Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEBIDANAN

PADA KELUARGA TN.”F” DAN NY.”N” GIP0A0 USIA


KEHAMIALAN 14-15 MINGGU T/H/I DENGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS
DI WILAYAH KECAMATAN DUKUH PAKIS KELURAHAN
PRADAH KALI KENDAL RW 2/RT 2 SURABAYA

DISUSUN OLEH:
MEYLAN SURARIBINI
NIM: 21.24.1562

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRIYA HUSADA SURABAYA


PRODI D-III KEBIDANAN TAHUN
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk disahkan sebagai laporan Asuhan


Kebidanan Keluarga pada Tn.”F” dan Ny.”N” Kehamilan Trimester II dengan
Kekurangan Energi Kronis Di Wilayah Kecamatan Dukuh pakis Kelurahan
Pradah Kali Kendal RW 2 /RT2 Surabaya.
Pada tanggal :

Mengetahui

Pembimbing sekolah tinggi ilmu Pembimbing Lahan Praktik


kesehatan Kebidanan Griya
Husada Surabaya

(Deasy Elvianita,S.ST.,Keb) (Ulik Widya Nariswari,SST)


NIDN: 0705089204 NIP.

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas asuhan kebidanan Keluarga pada Tn.”F” dan
Ny.”N” Kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis Di Wilayah
Kecamatan Dukuh pakis Kelurahan Pradah Kali Kendal RW2/RT2 Surabaya.
Penulisan laporan asuhan kebidanan Keluarga ini merupakan tugas terstruktur dari
mata kuliah kebidanan dan merupakan salah satu syarat menyelesaikan praktik
kebidanan di akhir semester V.
Sebagai mahasiswi saya menyadari bahwa laporan ini belum sempurna dan
tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, Baik
Pembimbing lahan maupun pembimbing Pendidikan karena itu saya
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. dr. Raymond F Runtuh, Sp.PK., MBA selaku Ketua Direktur selakigus
pembimbing pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada
Surabaya.
2. Deasy Elvianita,S.ST.,M.Keb selaku pembimbing pendidikan di Stikes Griya
Husada Surabaya Prodi D-III Kebidanan.
3. Ulik Widya Nariswari,SST selaku pembimbing lahan praktik di kecamatan
dukuh pakis Kelurahan Kelurahan Pradah Kali Kendal RW 2 / RT 2
4. Ketua RW 02 Serta seluruh KSH RW 02 dalam membantu selama Praktek
Kerja Lapangan di Kecamatan Dukuh Pakis RW 02/RT2 Kelurahan pradah kali
Kendal
5. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moral, materil dan spiritual.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca untuk perbaikan Asuhan Kebidanan ini. Harapan penulis membuat
laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Surabaya, 9 Februari 2024
Penulisan

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................I
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................II
KATA PENGANTAR................................................................................III
DAFTAR ISI...............................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................3
1.2.1 Tujuan Umum.......................................................................3
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................3
1.3 Manfaat...........................................................................................4
1.3.1 Manfaat Teoritis....................................................................4
1.3.2 Manfaat Praktis.....................................................................4
1.4 Batasan dan Ruang Lingkup..........................................................4
1.5 Metode Penulisan...........................................................................4
1.5.1 Studi Kepustakaan................................................................5
1.5.2 Praktik langsung...................................................................5
1.5.3 Bimbingan dan Konsultasi....................................................5
1.6 Sistematika Penulisan.....................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................7
2.1 Konsep Dasar Keluarga..................................................................7
2.1.1 Pengertian Kehamilan...........................................................7
2.1.2 Tanda-tanda Kehamilan bahaya pada ibu hamil...................7
2.1.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hmil...................................................8
2.1.4 Ketidak Nyamanan yang Sering Terjadi
pada Kehamilan....................................................................8
2.1.6 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil....................................................9
2.1.7 Pengertian Ante Natal Care.................................................10
2.2 Konsep Dasar Kehamilan.......................................................12
2.2.2 Tujuan Ante Natal Care.......................................................13

iii
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................28
3.1 Pengkajian........................................................................................28
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah..................................................33
3.3 Perumusan masalah..........................................................................26
3.4 Rencana pengembangan...................................................................27
3.5 Catatan perkembangan.....................................................................28
3.6 Interprestasi Data Dasar...................................................................29
3.7 Perumusan masalah..........................................................................30
3.8 Susunan prioritas masalah................................................................31
BAB IV PEMBAHASA..............................................................................40
BAB V PENUTUP......................................................................................42
5.1 Kesimpulan......................................................................................42
5.2 Saran.................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan, emosional dan individu memounyai oeran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga. Keluasrga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari suami istri anaknya, atau ayah dan anaknyna, atau ibu
dan anaknya. Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak, balita
yang berada di dalam keluarga dan masyarakat. (Suprajitno, 2018)
Masalah Kesehatan merupakan masalah yang sangat kompleks, oleh
karena itu perlu di upayakan secara menyeluruh dan bersama-sama dengan
masyarakat untuk mengatasi nya. Dalam pelaksanaannya, pelayanan kesehatan
diupayakan dekat dengan masyarakat, sehingga strategi pelayanan kesehatan yang
utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan pelayanan kesehatan yang
di berikan. Artinya upaya pelayanan atau asuhan yang diberikankan tersebut
merupakan upaya essensial atau sangat dibutuhkan oleh masyarakat aatau
komunitas dan secara universal upaya tersebut mudah di jangkau (Karwati 2020).
Oleh karena itu di lakukan pengkajian komunitas terkait permasalahn
keluarga yang dimana keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menyiptakan,
memertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial tiap anggota keluarga.
Kehamilan didefinisikan sebagai proses fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dengan
terjadinya suatu proses kehamilan ini akan menyebabkan perubahan-perubahan
yakni perubahan fisik dan psikologis. Perubahan yang dialami ibu perlunya
pemantauan agar tidak terjadinya suatu komplikasi, sehingga perlunya asuhan
kebidanan untuk deteksi dini dengan antenatal care. Antenatal care adalah
pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik pada
ibu hamil (Erina E. H. 2018) .

1
Masalah gizi kurang pada ibu hamil masih merupakan fokus perhatian,
masalah tersebut antara lain ibu hamil dengan masalah KEK, beresiko masalah
gizi dan kesehatan berdampak terhadap kesehatan dan dan keselamatan ibu dan
bayi beserta kualitas bayi yang dilahirkan. Kondisi ibu hamil KEK beresiko
menurunkan kekuatan otot yang membantu proses persalinan sehingga dapat
mengakibatkan partus lama dan perdarahan pasca salin, bahkan kemaan ibu.
Resiko pada bayi dapat mengakibatkan kematian janin (keguguran), prematur,
lahir cacat, bayi berat lahir rendah (BBLR). Ibu hamil KEK dapat menganggu
tumbuh kembang janin, yaitu pertumbuhan fisik (stunting), otak dan metabolisme
yang menyebabkan penyakit tidak menular di usia dewasa.
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) adalah jumlah kematian
ibu dalam proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan per 100.000
kelahiran hidup pada masa tertentu. Angka pengukuran risiko kematian wanita
dalam masa kehamilan, persalinan, pasca salin, dan dalam masa 42 hari setelah
berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat
melekatnya janin. Oleh sebab itu, semua yang berkaitan dengan atau diperberat
oleh kehamilan atau pengelolaannya bukan karena kecelakaan. Angka Kematian
Ibu merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan
kesejahteraan masyarakat di suatu negara (BPS.2020).
Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate) merupakan salah satu
indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Menurut World Health
Organization (WHO) di dunia pada tahun 2019 AKI sebesar 303.000 orang, dan
235.000 per 100.000 kelahiran hidup (ASEAN Secretariat, 2020). Angka
kematian ibu sebanyak 99% diakibatkan karena komplikasi pada ibu selama
kehamilan, bersalin, dan setelah persalinan.
Penyebab kematian ibu diantaranya disebabkan oleh penyebab obstetri
langsung, yaitu kematian ibu yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas. Salah satu kontribusi kematian ibu juga disebabkan oleh 4
Terlalu (terlalu muda, terlalu sering, terlalu pendek jarak kehamilan, terlalu
tua) dan 3 Terlambat (terlambat deteksi dini tanda bahaya, terlambat mencapai
fasilitas dan terlambat mendapatkan pertolongan yang adekuat) (Buku Ajar KIA,

