Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN INDIVIDU

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp.M RT 002


DESA WATULIWU KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA

Oleh
SUSILAWATI SULEMAN
1741A0218

STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2017/2018

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 1


HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp. M RT.002 RW.05


DESA WATULIWU KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA

Di ajukan oleh :
SUSILAWATI SULEMAN
1741A0218

LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS PADA KELUARGA


INI TELAH DI SETUJUI PADA TANGGAL : 18 SEPTEMBER 2018

Dosen PJMK Dosen Pembimbing


Askeb Komunitas Askeb Komunitas

Erma Retnaningtyas,.SST,.M.Kes Erma Retnaningtyas,.SST,.M.Kes


NIK.13.07.12.127 NIK.13.07.12.127

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 2


HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA Bp.M RT 002


DESA WATULIWU KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA

Di ajukan oleh :
SUSILAWATI SULEMAN
1741A0218

LAPORAN ASUHAN KOMUNITAS PADA KELUARGA


INI TELAH DI SAHKAN OLEH :

Kepala Keluarga Ketua RT 002


Desa Labuha

M.ALI JAINUDIN ISK.ALAM

Mahasiswa Dosen Pembimbing

SUSILAWATI SULEMAN Erma Retnaningtyas,.SST,.M.Kes


NIM. 1741A0218 NIK.13.07.12.127

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 3


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Berkahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “Asuhan Kebidanan Komunitas pada
Keluarga Tn. M Rt 002 RW 05 di desa watuliwu kecamatan lasusuakabupaten kolaka
utara
Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas pada Keluarga ini disusun untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Askeb Komunitas dengan melakukan kegiatan survey di Desa
Watuliwu yang dilakukan dari tanggal 18 September – 01 Oktober 2018. Laporan ini tidak
dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Sandu Siyoto SKM,. M.Kes selaku Ketua Stikes Surya Mitra Husada
Kediri
2. Bapak Jainudin selaku Kepala Desa Watuliwu
3. Ibu Nita Dwiastikasari, SST. M.Kes selaku ketua prodi DIII kebidanan.
4. Ibu Erma Retnaningtyas,.SST,.SKM,.M.Kes Dosen Penangung jawab mata kuliah
askeb komunitas dan juga sebagai dosen pembimbing .
5. Ibu Astika, S.ST selaku bidan desa Sambirejo.
Laporan Individu Asuhan Kebidanan Komunitas ini sebagai tambahan referensi,
melatih mahasiswa untuk memberikan intervensi serta menambah pengetahuan bagi
masyarakat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kami berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah
ini ke depan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Kediri 02 Oktober 2018

Penyusun

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 4


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Metode ........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Keluarga.............................................................................. 3
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas....................... 6
C. Manajemen Kebidanan Dalam Keluarga ....................................... 8
BAB III ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
A. Pengkajian Data .......................................................................................... 12
B. Analisis Data ............................................................................................... 18
C. Perumusan Masalah .................................................................................... 19
D. Prioritas Masalah ........................................................................................ 19
E. Asuhan Kebidanan ...................................................................................... 19
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ................................................................................. 22

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 27
B. Saran .......................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 5


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang
dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi
angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan
masyarakat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
(AKI), angka morbiditas beberapa penyakit dan status gizi. Sedangkan Kabupaten
Hal-Sel pada tahun 2016 telah menyumbangkan Angka Kematian Ibu sebanyak 102
orang dan Angka Kematian Bayi sebanyak 80 bayi. AKI dan KB yang tinggi
merupakan salah satu masalah kesehatan.
Masalah kesehatan adalah merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh
karena itu perlu diupayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan masyarakat
untuk mengatasinya. Dalam pelaksanaanya, pelayanan kesehatan diupayakan dekat
dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang utama merupakan
pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang akan diberikan.
Artinya, upaya pelayanan atau asuhan yang diberikan tersebut merupakan upaya
essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat/ komunitas, dan secara universal
upaya tersebut mudah dijangkau (Karwati, 2011).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sesuai rencana
strategis Provinsi Maluku Utara Tahun 2016-2018, maka pembangunan kesehatan
dilakukan dengan cara  meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berkeadilan, mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing, mewujudkan
peran serta masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pembangunan kesehatan,
melaksanakan pelayanan administrasi internal dan pelayanan public yang bermutu.
Salah satu upaya mewujudkan peran serta masyarakat dan pemangku
kepentingan dalam pembangunan kesehatan yaitu meningkatkan kepedulian
masyarakat akan informasi kesehatan sehingga memberikan nilai positif bagi
pembangunan kesehatan itu sendiri.
Dalam hal ini penulis mengambil kasus pada keluarga Tn. M pada RT. 002 RW
05 Desa Labuha Kecamatan Bacan Kabupaten Halmahera Selatan sebagai bukti
pelaksanaan praktek kebidanan komunitas dan melaksanakan implementasi sesuai
dengan prioritas masalah.
ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 6
B.       TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Dengan diadakannya praktek belajar lapangan asuhan kebidanan komunitas
diharapkan mampu menerapkan teori di lapangan secara nyata.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menganalisa data yang ada.
b. Mahasiswa mampu merumuskan masalah.
c. Mahasiswa mampu memprioritaskan masalah.
d. Mahasiswa mampu mendiagnosa masalah.
e. Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dari permasalahan yang ada dan
mengimplementasikannya.

