Anda di halaman 1dari 22

MK.

Asuhan Kebidanan Komunitas I


Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. 2012

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PENATALAKSANAAN PELAYANAN


KEBIDANAN DALAM KELUARGA

Disusun Oleh

1. Aas Two Diana Putri 7. Lufthi Amallikariana


2. Ade Lusiani 8. Reska Susanti
3. Duriah 9. Rully marchsanda
4. Eka Febri Yanti Asri 10. Sinta Afriani
5. Elsa Silvia Fitriani 11. Wayan ike ulandari
6. Husmiati

Dosen Pengampuh
Ita Herawati, M.Keb

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA JAKARTA
2023/2024

i
MK. Asuhan Kebidanan Komunitas I
Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. 2012

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Makalah
Perencanaan dan penatalaksanaan Pelayanan kebidanan dalam Lingkungan
Keluarga”.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian, kelengkapan isi, dan lain - lainnya.
Untuk itu dengan senang hati kami akan menerima segala saran, kritik pembaca guna
memperbaiki makalah ini di kemudian hari.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna. Kami mengharapkan
partisipasi dari para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi
setiap orang yang membacanya, Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman Kelompok yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yaitu khususnya
kepada Dosen Mata Kuliah kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah kami bisa bermanfaat oleh para pembaca, sekian dan
terima kasih.

Jakarta, November 2023

Penulis

ii
MK. Asuhan Kebidanan Komunitas I
Oleh : Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. 2012

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
D. Manfaat................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


A. Perencanaan Keluarga................................................................................. 3
1. Pengertian keluarga.......................................................................... 3
2. Pengertian perencanaan.................................................................... 4
3. Standar Perencanaan Keluarga.................................................................. 6
4. Perencanaan dalam Keluarga........................................................... 9
B. Penatalaksanaan Pelayanan Kebidanan dalam Keluarga.............. 15
1. Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan dalam Keluarga ........... 15
2. Standar Pelayanan Kebidanan Keluarga......................................... 16
3. Kriteria..................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP......................................................................................... 18


A. Kesimpulan .......................................................................................... 18
B. Saran..................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya mempunyai peranan

yang sangat penting dalam membentuk budaya dan perilaku sehat. Dari keluargalah

pendidikan kepada individu dimulai, tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya

dan perilaku sehat dapat lebih dini ditanamkan. Oleh karena itu, keluarga

mempunyai posisi yang strategis untuk dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan

karena masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi

antar anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga keluarga dan

masyarakat yang ada disekitarnya (Doedit, 2018).

Perencanaan keluarga merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak yang dimiliki

dalam keluarga berdasarkan pilihan dan keputusan bersama di antara pasangan suami

istri. Panduan kerja global yang dikembangkan oleh WHO menyerukan upaya

peningkatan dalam mengadvokasi pengakuan penting perencanaan keluarga dalam

mencapai tujuan kesehatan dan pembangunan di semua tingkatan. Namun, adanya

kepercayaan tradisional, hambatan agama, dan kurangnya keterlibatan pria telah

melemahkan intervensi program perencanaan keluarga ini.

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggungjawab praktek

profesi bidan dalam sistimpelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan

ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat dan keluarga. Pelayanan

kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk

mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya kelurga kecil bahagaia dan
2

sejahtera. (Wiknjosastro, 2018).

Pada tahun 1990-an, banyak program kesehatan yang mulai mengakui bahwa

perencanaan keluarga harus dilihat dalam konteks kesehatan reproduksi yang lebih luas.

Program aksi yang diadopsi oleh International Conference on Population and

Development (ICPD) yang diadakan oleh 179 negara di Kairo pada tahun 1994 mencatat

bahwa upaya khusus harus dilakukan untuk menekankan tanggung jawab bersama di

antara pria dan wanita dan mempromosikan keterlibatan aktif mereka dalam tanggung

jawab menjadi orang tua, perilaku seksual dan reproduksi, termasuk pencegahan

Penyakit Menular Seksual (PMS) dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan

berisiko (Laili, 2014).

