Anda di halaman 1dari 77

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA RT 21 DUSUN SINDANGASIH DESA SIDAHARJA


KECAMATAN LAKBOK KABUPATEN CIAMIS

Disusun Oleh:
Amelia Putri
1802277001

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA RT 21 DUSUN SINDANGASIH DESA SIDAHARJA
KECAMATAN LAKBOK KABUPATEN CIAMIS

Telah Disetujui dan Memenuhi Syarat


Tanggal …………..2020

Setelah Perbaikan dan Saran Pembimbing


Menyetujui dan Mengesahkan

Mengetahui Pembimbing
Ketua Program Studi

Neli Sunarni, S.ST., M.Keb Ayu Endang Purwati, S.ST., M.Kes


NIK. 0432778105033 NIK. 0432778608052

KATA PENGANTAR

ii
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’at di akhirant nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat,
sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan laporan Praktik Kebidanan
Komunitas (PKK) STIKes Muhammadiyah Ciamis Tahun ajaran 2020/2021 di RT 21
RW 04 Dusun Sindangasih Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis.
Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
sehingga laporan Praktik Kebidanan Komunitas (PKK) dapat berjalan lancar dan
selesai tepat pada waktunya yaitu kepada yang terhormat :
1. Ketua BPH STIKes Muhammadiyah Ciamis.
2. Bapak H. Dedi Supriadi, S.Sos.,S.Kep.,Ners.,M.M.Kes selaku ketua STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
3. Ibu Heni Marliyany, SKM.,M.Kep selaku Wakasek I STIKes Muhammadiyah
Ciamis.
4. Bapak Nur Hidayat, SKM.,M.M.Kes selaku Wakasek II STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
5. Bapak H. Asep Gunawan, S.Kep.,Ners.,M.Pd selaku III STIKes
Muhammadiyah Ciamis.
6. Ibu Neli Sunarni, SST., M.Keb selaku ketua Program Studi D3 Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Ciamis.
7. Ibu Ayu Endang Purwati, S.ST., M.Kes selaku Pembimbing Praktik
Kebidanan Komunitas.
8. Bapak Marjono selaku Kepala Desa Sukawangun.
9. Ibu Eni Amd. Keb selaku Bidan Desa Sidaharja.
10. Bapak Sutarjo selaku Ketua RT 21 Dusun Sindangasih.
11. Mayarakat RT 21 Dusun Sindangasih yang senantiasa berpartisipasi aktif
dalam semua agenda kami.
12. Orang tua yang telah memberikan dorongan moral maupun material.

iii
13. Seluruh pihak yang teah membantu agenda Praktik Kebidanan Komunitas
(PKK) 2020 hingga penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan saran serta masukan yang sifatnya membangun. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon maaf sebesar-besarnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Lakbok, 22 November 2020

Amelia Putri

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................2
1.2 Tujuan...................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................4
BAB II TINJAUN PUSTAKA ..............................................................5
2.1 Konsep Dasar Kebidanan Komunitas...................................5
2.2 Teori Pengkajian Data Umum..............................................13
2.3 Gambaran Umum Wilayah RT 21 dusun. Sindangasih........13
BAB III HASIL PENGOLAHAN DATA RT........................................15
3.1 Pengkajian dan Pengumpulan Data.......................................15
BAB IV PRIORITAS MASALAH DAN POA......................................23
4.1 Pengkajian.............................................................................23
4.2 Perencanaan...........................................................................23
4.3 Penatalaksanaan.....................................................................23
4.4 Evaluasi..................................................................................24
BAB V PELAYANAN SISTEM KIA...................................................25
5.1 Konsep Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak ........................25
..
5.2 Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak..........................25
5.3 Prinsip dan Pengolahan Pelayanan KIA................................26
5.4 Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak.......................................27
BAB VI PEMBAHASAN.........................................................................29
6.1 Faktor Penghambat.................................................................29
6.2 Faktor Pendorong..................................................................29
6.3 Materi....................................................................................30
BAB VII PENUTUP .................................................................................31
7.1 Simpulan................................................................................31
7.2 Saran......................................................................................31
..................................................................................................... 31
v
LAMPIRAN

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Satuan Acara Penkes (dilengkapi dengan leaflet)


2. Lembar Konsultasi (ditandatangan Pembimbing Lapangan)
3. Data sekunder (dari Desa/Puskesmas}
4. Dokumentasi kegiatan

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan dituntut untuk dapat memberi pelayanan
KIA/KB dan kesehatan wanita sepanjang siklus kehidupannya baik di institusi rumah sakit yang
bersifat kuratif/klinis maupun juga dalam upaya-upaya pelayanan KIA/KB yang bersifat
promotif, preventif dan mampu menggerakkan peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan
ibu dan anak, serta KB sesuai dengan prinsip Primary Health Care (PHC).
Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu dalam
melaksanakan tugas seperti yang diharapkan diatas maka perlu kiranya memberikan kesempatan
serta pengalaman belajar yang terarah dan terpadu kepada mahasiswa kebidanan tidak hanya
dirumah sakit tetapi juga di puskesmas maupun dimasyarakat.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok
masyarakat. Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas. Pelayanan serta
pemulihan kesehatan.
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak yang berada di dalam keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan yang ditujukan kepada masyarakat untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui upaya promotif, preventif/pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dengan melibatkan
indvidu, keluarga dan kelompok masyarakat sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kebidanan.
Asuhan kebidanan komunitas yang bertujuan untuk menerapkan asuhan kebidanan
komunitas dengan menggerakan dan meningkatkan peran serta individu, keluarga, masyarakat
sehingga semua kalangan berperan aktif dalam rangka mencegah dan meningkatkan derajat
kesehatan mereka yang dilaksanakan di Dusun Sindangasih RT 21 Desa Sidaharja.
Perkembangan nasional dibidang kesehatan bertujuan untuk mencapai kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masayarat yang
optimal. Untuk mewujudkan kesehatan masyarakat secara optimal diperlukan peran serta
masyarakat dan sumber daya masyarakaat sebagai modal dalam pembangunan nasional,
termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat. Dalam upaya mewujudkan kesehatan

2
masyarakat terutama dalam mencegah angka kematian ibu dan anak pemerintah mencanangkan
program safe motherhood yang memiliki enam pilar yaitu : Pelayanan keluarga berencanan,
asuhan antenatal, persalinan bersih dan aman, pelayanan obstetri neonatal, pelayanan kesehatan
dasar, dan pelayanan kesehatan primer dengan memperdayakan wanita.
Karena dengan adanya wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Program Studi D-III
Kebidanan memberikan solusi dan kesempatan pada mahasiswa untuk melakukan Praktik
Kebidanan Komunitas di daerah masing-masing yaitu tepatnya di ruang lingkup RT dan tetap
menjalankan seluruh kegiatan sesuai dengan protokol kesehatan diantaranya mencuci tangan
menggunakan sabun dan air yang mengalir, memakai masker, menjaga jarak fisik (physical
distancing), pembatasan sosial (social distancing) dan menghindari kerumunan dengan
mengurangi kegiatan pengkajian data terutama Home Visit.

1.2 Tujuan Praktik Kebidanan Komunitas


A. Tujuan Umum
Dengan diadakannya PKK ( Praktik kebidanan Komunitas) mahasiswa mendapatkan
pengalaman kerja nyata tentanng peran, fungsi dan tugas bidan di Desa serta dapat
mengembangkan sikap profesional dalam melaksanakan praktik kebidanan serta
memberikan asuhan kebidanan komunitas kepada masyarakat di dusun sSindangasih RT
21 RW 04 Desa Sidaharja, dalam mengupayakan hidup sehat dan mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
B. Tujuan Khusus :
1. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan, melakukan pengkajian dan analisis data yang
ada di masyarakat.
2. Mencari prioritas masalah dari setiap individu, keluarga ataupun kelompok binaan dalam
konteks komunitas.
3. Melakukan pengkajian dan analisis dari permasalahan yang telah ditemukan.
4. Membuat rencana tindak lanjut berdasarkan prioritas masalah
5. Melakukan intervensi serta evaluasi dari masalah yang telah ditemukan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga maupun kelompok binaan.

