidur. Bayi

harus bergerak minimal 3 kali dalam periode 3 jam, dan akan lebih mudah dirasakan jika ibu

berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan atau minum.

(1) Kesehatan janin dapat diketahuai dengan keaktifan gerakanya.

(2) Minimal gerakan janin adalah 10 kali dalam 24 jam.

(3) Jika kurang maka waspada dengan adanya gangguan janin dalam Rahim, seperti aspiksia

janin samapai kematian janin.


Terdapat beberapa cara untuk merespon janin terhadap stimulus yang ibu lakukan, seperti

berbaring, makanan manis kerap membuat janin bergerak.

2.6.6. Demam Tinggi

Demam sering disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan virus pada pernafasan, namun

penyebab umum demam selama kehamilan yaitu influenza, hupertiroid, dehidrasi, pneumonia

dan radang amandel, terdapat beberapa cara untuk meredakan demam secara alami :

(1) Kompres dahi atau kening menggunakan lap basah dengan suhu normal

(2) Mandi menggunakan air hangat

(3) Berada di dalam ruangan yang sejuk

(4) Minum banyak air

(5) Gunakan pakaian yang tipis

2.7 Peran Perawat

Peran perawat pada kehamilan sebagai educator yang memberikan pendidikan kesehatan

terhadap budaya yang tidak membahayakan ibu hamil boleh dipertahankan, jika terdapat budaya

yang dapat membahayakan, maka perawat harus bernegosiasi mengenai budaya tersebut dan

menjelaskan apa yang baik untuk ibu hamil. Beristirahat yang cukup minimal 1 jam tidur siang,

olahraga, sering melakukan aktivitas dengan posisi nungging (pel lantai) dan memberikan

edukasi kepada suami serta keluarga ,mengenai pentingnya support bagi ibu hamil. Selain itu

perawat sebagai pendamping ibu hamil, program pendampingan dilaksanakan untuk

meningkatkan kesadaran ibu hamil (Suryani, 2017).

Anda mungkin juga menyukai