Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN Tn.

W
DI DESA TAMPOK BLANG KECAMATAN SUKA MAKMUR
KABUPATEN ACEH BESAR

Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL)

Disusun Oleh :
ULFHA SARI DEWI
1590122071

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH ACEH TAHUN 2023

i
LEMBARAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN TN. W


DI DESA TAMPOK BLANG KECAMATAN SUKA MAKMUR
KABUPATEN ACEH BESAR

Laporan Individu Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Telah Memenuhi Persyaratan

Menyetujui dan Mengesahkan

Pembimbing I Pembimbing II

Sri Wahyuni, S.ST, MKM Siti Hajar, S.ST, M.Kes


NIDN. 0114108103 NIDN. 0120048402

Mengetahui
Ka. Prodi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
STIKes Muhammadiyah Aceh

Rahma Dalila Fitri, SST, M.Keb


NIDN : 0105028203

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini .Penulisan Laporan Kasus ini dilakukan
dalam rangka menyelesaikan mata kuliah Praktek Asuhan Kebidanan Komunitas Prodi
Pendidikan Profesi Bidan.

Laporan Kasus ini dapat diselesaikan dengan baik atas bimbingan , pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada
kesempatan ini penulis meyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Ibu Rahma Dalila Fitri,SST,M.Keb selaku ketua prodi pendidikan profesi bidan
program profesi yang telah membantu pelaksanaan perkuliahan berjalan lancar.
2. Ibu Evi kurniawati, SST,M.Keb selaku seketaris prodi pendidikan profesi bidan
program profesi yang telah membantu proses pelaksanaan perkuliahan berjalan
lancar.
3. Ibu Sri Wahyuni, SST, MKM selaku pembimbing lahan yang telah membimbing
penulis dalam menyusun laporan komunitas.
4. Ibu Siti Hajar, SST, M.Kes selaku pembimbing lahan yang telah membimbing
penulis dalam menyusun laporan komunitas.
Akhir kata , penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Aceh, 10 Juni 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................i
Halaman Pengesahan........................................................................................ii
Kata pengantar.........................................................................................……..iii
Daftar isi...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus.............................................................2
C. Manfaat...........................................................................................3
D. Metode............................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................4
A. Pengertian Keluarga........................................................................4
B. Struktur Keluarga............................................................................4
C. Ciri-Ciri Keluarga...........................................................................5
D. Tipe atau Bentuk Keluarga.............................................................5
E. Fungsi Keluarga..............................................................................6
F. Peran Keluarga ...............................................................................6
G. Ciri-ciri Keluarga Sehat..................................................................7
H. Ciri-ciri Masyarakat Sehat..............................................................7
BAB III............................................................................................................9
A. Data dan identifikasi (pengkajian)..................................................8
B. Analisis data....................................................................................13
C. Perumusan masalah........................................................................18
D. Prioritas masalah.............................................................................18
E. Perencanaan....................................................................................14
F. Pelaksanaan.....................................................................................14
G. Evaluasi...........................................................................................14
BAB IV PEMBAHASAN KASUS.................................................................15
BAB V PENUTUP..........................................................................................17
A. Kesimpulan.....................................................................................17
B. Saran...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masingmasing yang

merupakan bagian dari keluarga ( Friedman, 2010). Keluarga didefinisikan sebagai

sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran,adopsi, dan lain

sebagainnya. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak yang belum menikah

disebut keluarga batih.

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu

hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal-hal yangberkenaan dengan

keorangtuaan dan pemeliharaan anak. Kesehatan jiwa merupakan bahian yang integral

dari kesehatan, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi

merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah

perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima

orang lain sebagaimana adanya, serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri

dan orang lain. (Budiarto,2009).

Adanya kebutuhan fisiologis manusia seperti memiliki rumah, yang mencakup

kepemilikan jamban sebagai bagian dari kebutuhan setiap anggota keluarga.

Kepemilikan jamban bagi keluarga merupakan salah satu indikator rumah sehat selain

pintu ventilasi, jendela, air bersih, tempat pembuangan sampah, saluran air limbah,

ruang tidur dan dapur.

Pelaksanaan KKL berlangsung di desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur

Kabupaten Aceh Besar. Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten di

1
Provinsi Aceh dan memiliki 23 kecamatan salah satunya adalah Suka Makmur. Suka

Makmur memiliki 35 desa salah satunya adalah desa Tampok Blang..

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
seoptimal mungkin, sehingga dapat terciptanya suatu keadaan masyarakat yang
adil dan sehat secara merata.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan manajemen kebidanan pada komunitas.

b. Membantu dan mendorong masyarakat ataupun keluarga untuk ikut

berpartisipasi dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

c. Membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan sedini mungkin,

sehingga cepat diatasi serta menempatkan upaya penganggulangan yang pada

akhirnya masyarakat atau keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan

secara mandiri.

C. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam penerapan asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas dan pelayanan

keluarga berencana.

b. Bahan perbandingan laporan untuk laporan studi kasus selanjutnya

2. Secara Aplikatif

a. Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya laporan kerja kuliah lapangan (KKL) ini dapat

dipergunakan sebagai referensi di STIKes Muhammadiyah Aceh dan masukan

dalam pembuatan kebijakan pembangunan kesehatan di Puskesmas.

b. Bagi Profesi Bidan

2
Hasil studi kasus ini dapat sebagai masukan bagi profesi bidan dalam

upaya memberikan pelayanan kesehatan optimal kepada masyarakat dan

tentunya dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi dunia kebidanan.

c. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya asuhan

pelayanan komprehensif.

D. Metode
Adapun metode yang dipakai dalam Laporan Keluarga Binaan untuk mengkaji

masalah penangganan yang ada di dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di

Desa Tampok Blang Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar Adalah :

1. Home Visit

2. Observasi

3. Wawancara

4. Tanya Jawab

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dalam

suatu tempat dengan keterikatan aturan, emosional, mempunyai peran masing-masing

dan saling melindungi. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat

dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Karwati, 2011).

Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seseorang

tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah

komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan

atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit (Notoadmodjo,

2015).

B. Struktur Keluarga

Menurut Karwati (2011), struktur keluarga terdiri atas:

1. Patrilineal

Keluarga sederhana yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

2. Matrilineal

Keluarga sederhana yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

4. Patrilokal

Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

4
5. Keluarga kawinan

Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa sanak

saudara yang menjadi bagian kjeluarga karena adanya hubungan dengan suami

atau istri.

C. Ciri-ciri keluarga

Menurut Karwati (2011), ciri-ciri keluarga antara lain yaitu:

1. Diikat dalam suatu tali perkawinan

2. Ada hubungan darah

3. Ada ikatan batin

4. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya

5. Ada pengambilan keputusan

6. Kerjasama di antara anggota keluarga

7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

8. Tinggal dalam satu rumah atap

D. Tipe atau bentuk keluarga

Menurut Karwati (2011), bentuk keluarga antara lain:

1. Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak

2. Keluarga besar (extended family)

Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya

nenek, keponakan, sepupu, paman, bibi, dsb

3. Keluarga berantai (serial family)

Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah

lebih dari satu kali dan merupakam satu keluarga inti

4. Keluarga duda/janda (Single family)

5
Keluarga duda/janda adalah keluarga yang terjadi karena perceraian dan kematian

E. Fungsi Keluarga

Ada 5 fungsi keluarga menurut WHO yaitu:

1. Fungsi biologis, yaitu:

a. Memeriksa atau mengurus keturunan

b. Membesarkan anak

c. Memberikan makan bagi keluarga

d. Melindungi kesehatan antara anggota keluarga

2. Fungsi psikologis, yaitu:

a. Identitas keluarga serta rasa aman

b. Pendewasaan kepribadian bagi para anggota keluarga

c. Perlindungan secara psikologis

d. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan masyarakat

3. Fungsi sosial ekonomi, yaitu:

a. Pengaturan ekonomi keluarga

b. Pembagia sumbersumber pengeluaran/tabungan

4. Fungsi sosial budaya yaitu sosialisasi pembentukan norma-norma tingkah laku

pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga.

