Anda di halaman 1dari 11

I.

PENGANTAR FARMAKOLOGI

A. PENGERTIAN FARMAKOLOGI
Farmakologi berasal dari kata pharmacon (obat) dan logos (ilmu pengetahuan).
Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari obat dan cara kerjanya pada
sistem biologis.
Pada mulanya farmakologi dan terapi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang
meliputi sejarah, sumber, sifat – sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan
biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi dan ekskresi, serta
penggunaan obat untuk terapi dantujuan lain.Didefinisikan sebagai studi terintegrasi
tentang sifat – sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau
ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup.

B. ISTILAH PENTING DALAM FARMAKOLOGI


Istilah – istilah penting dalam fartmakologi :
 Farmakologi adalah ilmu mengenai obat ( farmakon : obat, logos : ilmu )
 Farmakognosi adalah ilmu yang mempelajari sifat – sifat tumbuhandan bahan alami
lain yang merupakan sumber obat
 Farmakologi klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang mempelajari efek obat pada
manusia
 Farmakoterapi adalah ilmu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi dipelajari dua aspek,
yaiu Farmakokinetik dan Farmakodinamik.
 Farmakokinetik yaitu suatu ilmu yangt mempelajari proses Absorpsi, Distribusi,
Metabolisme, dan Ekskresi ( ADME ) obat dalam tubuh.
 Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek biokimia dan fisiologi obat serta
mekanisme kerjanya.
 Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari cara pencegahan, pengenalan dan
penanggulangan keracunan zat kimia ( termasuk obat ) yang digunakan dalam rumah
tangga, industri, maupun lingkungan
C. RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
Farmakologi mencakup semua ilmu pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat – sifat fisik
dan kimia, komposisi, efek – efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi,
biotransformasi, ekskresi, penggunaan terapi, dan penggunaan lainnya dari obat
(Goodman & Gilmaann). Dengan demikian, farmakologi merupakan ilmu pengetahuan
yang sangat luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa bagian
dari farmakologi ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri dalam ruang
lingkup yang lebih sempit, tetapi tidak terlepas sama sekali dari farmakologi, misalnya
farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan lain – lain.
Pengetahuan yang luas tentang bagaimana obat – obat berinteraksi dengan komponen
dalam tubuh untuk menghasilkan efek – efek terapi disebut dengan istilah farmakologi.
Istilah farmakologi mencakum spektrum interaksi obat dalam tingkat molekular
dengantubuh yang secara keseluruhannya sangat mengandalkan pengetahuan biokimia,
fisiologi, biologi molekular, dan kimia organkik. Penjelasan mekanisme molekular dari
efek obat menghasilkan pengembangan obat – obat baru serta perumusan petunuuk –
petunjuk klinik untuk keamanan dan efektifitas penggunaan obat – obat, dalam terapi atau
petunjuk dalma pencegahan penyakit dapat penghilangan gejala – gejala penyakit, semua
ini merupakan bagian dari farmakologi.
Umumnya, para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran
atau farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan
pengobatan penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari efek – efek yang tidak
diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain). Hubungan antara suatu obat dengan dosis
yang diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat dalam pengobatan penyakit
digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi, yaitu farmakokinetik dan
farmakodinamik. Farmakodinamik mempelajari apa pengaruh obat pada tubuh.
Farmakodinamik berkaitan dengan efek – efek obat, bagaimana mekanisme kerjanya dan
organ – organ apa yang dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari proses apa yang dialami
obat pada tubuh. Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi, distribusi, biotransformasi,
dan ekskresi obat – obat.
Faktor – faktor ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat pada
tempat kerjanya, dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu. Banyak
prinsip biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer aktif dan pasif,
serta distribusi zat melewati membran – membran biologi yang dapat dipakai untuk dapat
mengerti aspek penting dalam farmakologi. Farmakodinamik berkaitan dengan efek – efek
biokimia, fisiologi, dan mekanisme kerja obat – obatan.

Untuk para dokter dan mahasiswa kedokteran, yang harus dipelajari ialah:
1. Penggunaan obat untuk tujuan pengobatan, diagnosis, dan pencegahan penyakit. Studi
farmakologi obat ini terbatas hanya pada aspek – aspek dasar yang menyokong
penggunaan obat secara rasional, aman, dan efektif dalam klinik.
2. Obat – obat dan zat kimia lingkungan di kehidupan manusia sehari – hari yang tidak
digunakan dalam terapi dan sering menyebabkan keracunan, seperti halnya dengan polusi
lingkungan. Studi zat – zat ini dibatasi pada prinsip – prinsip umum tentang pencegahan,
penemuan, dan pengobatan keracunan zat – zat atau polusi
3. Penyalahgunaan dan pengguna-salahan obat dan zat kimia lain dengan segala akibatnya
pada masyarakat. Hal ini juga merupakan bagian tanggung jawab semua profesi kesehatan
untuk membantu mengatasi masalah – masalah sosiologi yang berkelanjutan dari
penyalahgunaan dan penggunasalahan obat – obatan.
Tujuan Cabang Ilmu Farmakologi Kedokteran ialah agar para dokter nantinya dapat
memilih dan menggunakan obat secara tepat, rasional, aman, dan efektif, serta dapat
mengenal, mencegah dan menanggulangi penyakit- penyakit yang dapat timbul akibat obat
dan zat kimia lingkungan lainnya.