C.      METODE PENGUMPULAN DATA


Metode yang digunakan dalam penulisan laporan, menggunakan metode pengumpulan
data yaitu:
1. Survei
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap sekumpulan
objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu tertentu (Notoatmodjo,
2010).
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dikunakan untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan dan pendirian secara lisan dari seorang
sasaran penelitian (responden) atau bercakap – cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (Notoatmodjo, 2010).
3. Observasi
Adalah suatu hasil penelitian aktif dan penuh perhatian menyadari adanya
rangsangan (Notoatmodjo, 2010).

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 7


BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terdiri atas kepala keluarga dn beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Karwati, 2011).
2. Struktur Keluarga
Menurut Karwati (2011), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelaurga sedarah
istri
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan
Keluaarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Ciri-ciri Keluarga
Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga antara lain yaitu:
a.       Diikat dalam suatu tali perkawinan
b.      Ada hubungan darah
c.       Ada ikatan batin

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 8


d.      Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e.       Ada pengambil keputusan
f.       Kerjasama diantara anggota keluarga
g.      Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h.      Tinggal dalam satu rumah/atap
Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga Indonesia antara lain yaitu:
a.       Suami sebagai pengambil keputusan
b.      Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c.       Berbentuk monogram
d.      Bertanggung jawab
e.       Pengambil keputusan
f.       Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
g.      Ikatan keluarga sangat erat
h.      Mempunyai semangat gotong royong
4. Bentuk-bentuk keluarga
Menurut Karwati (2011), bentuk keluarga antara lain:
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga besar (exstended family)
Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya:
nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga berantai (serial family)
Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga duda/ janda (single family)
Keluarga duda/janda adalah keluaga yang terjadi karena perceraian atau
kematian.
5. Fungsi-fungsi keluarga
Menurut Suprajitno (2004), fungsi keluarga antara lain:
a. Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala
sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 9


b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan
tempat melatih anak berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubunngan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keuarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan yaitu fungsi untuk mempertahankan
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.
6. Tugas Keluarga
Menurut Karwati (2011), tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannyamasing-masing
d. Sosialisasi antar anggota keluarga
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyrakat yang lebih luas
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
7. Tahap-tahap keluarga
Bukan hanya individu saja yang memiliki tahap perkembangan, keluargapn
memiliki tahap perkembangan dengan berbagai tugas perkembangan yang harus
diselesaikan pada tahapnya. Ada perbedaan pembagian tahap perkembangan
menurut Carter dan McGoldrick (1989( dan Duvall (1985).

Carter dan McGoldrick Duvall


1.  Keluarga antara: masa bebas Tidak diidentifikasi karena periode waktu antara
(pacaran) dewasa muda dewasa dan menikah tak dapat ditentukan
2.  terbentuknya keluarga baru
1.   Keluarga baru menikah
melalui suatu perkawinan

3.   Keluarga yang memiliki anak


2.  Keluarga dengan anak baru lahir (Usia anak

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 10


usia muda (anak usia bayi tertua sampai 30 bulan)
sampai usia sekolah) 3.  Keluarga dengan anak pra-sekolah (usia anak
tertua 2,5 - 5 tahun)
4.  Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak
tertua 6-12 tahun)
5.  Keluarga dengan anak remaja (usia anak tertua
13-20 tahun)
4.   Keluarga yang memiliki anak
6.  Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
dewasa (anak-anaknya mulai meninggalkan rumah)
7.   Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja/
keluarga usia pertengahan (semua anak
meninggalkan rumah)
5.   Keluarga yang mulai melepas
8.   Keluarga lansia
anaknya untuk keluar rumah
6.   Keluarga lansia