3
1.3 Manfaat Praktik Kebidanan Komunitas
Adapun manfaat dari praktik keidanan komunitas ini adalah
1. Bagi Institusi
a. Sebagai fasilitator untuk mahasiswa dalam mengembangan ilmu yang telah di ajarkan
sehingga dapat diamalkan di masyarakat.
b. Menjadi wahana untuk memberikan pembelajaran dan evaluasi dalam konteks
komunitas.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk memberikan pembelajaran serta pengalaman kepada mahasiswa kebidanan untuk
dapat berinteraksi dengan masyarakat yang selanjutnya dapat memberikan pelayanan dan
asuhan kebidanan berdasarkan masalah yang telah ditemukan di masyarakat.
3. Bagi Masyarakat Setempat
a. Mendapatkan informasi serta pengetahuan mengenai permasalahan yang terjadi pada
keluarga maupun lingkungan masyarakat.
b. Dapat berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan praktik kerja lapangan yang diadakan
mahasiswa kebidanan.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS


A. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” menurut ICM, IFGO, dan WHO mengatakan bahwa
bidan (midwife) adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang telah diakui
oleh pemerintah setempat dan telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta
terdaftar atau mendapat izin melakukan praktik kebidanan (Maternity et al., 2017).
Menurut Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 bidan adalah seorang wanita yang
telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
berlaku. Kebidanan (midwifery) mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
bidan dan kegiatan pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang
dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang ada disuatu lokasi tertentu yang saling
berinteraksi. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat
di wilaya tertentu (Maternity et al., 2017).
Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan
serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberi pelayanan kebidanan pada ibu dan anak
yang berada dalam masyarakat di wilaya tertentu (Maternity et al., 2017).
Dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Menurut undang-undang
No.23 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan
anggota keluarga lainnya. Pelayanan ini diserahkan untuk mewujudkan keluarga yang sehat
dan dapat meningkatkan sumber daya manusia. Bidan memandang pasiennya sebagai
makluk sosial yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik,
sosial budaya, dan lingkungan sekitarnya (Setyawan, 2012).

B. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pemberian asuhan kebidanan di komunitas harus terarah ataupun mempunyai tujuan yang
jelas.

5
Adapun tujuan pelayanan pemberian asuhan kebidanan komunitas adalah :
1. Tujuan Umum
a. Meningkatkan Kesehatan ibu dan balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
b. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan
komunitas untuk mencapai derajat Kesehatan yang optimal.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatannifas dan
perinatal secara terpadu.
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan, persalinan,
nifas, dan perinatal
d. Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk enurunka angka kesakitan
dan kematian pada ibu dan anak.
e. Membangun jaringan krja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau terkait.
C. Ruang Lingkup Pelayanan di Kebidanan Komunitas
Pelayanan/asuhan kebidanan komunitas merupakan salah satu area praktik bidan
yang pelayanannya diberikan baik pada individu, keluarga, maupun masyarakat luas
dengan memperhatikan dan menghargai budaya dan nilai-nilai masyarakat setempat
untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan keluarganya. Dalam praktiknya
menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dikenal dengan proses/manajemen
kebidanan.
Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan kesehatan (Promotif)
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap asuhannya, seperti ibu hamil
disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga kesehatan. Bayi dan balita
dilakukan pemantauan tumbuh kembang di posyandu.
2. Pencegahan (Preventif)

6
Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan adalah pemberian
imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
3. Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan.
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi melalui
keterampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus kegawatdaruratan maternal
dan neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak mengalami keterlambatan.
4. Meminimalkan kesakitan dan kecacatan.
Dalam memberikan asuhan bidan melakukan pendekatan secara fisiologis, dengan
meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi klien
5. Pemulihan kesehatan (Rehabilitasi).
Pada masa pemulihan bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain (dokter
kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai contoh adalah
bidan melakukan perawatan pasca operasi pada klien dengan tindakan persalinan caesar.
6. Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial, kelompok
masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu ke lingkungan
keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi bahwa stigma masyarakat perlu
dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired Immune Deficiency Syndrome
(AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD), kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),
prostitusi, korban perkosaan, dan injecting drug user (IDU).
D. Sasaran Kebidanan Komunitas
Pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan melalui pelayanan
asuhan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks
komunitas. Selain itu juga diperlukan perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh
masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan masayarakat
memepengaruhi keluarga, individu dan kelompok.
Sasaran kebidanan komunitas adalah mulai dari individu, keluarga, kelompok dan
masayarakat.
1. Individu diutamakan pada individu yang ditemukan di klinik, rumah dan tempat lain
dengan masalah kesehatan.
2. Keluarga, dengan mengutamakan keluarga dengan risiko tinggi terhadap masalah
kesehatan tertentu.

7
3. Kelompok penduduk, diutamakan pada kelompok penduduk daerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu
hamil dll.
4. Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil sampai dengan masayarakat
secara keseluruhan.
E. Tugas Utama Bidan Komunitas
Kebidanan sebagai pelayanan profesional mempunyai wilayah pelayanan
tersendiri sehingga tidak tumpang tindih dengan profesi yang lain. Peran, fungsi,
tugas/tanggung jawab, dan kompetensi bidan dirumuskan sesuai dengan wewenang yang
diberikan pemerintah kepada bidan dalam melaksanakan tugasnya. Asuhan mendasar
kebidanan komunitas mencakup pencegahan, deteksi dini untuk rujukan, asuhan
kegawatdaruratan, maternal dan neonatal, pertolongan pertama pada penyakit,
pengobatan ringan, asuhan pada kondisi kronik, dan pendidikan kesehatan. Untuk
menangani hal tersebut maka bidan perlu melaksanakan kegiatan seseuai dengan
kewenangannya dalam menjalankan praktik mandiri. Bidan mempunyai peran, fungsi,
tugas/ tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan asuhan kebidanan komunitas.
1. Peran Bidan
Intervensi kebidanan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan (promosi
kesehatan), kesehatan ibu dan anak dengan pendekatan siklus kehidupan, melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk mengatasi masalah kesehatan yang
ada di komunitas serta melakukan rujukan kebidanan bila mana ada kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Dengan demikian, bidan dituntut harus
kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan. Dalam upaya pelayanan kebidanan yang
berfokus pada kesehatan reproduksi ibu dan anak, maka bidan memiliki peran sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti.
a. Peran sebagai Pelaksana
Bidan sebagai pelaksana memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita dalam siklus
kehidupannya yaitu asuhan ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas, neoantus, bayi anak
dan balita, remaja, masa antara, keluarga berencana dan lansia. Sebagai pelaksana bidan
mempunyai tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas
ketergantungan

8
1) Tugas Mandiri
Tugas mandiri bidan meliputi hal – hal berikut ini.
a) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
b) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan melibatkan
mereka sebagai klien. Membuat rencana tindak lanjut tindakan/layanan bersama
klien.
c) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
d) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan
melibatkan klien / keluarga.
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.
f) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan
klien/keluarga.
g) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana.
h) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan
wanita dalam masa klimakterium serta menopause.
i) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga dan
pelaporan asuhan.
2) Tugas Kolaborasi
Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
b) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan pertolongan
pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c) Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
d) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan risiko tinggi
serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan
tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.

9
e) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko tinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
f) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi bersama klien dan keluarga.
g) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi serta pertolongan
pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi
bersama klien dan keluarga.
3) Tugas ketergantungan
Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu:
a) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan
fungsi keterlibatan klien dan keluarga.
b) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan
dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan.
c) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan
dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.
d) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa
nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan
klien dan keluarga.
e) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
keluarga.
f) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan
klien/keluarga.
b. Peran sebagai Pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar
kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim.
1) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan di wilayah kerjanya.