F. Peran Keluarga

1. Suami sebagai pengambil keputusan

2. Dalam keluarga terbentuk satu kesatuan yang utuh

3. Saling bertanggung jawab

4. Berbentuk monogram

5. Terjalin ikatan keluarga yang sangat erat

6. Mempunyai semangat gotong-royong.

6
G. Ciri-Ciri Keluarga Sehat

Keluarga sehat adalah kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga sejahtera,

gambaran keluarga sehat dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial

2. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan kesehatan

bila timbul keluhan

3. Dirumah tersedia kotak yang berisi obat-obatan sederhana aau P3K

4. Tinggal dirumah dan lingkungan yang sehat

5. Selalu memperhatikan perkembangan kesehatan keluarga dan masyarakat

H. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat

Ciri-ciri masyrakat sehat dapat di kemukakan sebagi berikut:

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat

2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit dan pemulihan penyakit

3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang

dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu

lingkungan hidup

4. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial

ekonomi masyarakat

5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

7
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA


BINAAN Tn.K DI DESA TAMPOK BLANG KECAMATAN SUKA MAKMUR
KABUPATEN ACEH BESAR

A. Data dan Identifikasi (Pengkajian)


1. Biodata
Nama KK : Wahyudi
Usia : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/Bangsa : Aceh
2. Daftar Anggota Keluarga
No Nama L/P Usia Hubunga Pekerjaan Pendidika Agama
n n
Keluarga

1. Wahyudi L 31 Suami Wiraswasta SMA Islam


2. Susi P 27 Istri IRT SMA Islam
3. Muhammad L 1 Anak - - Islam

3. Kebiasaan sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
1) Tn. W jarang tidur siang karena bekerja, tidur malam ±7 jam.
2) Ny. S tidur siang 2 jam dan tidur malam ±7 jam.
3) An. M tidur siang 3 jam dan tidur malam ± 8 jam.
b. Kebiasaan Makan
Anggota keluarga makan 3x sehari dengan makanan pokok beras, lauk pauk
seadanya sesuai dengan kemampuan keluarga seperti tahu, tempe, sayur, ikan,
telur dan kadang-kadang daging dan ASI untuk anaknya.
c. Pola Eliminasi

8
Seluruh anggota keluarga menyatakan BAB ± 2x/ hari dan BAK ±6x/hari.
d. Pola Kebersihan Perorangan/ Personal Hygiene.
1) Tn.W Mandi ± 2x sehari , gosok gigi ± 2x sehari, dan ganti pakaian ± 2x
sehari.
2) Ny. S Mandi ± 2x sehari , gosok gigi ± 2x sehari, dang anti pakaian ± 2x
sehari.
3) An.M Mandi ± 2x sehari dan ganti pakaian ± 2x sehari.
e. Pola Kebiasaan Kesehatan
1) Tn.W mengatakan merokok dan 1 minggu sekali berolahraga.
2) Ny. S jarang berolahraga karena sibuk mengurus anak dan rumah.
3) An.M tidak berolahraga.
f. Penggunaan waktu senggang
1) Tn.W selain bekerja beliau menggunakan waktu senggangnya untuk
melakukan aktifitas yang digemari nya seperti membaca Koran dan
berkebun.
2) Ny.S memasak dan mengurus anak dirumah.
3) An.M menggunakan waktu senggang untuk bermain.
g. Rekreasi Keluarga
Keluarga ini berekreasi pada hari libur seperti hari minggu.
h. Penghasilan rata-rata perbulan Tn.S > 2.000.000 penghasilan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari.
4. Situasi Lingkungan

VI

IV III

II
I

9
a. Rumah milik sendiri
I : Ruang Tamu
II dan III : Kamar Tidur
IV : Ruang keluarga
V : Dapur
VI : Kamar mandi
b. Jenis rumah : Permanen
c. Atap rumah : Seng
d. Lantai rumah : Semen
e. Ventilasi : Cukup, ada jendela dan pintu yang terbuka pada siang
f. Kebersihan dan kegiatan : Cukup
g. Pembuangan sampah : Terbuka dibelakang rumah dan dibakar
h. Sumber air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari : Air sumur
1) Penggunaan air : air sumur dimasak
2) Tempat penyimpanan air : air dalam bak dalam keadaan terbuka
3) Pengurasan tempat air minum : 1x seminggu
i. Saluran pembungan air limbah (SPAL) : Terbuka
1) Jarak sumber pembuangan limbah : ± 10 meter dari sumur
2) Keadaan : Terawat
3) Jamban : Terawat
4) Kondisi saluran pembuangan : Lancar
5) Jarak jamban dengan air sumur : ± 10 meter
j. Kandang ternak : Ada
k. Pemanfaatan perkarangan : Di depan tidak dimanfaatkan dan dibelakang
untuk jemur baju
l. Pemanfaatan fasilitas kesehatan : bila ada anggota keluarga yang sakit
diperiksa ke bidan dan keluarga Tn.W mempunyai asuransi kesehatan berupa
BPJS.
5. Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Penyakit yang sering diderita Tn.W adalah batuk, pilek serta demam.
b. Penyakit yang sering diderita Ny.E adalah batuk, pilek, demam serta sakit
kepala
c. Penyakit yang sering diderita An.M adalah demam.

10
6. Riwayat KB
Sejak kelahiran anak pertama Ny.S belum pernah menggunakan KB.
7. Anak Sekolah
Anak dari Tn. W dan Ny. S belum bersekolah
8. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga berjalan dengan baik, harmonis, dan dapat bersosialisasi dengan
masyarakat.
9. Komunikasi
Bahasa yang digunakan keluarga sehari-hari adalah bahasa Aceh, siaran
komunikasi dalam kelaurga adalah televise dan handphone.
10. Transportasi
Keluarga Tn.S dalam menjalankan kegaitan sehari-hari menggunakan kendaraan
pribadi berupa sepeda motor.
Pemeriksaan fisik
1. Tn. W
Umur : 31 tahun
Rambut : Bersih dan hitam
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : konjungtiva tidak anemis dan sclera putih
Hidung : Bersih dan tidak ada polip
Mulut : Bersih, lidah bersih
Gigi : Berlubang da nada caries
Gusi : Warna kemerahan
Telinga : Bersih tidak ada serumen
Kel.Tyroid : Tidak ada pembekakan
Vena Jugularis : Tidak ada pembekakan
TTV :-
2. Ny.S
Umur : 27 Tahun
Rambut : Bersih dan berwarna hitam
Wajah : Tidak ada odema
Mata : Kongjutiva tidak anemia dan skelera putih
Hidung : Bersih dan tidak ada polip
Mulut : Bersih, lidah bersih

11
Gigi : Berlubang da nada caries
Gusi : Warna kemerahan
Telinga : Bersih tidak ada serumen
Kel.Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
Mamae : Bentuk simentris dan puting susu menjonjol
Abdomen : Tidak ada bekas operasi
Genetalia : Ada keputihan dan tidak menimbulkan rasa gatal
TTV :-
3. An.M
Umur : 1 tahun
Rambut : Bersih dan berwarna hitam
Wajah : tidak ada odema
Mata : Kongjutiva tidak anemia dan skelera tidak ikterik
Hidung : Bersih dan tidak ada polip
Mulut : Bersih, lidah bersih
Gigi : belum tumbuh gigi
Gusi : Warna kemerahan
Telinga : Bersih tidak ada serumen
Kel.Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
TTV :-
B. Analisa Data
1. Data subjektif
Ibu mengatakan takut menggunakan KB karena takut terhambat produksi ASI
2. Data Objektif
Kurangnya pengetahuan Ny. S tentang kelebihan dan keterbatasan pada tiap
jenis kontrasepsi
C. Perumusan Masalah
Dari data dan analisa yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan
bahwa permasalahan yang muncul dalam keluarga binaan Tn.W sebagian besar
disebabkan karena kurangnya pengetahuan. Adapun masalah yang ada pada keluarga
Tn.W adalah sebagai berikut: Kurangnya pengetahuan ibu tentang Jenis kontasepsi.
D. Prioritas Masalah

12
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

Sifat Masalah : 1/3x1 1/3 Permasalahan ini bisa


krisis mengakibatkan
kehamilan yang tidak
diinginkan bagi sebagian
pasangan yang sedang
tidak menjalani program
hamil.