B. KONSEP DASAR MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


1. Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Keluarga
Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu.
Kebidanan berasal dari kata “Bidan”. Kebidanan adalah mencankup pengetahuan
yang dimilikai dan kegiatan pelayanan untuk menyelamtkan ibu dan bayi,
kebidanan merupakan profesi tertua didunia sejak adanya peradaban umat manusia
(Karwati,dkk. 2011).
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan
yang diakui oleh negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi
kualifikasi untuk didaftar (registrasi) atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk
melakukan praktik kebidanan (Pudiastuti, 2011)
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah
atau area tertentu. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat diwilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah konsep dasar
bidan dalam melayani keluarga dan masyarakat.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan
masyarakat (Ambarwati, 2009).
2. Tujuan asuhan kebidanan dikomunitas

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 11


a. Tujuan umum
Mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan
perempuan diwilayah kerja bidan.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai tangguang
jawab bidan
2) Meningkatkan pelayanan mutu ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas, dan perinatal secara terpadu
3) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal
4) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kematian ibu dan anak
5) Membangun jejaring kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
3. Metode Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau
prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang dapat
digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada umumnya dibagi atas,
Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring, sebagai berikut : Teknik scoring dapat
digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat
dinyatakan dalam angka, yang cukup dan lengkap. Yang termasuk teknik scoring
dalam penetuan prioritas masalah, yakni:
a.       Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)
b.      Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
c.       Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)
d.      Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)

C. MANAJEMEN KEBIDANAN DALAM KELUARGA


Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan pemecahan masalah (Effendy

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 12


N,1998). Manajemen kebidanan memberikan asuhan yang berkomprehensif yaitu dari
pengkajian sampai evaluasi.
a. Pengkajian
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga.
1. Keadaan Kesehatan
2. Rumah dan Keluarga
3. Sifat Keluarga

Data yang diperoleh dari pengkajian, meliputi :


a. Struktur dan sifat keluarga
b. Faktor ekonomi, sosial,dan budaya
c. Faktor rumah dan keluarga
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Persepsi tanggapan keluarga terhadap masalah

b. Analisa Data
1. Norma kesehatan ibu, keluarga yang normal dari setiap anggota keluarga
2. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
3. Karakteriktik keluarga

c. Perumusan Masalah
Perumusan masalah mengacu pada tipologi masalah kesehatan dari berbagai alasan
dan ketidak mampuan dalam melaksanakan kesehatan keluarga. Dalam tipologi
masalah terdiri dari 2 tahap penjajakan.
1. Penjajakan tahap 1
Masalah-masalah yang telah dikaji dan dikelompokkan :
a. Ancaman
Adalah keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan penyakit, kecelakaan
atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
b. Kurang sehat atau tidak sehat
Adalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
c. Kritis
Adalah saat saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indvidu atau
keluarga dalam hal penyesuaian ataupun dalam hal sumber daya mereka.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 13


2. Penjajakan tahap II
Setelah dlakukan penjajakan tahap I kemudian ditentukan masalah
kebidanannya didukung oleh data-data yang ada.
a. Ketidak sanggupan mengenal masalah
b. Ketidak sanggupan mengambil keputusan
c. Ketidak mampuan merawat atau menolong anggota keluarga yang sehat
d. Ketidak mampuan memelihara lingkungan rumah
e. Ketidak mampuan menggunakan sumber daya di masyarakat guna
memelihara kesehatan
d. Prioritas masalah
Untuk menentukan masalah subyektif ada empat kriteria dalam menentukan
prioritas masalah dari masalah-masalah kesehatan yang yang ada. Hal-hal yang
perlu diperhatikan :
1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan kebidanan dapat diatasi
sekaligus
2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan
keluarga seperti masalah penyakit
3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian keluarga terhadap asuhan
kebidanan yang dberikan
4. Sumber daya keluarga yang menunjang pemecahan masalah

Skala untuk menentukan prioritas asuhan keluarga (Bailon atau Maglaya 1989)
N KRITERIA SCORE BOBOT
O
1 Sifat masalah
Skala :
 Tidak/ kurang sehat 3 1
 Ancaman kesehatan 2
 Keadaan sejahtera/kritis 1
2 Kemungkinan Masalah Dapat Diubah
Skala :
 Mudah 2 2
 Sebagian 1
 Tidak ada 0
3 Potensi Masalah dapat dipecahkan
Skala :
 Tinggi 3 1
 Cukup 2
 Rendah 1

