Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Arliza Rizqia (201802001)
2. Tanti Ardiah Garini (201802002)
3. Eka Nurrohmawati (201802003)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah membuat makalah askeb komunitas
pembinaan dukun bayi Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu EliesMeilinawati S.B.,
S.ST.,S.Psi., M.Keb Selaku dosen mata kuliah askeb komunitas yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah askeb komunitas dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan
khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR...................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 5
A. Latar Belakang................................................................................... 5
B. Rumusan masalah.............................................................................. 6
C. Tujuan................................................................................................ 7
D. Manfaat.............................................................................................. 7
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 8
serta rujukannya........................................................................ 10
PELAKSANAAN KEMITRAAN.................................................. 16
a. Periode kehamilan.............................................................. 16
b. Periode persalinan............................................................... 18
3
A. Kesimpulan............................................................................................. 22
B. Saran......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan.Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong
oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun.Dukun di masyarakat masih memegang
peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.Masyarakat masih
memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh
dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.
Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita.Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah
berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia
merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam
kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul
komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya,
dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional.
Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai
pada kematian ibu dan anak.Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan
kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan
pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan,
5
selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan
segera minta pertolongan pada bidan.
Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat
bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan
(Prawirohardjo, 2005)
Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong
oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang
peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.Masyarakat masih
memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh
dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.Untuk mengatasi permasalahan
persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan
dukun dan bidan.Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan
pembinaan dukun.
Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh
tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang
bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat-alat
persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan
kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta
pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya
menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
B. Rumusan masalah
6
C. Tujuan
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
7
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
8
imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke
tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir
( BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran,
dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga
kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi
diwilayah tersebut semakin meningkat.
Tujuan Pembinaan Dukun Bayi
Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.Peran dan pengaruh dukun sangat
bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal
sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan
keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan,
sehinngga angka kematian masih tinggi.
9
Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.
Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak
ibu merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi
keluar dari jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang, air
ketuban keruh dan berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu
gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
10
d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas
Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir;
keluarnya cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak
pada muka, kaki atau tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara
bengkak disertai rasa sakit; dan ibu mengalami gangguan jiwa., Payudara
bengkak kemerahan disertai rasa sakit., Mengalami gangguan jiwa.
Dari 148 ribu kelahiran bayi di indonesia, kurang lebih 9,8% mengalami
tetanus neonatorum yang berkaitan pada kematian. Pada tahun 1980 tetanus
menjadi penyebab kematian pertama pada bayi usia di bawah satu bulan.
Meskipun angka kejadian tetanus neonatorum semakin mengalami penurunan,
akan tetapi ancaman masih tetap ada, sehingga perlu diatasi secara serius. Tetanus
neonatorum adalah salah satu penyakit yang paling berisiko terhadap kematian
bayi baru lahir yang di sebabkan oleh basil clostridium tetani. Tetanus
noenatorum menyerang bayi usia di bawah satu bulan, penyakit ini sangat
menular dan menyebabkan resiko kematian. Tetanus neonatorum di masyarakat,
kebanyakan terjadi karena penggunaan alat pemotong tali pusat yang tidak
steril.Gejala tetanus di awali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang
mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot
leher, bahu atau punggung.Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut
lengan atas dan paha.Dengan diberikan pembekalan materi tetanos noenatorum di
harapkan dukun dapat memperhatikan kebersihan alat persalinan, memotivasi ibu
untuk melakukan imunisasi, dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan,
sehingga dapat menekan angka kejadian tetanus noenatorum.
o Bayi baru lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa
menetek.
11
o Mulut mencucu seperti mulut ikan.
o Perawatan tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau diberi
bermacam-macam ramuan
Rujukan
Akibat tetanus neonaturum sebagian besar bayi yang menderita akan meninggal
dunia dalam beberapa hari saja. Jika dukun bayi menemukan bayi baru lahir
yang terkena tetanus segera :
Membawanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit agar mendapat pertolongan
secepatnya. Semakin lambat pengobatan diberikan akan semakin besar
kemungkinan bayi meninggal.
Bila orang tua menolak membawa bayinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit,
adanya kejadian tetanus neonatorum itu perlu dilaporkan ke Puskesmas.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg, di sertai
dengan tanda – tanda kulit keriput, pergerakan lemah, dan sianosis. Dukun di
harapkan dapat segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau tenaga kesehatan
apabila menemukan tanda – tanda bayi dengan berat badan lahir rendah, karena
bayi dengan berat badan lahir rendah memerlukan perawatan khusus.
12
d. Penyuluhan gizi dan KB
Gizi pada bayi
Selain ASI diberi MP-ASI yang lebih padat dan kasar seperti
bubur nasi, nasi tim dan nasi lembik.
Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat
saring
Penyuluhan KB
13
mengurus keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak terlalu dekat
yaitu lebih dari 2 tahun
Solusi :
14
Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya
pembinaan dukun adalah sebagai berikut :
Solusi :
c. Sosial Ekonomi
Solusi :
15
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan
masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan
harus dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan,
berdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
dengan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja
sama dengan masyarakat untuk melakukan pemetaan ibu hamil,
membentuk tabungan ibu bersalin (Tabulin), donor darah berjalan, dan
ambulans desa.
d. Tingkat pendidikan
Solusi :
a. Periode Kehamilan
BIDAN :
1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil dalam hal :
a. Keadaan umum
b. Menentukan taksiran partus
c. Menentukan Keadaan janin dalam kandungan
16
d. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
2) Melakukan tindakan pada ibu hamil dalam hal :
a. Pemberian Imunisasi TT
b. Pemberian tablet Fe
c. Pemberian pengobatan/tindakan apabila ada komplikasi
3) Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga mengenai :
a. Tanda-tanda Persalinan
b. Tanda bahaya kehamilan
c. Kebersihan pribadi & lingkungan
d. Gizi
e. Perencanaan Persalinan (Bersalin di Bidan, menyiapkan transportasi)
f. KB setelah melahirkan menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK)
4) Melakukan kunjungan Rumah untuk :
a. Penyuluhan/Konseling pada keluarga tentang persencanaan persalinan
b. Melihat Kondisi Rumah persiapan persalinan
c. Motivasi persalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran pertus
5) Melakukan rujukan apabila diperlukan
6) Melakukan pencatatan seperti :
a. Kartu ibu
b. Kohort ibu
c. Buku KIA
7) Melakukan Laporan :
a. Melakukan laporan cakupan ANC menyiapkan biaya, menyiapkan calon
donor darah)
Dukun :
17
a. Tanda-tanda Persalinan
b. Tanda bahaya kehamilan Kebersihan pribadi & lingkungan
c. Kesehatan & Gizi
d. Perencanaan Persalinan (Bersalin di Bidan, menyiapkan transportasi,
menggalang dalam menggalang dalam menyiapkan biaya, menyiapkan
calon donor darah
5) Memotivasi ibu hamil dan keluarga tentang :
a. KB setelah melahirkan
b. Persalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran partus
6) Melakukan ritual keagamaan/tradisional yang sehat sesuai tradisi setempat
bila keluarga meminta
7) Melakukan motivasi pada waktu rujukan diperlukan
8) Melaporkan ke Bidan apabila ada ibu hamil baru
b. Periode Persalinan
BIDAN
1) Mempersiapkan sarana prasara persalinan aman dan alat resusitasi bayi baru
lahir, termasuk pencegahan infeksi
2) Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan partogram
3) Melakukan asuhan persalinan.
4) Melaksanakan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI segera kurang dari 1
jam.
5) Injeksi Vit K1 dan salep mata antibiotik pada bayi baru lahir
6) Melakukan perawatan bayi baru lahir
7) Melakukan tindakan PPGDON apabila mengalami komplikasi
8) Melakukan rujukan bila diperlukan
9) Melakukan pencatatan persalinan pada :
a. Kartu ibu/partograf
b. Kohort Ibu dan Bayi
c. Register persalinan
18
10) Melakukan pelaporan:
a. Cakupan persalinan
11) Membantu ibu dalam inisiasi menyusu dini kurang dari 1 jam
12) Memotivasi rujukan bila diperlukan
13) Membantu Bidan membersihkan ibu, tempat dan alat setelah persalinan
DUKUN :
c. Periode Nifas
BIDAN
1) Melakukan Kunjungan Neonatal dan sekali gus pelayanan nifas (KN1, KN2
dan KN3)
a. Perawatan ibu nifas
b. Perawatan Neonatal
c. Pemberian Imunisasi HB 1
d. Pemberian Vit. A ibu Nifas 2 kali
e. Perawatan payudara
2) Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu dan keluarga mengenai :
19
a) Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
b) Tanda-tanda bayi sakit
c) Kebersihan pribadi & lingkungan
d) Kesehatan & Gizi
e) ASI Ekslusif
f) Perawatan tali pusat
g) KB setelah melahirkan
3) Melakukan rujukan apabila diperlukan
4) Melakukan pencatatan pada :
a) Kohort Bayi
b) Buku KIA
5) Melakukan Laporan :
a) Cakupan KN
DUKUN :
20
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara
turun temurun,belajar secara praktis atau secara lain yang menjurus kearah peningkatan
ketrampilan tersebut serta memiliki tenaga kesehatan.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat
pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
B. Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya
referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini.Kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
C.
22
DAFTAR PUSTAKA
Yulaikhah, Lily S. Si.T. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC
Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil.Surabaya : Airlangga University
Press
Syaifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Manuaba, Ida Bagus gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC
23