Disusun Oleh :
LOLITA FABIOLA ROHANI
NIM 01.3.20.00452
Disusun Oleh :
LOLITA FABIOLA ROHANI
NIM 01.3.20.00452
Mengetahui,
PJMK Keperawatan Komunitas
Semoga Tuhan membalas Budi baik pihak yang telag memberi kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas komunitas ini.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Format Pengkajian........................................................................66
Lampiran 2 Laporan Program Kerja.................................................................71
Lampiran 5 Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan.............................................72
Lampiran 6 Kartu Keluarga..............................................................................77
Lampiran 7 SAP, POA, Leaflet dan Booklet....................................................85
Lampiran 7 Jurnal Kegiatan..............................................................................131
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2. Lingkungan fisik
3. Pendidikan
4. Komunikasi
5. Layanan
kesehatan dan
social
6. Keamanan dan
transportasi
7. Ekonomi
8. Politik dan
pemerintah
9. Rekreasi
Selain data primer, data sekunder yang diperoleh melalui laporan/ dokumen
yang sudah dibuat di desa/ kelurahan, puskesmas atau dinas kesehatan.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan komunitas disusun berdasarkan jenis diagnosis,sebagai
berikut :
1. Diagnosis sejahtera
Diagnosis sejahtera/ Wellness digunakan bila komunitas mempunyai
potensi untuk ditingkatkan, belum ada data maladatif.
2. Diagnosa ancaman (risiko)
Diagnosa risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan
tapi sudah ditemukan beberapa data maladatif yang memungkinkan
timbulnya gangguan.
3. Diagnosis Aktual (gangguan)
Ditegakan bila timbul gangguan atau masalah kesehatan dikomunitas yang
didukung oleh beberapa data maladaptif
3. Perencanaan
Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta
rencana tindakan untuk mengatasi masalah yanga ada. Tujuan dirumuskan
untuk mengatasi atau meminimalkan stressor dan intervensi dirancang
berdasarkan tiga tingkat pencegahan (pencegahan primer, sekunder, tersier).
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perencanaan
program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah masyarakat.
Sering kali,perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu
yang cukup untuk merencanakan implementasi. Implementasi melibatkan
aktivitas tertentu sehingga progam yang ada dapat dilaksanakan, diterima, dan
direvisi jika tidak berjalan. Implementasi keperawatan dilakukan untuk
mengatasi masalah kesehatan komunitas menggunakan strategi proses
kelompok, pendidikan kesehatan, kemitraan (Partnership), dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment). Perawat komunitas menggali dan meningkatkan
potensi komunitas untuk dapat mandiri dalam memelihara kesehatannya.
Tujuan akhir setiap program dimasyarakat adalah melakukan erubahan
masyarakat. Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari
anggota masyarakat. Perubahan nilai dan norma dimasyarakat dapat
disebabkan oleh faktor eksternal, seperti adanya undang-undang, stuasi
politik, dan kejadian kritis eksternal masyarakat. Dukungan eksternal ini juga
dapat dijadikan daya pendorong bagi tindakan kelompok untuk melakukan
perubahan perilaku masyarakat. Organisasi eksternal dapatmenggunakan
model social planning dan locality development untuk melakukan perubahan,
menggalakan kemitraan dengan memanfaatkan sumber daya internal dan
sumber daya eksternal.
Perawat komunitas harus mempunyai pengetahuan yang memadai agar dapat
memfasilitasi perubahan dengan baik, termasuk pengetahuan tentang teori dan
model perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat sebaiknya dimulai
dari tempat individu, keluarga,masyarakat.Ada beberapa model perubahan
(Ervin, 2010), yaitu:
1. Model Perubahan Kurt Lewin
Proses berubah terjadi saat individu,keluarga, dan komunitas tidak lagi
nyaman dengan kondisi yang ada. Model ini terdiri dari:
a. Unfreezing, bila ada perasaan butuh untuk berubah baru implementasi
dilakukan,dengan tujuan membantu komunitas menjadisiap untuk
melakukan perubahan
b. Change, yaitu intervensi mulai diperkenalkan kepada kelompok
c. Refreezing, meliputi bagaimana membuat suatu program menjadi
stabil,melalui pemantauan dan evaluasi
2. Strategi Berubah Chin dan Benne
Strategi Berubah ini sangat cocok digunakan oleh perawat komunitasdalam
mengkaji status individu kelompok, dan masyarakat dalam membuat
keputusan untuk berubah. Strategi ini merupakan strategi untuk melakukan
perubahan di komunitas bukan tahap proses berubah.Menurut model ini,
untuk melakukan perubahan diperlakukan strategi perubahan yaitu:
a. Rational Empiris, dikatakan bahwa untuk melakukan perubahan di
komunitasperlu terdapat fakta dan pertimbangan tentang seberapa besar
keuntungan yang diperoleh dengan adanya perubahan tersebut.
Contoh :Adanya kebiasaan merokok yang banyak terjadi di masyarakat,
terutama remaja, diperlukan peran perawat komunitas, untuk
memfasilitasi perubahan dengan memberikan promosi kesehatan bahaya
merokok atau melalui media, seperti poster,leaflet,modul data kejadian
kesakitan dan kematian akibat merokok atau mengajak melihat langsung
kondisi korban akibat merokok. Dengan adanya fakta,diharapkan terjadi
perubahan pada individu
b. Normative Reedukatif, yaitu pertimbangan dengan keselarasan
perubahan dengan norma yang ada dimasyarakat.
c. Power Coercive, Yaitu strategi perubahan yang menggunakan sanksi
baik politik maupun sanksi ekonomi, misalnya sanksi terhadap perokok
yang merokok ditempat umum berupa denda atau kurungan.
3. First Order And Second Order Change
Menurut model inifirst order bertujuan mengubah substansi atau isi didalam
sistem sedangkan second order perubahan ditujukan pada sistemnya. Mengukur
adanya perubahan masyarakat pada tingkat individu, dapat diketahui dari
tingkat kesadaran individu terhadap perubahan bagaimana mengerti tentang
masalah yang dihadapi, tingkat partisipasi individu,dan adanya perubahan
dalam bentuk tingkah laku yang ditampilkan. Adanya role model yang ada
dimasyarakat dapat menjadi pendorong untuk mengubah norma dan praktik
individu dalam perubahan masyarakat.
Pada tingkat masyarakat perubahan difokuskan pada kelompok dan organisasi,
termasuk adanya perubahan kebijakan yang berhubungan dengan masalah yang
terjadi di masyarakat adanya dukungan partisipasi dalam kegiatan masyarakat
serta aktivitas lain yang berhubungan dengan penyelesaian masalah.Perubahan
dimasyarkat dapat dievaluasi melalui pengembangan koalisasi, partisipasi
masyarakat dalam dukungan untuk mencapai tujuan, dan perubahan nilai dan
norma yang berlaku dimasyarakat.
Setiap akan melakukan kegiatan dimasyarakat atau implementasi program
sebaiknya dibuat dahulu laporan pendahuluan (LP) kegiatan asuhan keperawatan
komunitas, yang meliputi:
1. Latar Belakang, yang berisi kriteria komunitas, data yang perlu dikaji lebih
lanjut terkait implementasi yang akan dilakukan dan masalah keperawatan
komunitas terkait dengan implementasi saat ini.
2. Proses keperawatan komunitas, yang berisi diagnosis keperawatan
komunitas, tujuan umun, dan tujuan khusus.
3. Implementasi tindakan keperawatan, tindakan keperawatan yang berisi topik
kegiatan, target kegiatan, metode, strategi kegiatan,media dan alat bantu yng
digunakan, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pengorganisasian
petugas kesehatan beserta tugas susunan acara, setting tempat acara.
4. Kriteria evaluasi, yang berisi evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi
hasil dengan menyebutkan target presentasi pencapaian hasil yang
diinginkan.
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir proses keperawatan. Evaluasi merupakan sekumpulan
informasi sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas dari
serangkaian program yang digunakan masyarakat terkait program kegiatan,
karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Program evaluasi dilakukan untuk
memberikan informasi kepada perencana program dan pengambil kebijakan
tentang efektifitas dan efisiensi program. Evaluasi program merupakan
sekumpulan metode dan keterampilan untuk melakukan apakah program
sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan masyarakat. Evaluasi digunakan
untuk mengetahui seberapa tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah
intervensi yang dilakukan efektif untuk masyarakat setempat sesuai dengan
kondisi dan situasi masyarakat. Pengukuran efektivitas program di komunitas
dapat dilihat berdasarkan:
1. Pengukuran komunitas sebagai klien. Pengukuran ini dilakukan dengan cara
mengukur kesehatan ibu dan anak, mengukur kesehatan komunitas.
2. Pengukuran komunitas sebagai pengalaman membina hubungan
3. Pengukuran komunitas sebagai sumber.
2.3 KONSEP TEORI COVID 19
2.3.1 Definisi Covid 19
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang,
seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali
dalam hidupnya.
Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menimbulkan penyakit yang
lebih serius, seperti:
1. Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV).
2. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
3. Pneumonia.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit
karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan
gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga
kematian. (Rizal, 2010)
2.3.2 Cara Virus Corona Menyebar
Karena COVID-19 adalah penyakit baru, banyak aspek mengenai
bagaimana penyebarannya sedang diteliti. Penyakit ini menyebar selama
kontak dekat, seringkali oleh tetesan kecil yang dihasilkan selama batuk,
bersin, atau berbicara. Tetesan ditularkan, dan menyebabkan infeksi baru,
ketika dihirup oleh orang-orang dalam kontak dekat (1 hingga 2 meter, 3
hingga 6 kaki). Mereka diproduksi selama bernafas, namun karena mereka
relatif berat, mereka biasanya jatuh ke tanah atau permukaan. Berbicara
dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari pada
pembicaraan normal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa
batuk yang tidak tertutup dapat menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter
(15 kaki). Sebuah artikel yang diterbitkan pada bulan Maret 2020
berpendapat bahwa saran tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada
penelitian tahun 1930-an yang mengabaikan efek dari udara yang
dihembuskan lembab yang hangat di sekitar tetesan dan bahwa batuk atau
bersin yang tidak terbuka dapat berjalan hingga 8,2 meter (27 kaki) .
Setelah tetesan jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat
menginfeksi orang lain, jika mereka menyentuh permukaan yang
terkontaminasi dan kemudian mata, hidung atau mulut mereka dengan
tangan yang tidak dicuci. Pada permukaan, jumlah virus aktif berkurang
dari waktu ke waktu hingga tidak lagi menyebabkan infeksi. Namun,
secara eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai permukaan selama
beberapa waktu, (misalnya tembaga atau kardus selama beberapa jam, dan
plastik atau baja selama beberapa hari). Permukaan mudah
didekontaminasi dengan desinfektan rumah tangga yang membunuh virus
di luar tubuh manusia atau di tangan. Khususnya, bagaimanapun
desinfektan atau pemutih tidak boleh ditelan atau disuntikkan sebagai
tindakan perawatan atau pencegahan, karena ini berbahaya atau berpotensi
fatal. Dahak dan air liur membawa sejumlah besar virus. Beberapa
prosedur medis dapat menyebabkan virus ditransmisikan lebih mudah dari
biasanya untuk tetesan kecil seperti itu, yang dikenal sebagai transmisi
udara . Virus ini paling menular selama tiga hari pertama setelah
timbulnya gejala, meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari
sebelum gejala muncul (penularan secara asimptomatik) dan pada tahap
selanjutnya dari penyakit. Beberapa orang telah terinfeksi dan pulih tanpa
menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian tetap dalam hal penularan tanpa
gejala. Meskipun COVID-19 bukan infeksi menular seksual , dicium,
hubungan intim, dan rute oral feses diduga menularkan virus.
1. Hipertensi Emergensi
Situasi dimana diperlukan penurunan tekanan darah yang segera
dengan obat antihipertensi parenteral karena adanya kerusakan organ target
akut atau progresif target akut atau progresif. Kenaikan TD mendadak yg
disertai kerusakan organ target yang progresif dan di perlukan tindakan
penurunan TD yg segera dalam kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi Urgensi
Situasi dimana terdapat peningkatan tekanan darah yang bermakna
tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ target
progresif bermakna tanpa adanya gejala yang berat atau kerusakan organ
target progresif dan tekanan darah perlu diturunkan dalam beberapa jam.
Penurunan TD harus dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam
(penurunan tekanan darah dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam hitungan
jam sampai hari)
2.4.3 Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik
(idiopatik). Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau
peningkatan tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya hipertensi:
1. Genetik: Respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau
transport Na.
2. Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stress Lingkungan.
4. Hilangnya Elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta
pelebaran pembuluh darah.
Berdasarkan etiologinya Hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu:
1. Hipertensi Primer
Penyebab tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari eksresi Na, obesitas. Ciri lainnya yaitu: umur
(jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih
tinggi dari perempuan), ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih),
kebiasaan hidup (konsumsi garam yang tinggi melebihi dari 30 gr,
kegemukan atau makan berlebihan, stres, merokok, minum alcohol, dan
minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
2. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vaskuler renal,
diabetes melitus, stroke.
3.1 Pengkajian
Praktik komunitas ini dilakukan di RW 03 RT 03 Dsn. Modangan kecamatan
Nglegok kabupaten. Blitar pada 15 KK, dengan karakteristik desa sebagai
berikut :
Luas dan Batas wilayah
Luas Wilayah : -
Batas Wilah : Dusun Modangan Rt 03 Rw03
No Pekerjaan RT 3 Jumlah %
1 PNS 1 1 4
2 Pensiun 1 1 4
3 Petani 4 4 16
No Pekerjaan RT 3 Jumlah %
4 Pekerja pabrik 2 2 8
5 Pedagang 3 3 12
6 Wiraswasta 8 8 33
7 Swasta 4 4 16
8 Tidak bekerja 1 1 4
Jumlah 24 100
Jumlah Ibu
No RT 3 Jumlah %
Hamil
1 Ya (hamil) 0 0 0
2 Tidak Hamil 15 15 100
Jumlah 15 100
Berdasarkan pengkajian yang didapat karakteristik jumlah ibu hamil di RW 03 RT 03
Dsn. Modangan tidak ada ibu yang hamil yaitu sebanyak 15 KK (100%)
Berdasarkan pengkajian yang didapat karakteristik pada ibu hamil menurut keluhan
ibu hamil di RW 03 RT 03 Dsn. Modangan pada Bulan Januari 2021 tidak ada yang
mengalami keluhan karena tidak ada yang hamil
57. Karakteristik Sumber Air Bersih Berdasarkan Sumber Air Untuk Mandi dan Cuci
di RW 03 RT 03 Dsn. Modangan pada bulan Januari 2021
Sumber Air Untuk
No RT 3 Jml %
Mandi dan Cuci
1 PAM 0 0 0
2 Sumur 15 15 15
3 Air sungai 0 0 0
Jumlah 15 100
Berdasarkan pengkajian didapatkan sumber air bersih di RW 03 RT 03 Dsn.
Modangan semua sumber air untuk mencuci dan mandi sebanyak 15 rumah
(100%)
58. Karakteristik Sumber Air Bersih Berdasarkan Jarak Sumber Air dengan
resapan/septik tank di RW 03 RT 03 Dsn. Modangan pada bulan Januari 2021
Jarak Sumber Air
No dengan RT 3 Jumlah %
resapan/septik tank
1 < 10 m 4 4 27
2 >10 m 11 11 73
Jumlah 15 100
Berdasarkan pengkajian didapatkan sumber air bersih di RW 03 RT 03 Dsn.
Modangan paling banyak memiliki jarak sumber air kurang dari 10 meter yaitu 11
rumah (100%)
59. Karakteristik Sumber Air Bersih Berdasarkan Penampungan Air Sementara di
RW 03 RT 03 Dsn. Modangan pada bulan Januari2021
Penampungan Air
No RT 3 Jumlah %
Sementara
1 Bak 5 5 34
2 Ember 2 2 13
3 Gentong 8 8 53
4 Lain-lain 0 0 0
Jumlah 15 100
Kondisi
No RT 3 Jumlah %
Kandang
1 Terawat 10 10 67
2 Tidak
5 5 33
Terawat
Jumlah 15 100
2) Posyandu Hipertensi
Penanggung Jawab : Lolita Fabiola Rohani
Dalam kegiatan ini, Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan
tentang Hipertensi kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi di
wilayah Dsn. Modangan Rt03/ Rw03 Kecamatan Nglegok Kabupaten
Blitar.
1. Memberikan penyuluhan mengenai Hipertensi secara langsung dan
WhatsApp menggunakan leaflet dan Booklet
Materi yang akan disampaikan : Pendidikan kesehatan tentang hipertensi
Waktu Pelaksanaan:
4.1 Kesimpulan
Mubarak, Wahid Iqbal. 2015. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Konsep dan Aplikasi
dalam Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2019. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Wahid Iqbal dkk. 2016. Ilmu Keperawatan Komunitas II Konsep dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Diakses pada 2020.
Frequently Asked Questions About SARS.
1) Hipertensi □
2) TBC □ 17. Apakah keluarga telah mendapatkan
3) Jantung □ edukasi atau penyuluhan kesehatan
4) Kencing manis □ tentang Covid-19 sebelumnya?
5) Asma □ 1) Sudah pernah □
6) Asam Urat □ 2) Belum pernah □
7) Kolesterol □
8) PJK □
9) Migrain □ 18.Jika sudah pernah mendapatkan
10) Gangguan jiwa □ penyuluhan bagaimana pemahaman
11) Tidak ada □ keluarga ?
12) Lainnya............................................. 1) Sangat paham
2) Paham
11.Anggota keluarga yang menderita 3) Belum paham
penyakit kronis (sakit > 6 bulan) :
Ya/Tidak , Sebutkan : D. PASANGAN USIA SUBUR
(DATA PER PUS)
1) Stroke □ 19. Anggota keluarga ada PUS (Pasangan
2) Kanker □ Usia Subur: pasangan suami istri yang
3) TBC □ mempunyai usia :
4) Gangguan Jiwa □ No Usia Jumlah
5) Tidak ada □ 1 21 – 30 tahun
6) Lainnya................................ 2 31 – 40 tahun
3 41 – 50 tahun
12.Anggota keluarga yang menderita
penyakit menular 6 bulan terakhir:
BILA ADA LANJUT PERTANYAAN
1) TBC □
2) Hepatitis □ 20. Penggunaan alat kontrasepsi dan
3) Campak □ jumlah PUS dalam keluarga :
4) HIV □
NO Penggunaan alat Jumlah PUS
5) Tidak ada □
kontrasepsi (Pasangan)
1 Pil
13.Adakah anggota keluarga yang
menjalani program pengobatan TBC 6 2 Kondom
bulan terakhir : Ada/Tidak 3 IUD/Spiral
4 Suntik
14.Adakah anggota keluarga yang 5 Susuk
menjalani program pengobatan jiwa : 6 MOW/MOP
Ada/Tidak 7 Penanggalan
8 Tidak ikut KB
Total
15.Apakah keluarga pernah mendengar
penyakit Covid-19?
21.Jika Tidak Ikut KB : Ibu Hamil 3
Keluhan Tidak
NO Alasan Jumlah Pus TM Nyeri Pusing Mual Mutah Nyeri Ngompol Sulit
ada
(Pasangan) punngung perut BAB
1 Dilarang suami I
II
2 Perencanaan III
kehamilan Ibu Hamil ....
berikutnya
3 Agama Keluhan Tidak
TM Nyeri Pusing Mual Mutah Nyeri Ngompol Sulit
4 Adat ada
punngung perut BAB
5 Lain.......... I
E. IBU HAMIL II
22.Adakah anggota keluarga yang hamil : III
Ada/Tidak
25.Dimana tempat pemeriksaan
BILA ADA LANJUT PERTANYAAN kehamilannya ? (Bisa memilih lebih
dari satu)
23. Jumlah dan Usia ibu hamil dalam
keluarga
Rumah sakit □
NO Jumlah Ibu Puskesmas □
Usia Ibu Hamil Dokter praktek □
Hamil
1 < 15 tahun Bidan □
2 16 - 20 tahun Dukun □
3 20 - 25 tahun Belum diperiksakan □
Lain-lain,
4 26 - 30 tahun
sebutkan.................................................
5 30 - 35 tahun
6 > 35 tahun
Total
26. Tempat periksa kehamilan :
1) Puskesmas □
24.Usia kehamilan trimester dan keluhan 2) Bidan □
kehamilan (Bisa memilih lebih dari 3) Lainnya (Dokter spesialis
satu) kandungan) □
Ibu Hamil 1
27.Frekuensi periksa kehamilan
Keluhan Tida 1) 4 kali □
Nyeri Pusin Mu Mutah Nyeri Ngom Sulit k 2) < 4 kali □
TM
punngun g al perut pol BAB ada 28.Imunisasi TT (Lengkap/Tidak)
g 1) Lengkap □
I 2) Tidak lengkap □
I
I 29.Penyakit yang diderita ibu hamil (bisa
I memilih lebih dari satu)
I 1) Hipotensi □
I 2) Anemia □
3) Bengkak □
Ibu Hamil 2 4) Mual / muntah □
5) Varises □
Keluhan Tida 6) Tidak ada keluhan □
Nyeri Pusin Mu Mutah Nyeri Ngom Sulit k 7) Lain – lain □
TM
punngun g al perut pol BAB ada
g 30.Lama ibu menyusui
I 1) Kurang dari 1 bulan □
I 2) 1 – 6 bulan □
I 3) 7 – 12 bulan □
I 4) Lebih dari 12 bulan □
I
I F. KESEHATAN BALITA
31.Adakah Balita didalam Keluarga :
Ada/Tidak
berhenti ASI dan diberi makanan
BILA ADA LANJUT PERTANYAAN
tambahan)?
32.Jumlah dan Usia Balita dalam
keluarga?
Umur 0 – 6 bulan □
Umur 7 – 12 bulan □
NO Jumlah
Usia Balita Umur > 12 bulan □
1 0-6 bulan
40. Apakah Ibu Balita tahu tentang
2 7-12 bulan
3 13 bulan - 2 Makanan Pendamping ASI yang harus
tahun
diberikan ke Bayi?
4 2-3 tahun
5 3-4 tahun
6 4-5 tahun Tahu □
33. Apakah keluarga memeriksakan balita Tidak tahu □
kepelayanan kesehatan seperti?
1) Ke Posyandu □
2) Tidak ke Posyandu □ 41. Berapa kali keluarga/ibu melakukan
penimbangan balita ?
34. Saat keluarga ke Posyandu Balita
apakah anda pernah mendapatkan
Peyuluhan Kesehatan Balita oleh Teratur setiap bulan □
Kader balita Kadang-kadang □
1) Pernah □ Tidak pernah □
2) Tidak pernah □
42. Apakah Keluarga/Ibu memiliki KMS
35.Kepemilikan Kartu Menuju Sehat
1) Memiliki KMS □ Balita ?
2) Tidak memiliki □
LAMPIRAN 3 :
Dokumentasi Desiminasi Awal secara langsung
Lampiran : Dokumentasi Desiminasi Akhir
Lampiran 4 : Kartu Keluarga
LAMPIRAN 5 : SAP,POA,LIFEAT, BOOKLET
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
SAP PENCEGAHAN COVID-19
A. LATAR BELAKANG
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus
ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada
sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute
respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama
virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus
ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu
hamil, maupun ibu menyusui.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus SARS-CoV-2 atau virus
Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah virus penyebab
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang
sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan
MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala. Indonesia
masih bergelut melawan virus Corona hingga saat ini, sama dengan negara lain di
dunia. Jumlah kasus virus Corona terus bertambah dengan beberapa melaporkan
kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Usaha penanganan dan
pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala mirip flu.
Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota
Wuhan, China. Tragedi pada akhir 2019 tersebut.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan materi tentang pencegahan Covid 19
diharapkan setiap anggota keluarga memahami dan dapat mematuhi protokol
kesehatan.
2. TUJUAN KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit tentang pencegahan Covid 19
diharapkan setiap anggota keluarga mampu :
a. Menjelaskan pencegahan covid 19 (5M)
b. Menjelaskan langkah mencuci tangan
c. Menjelaskan cuci tangan
3. METODE
a. Memberikan Penkes
b. Tanya Jawab
2 10 menitPelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur mendengarkan
Materi :
1. Pengertian hipertensi
2. Faktor Risiko Hipertensi
3. Atur Pola Makan
4. Tips Mengontrol Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Cara Mengukur Tekanan
Darah
7. Pencegahan Hipertensi
8. Kendalikan Hipertensi dengan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
PATUH
3 5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat untukBertanya dan menjawab
menjelaskan kembali atau
menyebutkan :
1. Pengertian hipertensi
2. Faktor Risiko Hipertensi
3. Atur Pola Makan
4. Tips Mengontrol Hipertensi
5. KomplikasiHipertensi
6. Cara Mengukur Tekanan Darah
7. Pencegahan Hipertensi
8. Kendalikan Hipertensi dengan
PATUH
4 2 menit Penutup :
1. Mengucapkan terima kasih Menjawab
dan salam
mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik 90 mmHg sering
disebut The Silent Killer karena sering tanpa keluhan.
2. Faktor Risiko Hipertensi
a. Risiko yang dapat dimodifikasi
- Kegemukan (Obesitas)
- Merokok
- Kurang aktifitas fisik
- Diet tinggi lemak
- Konsumsi garam berlebih
- Dislipidemia
- Konsumsi alcohol berlebih
- Psikososial dan stres
b. Risiko yang tidak dapat dimodifikasi
- Umur
- Jenis kelamin
- Riwayat keluarga (Genetik)
1
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
HEALTH EDUCATION (HE)/PENYULUHAN PASIEN DENGAN HIPERTENSI
E. Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit jantung
2. Stroke
3. Penyakit ginjal
4. Retinopati (kerusakan retina)
5. Penyakit pembuluh darah tepi
6. Gangguan saraf
7. Gangguan serebral (otak)
F. Pencegahan Hipertensi
CERDIK
1. Cek kesehatan secara rutin
2. Enyahkan asap rokok
3. Rajin aktivitas fisik
4. Diet seimbang
5. Istirahat cukup
6. Kelola stress
TUJUAN INSTRUKSIONAL AVA/
NO. RINCIAN MATERI EVALUASI
UMUM KHUSUS METODE*
Mengetahui,
Kediri, 04 Februari 2021
Dosen Pembimbing