DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga Kami berterima kasih kepada
Dosen yang telah memberikan tugas ini kepada Kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang.
Sekiranya hanya ini yang dapat Kami sampaikan, kurang dan lebihnya mohon
dimaafkan, akhir kata Kami ucapkan Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
1.1....................................................................................................................................Latar
Belakang...................................................................................................................4
1.2....................................................................................................................................Rum
usan Masalah.............................................................................................................5
1.3....................................................................................................................................Tuju
an...............................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................................6
PENUTUP...........................................................................................................................17
3.1. Kesimpulan..............................................................................................................17
3.2. Saran........................................................................................................................17
3
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Buku KIA hanya buku Bidan yang harus dibawa sewaktu pemeriksaan karena bidan
akan mencatat hasil pemeriksaan didalam buku tersebut. Akan tetapi, pada kenyataanya
mereka tidak paham bahwa buku KIA adalah buku pegangan ibu dengan berbagai
informasi kesehatan kehamilan yang dapat diterapkan oleh ibu maupun keluarga. Ibu
hamil dengan pemanfaatan yang kurang pada buku KIA menjadikan ibu memiliki
pemahaman yang kurang terhadap cara mendeteksi dini adanya komplikasi pada
kehamilan. Pemanfaatan buku KIA oleh ibu dapat dinilai dengan ibu yang selalu
membawa buku saat melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan, membaca, memahami
pesan, dan menerapkan pesan-pesan yang terdapat dalam buku KIA. Terkait dengan data
buku KIA, di Indonesia data tersebut hanya sebatas cakupan kepemilikan buku KIA dan
cakupan penggunaan buku KIA yang digunakan untuk menilai pemanfaatan buku KIA
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota, Puskesmas dan penanggung jawab
kesehatan lainnya dan belum terdapat evaluasi untuk menilai pemanfaatan buku KIA
oleh ibu maupun keluarga (Kemenkes, 2016).
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Program Kesehatan Yang Terkait Dalam Meningkatkan Kesehatan Ibu Dan Anak
Perbaikan status kesehatan ibu dan anak serta kesehatan reproduksi merupakan salah
satu upaya pokok dalam peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Indonesia. Melalui
sistim pengajaran dan penelitian, kita akan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam dalam bidang kesehatan ibu dan anak-kesehatan reproduksi sehingga mampu
untuk mengidentifikasi, membuat prioritas, merencanakan, mengimplementasikan,
mengembangkan, dan mengevaluasi program penanggulangan masalah Ibu dan
anak.Kesehatan Reproduksi, terutama berkaitan dengan sasaran pembangunan global
(The Milenium Develpoment Goals atau disingkat MDGs).Minat Kesehatan Ibu dan
Anak Kesehatan reproduksi terdiri dari tiga (3) bidang konsentrasi cabang keilmuan,
yaitu:
1) Bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
2) Bidang Epidemiologi Reproduksi dan Perinatal (ERP), dan
3) Bidang Kesehatan Keluarga dan Kependudukan (K3).
1. Konsentrasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Konsentrasi KIA memiliki fokus pada kebutuhan ibu dan anak secara holistik
ditingkat nasional maupun global. Konsentrasi ini memungkinkan kita untuk
mengkombinasikan minatnya antara ilmu kesehatan ibu dan anak dengan pengetahuan
lain yang lebih luas dan bersifat interdisipliner, misalnya antara kesehatan masyarakat
dengan ilmu kedokteran, biologi, psikologi, ekonomi, dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
7
Konsentrasi KIA memiliki cakupan perkuliahan secara multidisilpiner pada aspek-
aspek kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, anak dan remaja serta usia produktif dan
usia lanjut.
2. Konsentrasi Epidemiologi Reproduksi dan Perinatal (ERP)
Konsentrasi Epidemiologi Reproduksi dan Perinatal memfokuskan pada temuan
terbaru secara epidemiologis tentang hubungan antara sebab-akibat, etiologi, perilaku
dan genetik serta mekanisme pencegahan terhadap penyakit-penyakit reproduksi dan
kondisi-kondisi perinatal. Konsentrasi ini akan mencakup penelitian epidemiologi
pada pembahasan masalah kontrasepsi, kesuburan, kehamilan, menopause, STD,
HIV/AIDS, aborsi, serta kondisi keganasan alat-alat reproduksi. Mahasiswa akan
diperkenalkan tentang metode yang digunakan dalam penelitian epidemiologi
reproduksi.