10
2) Berpartisipasi dalam tim. Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan
program kesehatan sektor lain melalui dukun bayi, kader kesehatan, serta tenaga
kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.
c. Peran sebagai Pendidik
Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu :
1) Memberi pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada klien
2) Melatih dan membimbing kader.
d. Peran Sebagai Peneliti/Investigator
Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun berkelompok, yaitu :
1) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
2) Menyusun rencana kerja pelatihan.
3) Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.
4) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.
5) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.
6) Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program
kerja atau pelayanan kesehatan.
2. Fungsi Bidan
Fungsi merupakan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan peranannya.
Berdasarkan peran bidan seperti yang dikemukakan di atas, maka fungsi bidan adalah
sebagai berikut.
a. Fungsi Pelaksana
Fungsi bidan sebagai pelaksana mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat
(khususnya kaum remaja) pada masa praperkawinan.
2) Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan
kasus patologis tertentu, dan kehamilan dengan risiko tinggi.
3) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.
4) Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan risiko tinggi.
5) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.
6) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui.

11
7) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan prasekolah
8) Memberi pelayanan keluarga berencana sesuai dengan wewenangnya.
9) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus gangguan system
reproduksi, termasuk wanita pada masa klimakterium internal dan menopause sesuai
dengan wewenangnya.
b. Fungsi Pengelola
Fungsi bidan sebagai pengelola mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga,
kelompok masyarakat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat
yang didukung oleh partisipasi masyarakat.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.
3) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.
4) Melakukan kerja sama serta komunikasi inter dan antarsektor yang terkait dengan
pelayanan kebidanan.
5) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan kebidanan.
c. Fungsi Pendidik
Fungsi bidan sebagai pendidik mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait
dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup kesehatan serta keluarga berencana.
2) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidang
tanggung jawab bidan.
3) Memberi bimbingan kepada para bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di
masyarakat.
4) Mendidik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.
d. Fungsi Peneliti
Fungsi bidan sebagai peneliti mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau
berkelompok dalam lingkup pelayanan kebidanan.
2) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.
3. Tugas Tambahan Bidan di Komunitas

12
Sesuai dengan kewenangannya, bidan dapat melaksanakan kegiatan praktik mandiri.
Peran bidan di sini sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit kesehatan ibu dan anak,
puskesmas, polindes, posyandu, klinik, dan praktik bidan perorangan. Bidan di komunitas
harus mengenal kondisi kesehaan masyarakat yang selalu mengalami perubahan.
Kesehatan komunitas dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu
sendiri maupun ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebijakan-kebijakan yang
ditetapkan oleh pemerintah. Bidan harus tetap tanggap terhadap perubahan tersebut.
Keterampilan tambahan yang harus dimiliki oleh bidan di komunitas adalah:
a. Melakukan pemantauan KIA dengan menggunakan PWS KIA.
b. Melaksanakan pelatihan dan pembinaan pada kader kesehatan.
c. Melakukan pendekatan kemitraan kepada dukun bayi.
d. Mengelola dan memberikan obat-obatan seseuai dengan kewenangannya.
e. Menggunakan teknologi tepat guna.

2.2 Teori Pengkajian Data dan Gambaran Umum Wilayah RT


1. Pengkajian Data Asuhan kebidanan adalah data subyektif dan atau data obyektif dari
pasien.
a. Data Subyektif
Informasi yang di catat mencakup identitas, keluhan yang di peroleh dan hasil
wawancara langsung kepada pasien atau klien dengan menggunakan format
pengkajian data.
b. Observasi
Menggunakan pengamatan secara langsung terhadap hal hal yang berhubungan
dengan masalah yang di teliti.
c. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan data dari buku-buku sumber, internet yang dijadikan bahan yang
digunakan dalam masalah masalah.
d. Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, saya menggunakan metode Hanlon kualitatif digunakan
untuk menentukan prioritas masalah.
e. Analisis Data

13
Dalam menganalisa dta saya menggunakan pendekatan dengan wawancara untuk
mendapatkan informasi.

f. Gambaran wilayah/ Demografi


Wilayah yang di pakai untuk Praktik Kebidanan Komunitas yaitu Dusun
Sindangasih RT 021 Desa sidaharja, dengan jumlah kepala keluarga : 31 kk, jumlah
penduduk : 89 orang, laki-laki = 48 orang, perempuan 41 = orang, yang berbatasan
dengan :
a. sebelah selatan berbatasan dengan RT 26,
b. sebelah timur berbatasan dengan dusun jamban RT 18 A,
c. sebelah barat berbatasan dengan RT 22,
d. sebelah utara berbatasan dengan RT 20.

14
BAB III
HASIL PENGOLAHAN DATA RT

3.1 pengkajian / pengumpulan data


A. Data Demografi
Pada Praktik Kebidanan Komunitas ini mahasiawa melakukan survei atau wawancara
kepada masyarakat di 1 RT yaitu RT 21 yang merupakan wilayah Dusun Sindangasih
Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis
B. Kependudukan
1. Jumlah kepala keluarga : 31 KK
2. Jumlah penduduk : 89 orang
a. Laki-laki : 47 orang
b. Perempuan : 42 orang
3. Jumlah Kepala Keluarga Sasaran : 13 KK
4. Jumlah Penduduk Sasaran : 36 Jiwa
a. Laki-Laki : 16 Jiwa
b. Perempuan : 20 Jiwa
5. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
C. Distribusi kelompok menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Tabel 2.1 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian data keluarga RT 21 Dusun
Sindangasih berusia 15-19 tahun.
No Usia Frekuensi Persentasi
1 0-11 tahun - -
2 1-4 tahun 8 22,2%
3 5-14 tahun 3 8,3%
4 15-19 tahun 10 27,7%
5 21-49 tahun 5 13,8%
6 50-49 tahun 7 19,4%
7 50- 60 tahun 3 8,3%
Jumlah 36 100,0%

15
D. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan
Tabel 2.2 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut tingkat pendidikan RT 21
Dusun Sindangasih adalah Tamat SMA/ Sederajat.
N Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentasi
O
1 Tidak Pernah Sekolah - -
2 Belum Sekolah ( Usia 1 – 5 Tahun ) 8 22,2%
3 Tidak / belum tamat SD 3 8,3%
4 Tamat SD / sederajat 1 1,1%
5 Tamat SMP / sederajat 6 16,6%
6 Tamat SMA / sederajat 15 41,6%
7 Perguruan Tinggi / sederajat 3 8,3%
Jumlah 36 100%

E. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian


Tabel 2.3 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut mata pencaharian RT 21
Dusun Sindangasih adalah petani.
No Mata Pencaharian Frekuensi Persentasi
1 Petani 12 33,3%
2 Pekerja buruh / pabrik 2 5,5%
3 Wiraswasta - -
4 PNS / TNI / POLRI 2 5,5%
5 Lain-lainnya 11 30,5%
6 Ibu Rumah Tangga 9 25%
7 Tidak Bekerja/Belum Bekerja - -
Jumlah 36 100%

16
F. Distribusi menurut agama
Tabel 2.4 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut Agama RT 21 Dusun
Sindangasih adalah Islam.
No Agama Frekuensi Persentasi
1 Islam 36 100%
2 Protestan - -
3 Katolik - -
4 Hindu - -
5 Budha - -
Jumlah 36 100%

G. Status Kesehatan
1. Kesakitan
Jumlah orang sakit : 2 jiwa
Proporsi penyakit
a. Balita : 1 (Demam)
b. Lansia : 1 (Darah Tinggi)
2. Sarana / tempat berobat
Bidan Praktik Mandiri : 1 Tempat
Puskesmas : 1 Tempat
H. Data Kesehatan Ibu
1. Sistem Reproduksi (Menopouse)
Tabel 2.5 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut system reproduksi
(menopause) RT 21 Dusun Sindangasih adalah 12 Tahun.
Lama Frekuensi Persentasi
2 Tahun 1 20,0%
7 Tahun 1 20,0%
12 Tahun 2 40,0%
28 Tahun 1 20,0%
Total 5 100%

17
2. Keluarga Berencana (KB)
Tabel 2.6 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut penggunaan keluarga
berencana (KB) RT 21 Dusun Sindangasih adalah pil.
Jenis KB Frekuensi Persentasi
Suntik 1 25,0%
Pil 3 75,0%