2
2019). Untuk AKI Nasional sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun
2019, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini naik dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 98,39 per 100.000
kelahiran hidup. Masih tingginya kasus covid-19 mempengaruhi AKI di Jawa
Timur, sehingga pada tahun 2021 AKI Jawa Timur mencapai 234,7 per 100.000
kelahiran hidup (Profil kesehatan 2021 Jatim).
Angka Kematian Ibu di jawa Timur mengalami kenaikan di tahun 2020. Hal
ini disebabkan karena adanya pandemi covid-19, sehingga penyebab kematian ibu
kasus lain-lain (konfirmasi Covid-19) berjumlah 56 orang yang memberi
kontribusi naiknya jumlah kematian ibu. Dalam profil kesehatan Jawa Timur
tahun 2019 Angka kematian ibu (AKI) mencapai 89,81 per 100.000 KH.
Sedangkan, pada tahun 2020 AKI mencapai 98,39 per 100.00 KH. Walaupun
capaian AKI di Jawa Timur sudah memenuhi target Supas, Angka Kematian Ibu
harus tetap diupayakan turun supaya target Rentra terpenuhi (89,92/100.000 KH)
(Dinkes Jatim, 2020).
Di surabaya angka kematian ibu AKI pada tahun 2019 sebanyak 56,33 per
100.000 KH, angka ini sudah menurun dibandingkan tahun 2018 sebanyak 72,99
per 100.000 KH. Untuk penyebab AKI disurabaya antara lain pre-eklamsia dan
eklamsia 23,26%, perdarahan 16,13% dan penyebab lain-lainnya (Dinkes
Surabaya 2019).
Untuk tercapainya target AGENDA 2030 dalam penurunan AKI
diharapkan seluruh tenaga kesehatan dapat berperan aktif dalam melaksanakan
tugasnya. Khususnya seorang bidan harus berkompeten dalam pelaksanaan
kegiatan asuhan ANC, INC, PNC, dan dapat mendeteksi komplikasi yang terjadi.
Di Indonesia sendiri perlunya penyebarluasan bidan desa yang kompeten dalam
memberikan asuhan pada ibu. Dengan adanya penyebarluasan bidan hingga
kepelosok desa ini dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi AKI di
pelosok-pelosok. Hal yang perlu dikuasai selain praktik langsung, yakni
pemberian konseling pada ibu dengan baik. Pemberian KIE (Komunikasi,
Informasi, dan Edukasi) pada ibu dengan materi-materi mengenai pemantauan
kesehatan ibu hamil dan penatalaksanaan ketidaknyamanan selama masa hamil.

3
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya
Husada Preodi D-III Kebidanan memperoleh pengalaman nyata dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan keluarga pada Tn.”F” dan Ny.”N”
Kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi Kronis Di Wilayah
Kecamatan Dukuh pakis RW2/RT2 Kelurahan Pradah Kali Kendal
Surabaya dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut SOAP
1.2.2. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Griya Husada
Surabaya mampu:
1. Melakukan pengkajian (pengumpulan data) pada keluarga terutama
ibu hamil dengan masalah KEK.
2. Menentukan identifikasi masalah/diagnosa pada keluarga terutama
ibu hamil dengan masalah KEK.
3. Menentukan rumusan masalah yang ditemukan pada keluarga
terutama ibu hamil dengan masalah KEK.
4. Menentukan susunan prioritas masalah pada keluarga terutama ibbu
hamil dengan masalah KEK.
5. Menentukan intervensi pada keluarga terutama ibu hamil dengan
masalah KEK.
6. Melaksanakan implementasi pada keluarga terutama ibu hamil
dengan masalah KEK.
7. Melakukan evaluasi pada asuhan yang sudah dilakukan pada
keluarga terutama ibu hamil dengan masalah KEK.

4
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Asuhan kebidanan komunitas ini daharapkan bermanfaat dalam
menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam menerapkan
asuhan kebidanan komunitas pada keluarga terutama ibu hamil dengan
masalah KEK.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Asuhan kebidanan ini menjadi pengalaman berharga bagi penulis
karena dapat langsung terjun melakukan asuhan kebidanan komunitas
pada keluarga terutama ibu hamil dengan masalah KEK.
2. Bagi klien asuhan kebidanan komunnitas pada keluarga terutama ibu
hamil diharapkan selalu kooperatif.
1.4 Batasan dan ruang lingkup
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan selama praktik sehingga penulis
membatasi kasus yang diambil adalah asuhan kebidanan keluarga pada
Tn.”F” dan Ny.”N” Kehamilan Trimester III dengan Kekurangan Energi
Kronis Di Wilayah Kecamatan Dukuh pakis RW2/RT2 Kelurahan Pradah
Kali Kendal Surabaya.
1.5 Metode Penulisan
1.4.1. Studi Kepustakaan
Dalam penyusunan laporan asuhan kebidanan ini sebagai pedoman,
penulis mempelajari literatur-literatur yang ada di perpustakaan tentang
kehamilan.
1.4.2. Praktek Langsung
Melakukan suatu pendekatan yang dilakukan pada keluarga pada
Tn.”F” dan Ny.“N” Kehamilan Trimester II dengan Kekurangan Energi
Kronis Di Wilayah Kecamatan Dukuh pakis RW2/RT2 Kelurahan
Pradah Kali Kendal Surabaya untuk memeroleh gambaran tentang
identitas masing-masing anggota. Penyakit lain yang pernah diderita,
sosial, budaya dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk dapat bersama-

5
sama keluarga binaan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada.
Adapun pengumpulan data ini dilakukan melalui :
1. Wawancara;
2. Observasi / pengamatan; dan
3. Pemeriksaan fisik.

1.4.3. Bimbingan dan Konsultasi


Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis juga melakukan
konsultasi dan pembimbing baik dengan pembimbing lahan maupun
pembimbing pendidikan.
1.6 Sistematika penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umun
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3. Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
1.3.2 Manfaat Praktis
1.4. Batasan dan Ruang Lingkup
1.5. Metode Penulisan
1.5.1 Studi Kepustakaan
1.5.2 Praktik Langsung
1.5.3 Bimbingan dan konsultasi
1.6 Sistematika penulis
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Keluarga
2.2 Konsep Dasar Kehamilan

6
2.2.1 Pengertian kehamilan
2.2.2 Tanda-Tanda Bahaya pada Ibu Hamil
2.2.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
2.2.4 Ketidak Nyamanan yang Sering Terjadi pada Kehamilan
2.2.5 Pengertian Ante Natal Care
2.2.6 Tujuan Ante Natal Care

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3 Perumusan Masalah
3.4 Rencana Pengembangan
3.5 Catatan Perkembangan
3.6 Interprestasi Data Dasar
3.7 Perumusan Masalah
3.8 Susunan Prioritas Masalah
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

7
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Keluarga


2.1.1 Difinisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Effendy, N., 2019).
Menurut BKKBN (1992) yang dikutip oleh Bakri (2017) bahwa
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu
dengan anaknya.
Menurut Saifuddin, A.B (2018) keluarga adalah sekumpulan orang
dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menyiptakan, memertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional serta sosial tiap anggota keluarga.
Dapat disimpulkan keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
di dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan
anaknya yang terikat aturan dan emosional dan individu memunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
2.1.2 Ciri-ciri Keluarga
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan;
2. Ada hubungan darah;
3. Ada ikatan batin;
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya;
5. Ada pengambilan keputusan;
6. Kerjasama diantara anggota keluarga;
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga dan
8. Tinggal dalam suatu rumah.
(Effendy, N., 2019)

8
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
(Yunianti., 2019)
2.1.4 Bentuk Keluarga
1. Keluarga Inti (Nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2. Keluarga Besar (Extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu,
paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga berani (Serial family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga
inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama

9
6. Kelurga Kabitas (Cohabitation) adalah dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
(Effendy, N., 2019)
2.1.5 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
3. Equalitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.
2.1.6 Peranan Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut:
1. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu memunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Effendy, N., 2019)

10
2.1.7 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dilakukan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
4. Fungsi Ekonomi
a. Menyari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua,
dan sebagainya.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilinya.
b. Memersiapkan anak untuk hidup dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.