Konsentrasi epidemiolgi reproduksi dan perinatal akan melatih kita ke dalam
proses penelitian, praktek dan kebijakan untuk intervensi secara epidemiologis,
termasuk kehamilan dan kelahiran, keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan
seksual, HIV/AIDS serta isu kesehatan keluarga dan perilaku yang terkait di populasi.
3. Konsentrasi Kesehatan Keluarga dan Kependudukan (K3)
Konsentrasi minat kesehatan keluarga dan populasi dirancang untuk menyediakan
pondasi yang kokoh bagi para pekerja kesehatan masyarakat di seluruh dunia,
khususnya di negara-negara miskin seperti Indonesia. Analisis demografi merupakan
perangkat penting untuk pengukuran mortalitas, fertilitas dan perilaku reproduksi.
8
ibu, remaja, wanita, keluarga dan kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu,
anak dan keluarga berencana meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan
masyarakat.
9
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.
Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja
wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan
pada masa pranikah ini disesuaikan dengan tingkat intelektual para calon ibu. Nasehat
yang di berikan menggunakan bahasa yang mudah di mengerti karena informasi yang di
berikan bersifat pribadi dan sensitif.
Remaja calon ibu yang mengalami masalah kesehatan akibat gangguan sistem
reproduksinya segera di tangani. Gangguan sistem reproduksi tidak berdiri sendiri.
Gangguan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologi dan lingkungan sosial
remaja itu sendiri. Bila masalah kesehatan remaja tersebut sangat komplek, perlu
dikonsultasikan keahli yang relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang
pasilitas pelayanannya lebih lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi
kesehatah para remaja yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat
menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki
masa perkawianan dan kehamilan.
Pemeriksaan kesehatan bagi remaja yang akan menikah di anjurkan. Tujuan dari
pemeriksaan tersebut adalah untuk mengetahui secara dini tentang kondisi kesehatan
para remaja. Bila di temukan penyakit atau kelainan di dalam diri remaja, maka tindakan
pengobatan dapat segera dilakukan. Bila penyakit atau kelainan tersebut tidak diatasi
maka di upayakan agar remaja tersebut berupaya untuk menjaga agar masalahnya tidak
bertambah berat atau menular kepada pasangannya. Misalnya remaja yang menderita
penyakit jantung, bila hamil secara teratur harus memeriksakan kesehatannya kepada
dokter. Remaja yang menderita AIDS harus menjaga pasanganya agar tidak terkena virus
HIV. Caranya adalah agar menggunakan kondom saat besrsenggama, bila menikah.
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi para calon ibu ini dapat dilakukan melalui kelompok
atau kumpulan para remaja seperti karang taruna, pramuka, organisaai wanita remaja dan
sebagainya. Para remaja yang terhimpu di dalam organisasi masyarakat perlu
diorganisasikan agar pelayanan kesehatan dan kesiapan dalam menghadapi untuk
menjadi istri dapat di lakukan dengan baik.
Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata kepada
masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi). Fakta perkembangan
psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam membina kesehatan remaja.
Remaja yang tumbuh kembang secara biologis diikuti oleh perkembangan psikologis dan
sosialnya. Alam dan pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki
10
sifat menantang, sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan kebebasan dapat
menimbulkan konflik di dalam diri mereka. Pendekatan keremajaan di dalam membina
kesehatan diperlukan. Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan , menghadapi
perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan bukan hanya sekedar hubungan
antara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan turunan.
Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah kelurga yang memiliki norma keluaga
kecil, bahagia dan sejahtera. Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak.
Keluarga bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa ketakwaan kepada
Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang sosial ekonominya mendukung
kehidupan anggota keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan.
Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf
hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia. Membicarakan
sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa kalangan remaja. Perubahan yang terjadi
pada sistem reproduksi pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi. Gangguan sistem
reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi, kelainan sistem reproduksi
dan penyakit. Penyakit sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit- penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga penyakit yang akan membahayakan
dalam masa kehamilan atau persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan bimbingan antara
lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM, anemia, tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
11
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku akan mengganggu kesehatan, misalnya pada
masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang
(suami) atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat perubahan
perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan jiwa mungkin terjadi.
Disamping hal tersebut diatas masih ada lagi permasalahn remaja dan dikaitkan
dengan kesehatan keluarga. Bidan harus dapat memberikan bimbingan sewaktu remaja
berkonsultasi atau memberikan penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut bidang
alin maka dapat dirujuk pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan
yang amat sangat dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa
atau ke psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi remaja seperti karang taruna ,
pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.
12
dilanjutka pengumpulan data obyektif yang dilakukan dengan pemeriksaan fisik,
melakukan diagnosa, rencana asuahn dan tindakan.
13
mengendorkan otot dasar panggul, ibu mengedan selama kontraksi dan
beristirahat bila kontraksi berhenti.
c) Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut
sedikit diputar apabila keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran
darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan mulut bayi.
d) Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut
ibu untuk melakukan IMD.
e) Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi
rahim dan tidak nyeri. Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan
berbentuk bulat, tali pusat memanjang. Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi
untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari
vagina keluar sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat
total ditempat tidur dan beri minum bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu
diamati, demikian pula tanda-tanda vital.
14
Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah vagina. Bila
keadaan ibu tetap normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi diberi
kesempatan beristirahat. Makan ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing, bayi tidak
boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar menjaga kesehatan perineum
terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali
kunjungan masa nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mendeteksi dan
menangani masalah-masalah yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga diberitahu untuk kontrol
pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6
minggu setelah persalinan.
15
(AKA).Indonesia merupakan negara berkembang dan anggota ASEAN yang mempunyai
angka kematian ibu (AKI) tertinggi.
Sedangkan angka kematian anak di Indonesia 70/1.000. Dengan demikian masalah ini
merupakan tantangan besar bagi upaya meningkatkan sumber daya manusia.
Sebagai ketetapan yang dimaksudkan dengan kesehatan reproduksi adalah kemampuan
seorang wanita untuk memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburannya
(fertilitas) dapat menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta mendapatkan
bayi tanpa risiko apapun atau well health mother dan well born baby dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal. Dalam survei yang dilakukan oleh WHO,
menetapkan 5 jenis ketentuan sebagai !criteria klasifikasi wanita yaitu kesehatan,
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, dan persamaan.
Sadar akan keadaan demikian, pemerintah dan diikuti oleh kalangan swasta telah
mendirikan pusat-pusat kesehatan untuk mendekatkan pelayanan terhadap masyarakat.
Di samping itu penyebaran Bidan di Desa merupakan gagasan pemerintah untuk
menggantikan peranan dukun yang masih dominan di tengah masyarkat, sehingga
mendapatkan pelayanan yang bermutu dan menyeluruh. Meskipun angka kematian ibu
(AKI) dan angka kematian anak (AKA) masih belum dapat diturunkan secara berarti.
Keadaan ini dapat berubah bila mengikutsertakan masyarakat menolong dirinya sendiri
dalam bidang kesehatan, dengan secara aktif mengambil bagian untuk memelihara
kesehatannya.
Di samping itu dalam pelayanan dan pertolongan persalinan telah diupayakan dengan
memakai sistem partograf WHO, sehingga ibu hamil dan bersalin dikirimkan pada
tingkat garis “waspada.” Keberhasilan dalam pelaksanaan gagasan ini bergantung pada
kemampuan dalam memberi pengawasan selama hamil (antenatal) serta konsultasi gizi.
Keluarga berencana juga memegang peranan penting untuk dapat mengatur jarak
kehamilan, mengatur jumlah kehamilan (sehingga komplikasi dapat ditekan), dan
meningkatkan usia kawin dan hamil sampai mencapai masa reproduksi sehat, dengan
demikian kesehatan reproduksi merupakan masalah vital dalam pembangunan kesehatan.
Kesehatan reproduksi tidak dapat diselesaikan dengan jalan melakukan tindakan kuratif
(pengobatan), tetapi merupakan masalah masyarakat yang masih dapat diperbaiki.
Indonesia dianggap telah berhasil untuk mengatur kesehatan reproduksi melalui gerakan
keluarga berencana, Melalui penurunan tingkat kelahiran, ditambah makin meningkatnya
kesehatan, AKI dapat menurun secara berarti, sedangkan AKA dapat diturunkan menjadi
56/1.000 persalinan.
16
Meskipun demikian upaya untuk meningkatkan derajat kehidupan wanita melalui
perluasan lapangan kerja, meningkatkan pendidikan, dan persamaan kewajiban dan hak,
masih memerlukan perjuangan untuk dapat ikut serta menurunkan angka kematian dan
meningkatkan kesehatan wanita khususnya kesehatan reproduksi.Di lain pihak yang
mengecewakan adalah makin meningkatnya faktor infeksi alat reproduksi, oleh karena
terjadi semacam revolusi seksual yang menjurus ke arah liberalisasi, dengan makin
derasnya arus informasi pada era globalisasi dunia. Infeksi mempunyai akibat yang
menyedihkan pada kesehatan reproduksi yang berakhir dengan infertilitas (kemandulan)
dan meningkatnya kejadian kehamilan ektopik.
Untuk mencapai sasaran agar tercapai kesehatan alat reproduksi sehingga dapat
menghasilkan generasi sehat rohani dan jasmani, perlu dilakukan berbagai upaya
pencegahan dan diagnosis dini, melalui pengobatan yang tepat dan berhasil guna. Dapat
dikatakan alat reproduksi adalah alat untuk prokreasi dan kreasi diupayakan semaksimal
mungkin sehingga tercapai well health motherfir well born baby.
Dengan tercapainya kesejahteraan masyarakat diharapkan tercapai kesehatan
reproduksi yang prima, dan dapat menghasilkan status politik, sosial-ekonomi, budaya,
ketahanan dan keamanan keluarga (poleksosbudhankam) tinggi, yang sangat
berpengaruh terhadap kualitas individu (manusia) dan akhirnya secara berantai dapat
meningkatkan kualitas masyarakat dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian melalui pembangunan diharapkan dapat mengubah lingkaran
kemiskinan menjadi lingkaran kesejahteraan, sehingga kesehatan umum masyarakat dan
kesehatan reproduksi dapat meningkatkan generasi yang berkualitas. Secara rinci dapat
dikemukakan bahwa pada masa remaja penekanannya pada bagaimana menghindari
bahaya infeksi alat reproduksi sehingga terhindar dari komplikasi, masa reproduksi
kesehatannya dapat dijaga dengan memanfaatkan metode keluarga berencana, sehingga
jumlah dan interval keharnilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas
reproduksi dan kualitas generasi.
Pertolongan persalinan berorientasi pada “well health mother for well born baby”
melalui persalinan yang tidak menimbulkan trauma (tidak membahayakan) dengan
persalinan spontan, tindakan operasi ringan persalinan dan seksio sesarea. Permintaan
persalinan seksio sesarea (melalui operasi dinding perut) akan meningkat, juga
permintaan untuk KB dengan metode operasi wanita (MOW) melalui teknik
vasektomi.Pada masa menopause, pascamenopause, dan senium penekanan ditujukan
pada penyakit degenerasi, sehingga diagnosis dini sangat penting.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin dan bayi neonatal. Salah satu tujuan
program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak melalui
peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan
prenatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistriani, 2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator status Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat menggambarkan kualitas dan
aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2014).
3.2. Saran
Penulis menyarankan agar pembaca dapat mencari referensi lain tentang program
pelayanan kesehatan ibu dan anak di masyarakat untuk dapat di aplikasikan sehingga
dapat mencegah dan menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.
3.3.
18
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, S. 2008. Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta.
Mubarak, dkk. 2007. Kesehatan Ibu dan Anak KIA. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kementerian Kesehatan RI. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
(www.promkes.depkes.go.id accesed 19 November 2014)
19