Total 4 100%

Tabel 2.7 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut berlama beer KB RT


21 Dusun Sindangasih adalah 2 Tahun.
Lama berKB Frekuensi Persentasi
10 Bulan 1 25,0%
2 Tahun 2 50,0%
4 Tahun 1 25,0%
Total 4 100%

I. Data Kesehatan Balita


Jumlah balita : 8 Balita
Status pemberian ASI : 1 Balita
Status pemberian MPASI : 7 Balita
Status Imunisasi : 7 Balita
Tabel 2.8 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut imunisasi balita RT
21 Dusun Sindangasih adalah lengkap.
Imunisasi Frekuensi Persentasi
Lengkap 8 100%
Total 8 100%

18
J. Data Kesehatan Remaja
a. Banyak Remaja : 10 Jiwa
b. Umur
Tabel 2.9 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut umur remaja RT 21
Dusun Sindangasih adalah 16 tahun.
Umur Frekuensi Persentasi
16 Tahun 5 50.0%
17 Tahun 2 20,0%
18 Tahun 3 30,0%
Total 10 100%

c. Lila
Tabel 2.10 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut lila RT 21 Dusun
Sindangasih adalah 22 cm.
Lila Frekuensi Persentasi
22 cm 5 50%
23,5 cm 4 40%
24 cm 1 10%
Total 10 100%

d. Berat Badan
Tabel 2.11 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut berat badan RT 21
Dusun Sindangasih adalah 51 kg.
Berat Badan Frekuensi Persentasi
51 Kg 4 40,0%
49 kg 3 30,0%
50 Kg 3 30,0%
Total 10 100%

19
e. Tinggi Badan
Tabel 2.12 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut tinggi badan RT 21
Dusun Sindangasih adalah 158 cm.
Tinggi Badan Frekuensi Persentasi
152 1 10,0%
158 8 80,0%
163 1 10,0%
Total 10 100%

Pengetahuan Tentang Kespro :


a. Gizi : Ya
b. Anemia : Ya
Kebiasaan Merokok : Ya

K. Data Kesehatan Lingkungan


1. Perumahan
Tabel 2.13 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut ventilasi rumah RT
21 Dusun Sindangasih adalah baik.
Ventilasi Frekuensi Persentasi
Baik 26 72,2%
Cukup 10 27,7%

Total 36 100%

20
Tabel 2.14 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut lantai rumah RT 21
Dusun Sindangasih adalah ubin.
Lantai Frekuensi Persentasi

Ubin 24 66,6%

Semen 12 33,3%

Total 36 100%

2. Sumber Air Bersih


Tabel 2.15 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut sumber air RT 21
Dusun Sindangasih adalah sumur/pompa.
Sumber Air Frekuensi Persentasi

Sumur/Pompa 36 100%

Total 36 100%

3. Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)


Tabel 2.16 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut SPAL RT 21 Dusun
Sindangasih adalah selokan/got.

SPAL Frekuensi Persentasi

Selokan/got 36 100%

Total 36 100%

4. Pembuangan Tinja
Tabel 2.17 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut pembuangan tinja
RT 21 Dusun Sindangasih adalah septik tank.

21
Pembuangan Tinja Frekuensi Persentasi
Septik tank 36 100%
Total 36 100%

5. Kandang
Tabel 2.18 Menunjukan mayoritas sasaran pengkajian menurut kandang RT 21
Dusun Sindangasih adalah ada.
Kandang Frekuensi Persentasi
Ada 12 85,7%
Tidak 2 14,3%
Total 14 100%

L. Failitas/Sarana Kesehatan
Di Dusun Sindangasih terdapat 1 puskesmas dengan jarak tempuh 1,5 Km. Jenis
transfortasi yang digunakakn ke pelayanan keehatan yaitu sebuah sepedah motor.

22
BAB IV

PRIORITAS MASALAH DAN PLAN OF ACTION (POA)

4.1 Pengkajian

Pada tahap pengkajian data ini diperoleh melalui observasi dan


wawancara yang dilakukan dengan cara home visit kajian pengkajian meliputi pendataan,
tabulasi, analisis dan perumusan masalah.

Pelaksanaan kegiatan pendataan dengan cara home visit dilaksanakan pada tanggal 17-19
November 2020

Pada saat melakukan pengkajian terutama pada saat pendataan sebagian besar ibu anak
mengalami masalah kesusahan dalam memberikan anaknya minum air putih, kurangnya
pengetahuan ibu terhadap minum. padahal, cairan air putih sangat mendukung untuk
pertumbuhan anak.

4.2 Perencanaan

Tahap perencanaan terdiri dari perumusan tujuan dan penyesuaian rencana tindakan
yang telah direncanakan sesuai dengan konsep perencanaan, dari prioritas masalah yang
didapatkan maka dilakukan dengan tindak lanjut dengan pendidikan kesehatan dengan cara
mengunjungi rumah yang memiliki prioritas masalah.

4.3 Pemecahan masalah

Dalam mengatasi masalah yang dialami ibu anak RT 21 RW 04 Dusun sindangasih, Desa
Sidaharja, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis maka dilakukan pendidikan kesehatan
dengan topik “Demam Pada Anak”. secara kunjungan rumah ( home visit).

Adapun kebutuhan yang diperlukan oleh sasaran yaitu :

a. Pengetahuan tentang mengatasi demam pada anak

23
Kurangnya pengetahuan ibu tentang mengatasi demam pada anak.. Untuk mengetahui
masalah tersebut, maka dilakukan pendidikan kesehatan tentang tips mengatasi susah minum
air putih pada anak, yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 November 2020.

4.4 Evaluasi

Pendidikan kesehatan tentang demam pada anak yang diberikan kepada ibu dan An.N
pada tanggal 19 November 2020 dirumah ibu pada pukul 09.15 WIB yang dilakukan oleh
penulis, dengan hasil bahwa ibu dan An.N mengerti dan memahami tentang demam pada
anak, dari pengertian, factor penyebab, cara mengatasinya, waktu serta cara berapa kali
untuk minum obat yang baik. Sehingga dengan bertambahnya pengetahuan ibu tentang
demam pada anak, Ibu dapat menerapakan kepada anak dan keluarga untuk lebih sering
menjaga kesehatan.

24
BAB V

PELAYANAN SISTEM KIA

1.1 Konsep Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita
serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya
mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk
masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam,
telepon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB.
Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka
masyarakat serta menambah keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Ayah dan ibu dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua dan mampu
memenuhi tugas sebagai pendidik. Oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang
besar dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap awal maupun
tahap-tahap kritisnya, dan yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah
ibu. Peran seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga anak-
anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari pengamatan orang
tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2013)
Peranan ibu terhadap anak adalah sebagai pembimbing kehidupan di dunia ini. Ibu
sangat berperan dalam kehidupan buah hatinya di saat anaknya masih bayi hingga
dewasa, bahkan sampai anak yang sudah dilepas tanggung jawabnya atau menikah
dengan orang lain seorang ibu tetap berperan dalam kehidupan anaknya.
2. Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

25
Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu dan
keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta
meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Sedangkan tujuan khusus pelayanan KIA adalah:
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi
kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam
upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan
sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri
di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga, Posyandu, dan Karang Balita
serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu meneteki,
bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh
anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak prasekolah,
terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
3. Prinsip dan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan dan peningkatan jangkauan
serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pelayanan KIA diutamakan pada
kegiatan pokok :
a. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu yang baik
serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
b. Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada peningkatan
pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
c. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kesehatan maupun
di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya
secara terus menerus.