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah dalam makalah ini yaitu

1. Apakah yang dimaksud dengan perencanaan keluarga?

2. Apakah yang dimaksud dengan penatalaksanaan pelayanan kebidanan keluarga?

C. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui perencanaan pelayanan kebidanan keluarga

2. Penatalaksanaan pelayanan kebidanan keluarga

D. Manfaat

Diharapakan makalah perencanaan dan penatlaksanaan pelayanan kebidanan

keluarga mampu memberikan tambahan ilmu dan pengetahuan bagi pembaca dan penulis.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI:2020),

keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang terkumpul, serta tinggal di suatu tempat di bawah satu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keluarga adalah ibu

bapak beserta anak-anaknya (seisi rumah).

Menurut Friedman (1986), keluarga adalah sekumpulan orang yang

tinggal bersama dalam satu rumah yang dihubungkan satu ikatan perkawinan,

hubungan darah yang sah, atau adopsi.

Menurut Duval dan Logan (1986), keluarga adalah sekumpulan orang

dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan menciptakan,

mempertahankan dan melestarikan budaya bersama.

Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga

memiliki beberapa unsur pokok, yaitu:

a. Hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Hubungan ini yang menjadi

dasar terbentuknya keluarga.


4

b. Tinggal bersama dalam satu rumah tangga. Anggota keluarga tinggal

bersama dalam satu tempat, baik secara fisik maupun emosional.

c. Saling ketergantungan. Anggota keluarga saling bergantung satu sama lain,

baik secara fisik maupun emosional.

2. Pengertian perencanaan

Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan

tujuan, menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya.

Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk mewujudkan suatu

tujuan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang tersedia.

Perencanaan adalah suatu proses penyusunan rencana yang

menggambarkan keinginan untuk mencapai tujuan tertentu melalui suatu

kegiatan dengan mengorganisasikan dan mendayagunakan sumber yang

tersedia (Mubarak and Chayatin, 2009).

Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bias

menjawab rumus 5W+1H. What (apa) yang akan dilakukan, why (mengapa)

harus melakukan apa, when (kapan) melakukan apa, where (dimana)

melakukan apa, who (siapa) yang melakukan apa, how (bagaimana) cara

melakukan apa (Syafrudin and Taty, 2011).

Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh

kelompok untuk mencapai ujuan yang telah digariskan mencakup kegiatan

pengambilan keputusan. Swanburg mengatakan bahwa planning adalah


5

memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa

yang melakukannya. Di bidang kesehatan perencanaan dapat didefinisikan

sebagai proses untuk menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan

di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,

menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-

langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut (Swanburg,

2000).

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan

dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,

dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan tersebut. Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu

proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.

Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan

yaitu:

a. Bagian dari system administrasi

b. Dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan

c. Berorientasi pada masa depan

d. Mampu menyelesaikan masalah

e. Mempunyai tujuan

f. Bersifat mampu kelola


6

b. Jenis Perencanaan

Adapun beberapa jenis perencanaan menurut (Syafrudin and Taty, 2011),

dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana yaitu:

a. Rencana jangka panjang (long term planning) yang berlaku antara 10 -25

tahun

b. Rencana jangka menengah (medium range planning), yang berlaku antara 5-7

tahun

c. Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya berlaku hanya

untuk 1 tahun.

Dilihat dari tingkatannya

a. Rencana induk (master plan), lebih menitik beratkan uraian kebijakan

organisasi

b. Rencana operasional (operational planning), lebih menitik beratkan pada

pedoman atau petunjuk dalam melaksanakan suatu program

c. Rencana harian (day to day planning), rencana harian yang bersifat rutin

3. Standar Perencanaan

a. Pernyataaan Standar Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan

diagnosa dan masalah yang ditegakkan.

Perencanaan adalah bagaian darai fase pengorganisasian dalam proses

kebidanan keluarga yang meliputi penentuan tujuan asuhan kebidanan

jangka panjang atau jangka pendek), penetapan standar dan kreteria serta

menentukn perencanaan untuk mengatasi msalah keluarga.


7

b. Tujuan perencanaan

1) Tujuan jangka panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada

kemampuan mandiri. Dan lebih baik ada batas waktunya, misalnya

dalam waktu 2 hari. Pencantuman jangka waktu ini adalah untuk

mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang telah ditentukan

sebelumnya.

2) Tujuan jangka pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang

dihubungkan dengan keadaan yang mengancam kehidupan.

c. Kriteria Perencanaan

1) Perencanaan tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara

komperhensif.

2) Melibatkan klien / pasien dan atau keluarga.

3) Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya klien /

keluarga

4) Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat bagi klien


8

5) Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku sumberdaya

serta fasilitas yang ada.

d. Perencanaan Keluarga

Intervensi kebidanan adalah suatu tindakan langsung kepada keluarga

yang dilaksanakan oleh bidan, yang ditujukan kepada kegiatan yang

berhubungan dengan promosi, mempertahankan kesehatan keluarga. Fokus

dari intervensi kebidanan keluarga antara lain meliputi kegiatan yang

bertujuan:

1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah

dan kebutuhan kesehatan dengan cara:

a) Memberi informasi yang tepat.

b) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang

kesehatan.

c) Mendorong sikap emosi yang sehat yang mendukung upaya

kesehatan masalah.

2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara bidanan keluarga yang

tepat, dengan cara

a) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan kegiatan.

b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.

c) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.


9

3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit, dengan cara

a) Mendemonstrasikan cara bidanan.

b) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.

c) Mengawasi keluarga melakukan bidanan.

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara

a) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.

b) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara :

a) Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga.

b) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

Rencana tindakan keluarga diarahkan untuk mengubah pengetahuan,

sikap, dan tindakan keluarga sehingga pada akhirnya keluarga

mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggita keluarganya dengan

bantuan minimal dari bidan.

e. Definisi Operasional

1) Ada format rencana asuhan kebidanan

2) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa rencana tindakan

dan evaluasi.

4. Perencanaan dalam berkeluarga


10

Berdasarkan PMK Nomor 21 tahun 2021 bahwa tujuan untuk

memberikan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku terhadap perencanaan

keluarga baik untuk menunda, menjarangkan/membatasi kelahiran melalui

penggunaan kontrasepsi. Perencanaan dalam berkeluarga seperti:

a. Menentukan jumlah anak

Perencanaan jumlah anak menurut Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS) sebaiknya dimiliki 2 (dua) anak dengan jenis kelamin

anak, laki-laki atau perempuan sama saja (Sehmawati, 2016). Perencanaan

jumlah anak mempertimbangkan persalinan dengan resiko terendah pada

kehamilan pertama dan kedua serta jarak antar kedua kelahiran sebaiknya 2-

4 tahun (Pinem, 2009). Penentuan jumlah anak juga mempertimbangkan

“4Terlalu”, salah satunya terlalu banyak anak dengan jumlah anak lebih dari

4 (Kumalasari dan Andhyantoro, 2013).

b. Kapan istri hamil

Umur terbaik ibu untuk melahirkan yaitu pada usia 20-30 tahun (Pinem,

2009). Pasangan suami istri perlu mengetahui dan mengindari 4 terlalu

(terlalu muda dengan umur dibawah 20 tahun, terlalu tua dengan umur

diatas 35 tahun, terlalu banyak dengan jumlah anak lebih dari 4, dan terlalu

sering dengan jarak kurang dari 2 tahun) (Kusmiran, 2011).

c. Dimana istri akan melahirkan

Pasangan suami istri harus sudah merencanakan tempat kelahiran yang

tepat sesuai keadaan istri (Kusmiran, 2011). Keadaan saat bersalin yang
11

harus segera mendapatkan pertolongan seperti bengkak pada tangan, kaki

dan wajah disertai tekanan darah tinggi, pusing hingga penglihatan kabur,

kejang, kelainan letak janin dalam Rahim, keluar cairan ketuban sebelum

saat melahirkan, dan bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak kontraksi

(Andhyantoro dan Kumalsari, 2012). Menurut Andhyantoro Dan Kumalsari

29 (2012) pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang dapat diberikan

diberbagai tingkat pelayanan kesehatan, yaitu:

1) Pelayanan di tingkat bidan desa: pemeriksaan kehamilan, pertolongan

persalinan, pelayanan nifas untuk ibu dan bayi, dan pertolongan pertama

kegawatdaruratan kebidanan

2) Pelayanan di tingkat puskesmas: semua pelayanan ditingkat bidan desa

ditambah penanganan terbatas bagi kegawatdaruratan kebidanan dan bayi

baru lahir.