Kemungkinan 2/2x2 2 Masalah sebenarnya


diubah : dengan dapat diubah dengan
mudah mudah karena
pengetahuan PUS
terhadap kegunaan KB
cukup baik

Potensi dicegah : 2/3x1 2/3 Mayoritas PUS memiliki


cukup pengetahuan dan sikap
yang baik mengenai alat
KB

Menonjolnya 1/2x1 ½ PUS menyadari dan


masalah : Masalah mengetahui tentang
tidak perlu segera pentingnya menjadi
ditangani akseptor KB namun PUS
memilih menjadi non
akseptor KB karena
sedang menjalani
program hamil
JUMLAH 3
3
6

E. Perencanaan
1. Datang kerumah untuk mendata dan menjelaskan maksud dari pendataan
2. Memberikan konseling tentang masalah yang dihadapi :
a. Konseling Kontrasepsi
1) Pengertian Kontrasepsi
2) Jenis-jenis kontrasepsi mencakup kelebihan dan kekurangan
3) Manfaat menggunakan kontrasepsi bagi kesehatan
F. Pelaksanaan
1. Melakukan pemeriksaan fisik
2. Memberikan penyuluhan tentang :
a. Pengertian Keluarga Berencana dan Kontrasepsi

13
b. Jenis-jenis kontrasepsi mencakup kelebihan dan kekurangan
c. Manfaat menggunakan kontrasepsi bagi kesehatan
G. Evaluasi
Setelah melakukan penyuluhan kepada keluarga Tn.W, Ny. S mengatakan
sudah mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan Ny.S bisa menyampaikan
kembali penyuluhan yang telah diberikan.

14
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

Pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya penggunaan kontrasepsi di Desa

Tampok Blang masih sangat kurang, karena tingkat pendidikan yang rendah

menyebabkan mereka tidak tahu betapa pentingnya itu, Selama ini masyarakat sudah

memiliki asumsi yang salah terhadap pemahaman yang mereka dapatkan dari turun-

temurun.

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan pada 1 keluarga binaan di desa

Tampok Blang Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar ditemukan satu

masalah yang menjadi prioritas yaitu tentang masalah PUS yang tidak menggunakan

KB.

Hasil pendataan yang dilakukan di desa Tampok Blang Kecamatan

Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar didapatkan 37 PUS yang tidak menggunakan KB

(46,25%) dan 43 PUS yang menjadi akseptor KB (53,75%).

A. Asuhan Kebidanan pada Keluarga Binaan Tn.W dengan Non Akseptor KB

Dari data yang penulis dapatkan dilapangan keluarga Tn. W dan Ny.S

mengatakan bahwa tidak ingin menggunakan KB karena takut terganggunya

produksi ASI. Ibu juga mengatakan kurangnya paparan informasi terkait

kontrasepsi.

Seorang ibu yang baru melahirkan atau mempunyai anak umur < 2 tahun

rentan terjadi kehamilan tidak diinginkan yang berdampak pada kesehatan ibu. Pada

kasus kehamilan tidak dinginkan ini tidak hanya berdampak pada gangguan fisik

ibu namun juga rentan dampaknya pada mental ibu. Kehamilan yang terjadi pada

jarak lahir <2 tahun bisa menganggu kesehatan ibu karena rahim belum pulih

seutuhnya.maka sekiranya sangat penting program KB digalakkan.

15
Perekonomian keluarga juga akan menjadi salah satu permasalahan jika

terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan/direncanakan, banyak pasokan

kebutuhan yang harus dipenuhi kepala keluarga dalam mensejahterakan setiap

anggotanya.

Untuk menggalakkan PUS menjadi akseptor KB dapat dilakukan melalui

edukasi dan paparan informasi terkait kontrasepsi sekaligus memberikan pandangan

serta masukan dalam hal ini.

Pada tanggal 28-07-2022 penulis memberikan pendidikan kesehatan tentang

pentingnya penggunaan kontrasepsi bagi PUS dan pendidikan tentang pengertian

Keluarga Berencana beserta kontrasepsi, jenis kontrasepsi beserta dengan kelebihan

dan kekurangannya, dampak-dampak dari tidak menggunakan kontrasepsi. Penulis

menjelaskan bahwa kesejahteraan keluarga merupakan poin penting dalam

terbentuknya keluarga yang sehat, salah satu ciri-ciri dari keluarga sehat adalah

anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental maupun sosial. Penggunaan

kontrasepsi mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga

karena segalanya menjadi terencanakan dan penuh kesiapan.

Pada tanggal 30-07-2022 penulis melakukan kunjungan kedua. Penulis

menanyakan tentang pandangan PUS terhadap kontrasepsi. Setelah PUS

mendapatkan pendidikan kesehatan maka penulis melakukan intervensi pada

kunjungan ke 2 kali ini, ibu terlihat memiliki kecemasan terhadap kehamilan yang

tidak diinginkan.

Setelah dilakukan intervensi, penulis langsung melakukan evaluasi pada hari

yang sama, ibu mengatakan sudah mengerti dengan pentingnya penggunaan

kontrasepsi. Ibu mengatakan akan menggunakan KB yang aman untuk produksi

ASI.

16
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan kuliah kerja lapangan (KKL) di Desa Tampok Blang

Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar selama 2 minggu, melalui beberapa

pendekataan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Pada keluarga binaan, kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi.

2. Untuk mengatasi permasalahan kesehatan dalam keluarga perlunya pembinaan dan

penyuluhan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

3. Kurangnya partisipasi masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan di

setiap keluarga.

4. Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas penulis melakukan kolaborasi

yaitu:

a. Memberikan penyuluhan tentang informasi pentingnya penggunaan alat

kontrasepsi

b. Bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan kesehatan dalam keluarga

dengan memberika informasi pentingnya penggunaan alat kontrasepsi

c. Melakukan evaluasi setelah diberikannya penyuluhan.

B. Saran

1. Bagi Keluarga

Diharapkan kepada keluarga agar dapat lebih memperhatikan kesehatan setiap

anggota keluarga. Diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-

17
hari secara optimal sehingga keluarga binaan yaitu terutama ibu tidak mengalami

kesulitan dalam kesehatan reproduksinya dan terhindari dari kehamilan yang tidak

diinginkan.

2. Bagi masyarakat

Diharapkan pada masyarakat dapat lebih proaktif dalam meningkatkan status

kesehatan masyarakat dengan merubah pola pikir yang salah menjadi pola pikir yang

benar bahwa kesehatan merupakan tanggung jawab semua individu dalam

mansyarakat

3. Bagi Institusi

Diharapkan institusi dapat mengadakan program praktek kebidanan komunitas

kompherensif dengan lebih baik kedepannya karena program ini sangat membantu

mahasiswa dalam belajar secara nyata bagaimana menghadapi masyarakat secara

langsung. Praktik kebidanan komunitas juga membantu mahasiswa dalam

mengaplikasikan ilmu kebidanan di masyarakat secara umum.

18
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Kemenkes RI. Pedoman
Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas Kesehatan. BKKBN
dan Kemenkes RI; 2012.
2. Jitowiyono, s., & Rouf, M. A. (2019). Keluarga berencana (kb) dalam perspektif
bidan.
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Indonesia. (Di akses tanggal 29 Juli 2022)
4. Maryani Sri. Pelayanan Keluarga Berencana & Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta ;
Trans Info Media Jakarta ; 2008. Halaman 30-116.
5. Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
6. Prawiroharjo Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta ; PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo; 2011. Halaman 450
7. World Health Organization. Medical eligibility criteria for contraceptive use.
World Health Organization; 2016.

19
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Materi pendidikan kesehatan pada keluarga Binaan Tn.S dengan Kekurangan

Energi Kronis (KEK)

1. Tujuan Umum : Agar ibu mengetahui tentang keluarga berencana

2. Tujuan Khusus : Agar ibu mengerti dan memahami pentingnya penggunaan

kontrasepsi

3. Pembahasan :

b. Pengertian keluarga berencana dan kontrasepsi

c. Jenis-jenis kontrasepsi mencakup kelebihan dan kekurangan

d. Manfaat menggunakan kontrasepsi bagi Kesehatan

4. Tempat : Rumah keluarga binaan Tn.W dan Ny.S

5. Sasaran : Keluarga Tn.W

6. Materi : Terlampir

7. Sumber : Buku dan Internet

8. Metode : Ceramah dan Tanya jawab

9. Kegiatan : Penyuluhan

20
LAMPIRAN

PENDIDIKAN KESEHATAN

KELUARGA BERENCANA

1. Definisi

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengatur banyaknya jumlah

kelahiran sehinggaibumaupun bayi dan ayah nya serta keluarga yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugiandi karenakan jarak anak

yang terlalu dekat. Keluarga berencana (KB) merupakan

programpemerintahyang bertujuan untuk menyeimbangkan antara

kebutuhan dan jumlah penduduk. (Jitowiyono & Rouf, 2019)

Menurut World Health Organization (2016), Keluarga berencana

(Family Planing) dapat memungkinkan pasangan usia subur (PUS) untuk

mengantipasi kelahiran,mengatur jumlah anak yang diinginkan, dan

mengatur jarak serta waktu kelahiran. Hal ini dicapai melalui penggunaan

metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas. Jadi, keluargaa berencana

adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan

jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi yang bertujuan

untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Sedangkan Kontrasepsi adalah kata yang berasal dari kata kontra

berarti (mencegah) atau (melawan) dan konsepsi yang berarti pertemuan

antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

21
kehamilan. Jadi, kontrasepsi merupakan upaya pencegahan kehamilan yang

tidak direncanakan. (Nugroho,2014).

2. Jenis-jenis kontrasepsi

a. Kontrasepsi sederhana tanpa alat

1) Metode kalender

Metode ini didasarkan pada suatu perhitungan yang diperoleh dari

informasi yang dikumpulkan dari sejumlah menstruasi secara

berurutan. Untuk mengidentifikasi hari subur, dilakukan pencatatan

siklus menstruasi dengan durasi minimal enam dan dianjurkan dua

belas siklus. Untuk menjamin efektivitas maksimum, metode

kalender sebaiknya dikombinasikan dengan indikator-indikator

lainnya (Prawirohardjo, 2011).

1) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks

(karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan

seksual dan menutup serviks. Alat ini berfungsi menutup ostium

uteri externum dengan cara menutupi serviks.

Keuntungan:

a) Efektif bila digunakan dengan benar

b) Tidak menganggu produksi ASI

c) Tidak menganggu hubungan seksual

d) Tidak ada efek samping sistemik

e) Mencegah penularan IMS

Keterbatasan

a) Efektivitas sedang

22
b) Keberhasilan bergantung pada kepatuhan mengikuti cara

penggunaan

c) Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran

uretra

2) Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang di gunakan untuk

melemahkan atau membunuh sperma. Spermisida menyebabkan sel

membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan

menurunkan kemampuan penetrasi.

Keuntungan:

a) Efektif seketika

b) Tidak ada efek samping sistemik

c) Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

d) Mudah digunakan

e) Perlindungan terhadap IMS

Keterbatasan

a) Efektivitas kurang

b) Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam

b. Metode kontrasepsi Barrier

1) Kontrasepsi pil

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap

paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai

efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan perubahan–

perubahan pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan

kental, yang mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri,

23
dan juga terjadi perubahan-perubahan pada motilitas tuba fallopi dan

uterus.

2) Implan

Implant merupakan salah satu alat kontrasepsi yang dipasang dibawah

kulit di lengan kiri penggunanya. Pemasangan dan pencabutan kembali

metode ini hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih.

Metode ini membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses

pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma sehingga

menekan ovulasi.

Implant efektif dalam menunda kehamilan jangka panjang 5 tahun, bebas

dari pengaruh estrogen, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak

mengganggu produksi ASI dan dapat dicabut setiap saat sesuai dengan

kebutuhan. Waktu yang paling baik untuk pemasangan implant adalah

sewaktu haid berlangsung atau masa pra-ovulasi dari masa haid. Efek

samping yang ditimbulkannya adalah nyeri kepala, peningkatan atau

penurunan berat badan, nyeri payudara, mual, pening, mengalami

gangguan haid (terjadinya spotting)

3) AKDR

AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) adalah cara pencegahan kehamilan

yang sangat efektif, aman, dan reversibel bagi perempuan tertentu,

terutama yang tidak terjangkit PMS dan sudah pernah melahirkan.