26
d. Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bulan) dengan mutu
yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
4. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Adapun pelayanan KIA yang sudah diberikan antara lain :
1. Bayi dan Balita
Pelayanan yang dilakukan terhadap Bayi dan Balita diantaranya :
a. Penimbangan Berat Badan
b. Pemeriksaan Tinggi Badan
c. Pemeriksaan LILA
d. Meningkatkan Kesehatan bayi dan balita dengan meberikan pendidikan kesehatan
tentang Tips Mengatasi Susah Makan Pada Anak.
2. Remaja
Pelayanan yang dilakukan terhadap Remaja diantaranya :
a. Pengukuran Berat Badan
b. Pengukuran Tinggi Badan
c. Pengukuran LILA
d. Pemeriksaan Tekanan Darah
e. Meningkatkan kesehatan remaja dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang Perkembangan Psikologi Reamaja.
3. Ibu Ber-KB
Pelayanan yang dilakukan terhadap Ibu Ber-KB diantaranya :
a. Pengukuran Berat Badan
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
c. Meningkatkan kesehatan ibu Ber-Kb dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang Keluarga Berencana danAlat Kontrasepsi.
4. Lansia
Pelayanan yang dilakukan terhadap Lansia diantaranya :
a. Pengukuran Berat Badan
b. Pemeriksaan Tekanan Darah
c. Meningkatkan kesehatan lansia dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang
Asam Urat Pada Lansia.

27
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Faktor Penghambat

a. Kesehatan

Sehubung dengan adanya pandemi virus corona ini banyak sekali hambatan yang
dialami oleh penulis. Seperti susah untuk menemui sasaran dikarenakan adanya social
distancing.

b. Waktu

Waktu yang didapatkan oleh penulis untuk melakukan wawancara sangat sedikit
dikarenakan sasaran yang memiliki keterbatasan waktu karena mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani.

c. Cuaca

Memasuki musim penghujan membuat penulis sulit untuk melakukan


aktivitas/pendataan pada sasaran dikarenakan cuaca yang sulit di prediksi.

6.2 Faktor Pendorong


1. Fasilitas dan Respon Keluarga
Dengan dilakukannya kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas di daerah tempat tinggal
memudahkan penulis untuk melakukan pengkajian data yang dibutuhkan. Dengan
adanya respon keluarga yang sangat antusias serta mendukungan dilaksanakannya
kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas ini membuat penulis menjadi lebih bersemangat.
2. Respon Tokoh Masyarakat
Respon tokoh masyarakat dan respon masyarakat setempat yang yang menerima dan
terbuka untuk dilakukan pengkajian data. Kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas ini
berjalan dengan lancar, walaupun ada beberapa kendala yang dialami penulis.

28
3. Materi
Pada saat penulis melakukan kegiatan pengkajian data dan melakukan pendidikan
kesehatan secara langsung atau face to face kepada sasaran. Materi pendidikan
kesehatan yang akan disampaikan sudah disiapkan lengkap dengan media penunjang
leaflet, sehingga sasaran dapat lebih mudah memahami.

29
BAB VII

PENUTUP

7.1 kesimpulan

Berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus yang telah dilakukan pada asuhan kebidanan
komunitas di RT 21 Dusun Sindangasih Desa Sidaharja Kecamatan Lakbok
Kabupaten Ciamis dapat disimpulkan :

1. Dari hasil pengkajian yang penulis lakukan didapatkan sikap masyarakat yang kooperatif
saat dilakukan wawancara.
2. Dari hasil observasi yang penulis lakukan ada masalah yang berhubungan dengan
KIA/KB , kesehatan anak sepanjang siklus kehidupannya. Salah satunya yaitu kurangnya
pengetahuan ibu tentang demam pada anak.
3. Merencanakan asuhan kebidanan komunitas dengan diberikannya pendidikan kesehatan
kepada sasaran yang berhubungan dengan masalah yang ada.
4. Mengevaluasi hasil dari melakukan pendidikan kesehatan kepada sasaran
dengan cara menanyakan kembali apa yang sudah disampaikan.

7.2 Saran

1. Bidan Desa Sidaharja


Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti kegiatan yang telah
dilaksanakan dan terus meningkatkan pelayanan yang menyeluruh dan menyeluruh pada
masyarakat.
2. Kepala Desa Sidaharja
Agar dapat mengarahkan warganya untuk selalu berperilaku hidup sehat dan selalu
mematuhi protokol kesehatan. Yaitu dengan cara 3M, Mencuci tangan, Memakai masker
dan Menjaga jarak.
3. Masyarakat RT 21 RW 04 Desa Sidaharja

30
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan peningkatan kesehatan melalui
upaya promotif dan preventif.
4. Mahasiswa Agar secara proaktif meningkatkan keterampilan dan wawasan dalam
memberikan asuhan keluarga.

31
LAMPIRAN

Lampiran 1

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN (PENKES)


DEMAM PADA ANAK

Disusun Oleh:
Amelia Putri
1802277001

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


STIKES MUHAMMADIYAH CIAMIS

32
2020

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN ( PENKES)

Pokok Bahasan : Demam Pada Anak

Sub Pokok Bahasan : Cara Mengatasi Demam Anak

Sasaran : Ibu dari An. N

Hari/Tanggal : Sabtu, 19 November 2020

Tempat : Di Rumah sasaran

Waktu : 30 menit

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan ibu dari An.N mampu mengatasi cara
penanganan demam pada anak dengan tepat
2. Tujuan khusus
a. Ibu dapat mengetahui pengertian demam pada anak
b. Ibu dapat mengetahui penyebab demam pada anak
c. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala demam
d. Ibu dapat mengetahui cara penanganan demam pada anak
e. Ibu dapat mengetahui upaya yang tepat untuk demam pada anak

B. Materi
a. Pengertian demam pada anak
b. Penyebab demam pada anak
c. Tanda dan gejala demam
d. Cara penanganan demam pada anak

33
e. Upaya yang tepat untuk demam pada anak

C. Media
a. Menggunakan leaflet

D. Metode pendidikan kesehatan (penkes)


a. Ceramah
b. Diskusi

E. Kegiatan Pendidikan Kesehatan (Penkes)

N MATERI KEGIATAN
O
1. Pembukaan (5 Menit) - Memberi salam
- Perkenalan
- Mempersiapkan materi, media dan tempat

2. Proses (20 Menit) - Menyampaikan pokok bahasan


- Menjelaskan tujuan
- Apresiasi
- Penkes memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaan
- Penkes menjawab pertanyaan

3. Evaluasi (8 Menit ) - Prosedur post test


- Jenis tes : secara lisan

4. Penutup ( 2 Menit) - Mengucapkan terimakasih


- Memberi salam

34
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menyiapkan satuan acara pendidikan kesehatan (penkes) tentang penanganan demam
pada anak
b. Melakukan kontrak waktu kepada audien untuk dilakukan satuan acara pendidikan
kesehatan (penkes)
c. Menyiapkan tempat dan peralatan
d. Setting tempat
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji datang tempat waktu sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati
b. Ibu memperhatikan materi yang di sampaikan penyaji
c. Ibu mengikuti pendidikan kesehatan dari awal ampai selesai
3. Evaluasi Hasil
a. Ibu mampu menjelaskan pengertian demam
b. Ibu mampu menjelaskan penyebab demam pada anak
c. Ibu mampu menjelaskan tanda dan gejala demam
d. Ibu mampu menjelaskan cara penanganan demam pada anak
e. Ibu mampu menjelaskan upaya yang tepat untuk demam pada anak

Lampiran Materi :

1. Pengertian Demam
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi batas normal.temperatur tubuh normal
berkisar 36oC. Anak mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu temperature 37oC.
Sampai usia 2 tahun rata rata anak menderita demam sekitar 4-6 kali serangan. Sebagai
manifestasi klinis maka demam terjadi pada sebagian besar penyakit infeksi yang ringan dan
serius. Demam bukan penyakit melainkan suatu alarm bahwa ada sesuatu yang terjadi pada
tubuh.

35
2. Penyebab Demam
Sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi atau penyakit lainnya. Dengan meningkatnya
suhu tubuh maka akan membuat bakteri dan virus menjadi susah untuk bertahan hidup dalam
tubuh. Secara garis besar penyebab demam pada anak sebagai berikut :
a. Infeksi virus : pilek, batuk, flu, diare dll
b. Infeksi bakteri : pneumonia, ISK, septika

3. Tanda dan gejala demam


a. Suhu lebih tinggi dari 37,5oC – 40oC
b. Kulit Kemerahan
c. Hangat dan Sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernafasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi

4. Cara mengatasi demam


1. Tidak boleh di selimuti karena akan menghambat evaporasi.
2. Minum yang banyak karena demam dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan
suhu tubuh meningkat karena volume cairan tubuh yang turun mengakibatkan suhu tubuh
tidak mampu mengendalikan suhu tubuh tetap normal.
3. Kompres anak dengan air hangat bukan air dingin.
4. Banyak istirahat. Karena tubuh sedang berjuang melawan penyakit dan sedang
membutuhkan banyak energi untuk menyembuhkan dirinya.
5. Beri pakaian tipis jika ruangan panas, hal ini bertujuan melawan panas yang berlebih.
6. Makan makanan yang bergizi.
7. Berikan obat penurun panas : paracetamol anak, paradol, acetaminpen, dll. Kapan obat
penurun panas diberikan, apabila suhu di atas 38oC atau bila anak sudah merasakan
ketidaknyamanan.

5. Kapan harus segera dibawa ke dokter atau pelayanan kesehatan


a. Bila panas telah berangsur – angsur selama 3 hari

36
b. Panas tidak turun selama 1 kali 24 jam
c. Muntah dan diare
d. Kejang
e. Nafsu makan menurun

37
38
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Kesehatan remaja


SUB TOPIK : Kesehatan reproduksi
HARI/TANGGAL : Rabu, 18 November 2020
WAKTU : 10 menit
TEMPAT PENKES : Rumah sasaran
PESERTA/SASARAN : Remaja
TUJUAN : Setelah dilakukan penyuluhan sasaran mampu memahami
tentang kesehatan reproduksi dengan benar.

N MATERI KEGIATAN
O
1 Pembukaan (2 Menit) - Memberi salam
- Perkenalan
- Mempersiapkan materi, media dan tempat

2. Proses (5 Menit) - Menyampaikan pokok bahasan


- Menjelaskan tujuan
- Apresiasi
- Penyuluh memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaam
- Penyuluh menjawab pertanyaan

3. Evaluasi (2 Menit) - Prosedur post test


- Jenis tes : pertanyaan secara lisan

39
MATERI
Pengertian
Kondisi kesehatan pada remaja khususnya menyangkut masalah kesehatan reproduksi manusia
yang kesiapannya sudah dimulai sejak masa remaja ditandai dengan haid pertama pada remaja
perempuan dan mimpi basah untuk laki-laki
Perubahan-perubahan pada masa remaja
Laki-laki
a. Tumbuh suburnya rambut, janggut, kumis dll
b. Selaput suara semakin besar dan berat.
c. Badan mulai membentuk segitiga, urat- urat jadi kuat, dan muka bertambah

Perempuan
a. Pinggul semakin membesar dan melebar
b. Kelenjar-kelenjar pada dada menjadi berisi (lemak)
c. Suara menjadi bulat, merdu dan tinngi.
d. Muka menjadi bulat dan berisi

Alat Reproduksi Laki-laki

40
Alat Reproduksi Perempuan

Fungsi Alat Reproduksi


1. Menghasilkan, menyimpan dan memproduksi sel sperma (laki-laki)
2. Menghasilkan, menyimpan dan memproduksi sel telur (ovum)
3. Untuk menambah keturunan (kehamilan)
4. Memproduksi hormon

Cara Perawatan dan Menjaga Organ Reproduksi


Perempuan
1. cuci tangan sebelum menyentuh area genital
2. Gunakan Air yang Mengalir seperti dari kran
3. Gantilah Celana dalam minimal 2x sehari agar tetap bersih dan terjaga kelembaban area
kelamin
4. Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat
5. Gantilah pembalut secara rutin (bila haid), minimal 6 jam sekali
6. Membasuh genitalia dari depan ke belakang
7. Hindari menggunakan pembalut/ pantyliner yang mengandung pewangi
8. Rajinlah mencukur dan membersihkan rambut organ intim secara rutin
Laki-laki
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah buang air kecil

41
2. Bersihkan daerah sekitar penis setiap kali mandi
3. Secara berkala cukurlah bulu kemaluan
4. Menjaga kebersihan celana dalam

42
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Gizi balita


SUB TOPIK : Gizi seimbang pada balita
HARI/TANGGAL : Kamis, 19 November 2020
WAKTU : 10 menit
TEMPAT PENYULUHAN : Rumah sasaran
PESERTA/SASARAN : Ibu balita
TUJUAN : Setelah dilakukan penyuluhan sasaran mampu memahami
tentang gizi seimbang pada balita dengan benar.

N MATERI KEGIATAN
O
1 Pembukaan (2 Menit) - Memberi salam
- Perkenalan
- Mempersiapkan materi, media dan tempat

43
2. Proses (5 Menit) - Menyampaikan pokok bahasan
- Menjelaskan tujuan
- Apresiasi
- Penyuluh memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaam
- Penyuluh menjawab pertanyaan

3. Evaluasi (2 Menit) - Prosedur post test


- Jenis tes : pertanyaan secara lisan

4. Penutup (1 Menit) - Mengucapkan terima kasih


- Memberi salam

MATERI
APA ITU GIZI ?
Gizi adalah zat yang terkandung dalam makanan yang digunakan tubuh untuk pertumbuhan,
penghasil tenaga, pembangun dan pengatur metabolisme.
Kegunaan Dan Sumber Gizi
1. Zat Pembangun, Sumber telor dan daging
2. Zat Tenaga, Sumber nasi, roti, dll
3. Zat Pengatur, sumber bush-buahan dan sayuran hijau
Akibat kurang gizi
1. Gizi buruk
2. Mudah sakit
3. Malas beraktivitas
Cara meningkatkan selera makan
1. Makan bersama keluarga
2. Memberi makan sedikit tapi sering

44
3. Memberi makan sambil bermain dan bercerita
4. Hindari paksaan dalam memberi makan
Cara memilih bahan makanan
1. Kondisi bahan makanan masih segar
2. Nilai gizinya tinggi
3. Cara mendapatkannya mudah
4. Harga terjangkau
Cara mengolah makanan
1. Sayuran dicuci sebelum dipotong
2. Sayuran di masak jangan terlalu matang
3. Mencuci tangan sebelum memasak
Contoh menu makanan untuk 1 hari :
Umur 2 tahun atau lebih
1. Berikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang terdiri dari nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
2. Berikan juga makanan yang bergizi sebagai selingan 2 kali sehari seperti bubur kacang
hijau, biskuit, nagasari.
3. Pemberian makanan selingan dilakukan diantara waktu makan makanan pokok.

45
SATUAN ACARA PENYULUHAN

TOPIK : Keluarga Berencana


SUB TOPIK : Keluarga Berencana (KB)
HARI/TANGGAL : Selasa, 17 November 2020
WAKTU : 10 menit

46
TEMPAT PENKES : Rumah sasaran
PESERTA/SASARAN : Ibu akseptor KB
TUJUAN : Setelah dilakukan penyuluhan sasaran mampu memahami
tentang keluarga berencana dengan benar.