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 14


4 Menonjolnya Masalah
Skala :
 Masalah berat harus segera 2 1
ditangani 1
 Ada masalah tapi tidak perlu
ditangani 0
 Masalah dapat dirasakan

Cara scoring :
a. Menentukan score untuk tiap kriteria
b. Score dibagi angka tertinggi dikalikan dengan bobot
c. Jumlahkan score untuk semua kriteria. Score tertinggi adalah sama dengan
seluruh bobot
e. Perencanaan
Setelah di prioritaskan masalahnya kemudian merencanankan intervensi apa yang
di lakukan dengan masalah yang ada
Langkah langkah :
1. Diagnosa
2. Tujuan umum dan tujuan khusus
3. Rencana Evaluasi
Verbal : pernyataan keluarga
Non Verbal : perilaku keluarga dapat diamati
f. Pelaksanaan
Pelaksanaan/tindakan asuhan keluarga mencakup hal-hal d bawah ini :
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan, dengan cara : memberikan informasi, mendorong sikap emosi yang
kuat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara asuhan yang tepat, dengan
cara : mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dmiliki keluarga, mendiskusikan tentang
tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
bermasalah, dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada dirumah,mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menentukan cara bagimana membuat lingkungan
yang menjadi sehat, dengan cara : menentukan sumber-sumber yang dapat
digunakan, melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 15


5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

g. Evaluasi
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian tujuan tidak
tercapai, maka perlu dicari penyebab. Evaluasi disusun dengan menggunakan
SOAP secara optimal.
S : Subyektif, data berupa pernyataan keluarga
O : Obyektif, data yang dapat diukur
A : Assessment, sejauh mana kita dapat mengatasi masalah
P : Planning, perencanaan yang akan datang

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 16


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA PADA
Tn. M DI RT 002 RW 05 DESA WATULIWU KECAMATAN LASUSUA
KABUPATEN KOLAKA UTARA

A. Pengumpulan Data
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama KK : Tn. M
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa Sambirejo RT 002 RW 05
b. Nama Anggota Keluarga
Status Keadaan
No Nama Umur L/P Status Pendidikan KB
Imunisasi Fisik
Tidak
35
1 Ny. R P Istri SMA Lengkap mengguna Sehat
tahun
kan
12
2 By. I P Anak SMP Lengkap - Sehat
Tahun
10
3 Nn. N P Anak SD Lengkap - Sehat
tahun

c. Tipe Keluarga : Keluarga besar (exstended family)


Di keluarga Tn.M merupakan keluarga besar (exstended family) yang terdiri
dari keluarga inti

d. Pengambil Keputusan dalam Keluarga


 Suami
□ Istri
□ Bersama
□ Orang Tua

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 17


e. Kebutuhan sehari-hari
Kebiasaan tidur Ny. R Anak
Lama istirahat siang 1 jam 4 jam
Istirahat malam ± 7 jam ± 8 jam
Gangguan Tidak ada Tiak Ada
Kebiasaan makan
Makan 3x perhari 2 x/hari
Porsi 1 piring 1 piring
Jenis Nasi, lauk
pauk Nasi, lauk pauk
Gangguan Tidak ada Tidak ada
Pola Eliminasi
BAB 2x per hari 2 x/hari
Warna Kuning Kuning
kecoklatan
Konsistensi Lunak Lunak
Gangguan Tidak ada Tidak ada
BAK 3-4 x/ hari 4-5 x/ hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Gangguan Tidak ada Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2 x/hari 2 x/hari
Keramas 3 hari sekali 2 hari sekali
Gosok gigi 2 x/hari Tidak
Pola Kebiasaan
Kesehatan
Minum alcohol Tidak Tidak
Obat-obatan Tidak Tidak
terlarang
Merokok Tidak Tidak
Penggunaan Menonton Tv, belajar
waktu luang jamiyahan

f. Status Sosial Ekonomi


Penghasilan : > Rp. 2.000.000,-
Tabungan Keluarga : Tidak ada

g. Situasi Rumah dan Lingkungan


1) Denah Rumah

III IV Keterangan :
I I : Ruang Tamu
U II,III,IV : Kamar Tidur
VI V : Ruang Keluarga
II V VI : Dapur