Pemakaian AKDR dapat sampai 10 tahun dan dapat dipakai oleh semua

wanita umur reproduksi dan tidak mempengaruhi volume ASI. AKDR

juga mencegah terjadinya fertilasi, tembaga pada AKDR menyebabkan

reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma sehingga tidak mampu untuk

24
fertilasi. Kerugian pemakaian AKDR adalah perdarahan di antara siklus

menstruasi dan infeksi.

4) Kontrasepsi mantap

a) Tubektomi atau yang sering dikenal dengan kontrasepsi mantap yang

bersifat sukarela bagi orang seorang perempuan bila tidak hamil lagi

dengan cara mengoklusi tuba falupi ( mengingat dan memotong

cincin ), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. Pada

penggunaannya dilakukan dalam 48 jam pasca persalinan, dapat juga

dilakukan segera setelah persalinan atau setelah operasi sesar.

b) Vasektomi merupakan penghentian kapasitas reproduksi pria dengan

jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma

terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

5) Kontrasepsi suntikan kombinasi (Depo – Medroxyprogesterone Acetate

(DMPA)

Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi yang diberikan dengan cara

disuntikkan secara intramuskuler di daerah otot bokong (gluteus

maximus). Cara kerja pada kontrasepsi suntik DMPA yaitu dengan

menekan ovulasi dan Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma serta menipiskan endometrium,sehingga

tidak siap untuk kehamilan.

Keuntungan kontrasepsi suntik DMPA yang pertama ialah sangat

efektif pada penggunaannya, Pencegahan kehamilan dalam jangka panjang

pada penggunaan serta tidak berpangaruh pada hubungan suami istri

selama penggunaan dan tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan

25
darah, membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

Pada penggunaannya terbukti menurunkan kejadian penyakit jinak

payudara dan mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul serta

dapat digunakan oleh wanita usia > 35 tahun sampai perimenopause.

Kerugian kontrasepsi suntik DMPA diantaranya: Pada pola haid yang

normal dapat berubah menjadi amenorhea, perdarahan ireguler, perdarahan

bercak, perubahan dalam frekuensi lama dan jumlah darah yang hilang.

Pada saat penggunaannya kontrasepsi ini tidak dapat dihentikan sewaktu-

waktu sebelum suntikan berikutnya, kontrasepsi ini juga tidak menjamin

perlindungan terhadap penularan penyakit menularseksual, hepatitis B

virus, atau infeksi virus HIV. Dapat terjadi pada pasien terlambatnya

pemulihan kesuburan setelah pemakaian dihentikan. Penggunaan jangka

panjang akan menimbulkan perubahan pada lipid serum dan dapat

menurunkan kepadatan tulang.

6) Kontrasepsi suntikan progestin

Keuntungan:

a) Sangat efektif

b) Pencegahan kehamilan jangka panjang

c) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius pada

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

d) Tidak berpengaruh terhadap ASI

Keterbatasan

a) Sering ditemukan gangguan haid

b) Pasien sangat bergantung pada pelayanan kesehatan

c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

26
3.Manfaat menggunakan kontrasepsi bagi kesehatan

KB merupakan salah satu cara agar dapat menurunkan angka kematian ibu

khususnya ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20

tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua

melahirkan (di atas usia 35 tahun). Salah satu tujuan dari program KB yaitu untuk

meningkatkan kualitas keluarga agar dapat merasa aman, tentram, dan harapan masa

depan yang lebih baik agar dapat mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan

batin. Pelayanan KB mencakup beberapa informasi, pendidikan, dan upaya-upaya

untuk keluarga agar dapat mengatur jarak usia antar anak, kapan akan mempunyai

anak, berapa jumlah anak, dan kapan akan berhenti mempunyai anak (Kemenkes RI,

2017).

27
28

Anda mungkin juga menyukai