3) Pelayanan di tingkat rumah sakit kabupaten: semua pelayanan ditingkat

puskesmas ditambah penanganan bagi semua jenis kegawatdaruratan

kebidanan dan bayi baru lahir.

d. Metoda KB yang akan digunakan

Keikutsertaan berKB merupakan tanggung jawab bersama suami istri

(Andhyantoro dan Kumalsari, 2012). Menurut Peraturan Pemerintah (PP)

no. 21 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa

Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,

Pelayanan Kontrasepsi, Dan Pelayanan Kesehatan Seksual. Keputusan


12

pemilihan kontrasepsi sebaiknya mempertimbangkan penggunaan

kontrasepsi yang rasional, efektif dan efisien. Keluarga Berencana

merupakan program yang berfungsi bagi pasangan untuk menunda

kelahiran anak pertama (postponing), menjarangkan anak (spacing) atau

membatasi (limiting) jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan

medis serta kemungkinan kembalinya fase kesuburan (fecundity).

1) Fase menuda kehamilan

Menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan pada pasangan yang

istrinya belum berusia 20 tahun. Metode kontrasepsi yang sesuai yaitu

kontrasepsi yang pulihnya kesuburan tinggi dan efektifitas tinggi.

Metode kontrasepsi yang dapat digunakan antara lain pil KB, AKDR

(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), dan cara sederhana.

2) Fase menjarangkan kehamilan

Umur terbaik bagi ibu melahirkan pada usia 20-30 tahun. Kriteria

kontrasepsi yang diberikan yaitu: efektifitas tinggi, reversiblitas tinggi

karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi, dapat dipakai 3-

4 tahun sesuai jarak kelahiran yang direncanakan, serta tidak

menghambat produksi Air Susu Ibu (ASI). Kontrasepsi yang disarankan

yaitu AKDR, suntik KB, pil KB dan Implan.

3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan

Keluarga yang sudah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30

tahun sebaiknya tidak hamil lagi. Metode kontrasepsi yang dapat


13

digunakan kontrasepsi yang tidak memiliki efektifitas tinggi karena jika

terjadi kehamilan akan berisiko tinggi pada ibu dan anak. Selain itu jika

pasangan sudah tidak mengharapkan anak lagi, kontrasepsi yang

disarankan, yaitu : metode kontrasepsi mantap (tubektomi dan

vasektomi), AKDR, implant, suntik KB dan pil KB.

Metode kontrasepsi dipelajari bersama dan metode apa yang akan

dipilih, meskipun yang akan menggunakan adalah istri. Suami juga dapat

berperan aktif, seperti:

1) Mengingatkan istri untuk meminum pil KB, kapan waktu untuk suntik

KB dan ikut menghitung masa subur istri

2) Membawa istri ke fasilitas kesehatan bila terjadi efek samping

3) Merencanakan ulang metode KB jika KB yang telah digunakan tidak

memuaskan

e. Memperhatikan kesehatan keluarga

Ketika istri hamil suami dapat menjamin bahwa istrinya

1) Mendapat pelayanan antenatal dengan teratur

2) Cukup istirahat dan memperoleh makanan bergizi

3) Mempunyai biaya persediaan persalinan dan rujukan ke rumah sakit jika

sewaktu-waktu terjadi komplikasi

4) Merasa tenang dan bahagia

5) Berdiskusi tentang siapa yang akan menolong

6) Mempelajari bersama tentang gejala komplikasi dan mempersiapkan


14

rencana persalinan ketika terjadi komplikasi yang berkaitan dengan

transportasi, pengantar dan pendamping

Memastikan persalinan yang aman:

1) Penolong persalinan bidan atau dokter

2) Menyediakan dana, transportasi dan perlengkapan yang dibutuhkan

3) Mendampingi selama proses persalinan dan mendukung rujukan bila

diperlukan.

Membantu setelah keahiran bayi. Peran suami setelah bayi lahir

1) Mendorong istri untuk segera memberikan ASI

2) Menjamin tersedianya makanan yang bergizi

3) Membantu pekerjaan rumah tanga yang berat seperti mencuci pakaian

menimba air dsb

4) Membantu merawat bayi misalnya menggantikan popok, memandikan

bayi, membawa bayi untuk imunisasi

5) Segera menentukan metoda kontrasepsi.

