Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRANIKAH PADA NN” K”


USIA 20 TAHUN DENGAN SUNTIK TT DI POLI KIA PUSKESMAS
SINTUVU ROSO LABUAN KABUPATEN DONGGALA
SULAWESI TENGAH

Oleh:
WILDAYANTI
NIM 238211285

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KEBIDANAN IIK STRADA INDONESIA KEDIRI
JAWA TIMUR TAHUN 2023
PERSETUJUAN

i
Laporan Praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Remaja Dan

Pranikah Pada Nn ”K”Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT” di Puskesmas

Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah telah disetujui oleh

pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari/ Tanggal : Labuan, 11 Januari 2024

Labuan, 11 Januari 2024


Mahasiswa

Wildayanti

Mengetahui

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIP 199111252017042002

KATA PENGANTAR

ii
Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Mana Esa yang

selalu menyertai dan mencurahkan kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas Askeb Komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan

Remaja dan Pranikah Pada Nn K Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT “di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah Tahun

2024.

Penulis menyadari bahwa Laporan Praktik Askeb Komprehensif ini masih

jauh dari sempurna dan masih banyak keterbatasan-keterbatasan. Pada

kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang

telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini antara lain, yaitu:

1. Dr. dr. Sentot Imam Suprapto, MM, selaku Rektor Institu Ilmu Kesehatan

STRADA Indonesia yang selalu mengispirasi dan sebagai motivator dalam

selama menyelesaiakn studi.

2. Dr. Byba Melda Suhita,.S.Kep,.Ners,.M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya terhadap

program studi ini.

3. Miftakhur Rohmah, S.Keb.,Bd.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D-V dan

Profesi Kebidanan yang sangat berjasa dan telah memberikan dedikasinya

terhadap program studi ini.

4. Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes, selaku pembimbing Institusi dengan

keluasan ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai

masukan dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

iii
5. Bdn.Kartika Yulidia, S.Tr.Keb, selaku pembimbing Lahan dengan keluasan

ilmunya yang telah sabar membimbing dan memberikan berbagai masukan

dalam penyusunan Askeb Komprehensif ini.

6. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang sudah

membantu tersusun dan terselesaikannya laporan Askeb Komprehensif ini

Akhir kata peneliti menyadari bahwa laporan praktik Askeb ini masih

jauh dari kesempurnaan, akan tetapi semoga karya yang sederhana ini dapat

berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Labuan, 11 Januari 2024


Penulis

DAFTAR ISI

iv
LEMBAR JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................vii
DAFTAR TABEL...........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus....................................................................3
1.3 Manfaat.........................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................5
2.1 Konsep Dasar Teori Remaja Dan Dewasa Awal ..........................5
2.1.1 Pengertian Remaja Dan Dewasa Awal................................5
2.2 Landasan Teori Tentang Perkawinan............................................5
2.2.1 Pengertian Perkawinan........................................................5
2.3 Pengelolaan Pranikah ...................................................................7
2.4 Konsep Dasar Persiapan Pernikahan dan prakonsepsi..................7
2.4.1 Pengertia Pranikah..............................................................7
2.4.2 Promosi Kesehatan Pranikah..............................................7
2.4.3 Tes Kesehatan bagi Pasangan yang Akan Menikah............9
2.4.4 Upaya-upaya Promosi Kesehatan Pada CATIN................21
2.4.5 Upaya Preventif................................................................23
2.4.6 Upaya Kuratif....................................................................24
2.4.7 Upaya Rehabilitatif...........................................................24
2.5 Kajian Jurnal...............................................................................24
2.6 Standar Asuhan Kebidanan.........................................................25
2.6.1 Pengertian Asuhan Kebidanan..........................................25
2.6.2 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan...............................26
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................31

v
3.1 Data Dasar...................................................................................31
3.2 Analisa/Diagnosa........................................................................35
3.3 Rencana Tindakan.......................................................................36
3.4 Penatalaksanaan..........................................................................37
3.5 Evaluasi.......................................................................................38
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................40
BAB V PENUTUP........................................................................................45
5.1 Kesimpulan.................................................................................45
5.2 Saran...........................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR SINGKATAN

vi
WUS : Wanita Usia Subur

ISK : Infeksi Saluran Kemih

WHO : World Health Organization

IMS : Infeksi Menular Seksual

CATIN : Calon Pengantin

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

LILA : Lingkar Lengan.

DAFTAR TABEL
2.1 Tabel Imunisasi TT...................................................................................27

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan


Lampiran 2 Lembar SAP
Lampiran 3 Leafleat

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal

(Valentine, 2012). Tahap perkembangan dewasa awal adalah menikah lalu

membangun sebuah keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik dan

mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga negara, membuat

hubungan dengan suatu kelompok social tertentu serta melakukan suatu

pekerjaan. Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang

Wanita dan seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk ruah

tangga berdasarkan masing-masing agama (Kementrian Agama, 2013).

Berdasarkan hasil survey Kesejatan Reproduksi Remaja (SKRRI)

tahun 2015-2016 yang dilakukan oleh Badan Ousat Statistik (BPS)

meperlihatkan bahwa tingkat pengertahuan dasar penduduk mengenai ciri-ciri

puberitas sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa

subur, risiko kehamilan dan anemia relative rendah. Menurut data SKRRI

(2015-2016) menunjukkan bahwa 60% masalah para remaja serta dewasa

awal mengaku telah mempraktikkan seks pranikah. Selain itu jumlah

penderita AIDS pada usia remaja dan dewasa awal sampai September 2020

adalah sebesar 18.442 kasus.

Dalam memasuki kehidupan pernikahan akan banyak hal yang

dilakukan untuk mencapai kehidupan pernikahan yang diharapkan seperti

ruah tangga yang harmonis, memiliki anak dan tidak ada perceraian (Siti,

2013). Konseling pernikahan bermanfaat sebagai bimbingan untuk dewasa

1
awal sebelum memasuki dunia pernikahan. Bimbingan ini bisa berupa

pemeriksaan Kesehatan reproduksi, pengenalan lingkup pernikahan.

Sebesar 40% kehamilan tidak direncanakan sebelumnya dan

pemeriksaan Kesehatan sebelum hamil sangat penting agar kehamilan dapat

berjalan dengan baik namun kesadaran akan hal tersebut masih sangatv

rendah sehingga angka kesakitan dan komplikasi kehamilan masih sangat

tinggi. Selain itu Wanita baru sadar hamil jika sudah terlambat haid 1-2

minggu, sedangkan organogenesis janin mulai terjadi 17 hari setelah

fertilisasi. Setelah organogenesis, oragan tubuh terbentuk sehingga terlambat

apabila ternyata terdapat paparan zat teratogen yang berbahaya untuk janin

(Diane Fraser, 2012). Peran bidan dalam hal ini adalah memberikan edukasi

Kesehatan reproduksi serta perawatan bagi pasangan yang memiliki masalah

Kesehatan dalam konseling pernikahan (Valentine, 2012).

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi Tetanus pada bayi yang

baru lahir dengan mengimunisasi Wanita usia subur, dan juga untuk

pencegahan tetanus (Indanati, 2014). Pengetahuan pasangan mauda (calon

pengantin) mengenai imunisasi TT catin. Dari pengalaman dan penelitian

ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng

daripada yang tidak didasari oleh pengetahuan (Priyoto, 2014).

Pemeriksaan kesehatan bagi pasangan pranikah sangat penting untuk

mengetahui tingat kesehatan dari pasangan, jika ditemukan masalah

kesehatan maka dapat langsung dilakukan intervensi untuk pengobatan.

1.2 Tujuan

2
1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari studi kasus ini adalah untuk memahami dan

memperoleh gambaran dalam melakukan asuhan kebidanan Pra nikah

secara komprehensif pada Nn.K

1.2.2 Tujuan Khusus

Dalam melakukan asuhan kebidanan Remaja dan Pranikah pada

Nn”K” Usia 20 tahun diharapkan mahasiswa mampu mengetahui

tentang:

1) Melakukan pengkajian data pada Nn”K” Usia 20 tahun Dengan

Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada Nn “K”

Usia 20 tahun Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso

Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

3) Mengantisipasi masalah potensial pada Nn”K” Usia 20 tahun

Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

4) Mengidentifikasi kebutuhan segera pada Nn”K” Usia 20 tahun

Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah

5) Membuat rencana tindakan yang akan dilakukan Nn”K” Usia 20

tahun Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

3
6) Melaksanakan tindakan yang akan dilakukan pada Nn”K” Usia 20

tahun Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan

Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

7) Mengevaluasi pelaksanaan kebidanan pada Nn”K” Usia 20 tahun

Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah.

1.3 Manfaat

1. Bagi penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pranikah pada WUS.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses pembelajaran

baik teori maupun praktek.

3. Bagi pasien dan keluarga pasien

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pasangan usia subur

yang akan melangsungkan pernikahan, sehingga mereka bisa

mempersiapkan diri untuk proses prakonsepsi serta mengetahui riwayat

kesehatan mereka.

4. Bagi Profesi

Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan

merencanakan Asuhan Kebidanan Pranikah pada WUS.

5. Bagi Puskesmas

Agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap pasangan WUS yang

akan melakukan pemeriksaan untuk syarat pernikah

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori Remaja Dan Dewasa Awal

2.1.1 Pengertian Remaja dan Dewasa Awal

Masa remaja merupakan peralihan dari anak-anak ke masa

dewasa. Kehidupan remaja merupakan kehidupan yang sangat

menentukan bagi kehidupan masa depan selanjutnya (BKKBN, 2013).

Menurut Undang-Undang No. 4 Tahun 1979, remaja adalah individu

yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Dalam tumbuh

kembang remaja terdapat proses pematangan secara fisik dan mental

mempersiapkan memasuki individu dewasa dimana pada rentang 10-15

tahun pada perempuan untuk mengalami menarche dan 11-13 tahun

pada laki-laki untuk mengalami ejakulasi pertama kali (mimpi basa)

sehingga sudah dapat terjadi fertilisasi (Soetjieningsih, 2013).

Masa dewasa awal merupakan periode penuh tantangan,

penghargaan dan krisis. Tantangan yang dimiliki tesebut dapat berupa

tantangan kerja dan membentuk sebuah keluarga (Potter, 2012).

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa

latin“adolescere”yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan

yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga

kematangan sosialdan psikologis (Yani Widyastuti, 2014).

2.2 Landasan Teori Tentang Perkawinan

2.2.1 Pengertian Perkawinan

Menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang

4
perkawinan, perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang

pria dengan seorang Wanita sebagai pasangan suami istri denga tujuan

membentuk keluarga (Rumah Tangga) yang Bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas usia 19 tahun

untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan.

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi median usia

kawin pertama Wanita diantaranya yaitu factor social, ekonomi, budaya

dan tempat tinggal (desa/kota) dengan factor ekonomi menjadi paling

dominan terhadap media usia kawin pertama perempuan (bkkbn, 2012).

Dalam persiapan per konseler persiapan pernikahan meliputi

kesiapan fisik, kesiapan mental/psikologis dan kesiapan social ekonomi

yaitu:

1. Kesiapan Fisik

Secara umum, seorang individu dikatakan siap secara fisik

apabila telah selesai fase pertumbuhan tubuh yaitu sekitar usia 20

tahun.

2. Kesiapan Mental/Psikologis

Dalam sebuah pernikahan, individu diharapkan sudah merasa

siap untuk mempunyai anak dan siap menjadi orang tua termasuk

mengasuh dan mndidik anak.

3. Kesiapan Sosial Ekonomi

Dalam menjalankan sebuah keluarga, anak yang dilahirkan

tidak hanya membutuhkan kasih sayang orang tua namun juga sarana

yang baik untuk membuatnya tumbuh dan berkembang dengan baik.

5
2.3 Pengelolaan Pranikah dan Remaja

Salah satu upaya dalam menurunkan AKI dan AKB adalah pengelolaan

pranikah remaja.

a. Mengadakan Penyuluhan kepada calon pengantin tentang kehamilan yang

sehat.

b. Melakukan pemeriksaan Hb pada saat pemeriksaan Kesehatan calon

pengantin putri.

c. Melakukan penjaringan dan penanganan kasus anaemia pada remaja putri

antara lain melaluki kegiatan UKS dan Karang taruna.

2.4 Konsep dasar Persiapan Pranikah dan Prakonsepsi

2.4.1 Pengertian Pranikah

Definisi Pranikah menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

sebelum menikah. Berdasarkan perundang-Undangan Republik

Indonesia Tahun 1974 Pasal 7 ayat 1 pernikahan hanya diizinkan

apabila pihak pria mencapai usia 19 tahun dan pihak Wanita sudah

mencapai 16 tahun.

2.4.2 Promosi Kesehatan Pranikah

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian

pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang

wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa.

Masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang

berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku. Menikah

6
merupakan tahapan yang penting bagi setiap pasangan yang sudah

menemukan belahan jiwa. Setelah cukup lama saling mengenal satu

sama lain, berbagi cerita dan berusaha menyatukan ide - ide. Hubungan

akhirnya mencapai titik tertinggi. Tentulah persiapan yang matang

untuk menjadikannya sebagai saat-saat yang paling indah adalah layak

untuk dilakukan. Waktu, tenaga dan dana yang besar diberikan untuk

melakukan persiapan pernikahan. Kesibukan menjelang pernikahan

tidak hanya dirasakan oleh pasangan yang akan menikah namun pihak

keluarga juga dibuat pusing olehnya.

Namun seringkali ada yang luput dari list persiapan pra nikah.

Selain persiapan pesta pernikahan, sudah sewajarnya pasangan

mempersiapkan diri untuk menghadapi bahtera rumah tangga yang akan

dijalaninya. Pernikahan tidak semudah apa yang diceritakan oleh

cerita-cerita dongeng putri ketika masih kecil. Putri yang cantik dan

baik hati yang bertemu dengan pangeran yang tampan akhirnya

menikah dan bahagia selama hidupnya (“happily ever after”).

Jika dalam istilah menikah itu harus dipersiapkan lahir batin, yang

juga harus diperhatikan dan dimasukkan ke dalam list pra-nikah adalah

persiapan kesehatan pasangan. Tidak hanya sehat secara fisik yang

harus diperhatikan namun juga sehat menurut definisi yang luas.

Berdasarkan definisi sehat menurut Badan Kesehatan Dunia

(WHO) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh

dan tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan. Jadi

kesehatan pasangan pra nikah penting sekali untuk mendukung

7
tercapainya pernikahan yang langgeng sampai hari tua. Pernikahan

yang bisa saling mengisi dan beradaptasi, bisa mengatasi masalah yang

dihadapinya dengan bijaksana dan dewasa.

Idealnya tes kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum

dilakukan pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan

kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat

pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka pengobatan dapat

dilakukan setelah menikah.

2.4.3 Tes Kesehatan bagi Pasangan yang akan Menikah

Pre-Marital Screening atau Pre-Marital Check Up terdiri atas

beberapa kelompok tes yang dirancang untuk mengidentifikasi adanya

masalah kesehatan saat ini atau masalah kesehatan yang akan muncul di

kemudian hari saat pasangan hamil dan memiliki anak. Rangkaian

pemeriksaan kesehatan tersebut adalah sebagai berikut.

a. Persiapan Fisik

1. Pemeriksaan status kesehatan

1) Pemeriksaan fisik / klinis lengkap

Di antara manfaat pemeriksaan fisik lengkap adalah

untuk mengetahui status tekanan darah seseorang. Tekanan

darah yang normal adalah salah satu kunci kesehatan.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi berbahaya saat

perempuan hamil, karena dapat menyebabkan pertumbuhan

janin terhambat.

Pemeriksaan fisik juga bisa mendeteksi gejala

8
obesitas, karena obesitas dapat mempengaruhi tingkat

kesuburan. Obesitas selama kehamilan dapat menyebabkan

munculnya beberapa resiko seperti diabetes, pre-eklampsia,

infeksi saluran kemih, sulit untuk melahirkan tepat waktu,

juga meningkatkan resiko keguguran dan kesulitan saat

melahirkan.

2) Pemeriksaan darah rutin

Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar

hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan

faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu perlu

mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia,

juga perlu mengetahui adanya ganguan faktor pembekuan

darah. Dari hasil pemeriksaan darah dapat diketahui

kondisi kadar kolesterol tinggi yang meningkatkan resiko

penyakit jantung koroner dan stroke.

3) Pemeriksaan gula darah

Dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa, dapat

mengetahui adanya diabetes mellitus, atau adanya kelainan

yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus, seperti

intoleransi glukosa. Ibu hamil yang menderita diabetes tidak

terkontrol dapat mengalami beberapa masalah seperti janin

yang tidak sempurna atau cacat, hipertensi, hydramnions

atau meningkatnya cairan ketuban, meningkatkan resiko

kelahiran prematur, serta macrosomia –yaitu bayi menerima

9
kadar glukosa yang tinggi dari Ibu saat kehamilan sehingga

janin tumbuh sangat besar.

4) Golongan darah dan rhesus

Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau

tiadanya substansi antigen-D pada darah. Rhesus positif

berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus negatif

berarti tidak ada antigen-D. Kebanyakan warga bangsa Asia

memiliki rhesus positif (+), sedangkan kebanyakan warga

bangsa Eropa memiliki negatif (-). Banyak pasangan suami

istri tidak mengetahui rhesus darah pasangan masing-

masing. Padahal, jika rhesus mereka bersilangan, bisa

mempengaruhi kualitas keturunan. Jika seorang perempuan

(rhesus negatif) menikah dengan laki-laki (rhesus positif),

bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk memiliki

rhesus negatif atau positif.

Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada

masalah. Tetapi, jika bayi memiliki rhesus positif, masalah

mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila ternyata

kehamilan yang kedua merupakan janin yang memiliki

rhesus positif, kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi

antirhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah

janin. Sebaliknya, tidak masalah jika perempuan memiliki

rhesus positif dan lelaki rhesus negatif.

Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi

10
bukan bergolongan darah O adalah salah satu faktor resiko

jaundice atau kuning pada bayi (ABO Incompatibility). Bila

diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu

memiliki rhesus negatif (-), akan menimbulkan

inkompatibilitas rhesus yang bisa mengakibatkan kematian

pada janin. Dengan mengatahui rhesus sebelum hamil,

dokter dapat segera mengatasinya.

5) Urinalisis lengkap

Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa

diketahui adanya infeksi saluran kemih (ISK) dan adanya

kondisi darah, protein, dan lain-lain yang menunjukkan

adanya penyakit tententu. Penyakit ISK saat kehamilan

beresiko baik bagi ibu maupun bayi, seperti kelahiran

prematur, berat janin yang rendah, bahkan resiko kematian

saat persalinan.

b. Kedua, pemeriksaan penyakit hereditas

Yang dimaksud dengan penyakit hereditas adalah yang

diturunkan dari orangtua. Calon pengantin harus memiliki

pemahaman bahwa bila orangtua atau garis keturunannya

mengidap penyakit genetik, maka anak yang akan lahir nanti bisa

beresiko mengidap penyakit yang sama. Pemeriksaan ini meliputi:

1. Thalasemia

Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah.

Penderita penyakit ini tidak mampu memproduksi hemoglobin

11
yang normal. Thalasemia telah menjadi salah satu isu kesehatan

di Indonesia karena 3 – 10 % populasi di Indonesia adalah

carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 % adalah

pembawa gen thalasemia alfa.

Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka

kelahiran 23 per mil dari total populasi 240 juta jiwa di

Indonesia, maka diperkirakan terdapat 3.000 bayi penderita

thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000

pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh

lebih rendah dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia

di Indonesia yang tidak terdata.

Talasemia mayor merupakan jenis talasemia yang

disebabkan “sifat” darah yang dibawa kedua orang tua. Penyakit

ini membuat seseorang menjadi tergantung pada transfusi darah

dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain, talasemia minor

tidak menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup

normal, tapi ia tetap membawa “sifat” penyakit talasemia dalam

tubuhnya. Jika kedua orang tua mengidap talasemia minor, 25 %

kemungkinan anaknya akan mengidap talasemia mayor, 50 %

akan mengidap talasemia minor, dan 25 % akan normal.

Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia

minor, 50 % kemungkinan si anak akan mengidap talasemia

minor dan 50 % akan normal. Rumus penurunan talasemia

berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino. Dengan

12
pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang

akan muncul dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.

2. Hemofilia

Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat

membeku dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan

darah pada seorang penderita hemofilia tidak secepat dan

sebanyak orang lain yang normal. Penderita hemofilia lebih

banyak membutuhkan waktu untuk proses pembekuan darahnya.

3. Sickle Cell Disease

Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel

sabit, merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mudah

pecah sehingga menyebabkan anemia. Secara statistik penyakit

ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika, Timur Tengah dan

beberapa kasus di Asia, terutama India.

c. Ketiga, pemeriksaan penyakit menular

Beberapa penyakit menular bisa terdeteksi melalui

pemeriksaan pranikahdi antaranya adalah:

1. HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)

Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di

dunia yang terinfeksi HIV, dimana 95% diantaranya berada di

negara berkembang seperti sub-sahara Afrika dan Asia

Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI,

pada tahun 2019 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah

ini jauh lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Untuk

13
penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan sebanyak 1,8 milyar

manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami

infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia

terinfeksi virus Hepatitis C.

Penyakit HIV, Hepatitis B dan C adalah penyakit yang

mengancam jiwa manusia. Infeksi virus ini dapat ditularkan

melalui darah, hubungan seksual dan cairan tubuh.

Penularan HIV juga bisa melalui transfusi darah dan

transplantasi organ tubuh. Sedangkan penularan virus Hepatitis

B dan C rentan terjadi pada pemakai obat-obatan terlarang

melalui jarum suntik. Pemeriksaan tiga jenis penyakit infeksi

ini sangat penting karena virus-virus ini dapat ‘diam’ atau

‘tidur’ dalam jangka waktu yang lama tanpa menunjukkan

gejala apapun. Menikah dengan seseorang yang membawa

virus ini beresiko membahayakan pasangan dan juga calon

bayi.

Jika seorang laki-laki mengidap hepatitis B dan akan

menikah, calon istrinya harus memiliki kekebalan terhadap

penyakit ini. Caranya adalah dengan mendapatkan imunisasi

hepatitis B. Inilah manfaat pemeriksaan kesehatan pranikah.

2. TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes

Simplex Virus).

Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi

penyakit yang bisa menyebabkan gangguan pada kesuburan

14
laki-laki maupun perempuan. Tubuh yang terinfeksi TORCH

dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam

kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan

keguguran, bayi lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan

pada bayi.

3. Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit

syphilis) dan IMS.

Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-

penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan seksual —

sexually transmitted infections (STI), infeksi saluran reproduksi

(ISR) atau infeksi menular seksual (IMS), selain dapat

mendeteksi adanya penyakit tersebut, juga sekaligus bisa

melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya hidup menjadi

lebih sehat.

Penyakit seperti chlamydia, gonorrhea, dan HPV atau

Human papillomavirus, herpes, penyakit ini semua dapat

menimbulkan masalah kesuburan dan masalah saat kehamilan.

Jika salah satu calon pengantin atau keduanya menderita

ISR/IMS/STI, sebelum menikah ia harus berobat dulu sampai

sembuh.

Sebuah survei yang dilakukan Durex, mengungkapkan

fakta bahwa 21 % masyarakat Indonesia tidak mengetahui

apakah pasangan mereka pernah mengidap infeksi menular

seksual (IMS) atau tidak. Sekitar 27 % laki-laki tidak

15
mengetahui bahwa pasangan mereka pernah menderita IMS dan

hanya 13 % perempuan yang tidak mengetahui bahwa

pasangannya pernah mengidap IMS.

d. Keempat, pemeriksaan yang berhubungan dengan organ

reproduksi dan kesuburan.

Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ

reproduksi dan kesuburan ini dilakukan baik untuk laki-laki

maupun untuk perempuan.

1. Untuk Perempuan

Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar

diketahui kondisi rahim, saluran telur dan indung telur.

Pemeriksaan lebih lanjut seperti HSG (Hysterosalpingogram)

untuk mengetahui kondisi tuba falopii dan adakah sumbatan

akibat kista, polip endometrium, tumor fibroid, dan lain-lain.

Pemeriksaan selanjutnya diperlukan untuk perempuan

yang siklus haidnya tidak teratur atau sebaliknya berlebihan.

Hormon yang diperiksa misalnya hormon FSH (follicle

stimulating hormone), LH (lutenizing hormone) dan Estradiol

(hormone estrogen).

2. Untuk laki-laki

Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan

penis, skrotum, prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon

16
FSH yang berperan dalam proses pembentukan sperma serta

kadar hormon testosteron. Dapat dilakukan juga analisis semen

dan sperma.

e. Kelima, pemeriksaan tambahan

Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas, diperlukan

juga beberapa pemeriksaan dan tindakan kesehatan lainnya,

seperti :

1. Alergi

Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi.

Alergi adalah sistem kekebalan tubuh yang bereaksi di luar

normal terhadap beberapa substansi (alergen) yang tidak

berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan

seseorang memiliki alergi adalah karena faktor keturunan,

walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat alergi

akan menurunkannya kepada anak-anaknya. Penting untuk

membuat daftar hal-hal yang memicu alergi dari kedua

pasangan terutama bila pasangan ada yang pernah

mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan

kematian.

2. Vaksinasi Dewasa

Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan

adalah vaksin hepatitis B, tetanus, MMR (Measles, Mumps,

Rubella), varisela (cacar air), influenza, serta vaksin dewasa

lainnya sesuai jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh

17
petugas Satgas Imunisasi Dewasa.

f. Keenam, pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan calon ibu

Selain pemeriksaan di atas, ada lima pemeriksaan yang

juga direkomendasikan untuk dilakukan oleh calon pengantin

perempuan karena mereka akan menjadi calon ibu, juga

penting dilakukan oleh para ibu yang sudah memiliki anak,

yaitu:

1. Pemeriksaan periodontal

Pemeriksaan ini meliputi pembersihan rutin dan

pemeriksaan gusi untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap

sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit. Bagian yang

diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta

kemungkinan adanya peradangan di sekitar gusi.