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 18


2) Jenis Rumah : Permanen
3) Atap rumah : Genteng
4) Lantai rumah : Keramik
5) Ventilasi : Cukup
6) Kebersihan dan kerapian : Cukup
7) Pembuangan sampah : Terbuka
8) Sumber air : PDAM
9) Sumber pembuangan limbah : TPS
10) Jamban : Pribadi
11) Kandang ternak : ada
12) Pemanfaatan pekarangan : Ditanami bunga
13) Pemanfaatan fasilitas kesehatan : RS
14) Kepemilikan asuransi kesehatan miskin: Tidak ada
h. Riwayat KB Ibu
1) Jenis KB : tidak menggunakan
2) Lama :
3) Keluhan :
4) Pengetahuan tentang alat kontrasepsi :
Ny. R mengatakan ingin menggunakan KB tetepi suami tidak mengijinkan
untuk ber Kb

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 19


i. Pengetahuan Anggota Keluarga tentang kesehatan
1) Ibu :
Ibu mengatakan kesehatan sangatlah penting
j. Fungsi Keluarga
1) Fungsi pendidikan : Ibu selalu mengajarkan anaknya untuk berjabat
tangan dengan orang yang lebih tua/dengan tamu.
2) Fungsi Perlindungan : Keluarga selalu melindungi dan menjaga anggota
keluarga dalam situasi apapun.
3) Fungsi ekonomi : Ayah bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
k. Keadaan Psikologis dan Spiritual
1) Fungsi Perasaan : Masing-masing anggota keluarga peka terhadap
perasaan anggota yang lain.
2) Fungsi Agama : Ayah dan ibu selalu mengajarkan anak-anak nya
tentang agama
l. Fungsi Biologis
Keluarga selalu memberikan kasih sayang, Perhatian, dan rasa aman di antara
keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
m. Sosial Budaya
1) Fungsi Sosialisasi : ayah dan ibu selalu mengajarkan kepada keluarganya
untuk bersosialisasi kepada masyarakat sekitar.
2) Fungsi Rekreasi : Keluarga selalu meluangkan waktu untuk menonton
TV bersama.
n. Transportasi
1) Kendaraan pribadi : Sepeda Motor
2) Angkutan umum : Tidak menggunakan
o. Fungsi Biologis
Keluarga mengatakan jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dekat, bila
sakit segera periksa ke RS

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 20


2. Data Obyektif
a. Ibu
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
BB/TB : 58 kg/155 cm
TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 22 X/mnt
N : 80 x/mnt S : 36,7˚C
Kepala : Mesochepal
Rambut : Tidak rontok, tidak berketombe
Mata
Conjungtiva : Merah (Tidak Anemia)
Sclera : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung : Tidak ada polip
Mulut : Tidak ada stomatitis, bibir lembab, tidak labioskisis
Telinga : Simetris, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
Dada
Bentuk : Simetris
Mammae : Tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia : Tidak oedem, tidak varises
Ekstremitas
Atas : Tidak oedem, tidak varises
Bawah : Tidak oedem, tidak varises

b. Anak
1) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Baik

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 21


Kesadaran : Composmetis
TTV : Rr : 34 x/mnt
N : 90 x/mnt S : 36,4˚C
Kepala : Mesochepal
Mata
Conjungtiva : Merah (tidak anemia)
Sclera : Putih (Tidak Ikterik)
Hidung : Tidak ada polip
Mulut : Tidak stomatitis, tidak labioskisis
Telinga : Simetris, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan vena
jugularis
Ketiak : Tidak ada pembesaran pada kelenjar limfe
Dada
Bentuk : Simetris
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati
Genetalia : labia mayora menutupi labia minora
Ekstremitas
Atas : Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur
Bawah : Simetris, gerak aktif, tidak ada fraktur
2) Pemeriksaan tumbang
BB/TB : 20 kg/79 cm Normal (-2SD s/d 2 SD)
Lingkar kepala : 42 cm
Ukuran LK dalam garis hijau maka lingkar kepala anak normal
KPSP : Jumlah jawaban Ya = 10
perkembangan anak sesuai dengan tahap perkembangan (S)
TDD : Semua jawaban Ya = Normal

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 22


B. Analisa Data
Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M:
1.   Ny.R mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB dan terkendalkarena
suami tidak mengijinkan ber-KB
C. Perumusan Masalah
Perumusan masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M adalah :
1.      Kurangnya pengetahuan Ny.R tentang macam-macam KB.
D. Prioritas Masalah
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat beberapa masalah kesehatan, yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam KB
N Kriteria Perhitungan Score
o
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang macam-macam
KB
a. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3
b. Kemungkinan masalah dapat diubah rendah 2/2 x 2 2
c. Potensi masalah untuk diubah tinggi 2/3 x 1 2/3
d. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 ½
Jumlah 3

Hasil prioritas masalah berdasarkan metode scoring adalah


a.       Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB =3

E. Diagnosa Masalah
Keluarga Tn. M dengan masalah :
1.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB
F. Rencana Tindakan
Tanggal 20 September 2018 jam 13.00 WIB
1. Beritahu Ny. R tentang Jenis-jenis KB
Tujuan :
Setelah di lakukan penyuluhan tentang Jenis-Jenis KB di harapkan NY,S mengerti dan
memahami tentang :

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 23


a. Pengertian KB
b. Tujuan KB
c. Jenis-Jenis KB
G. Pelaksanaan
Tanggal 20 September 2018 Jam : 13.05 WIB
1. Menjelaskan pada Ny. R tentang Jenis-jenis KB
a. Pengertian
KB adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.
b. Tujuan KB
Mencegah terjadinya kehamilan
c. Jenis-jenis KB
1) Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi dari bahan sintesis (karet) untuk mencegah
kehamilan. Cara pemakaiannya yaitu dengan dipasang pada saat penis
tegang/tegak. Keuntungannya yaitu dapat dipakai, murah dan praktis.
Kelemahannya yaitu kemungkinan bocor, sobek, menyebabkan alergi/iritasi
pada penis ataupun vagina.
2) Suntik
Suntik adalah obat pencegah kehamilan yang disuntikkan ke dalam tubuh
wanita. Baik untuk pemakaian wanita setelah melahirkan, disuntikkan 4
minggu setelah melahirkan, berikutnya 1 bulan atau tiga bulan suntikan. Suntik
tidak boleh diberikan pada wanita dengan penyakit jantung, hipertensi,
penyakit paru-paru dan kelainan darah. Biasanya menimbulkan efek samping
seperti ameorea, spooting, mual, muntah, kenaikan/penurunan BB dan timbul
jerawat.
3) Pil
Pil adalah obat untuk mencegah kehamilan yang diminum setiap hari. Minum
pil dimulai setelah haid, setelah keguguran, setelah melahirkan (bagi ibu tidak
menyusui). KB pil tidak diperbolehkan untuk ibu dengan penyakit hipertensi,
gangguan jantung, kanker payudara, penyakit paru, sakit kepala sebelah dan

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 24


varises. Biasanya menimbulkan efek samping seperti perdarahan diluar haid,
mual, jerawat, nyeri kepala, dan penambahan BB.
4) Susuk
Susuk adalah alat kontrasepsi berupa kapsul yang dipasang di bawah kulit di
lengan atas wanita. Dapat dipasang pada semua umur. Tidak mengganggu
kelancaran ASI, dipakai cukup lama (5 tshun). Tidak dipasang pada wanita
dengan penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis,kolesterol tinggi,
penyakit ginjal. Biasanya menimbulkan efek samping seperti amenorea,
jerawat, kenaikan BB, perdarahan ringan.
5) AKDR/IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR adalah alat pencegah kehamilan yang dipasang di dalam rahim .
pemasangan 40 hari setelah melahirkan atau pada akhir masa haid didalam
rahim. Kelebihan AKDR yaitu praktis, ekonomis, mdah di control, pemasangan
cukup (2-5 tahun), tidak mengganggu ASI. Kontra indikasi AKDR yaitu belum
pernah melahirkan, hamil, perdarahan, kanker leher rahim. Biasanya
menimbulkan efek samping seperti rasa mules, sedikit perdarahan, perubahan
jumlah darah haid (setelah beberapa waktu pemasangan), keputihan, infeksi.
6) Sterilisasi
Sterilisasi merupakan cara KB yang sifatnya permanen.
a. Vasektomi
Pemotongan saluran yang membawa sperma dari testis dengan biasanya
timbul komplikasi perdarahan, peradangan terhadap sperma yang
merembes, pembukaan spontan.
b. Tubektomi
Pemotongan dan pengikatan/penyumbatan saluran telur dari indung telur
ke rahim.
H. Evaluasi
Tanggal 20 September 2018
1. Jam 13.15 WIB
Ny. R mengerti tentang jenis-jenis KB dan mempunyai rencana ingin menggunakan
KB Implant

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 25


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek dengan teori belajar
lapangan di Desa Wataulaiwu RT 002 RW 05 khususnya pada keluarga Tn.M Kecamatan
Lasusua Kabupaten Kolaka Utara. Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan
berdasarkan hasil pendekatan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan
masalah bersama keluarga Tn.M sesuai dengan prioritas masalah.