N MATERI KEGIATAN
O
1 Pembukaan (2 Menit) - Memberi salam
- Perkenalan
- Mempersiapkan materi, media dan tempat

2. Proses (5 Menit) - Menyampaikan pokok bahasan


- Menjelaskan tujuan
- Apresiasi
- Penyuluh memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaam
- Penyuluh menjawab pertanyaan

3. Evaluasi (2 Menit) - Prosedur post test


- Jenis tes : pertanyaan secara lisan

4. Penutup (1 Menit) - Mengucapkan terima kasih


- Memberi salam

MATERI

Pengertian KB

47
Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Agar
mendapat hal tersebut, maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan. (Sulistyawati, Ari , 2011)

Menurut WHO 1970

adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :

 Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan

 Mendapatkan kelahiran yang memang di inginkan

 Mengatur interval di antara kehamilan

 Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri

 Menentukan jumlah anak dalam keluarga (dr.Hartanto , Hanafi , 2004)

TUJUAN PROGRAM KB

TUJUAN UMUM

Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia, sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyara- kat yang sejahtera

TUJUAN KHUSUS

Menurunkan angka kelahiran setiap tahunnya

MANFAAT KB

1. Menurunkan angka kematian ibu


2. Mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium
3. memberikan kontribusi bagi pembangunan berke- lanjutan yang berwawasan
JENIS-JENIS, CARA KERJA, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN KB

1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen


Kelebihan:
Mengurangi perdarahan saat menstruasi

48
Mengurangi gejala PMS
Membuat siklus haid lebih teratur
Meningkatkan kepadatan tulang
Mengurangi risiko penyakit kanker ovarium & endometrium, stroke, salphingitis,
rematik
Kekurangan:
Meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit kardiovaskular
Peningkatan berat badan
Dapat mengganggu produksi ASI
Tidak mengurangi risiko infeksi menular sek- sual

2. Kontrasepsi suntikan atau KB suntik


Kelebihan
Tidak mengganggu hubungan seksual
Tidak mengganggu produksi ASI
Cocok digunakan bagi klien yang pelupa (lupa minum pil)
Kekurangan
Kesuburan lama kembali
Tidak melindungi dari PMS
Kegemukan

3. Implant
Alat kontrasepsi dengan cara me- masukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian tangan
yang dilakukan oleh dokter Anda.

Cara Kerja:

 Mengentalkan lendir serviks

 Mengurangi proses pemben- tukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi


 Menekan ovulasi
 Efektifitas Sangat efektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)

49
Keuntungan
Daya guna tinggi
Perlindungan jangka panjang
Kesuburan cepat kembali
Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Kerugian
Membutuhkan tindakan insisi
Tidak melindungi dari PMS
Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri

4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau IUD


Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara me- masukkan alat yang terbuat dari tembaga
kedalam rahim.

Cara Kerja

Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum uteri sehingga mengham-
bat terjadinya penempelan sel telur yang te- lah dibuahi ke dinding rahim. IUD diduga juga
menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma "berenang" mela- wan arus.

Kelebihan

-Bisa digunakan untuk metode jangka panjang

-Bisa digunakan untuk klien yang mempunyai tekanan darah tinggi

-Tidak mengganggu produksi ASI

Kekurangan

-Mengganggu hubungan seksual

-Harus datang ke tenaga kesehatan untuk memasang, melepas, dan kontrol

-Mahal

50
-Tidak bsa mencegah darib PMS

Efek Samping

-Amenorhea

-Spoting / perdarahan bercak

-Nyeri

5. Kontrasepsi Mantap
Saluran telur pada wanita disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dilaser. Sterilisasi pada
wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim. Cara kontrasepsi ini bersifat
permanent. Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan cara memotong salu- ran
sperma. (HR. Siswosudarmo, H. Anwar, Moch , Emilia Ova , 2011)

6. Alat kontrasepsi alami (Kalender )


Metode ini menggunakan penghitungan masa subur wanita, dan menghindari berhubungan seks
pada masa subur ter- sebut.

Kelebihan:

 Murah.
 Tidak menggunakan alat atau hormon.
Kekurangan:

 Kurang efektif, kegagalan metode ini pada tahun pertama mencapai 20%.

7. KB Alamai (Menyusui )
Pada ibu yang menyusui anaknya secara eksklusif, pembuahan tidak dapat terjadi selama 10
minggu pertama, sehingga kehamilan dapat dicegah. Kelebihan:

 Sama seperti sistem kalender.


Kekurangan:

51
 Kurang efektif. Biasanya pasangan yang menggunakan metode ini menunggu haid
pertama setelah melahirkan untuk berhenti berhubungan seks, padahal masa
pembuahan terjadi sebelum adanya menstruasi.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

52
TOPIK : Hipertensi
SUB TOPIK : Hipertensi pada lansia
HARI/TANGGAL :Jum;at, 20 November 2020
WAKTU : 10 menit
TEMPAT PENKES : Rumah sasaran
PESERTA/SASARAN : Lansia
TUJUAN : Setelah dilakukan penyuluhan sasaran mampu memahami
tentang hipertensi.
N MATERI KEGIATAN
O
1 Pembukaan (2 Menit) - Memberi salam
- Perkenalan
- Mempersiapkan materi, media dan tempat

2. Proses (5 Menit) - Menyampaikan pokok bahasan


- Menjelaskan tujuan
- Apresiasi
- Penyuluh memberikan materi
- Sasaran menyimak materi
- Sasaran mengajukan pertanyaam
- Penyuluh menjawab pertanyaan

3. Evaluasi (2 Menit) - Prosedur post test


- Jenis tes : pertanyaan secara lisan

4. Penutup (1 Menit) - Mengucapkan terima kasih


- Memberi salam

53
MATERI
Pengertian
Hipertensi bukan suatu penyakit, melainkan suatu gangguan tekanan darah yang
Dicegah dengan pola hidup sehat.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan dalam pembuluh darah dimana bagian atas (sistolik) >
140mmHg dan bagian bawah (diastolic) > 90mmHg.

Penyebab Hipertensi

1. Gaya hidup tidak sehat


 Konsumsi garam berlebih
 Merokok
 Minum minuman beralkohol
 Kurang olahraga
2. Kegemukan
3. Stres / banyak pikiran
Gejala

1. Sakit kepala
2. Rasa berat di tengkuk
3. Keletihan, napas pendek, tengengah- engah, sesak napas
4. Telinga Berdenging
5. Sulit tidur
6. Mudah lelah dan lemas
Kenapa hipertensi harus dicegah ?

Karena hipertensi dapat menyebabkan:

1. Penyakit jantung
2. Serangan otak/stroke
3. Penglihatan menurun
4. Gangguan gerak dan keseimbangan
5. Kerusakan ginjal

54
6. Kematian
Perawatan Hipertensi dirumah

1. Meningkatkan aktivitas fisik


2. Berhenti merokok dan mengurangi makan berkolesterol tinggi
3. Menghindari makanan berlemak dan stress
4. Olahraga yang cukup
Pencegahan hipertensi

non farmakologi

1. Mengurangi asupan garam


2. Menghindari rokok dan minuman alcohol
Farmakologi

1. Obat-obatan antihipertensi
Pencegahan dengan cara tradisional

1. Buah mentimun
2. Buah blimbing
Cara membuat obat tradisional dari bahan mentimun dan belimbing:

1. ½ kg buah mentimun/belimbing cuci bersih


2. kupas kulitnya kemudian diparut
3. aring airnya kemudian diminum
lakukan kurang lebih 2 kali.

55
56
Lampiran 2

LEMBAR KONSUL PRAKTIK KEBIDANAN KOMUNITAS RT 21 DUSUN


SINDANGASIH DESA SIDAHARJA KECAMATAN LAKBOK

KABUPATEN CIAMIS

Nama : Amelia Putri


NIM : 1802277001

Tanda
N Hari/ Hasil Konsultasi/ Tangan
Materi Bimbingan
o Tanggal Bimbingan Pembimb
ing

Rabu/ 25 Konsultasi Laporan Perbaiki penulisan


1
November BAB 1 sesuai dengan aturan
2020
Kamis/ 26
november Konsultasi Laporan Perbaiki laporan dan
2
2020 BAB 1-5 lengkapi lampiran

Lengkapi lampiran
Jum’at / Konsultasi laporan
dan latar belakang
3 28 bab 1-5 yang kemarin
sesuai dengan arahan
November harus diperbaiki
dosen pembimbing
2020
4 Sabtu/ 28 Perbaiki ukuran tabel
November Konsultasi laporan dan judul tabel sesuai
2020 keseluhuran dari bab arahan dari dosen
1-7 pembimbing

57
Senin/30 Konsultasi laporan Perbaiki tabel BAB 3
5 November keseluhuran dari bab menggunakan tabel
2020 1-7 terbuka
Untuk SAP
cantumkan semua
Selasa/01 Konsultasi Laporan
sesuai dengan apa
6 Desember keseluruhan dari bab
saja yang sudah
2020 1-7 dan lampiran
dilakukan pada
sasaran
Konsultasi Laporan
Rabu/02 keseluruhan dari bab isi lembar konsulan,
7 Desember 1-7 dan lampiran yang SAP dicantumkan
2020 kemarin harus di semua
perbaiki
Pelayanan KIA
sesuaikan dengan apa
Kamis/03
Bab 1-7 dan saja yang sudah
8 Desember
Lampiran dilakukan pada
2020
sasaran dan lembar
konsul di isi