11
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.8 Tugas-tugas Keluarga
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing- masing
4. Sosialisasi antara anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga
7. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
2.1.9 Ciri-ciri Keluarga Indonesia
1. Suami sebagai pengambil keputusan
2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5. Pengambil keputusan
6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7. Ikatan kekeluargaan sangat erat dan
8. Memunyai semangat gotong royong
2.1.10 Pola Kehidupan Keluarga Indonesia
1. Dinamis Daerah pedesaan
a. Tradisional
b. Agraris
c. Tenang
d. Sederhana
e. Akrab
f. Menghormati orang tua

12
2. Daerah perkotaan
a. Rasional
b. Konsumtif
c. Demokratis
d. Individual
e. Terlibat dalam kehidupan politik.
(Effendy, N., 2019)

2.2 Konsep Dasar Kehamilan


2.2.1 Pengertian kehamilan
Kehamilan ialah suatu proses alami dalam kehidupan terjadinya
pembuahan sel telur oleh sel spema di masa ovulasi yang berproses
menjadi janin dan selama kehamilan ibu harus diberikan perawatan yang
penting serta intervensi yang tepat (Homer, 2019; I. K. Sari, 2015; World
Health Organization, 2017).
Ovulasi adalah proses fisiologis yang ditandai dengan pecahnya
dan pelepasan folikel dominan dari ovarium ke tuba fallopi di mana ia
berpotensi untuk dibuahi yang terjadi pada 12-14 hari sebelum menstruasi
yang diatur oleh fluktuasi kadar hormon gonadotropik (FSH/LH) (Lord.,
2020; Yulizawati et al, 2018).
Kehamilan sendiri di bagi menjadi beberapa tahapan yang di hitung
per triwulan terdiri dari triwulan satu atau trimester satu yang terjadi pada
minggu ke 0-12, triwulan dua atau trimester dua yang terjadi pada minggu
ke 13-28 dan terakhir menjelang persalinan triwulan tiga atau trimester
tiga yang terjadi pada minggu ke 29-49 (Putrono, 2016; Victor Trismajaya,
2019).
Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implamentsi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hinggga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan
menurut kalnder internasional. (sarwono, 2018)

13
Kesimpulan:
Kehamilan adalah masa dimulai dari pertemuan antara sel sperma
dan sel telur yang disebut konsepsi sampai lahirnya janin yang lamanya
280 hari. (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
2.2.2 Tanda-Tanda Bahaya pada Ibu Hamil
Waspadai jika bunda mengalami salah satu dari tanda-tanda bahaya
kehamilan trimester 2 berikut ini :
 Keputihan yang tidak normal (berair berlendir atau berdarah)
 Rasa sakit pada perut bagian bawah atau panggul
 Sakit punggung
 Kram perut dengan atau tanpa diare
 Kontraksi atau pengencangan rahim yang teratur dan konsisten (lebih
dari 4 kontraksi dalam satu jam)
 Sakit kepala yang tidak hilang meski sudah minum obat
 Penglihatan kabur atau melihat bintik-bintik dengan atau tanpa sakit
kepala
 Pingsan
 Pembengkakan yang parah pada wajah tangan atau kaki
 Kenaikan berat badan yang sangat cepat
 Gerakan janin berkurang
Ibu hamil juga harus mewaspadai komplikasi yang mungkin terjadi pada
kehamilan trimester kedua seperti :
1. Perdarahan
Penyebab lain perdarahan pada trimester kedua adalah persalinan
dini atau adanya masalah dengan plasenta seperti plasenta previa
(plasenta menutupi serviks) atau solusio plasenta (plasenta terpisah dari
rahim)
2. Ketuban pecah dini prematur
Kantong ketuban melindungi bayi dari bakteri begitu rusak ada
kekhawatiran bayi terkena infeksi. Ketuban pecah dini prematur terjadi

14
ketika kantung ketuban yang mengelilingi bayi pecah sebelum
waktunya bersalin sehingga memungkinkan cairan ketuban mengalir
keluar ini dapat menyebabkan masalah serius bagi bayi. Penyebab pasti
ketuban pecah dini prematur tidak selalu jelas namun dalam banyak
kasus sumber masalahnya adalah infeksi pada membran.
Ketuban pecah pada trimester 2 perlu diwaspadai karena dapat
menyebabkan kelahiran prematur bayi yang lahir antara Minggu ke-24
dan ke-28 kehamilan berada pada risiko terbesar untuk
mengembangkan masalah medis jangka panjang yang serius terutama
penyakit paru-paru.
3. Inkompetensi serviks atau insufisiensi serviks
Jaringan yang menghubungkan vagina dan rahim terkadang
serviks tidak mampu menahan tekanan rahim yang tumbuh selama
kehamilan peningkatan tekanan ini dapat melemahkan serviks dan
menyebabkannya terbuka sebelum bulan kesembilan. Kondisi ini
dikenal sebagai inkompetensi serviks atau insufisiensi serviks meskipun
termasuk kasus yang langka ini patut diwaspadai karena dapat
menyebabkan komplikasi serius.
Pembukaan dan penipisan serviks akan menyebabkan pecahnya
selaput ketuban dan terjadi persalinan prematur. Ini biasanya terjadi
sekitar Minggu ke-20 kehamilan. Lantaran janin terlalu prematur untuk
bertahan hidup di luar rahim pada saat itu nyawanya seringkali tidak
dapat diselamatkan.
Ibu hamil berada pada risiko yang lebih tinggi untuk inkompetensi
serviks jika mereka memiliki trauma serviks sebelumnya seperti
robekan saat melahirkan biopsi kerucut serviks, dan riwayat operasi
pada leher rahim. Tidak seperti persalinan prematur inkompetensi
serviks biasanya tidak menyebabkan rasa sakit atau kontraksi. Tanda
lainnya adalah perdarahan ataupun keputihan.
4. Preeklamsia

15
Meskipun preeklamsia biasanya terjadi selama trimester ketiga
untuk kehamilan pertama beberapa ibu hamil mungkin saja mengalami
preeklamsia selama trimester kedua. Preeklamsia mempengaruhi setiap
sistem dalam tubuh, termasuk plasenta. Ini terjadi ketika ibu hamil
mengalami tekanan darah tinggi, proteinuria (sejumlah besar protein
dalam urin), dan edema berlebihan (pembengkakan).
 Sakit kepala yang tidak hilang setelah minum obat
 Kehilangan penglihatan atau pandangan kabur
 Bintik-bintik yang mengganggu penglihatan
 Sakit parah di sisi kanan tubuh atau di daerah perut
 Mudah memar
(Annisa Pertiwi, 2019)
2.2.3 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1. Kebutuhan dasar ibu hamil
a. Oksigen (O2)
Konsumsi Keseluruhan O2 Meningkatkan sekitar 15% sampai
20% dalam Kehamilan Sekitar setengah dari peningkatan ini
disebabkan oleh rahim dan isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh
peningkatan kerja ginjal dan jantung ibu. Penambahan Yang lebih
kecil adalah akibat kerja otot pernafasan dan payudara.
b. Nutrisi
Untuk Mengkondisikan perubahan yang terjadi selama
kehamilan, banyak nutrient yang digunakan dalam jumlah besar dari
jumlah yang dibutuhkan orang dewasa normal. Nutrisi-Nutrisi yang
dibutuhkan antara lain:
c. Kalori
Pada masa kehamilan kebutuhan kalori naik antara 300-400
kkal perharinya. Kalori ini dapat dipenuhi dari sumber makanan
yang bervariasi, dengan menu 4 sehat 5 sempurna sebagai acuannya.
Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi serta nasi

16
sebagai sumber karbohidrat lemak nabati dan hewani 35% , serta
10% berasal dari sayur dan buah-buahan.
d. Cairan
Asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-
kadang menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukkan cairan
yang direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai
2000 ml)
e. Vitamin
Terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama
hamil serta B6 dan B12.
f. Zat Besi
Berfungsi dalam pembentukkan darah, terutama untuk
membentuk sel darah merah hemoglobin, serta mengurangi resiko
ibu hamil terkena anemia. Kandungan zat besi sangat dibutuhkan
pada masa kehamilan memasuki usia 20 minggu. Makanan yang
banyak mengandung zat besi diantaranya hati, ikan dan daging.
Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat (untuk pembentukkan
plasenta dan sel darah merah) sebesar 200-300 %. Perkiraan besaran
zat besi yang perlu ditimbun selama hamil 1040 mg.
g. Kalsium
Zat ini berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Dengan
pemenuhan kebutuhan kalsium yang cukup selama kehamilan, ibu
hamil dapat terhindar dari osteoporosis. Hal ini dikarenakan, jika
kebutuhan kalsium sang ibu tidak mencukupi, kebutuhan kalsium
janin diambil dari tulang ibunya. Makanan yang banyak
mengandung kalsium diantaranya susu, dan produk olahan lain
seperti vitamin A, D, B2, B3, dan C. Vitamin A sangat bermanfaat
bagi mata, pertumbuhan tulang dan kulit. Vitamin D dapat menyerap
kasium yang bermanfaat untuk pertumbuhan tulang dan gigi sang
janin. Bagi ibu hamil yang berusia diantara 25 tahun cukup 800 mg.
h. Asam Folat