A. Pengumpulan Data
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan wawancara yang
dilakukan secara kunjungan rumah. Menurut Andreas, (2012) pengumpulan data
diperoleh dari data subjektif dan data objektif.
1. Data Subjektif
Data subyektif diperoleh melalui wawancara secara langsung kepada keluarga Tn.M.
Menurut Andreas (2012) Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien
sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Data subjektif ini
diperoleh dengan anamnesa terhadap klien.
Menurut Sulistyawati (2009) anamnesa dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Auto Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan langsung kepada pasien karena
pasien kuasa atau mampu melakukan tanya jawab.
b. Allo Anamnesa yaitu anamnesa yang dilakukan secara tak langsung karena pasien
tak kuasa mampu melakukan tanya jawab. Misal: belum dewasa/masih kanak-
kanak, tidak sadar, tidak dapat berkomunikasi,dalam keadaan gangguan jiwa.
Penulis melakukan pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. M berdasarkan proses
pengkajian melalui wawancara dan observasi lingkungan rumah Tn. M. Meliputi
biodata keluarga Tn. M, riwayat kesehatan keluarga, kebutuhan sehari-hari, status
sosial ekonomi, situasi rumah dan lingkungan, riwayat KB, pengetahuan anggota
keluarga tentang kesehatan, fungsi keluarga, keadaan psikologis dan spiritual serta
mengenai penggunaan fasilitas kesehatan.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 26


Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif pada keluarga Tn. M didapatkan bahwa
Ny. R kurang mengerti tentang jenis-jenis KB. Dengan demikian penulis telah
melakukan pengumpulan data subjektif menggunakan metode yang sesuai dengan
teori maka tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
2. Data Objektif
Menurut Andreas (2012) data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan
diukur, dapat diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat
badan, tingkat kesadaran.
Penulis melakukan pengkajian pada keluarga Tn. M berdasarkan hasil
pemeriksaan fisik kepada anggota keluarga dan observasi terhadap lingkungan
keadaan rumah. Dari pemeriksaan fisik head to toe kepada anggota keluarga Tn. M
didapatkan hasil normal tanpa adanya gangguan kesehatan dari semua anggota
keluarga. Dan keadaan lingkungan rumah keluarga Tn. M mencerminkan keluarga ber-
PHBS.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 indikator
PHBS tatanan rumah tangga diantaranya meliputi kesehatan lingkungan yaitu seperti
penggunaan air bersih, jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan lantai rumah kedap air dan melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Dengan demikian penulis melakukan pengumpulan data objektif menggunakan
metode yang sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dengan praktek.

B. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga, yaitu:
1.         Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
2.         Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan.
3.         Karakteristik keluarga.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 27


Setelah dilakukan pengkajian data subjektif dan objektif, langkah berikutnya yaitu
menganalisa data yaitu menentukan masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn. M.
Masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M yaitu:
1.      Ny. R mengatakan belum mengetahui tentang macam-macam KB.
Dengan demikian analisa data dilakukan sesuai dengan teori sehingga disimpulkan
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

C. Perumusan Masalah
Setelah analisa data, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam
keluarga Tn. M. Bagian rumusan masalah berisi tentang masalah-masalah yang hendak
dipecahkan.. Dari analisis data masalah kesehatan yang dialami keluarga Tn. M adalah:
1.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB.
Penentuan perumusan masalah sudah sesuai teori sehingga tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dengan praktik.

D. Prioritas Masalah
Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan atau prioritas masalah,
untuk itu digunakan beberapa metode. Teknik scoring dapat digunakan apabila tersedia
data kuantitatif atau data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang
cukup dan lengkap. Penulis menentukan prioritas masalah dengan hasil prioritas masalah
berdasarkan metode scoring yaitu:
a.      Kurangnya pengetahuan tentang macam-macam KB = 3

Penentuan prioritas masalah keluarga Tn. M telah sesuai dengan teori sehingga tidak
ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

E. Diagnosa Masalah
Langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan
kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan (Hidayat,
2009). Berdasarkan hasil pengumpulan data subjektif dan objektif pada keluarga Tn. M
maka dapat ditegakkan diagnosa masalah pada keluarga Tn. M:

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 28


1.      Kurangnya pengetahuan Ny.S tentang macam-macam KB
Diagnosa masalah keluarga Tn. M muncul berdasarkan pengkajian data. Dengan
demikian dalam penegakkan diagnosa tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktik karena mengacu pada diagnosa spesifik.

F. Rencana Tindakan
Perencanaan dilakukan berdasarkan masalah yang ada dalam keluarga Tn.S
Perencanaan tindakan merupakan strategi yang bertujuan untuk menyelesaikan
permasalahan yang ada dalam keluarga Tn.S. Berikut ini rencana tindakan yang dilakukan
sesuai dengan permasalahan dalam keluarga Tn. M. Rencana tindakan yang dilakukan:
1.         Jelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB
Menurut Wikipedia dalam buku F. Delmar dan S. Shane (2003). Dalam
manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi.
Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup
peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Dengan melalui
penyuluhan maka pengetahuan perorangan, kelompok, dan masyarakat dapat
bertambah. Pada tahap perencanaan ini telah sesuai dengan diagnose maslah yang
timbul sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

G. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu upaya kegiatan untuk mewujudkan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Pelaksanakan juga merupakan keseluruhan usaha yang
berhubungan langsung dengan manusia baik cara, teknik, dan metode untuk mendorong
klien agar mau bekerjasama dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan dengan baik.
Menurut Abdullah (1987) bahwa pelaksanaan adalah suatu proses rangkaian kegiatan
tindak lanjut setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan
keputusan, langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 29


kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang ditetepkan semula. Pelaksanaan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang ada.
Penyuluhan merupakan suatu upaya untuk memberikan pelayanan belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat mencakup
peningkatan pengetahuan sikap dan perilaku (DEPKES, 2007). Maka untuk meningkatkan
pengetahuan dilaksanakan penyuluhan.
Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat, berupa:
1. Menjelaskan pada Ny. S tentang jenis-jenis KB
Pada tahap pelaksanaan telah sesuai dengan rencana tindakan sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik.
H. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa
(Hidayat, 2009).
Pada asuhan kebidanan komunitas keluarga Tn. M telah diberikan asuhan yang
disesuaikan dengan yang rencanakan tindakan dan hasil penyuluhan yang telah
dilaksanakan pada tanggal 20 September 2018 di rumah Tn. M:
1.      Penyuluhan tentang jenis-jenis KB
Waktu : 13.05 WIB
Dihadiri oleh : Ny. R
Ny. R telah mengetahui tentang jenis-jenis KB dan telah merencanakan KB Implant.
Dapat dilihat bahwa pelaksanaan penyuluhan tentang masalah kesehatan yang
dialami keluarga Tn. M dapat meningkatkan pengetahuan keluarga Tn. M tentang
masalah kesehatan tersebut. Penyuluhan berjalan dengan lancar, hal ini karena
adanya kerjasama yang baik antara bidan dengan anggota keluarga Tn. M.
Dengan demikian asuhan yang diberikan efektif memenuhi kebutuhan keluarga Tn.
M sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 30


BAB V
PENUTUP

A.      SIMPULAN
Simpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan, sebagai
berikut:
1. Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat beserta tokoh masyarakat.
2. Menetapkan masalah yang ada, memprioritaskan masalah, menganalisa masalah,
mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada, menentukan alternative,
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dari berbagai macam alternative
yang ada.
3. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat dengan pendekatan menejemen kebidanan.
4. Pada akhir praktek lapangan diadakan evaluasi terhadap program kerja yang telah di
laksanakan.

B.       SARAN
1.     Keluarga Tn. M
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui
upaya promotif dan preventif.
2.     Bidan desa
Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan yang
telah dilaksanakan.

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 31


DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eni .2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika


Hidayat A, Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika
Karwati, dkk (2011). Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas). Jakarta: TIM
Notoatmojo.2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asih Mahasatya
Pudiastuti, Ratna .2011. Buku Ajar kebidanan komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Yogyakarta. Yogyakarta: CV
ANDI OFFSET
Sumarah, kk (2009). Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Suprajitno (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Syarifudin (2009). Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

http://sucicicuyut.blogspot.co.id/2016/04/laporan-individu-askeb-komunitas-stikes.html

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 32


LAMPIRAN

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 33


Lampiran.1
Lembar Pengkajian

ASKEB KOMUNITAS PADA KELUARGA 34

Anda mungkin juga menyukai