Menjadi seorang ayah yang baik: (1) Suami dapat membantu mendidik

dan mengasuh anak dengan aktif seperti membantu anak belajar, menemani

anak bermain,dsb (2) Suami menjadi model panutan anak ketika beranjak

dewasa Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan. Memanfaatkan

pengaruhnya untuk mengubah norma/perilaku masyarakat dalam

menghapus kekerasan

Membantu pencegahan PMS, termasuk HIV/AIDS : (1) Hanya


15

memiliki satu pasangan seksual (2) Mencegah terjadinya kehamilan yang

tidak diinginkan untuk mencegah aborsi (3) Mengubah perilaku hubungan

seksual yang tidak bertanggung jawab dibeberapa wilayah/suku.

B. Penatalaksanaan Pelayanan Kebidanan dalam Keluarga

1. Pengertian Standar Pelayanan Kebidanan dalam Keluarga

Standar bidan yaitu bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan

secara komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence

based kepada klien / pasien, dalam bentuk upaya promotif, prefentif,

kuratif dan rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan

rujukan.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 2019

asuhan kebidanan adalah rangkaian kegiatan yang didasarkan pada proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan

kiat kebidanan (Kemenkes RI, 2019).

Pelayanan kebidanan keluarga adalah serangkaian asuhan kebidanan

dengan kegiatan yang merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang

diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan

ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang

dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan.

2. Standar Pelayanan Kebidanan Keluarga


16

Bidan dalam memberikan pelayanan harus menerapkan standar

asuhan kebidanan yang telah diatur dalam KEPMENKES No.

938/MENKES/SK/VII/2007. Standar tersebut adalah acuan dalam proses

pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai

wewenang dan ruang lingkupnya. Standar asuhan kebidanan ini dibagi

menjadi enam standar yaitu:

a. Standar I (Pengkajian)

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan

lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Standar II (Perumusan Diagnosa dan atau Masalah Kebidanan)

Bidan menganalisis data yang diperoleh dari pengkajian,

menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakkan

suatu diagnosis dan masalah kebidanan yang tepat.

c. Standar III (Perencanaan) Bidan merencanakan asuhan kebidanan

berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditegakkan.

d. Standar IV (Implementasi)

Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based kepada pasien

dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

e. Standar V (Evaluasi)
17

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan

untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai

dengan perubahan perkembangan kondisi klien.

f. Standar VI (Pencatatan Asuhan Kebidanan)

Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas

mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam

memberikan asuhan kebidanan. Pencatatan dilakukan segera setelah

melaksanakan asuhan pada formulir yang disediakan (rekam medis/

KMS/ status pasien/ buku KIA), ditulis dalam bentuk catatan

perkembangan SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa dan

Penatalaksanaan).

3. Kriteria

a. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial-

spiritualkultural

b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persejuan dari klien dan

atau keluarganya

c. (Informed Consent)

d. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

e. Melibatkan klien / pasien dalam setiap tindakan

f. Menjaga privacy klien / pasien

g. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi


18

h. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

i. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perencanaan pelayanan kebidanan dalam keluarga tidak terlepas dari

peranan anggota keluarga.

2. Sebagai bidan harus melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara

komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence based

kepada klien / pasien, dalam bentuk upaya promotif, prefentif, kuratif

dan rehabilitatif.

B. Saran

Hasil dari makalah ini tentunya belum sempurna namun bisa dijadikan

pedoman atau referensi untuk bisa lebih berperan aktif dalam perencanaan

dan penatalaksanaan pelayanan kebidanan dalam keluarga sebagai tugas dan

kewajiban seorang bidan.


19

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah,dkk. 2010. Konsep kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta.

Estiwidani, dkk. 2009. Konsep Kebidanan. Fitramaya : Yogyakarta.

Lailiyana, Laila, A., Daiyah, I., Susanti, S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
persalinan. Jakarta: EGC.

Mandriawati, G.A. 2012. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. A. C., Manuaba I. B. G., &Manuaba I. B. G. F. 2012. Ilmu Kebidanan,


Penyakit Kandungan, Dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

MEDIKA.2012.Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu dan Anak. Saifudin, A.B., Affandi.


B., Baharudin. M., Soekis.S., (2011).Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Tadjuddin norma. Konsep
Kebidanan. Poltekkes Kemenkes Makassar : Makassar.

Tresnawati, F. 2012..Asuhan Kebidanan. Jakarta : PT. Prestasi

Yustina.2007. “Upaya Strategis Menurunkan AKI Dan AKB”.Jurnal Wawasan.


Volume 13, Nomor 2. http://www.mitrothemaks.file.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai