Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASKEB KOMUNITAS

( PEMBINAAN DUKUN BAYI)

Dosen Pembimbing:

EliesMeilinawati S.B., S.ST.,S.Psi., M.Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Arliza Rizqia (201802001)
2. Tanti Ardiah Garini (201802002)
3. Eka Nurrohmawati (201802003)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

STIKES BINA SEHAT PPNI Tahun 2020/2021

JL. RAYA JABON KM 6 MOJOKERTO (0321) 390203


1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya  sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah membuat makalah askeb komunitas
pembinaan dukun bayi Terima kasih kami sampaikan kepada Ibu EliesMeilinawati S.B.,
S.ST.,S.Psi., M.Keb Selaku dosen mata kuliah askeb komunitas yang telah membimbing dan
memberikan kuliah demi lancarnya terselesaikan tugas makalah ini.
Demikianlah tugas ini kami susun semoga bermanfaat dan dapat memenuhi tugas mata
kuliah askeb komunitas dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan
khususnya untuk pembaca. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang
konstruktif dan membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Mojokerto, 17Juli 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. 1

KATA PENGANTAR...................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 5

A. Latar Belakang................................................................................... 5

B. Rumusan masalah.............................................................................. 6

C. Tujuan................................................................................................ 7

D. Manfaat.............................................................................................. 7

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 8

A. PEMBINAAN DUKUN BAYI DI KOMUNITAS........................... 8

a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga

kesehatan(promosi bidan SIAGA)........................................... 8

b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan,dan nifas

serta rujukannya........................................................................ 10

c. Pengenalan dini tetanus neonatorum, BBL serta rujukannya... 10

d. Penyuluhan gizi dan KB........................................................... 12

e. Pencatatan kelahiran dan kematian ibu/bayi............................. 14

B. PERAN BIDAN DENGAN DUKUN DALAM

PELAKSANAAN KEMITRAAN.................................................. 16

a. Periode kehamilan.............................................................. 16

b. Periode persalinan............................................................... 18

BAB III PENUTUP........................................................................................ 22

3
A. Kesimpulan............................................................................................. 22

B. Saran......................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 23

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan.Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong
oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun.Dukun di masyarakat masih memegang
peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.Masyarakat masih
memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh
dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.

Untuk mengatasi permasalahan persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu


terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan.Salah satu bentuk kemitraan
tersebut adalah dengan melakukan pembinaan dukun yan merupakan salah satu tugas dan
tanggung jawab bidan.Maka dari itu tugas dan tanggung jawab bidan terhadap dukun
bayi sangat memberikan kontribusi yang cukup penting. Tenaga yang sejak dahulu kala
sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan ialah dukun
bayi atau nama lainnya dukun beranak, dukun bersalin, dukun peraji.

Dalam lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal
yang terkait dengan reproduksi wanita.Dukun bayi biasanya seorang wanita sudah
berumur ± 40 tahun ke atas. Pekerjaan ini turun temurun dalam keluarga atau karena ia
merasa mendapat panggilan tugas ini. Pengetahuan tentang fisiologis dan patologis dalam
kehamilan, persalinan, serta nifas sangat terbatas oleh karena itu apabila timbul
komplikasi ia tidak mampu untuk mengatasinya, bahkan tidak menyadari akibatnya,
dukun tersebut menolong hanya berdasarkan pengalaman dan kurang professional.

Berbagai kasus sering menimpa seorang ibu atau bayinya seperti kecacatan bayi sampai
pada kematian ibu dan anak.Dalam usaha meningkatkan pelayanan kebidanan dan
kesehatan anak maka tenaga kesehatan seperti bidan mengajak dukun untuk melakukan
pelatihan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan,

5
selain itu dapat juga mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan dan
segera minta pertolongan pada bidan.

Dukun bayi yang ada harus ditingkatkan kemampuannya, tetapi kita tidak dapat
bekerjasama dengan dukun bayi dalam mengurangi angka kematian dan angka kesakitan
(Prawirohardjo, 2005)

Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas
pelayanaan kesehatan. Delapan puluh persen persalinan di masyarakat masih di tolong
oleh tenaga non-kesehatan, seperti dukun. Dukun di masyarakat masih memegang
peranan penting, dukun di anggap sebagai tokoh masyarakat.Masyarakat masih
memercayakan pertolongan persalinan oleh dukun, karena pertolongan persalinan oleh
dukun di anggap murah dan dukun tetap memberikan pendampingan pada ibu setelah
melahirkan, seperti merawat dan memandikan bayi.Untuk mengatasi permasalahan
persalinan oleh dukun, pemeritah membuat suatu terobosan dengan melakukan kemitraan
dukun dan bidan.Salah satu bentuk kemitraan tersebut adalah dengan melakukan
pembinaan dukun.

Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat


pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

Pembinaan dukun adalah suatu pelatihan yang di berikan kepada dukun bayi oleh
tenaga kesehatan yang menitik beratkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang
bersangkutan, terutama dalam hal hygiene sanitasi, yaitu mengenai kebersihan alat-alat
persalinan dan perawatan bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan
kehamilan, deteksi dini terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, KB, gizi serta
pencatatan kelahiran dan kematian. Pembinaan dukun merupakan salah satu upaya
menjalin kemitraan antara tenaga kesehatan (bidan) dan dukun dengan tujuan
menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

B. Rumusan masalah

1. bagaimana pembinaan dukun bayi?

6
C. Tujuan

1. untuk mengetahui pembinaan pada dukun bayi

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan

khususnya mengenai penatalaksanaan pembinaan dukun bayi

2. Manfaat studi kasus


a. Bagi penulis
Meningkatkan pengetahuan dalam pembinaan dukun bayi
b. Bagi bidan
Memberikan tambahan informasi kepada bidan mengenai pembinaan dukun bayi
c. Bagi puskesmas
Meningkatakan referensi dan masukan pembinaan dukun bayi
d. Bagi institusi
Meningkatakan referensi dan masukan pembinaan dukun bayi

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMBINAAN DUKUN BAYI DI KOMUNITAS

Definisi

Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang


wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong
persalinan secara turun temurun,belajar secara praktis atau secara lain yang
menjurus kearah peningkatan ketrampilan tersebut serta memiliki tenaga kesehatan.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat
pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit
kewenangan sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

a. Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin di tenaga kesehatan (promosi bidan


SIAGA)
 Bidan siaga
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan
mempengaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi
atau pertukaran produk barang atau jasa yang dipasarkannya.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang
diakui oleh negara serta memperoleh kodifikasi dan diberi izin untuk menjalankan
praktek kebidanan wilayah itu.
Bidan siaga adalah seorang bidan yang telah dipercaya dan diberi kepercayaan
yang lebih dari pemerintah/ negara untuk membantu masyarakat.
Promosi Bidan Siaga merupakan salah satu cara untuk melakukan promosi bidan
siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan dengan dukun bayi yang ada di desa
untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan. Bidan dapat memberikan

8
imbalan jasa yang sesuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil untuk bersalin ke
tempat bidan. Dukun bayi dapat dilibatkan dalam perawatan Bayi Baru Lahir
( BBL).
Apabila cara tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka dengan kesadaran,
dukun akan memberitahukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga
kesehatan ( bidan ). Ibu dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi
diwilayah tersebut semakin meningkat.
 Tujuan Pembinaan Dukun Bayi
Dukun bayi merupakan tokoh kunci dalam masyarakat yang berpotensi
untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.Peran dan pengaruh dukun sangat
bervariasi sesuai dengan budaya yang berlaku. Peran dukun dalam masa perinatal
sangat kecil atau dukun memiliki wewenang yang terbatas dalam pengambilan
keputusan tentang cara penatalaksanaan komplikasi kehamilan atau persalinan,
sehinngga angka kematian masih tinggi.

Untuk mengatasi hal tersebut di atas, yaitu untuk meningkatkan status


dukun dalam pengambilan keputusan, maka di lakukan upaya pelatihan dukun
bayi agar mereka memiliki pengetahuan dan ide baru yang dapat di sampaikan
dan di terima oleh anggota masyarakat.

Beberapa program pelatihan dukun bayi memperbesar peran dukun bayi


dalam program KB dan pendidikan kesehatan di berbagai aspek kesehatan
reproduksi dan kesehatan anak. Pokok dari pelatihan dukun adalah untuk
memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sudah di lakukan oleh dukun,
seperti memberikan saran tentang kehamilan, melakukan persalinan bersih dan
aman, serta mengatasi masalah yang mungkin muncul pada saat persalinan,
sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat di kurangi atau di cegah sedini
mungkin.

 Manfaat Pembinaan Dukun Bayi :


 Meningkatkan mutu ketrampilan dukun bayi dalam memberikan
 pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
 Meningkatkan kerjasama antara dukun bayi dan bidan.

9
 Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan.

b. Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya


Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan pada ibu
hamil, sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko tinggi,
tanda bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi yang harus
di berikan, agar dukun bayi dapat melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda
bahaya pada ibu hamil, bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan
tepat.

Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:


a. Pengenalan golongan resiko tinggi
Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur
terlalu muda (kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi badan
kurang dari 145 cm, jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun)
atau terlalu lama (lebih dari 10 tahun), ibu hamil dengan anemia, dan ibu
dengan riwayat persalinan buruk (perdarahan, operasi, dan lain-lain)

b. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan


Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan meliputi perdarahan pada
kehamilan sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada kaki, tangan
dan wajah; sakit kepala atau kejang; keluar air ketuban sebelum waktunya;
frekuensi gerakan bayi kurang atau bayi tidak bergerak; serta ibu muntah terus
menerus; dan tidak mau makan
c. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan

Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak
ibu merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi
keluar dari jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang, air
ketuban keruh dan berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu
gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
10
d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas
Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir;
keluarnya cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak
pada muka, kaki atau tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara
bengkak disertai rasa sakit; dan ibu mengalami gangguan jiwa., Payudara
bengkak kemerahan disertai rasa sakit., Mengalami gangguan jiwa.

c. Pengenalan dini tetanus neonatorum, BBL serta rujukannya


 Tetanus neonatorum

Dari 148 ribu kelahiran bayi di indonesia, kurang lebih 9,8% mengalami
tetanus neonatorum yang berkaitan pada kematian. Pada tahun 1980 tetanus
menjadi penyebab kematian pertama pada bayi usia di bawah satu bulan.
Meskipun angka kejadian tetanus neonatorum semakin mengalami penurunan,
akan tetapi ancaman masih tetap ada, sehingga perlu diatasi secara serius. Tetanus
neonatorum adalah salah satu penyakit yang paling berisiko terhadap kematian
bayi baru lahir yang di sebabkan oleh basil clostridium tetani. Tetanus
noenatorum menyerang bayi usia di bawah satu bulan, penyakit ini sangat
menular dan menyebabkan resiko kematian. Tetanus neonatorum di masyarakat,
kebanyakan terjadi karena penggunaan alat pemotong tali pusat yang tidak
steril.Gejala tetanus di awali dengan kejang otot rahang (trismus atau kejang
mulut) bersamaan dengan timbulnya pembengkakan, rasa sakit dan kaku di otot
leher, bahu atau punggung.Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut
lengan atas dan paha.Dengan diberikan pembekalan materi tetanos noenatorum di
harapkan dukun dapat memperhatikan kebersihan alat persalinan, memotivasi ibu
untuk melakukan imunisasi, dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan,
sehingga dapat menekan angka kejadian tetanus noenatorum.

Tanda-tanda Tetanus Neonatorum :

o Bayi baru lahir yang semula bisa menetek dengan baik tiba-tiba tidak bisa
menetek.

11
o Mulut mencucu seperti mulut ikan.

o Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara dan sentuhan.

o Kadang-kadang disertai sesak nafas dan wajah bayi membiru.

Penyebab terjadinya Tetanus Neonatorum :

o Pemotongan tali pusat pada waktu pemotongan tidak bersih.

o Perawatan tali pusat setelah lahir sampai saat puput tidak bersih atau diberi
bermacam-macam ramuan

o Penyuluhan Gizi dan KB

o Gizi pada ibu hamil.

 Rujukan
Akibat tetanus neonaturum sebagian besar bayi yang menderita akan meninggal
dunia dalam beberapa hari saja. Jika dukun bayi menemukan bayi baru lahir
yang terkena tetanus segera :
 Membawanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit agar mendapat pertolongan
secepatnya. Semakin lambat pengobatan diberikan akan semakin besar
kemungkinan bayi meninggal.
 Bila orang tua menolak membawa bayinya ke Puskesmas atau Rumah Sakit,
adanya kejadian tetanus neonatorum itu perlu dilaporkan ke Puskesmas.
 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 Kg, di sertai
dengan tanda – tanda kulit keriput, pergerakan lemah, dan sianosis.  Dukun di
harapkan dapat segera melakukan rujukan ke Puskesmas atau tenaga kesehatan
apabila menemukan tanda – tanda bayi dengan berat badan lahir rendah, karena
bayi dengan berat badan lahir rendah memerlukan perawatan khusus.

12
d. Penyuluhan gizi dan KB
 Gizi pada bayi

1. Usia 0-6 bulan

 Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari,


pagi, siang, sore maupun malam.

 Jangan beikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI


eksklusif).

 Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara


bergantian

2. Usia 6-9 bulan

Selain ASI dikenalkan makanan pendamping ASI dalam bentukm


lumat dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat

3. Usia 9-12 bulan.

 Selain ASI diberi MP-ASI yang lebih padat dan kasar seperti
bubur nasi, nasi tim dan nasi lembik.

 Pada makanan pendamping ASI ditambahkan telur ayam, ikan,


tahu, tempe, daging sapi, wortel, bayam atau minyak.

 Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti


bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan lain- lain.

 Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat
saring

 Penyuluhan KB

Pentingnya ikut program KB setelah persalinan agar Ibu punya waktu


untuk menyusui dan merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta

13
mengurus keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak terlalu dekat
yaitu lebih dari 2 tahun

Macam alat kontrasepsi

 Untuk suami : Kondom dan Vasektomi

 Untuk istri : pil, suntik, spiral, implant, spiral, tubektomi.

e. Pencatatan kelahiran dan kematian ibu/ bayi


Dukun bayi melakukan pencatatan dan pelaporan dari persalinan yang
ditolongnya kepada Puskesmas atau Desa dan Kelurahan.
 Hambatan Dan Solusi Dalam Pembinaan Dukun

Hambatan – hambatan yang sering di jumpai dalam melakukan pembinaan


dukun di masyarakat di antaranya adalah sebagai berikut :

a. Sikap Dukun yang Kurang Kooperatif

Faktor yang menyebabkan sikap dukun tidak kooperatif adalah adanya


perasaan malu apabila di latih oleh bidan, dukun merasa tersaingi oleh
bidan, dan dukun terlalu idealis dengan cara pertolongan persalinan yang
di lakukan.

Solusi :

Informasikan dan tekankan kepada dukun bahwa pembinaan yang di


lakukan bukan untuk melakukan perubahan metode atau kebiasaan yang
di lakukan oleh dukun dalam melakukan pertolongan persalinan atau
untuk bersaing.Akan tetapi, pembinaan yang di lakukan bertujuan untuk
memberikan suatu pemahaman baru dalam pelayanan kebidanan. Bidan
harus mengajak dukun untuk bekerja sama dengan cara memberikan
imbalan sebagai ucapan terima kasih. Libatkan dukun dalam perawatan
bayi baru lahir, misalnya memandikan bayi.

b. Kultur yang Kuat

14
Sosial budaya mengenai dukun yang merupakan hambatan dalam upaya
pembinaan dukun adalah sebagai berikut :

 Dukun bayi biasanya adalah orang yang di kenal masyarakat


setempat.
 Kepercayaan masyarakat terhadap dukun di peroleh secara turun
temurun.
 ·Dukun bayi masih memiliki peranan penting bagi perempuan di
pedesaan.
 Biaya pertolongan persalinan dukun jauh lebih murah daripada
tenaga kesehatan.
 ·Pelayanan dukun di lakukan sampai ibu selesai masa nifas.
 Masyarakat masih terbiasa dengan cara – cara tradisional.

Solusi :

Lakukan berbagai metode pendekatan dengan tokoh – tokoh


masyarakat, misalnya pamong desa, para petua – petua desa, tokoh
agama yang sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat dengan
memberikan penjelasan pentingnya pembinaan dukun, sehingga tokoh –
tokoh masyarakat dapat melakukan advokasi kepada masyarakat, dan
dapat memperbaiki kebudayaan yang melekat pada diri masyarakat
yang dapat merugikan kesehatan terutama kesehatan ibu dan bayi.

c. Sosial Ekonomi

Masyarakat denagn sosial ekonomi rendah atau miskin dengan pendidikan


yang rendah cenderung mencari pertolongan persalinan pada dukun.
Masyarakat yang demikian beranggapan bahwa dukun adalah seorang
pahlawan, karena melahirkan di dukun lebih murah, dukun bersedia di
bayar dengan barang, dan pembayarannya dapat di angsur.

Solusi :

15
Sosialisasikan atau apabila di butuhkan musyawarahkan dengan
masyarakat tentang biaya persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Bidan
harus dapat bekerja sama dengan masyarakat mengenai persalinan,
berdayakan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi
dengan pertolongan persalinan di tenaga kesehatan. Bidan dapat bekerja
sama dengan masyarakat untuk melakukan pemetaan ibu hamil,
membentuk tabungan ibu bersalin (Tabulin), donor darah berjalan, dan
ambulans desa.

d. Tingkat pendidikan

Kebanyakan di masyarakat, dukun adalah orang tua yang harus di hormati


dan mempunyai latar belakang pendidikan rendah.Oleh karena dukun
memliki latar belakang pendidikan rendah, sehingga tidak jarang dukun
sulit untuk menerima pemahaman dan pengetahuan baru.

Solusi :

Bidan harus memiliki ketrampilan komunikasi interpersonal dan


memahami tradisi setempat untuk melakukan pendekatan dan pembinaan
ke dukun – dukun.Lakukan pendekatan sesuai dengan tingkat pendidikan
dukun, sehingga mereka dapat memahami dan menerima pengetahuan
serta pemahaman baru khususnya mengenai kahamilan, persalinan, nifas,
dan bayi baru lahir.

(Rita Yulifah, Tri Johan Agus Y. 2009 : 136 - 138)

B. PERAN BIDAN DENGAN DUKUN DALAM PELAKSANAAN KEMITRAAN

a. Periode Kehamilan
BIDAN :
1) Melakukan pemeriksaan ibu hamil dalam hal :
a. Keadaan umum
b. Menentukan taksiran partus
c. Menentukan Keadaan janin dalam kandungan

16
d. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan
2) Melakukan tindakan pada ibu hamil dalam hal :
a. Pemberian Imunisasi TT
b. Pemberian tablet Fe
c. Pemberian pengobatan/tindakan apabila ada komplikasi
3) Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu hamil dan keluarga mengenai :
a. Tanda-tanda Persalinan
b. Tanda bahaya kehamilan
c. Kebersihan pribadi & lingkungan
d. Gizi
e. Perencanaan Persalinan (Bersalin di Bidan, menyiapkan transportasi)
f. KB setelah melahirkan menggunakan Alat Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK)
4) Melakukan kunjungan Rumah untuk :
a. Penyuluhan/Konseling pada keluarga tentang persencanaan persalinan
b. Melihat Kondisi Rumah persiapan persalinan
c. Motivasi persalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran pertus
5) Melakukan rujukan apabila diperlukan
6) Melakukan pencatatan seperti :
a. Kartu ibu
b. Kohort ibu
c. Buku KIA
7) Melakukan Laporan :
a. Melakukan laporan cakupan ANC menyiapkan biaya, menyiapkan calon
donor darah)

Dukun :

1) Memotivasi ibu hamil untuk periksa ke Bidan


2) Mengantar ibu hamil yang tidak mau periksa ke Bidan
3) Membantu Bidan pada saat pemeriksaan ibu hamil
4) Melakukan penyuluhan pada ibu hamil dan keluarga tentang

17
a. Tanda-tanda Persalinan
b. Tanda bahaya kehamilan Kebersihan pribadi & lingkungan
c. Kesehatan & Gizi
d. Perencanaan Persalinan (Bersalin di Bidan, menyiapkan transportasi,
menggalang dalam menggalang dalam menyiapkan biaya, menyiapkan
calon donor darah
5) Memotivasi ibu hamil dan keluarga tentang :
a. KB setelah melahirkan
b. Persalinan di Bidan pada waktu menjelang taksiran partus
6) Melakukan ritual keagamaan/tradisional yang sehat sesuai tradisi setempat
bila keluarga meminta
7) Melakukan motivasi pada waktu rujukan diperlukan
8) Melaporkan ke Bidan apabila ada ibu hamil baru

b. Periode Persalinan
BIDAN
1) Mempersiapkan sarana prasara persalinan aman dan alat resusitasi bayi baru
lahir, termasuk pencegahan infeksi
2) Memantau kemajuan persalinan sesuai dengan partogram
3) Melakukan asuhan persalinan.
4) Melaksanakan inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI segera kurang dari 1
jam.
5) Injeksi Vit K1 dan salep mata antibiotik pada bayi baru lahir
6) Melakukan perawatan bayi baru lahir
7) Melakukan tindakan PPGDON apabila mengalami komplikasi
8) Melakukan rujukan bila diperlukan
9) Melakukan pencatatan persalinan pada :
a. Kartu ibu/partograf
b. Kohort Ibu dan Bayi
c. Register persalinan

18
10) Melakukan pelaporan:
a. Cakupan persalinan
11) Membantu ibu dalam inisiasi menyusu dini kurang dari 1 jam
12) Memotivasi rujukan bila diperlukan
13) Membantu Bidan membersihkan ibu, tempat dan alat setelah persalinan

DUKUN :

1) Mengantar calon ibu bersalin ke Bidan


2) Mengingatkan keluarga menyiapkan alat transport untuk pergi ke
Bidan/memanggil Bidan
3) Mempersiapkan sarana prasaran persalinan aman seperti :
a. Air bersih
b. Kain bersih
4) Mendampingi ibu pada saat persalinan
5) Membantu Bidan pada saat proses persalinan
6) Melakukan ritual keagamaan/tradisional yang sehat sesuai tradisi setempat
7) Membantu Bidan dalam perawatan bayi baru lahir
8) Membantu ibu dalam inisiasi menyusu dini kurang dari 1 jam
9) Memotivasi rujukan bila diperlukan
10) Membantu Bidan membersihkan ibu, tempat dan alat setelah persalinan

c. Periode Nifas
BIDAN
1) Melakukan Kunjungan Neonatal dan sekali gus pelayanan nifas (KN1, KN2
dan KN3)
a. Perawatan ibu nifas
b. Perawatan Neonatal
c. Pemberian Imunisasi HB 1
d. Pemberian Vit. A ibu Nifas 2 kali
e. Perawatan payudara
2) Melakukan Penyuluhan dan konseling pada ibu dan keluarga mengenai :

19
a) Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
b) Tanda-tanda bayi sakit
c) Kebersihan pribadi & lingkungan
d) Kesehatan & Gizi
e) ASI Ekslusif
f) Perawatan tali pusat
g) KB setelah melahirkan
3) Melakukan rujukan apabila diperlukan
4) Melakukan pencatatan pada :
a) Kohort Bayi
b) Buku KIA
5) Melakukan Laporan :
a) Cakupan KN

DUKUN :

1) Melakukan kunjungan rumah dan memberikan penyuluhan tentang :


a. Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas
b. Tanda-tanda bayi sakit
c. Kebersihan pribadi & lingkungan
d. Kesehatan & Gizi
e. ASI Ekslusif
f. Perawatan tali pusat
g. Perawatan payudara
2) Memotivasi ibu dan keluarga untuk ber-KB setelah melahirkan
3) Melakukan ritual keagamaan/tradisional yang sehat sesuai tradisi setempat
4) Memotivasi rujukan bila diperlukan
5) Melaporkan ke Bidan apabila ada calon akseptor KB baru

20
21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dukun bayi adalah seorang anggota masyarakat pada umumnya seorang wanita
yang mendapat kepercayaan serta memiliki ketrampilan menolong persalinan secara
turun temurun,belajar secara praktis atau secara lain yang menjurus kearah peningkatan
ketrampilan tersebut serta memiliki tenaga kesehatan.
Pembinaan adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang masyarakat
pemerintah dalam rangka meningkatkan ketrampilan dan mempersempit kewenangan
sesuai dengan fungsi dan tugasnya.
B. Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena kurangnya
referensi dan pengetahuan pada saat pembuatan makalah ini.Kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.

C.

22
DAFTAR PUSTAKA

Dep Kes RI.1994.”Pedoman Supervisi Dukun Bayi

Syafrudin, SKM, M. Kes, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

Yulifah, Rita. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Yulaikhah, Lily S. Si.T. 2008. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC

Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil.Surabaya : Airlangga University
Press

Hidayati, Ratna.2009. Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.Jakarta :


Salemba Medika

Syaifudin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Manuaba, Ida Bagus gde.1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai