Anda di halaman 1dari 72

ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn”M” RT 012 DUSUN RAI

SALE DESA RAI KECAMATAN RUTENG KABUPATEN

MANGGARAI

LAPORAN INDIVIDU
PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:

MELANIA ISA

NPM:19202053

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS

RUTENG

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn. “M” RT 12 DUSUN
RAI SALE DESA RAI KECAMATAN RUTENG KABUPATEN

MANGGARAI

Disusun Oleh:
MELANIA ISA

NPM:19202053

Laporan Individu
Praktik Belajar Lapangan Kebidanan Komunitas
Pembangunan kesehatan Masyarakat Desa
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Menyetujui,
Kepala Dusun

Kanisus Katu Tanggal November 2021

Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas

Fransiska N. Nanur, S.SiT.,M.Kes Tanggal.... November 2021


NIDN: 0820109001
ii
LAPORAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn. “M” RT 12
DUSUN RAI SALE DESA RAI KECAMATAN RUTENG KABUPATEN
MANGGARAI

Disusun Oleh:
MELANIA ISA
NPM:19202053

Laporan Individu
Praktik Belajar Lapangan Kebidanan Komunitas Pembangunan
kesehatan Masyarakat Desa
Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetuju
Menyetujui,
Kepala Dusun

Kanisus Katu Tanggal November 2021


Pembimbing Praktik Kebidanan Komunitas

Fransiska N. Nanur, S.SiT.,M.Kes Tanggal November 2021


NIDN: 0820109001
Menyetujui,
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Ketua Pelaksana Praktik Kebidana

Fransiska N. Nanur, S.SiT.,M.Kes Putriatri K Senudin SST.,M.Keb


NIDN: 0820109001 NIDN:0827089001
Iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan

karunia nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan individu yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Tn.” M” RT Dusun Rai Sale Desa

Rai tepat pada waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan

dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Prof . Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A., Rektor Universitas

Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng yang telah

memberikan kesempatan menyusun Laporan Individu

Praktik Kebidanan Komunitas.

2. David Djerubu, S.Fil, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan dan Pertanian Universitas Katolik Santu Paulus

Ruteng atas fasilitas yang diberikan kepada penulis selama

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di program studi

D III Kebidanan di Fakultas Kesehatan Santu Paulus

Ruteng.

3. Fransiska Nova Nanur, S.SiT,.M.Kes selaku ketua program

studi DIII-kebidanan dan pembimbing Praktik Kebidanan

Komunitas yang telah memberikan kesempatan menyusun

iv
Laporan individu Praktik Kebidanan Komunitas ini dan

dengan sabar memberikan bimbingan, dukungan serta

saran yang sangat berguna sehingga laporan ini bisa selesai.

4. Putriatri K. Senudin SST;M.Keb selaku ketua panitia

Praktik Kebidanan Komunitas dan mengkordinirkan

mahasiswa DIII Kebidanan.

5. Bapak Videlis Kengong selaku kepala desa Rai yang telah

mengijinkan mahasiswi DIII kebidanan untuk melakukan

Praktik Kebidanan Komunitas di desa Rai

6. Bapak Kanisius Katu selaku kepala Dusun Rai Sale

yang dengan setia menemani mahasiswi praktik dalam

melakukan pengkajian selama tiga minggu.

7. Keluarga Bapak Mikael Gambur yang dengan setia

meluangkan waktu untuk mendengar saat penyuluhan

maupun selama Praktik Kebidanan Komunitas.

8. Orang tua tercinta atas dukungan dan doa yang selalu

diberikan sehingga Laporan Individu ini selesai tepat

waktunya.

9. Semua rekan mahasiswa seangkatan dan semua pihak-

pihak yang terkait dan banyak membantu dalam hal ini.

v
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan

ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik

dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun

demi menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Ruteng, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................II

HALAMAN PENGESAHAN ....................................III


KATA PENGANTAR ................................................ IV
DAFTAR ISI ............................................................... V
DAFTAR TABEL .......................................................VI
DAFTAR LAMPIRAN ............................................. VIII
DAFTAR SINGKATAN ............................................XI
BAB I PENDAHULUAN ............................................1
A. Latar Belakang ...............................................1
B. Tujuan ............................................................6
C. Manfaat ..........................................................7
BAB II HASIL .............................................................9
A. Format Pengkajian .........................................9
B. Analisa Data ..................................................31
C. Intervensi .......................................................33
BAB III PEMBAHASAN ...........................................34
BAB IV PENUTUP.....................................................37
A. Kesimpulan ...................................................37
B. Saran .............................................................38
DAFTAR PUSTAKA..................................................41
LAMPIRAN

Vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Susunan Anggota Keluarga 8

Tabel 2.2 Klasifikasi Data Dasar ....................................23

Tabel 2.3 Pengetahuan Keluarga Tentang Kebersihan Rumah

Tabel 2.4 pengetahuan ibu tentang hipertensi pada lansia

Tabel 2.5 Intervensi................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Denah Rumah

Lampiran 2 Genogram

Lampiran 3 K5P

Lampiran 4 SAP

Lampiran 5 Leafle
DAFTAR SINGKATAN

MDG’S : Milenium Development Goal’s

HIV : Human Immunodeficiency Virus

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

KIS : Kartu Indonesia Sehat

DBD : Deman Berdarah Dengue

TBC : Tuberculosis

BALITA : Bawah Lima Tahun

BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah

BCG : Bacillus Calmette Guerin

BGM : Bawah Garis Merah

BUSUI : Ibu Menyusui

DDST : Denver Development Scrinning Test

DM : Diabetes Mellitus

DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus


HB : Hepatitis B

ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut

KB : Keluarga Berencana

IUD : Intrauterine Device

KONTAP : Kontrasepsi Mantap

KIA : Kesehatan Ibu Dan Anak

KMS : Kartu Menuju Sehat

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

PHBS : Pola Hidup Bersih dan Sehat

PUS : Pasangan Usia Subur

LANSIA : Lanjut Usia

TT : Tetanus Toxoid
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan privalensi hipertensi pada lansia di indonesia untuk


umur 55-64 tahun sebesar 45,9% , umur 67-74 tahun sebesar
57,6% dan umur >75 tahun sebesar 63,8%.
Riskesdas 2013 Propinsi NTT menunjukkan jumlah persentase

penderita hipertensi sebesar 23,3% (Riskesdas, 2013). Pada populasi

lansia (umur > 60 tahun) prevelensi untuk hipertensi lansia sebesar

65,4% (Triyanto, 2014). Prevelensi kasus Hipertensi Di NTT

berdasarkan data dari profl kesehatan Riskesdas tahun 2013 adalah

7,2 % dan berada di bawah angka nasional yang mencapai 9,4 persen.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai (2015-

2016), jumlah penderita hipertensi sebesar 42,27%, dan jumlah kasus

meninggal karena terjadi hipertensi sebesar 1,10%. Pada tahun 2016

jumlah kunjungan kasus hipertensi sebesar 40,60%, dengan kasus

meninggal berjumlah 70 orang, laki-laki sejumlah 55,71% dan

perempuan 44,28%.). Pada Tahun 2019 didapatkan lansia berjenis

kelamin perempuan sebanyak 35 (68,6%) dan lansia yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 16 (31,49%).

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai

normal. Menurut Nurarif A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah

peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan

1
diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang

perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada

penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk

beraktivitas seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai

silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang akan tersadar memiliki

penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah dan

memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.

Gejala yang sering dikeluhkan penderita hipertensi adalah sakit

kepala, pusing, lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual, muntah,

epitaksis, dan kesadaran menurun (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).

Hipertensi terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko. Faktor-

faktor risiko yang menyebabkan hipertensi adalah umur, jenis

kelamin, obesitas, genetik, stres, asupan garam, pola aktivitas fisik,

penyakit ginjal dan diabetes melitus (Sinubu R.B., 2015)

Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan

dikarena sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia

berisiko terkena hipertensi. Hipertensi pada lansia disebabkan oleh

penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang

membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa jantung,

kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, dan meningkatnya

resistensi pembuluh darah perifer (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016).

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada

lansia adalah gaya hidup, seperti olahraga yang kurang. Pada

2
makanan yang tinggi kalori, tinggi lemak, rendah serat, dan tinggi

natrium atau garam (Ridwan & Nurwanti, 2013). Merubah gaya

hidup pada lansia tentu saja tidak dapat dilakukan sendiri. Keluarga

memiliki peran penting dalam mengubah gaya hidup lansia. Menurut

Friedman, keluarga sangat dibutuhkan dalam perawatan lansia,

sedangkan menurut Setiadi keluarga bertugas untuk memberikan

perawatan kepada lansia (dalam Suwandi Y.D., 2016). Keluarga

merupakan perawat primer bagi anggotanya (Bakri M.H., 2015). Sikap

keluarga dalam perawatan lansia berperan pada kesehatan lansia.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mampu mengatasi masalah yang terjadi pada keluarga Tn”M” yaitu hipertensi pada

lansia.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga

Tn’ M”

b. Mampu merumuskan masalah yang terdapat di dalam keluarga Tn’ M”

c. Mampu menentukan prioritas masalah yang ada di dalam keluarga Tn’ M”

d. Mampu merencanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn’ M” sesuai masalah

yang ada

e. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn’ M” sesuai dengan

masalah yang ada

3
f. Mampu mengevaluasi pelaksanaan asuhan yang telah diberikan pada keluarga

Tn’ M”

C. Manfaat

1) Manfaat teoritis

Dapat dijadikan sebagai sumber referensi untuk menambah wawasan dan

pengetahuan ibu lansia tentang hipertensi pada lansia.

2) Manfaat praktis

a. Bagi Fakultas Kesehatan Santu Paulus Ruteng

Menambah refrensi tentang penyakit hipertensi untuk meningkatkan

pengetahuan mahasiswa terkait dengan penyakit hipertensi dan dapat dijadikan

acuan dalam membimbang mahasiswa pada praktik pembangunan masyarakat

desa selanjutnya.

b. Bagi penulis

Memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapat kedalam

kondisi nyata dilapangan tentang bidan komunitas, serta menambah

wawasan, pengetahuan dan keterampilan bagi penulis agar lebih

meningkatkan kinerja dilapangan.

c. Bagi lahan praktik

Sebagai bahan masukan dan dapat menjadi suatu pengetahuan bagi

masyarakat dalam menjalankan program yang telah disusun secara

bersama-sama dan terus dikembangkan guna mewujudkan keluarga yang

sehat sejahtera dan terwujudnya desa sehat dan lingkungan yang bersih

dan nyaman.

4
d. Bagi Tenaga Kesehatan

Dapat menjadi pedoman atau acuan dalam menentukan masalah

kesehatan serta dalam memberikan tindakan untuk menangani masalah

kesehatan yang terdapat dikomunitas.

e. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam berbagai upaya

peningkatan derajat kesehatan.

f. Bagi keluarga Binaan

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat

khususnya pada ibu lansia pentingnya mengetahui sedini mungkin

tentang hipertensi pada lansia .

5
BAB II

HASIL

A. FORMAT PENGKAJIAN

 Data Demografi

1) Identitas kepala keluarga

a. Nama : Tn “M”

b. Umur : 60Tahun

c. Pendidikan terakhir: SD

d. Pekerjaan : Petani

e. Agama : Khatolik

f. Alamat : Rai Sale

2) Susunan Anggota Keluarga

Tabel 1.1 Susunan anggota keluarga

Nama Umur JK Pekerjaan Pendidikan Ket

Emiliana 60 P IRT SD Istri

Gajul

 Sosial Ekonomi

1. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan ?

a. < Rp 1.700.000

b. Rp 1.700.00

c. > Rp 1.700.000

6
2. Apakah keluarga memiliki jaminan kesehatan ?

a. Ya (BPJS)

b. Tidak

 Faktor Lingkunga

 Perumahan

1. Jenis bangunan

a) Permanen

b) Semi permanen

c) Non permanen

2. Luas pekarangan : 15X10 m²

3. Luas bangunan: 7 x 9 m²

4. Status rumah :

a. Sewa bulanan

b. Kontrakan

c. Milik sendiri

d. Numpa dengan orang tua

5. Atap rumah :

a. Sirap/Bambu

b. Seng

c. Genteng

d. Lain-lain….

7
6. Apakah dirumah terdapat jendela/lubang angin ?

a) Ya

b) Tidak

7. Apakah jendela dibuka setiap hari ?

a) Ya

b) Tidak

8. Bagaimana kondisi pencahayaan rumah ?

a) Baik

b) Cukup

c) Kurang

9. jenis lantai rumah :

a) Tanah c) Papan

b) Semen d) Ubin

10. Bagaimana kondisi kebersihan didalam rumah ?

a) Bersih

b) Cukup bersih

c) Tidak bersih

11. Bagaimana kondisi kebersihan halaman rumah ?

a) Bersih

b) Cukup bersih

c) Kurang bersih

d) Tidak bersih

8
12. Vector yang banyak disekitar rumah dan membahayakan kesehatan

a) Lalat

b) Nyamuk

c) Kecoa

d) Anjing

e) Kucing

 SUMBER AIR

1. Apakah keluarga mempunyai sumber air sendiri ?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, apa jenisnya ?

a) Sumur gali

b) Sungai

c) Mata air

d) Leding

e) PDAM

f) Lain-lain, sebutkan….

3. Jika tidak, darimana sumber airnya ?

4. Apakah air untuk minum diambil dari sumber air tersebut

a) Ya

b) Tidak

5. Jika tidak, bagaimana memperolehnya ?........

9
6. Tempat penyimpanan air ?

a) Tertutup

b) Terbuka

7. Pengurasan tempat penampungan air ?

a) Tidak pernah dilakukan

b) <3 hari

c) >3 hari

8. Penggunaan air minum :

a) Dimasak

b) Tidak dimasak

9. Kualitas sumber air :

a) Berbau

b) Berasa

c) Berwarna

d) Tak berbau, tak berasa, tak berwarna

e) Lain-lain, sebutkan….

10. Berapakah jarak sumber air dengan pembuangan limbah ?

a) Kurang dari 10 meter

b) Lebih dari 10 meter

 PEMBUANGAN AIR LIMBAH

1. Apakah rumah ini mempunyai saluran pembuangan air limbah?

a) Ya

b) Tidak

10
2. Jika ya, jenisnya :

a) Got

b) Sungai

c) Selokan

d) Dibuang sembarangan

e) Bak penampungan

Jika tidak, mengapa ?

3. Bagaimana kondisi saluran pembuangan air limbah ?

a) Tertutup lancar c) Terbuka lancar

b) Tertutup tergenang d) Terbuka tergenang

 PEMBUANGAN SAMPAH

1. Bagaimana cara pembuangan sampah keluarga :

a) Dibakar

b) Ditimbun

c) Dibuang disungai

d) Disembarang tempat

2. Keadaan tempat penampungan sampah :

a) Terpelihara

b) Tidak terpelihara

 KEPEMILIKAN KANDAK TERNAK

1. Apakah keluarga memiliki kandang ternak ?

a) Ada

b) Tidak

11
2. Bila ada, dimana letak kandang tersebut ?

a) Diluar rumah

b) Menempel dekat rumah

c) Dalam rumah

3. Bagaimana kondisi kandang ternak ?

a) Bersih

b) Tidak bersih

 PEMBUANGAN KOTORAN / TINJA

1. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan tinja ?

a) Ya

b) Tidak

2. Dimana keluarga melakukan buang air besar ?

a) Selokan

b) Jamban cemplung

c) Sungai

d) Jamban angsatrine

e) sembarang tempat

f) Septictank

3. Tempat pembuangan tinja yang dimiliki :

a) Cemplung

b) Angsatrine

c) Kolam

d) Septitank

12
4. Bagaimana kondisinya :

a) Terpelihara

b) Tidak terpelihara

5. Berapa jarak tempat pembuangan tinja dengan sumber air ?

a) >10 meter

b) <10 meter

4. KOMUNIKASI DAN TRANSPORTASI

a. KOMUNIKASI

1) Melalui apakah keluarga menerima informasi tentang kesehatan ?

a) TV e) Edaran dari Desa

b) Radio f) Papan pengumuman RW/Desa

c) Koran/majalah

d) Penyuluhan dipuskesmas/posyandu

b. TRANSPORTASI

1) Apakah sarana transportasi yang dimiliki keluarga ?

a) Sepeda motor

b) Mobil

c) Lain-lain, sebutkan : Tidak ada

2) Bagaimana cara keluarga pergi kesarana pelayanan kesehatan :

a) Jalan kaki c) Naik mobil

b) Naik sepeda motor d) Naik angkutan umum

13
3) Berapa jarak ke sarana pelayanan kesehatan ?

a) <5 km b) >5 km

5.PELAYANAN KESEHTAN

1. Adakah anggota keluarga yang menderita sakit pada satu tahun

terakhir ?

a. Ada b. Tidak ada

2. Bila ada, apa jenis penyakitnya ?

a. ISPA f. Kulit

b. DBD (Demam Berdarah Dengue) g. Typhoid

c. TBC h. Hipertensi

d. Rheumatik i. Diare

e. Asma j. Covid19

k. Lain-lain…

3. Bila ada, bagaimana mengatasinya ?

a. Berobat kepuskesmas e. Berawat ke perawat/bidan

b. Berobat ke RS f. Berobat ke dukun

c. Berobat ke dokter umum g. Diobati sendiri

d. Berobat kedokter spesialis . Dibiarkan

4. Apakah keluarga mendapatkan pembinaan dari tenaga kesehatan ?

a. Ya b. Tidak

5. Jika ya, bagaimana tanggapan keluarga mengenai tenaga kesehatan?

a. Baik b. Tidak baik

14
6. Apakah keluarga merasa perlu mendapatkan pengarahan,

penyuluhan/ informasi kesehatan ?

a. Tidak

b. Ya, secara kelompok

c. Ya, secara individu

7. Adakah anggota keluarga yang menjadi kader kesehatan ?

a. Ada b. Tidak

8. Adakah anggota keluarga yang menjadi dukun beranak ?

a. Ada b. Tidak

9. Adakah anggota keluarga yang meninggal pada satu tahun terakhir?

a. Ada b. Tidak

6. KESEHATAN IBU DAN ANAK

 KESEHATAN IBU HAMIL


1) Apakah ada anggota keluarga dalam kondisi hamil ?

a) Ya b) Tidak

 IBU NIFAS

1. Adakah ibu nifas?

a) Ada b) Tidak

 IBU MENYUSUI (BUSUI)

1) Apakah dalam keluarga ada ibu meneteki ?

a) Ada b) Tidak

15
 KELUARGA BERENCANA (KB)

1) Apakah pada keluarga ada pasangan usia subur?

a) Ya b) Tidak

Bila ya, berapa jumlahnya :

2) Apakah menjadi akseptor KB ?

a) Ya b) Tidak

 NEONATUS

1. Adakah kematian bayi/balita pada satu tahun terakhir ?

a) Ya

b) Tidak

2. Apakah ada nenonatus dalam rumah ?

a) Ada

b) Tidak ada

 BAYI (1 BULAN-12 BULAN)

1. Apakah dalam keluarga ada bayi ?

a. Ya

b. Tidak

 BALITA(1-5 TAHUN)

1. Apakah didalam keluarga terdapat balita

a. Ya

b. Tidak

16
 USIA SEKOLAH

1. Apakah dalam keluarga ada anak usia sekolah ?

a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, berapa umurnya? 16 tahun dan 7 tahun

3. Bagaimana pola makan anak?

a. Teratur

b. Tidak teratur

4. Apakah ada kebiasan makan yang salah?

a. Ya

b. Tidak

5. Jika ya sebutkan jenis menurut

a. Kuantitas

b. Proporsi

c. Komposisi

6. Apakah sudah mendapatkan imunisasi Booster

a. Ya

b. Tidak

7. Jika ya berapakah kali

a. satu kali

b. Dua kali

17
8. Apakah ada anak sakit saat ini?

a. Ya

b. Tidak

9. Jika ya, jenisnya?

a. ISPA

b. . Diare

c. Morbili

d. Kulit

e. lain –lain,sebutkan

10. Jika ya, bagaimana penangganannya?

a. Dibiarkan

b. Diobat sendiri

c. Ke dukun

d. Ke bidan

e. Ke puskesmas

f. Ke rumah sakit

g. Ke dokter

 REMAJA

1. Apakah dalam keluarga ada

a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya berapa umurnya? 16 tahun

18
3. Jika perempuan , sudah menstruasi

a. Ya

b. Tidak

4. Adakah keluhan saat menstruasi ?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah aktif dalam organisasi?

a. Ya

b. Tidak

6. Jika tidak alasanya

a. Malu

b. Tidak ada waktu

c. Tidak Perlu

d. Tidak ada wadahnya

e. Lain-lain sebutkan

7. Apakah remaja mengetahui usia reproduksi ?

a. Ya

b. Tidak

8. Apakah remaja mengetahui tentang fungsi reproduksi

a. Ya

b. Tidak

19
9. Apakah remaja mengetahui tentang penyakit menular seksual

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah ada penyimpangan perilaku?

a. Ya

b. Tidak

11. Jika ya, jenis

a. minuman keras

b. Narkoba

c. Ketergantngan obat

d. Penyalahgunaan kontrasepsi

12. Apakah ada remaja yang sedang sakit?

a. Ya

b. Tidak

13. Jika ya , apatindakan yang dilakukan

a. Berobat ke sarana pelayanan kesehatan

b. Diobat sendiri

c. .dibiarkan

d. .Berobata kedukun

20
 PRE MENOPAUSE

1. Apakah ada ibu yang sudah menopause/tidak mentruasi lagi ?

a) Ya b) Tidak

 ORANG LANJUT USIA /LANSIA

1. apakah ada lansia di keluarga ini

a. Ya

b. Tidak

2. Jika ya, usia berapah?

a) 60 tahun

b) 65-70 tahun

c) 70 tahun

3. Apakah lansia saat ini menderita penyakit

a) Ya

b) . Tidak

4. Jika ya, apa jenis penyakitnya

a. DM

b. Rheumatik

c. Hipertensi

d. Osteoporosis

e. Stroke

f. Penyakit jantung

g. PPOM

21
h. TB paru

i. Penyakit Liver

j. Asma

k. Penyakit kulit

l. . Lain –lain, sebutkan

5. Apa yang dilakukan ketika sakit?

a) Berobat ke sarana pelayanan kesehatan

b) Berobat ke dukun

c) Biobat sendiri, sebutkan.....

d) Tidak diobati

6. Apakah ada kelompok lansia?

a) Ya

b) Tidak

7. Jika ya, apakah kegiatanya?

a) Arisan

b) Olahraga

c) Wira usaha

d) Lain –lain, sebutkan

8. Jika ya apa alasanya

a) Alasan geografi

b) Tidak tahu manfaatnya

c) Lain –lain,sebutkan

22
9. Apakah ada posyandu lansia

a) Ya

b) Tidak

10. Jika ya, apakah lansia memiliki KMS?

a) Ya

b) Tidak

11. Jika tidak alasanya

a) Tidak tahu

b) Tidak perlu

c) Tidak ada sarana/ tidak diberi oleh petugas kesehatan

d) Lain –lain, sebutkan

12. Apakah ada kader lansia

a) Ya

b) Tidak

13. Jika ya apakah kader aktif?

a) Ya

b) Tidak

14. Apakah lansia rutin periksa kesehatan

a) Ya

b) Tidak

15. Bila ya, kemana?

a) Posyandu

b) Bidan/ Perawat

23
c) Puskesmas

d) Rumah sakit

e) Dokter

f) Dukun

g) Lain –lain,sebutkan

16. Bagaimana pemenuhan kenutuhan sehari –hari?

a) Mandiri

b) Dengan bantuan minimal

c) Dengan bantuan penuh

17. Apakah perilaku hidup yang tidak sehat pada lansia

a) Merokok

b) Minuman – minuman keras

c) Mengkonsumsi hanya makanan tertentu

d) Tidak mandi

e) Lain –lain sebutkan

18. apakah ada resiko tinggi pada lansia ?

a) Ya

b) Tidak

19. Jika ya,sebutkan

a) Lansia dengan penyakit hipertensi

b) Lansia umur>70tahun, hidup sendiri

24
B. Analisa Data

1. Klasifikasi data dasar

Tabel 2.1 Klasifikasi Data Dasar

Data Analis data

DS: Ibu mengatakan di dalam rumah sering terdapat kurangnya pengetahuan keluarga

binatang seperti nyamuk tentang kebersihan dalam dan

DO: Terlihat terdapat beberapa nyamuk di rumah ibu diluar rumah serta cara pengolahan

dan keluarga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah yang benar

sampah.

DS: Ibu mengatakan belum mengetahui lebih Kurangnya pengetahuan ibu

mendalam tentang hipertensi (Tekanan darah tinggi tentang hipertensi (tekana darah

pada lansia ) tinggi ) dalam lansia

DO: ibu tidak dapat menjawab dengan tepat dan

benar setiap pertanyaan tentang hipertensi ( tekanan

darah tinggi pada lansia ).

DO: Tekanan darah ibu 140/90

25
2. Penentan Prioritas Masalah

No Kriteria perhitungan Skor keterangan

1 Sifat masalah 2/3x1 2/3 Ancaman

2 kemungkinan masalah 2/2x2 1 Sebagia masalah dapat diubah

dapat diubah berkaitan dengan pengetahuan ibu

tentang penanganan hipertensi

3 Potensial 3/3x1` 1 masalah sebenarnya dapat dicegah

namun keberhasilannyaa cukup

karena tergantung pada keinginan

dan kesadaran ibu dalam penanganan

hipertensi

4 Menonjolnya masalah 0/2x1 0 Masalah dapat dirasakan

Total 2,6

26
No Kriteria Perhitungan Skor Keterangan

1 Sifat masalah 2/3x1 2/3 Dapat menjadi ancaman bagi kesehatan

keluarga

2 Kemungkinan 1/2x2 1 masalah sebenarnya dapat diubah (sebagai),

masalah dapat namun secara bertahap sesuai dengan

diubah pemahaman dan kemampuan keluarga dalam

menyediakan sarana dan prasarana

3 pontesial masalah 2/3x1 2/3 keberhasilan untuk mencegah terjadinya

untuk diubah masalah berada pada tingkat rendah.

4 menonjol masalah 0/2x1 0 Masalah tidak perlu segera ditangani

Total 2,3

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil penentuan prioritas masalah maka rumusan masalah kesehatan

pada keluarga Tn. “M” adalah :

a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang hipertensi pada lansia

b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang kebersihan di dalam rumah dan

cara pengolahan sampah yang benar.

C. INTERVENSI

A. Perencanan

Berdasarkan Perumusan yang ada maka perencanan asuhan pada keluarga Tn “M”

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Perencanaan asuhan pada Tn.”M” di RT 012/RW 04 Dusun Rai Sale Desa

Rai Kecamatan Ruteng Kabupaten Manggarai


.

No Diagnosa Data Tujuan Rencana Tindakan

1.
Kurangnya DS:Ibu mengatakan belum Ibu dapat mengetahui Penyuluhan tentang

pengetahuan Ibu mengetahui secara lebih tentang hipertensi hipertensi dalam

tentang mendalam tentang dalam lansia serta lansia dilaksanakan

hipertensi dalam hipertensi pada lansia cara pencegahannya pada tanggal 25

lansia . DO:ibu tidak dapat menjawab November 2021

dengan tepat dan benar setiap

pertanyaan tentang hiperetnsi

dalam lansia .

Kurangannyaa DS: Ibu mengatakan di dalam Agar ibu dan keluarga penyuluhan tentang
2.
pengetahuan rumah sering terdapat lalat mengetahui prilaku hidup bersih

keluarga tentang dan nyamuk. pentingnya menjaga dan sehat (PHBS)

kebersihan di DO:Terlihat kondisi kebersihan didalam rumah tangga.

dalam rumah kebersihan didalam dandiluar rumah tangga Dilaksanakan pada

tangga rumah cukup bersih terdapat hari Jumat,26

beberapa lalat, nyamuk di November 2021

dalam rumah ibu dan pukul 10.00 WITA.

keluarga membuang sampah

disembarangan tempat, yaitu

dibelakang rumah dan

kondisinya tidak terpelihara

28
D. Pelaksanaan dan Evaluasi
Tabel 2.6 pelaksanaan dan evaluasi

No Diagnosa Hari/Tanggal Pelaksanaan Evaluasi


1 Kurangnya Kamis,25 Sasaran Ny “E” Kegiatan dilaksanakan
pengetahuan Ibu November Memberikan penyuluhan sesuai dengan
tentang hipertensi 2021 tentang perencanaan yaitu pada
dalam lansia 1.Pengertian hipertensi tanggal 25 Noveember
2. Penyebab hipertensi 2021 pukul 10.00 WITA.
3. Tanda dan gejala Ibu mengerti, memahami
Hipertensi dan bisa menyebutkan
4.Faktor-faktor kembali apditanyakan
mempengaruhi hipertensi tentang hipertensi dalam
5. Dampak hipertensi lansia .
selama lansi
6.Penanganan hipertensi

2 Jumat,26 Sasaran yang hadir Ibu “E” Kegiatan penyuluhan


Kurangnya November dan suaminya berjalan dengan lancar
pengetahuan 2021 pukul Memberikan penyuluhan dan ibu dapat
keluarga tentang 10.00 WITA tentang : menjelaskan dan
kebersihan di dalam 1. Menjelaskan kepada menyebutkan kembali
rumah dan cara keluarga tentang tentang cara menjaga
pengolahan pentingnya menjaga kebersihan rumah serta
sampah kebersihan dalam cara pengolahan
rumah . sampah yang benar
2. Menjelaskan kepada
keluarga tentang
pengolahan sampah
yang benar .

29
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian didalam keluarga Tn”M” terdapat

masalah hipertensi pada lansia . Hipertensi pada lansia adalah tekanan darah

sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien

memakai obat anti hipertensi (Arif Mansjoer, 2001). Hipertensi adalah tekanan

darah persisten dimana sistoliknya diatas 140 mmHg. Pada poplasi manula,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya 160 mmHg dan tekanan

diastoliknya 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002). Hipertensi adalah salah

satu penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri mengetahui.

Penyebabnya tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda kendalikan antara

lain:

Bertambahnya usia

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin

besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko

terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu

sekitar 40 % dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun. Arteri

kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan darah seiring

bertambahnya usia,kebanyakan orang hipertensinya meningkat ketika berumur

lima puluhan dan enam puluhan.

31
Faktor keturanan

Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang

mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga

dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko

terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki

hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih

besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita hipertensi.

Menurut Sheps, hipertensi cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika

seorang dari orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup kita

mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika kedua orang tua

kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita mendapatkan penyakit tersebut

60%. .

Faktor yang dapat diubah/dikontrol

Garam

Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam

dengan hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada

mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi

melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah.

Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga

kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada

hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang

berpengaruh.

32
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.

Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan

garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari

menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam

antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %.

Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan

volume plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan

penumpukan cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar tidak

keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada manusia

yang mengkonsumsi garam 3 gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-

rata rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan darahnya rata-

rata lebih tinggi. Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram/hari

setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari. Menurut Alison Hull,

penelitian menunjukkan adanya kaitan antara asupan natrium dengan

hipertensi pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat

menyebabkan tubuh meretensi cairann yang meningkatkan volume darah.

Kolesterol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam darah

Anda, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah.

Hal ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan

darah akan meningkat.

33
Kafein

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun

minuman cola bisa menyebabkan pening katan tekanan darah.

Kurang Olahraga

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa

menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu

menurunkan tekanan darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga

yang berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.

Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih dari satu kali dipakai untuk

menggoreng, dan minyak goreng ini merupakan minyak yang telah rusak.

Bahan dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti kelapa, sawit,

kedelai, jagung dan lain-lain. Meskipun beragam, secara kimia isi

kendungannya sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari beraneka asam

lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh (ALTJ). Dalam jumlah kecil

terdapat lesitin, cephalin, fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen

larut lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan berbeda adalah

komposisinya, minyak sawit mengandung sekitar 45,5% ALJ yang didominasi

oleh lemakn palmitat dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat

sering juga disebut omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ da 20%

ALTJ, sementara minyak zaitun dan minyak biji bunga matahari hampir 90%

komposisinya adalah ALTJ.

34
Bahan makanan kaya omega-3 yang diketahui dapat menurunkan kadar

kolesterol darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan dan diberi kesempatan

untuk dingin kemudian dipakai untuk menggoreng kembali, karena komposisi

ikatan rangkapnya telah rusak. Minyak goreng terutama yang dipakai oleh

pedagang goreng-gorengan pinggir jalan, dipakai berulang kali, tidak peduli

apakah warnanya sudah berubah menjadi coklat tua sampai kehitaman. Alasan

yang dikemukakan cukup sederhana yaitu demi mengirit biaya produksi.

Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak menginginkan

menderita hiperkolesterolemi dianjurkann untuk membatasi penggunaan

minyak goreng terutama jelantah karena akan meningkatkan pembentukan

kolesterol yang berlebihan yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan hal ini

dapat memicu terjadinya penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah

tinggi dan lain-lain.

Berdasarkan rumusan Masalah diatas maka perencanaan yang diambil

untuk keluarga Tn.”M” adalah memberikan Penyuluhan hipertensi pada

lansia dilaksnanakan pada hari kamis.25 November 2021 pukul 10 WITA,

Yaitu:

a. Menjelaskan tentang pengeretian hipertensi pada lansia

b. Menjelaskan tipe penyakit darah tinggi atau hipertensi

c. Menjelaskan penyebab

d. Menjelaskan tentang tanda dan gejala

e. Menjelaskan klasifikasi hipertensi

35
f. Menjelaskan cara mencegah hipertensi

g. Menjelaskan bahaya hipertensi

h. Menjelaskan cara pengobatan

Pencegahan hipertensi

1) Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat.

Misalnya, roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan

sayuran.

2) Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu

sendok teh.

3) Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih

dari empat cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko

hipertensi.

4) Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga

akan lebih terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan

jalan cepat atau bersepeda 2-3 jam setiap minggu

Berdasarkan rumusan Masalah diatas maka perencanaan yang diambil

untuk keluarga Tn.”M” adalah memberikan Penyuluhan tentang PHBS

dilaksnanakan pada hari Jumat.26 November 2021 pukul 10 WITA, Yaitu:

a. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengertian PHBS

b. Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya menjaga

kebersihan dalam rumah .

36
c. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengolahan sampah

yang benar .

1. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengertian PHBS

PHBS adalah upaya meperdayakan anggota rumah tangga agar

tau,mau dan mampu melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

2. Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya menjaga

kebersihan dalam rumah .

Kebersihan dalam rumah adalah mewujutkan keluarga yang sehat

dimulai dari menjaga lingkungan tempat tinggal

3. Menjelaskan kepada keluarga tentang pengolahan sampah yang

benar. Mengumpulkan sampah-sampah,setelah pisahkan dimana

sampah yang bisa didaur ulang misalnya plastik,kaleng,botol dan

sampah sayur.

37
BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari asuhan individu pada keluaega binaan Tn’M” adalah

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil pengkajian dalam keluaraga yang bersangkutan ( keluarga Tn.” M”),

yang terdiri dari suami,istri dan dua orang anaknya berumur 16 tahun dan 7 tahun.kondisi

kebersihan didalam rumah cukup bersih luar rumah tidak bersih. Disekitar rumah terdapa

beberapa vektor yaitu nyamuk. Didalam keluarga Tn”M” terdapat lansia dengan penyakit

hipertensi.

Berdasarkan hasil pengkajian masalah kesehatan didalam keluarga Tn”M” penulis

menentukan prioritas masalah yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang penyakit hipertensi

dengan skor 2,6 dan kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan

lingkungan 2,3.

Dari hasil Perumusan masalah adapun rencana tindakan yang diberikan kepada keluarga

dengan memberikan penyulahan kepada ibu yaitu tentang penyakit hipertensi pada hari

Kamis ,25 November 2021 pukul 10:15 WITA dan dan peyuluhan tentang pentingnya

menjaga kebersihan rumah pada hari Jumat, 26 November 2021 pukul 10:00 WITA.

Dari hasil perencanaan telah melaksanakan asuhan dalam keluarga sesuai dengan masalah

yang ada pada tanggal 25 November 2021.

Dari hasil pelaksanan telah mengevaluasi asuhan dalam keluarga Tn”M” pada hari

Kamis , 25 November 2021.

38
B. Saran

1. Bagi Fakultas Kesehatan Santu Paulus Ruteng

Diharapkan dapat menambah referensi tentang PHBS rumah

tangga dan cara pengelolah sampah serta pengetahuan tentang

bahaya penyakit hipertensi dan dijadikan acuan dalam

membimbing mahasiswa pada praktik pembangunan masyarakat

desa selanjutnya .

2. Bagi penulis

Diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam menerapkan

ilmu yang didapat kedalam kondisi nyata dilapangan tentang bidan

komunitas, serta menambah wawasan, pengetahuan dan

keterampilan bagi penulis agar lebih meningkatkan kinerja

dilapangan.

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat terlibat secara langsung dalam

berbagai upaya peningkatan derajat kesehatan.

4. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat melakukan posyandu lansia tujuan untuk

memberikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi.

5. Bagi Desa

Diharapkan dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan

yang telah dilaksanakan.

39
6. Bagi Keluarga Tn”M”

Diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan pada keluarga binaan yaitu keluarga

Tn. “M”, dapat memberi pengaruh dan perubahan perilaku pada kebiasaan keluarga

sehingga masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga dapat teratasi.

40
Dafta pustaka

Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan

Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi (Tekanana Darah

Tinggi). Jakarta : Kaniskus

Luanaigh, Cindy Carlson. 2008. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC

Ambarwati, Eni .2009. Asuhan Kebidanan

Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Aris, S. 2007. Mayo Clinic Hipertensi, Mengatasi

Tekanan Darah Tinggi. Jakarta PT Intisari Mediatam.

Bangun A.P .2008. Khasiat Tanaman Obat Untuk

Hipertensi . Jakarta : Sarana Pustaka Prima.

Peter, Wolf Hanns. 2008. Hipertensi cara mendeteksi dan

mencegah tekanan darah tinggi sejak dini. Jakarta : BIP.

Endang.Triyanto.(2014).Pelayanan Kebidanan Bagi

Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha

Ilmu.
LAMPIRAN
1. Denah Rumah

DENAH RUMAH Tn. “M” RT 12, DUSUN RAI SALE DESA RAI

KECAMATAN RUTENG KABUPATEN MANGGARAI

TAHUN 2021

6
5

2 3

1 = Teras Rumah 6 = WC

2 = Ruang tamu

3 dan 4 = kamar tidur

5 = Dapur
2. Genogram

Ny. “E”
Tn” M”

An “ P”
An” E”

= Perempuan

= Laki –laki
3. KARTU PHBS

TATANAN RUMAH TANGGA

Nama : Tn. “M”


Alamat : RT 012/Dusun Rai sale , Desa Rai

Setelah Pembinaan
Sebelum pembinaan

Untuk pengertian jawaban ya sebagai berikut :

1. Untuk hamil memeriksa pada petugas kesehatan (untuk ibu


hamil) atau ibu ikut KB (untuk ibu tidak hamil).
2. Bayi dilahirkan oleh petugas kesehatan dan sudah
diimunisasi atau balita ditimbang.
3. Buang air besar dijamban.
4. Menggunakan sumber air bersih.
5. Tidak ada sampah berserakan.
6. Kuku pendek dan bersih.
7. Biasa makan makanan yang beraneka ragam.
8. Semua keluarga tidak merokok.
9. Tidak Pernah mendengar AIDS.
10. Menjaga kebersihan lingkungan

Lampiran 4: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA

Pokok Bahasan : Penyakit Hipertensi Pada Lansia

Sub Pokok Bahasan : Hipertensi dan Pencegahan Hipertensi

pada Lansia

Sasaran :Ny”E”

Tempat : Rumah Tn .”M” RT

Hari / Tanggal :Kamis 25/11/2021

Waktu : 30

I. Tujuan

a. Tujuan umum

Ibu hipertensi di Dusun Rai sale dapat mengerti dan

memahami tentang tanda bahaya dalam lansia terutama

tentang hipertensi.

b. Tujuan khusus

1) Mampu Memahami Pengertian Hipertensi

2) Mampu Memahami Klasifikasi Hipertensi

3) Mampu Memahami Tanda dan Gejala Hipertensi

4) Mampu Memahami Penyebab Hipertensi


5) Mampu Memahami Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Terjadinya Hipertensi .

6) Mampu Memahami Dampak Hipertensi Selama Lansia

7) Mampu Memahami Penanganan Hipertensi Pada Ibu

Lansia

II. Pokok-Pokok Materi ( terlampir)

III.Kegiatan Penyuluhan

 Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

 Langkah-Langkah Kegiatan

N TAHAPAN KEGIATAN
Penyuluhan Sasaran
O

1 Pembukaan  Memberikan salam  Menjawab salam

(2menit)  Memperkenalkan diri  Mendengarkan ,


 Menjelaskan maksud dan menyimak dan memahami
tujuan penjelasan yang
 Menyebutkan materi pokok diberikan
pembahasan yang akan
disampaikan
2 15 menit  Menjelaskan pengertian Menyimak dan Memperhatikan
hipertensi
 Klasifikasi hipertensi
 Tanda dan gejala hipertensi
 Penyebab hipertensi
 Faktor –faktor yang
mempengaruhi hipertesni
 Dampak hipertensi selama
lansia
 Penanggan Hipertensi pada
lansia
3 10 menit  Menyimpulkan inti penyuluhan Menyimak,Mendengarkan,
 Memberikan kesempatan kepada Bertanya dan Menjawab
responden untuk bertanya pertanyaan
4 3 Menit Menyampaikan terimakasih atas perhatian dan Menjawab salam

waktu yang telah diberikan kepada peserta

Mengucapkan Salam penutup

IV. Seting tempat duduk

IBU LANSIA

DOSEN

PEMATERI

V. Media dan alat bantu : SAP dan Leaflet


HIPERTENSI PADA LANSIA

A. Pengertian hipertensi pada lansia

Penyaki t hipertensi pada lansia memang sering sekali terjadi dan


membuat masalah, hipertensi atau darah tinggi merupakan penyakit yang
beresiko tinggi terkena stroke bahkan bisa meningkatkan resiko kematian
yang tinggi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat
tekanan darah berada pada nilai 140/90mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat
menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras
ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit,
seperti gagal ginjal, stroke, dan gagal jantung.

Hipertensi pada lansia adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan

tekanan darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti

hipertensi (Arif Mansjoer, 2001). Hipertensi adalah tekanan darah persisten

dimana sistoliknya diatas 140 mmHg. Pada poplasi manula, hipertensi

didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya 160 mmHg dan tekanan

diastoliknya 90 mmHg (Brunner & Suddarth, 2002). Hipertensi adalah salah

satu penyakit yang banyak diderita orang tanpa mereka sendiri

mengetahui. Hipertensi dikenal sebagai pembunuh dalam selimut dan lain-

lain. Gejalanya hampir tidak terasa, sehingga penderita merasa tidak perlu

datang ke dokter (Bangun. 2008).

B. Tipe Penyakit darah tinggi atau Hipertensi

Tipe Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dibagi menjadi 2, diantaranya

Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :


1. Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya

tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup

seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya

tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau

bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena

penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada

dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin

terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orangorang yang

kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.

2. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya

peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang

mengalami/ menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung,

gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.

C. Penyebab

1. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat Anda

kendalikan antara lain:

1) Bertambahnya usia

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun

mempunyai risiko terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur,

risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga prevalensi

hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 %

dengan kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun.


Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya dan tekanan

darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang

hipertensinya meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam

puluhan. Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi

meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala usia,

namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun atau

lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat

dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan

alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Tetapi bila

perubahan tersebut disertai faktor-faktor lain maka bisa memicu

terjadinya hipertensi.

2) Faktor keturanan

Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga

yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi.

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor

keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama

pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan

penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika

orang tuanya menderita hipertensi. Menurut Sheps, hipertensi

cenderung merupakan penyakit keturunan. Jika seorang dari

orang tua kita mempunyai hipertensi maka sepanjang hidup


Kita mempunyai 25% kemungkinan mendapatkannya pula. Jika

kedua orang tua kita mempunyai hipertensi, kemungkunan kita

mendapatkan penyakit tersebut 60%. Faktor ini tidak bisa Anda

kendalikan. Jika seseorang memiliki orang-tua atau saudara yang

memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita

tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa

masalah tekanan darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik

daripada yang kembar tidak identik. Sebuah penelitian

menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk masalah

tekanan darah tinggi.

2. Faktor yang dapat diubah/dikontrol

a) Garam

Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara

konsumsi garam dengan hipertensi. Garam merupakan hal

yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi.

Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui

peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan

darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi

kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan

hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada

hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping

ada faktor lain yang berpengaruh.


Pada beberapa orang, baik yang sehat maupun yang

mempunyai hipertensi,walaupun mereka mengkonsumsi

natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah

sedikit sekali atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain,

terlalu banyak natrium menyebabkan kenaikan darah yang

juga memicu terjadinya hipertensi. Garam merupakan

faktor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi.

Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku

bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam

kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi

hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara

5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi

15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi

terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung

dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan

cairan dalam tubuh, karena menarik cairan diluar sel agar

tidak keluar, sehingga akan meningkatkan volume dan

tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3

gram atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata

rendah, sedangkan asupan garam sekitar 7-8 gram tekanan

darahnya rata-rata lebih tinggi.


Konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6

gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400

mg/hari. Menurut Alison Hull, penelitian menunjukkan

adanya kaitan antara asupan natrium dengan hipertensi

pada beberapa individu. Asupan natrium akan meningkat

menyebabkan tubuh meretensi cairann yang meningkatkan

volume darah.

b) Kolesterol

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kandungan lemak yang

berlebih dalam darah Anda, dapat menyebabkan timbunan

kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal ini dapat

membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya

tekanan darah akan meningkat.

c) Kafein

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kafein yang terdapat

pada kopi, teh maupun minuman cola bisa menyebabkan

pening katan tekanan darah.

d) Kurang Olahraga

Faktor ini bisa Anda kendalikan. Kurang olahraga dan

bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh

meningkat. Olahraga teratur mampu menurunkan tekanan

darah tinggi Anda namun jangan melakukan olahraga yang

berat jika Anda menderita tekanan darah tinggi.


e) Penggunaan Jelantah

Jelantah adalah minyak goreng yang sudah lebih

dari satu kali dipakai untuk menggoreng, dan minyak

goreng ini merupakan minyak yang telah rusak. Bahan

dasar minyak goreng bisa bermacam-macam seperti

kelapa, sawit, kedelai, jagung dan lain-lain.

Meskipun beragam, secara kimia isi kendungannya

sebetulnya tidak jauh berbeda, yakni terdiri dari beraneka

asam lemak jenuh (ALJ) dan asam lemak tidak jenuh

(ALTJ). Dalam jumlah kecil terdapat lesitin, cephalin,

fosfatida, sterol, asam lemak bebas, lilin, pigmen larut

lemak, karbohidrat dan protein. Hal yang menyebabkan

berbeda adalah komposisinya, minyak sawit mengandung

sekitar 45,5% ALJ yang didominasi oleh lemakn palmitat

dan 54,1% ALTJ yang didominasi asam lemak oleat sering

juga disebut omega-9. minyak kelapa mengadung 80% ALJ

da 20% ALTJ, sementara minyak zaitun dan minyak biji

bunga matahari hampir 90% komposisinya adalah

ALTJ. Penggunaan minyak goreng sebagai media

penggorengan bisa menjadi rusak karena minyak goreng

tidak tahan terhadap panas. Bahan makanan kaya omega-3

yang diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol

darah, akan tidak berkasiat bila dipanaskan dan diberi


kesempatan untuk dingin kemudian dipakai untuk

menggoreng kembali, karena komposisi ikatan

rangkapnya telah rusak. Minyak goreng terutama yang

dipakai oleh pedagang goreng-gorengan pinggir jalan,

dipakai berulang kali, tidak peduli apakah warnanya

sudah berubah menjadi coklat tua sampai

kehitaman.Alasan yang dikemukakan cukup sederhana

yaitu demi mengirit biaya produksi.

Dianjurkan oleh Ali Komsan, bagi mereka yang tidak

menginginkan menderita hiper kolesterol dianjurkann

untuk membatasi penggunaan minyak goreng terutama

jelantah karena akan meningkatkan pembentukan

kolesterol yang berlebihan yang dapat menyebabkan

aterosklerosis dan hal ini dapat memicu terjadinya

penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, darah tinggi

dan lain-lain.

D. Tanda Gejala

a) Sakit kepala

b) Lemas

c) Masalah dalam penglihatan

d) Nyeri dada

e) Sesak napas

f) Susah tidur
E. Klasifikasi hipertensi

Kategori Sitolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Normal Dibawah 130mmhg Dibawah 85 mmhg

Normal tinggi 130-139 mmhg 85-89 mmhg

Stadium1(hipertensi ringan) 140-159 mmhg 90-99 mmhg

Stadium2 160-179 mmhg 100-109 mmhg

(hipertensi sedang)

Stadium3 180-209 mmhg 110-119 mmhg

(hipertensi berat)

Stadium4 (hipertensi maligna) 210 mmhg atau 120 mmHg atau lebih

lebih

F. Cara mencegah hipertensi

 Menjaga berat badan ideal. Berat badan berlebih bisa membuat seseorang

lebih berisiko terserang hipertensi.

 Berolahraga secara rutin. Seseorang yang aktif berolahraga akan lebih

terhindar dari risiko terserang hipertensi. Lakukan jalan cepat atau bersepeda

2-3 jam setiap minggu.

 Konsumsi makanan yang rendah lemak dan kaya serat. Misalnya, roti dari

biji-bijian utuh, beras merah, serta buah dan sayuran.

 Kurangi garam. Batasi dalam makanan, tidak lebih dari satu sendok teh.
 Konsumsi kafein sesuai yang dianjurkan. Meminum lebih dari empat

cangkir kopi sehari bisa meningkatkan risiko hipertensi.

G. Bahaya hipertensi/ komplikasi

Hipertensi harus dicegah karena :

a. Dapat menyebabkan gangguan penglihatan

b. Stroke atau kelumpuhan

c. Serangan jantung

d. Gagal ginjal.

H. Pengobatan

a) Medis

Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan

beberapa obat;

 Diuretic{Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix

(Furosemide)}. Merupakan golongan obat hipertensi

dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Tetapi

karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan

urine, maka pengontrolan konsumsi potasium harus

dilakukan.

 Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten

Captopril)}. Merupakan obat yang dipakai dalam upaya

pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat

kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh

darah.
 Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine),

Angiotensinconverting enzyme (ACE)}. Merupakan salah

satu obat yang biasa dipakai dalam pengontrolan darah

tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh

darah yang juga memperlebar pembuluh

b) Dengan obat tradisional

Contoh obat tradisional

 Mentimun dicuci sampai bersih lalu blender . Peras dan

saring airnya lalu diminum pagi sore.

 Sepuluh lembar daun salam direbus dalam dua gelas air sampai airnya tinggal

satu gelas, diminum pagi dan sore.

 Sepuluh lembar daun alpukat direbus dalam dua gelas air sampai airnya

tinggal satu gelas, diminum pagi dan sore.

Lampiran 5:SATUAN ACARA PENYULUHAN PHBS


PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT)

A. Pengertian PHBS

Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif

untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi

diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan

Masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat

menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya (Dinkes Provinsi Jawa

Barat, 2008).

Jadi PHBS adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri

dari ancaman penyakit yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai

hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat

menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam

mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.

B. Bidang PHBS

Bidang PHBS yaitu :


1. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan

dengan air bersih yang mengalir dengan sabun,

mandi minimal 2x sehari, dan lain-lain.

2. Bidang gizi, seperti makan sayur dan buah tiap hari,

mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat

badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan

lain-lain.

C. Bidang kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya,

menggunakan jamban, memberantas jentik, dan lain-lain Manfaat

PHBS

Manfaat dari PHBS diantaranya :

1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak

mudah sakit

2. Rumah tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja

anggota keluarga

3. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka

biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat

dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan

usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota

rumah tangga

4. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan Pemerintah

Daerah Kabupaten/ Kota di bidang kesehatan


5. Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang

kesehatan

6. Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah

lain.

D. Indikator PHBS

Mengacu pada pengertian perilaku sehat, indikator ditetapkan

berdasarkan area/ wilayah :

1. Indikator Nasional

2. Ditetapkan tiga indikator, yaitu :

a. Persentase penduduk tidak merokok

b. Persentase penduduk yang memakan sayur-sayuran dan buah-

buahan

c. Persentase penduduk yang melakukan aktivitas

fisik/olahraga.

Anda mungkin juga menyukai