17
Janin sangat memerlukan asam folat dalam cukup banyak
yang berguna untuk pembentukkan syaraf. Pada trimester pertama
bayi membutuhkan 400 mikogram dalam setiap harinya. Jika
kekurangan asam folat, maka perkembangan janin menjadi tidak
sempurna dan bisa membuat bayi lahir dengan kelainan, misalnya
tanpa batok kepala, bibir sumbing, atau tulang belakang tidak
tersambung. Asam folat diperoleh dari buah-buahan sayuran hijau
dan beras merah.
i. Seng
Jumlah seng yang direcomendasikan selama hamil ialah 15 mg
sehari. Dapat diperoleh dari daging, kerang, roti, gandum utuh dan
sereal.
j. Natrium
Selama Hamil konsumsi natrium dibawah 35 gr/hari.
2. Personal Hygiene
a. Kebersihan tubuh
Memberikan rasa nyaman dan memberikan ketenangan karena tubuh
yang dirawat akan menghindari dari infeksi penyakit.
b. Mulut (gusi dan gigi)
Memeriksa gigi secara teratur dan merawat dengan baik pada masa
hamil sangat penting karena perubahan hormonal selama kehamilan
dapat menyebabkan masalah gigi.
c. Payudara
Menjaga puting susu selama hamil sangat penting untuk persiapan
pada saat laktasi.
d. Mandi
Mandi minimal 2x
e. Kebersihan Vulva
Merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vulva
harus dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya.
3. Kebutuhan Istirahat

18
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil trimester III meningkat
dikarenakan pada kehamilan trimester III banyak ketidaknyamanan
yang menyebabkan kebutuhan istirahat bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan istirahat maka istirahat pada siang hari juga ditingkatkan.
Selama hamil, tubuh ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama
dengan tidur orang sehat pada umunya. Hanya saja, berbagai perubahan
tubuh kerapmembuat ibu hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu
sebabnya, ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur
sekitar 30 menit hingga 1 jam setiap rentang 3 hingga 4 jam. Bila
kehamilan dibawah 3 bulan, maka diperbolehkan banyak-banyak
istirahat, terutama bila kandungan lemah maka sebaiknya banyak
istirahat ditempat tidur (bed rest).
4. Seksual
Berhubungan seks pada kehamilan itu boleh dilakukan dan tidak
ada masalah tapi pada kasus-kasus tertentu ibu hamil dilarang atau
harus membatasi untuk melakukan hubungan seksual selama
kehamilan. Kasus-kasus kehamilan tersebut antara lain: riwayat
kelahiran premature, ancaman keguguran, keluar cairan dari vagina
yang tidak dikeahui penyebabnya, penyakit menular seksual, plasenta
previa dan lain-lain. Oleh karena itu hubungan seks waktu hamil, bukan
merupakan halangan. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa
kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan,
sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan
perdarahan. Pada ibu yang mempunyai riwayat abortus, dianjurkan
untuk koitusnya ditunda sampai dengan 16 minggu karena pada waktu
itu plasenta telah terbentuk.
(Kamariyah,ddk.2020)

19
2.2.4 Ketidak Nyamanan yang Sering Terjadi pada Kehamilan
Berikut ini adalah beberapa penyebab umum ketidaknyamanan
selama trimester kedua yang wajib ibu ketahui:
1. Nyeri Ligamen Bundar
Penyebab umum nyeri trimester kedua termasuk nyeri ligamen
bundar dan nyeri punggung. Ini karena ligamen bundar menopang rahim
dan menahannya di tempat. Selama kehamilan, rahim yang membesar
menyebabkan ligamen ini meregang. Nyeri ligamen bundar sering
dimulai saat perut tumbuh pada trimester kedua. Beberapa gejala nyeri
ligamen bundar meliputi:
a. Sensasi tajam atau sakit, biasanya di satu sisi perut.
b. Nyeri yang lebih terasa setelah berolahraga atau saat berganti posisi.
c. Nyeri yang mungkin menjalar ke selangkangan atau pinggul.
d. Nyeri ligamen bundar dapat berlangsung dari beberapa detik hingga
beberapa menit.
2. Kontraksi Braxton-Hicks
Kontraksi Braxton-Hicks dapat dimulai kapan saja pada trimester
kedua kehamilan. Ini melibatkan pengencangan otot rahim. Kontraksi
ini berbeda dari persalinan sebenarnya dalam beberapa hal penting.
Kontraksi ini juga sangat singkat dan tidak datang secara berkala.
Gejala kontraksi Braxton-Hicks meliputi:
a. Sensasi seperti diremas atau rahim yang mengencang.
b. Nyeri yang lebih sering terjadi pada malam hari.
c. Nyeri berlangsung dari 30 detik hingga 2 menit
Kontraksi Braxton-Hicks mungkin ringan pada awalnya, tetapi bisa
menjadi lebih menyakitkan saat kehamilan berlanjut.
3. Kram Kaki
Kram kaki adalah salah satu ketidaknyamanan yang cukup umum
selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Kondisi ini bisa
berkembang ketika pembuluh darah atau saraf di kaki dikompresi atau

20
tertekan. Kekurangan magnesium dalam makanan juga bisa
menyebabkan kram kaki.
Selain itu, sindrom kaki gelisah, yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada kaki, juga bisa terjadi selama kehamilan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sindrom kaki gelisah
berkembang 2 hingga 3 kali lebih sering pada wanita hamil daripada
kelompok lainnya. Gejala kram kaki meliputi:
a. Nyeri tiba-tiba di betis atau kaki.
b. Kontraksi otot yang tidak disengaja di betis.
c. Nyeri yang mungkin lebih buruk di malam hari.
Guna mencegahnya, ibu bisa memosisikan kaki yang lebih tinggi dari
jantung saat beristirahat, seperti menggunakan tumpukan bantal.
4. Disfungsi Simfisis Pubis
Disfungsi simfisis pubis atau nyeri panggul, dapat terjadi pada
sekitar 31 persen wanita hamil. Berat rahim dapat memberi tekanan
ekstra pada sendi panggul, menyebabkannya bergerak tidak merata.
Disfungsi simfisis pubis juga bisa terjadi akibat perubahan hormonal.
Selama kehamilan, tubuh melepaskan hormon yang melonggarkan dan
meregangkan ligamen tertentu sebagai persiapan untuk melahirkan.
Perubahan ini dapat menyebabkan nyeri panggul. Gejala disfungsi
simfisis pubis meliputi:
a. Nyeri di tengah tulang kemaluan.
b. Nyeri yang menjalar ke paha atau perineum (area antara vagina dan
anus).
c. Kesulitan berjalan.
5. Sakit Punggung
Nyeri punggung bawah adalah salah satu jenis yang paling umum
muncul selama kehamilan, dan sering dimulai pada trimester kedua.
Menurut beberapa penelitian, sekitar dua per tiga wanita hamil
mengalami nyeri punggung bawah. Biasanya, ini terjadi karena perut
yang membesar memberi tekanan pada otot punggung dan

21
menyebabkan perubahan postur. Gejala nyeri punggung bawah
meliputi:
a. Nyeri pegal atau tumpul di punggung bawah.
b. Rasa sakit yang memburuk saat membungkuk ke depan.
c. Kekakuan di bagian belakang.
(Verury Verona Handayani, 2020)
2.2.5 Konsep Dasar Antenatal Care
2.2.1 Pengertian
Antenatal care adalah suatu prosedur pemeriksaan dan
pelayanan kesehatan pada ibu selama kehamilan yang dilakukan untuk
melihat perkembangan janin dan memantau kesehatan ibu dan janin
kesehatan ibu dan janin baik dari segi fisiologis maupun psikologis
(Jolly et al., 2018; Putrono, 2016).
Antenatal sendiri merupakan rangkaian dari program terencana yang
terdiri dari observasi kehamilan, edukasi seputar 28 kehamilan dan
membantu ibu mempersiapkan persalinannya di masa yang akan datang
(Tadesse, 2020; Tutik Ekasari, 2019). Pemeriksaan antental adalah upaya
yang di lakukan untuk mencegah terjadinya risiko kehamilan yang
merugikan seperti kematian maternal, kelainan dan keguguran.
(Dharmayanti, Azhar, Hapsari, & H, 2019)
2.2.6 Tujuan Ante Natal Care
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