Hal ini menjadi penting karena perempuan yang

memiliki penyakit gusi berisiko 7 kali lipat lebih tinggi

melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil lebih rentan

mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan

hormon. Karenanya ibu hamil harus lebih sering

memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap 3-4 bulan sekali,

terutama jika sering mengalami gusi berdarah.

2. Pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH)

Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah kadar

hormon tiroid seseorang kurang aktif (hipotiroid) atau justru

terlalu aktif (hipertiroid). karena kadar hormon ini bisa

18
mempengaruhi kesehatan perempuan. Pemeriksaan ini

penting karena gangguan tiroid dapat mengganggu

kesempatan seseorang untuk hamil, misalnya perempuan

yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses

ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko

keguguran atau kelahiran prematur.

3. Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood

count/CBC)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi

seberapa baik sumsum tulang belakang dan sistem

kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi, hal

ini menunjukkan adanya infeksi. Jika kadar hemoglobin

rendah, menunjukkan adanya anemia, dan jika kadar

platelet rendah menunjukkan adanya masalah dalam

pembekuan darah.

Setelah seseorang perempuan memiliki anak,

cenderung memiliki periode menstruasi yang berat sehingga

membuat seseorang rentan terhadap anemia. Selain itu

untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah

komponen darahnya.

4. Pap smear

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi perubahan

prakanker atau kanker pada leher rahim. Biasanya dokter

akan mengambil sedikit sampel cairan di leher rahim dan

19
memeriksakannya di laboratorium. Pemeriksaan ini penting

dilakukan oleh perempuan yang sudah menikah. Deteksi

dini bisa menjegah kondisi yang lebih serius seperti kanker

leher rahim.

5. Pemeriksaan Kepadatan Mineral Tulang

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui

kepadatan mineral tulang yang dapat memicu osteoporosis.

Kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dan lemah. Untuk

memeriksanya biasanya digunakan mesin yang disebut

dengan dual energy photon absorptiometer (DEXA).

Pemeriksaan ini lebih penting lagi untuk dilakukan bagi

perempuan yang memiliki riwayat osteoporosis, atau

mengkonsumsi obat tiroid dan steroid.

Masalah bisa bertambah parah saat seorang ibu

menyusui. Jika ia tidak mendapatkan kalsium yang cukup,

maka tubuh akan mengambilnya dari tulang dan diberikan

pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah

kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah

berkurang.

2.4.4 Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah

Menurut Pratiwi 2012, upaya-upaya promosi kesehatan pada

pasangan pranikah sebagai berikut:

a. Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

20
Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya

dengan alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang

sebenarnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Al ini sering tejadi

pada wanita yang sibuk dengan program diet nya yang nanti akan

berdampak pada psikologisnya untuk itu penyuluhan tentang gizi

seimbang sangat diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi.

2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada


pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. Karena
fakta membuktikan banyak pasangan yang bercerai karena
kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini
dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan
tentang kesehatan reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual),
cara dan waktu berhubungan yang sehat, dan lain-lain.
3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi

pasangan pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama

wanita lebih sering melakukan perawatan yang terdiri dari

perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll. Tetapi hal

ini terkadang tergantung pada budaya masing-masing daerah.

4. Imunisasi CATIN

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama

pada wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani,

apabila nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat

persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan

perdarahan postpartum.

21
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap

penyakit tetatus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi

TT untuk mencapai kekebalan penuh.

Dosis Saat pemberian % Lama perlindungan


perlindungan
TT 1 Pada saat kunjungan pertama atau sedini 0% 1 Tahun
mungkin pada kehamilan.
TT II 80% 2 Tahun
TT III Minimal 4 minggu setelah TT I 95% 5 Tahun

TT IV Minimal 6 minggu setelah TT II atau 99% 10 Tahun


selama kehamilan berikutnya.
TT V 99% Selama seumur
Minimal setahun setelah TT III kehamilan hidup
berikutnya.

Minimal setahun setalah TT kehamilan


berikutnya

Imunasasi TT 5 kali untuk kesadaran penuh

TT 1 Langkah awal untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap infeksi


TT 2 4 minggu setelah TT 1 untuk menyempurnakan kekebalan
TT 3 6 bulan atau lebih setelah TT 2 untuk menguatkan kekebalan
TT 4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk meneluarkan kekebalan
TT 5 1 tahun atau lebih setelah TT4 untuk mendapat kekebalan penuh

2.4.5 Upaya Preventif

1. Pemeriksaan papsmear

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

seseorang itu terjangkit kanker serviks. Dapat disarankan pada

pasangan melakukan pemeriksaan ke laboratorium atau ke rumah sakit

22
2. Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya

seseorang menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus

rubella virus toxoplasma dan sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya

dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu

yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat

dilakukan penanggulangan permasalahannya.

2.4.6 Upaya kuratif

Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan

menikah dengan memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan

pada pasangan kalau terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak

dapat menikah dan menjalani hidup sebagai seorang istri Perbaikan

nutrisi pada pasangan pra nikah untuk memperbaiki tingkat kesuburan

pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

2.4.7 Upaya Rehabilitatif

Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat

mengenai perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan

perawatan pada wanita yang akan menikah dan telah menjalani

pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan mental.

Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat

menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.

2.5 Kajian Jurnal

Jurnal 1

Judul

23
- Dukungan Keluarga Terhadap Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan

Pranikah sebagai Upaya Keharmonisan Keluarga di Desa Sragen Kecamatan

Geger Kabupaten Madiun

Penulis

- Ika Kurnia Fitriani

Isi

- Pernikahan adalah ikatan cinta suci serta komitmen anatara laki-laki dan

perempuan sebagai suami istri, yang dengannya diperolehkan hubungan

intim san sebagai salah satu institusi agama yang bertujuan menjaga

kelangsungan kehidupan manusia dibumi.

Jurnal 2

Judul

- Upaya Peningkatan Kesehatan Reproduksi Calon Pengantin Melalui

Bimbingan Pranikah.

Penulis

- Riza Umami

Isi

- Terbangunya sebuah bangsa diawali dari keluaraga yang sehat dan

sejahtera. Terbentuknya sebuah keluarga diawali oleh pernikahan. Maslaah

dalam perkawinan dapat menyebabkan kerutuhan kehidupan rumah tangga

berkaitan dengan hal tersebut, Kesehatan reproduksi memegang peranan

penting pada pasangan baru pengantin untuk menghasilkan keturunan maka

dari itu salah satu cara yang dilakuan untuk mematangkan calon pengantin

24
melalui bimbingan Pranikah.

2.6 Standar Asuhan Kebidanan

2.6.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecah masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan

tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang

terfokus pada klien.

2.6.2 Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Menurut Varney

a) Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap

dan akurat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien

secara keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

1) Data subjektif/anamnesa
Nama : untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.

Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas

Suku/bangsa : untuk mengetahui adat istiadat sehingga

mempermudah dalam melaksanakan tindakan kebidanan.

Agama : untuk memperoleh informasi tentang

agama yang dianut

Pendidikan : untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan

atau dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan

menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan.

Pekerjaan : untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah

dalam pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.

25
2) Data Objektif

(1) Keadaan umum : bagaimana keadaan pasien

(2) Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah pasien.

Nadi : untuk mengetahui nadi pasien

Respirasi : untuk mengetahui respirasi Pasien

Suhu : untuk mengetahui suhu pasien

3) Pemeriksaan fisik

Kepala : untuk mengetahui warna dan kebersihan kepala.

Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada

wajah.

Mata : untuk mengetahui sclera dan konjungtiva

Hidung : untuk mengetahui adanya pengeluaran sekrey dan

kelainan di hidung.

Telinga : untuk mengetahui adanya pengeluaran serumen

Mulut : untuk mengetahui gigi, dan bibir dalam keadaan

normal.

Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar

tiroid , limfa, dan vena junggularis.

Payudara : untuk mengetahui bentuk, ukuran keadaan putting.

Abdomen : untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal.

Genetalia : untuk mengetahui adanya varices, tanda-tanda

infeksi dan pengeluaran pada vagina.

26
Anus : untuk mengetahui adanya hemoroid

Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya

varices.

4) Pemeriksaan penunjang lab

Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat

kelainan pada saat pemeriksaan.

b) Interprestasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan tindakan identifikasi yang benar

terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan

interprestasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data

dasar yang telah dikumpulkan diidentifikasi sehingga ditemukan

masalah atau masalah yang spesifik. Interprestasi data terdiri dari

diagnose kebidanan, diagnose masalah dan diagnosa kebutuhan.

Interprestasi data pada adalah

1) Diagnosa kebidanan

Merupakan diagnose yang ditegakkan bidan dalam lingkup

praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenlaktur diagnosa

kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa

pernyataan pasien tentang sering lelah, lesu, lemas, lunglai.

Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik dan

ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa

kebidanan ditulis dengan lengkap berdasarkan anamnesa,

pemeriksaan fisik, dan data penunjang.

27
2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman

klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

diagnosis.

3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan

belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang

didapatkan dengan melakukan analisis data.

c) Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial

Diagnosa potensial ditegakan berdasarkan diagnose atau

masalah yang telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya

merumuskan masalah tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi

agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.

d) Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera

dilakukan oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta

melakukan rujukan terhadap penyimpangan abnormal.

e) Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh

dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa

yang telah diidentifikasi atau diantidipasi . rencana harus mencakup

setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesahatan dan

disetujui oleh kedua belah pihak.

28
f) Pelaksanaan Langsung Asuhan Dengan Efisien dan Aman

Langkah ini merupakan pelaksaan dari rencana asuhan secara

efesien dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan

atau anggota tim kesehatan lainnya.

g) Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan.

Pendokumentasian (SOAP)

1. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data

klien melalui anamnesis sebagai langkah pertama.

2. Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik


klien, hasil laboratorium dan uji lain yang diirumuskan dalam data
focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.
3. Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan

interprestasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosis atau masalah

b. Antisipasi diagnosis/masalah potensial

c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter.

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan

penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif,

tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan,

dukungan, kolaborasi, evaluasi dari rujukan.

29
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA DAN PRANIKAH PADA Nn K USIA


20 TAHUN DENGAN SUNTIK TT DI POLI KIA PUSKESMAS SINTUVU
ROSO LABUAN KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH

1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBYEKTIF
Anamnesa dilakukan Oleh : Bidan Wildayanti

Di Ruang : Poli KIA Puskesmas Labuan

Tanggal : 11 Januari 2024

Pukul : 10.00 Wita

1.1.1 Identitas Klien Calon Suami


Nama Klien : Nn K Nama Klien : Tn. S
Umur : 20 Tahun Umur : 23 Tahun
Suku/bangsa : Bare’e/Indo Suku/bangsa : Bare’e/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum bekerja Pekerjaan : Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : Rp.1.500.000
Alamat : Ds.Labuan Alamat : Ds.Labuan

1.1.2 Alasan kunjungan saat ini

- Ingin melengkapi persyaratan Pernikahan

1.1.3 Keluhan Utama

- Pasien mengatakan ingin suntik TT yang diwajibkan sebagai

persyaratan pernikahan.

1.1.4 Riwayat Menstruasi

30
a. Menarche : 13 tahun

b. Siklus mestruasi : 28 hari (teratur)

c. Lamanya : 4-6hari

d. Banyaknya darah : ± ganti pembalut 3 X/hari

e. Dysmenorhoe : Ya, sebelum mestruasi.

f. Flour albus : Ya, Sebelum menstruasi

Bila ya : √ Warna putih/kuning/kehijauan/coklat



Warna bening

√ Berbau Gatal

1.1.5 Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit keturunan : Tidak ada

Jika ada, sebutkan : Tidak ada

b. Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Jika ada, sebutkan :-

1.1.6 Riwayat Kesehatan yang lalu

a. Penyakit menahun : Ya Tidak



b. Penyakit Menurun : Ya Tidak

c. Penyakit menular : Ya Tidak

1.1.7 Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

a. Kebiasaan/upacara adat istiadat : ngunduh mantu

b. Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak ada

c. Kebiasaan keluarga yang menunjang : Tidak ada

d. Dukungan keluarga yang lain : Keluarga memberi

31
dukungan.

1.1.8 Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola nutrisi : 3 x/hari, Menu seimbang √ Ya Tidak

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

b. Pola eliminasi: 5 BAK x/hari ,BAB Rutin √ Tidak rutin

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

c. Pola Istrahat tidur : Malam : 8 jam/hari

Siang : 2 jam/hari

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

d. Pola Aktivitas : √ Ringan Berat

Keluhan yang dirasakan : sering pusing dan mudah lelah.

e. Perilaku Seksualitas : √ Pernah Tidak pernah

Keluhan yang dirasakan : nyeri saat pertama kali melakukan

hubungan seksual.

f. Perilaku Kesehatan

Obat-obatan terlarang : Ya √ Tidak

Jamu : Ya √ Tidak

Rokok : Ya √ Tidak

Alcohol : Ya √ Tidak

g. Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi : 3 kali/hari, keramas 3 kali

seminggu.

Ganti celana dalam dan pembalut : 3 kali/hari


Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

32
1.1 DATA OBYEKTIF

1.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis
 TD : 100/60 mmhg
 Suhu : 36,6°c
 Nadi : 80x/m
 RR : 24x/m
 BB : 48 kg
IMT : Kurus √ Normal Gemuk
Obesitas
 TB : 150 cm
 LILA : 24 cm
1.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Kepala

Rambut : √ Merata Tidak merata

Bentuk : √ Simetris Tidak Simetris

Kebersihan : √ Bersih Kotor

d. Muka

Conjungtiva : Anemis √ Normal

Sklera : Ikterus √ Normal

e. Mulut dan Gigi : Bibir : Kering Pucat

√ Normal.

Lidah : √ Bersih Kotor

Gigi : Karies √ Bersih

f. Hidung : Simetris : √ Ya Tidak

Sekret : √ Ada Tidak ada

33
Kebersihan : Ya Tidak

g. Leher :

Pembesaran vena jugularis: Ya √ Tidak

Pembesaran Kelenjar Thyroid: Ya √ Tidak

Pembesaran kelenjar getah bening: Ya √ Tidak

f. Dada : Pembesaran/benjolan : Ya √ Tidak

Ronchi Wheezing.

b. Perut : Pembesaran Ya √ Tidak

Riwayat Bedah Ya √ Tidak

Mereorismus.

c. Ekstremitas atas dan bawah : Odema : Ya √ Tidak

Varises : Ya √ Tidak

1.2.3 Pemeriksaan Laboratorium

- Hb : 11,9 gr/dl
- AntiHIV : Non Reaktif
- Golongan darah : B
- HBSAG : Negatif
- Planotest : Negatif
1.2.4 Pemeriksaan Penunjang

- Tidak dilakukan pemeriksaan

II ANALISA/DIAGNOSA

- Nn K usia 20 tahun Dengan Suntik TT

III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL

- Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA/KOLABORASI

- Tidak ada

34
V. INTERVENSI
Tanggal : 11 Januari 2024
1. Bina Hubungan Saling Percaya

Rasional: agar terjadi hubungan saling percaya antara bidan dengan

klien, sehingga klien lebih kooperatif.

2. Jelaskan hasil pemeriksaan

Rasional: agar klien mengetahui keadaannya saat ini.

3. Beri informasi kepada klien tentang manfaat suntik TT

Rasional: Prosedur yang diperlukan sebagai persiapan pernikahan, untuk

mencegah penyakit serius pascamenikah.

4. Memberitahu tentang efek samping setelah penuntikan TT

Rasional: Area penyuntikan yang memerah, membengkak dan sedikit

nyeri keluhan ini bisa berlangsung selama 2-3 hari pascavaksinasi.

5. Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi

seperti daging dan sayuran hijau.

Rasional: untuk memenuhi kebutuhan zat besi.

6. Berikan tablet Fe

Rasional: Untuk meningkatkan oksigenasi dalam sel menjadi lebih baik,


metabolism meningkat dan fungsi sel akan optimal sehingga daya serap
makanan menjadi lebih baik.
7. Berikan suplement Asam Folat 5gr/hari/oral
Rasional: untuk merangsang pembetukan sel darah merah.
8.Arahkan pasien ke poli Remaja
Rasional: untuk mendapatkan konseling berupa informasi tentang gizi,sex
education dan personal hygine
9.Melakukan pendokumentasian

35
VI PENATALAKSANAAN

Tanggal : 11 Januari 2024 Jam : 10.10 Wita

1. Membina hubungan saling percaya dengan menjelaskan pada klien

dengan lembut dan menggunakan kalimat sederhana.

Hasil : Klien kooperatif

2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu

Hasil: TD: 100/60 mmhg, N: 84x/m, S : 36,7°c. R: 20x/m, tes Hb yang

normal 10,9 gr/dl.

- Pasien mengetahui dan mengerti hasil pemeriksaannya

3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau, buah , daging,

ikan dan istrahat yang cukup.

Hasil : pasien mengerti dan mau melakukan anjuran bidan.

4. Menjelaskan tentang manfaat suntik TT menggunakan bahasa yang

sederhana.

Hasil : pasien mengerti

5. Memberitahu efek samping setelah penyuntikan TT

Hasil : Pasien mengerti.

6. Memberikan Suntikan TT

Hasil : sudah diberikan

7. Memberikan ibu tablet Fe yang diminum 1 butir/hari pada malam hari.


Hasil : pasien mengerti
8. Memberikan Suplement Asam folat 5gr/hari/oral

Hasil : pasien mengerti

8 Mengarahkan pasien ke poli Remaja

36
Hasil: pasein setuju untuk ke poli Remaja
9.Melakukan Pendokumentasian

Hasil : sudah dilakukan pendokumentasian.

VII EVALUASI

Tanggal : 11 Januari 2024 Jam : 10.15 Wita

Subyektif Obyektif Assestment Planning


- Klien mengatakan - Kesadaran: Composmentis Nn K Usia 20 1.Membina hubungan saling percaya dengan

ingin suntik TT - TD : 100/60 mmhg Tahun dengan


menjelaskan pada klien dengan lembut
yang diwajibkan - Suhu : 36,7°c Suntik TT
dan menggunakan kalimat sederhana.
sebagai persyaratan - Nadi : 84x/m

pernikahan. - RR : 20x/m Hasil : Klien kooperatif

2.Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu

Hasil: TD: 100/60 mmhg, N: 84x/m, S:

36,7°c. R: 20x/m, tes Hb:10,9 gr/dl,

AntiHIV: Non Reaktif, HBSAG: Negatif

HCG: Negatif

- Pasien mengetahui dan mengerti hasil

pemeriksaannya

3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi

sayuran hijau, buah , daging, ikan dan

istrahat yang cukup.

Hasil : pasien mengerti dan mau

melakukan anjuran bidan.

4. Menjelaskan tentang manfaat suntik TT

menggunakan bahasa yang sederhana.

Hasil : pasien mengerti

5. Memberitahu efek samping setelah

penyuntikan TT

37
Hasil : Pasien mengerti.

6.Memberikan ibu tablet Fe yang diminum 1

butir/hari pada malam hari.

Hasil : pasien mengerti

7. Memberikan Suplement Asam folat

5gr/hari/oral

Hasil : pasien mengerti

8 Mengarahkan pasien ke poli Remaja


Hasil : pasein setuju untuk ke
poli Remaja
9.Melakukan Pendokumentasian

Hasil : sudah dilakukan

pendokumentasian.

38
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan kebidanan Remaja

dan Pranikah pada bayi Nn K Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT di poli KIA

Puskesmas Labuan menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney

yang terdiri dari 7 langkah yaitu, pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa

atau masalah aktual, identifikasi diagnosa atau masalah potensial, perlunya

tindakan segera atau kolaborasi, merencanakan asuhan yang menyeluruh,

melaksanakan perencanaan, dan evaluasi. Adapun penatalaksanaannya adalah

sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dasar

Pada langkah ini kita menghimpun informasi tentang klien atau

orang yang meminta asuhan dan memilih informasi yang tepat diperlukan

analisa. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:

1) Anamnesa, meliputi:

Melakukan tanggung jawab untuk memperoleh data meliputi,

biodata pasien, keluhan utama waktu masuk, riwayat penyakit, riwayat

menarche, Pola kebiasaan sehari-hari.

2) Pemeriksaan Fisik, meliputi:

Keadaan umum pasien, tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik yang

dilakukan secara inspeksi, palpasi dan dilakukan pemeriksaan penunjang

bila perlu.

Pada tahap pengkajian dengan teori Pendidikan kesehatan

merupakan bagian dari promosi kesehatan, dan merupakan suatu disiplin ilmu

39
pendidikan yang berwawasan luas. Menurut Green & Keruter (2013),

pendidikan kesehatan merupakan proses yang menghubungkan informasi

kesehatan dengan praktek kesehatan. Kasus pranikah ini yaitu Nn. K Usia 20

Tahun dimana usianya telah cukup bila akan menikah. Adapun upaya

kesehatan bagi pranikah yaitu upaya preventif penyuluhan gizi, sex education,

personal hygine, dan imunisasi catin. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi

kesenjangan antara teori dan kasus nyata.

2. Identifikasi diagnosa atau masalah aktual

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang

benar atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan

diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada kasus

pranikah Nn K Usia 20 Tahun ingin suntik TT sebagai persyaratan

Pernikahan. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

kasus nyata.

3. Identifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa yang

sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila masalah potensial terjadi.

Pada kasus pranikah pada Nn K Usia 20 Tahun telah dilakukan

pemeriksaan fisik dan melakukan pemeriksaan laboratorium sehingga

masalah potensial tidak muncul. Hal ini dikarenakan penanganan yang tepat

40
dan baik Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan

kasus nyata.

4. Langkah IV (Perlunya tindakan segera atau kolaborasi)

Beberapa menunjukkan situasi yang tidak memerlukan tindakan

segera menunggu instruksi dokter. Bidan mengevaluasi situasi setiap pasien

untuk menentukan asuhan yang paling tepat. Pada kasus Pranikah tidak

diperlukan adanya tindakan segera.

Pada kasus pranikah pada Nn K Usia 20 tahun ingin suntik TT

persyaratan sebelum pernikahan tidak dilakukan kolaborasi, karena

pemeriksaan dan education pranikah tidak memerlukan tindakkan segera.

Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus nyata

dilapangan.

5. Langkah V (Merencanakan asuhan yang menyeluuh)

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manjemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi dan pada langkah ini reformasi data yang tidak

lengkap bisa dilengkapi. Perencanaan ini disusun berdasarkan diagnosa,

masalah dan kebutuhan. Pada kasus remaja dan pranikah asuhan yang

dilakukan adalah observasi KU, melakukan pemeriksaan Lab, education seks,

kebiasaan sehari-hari yang bertujuan untuk memantau Kesehatan CATIN.

Pada kasus pranikah pada Nn K Usia 20 tahun ingi suntik TT untuk

syarat pernikahan perencanaan yang dilakukan antara lain:,observasi KU

CATIN dan tanda-tanda vital, Education tentang seks, persiapan pranikah,

41
melakukan penyuntikkan Imunisasi TT, Memberika Therapy tablet Fe,

Memberikan informasi dan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada

CATIN dan keluarga. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan kasus nyata.

6. Langkah VI (Melaksanakan perencanaan dan penatalaksanaan)

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau

anggota kesehatan yang lain. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri

tetapi dia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya

sehingga dapat meningkatkan mutu Kesehatan CATIN. Pada tahap ini penulis

tidak menemukan hambatan-hambatan yang berarti karena adanya kerjasama

dan penerimaan yang baik dari keluarga pasien dan dukungan dari petugas

Kesehatan.

Pada kasus pranikah pada Nn K Usia 20 tahun dengan konseling

pernikahan penatalaksanaan yang dilakukan pada tanggal 11 Januari 2024

adalah cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan, mengobservasi KU dan

TTV, memberikan education tentang seks, melakukan penyuntikan vaksin TT,

memberi informasi pentingnya suntik TT sebelum pernikaha, Memberikan

Informasi efek samping setelah dilakukan penyuntikan, melakukan cek

laboratorium. Sehingga pada tahap ini tidak terjadi kesenjangan antara teori

dan kasus nyata.

42
7. Langkah VII. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses manajemen asuhan

kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang

diberikan kepada klien dengan berpedoman pada tujuan dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Hasil evaluasi setelah penanganan pada pranikah adalah dengan

melakukan pemriksaan keadaan umum CATIN, melakukan pemeriksaan

Laboratorium tanggal 11 Januari 2024 Pukul 10.40 Wita, Hb: 10,9mg/dl,

AntiHIV : Non Reaktif, HBSAG : Negatif, KU baik, serta melakukan

penyuntikan TT dengan dosis 0,5mil dilengan sebelah kanan.

Dari hasil yang diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

asuhan kebidanan yang diterapkan tidak tecapai semua sehingga pada hasil

evaluasi ini terjadi kesenjangan dimana hasil evaluasi dari asuhan yang

diberikan tidak semuanya berhasil berdasarkan tujuan yang diberikan.

43
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan

management menurut varney pada Pranikah dapat disimpulkan:

1. Pengkajian pada Nn K Usia 20 Tahun Dengan Dengan Suntik TT Data

Subjektif dan Objektif tidak terdapat kesenjangan antara teori dan di

lahan praktek.

2. Interprestasi data pada Nn K Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT di

Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

3. Menentukan masalah potensial pada Nn K usia 20 tahun Dengan Suntik

TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi

Tengah.

4. Rencana tindakan yang dilakukan yaitu jelaskan pada pasien mengenai

kondisinya saat ini, libatkan keluarga untuk memberikan dukungan

psikologis pada pasien di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah

5. Merencanakan Asuhan yang akan di lakukan pada Nn K usia 20 tahun

Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

Donggala Sulawesi Tengah

6. Pelaksanaan dilakukan pada Nn K Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT

sesuai dengan rencana tidakan yang telah dibuat seperti diatas, yaitu

melakukan penyuluhan tentang gizi dan melakukan penyuntikan TT

untuk syarat pernikahan di Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten

44
Donggala Sulawesi Tengah.

7. Melakukan Evaluasi pelaksana rencana tindakan Asuhan penyuluhan

pada Nn K Usia 20 tahun Dengan Suntik TT di Puskesmas Sintuvu Roso

Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka penulis akan menyampaikan

saran yang mungkin bermanfaat bagi :

1. Bagi penulis

Diharapkan bagi penulis agar dapat meningkatkan pengetahuan dan

pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pranikah pada WUS.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Agar lebih meningkatkan mutu pendidikan dalam proses

pembelajaran baik teori maupun praktek.

3. Bagi pasien dan keluarga pasien

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pasangan usia

subur yang akan melangsungkan pernikahan, sehingga mereka bisa

mempersiapkan diri untuk proses prakonsepsi serta mengetahui riwayat

kesehatan mereka.

4. Bagi Profesi

Diharapkan bidan lebih mampu melakukan tindakan segera dan

merencanakan Asuhan Kebidanan Pranikah pada WUS.

5. Bagi Puskesmas

Agar lebih meningkatkan pelayanan terhadap pasangan WUS yang

akan melakukan pemeriksaan untuk syarat pernikahan.

45
DAFTAR PUSTAKA
Ali M, 2013. Psikologi Remaja. Perkembangan Peserta Didik. Cetakan Ketujuh.

Jakarta : PT. Bumi Aksara

BKKBN, 2013. Survey Kesehatan Repoduksi Remaja Indonesia 2013. Ringkasan

Hasil. Jakarta:BKKBN.

Gunawan, 2014. Remaja dan Permasalahnya. Yogyakarta : Hanggar Kreator.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Tentang

Kesehatan Reproduksi

Lawrence M.Brammer. The Helping Relationship Process and Skill.Prentice Hall

International Editions.

Natawidjaja, Rochman. 2013. Pendekatan-Pendekatan Dalam Penyuluhan

Kelompok I. Penerbit : CV. Dipenogoro. Bandung

Tyastuti, dkk., 2014, Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,

Yogyakarta: Fitramaya.

Valentine, 2012. Tes Kesehatan Yang Penting dilakukan Sebelum Menikah.

Jakarta, Kompas.

Willis, Sofyan. 2015. Konseling Individual Konseling dan Praktek. Bandung:

Alfabeta. CV

Wingkel. Hastutu, sri, 2012. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan.

Jakarta: Media Abadi

46
DOKUMENTASI

47
Lampiran 1
INFORMED CONSENT

PERNYATAAN TERTULIS KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Wildayanti
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Institusi : IIK Strada Indonesia
Kediri Jawa Timur

Telah mendapat persetujuan secara terinci dan jelas mengenai :


1. Penyusunan Laporan Praktik Asuhan Kebidanan Remaja dan Pranikah di
Puskesmas Sintuvu Roso Labuan Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek ; Melakukan Asuhan Kebidanan
3. Bahaya yang akan timbul ; Tidak ada bahaya potensial bagi responden.
4. Hak undur diri ; Responden memiliki hak untuk bersedia atau tidak bersedia
menjadi responden tanpa ada paksaan apapun.
5. Adanya insentif seperti pemberian makanan atau souvenir kepada responden.

Dan setelah mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala


sesuatu yang berhubungan dengan Penyusunan Laporan Praktik Asuhan
Kebidanan tersebut. Oleh karena itu, saya dengan penuh kesadaran bersedia
menjadi responden penelitian dan tanpa keterpaksaan menyatakan bersedia ikut
dalam penelitian. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun.

Responden

Labuan, 11 Januari 2024


Peneliti
(......................................)
Saksi,

Wildayanti

Lampiran : Format SAP

48
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Identitas kegiatan

1. Tema /JuduL penyuluhan : Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

2. Sasaran Kegiatan : Remaja laki-laki dan perempuan

3. Tempat kegiatan : Puskesmas Labuan

4. Hari/tanggal/jam :

B. Proses Kegiatan

1. Tujuan penyuluhan :

1) Mengetahui upaya-upaya konseling pranikah.

2) Mengetahui Kesehatan Pranikah

3) Mengetahui Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah

2. Pokok-pokok materi :

1) Pengertian Remaja

2) Pengertian Pranikah

3) Pengertian Kesehatan Reproduksi

4) upaya-upaya Konseling Kesehatan Pranikah

5) Pentingnya Kesehatan Pranikah

6) Prosedur Pemeriksaan Kesehatan Pranikah

3. Metode Penyuluhan :

1) Metode Ceramah

2) Tanya Jawab

4. Media Penyuluhan :

1) Leafleat

49
5. Tahap kegiatan :

Tahapan Estimasi

No waktu

1 Pembukaan: 15 menit

1. Memberi Salam
2. Memfokuskan materi dengan bercerita.
3. Memjelaskan Tujuan Pembelajaran
2 Inti: 30 menit

1. Menjelaskan Pengertian Remaja


2. Menjelaskan Tentang Kesehatan Reproduksi
3. Menjelaskan Tentang Pranikah
4. Menjelaskan upaya-upaya Konseling Pranikah.
5. Menjelaskan Prosedur Pranikah
3 Penutup 15 menit

1. Memberi waktu klien untuk bertanya terkait dengan


pranikah.
2. Menjawab Pertanyaan dari Klien
3. Memberi salam penutup

6. Evaluasi :

1) Evaluasi Struktur

 Kesiapan Materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan Media : Leafleat

 Ada pasien.

1) Evaluasi Proses

50
 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Pasien antusias terhadap materi penyuluhan

 Pasien mengajukan pertanyaan dan menjawab secara benar

 Suasana penyuluhan.

 Ada pasien.

2) Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan dapat

 Menjelaskan pengertian Pranikah

 Mejelaskan upya-upaya Konseling Pranikah

 Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan Pranikah

 Penjelaskan Prosedur pemeriksaan Pranikah.

MATERI

51
A. Pengertian Remaja dan Pranikah

Remaja adalah suatu masa ketika individu yang berkembang dari

saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai

saat ia mencapai kematangan seksual ( Sarwono, 2012, p.12). Monks, Knoer

dan Haditono membedakan masa remaja menjadi 4 bagian, yaitu masa pra

remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja

pertengahan 15-18 tahun, masa remaja akhir 18-21 tahun (Deswita, 2013).

B. Pendidikan Kesehatan dan Konseling

Konsep dasar pendidikan adalah proses belajar yang

berarti di dalam pendidikan itu sendiri

terjadi proses pertumbuhan perkembangan atau perubahan kearah yang

lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada individu, kelompok atau

masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi

tahu, dari tidak mampu menjadi menjadi mampu mengatasi

masalah-masalah kesehatannya sendiri. Selanjutnya dalam kegiatan

belajar terdapat tiga persoalan pokok yang saling berkaitan yaitu:

(Natoatmodjo, 2014).

Persoalan masukan (input) yang menyangkut sasaran

belajar itu sendiri dengan latar belakangnya.

1) Proses (process) yaitu mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan

kemampuan pada diri subyek belajar, dalam proses ini terjadi

pengaruh timbal balik antar berbagai faktor antara lain subjek belajar,

pengajar, metode dan teknik belajar, alat bantu belajar dan materi yang

dipelajari.

52
2) Keluaran (out put) adalah merupakan hasil belajar. Pendidikan

kesehatan pada dasarnya ialah suatu proses mendidik

individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-

masalah kesehatan yang dihadapi. Seperti halnya proses pendidikan

lainya, pendidikan kesehatan mempunyai unsure masukan - masukan

yang setelah diolah dengan teknik - teknik tertentu akan

menghasilkan keluaran yang sesuai dengan harapan atau tujuan

kegiatan tersebut.

Konseling adalah suatu hubungan professional antara seorang

konselor terlatih dan seorang klien. Hubungan ini biasanya dilakukan

orang per orang. Hubungan dirancang untuk membantu klien memahami

dan memperjelas pandangan hidupnya, belajar mencapai tujuan yang

ditentukan sendiri melalui pilihan – pilihan yang bermakna dan

penyelesaian masalah emosional atau antar pribadi (Yulifah, 2011: 82).

Tujuan konseling dimaksudkan sebagai pemberian layanan untuk

membantu masalah klien, karena masalah klien yang benar – benar telah

terjadi akan merugikan diri sendiri dan orang lain, sehingga harus segera

dicegah dan jangan sampai timbul masalah baru (Yulifah, 2011: 84).

a. Tahap-tahap yang dipersiapkan bagi pasangan pranikah sebagai

berikut:

 Persiapan Fisik

1. Pemeriksaan status kesehatan

1) Pemeriksaan fisik / klinis lengkap

Di antara manfaat pemeriksaan fisik lengkap adalah

53
untuk mengetahui

2) status tekanan darah seseorang.

Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar

hemoglobin (hb), hematokrit, sel darah putih (leukosit) dan

faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu perlu

mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia,

juga perlu mengetahui adanya ganguan faktor pembekuan

darah.

3) Pemeriksaan gula darah

Dilakukan sewaktu puasa dan tidak puasa, dapat

mengetahui adanya diabetes mellitus, atau adanya kelainan

yang dapat berkembang menjadi diabetes mellitus, seperti

intoleransi glukosa.

4) Golongan darah dan rhesus

Rhesus adalah sebuah penggolongan atas ada atau

tiadanya substansi antigen-D pada darah.

5) Urinalisis lengkap

Pemeriksaan urin penting dilakukan agar bisa

diketahui adanya infeksi saluran kemih (ISK) dan adanya

kondisi darah, protein, dan lain-lain yang menunjukkan

adanya penyakit tententu.

b. Kedua, pemeriksaan penyakit hereditas.

. Calon pengantin harus memiliki pemahaman bahwa bila

54
orangtua atau garis keturunannya mengidap penyakit genetik, maka anak

yang akan lahir nanti bisa beresiko mengidap penyakit yang sama.

Pemeriksaan ini meliputi:

1. Thalasemia

Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita

penyakit ini tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal.

2. Hemofilia

Darah pada seorang penderita hemofilia tidak dapat membeku

dengan sendirinya secara normal.

3. Sickle Cell Disease

Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit,

merupakan penyakit kelainan sel darah merah yang mudah pecah

sehingga menyebabkan anemia.

c. Ketiga, pemeriksaan penyakit menular

Beberapa penyakit menular bisa terdeteksi melalui pemeriksaan

pranikahdi antaranya adalah:

1. HIV, Hepatitis B (HBV) dan Hepatitis C (HCV)

Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang

terinfeksi HIV, dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang

seperti sub-sahara Afrika dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari

Kementrian Kesehatan RI, pada tahun 2019 ditemukan 21.511

penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak dibanding tahun

sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan

sebanyak 1,8 milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah

55
mengalami infeksi kronis; dan diperkirakan 170 juta jiwa di dunia

terinfeksi virus Hepatitis C.

2. TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex

Virus).

Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit

yang bisa menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun

perempuan.

3. Venereal Disease Screen (pemeriksaan untuk penyakit syphilis) dan

IMS.

Pemeriksaan untuk penyakit syphilis dan penyakit-penyakit lain

yang ditularkan melalui hubungan seksual —sexually transmitted

infections (STI), infeksi saluran reproduksi (ISR) atau infeksi menular

seksual (IMS)— selain dapat mendeteksi adanya penyakit tersebut,

juga sekaligus bisa melakukan pengobatan sekaligus mengubah gaya

hidup menjadi lebih sehat.

d. Keempat, pemeriksaan yang berhubungan dengan organ

reproduksi dan kesuburan.

Pemeriksaan kesehatan yang berhubungan dengan organ

reproduksi dan kesuburan ini dilakukan baik untuk laki-laki maupun

untuk perempuan.

1. Untuk perempuan

Pemeriksaan untuk perempuan meliputi USG, agar diketahui

kondisi rahim, saluran telur dan indung telur.

2. Untuk laki-laki

56
Selain dilakukan pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan penis,

skrotum, prostat juga dilakukan pemeriksaan hormon FSH yang

berperan dalam proses pembentukan sperma serta kadar hormon

testosteron.

e. Kelima, pemeriksaan tambahan

Selain berbagai jenis pemeriksaan di atas, diperlukan juga

beberapa pemeriksaan dan tindakan kesehatan lainnya, seperti :

1. Alergi

Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah

sistem kekebalan tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap

beberapa substansi (alergen) yang tidak berbahaya bagi sebagian besar

manusia.

.2. Vaksinasi Dewasa

Vaksin yang berkaitan langsung dengan kehamilan adalah

vaksin hepatitis B, tetanus, MMR (Measles, Mumps, Rubella),

varisela (cacar air), influenza, serta vaksin dewasa lainnya sesuai

jadwal imunisasi yang dikeluarkan oleh petugas Satgas Imunisasi

Dewasa.

f. Keenam, pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan calon ibu

Selain pemeriksaan di atas, ada lima pemeriksaan yang juga

direkomendasikan untuk dilakukan oleh calon pengantin perempuan

karena mereka akan menjadi calon ibu, juga penting dilakukan oleh para

ibu yang sudah memiliki anak, yaitu:

1. Pemeriksaan periodontal

57
Pemeriksaan ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan

gusi untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari

infeksi serta penyakit.

2. Pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH)

Pemeriksaan ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid

seseorang kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif

(hipertiroid).

3. Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengevaluasi seberapa baik

sumsum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja.

4. Pap smear

Pap smear dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker

atau kanker pada leher rahim.

5. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kepadatan mineral

tulang yang dapat memicu osteoporosis.

2.6. Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah

Menurut Pratiwi 2011, upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan

pranikah sebagai berikut:

a. Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya

dengan alasan sibuk mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya

tidak perlu terlalu dipusingkan.

58
2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada

pasangan pranikah agar hubungan nya tetap harmonis. Karena fakta

membuktikan banyak pasangan yang bercerai karena kurangnya

pendidikan seks sebelum nikah.

3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi

pasangan pranikah. Dimana biasanya pasangan pranikah terutama

wanita lebih sering melakukan perawatan yang terdiri dari perawatan

payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll.

4. Imunisasi CATIN

Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada

wanita agar tidak terserang oleh virus clostridium teteani, apabila

nanti wanita tersebut hamil dan terjadi perlukaan saat persalinan maka

si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan perdarahan

postpartum.

Dosis Saat pemberian % Lama perlindungan

perlindungan

TT 1 Pada saat kunjungan pertama atau sedini 0% 1 Tahun

mungkin pada kehamilan.

TT II 80% 2 Tahun

TT III Minimal 4 minggu setelah TT I 95% 5 Tahun

TT IV Minimal 6 minggu setelah TT II atau 99% 10 Tahun

59
selama kehamilan berikutnya.

TT V 99% Selama seumur

Minimal setahun setelah TT III hidup

kehamilan berikutnya.

Minimal setahun setalah TT kehamilan

berikutnya

Imunasasi TT 5 kali untuk kesadaran penuh

TT 1 Langkah awal untuk mengembangkan kekebalan tubuh terhadap infeksi

TT 2 4 minggu setelah TT 1 untuk menyempurnakan kekebalan

TT 3 6 bulan atau lebih setelah TT 2 untuk menguatkan kekebalan

TT 4 1 tahun atau lebih setelah TT 3 untuk meneluarkan kekebalan

TT 5 1 tahun atau lebih setelah TT4 untuk mendapat kekebalan penuh

60
LEAFLEAT

61
SOAP

Nama Pasien : Nn K

Hari/Tanggal Pengkajian : Kamis, 11 Januari 2023

Stase : Remaja dan Pranikah

Diagnosa : Nn K Usia 20 Tahun Dengan Suntik TT

Subyektif Obyektif Assessment Planning


- Klien mengatakan ingin - Kesadaran: Composmentis Nn K Usia 20 Tahun 1. Membina hubungan saling percaya dengan
suntik TT yang - TD : 100/60 mmhg Dengan Suntik TT menjelaskan pada klien dengan lembut dan
diwajibkan sebagai - Suhu : 36,7°c menggunakan kalimat sederhana.
persyaratan pernikahan. - Nadi : 84x/m Hasil : Klien kooperatif
- RR : 20x/m 2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yaitu
Pemeriksaan Laboratorium Hasil: TD: 100/60 mmhg, N: 84x/m, S: 36,7°c. R:
- Hb : 10,9 gr/dl 20x/m, tes Hb yang normal 10,9 gr/dl.
-AntiHIV: Non Reaktif - Pasien mengetahui dan mengerti hasil
-Golongan darah: O pemeriksaannya.
- HBSAG : Negatif 3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayuran hijau,
- buah , daging, ikan dan istrahat yang cukup.
Hasil : pasien mengerti dan mau melakukan anjuran
bidan.
4. Menjelaskan tentang manfaat suntik TT menggunakan

62
bahasa yang sederhana.
Hasil : pasien mengerti
5. Memberitahu efek samping setelah penyuntikan TT
Hasil : Pasien mengerti.
6. Memberikan ibu tablet Fe yang diminum 1 butir/hari
pada malam hari.
Hasil : pasien mengerti
7. Memberikan Suplement Asam folat 5gr/hari/oral
Hasil : pasien mengerti
8. Melakukan Pendokumentasian
Hasil : sudah dilakukan pendokumentasian.

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Bd. Putri Eka Sejati.,SST.,M.Kes (Kartika Yulidia, S.Tr.Keb,.Bdn)


NIP 199111252017042002

63
64

Anda mungkin juga menyukai