58
Lampiran 3

Format Pengkajian Data Masyarakat

DATA UMUM DESA


Nama Desa : Sidaharja
Kecamatan : Lakbok
Kabupaten : Ciamis
Propinsi : Jawa Barat
Nama Kepala Desa : Marjono

DATA GEOGRAFI
1. Luas Wilayah :1.433 km2
2. Jumlah Penduduk: 842 Jiwa,
Laki-laki : 408 Jiwa
Perempuan : 434 Jiwa
3. Jumlah RW : 10
4. Jumlah RT : 40
5. Jumlah KK : 498 KK
6. Keadaan Geografi : Daratan 200 Ha,
Perbukitan 24 Ha
Perkebunan 150 Ha
7. Ketinggian : 15 M dari permukaan laut
8. Produktifitas tanah: Daratan Tinggi tidak Ada
: Daratan Rendah Ada
9. Batas Wilayah : Utara : Berbatasan dengan dusun baregbeg
: Barat : Berbatasan dengan dusun tanggogo
: Selatan : Berbatasan dengan perekebunan
: Timur : Berbatasan dengan dusun sapuangin

59
DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR DAN JENIS KELAMIN
N Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah %
O
1 Bayi 7 3 10 1,19%
2 Balita 23 28 51 6,05%
3 Anak 12 7 19 2,26%
4 Remaja 53 60 113 13,42%
5 Dewasa 215 231 406 52,97%
6 Lansia awal 56 54 110 13,96%
7 Lansia akhir 42 51 93 11,05%
Jumlah 408 434 842 100%

DISTRIBUSI PEDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN


N Tingkat Pendidikan Jumlah %
O
1 Tidak Pernah Sekolah 53 6,29%
2 Belum Sekolah ( Usia 1 – 5 Tahun ) 93 11,04%
3 Tidak / belum tamat SD 118 14,01%
4 Tamat SD / sederajat 332 39,42%
5 Tamat SMP / sederajat 163 19,35%
6 Tamat SMA / sederajat 75 8,90%
7 Perguruan Tinggi / sederajat 8 0,95%
Jumlah 842 100%

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN


No Mata Pencaharian Jumlah %
1 Petani 678 80,5%
2 Pekerja buruh / pabrik 281 33,3%
3 Wiraswasta 1200 142,5%
4 PNS / TNI / POLRI 10 1,18%
5 Karyawan swasta 23 2,73%
60
6 Ibu Rumah Tangga 669 79,4%
7 Tidak Bekerja/Belum Bekerja 213 25,9%

DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT AGAMA


No Agama Jumlah %
1 Islam 842 100%
2 Protestan -
3 Katolik -
4 Hindu -
5 Budha -
Jumlah 842 100%

LEMBAGA / ORGANISASI MASYARAKAT YANG ADA


No Jenis Organisasi Ada Tidak Ada Keteranga
1 LKMD √
2 PKK √
3 Dasa Wisma √
4 Kejar Paket A √
5 Kejar Paket B √
6 Pramuka √
7 Taruna Karya & Organisasi √
8 Kelompok Akseptor √
9 Kelompok Arisan √
10 Kelompok Remaja Mesjid √
11 Kelompok Pengajian √
12 Kelompok Organisasi Agama √
13 Dana Sehat √
14 KP. KIA (kelompok peminat √
KIA)

61
15 BKB (bina keluarga balita) √
16 NKL √
17 ................................................
18 ...............................................

LETAK TERHADAP PUSAT FASILITAS KOTA


1. Kota Kecamatan : 7 KM. PP ditempuh ± 50 menit/ jam
2. Puskesmas Terdekat :1 KM. PP ditempuh ± 1/2 jam
3. RSU terdekat : 24 KM. PP ditempuh ± 1 jam
4. Jenis Transfortasi : 1 KM. PP ditempuh ± 1/2 jam
5. Jalan Utama Desa :1 KM. PP ditempuh ± 1/2 jam

DATA SUMBER DAYA


1. Sasaran Pendidikan Normal :
 Jumlah TK
:2
 Jumlah SD
:6
 Jumlah Madrasah Ibtidaiyah :1
 Jumlah SMP / Sederajat :1
 Jumlah SMA / Sederajat :0
2. Sarana Ibadah :
 Jumlah Masjid / Musholla : 30
 Jumlah Pura
:-
 Jumlah Gereja
:-
 Jumlah Wihara
:-
3. Sarana Olah Raga
: 14

62
DATA FASILITAS KESEHATAN YANG ADA DI MASYARAKAT
1. Puskesmas Induk : 1
2. Puskesmas Pembantu : -
3. Puskesmas Keliling :-
4. Dokter Praktek :2
5. Bidan Praktek :4
6. Balai Pengobatan :-
7. Polindes :-
8. Pengobatan Tradisional :-
9. Posyandu :5
10. Pos Obat Desa ( POD ) :-
11. Tanaman obat keluarga ( TOGA ) :-
DATA TENAGA KESEHATAN YANG ADA DI MASYARAKAT
1. Dokter : 2 orang
2. Bidan : 3 orang
3. Perawat : 5 orang
4. Petugas Gizi : - .orang
5. Kader Kesehatan : 5 orang
6. Dukun Paraji : 2.orang
7. Guru UKS : - orang
8. PLKB : - orang

ANGKA KEMATIAN DALAM 1 TAHUN TERAKHIR


1. Umum :1 penyebab kematian terbanyak : 1 orang
2. Bayi : - penyebab kematian terbanyak : -
3. Balita : - penyebab kematian terbanyak : -
4. Ibu : - penyebab kematian terbanyak : -

DATA KELAHIRAN MULAI BULAN….TAHUN….. S/D BULAN.....TAHUN......


1. Kelahiran Hidup : Jumlah - bayi

63
2. Kelahiran Mati : Jumlah - bayi

JUMLAH BALITA KURANG GIZI


1. Jumlah Keseluruhan : - bayi

NAMA TOKOH MASYARAKAT FORMAL


No Nama Jabatan Keterangan
1. Marjono Kepala desa -
2. Miswan Wakil kepala desa -
3. dedi Sekertaris -
kecamatan
- - - -
- - - -

NAMA TOKOH MASYARAKAT INFORMAL


No Nama Jabatan Keterangan
1. kasan Kiayi -
2. Suprarpto Guru -
3. Ina Herlina Guru -
4. Asep Pegawai desa -
5. Mislam Guru -

NAMA PENDUDUK YANG MEMILIKI KENDARAAN RODA 4


No Nama Jenis Kendaraan Keterangan
1. sigit Mobil -
2. ikin Mobil -
3. Asep Mobil -
4. Yadi Mobil -

64
NAMA MASYARAKAT YANG SIAP MENJADI DONOR DARAH
No Nama Gol Alamat Keterangan
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -

SUMBER AIR MINUM MASYARAKAT


1. Sumur
2. Air Pam

SUMBER PENERANGAN MASYARAKAT


1. Listrik/PLN

65
Lampiran 4

Dokumentasi Kebidanan

Gambar 1.1 bersama kepala Desa, Bapak Marjono

Gambar 1.2 bersama ketua RT, Bapak Sutarjo

66
Gambar 1.3 bersama Ibu Kader , Ibu Mini

Gambar 1.4 Bersama Bidan Desa, Ibu Bd. Eni Nuraeni Amd.keb

67
Gambar 1.5 pengkajian data keluarga

68
Gambar 1.6 pengkajian data keluarga

Gambar 1.7 pengkajian data keluarga

69
Gambar 1.8 pengkajian data keluarga

Gambar 1.9 pengkajian data keluarga

Gambar 1.10 pengkajian & tensi gratis

70
71

Anda mungkin juga menyukai