22
5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh berkembang normal.
(IBI, 2020)
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Keluarga
1.3.1 Pengertian
Asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan
berdasarkan teori yang ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yang berfokus pada klien.
1.3.2 Tujuan
Asuhan Kebidanan pada keluarga Ny.”N” dengan
ketidakikutsertaan KB dalam konteks keluarga bertujuan unuk :
1. Merencanakan keluarga berencana.
2. Mengatur jarak interval antar kehamilan.
3. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
1.3.3 Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
1. Pengkajian
2. Data Subyektif
A. Data umum
a) Alamat
Meliputi lokasi tempat tinggal keluarga, kecamatan, RT, RW, alamat
untuk mengetahui dimana tempat tinggal keluarga untuk dijadikan
petunjuk saat kunjungan rumah Identitas keluarga
 Nama kepala keluarga: untuk dapat mengenal kepala keluarga dan
menyegah kekeliruan bila ada kesamaan nama.
 Umur : untuk menentukan kematangan sebuah keluarga,
perkawinan yang sehat dilakukan pada usia diatas 20 tahun bagi
wanita dan diatas 25 tahun bagi pria.
 Agama : dinyatakan untuk mengetahui kepercayaan yang dianut
oleh keluarga.

23
 Pendidikan : digunakan untuk mengetahui atau menentukan bahasa
yang digunakan dalam penyampaian informasi.
 Pekerjaan : untuk menentukan taraf hidup dan sosial ekonomi
keluarga tersebut.
 Perkawinan : untuk menentukan keadaan alat reproduksi ayah dan
ibu.
b) Susunan anggota keluarga
Ditanyakan untuk mengetahui jumlah keluarga dalam satu rumah,
status keluarga, hubungan dalam keluarga dan pengambil keputusan
dalam keluarga.
c) Genogram keluarga
Dinyatakan untuk mengetahui silsilah keluarga dari keluarga istri dan
keluarga suami, serta keluarga yang telah dibina.

B. Data Khusus
 Imunisasi
Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi setiap anggota keluarga.
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Untuk menilai keterjangkauan keluarga terhadap sarana kesehatan dan
apabila dalam keluarga ada salah satu anggota keluarga yang sakit dan
kepercayaan keluarga pada tenaga kesehatan.
 Jenis penyakit yang sering diderita
Untuk menilai tingkat kesehatan masing-masing anggota keluarga
penanganan apa saja yang sudah diterima dan hasil yang didapat,
apakah penyakit yang diderita dapat disembuhkan dengan tuntas atau
belum.
 Pemeriksaan kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk memantau kehamilannya oleh petugas kesehatan, berapa kali
periksa kehamilannya, persalinan spontan atau buatan, aterm atau
prematur, nifas adakah perdarahan, panas.

24
 Pemberian makanan tambahan
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu melaksanakan program ASI
eksklusif pada saat anaknya masih bayi yaitu pemberian ASI sampai
bayi berusia 6 bulan dan setelah itu diberikan makanan tambahan.
 Tanggapan terhadap KB
Ditanyakan untuk menilai apakah ibu melaksanakan program KB serta
menilai pengetahuan ibu bertahap KB yang telah dipilih dan
digunakan tentang manfaat dan efek samping dari KB.
 Pola kebiasaan
- Pola tidur : untuk menentukan kondisi setiap anggota keluarga.
- Pola nutrisi : Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi pada keluarga
dan untuk mengetahui bahan makanan apakah yang dikonsumsi
oleh keluarga.
- Pola kebersihan diri : Menjaga kebersihan diri ibu dapat membantu
mencegah infeksi, diusahakan mandi dengan air bersih dan ganti
pakaian setiap kali kotor.
- Pola eliminasi : Untuk mengetahui pola buang air besar dan pola
buang air kecil anggota keluarga, dan untuk mengetahui fungsi alat
pencernaan.
- Penggunaan waktu senggang
Penggunaan waktu senggang keluarga menggunakan waktu untuk
berkumpul bersama anggota keluarga, nonton TV dan berbincang-
bincang dengan tetangga.
(Varney, H., 2017)
3. Data Objektif
1) Tanda-tanda vital
a) Suhu normal 360-370C, jika > 380C kemungkinan terjadi infeksi.
b) Nadi normal 60-80 x/menit.
c) Pernafasan normal 18-20 x/menit.
d) Berat Badan
2) Pemeriksaan fisik

25
Kepala : Dasar bersih atau kotor, apakah ada lesi.
Muka : Pucat atau tidak, oedema atau tidak.
Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, conjungtiva tidak pucat.
Hidung : Simetris, polip ada atau tidak, keluar cairan atau tidak.
Mulut : Bibir kering atau tidak, pucat atau tidak, adakah tanda
Rhagaden dan stomatitis.
Gigi : ada karies gigi atau tidak, lengkap atau tidak.
Telinga : Simetris, apakah ada serumen.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid,
adakah bendungan vena jugularis.
Payudara : Puting susu menonjol atau tidak, adakah bekas operasi.
Perut : Adakah luka bekas operasi.
Tangan : Simetris, jari-jari lengkap.
Genetalia : Apakah oedema, varices, adakah tanda Bartholinitis,
adakah condylomatalata, dan condylomata accuminata.
Anus : Bersih, adakah haemorrhoid.
Kaki : Apakah ada varices, oedema, simetris, jari-jari lengkap
4) Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.
5) Rumusan Masalah
Dari data yang telah dikumpulkan dan hasil analisa yang
sederhana, maka ada beberapa permasalahan yang timbul dalam
keluarga dalam bidang kesehatan sehingga timbul masalah keluarga.
(Varney, H., 2017)
4. Susunan Prioritas Masalah
Menurut Effendy. N (2019) untuk mengatasi masalah keluarga
yang dibina secara keseluruhan tidak mungkin. Oleh karena itu, perlu
dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan yang

26
mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama.
Agar dapat melakukan prioritas masalah keluarga tetap maka dilakukan
pembobotan masalah dengan menggunakan skala prioritas. Skala
prioritas dalam menyusun masalah kesehatan keluarga untuk dapat
menentukan prioritas kesehatan dan keperawatan keluarga perlu disusun
skala prioritas, sebagai berikut.

Tabel 2.1
Susunan Prioritas Masalah
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah 1
Skala :
Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
Dengan masalah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah dapat diubah 1
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjol masalah 1
Skala
Masalah berat harus ditangani 2

27
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah ….

Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan bobot
Skor X Bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahnya skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot.

5. Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan kebidanan keluarga yang
menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa/masalah yang telah
diidentifikasi/antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar yang tidak
lengkap dapat dilengkapi.
6. Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh atau intervensi
dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

7. Evaluasi

28
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
kebidanan keluarga yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan
diagnosa dapat diterapkan dalam bentuk SOAP di rencana
pengembangan dan catatan perkembangan.
(Effendy, N., 2019)
2.4 Konsep Dasar Kekurangan Energi Kronis (KEK)
1. Pengertian Kekuranagan Energi Kronis
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.
Dimana keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi. Seseorang dikatakan menderita resiko
KEK bilamana LiLA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm (Helena, 2018).
KEK pada ibu hamil menurut WHO adalah kondisi seseorang yang memiliki
nilai indeks massa tubuh (BMI) kurang dari 18,5. WHO menentukan standar nilai
BMI 18,5, 17,0, dan 16,0 sebagai kekurangan energi kronis ringan, sedang, dan
berat (Arisman, 2017)
Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) adalah ibu hamil dengan risiko
Kurang Energi Kronik (KEK) yang ditandai dengan ukuran Lingkar Lengan Atas
(LiLA) kurang dari 23,5 cm. Pada kelompok ibu hamil di pedesaan maupun
perkotaan lebih dari separuhnya mengalami defisit asupan energi dan protein,
pemberian makanan tambahan yang berfokus pada zat gizi makro maupun zat gizi
mikro bagi ibu hamil sangat diperlukan dalam rangka pencegahan Bayi Berat
Lahir Rendah dan Balita Pendek (Stunting) (Kementerian Kesehatan, 2018).
Asupan zat gizi untuk bayi di dalam kandungan berasal dari persediaan zat gizi
di dalam tubuh ibunya. Oleh karna itu sangat penting bagi calon ibu hamil untuk
mempertahankan status gizi yang baik sebelum memasuki kehamilan, misalnya
tidak kurus dan tidak anemia, untuk memastikan cadangan zat gizi ibu hamil
mencukupi untuk kebutuhan janinnya. Indikator apakah janin mendapatkan
asupan makanan yang cukup adalah melalui pemantauan adekuat tidaknya
Pertambahan Berat Badan (BB) ibu selama kehamilannya (PBBH), bila PBBH
tidak adekuat, janin berisiko tidak mendapatkan asupan yang sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangannya di dalam kandungan. Ibu yang saat memasuki kehamilannya
kurus ditambah dengan Pertambahan Berat Badan ibu selama Kehamilan (PBBH )
yang tidak adekuat, berisiko melahirkan bayi dengan Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) (Kemenkes, 2020).

29
Indikator dan Target Program Kesehatan Masyarakat dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis
(Renstra) tahun 2020-2024, persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
14,5% (Kementerian Kesehatan, 2020). Berdasarkan Riskesdas tahun 2018
menunjukan masih tingginya pravelensi kekurangan gizi pada ibu hamil di
Indonesia, antara lain sebanyak 17,3% ibu hamil dalam kondisi Kurang Energi
Kronik (Riskesdas, 2018). Pengukuran LiLA dan IMT ibu hamil pada saat
kunjungan antenatal sangat penting untuk mengetahui status gizi ibu.
Kurang Energi Kronik berdampak pada proses kehamilan akan menyebabkan
pertumbuhan bayi terhambat (IUGR), pada persalinan akan mempengaruhi
kontraksi (his) sehingga akan menghambat kemajuan persalinan, berat badan lahir
rendah (BBLR), dan asfiksia (Darwin Nasution dan Detty Siti Nurdianti, 2014).
Dampak BBLR terhadap pertumbuhan anak yaitu kejadian stunting Kondisi ini
dapat terjadi karena pada bayi yang lahir dengan BBLR, sejak dalam kandungan
telah mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan akan berlanjut sampai
usia selanjutnya setelah dilahirkan yaitu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang lebih lambat dari bayi yang dilahirkan normal dan sering
gagal menyusul tingkat pertumbuhan yang seharusnya dicapai pada usianya
setelah lahir (Darwin Nasution, Detty Siti Nurdianti, 2014)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)


a. Jumlah asupan makanan
Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan
wanita
yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat yang baik atau optimal
dimulai dengan penyedian pangan yang cukup. Penyediaan pangan dalam
negeri yaitu: upaya pertanian dalam menghasilkan bahan makanan pokok,
lauk pauk, sayuran dan buah-buahan. Pengukuran konsumsi makanan
sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang dimakan oleh
masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan menemukan
faktor diet yang menyebabkan malnutrisi (Djamaliah, 2017)
b. Beban kerja/aktifitas
Aktifitas dan gerakan seseorang berbeda-beda, seorang dengan gerak yang
otomatis memerlukan energi yang lebih besar dari pada mereka yang hanya
duduk diam saja. Setiap aktifitas memerlukan energi, maka apabila semakin
banyak aktifitas yang dilakukan, energi yang dibutuhkan juga semakin
banyak.
c. Penyakit /infeksi

30
Malnutrisi dapat mempermudah tubuh terkena penyakit infeksi dan juga
infeksi akan mempermudah status gizi dan mempercepat malnutrisi,
mekanismenya yaitu:
a) Penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu makan, menurunnya
absorbsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada waktu sakit.
b) Peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat diare, mual, muntah
dan perdarahan yang terus menerus.
c) Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
atau parasit yang terdapat pada tubuh.
d. Pendapatan keluarga
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen
hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli
makanan. Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh
karbohidrat (beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh
sumber energi lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang
meningkat akan menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran
termasuk besarnya pengeluaran untuk pangan (Sediaoetama, 2018).
3. Gejala KEK pada ibu hamil
Gejala kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat ditandai dengan:
a. Ukuran lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
b. Terus-menerus merasa letih
c. Sering kesemutan
d. Wajah pucat
e. Penurunan berat badan dan lemak
f. Penurunan laju metabolisme
g. Penurunan kalori yang terbakar pada saat istirahat (resting metabolic
rate/RMR)
h. Penurunan kebiasaan aktivitas fisik
i. Penurunan kapasitas kerja fisik.
4. Dampak Kekurangan Energi Kronik Pada Ibu Hamil
a. Anemia pada ibu
b. Resiko bayi lahir premature
c. Terhambatnya perkembangan otak janin

31
d. Bayi lahir dengan berat lahir rendah, dan
e. Bayi berisiko stunting.
5 . Cara mengatasi KEK pada ibu hamil dan Pencegahan
Beberapa penanganan KEK pada ibu hamil yang bisa dilakukan dengan
perubahan pola konsumsi makanan adalah:

a. Mengonsumsi makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil


b. Memastikan ketersediaan makanan bergizi di rumah. Makanan bergizi
tersebut dapat berupa telur, ikan, ayam, dan daging yang sudah dimasak
hingga matang, sayuran dan buah-buahan segar, nasi dan umbi-umbian,
kacang-kacangan, dan susu ibu hamil.
c. Menerapkan pola makan yang benar dan asupan gizi yang penting saat
hamil
d. Mengobati penyakit infeksi yang mungkin mengganggu pencernaan
e. Menjaga kebersihan dan kesegaran makanan yang dikonsumsi

(Yuniati., 2019).

32
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA PADA
TN.”F” DAN NY.”N” GIP0A0 USIA KEHAMILAN 14-15 MINGGU T/H/I
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS DI WILAYAH
KECAMATAN DUKUH PAKIS , KELURAHAN PRADAH KALI
KENDAL RW 02/RT 02 SURABAYA

Pengkajian
Nama : Meylan Suraribini
Tanggal : Jumat, 9 febuari 2024 Pukul : 20:41 WIB
Data Umum
3.1 Data Subyektif
Wilayah : Dukuh pakis
Kecamatan : Dukuh pakis
Kelurahan : Dukuh pakis
RT : 2 (Dua)
RW : 2 (Dua)
Kepala keluarga : Laki-laki
Nama : Tn.“F”
Umur : 26 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Dukuh Kali Kendal RW 2/ RT 2
Status Perkawinan: Menikah 1 kali, lama 11 bulan
Penghasilan : Rp. 9000. 000 juta /bulan

33
a) Susunan anggota keluarga
No Nama Jenis Umur Hubungan dengan Pekerjaan/Sekolah Pendidikan Keadaan Kesehatan
Kelamin Kepala Keluarga Waktu Kunjungan
1. Ny.“F” L 26tahun Suami Karyawan swasta S1 Sehat
2. An.“N” P 25 tahun Istri Karyawan swasta S1 Sehat
3. H A M I L INI

b) Bentuk dan Tipe Keluarga


Bentuk keluarga termasuk dalam bentuk keluarga kecil yang terdiri dari
suami dan istri.

d. Genogram Keluarga

26 25

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Garis Keturunan
: Garis perkawinan
: Pasien / klien yang mendapatkan asuhan

34
A. Data Khusus
1. Bila ada keluarga yang sakit, keluarga mengatakan segera dibawa ke
tenaga kesehatan.
2. Riwayat kesehatan terdahulu
a. Tn.“F” tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, tekanan darah
tinggi ataupun kencing manis.
b. Ny.“N” hanya pernah menderita sakit ringan seperti batuk, pilek,
demam dan selalu berobat di Puskesmas Dukuh Kupang.
3. Riwayat kesehatan keluarga sekarang
a. Tn.“F” mengatakan dalam keadaan sakit flu.
b. Ny.“N” mengatakan saat ini dirinya dalam keadaan sehat.
4. Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama : 5 hari
Banyak : 3-4 pembalut/hari
Warna : Merah Segar / Merah Gelap
Fluor Albus : Tidak ada
Dismenorrhoe : Tidak ada
b) Pemeriksaan Kehamilan
Selama kehamilan ibu rutin memeriksakan kehamilannya setiap bulan
pada trimester 1, trimester dan trimester 3 di Puskesmas Dukuh Kupang.
Ibu mendapatkan imunisasi TT5 kali sebelum hamil. Tidak ada komplikasi
selama kehamilan.

35
2. Pola Kebiasaan Sehari-hari

36
Pola Kebiasaan Tn. “F” Ny.“N”
Pola Makan makan 2 x sehari makan 3 x sehari dengan nasi, sayur dan
dengan nasi, lauk lauk pauk, terkadang diselingi makan buah
pauk, Tn. “F” hanya dan camilan seperti gorengan. Minum air
makan sayur tertentu putih 7-8 gelas/hari.
seperti wortel dan
sawi jika dicampur
pangsit dan
terkadang diselingi
makan buah. Minum
air putih 8-9
gelas/hari.
Pola Tidur tidak pernah tidur Tidur siang 1-2 jam, tidur malam pukul
siang karena bekerja, 21.00 WIB- 04.00 WIB.
tidur malam pukul
23.00 WIB-
04.00WIB
Personal mandi 2x sehari mandi 2x sehari dengan menggunakan
Hygiene dengan sabun mandi, gosok gigi setiap kali mandi,
menggunakan sabun cuci rambut setiap pagi hari, ganti pakaian
mandi, gosok gigi setiap sehabis mandi atau bila kotor.
setiap kali mandi,
cuci rambut setiap
pagi hari, ganti
pakaian setiap
sehabis mandi atau
bila kotor.

Pola BAB 1-2x setiap BAB 1-2x setiap hari, konsistensi lunak, bau
Eliminasi hari, konsistensi khas. BAK 6-7x perhari, warna kuning
lunak, bau khas. jernih, bau khas.
BAK 7-8x perhari,
warna kuning jernih,
bau khas.

Pola Setiap hari bekerja Ibu rumah tangga dan jagain anak
Aktivitas berangkat ± pukul
06.00 – 22.00 WIB.
Pola Tn.“F” mengatakan Ny.“N” mengatakan melakukan hubungan
Seksual melakukan seksual seminggu 2 kali, tidak ada keluhan.
hubungan seksual
seminggu 2
37
kali,
tidak ada keluhan.
a. Pengetahuan pengolahan makanan :
Memilih : Ibu memilih sayuran, lauk pauk yang biasa dijual
di pasar.
Menyuci : Setelah dipotong, sayuran dicuci dengan air bersih.
Mengolah : Makanan dimasak menggunakan kompor gas
sampai matang.
Menyajikan : Dalam keadaan hangat / dingin.
b. Penggunaan Waktu Senggang
a) Tn.“F” Istirahat, nonton TV, terkadang ngobrol dengan kelurga dan
tetangga.
b) Ny.“N” nonton TV, memasak, cuci baju dan terkadang ngobrol
dengan keluarga dan tetangga.
3.2 Data Objektif
1. Data Umum
a. Rumah
Luas : 4 x 20 m2
Jenis rumah : Semi permanen
Dinding : Tembok
Atap : Asbes
Lantai : Keramik dan semen
Pencahayaan : menggunakan 2 buah jendela (1 m x 50 cm), pintu
(1,8 m x 70 cm), dan 4 buah lampu.
Jalan angin : 2 buah (20 cm x 50 cm)
Jumlah ruangan : 5 ruangan yaitu 1 ruang tamu, 2 kamar tidur,
dapur, dan kamar mandi.
b. Sumber Air Minum
Keluarga menggunakan air PDAM untuk mandi dan keperluan rumah
tangga, syarat air bersih sudah terpenuhi (jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa) dan untuk kebutuhan minum menggunakan air
galon.
c. Tempat Pembuangan Sampah

38
Keluarga membuang sampah pada tempat sampah yang ke tempat
sampah umum dan bila penuh akan dibuang oleh petugas kebersihan.
d. Kamar Mandi dan Jamban
Kamar mandi terdapat di dalam rumah di dalam kamar mandi terdapat
bak air untuk mandi, ada WC leher angsa, kebersihan cukup.
e. Pekarangan dan selokan
Keluarga memiliki pekarangan, kebersihan cukup, menjemur pakaian di
teras rumah, keluarga membuang limbah melalui saluran got.
f. Denah Rumah

1,8x3 cm
Jendela 1m
WC
3x4 cm pintu 2 cm
Dapur
5x3 cm

1,8 cmpintu
1 cm Kamar 1 cm
5x4 cm
Jendela
2 cm 3 cm 2 cm Jendela
3 cm 1,8 cm
kamar
5x4 cm pintu

Pintu 3 cm
Ruang tamu
5 cm Kamar
7x5 cm
1,8 cm 5x4 cm

2 cm Pintu
2 cm
1 cm
Jendela

Teras U
1,3x 3 cm

B T

Dapur : (5 x 3 cm)
Kamar mandi: (3 x 6 cm)

39
Teras : (1,3 m x 3 cm)
Kamar : tidur 3 buah (5 x 4 cm)
Ruang tamu : 1 buah (7 x 5 cm)
Pintu : 5 buah (1,8 x 3 cm)

2. Data Khusus
a. Data Tn.“F”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Baik
Tanda-tanda Vital
TD :120/70 mmHg (normalnya 100-120 mmHg untuk
systole dan diastole 60-90 mmHg).
Nadi : 80x/menit (normalnya 60-100 x/menit)
Pernapasan : 22x/menit (normalnya 16-20 x/menit)
BB : 50 kg (normalnya 55-60 kg)
TB : 168 cm (normalnya > 145 cm)
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
icterus
Telinga : Simetris, pendengaran baik
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
tiroid, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Extremitas bawah : Simetris, tidak oedema, ada varises

a. Data Ny.“N”
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik

40
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
BB Sebelum Hamil : 56 kg
BB Saat Ini : 52,5 kg
TB : 156 cm
LILA : 26 cm
IMT : 24,6
Pergerakan Janin : Aktif
Imunisasi TT : TT5 sebelum menikah
HPHT : 10-10-2023
HPL : 17-07-2024
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus
Telinga : Simetris, pendengaran baik
Mulut : Bibir tidak pucat, , tidak ada stomatitis, bersih
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid,
dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Extremitas atas : Simetris, tidak oedema, kuku tidak pucat
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU 3 jari di atas sympisis
Extremitas bawah : Simetris, tidak oedema
Kesimpulan
Keadaan Kesehatan keluarga Tn.”F” maupun istri. Berdasarkan pemeriksaan yang
dilakukan pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu Ny.“N” juga dalam
keadaan susah menaikan berat badan.

3.7 Perumusan Masalah


Dari data-data di atas dan dari hasil analisa sederhana, permasalahan utama
pada keluarga Ny.“N” adalah ibu dengan masalah KEK dengan alasan ibu makan

41
3x sehari makan dengan porsi sedikit-dikit, ibu jarang konsumsi buah-buahan dan
ibu kurang istirahat karena ibu bekerja sampai 20.30.WIB.
3.8 Susunan Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah pada keluarga secara keseluruhan perlu dilakukan
prioritas masalah, dimana masalah kesehatan dan kebidanan yang mengancam
kehidupan dan mengancam kesehatan keluarga akan menjadi prioritas utama. Agar
dapat melakukan prioritas keluarga maka dilakukan pembobotan masalah dengan
kriteria sebagai berikut:

1. Kurangan energi kronis (KEK)


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3 1 Tidak/kurang sehat
2. Kemungkinan masalah untuk 0 2 Ada kemauan dari ibu untuk
diubah memperbaiki pola nutrisi dan pola
istirahat
3. Potensi pencegahan 1 1 Kesulitan kenaikan berat badan
dapat di cegah
4. Menonjolnya masalah 1 1 Supaya tidak terjadi kekurangan
nutrisi pada ibu yang sedang
hamil, agar tidak terjadi indikasi.
Total Skor 5 5

Perhitungan 5/3 X 5= 8,3

4. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Masalah Catatan

42
09-02-2024 KEK (Kekurangan Data S:
Pukul: Energi Kronis) Ny.“N” senang akan kehadiran tenaga kesehatan yang memberikan pengetahuan
20.41 WIB tentang upaya kenaikan berat badan karena sesuai dengan keadaan ibu.
Data O:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi: 80x/menit
BB sebelum hamil: 56 kg
BB saat hamil: 53 kg
LILA: 26 cm
IMT: 24,6
A : Masalah belum KEK belum teratasi
P:
1. Memberitahu ibu bahwa terjadi penurunan berat badan pada ibu sebanyak 3
kg, memotivasi ibu untuk menaikan berat badan
2. Menjelaskan tentang nutrisi kepada ibu yaitu memotivasi ibu untuk
meningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah
protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan daging dari sebelumnya.
Meningkatkan jumlah buah-buahan seperti (semangka, anggur, melon dll), dan
sayur-sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit
menjadi lebih banyak porsi perharinya.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah
genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah
agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan
4. Memberitahu ibu untuk menyempatkan waktu istirahat pada saat anak nya
tertidur serta minta bantu kepada suami untuk membantu ibu menjaga anaknya
sehingga dapat beristirahat.
15-02-2023 KEK (Kekurangan S:
Pukul: Energi Kronis) Ny.“N” mengatakan masih melakukan anjuran yang dijelaskan oleh bidan.
20.44 WIB O:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 80 x/menit
BB: 53 kg
LILA: 26 cm
A : Masalah KEK sudah teratasi
P:

43
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam batas normal, terutama berat badan
ibu terjadi kenaikan 2 kg dalam seminggu.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap meningkatkan porsi makan dan
selalu mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan.
3. Mengingatkan ibu untuk beristirahat yang cukup
4. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan personal hygene
5. Memotivasi untuk merubah gaya hidup dengan gaya hidup yang lebih sehat.
21-02-2024 KEK (Kekurangan S:
Pukul Energi Kronis) Ny.“N” mengatakan sudah mulai melakukan anjuran yang dijelaskan oleh bidan.
07:00 WIB O:
KU: Baik
Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
Nadi: 82 x/menit
BB: 54 kg
LILA: 26 cm
A : Masalah KEK sudah teratasi
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam batas normal, terutama berat
badan ibu terjadi kenaikan 1 kg lagi dalam seminggu.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap meningkatkan porsi makan
dan selalu mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-buahan.
3. Mengingatkan ibu untuk beristirahat yang cukup
4. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan personal hygene
5. Memotivasi untuk merubah gaya hidup dengan gaya hidup yang lebih sehat

44
BAB IV
PEMBAHASAN

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy, N., 2019).
Tanda dan gejala terjadinya kurang energi kronik adalah berat badan kurang
dari 40 kg atau tampak kurus dan kategori KEK bila LiLA kurang dari 23,5 cm
atau berada pada bagian merah pita LILA saat dilakukan pengukuran (Supariasa,
2018).
Kenaikan berat badan normal selama hamil berkisar antara 11–16 kg. Pada
trimester pertama, ibu hamil dapat mengalami kenaikan berat badan 2–4 kg. Pada
trimester selanjutnya sampai kelahiran, berat badan akan mengalami peningkatan
sekitar 0,5–1,5 kg setiap minggunya.
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada keluarga Tn.”F” dan Ny.”N”
kehamilan trimester II dengan KEK di wilayah Kecamatan Dukuh Pakis
Kelurahan Pradah Kali Kendal RW2/RT2 surabaya yang dilaksanakan kunjungan
rumah pertama pada tanggal 09-02-2024 dengan membandingkan dasar teori dan
konsep keluarga pada kasus yang ada, serta hal-hal yang menjadi masalah
keluarga maka penjelasan KIE dari petugas diberikan sebagai penanganan yang
dapat membantu setiap masalah yang dihadapi keluarga seperti memberikan
penjelasan pada ibu dan keluarga tentang nutrisi yang seimbang dan pola istirahat
yang cukup, memberikan konseling kepada ibu untuk lebih meningkatkan nutrisi
dan pola istirahat, melibatkan suami untuk memberikan motivasi atau
memberikan jalan keluar agar kesejahteraan keluarga terpenuhi, memberikan
penjelasan tentang kenaikan berat badan normal selama kehamilan.
Faktor penghambat dalam pemberian asuhan kebidanan yaitu keterbatasan waktu
petugas dalam memberikan pelayanan kesehatan, keterbatasan kemampuan
penulis dalam memberikan pelayanan kesehatan dan faktor penunjang dalam
pemberian asuhan kebidanan yaitu pasien kooperatif, fasilitas dan prasarana yang

45
memadai dan pemberian asuhan kebidanan oleh petugas sesuai dengan
standarisasi pelayanan kesehatan
Berdasarkan asuhan yang diberikan kepada keluarga Ny.”N” maka petugas dapat
mengevaluasi keberhasilan asuhan yang dilihat dari ibu mau melakukan atas
pejelasan dari tenaga kesehatan, ibu mau menerapkan pola hidup sehat.
Asuhan yang diberikan pada Ny.“N” diberikan sesuai dengan asuhan
keperawatan keluarga dan penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktik karena intervensi yang dilakukan telah sesuai dengan implementasi yang
ada dan sesuai dengan kebutuhan Ny.“N”, dengan demikian sebagai tenaga
kesehatan harus berperan aktif dan dapat melakukan Asuhan Kebidanan pada
Ny.”N” dengan masalah KEK, dan memberikan konseling tentang nutrisi dan pola
istirahat yang baik selama kehamilan dan menerapkan pola hidup sehat, sehingga
diharapkan Ny.“N” akan menerapkan pola hidup

46
47
48
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Keluarga pada Tn.”F” dan
Ny.“N” kehamilan trimester III dengan KEK di wilayah Kecamatan Dukuh
Pakis Kelurahan Pradah Kali Kendal RW2/ RT 02 Surabaya, penyusun dapat
menyimpulkan hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan petugas
kesehatan: Pengkajian dapat dilakukan karena adanya kerjasama yang baik
antara petugas kesehatan dengan Ny.“N” selama melakukan asuhan, data
subjektif :Ny.“N” mengatakan tidak ada keluhan, data objektif yang
didapatkan Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
110/80 mmHg, berat badan 54 kg terjadi penetapan berat badan dari sebelum
hamil sampai dengan kehamilan trimester II setelah melakukan pemeriksaan
hal tersebut di karenakan ibu kekurangan nutrisi dan pola istirahat, LILA 26
cm, nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, pemeriksaan fisik normal.
Identifikasi Diagnosa dan Masalah Berdasarkan pemeriksaan yang
didapatkan diagnosa: Ny.“N” dengan masalah KEK usia 25 tahun dengan.
Perumusan Masalah yang dialami oleh Ny.“N” adalah Kek. Disebabkan Ny.
“N” tidak menjaga kesehatannya termasuk nutrisi dan pola istirahatnya.
Susunan Prioritas Masalah berdasarkan hasil pembobotan masalah di atas,
maka urutan prioritas masalah kesehatan pada keluarga Tn.”F” dan Ny.“N”
dapat disusun sebagai berikut: Prioritas 1: Kekurangan energi kronis (KEK).
Intervensi disusun berdasarkan hasil pengkajian dan diagnosa: untuk masalah
kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi dan pola istirahat, memotifikasi
ibu untuk menjaga kesehatan dengan mencukupkan nutrisi dan waktu
istirahat, Beri penjelasan tentang nutrisi yang seimbang pola istirahat yang
cukup, motivasi ibu untuk melakukan perubahan gaya hidup.

49
5.2 Saran
5.2.1 Secara Teoritis
Hasil pengkajian diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan
wawasan dalam menerapkan Asuhan Kebidanan keluarga pada Tn.”F” dan
Ny.”N” kehamilan trimester II dengan kekurangan energi kronis.
5.2.2 Secara Praktis
 Asuhan kebidanan ini menjadi pengalaman berharga bagi penulis karena
dapat langsung melakukan Asuhan Kebidanan keluarga pada Tn.”F” dan
Ny.”N” kehamilan trimester III dengan kekurangan energi kronis.
 Bagi klien Asuhan Kebidanan keluarga diharapkan selau kooperatif
dengan petugas kesehatan dalam memberikan asuhan kebidanan.

50
DAFTAR PUSTAKA

Buku KIA, 2020. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia . Jakarta : Salemba


Medika.
BKKBN 1992. Skrining KELUARGA. Surabaya : Airlangga; Riset kesehatan
dasar, 2017.
Effendy,N.,2019. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Erina E.H, 2018. Asuhan Kebidanan Pada keluarga. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Dinkes, Surabaya- 2018. Ilmu Kebidanan Antenatal-care. Tutik Ekasari, 2019.
Kamariyah, dkk., 2020. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika
L.G.K, SUBIDIA BSc, DFSN. DIKTAT III Ilmu Gizi Kesehatan. Jakarta :
Salemba
Putrono, 2018. Ilmu kebidanan. (Victor Trismajaya,2019).
Sari Anggita, dkk., 2019. Asuhan Kebidanan Pada keluarga. Bogor: in Medika.
Verury verona hadayani, 2020. Ilmu-Kebidanan-asuhan keluarga. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Yulifah Rita, dkk. 2017. Asuhan keluarga Untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
Yulizawati et,al 2018. Buku ilmu kebidanan asuhan keluarga.

51

Anda mungkin juga menyukai