D. MACAM OBAT – OBATAN


Macam – macam bentuk obat serta penggunaannya antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pulvis (Serbuk), Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan,ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar.
b. Pulveres, Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama,
dibungkus menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum.
c. Tablet (Compressi), Merupakan sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa
cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
 Tablet Kempa : paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta
penandaannya tergantung design cetakan.
 Tablet Cetak : dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab
dalam lubang cetakan.
 Tablet Trikurat : tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah
jarang ditemukan.
 Tablet Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna
dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan
secara oral.
 Tablet Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakkan tablet di bawah lidah.
 Tablet Bukal : digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
 Tablet Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup
rapat atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung
ditelan”.
 Tablet Kunyah : cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan rasa enak di rongga
mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
d. Pilulae (PIL), Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan
obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena
tergusur tablet dan kapsul masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.
e. Kapsulae (Kapsul), Merupkan, sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang
keras atau lunak yang dapat larut. Keuntungan / tujuan sediaan kapsul yaitu :
 Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
 Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
 Lebih enak dipandang
 Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan
pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian
dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
 Mudah ditelan
f. Solutinoes (Larutan), Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan – bahannya,
cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk
lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih
zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai
atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topikal (kulit).
g. Suspensi, Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut
terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk
susu / magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga
(telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
h. Emulsi, Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan
lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengelmusi.
i. Extractum, Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau
hampir semua pelarut diluapkan dan massa serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.
k. Infusa, Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati
dengan air pada suhu 900 C selama 15 menit.
l. Immunosera (Imunoserum), Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobin khas
yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin
kuman (bisa ular) dan mengikat kuman / virus / antigen.
m. Unguenta (Salep), Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk
pemakaiantopikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juyga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat
harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
n. Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang
diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut
pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu :
 Penggunaan lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
 Penggunaan sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk
anti muntah, chloralhydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik
antipiretik.
o. Guttae (Obat Tetes), Merupakan sediaan cair berupa larutan, emulsi, atau suspensi,
dimaksdukan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan
menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang
dihasilkan penetes beku yang disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan tetes dapat
berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares
(tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
p. Injectiones (injeksi), Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi
atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
melukai kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat
diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.

E. PERUNDANG – UNDANGAN OBAT


Untuk membeli, meracik, menyediakan, memiliki, atau menyimpan untuk persediaan,
menguasai, menjual, menyalurkan, menyerahkan, mengirimkan dan membawa atau
mengangkut narkotik untuk kepentingan pengobatan.
2. Dokter
Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan untuk persediaan, menguasai,
menjual, menyalurkan, menyerahkan , mengirimkan dan membawa atau mengangkut
narkotik untuk kepentingan pengobatan.
3. Izin khusus untuk pabrik farmasi
Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan untuk persediaan, menguasai,
memproduksi, mngolah, merakit, menjual, menyalurkan, menyerahkan, mengirimkan dan
membawa atau mengangkut narkotik untuk kepentingan pengobatan. Narkotika hanya
digunakan untuk kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu pengetahuan

F. PENGERTIAN FARMAKODINAMIK
Pengertian farmakodinamik dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang
cukup erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan obat
– obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan mempelajari
seputar efek obat – obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi fisiologi mauoun
biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja obat – obatan itu sendiri di dalam
tubuh manusia.
Farmakodinamik juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek obat merupakan
reaksi Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun, tekanan darah
turun, kadar gula darah turun. Kerja obat dapat dibagi menjadi onset (mulai kerja)
merupakan waktu yang diperlukan oleh obat untuk menimbulkan efek terapi atau efek
penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat untuk mencapai maksimum terap. Peak
(puncak), duration (lama kerja) merupakan lamanya obta menimbulkan efek terapi, dan
waktu paruh. Mekanisme kerja obat dipengaruhi oleh reseptor, enzim, dan hormon.

G. MACAM RESEP OBAT DAN PROSES YANG DIALAMI OBAT DALAM TUBUH
BAIK SAKIT MAUPUN SEHAT
Untuk dapat memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya
bekerja. Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal / kandung
kemih. Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus dapat
mencapai ginjal, antibiotik dapat membunuh bakteri sehingga memberikan kesembuhan
yang diharapkan. Setelah obat bekerja di dalamtubuh dan menghasilkan efek, obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari
pemberian, kemudian menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh.
Tahapan tersebut dikenal dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi,
metabolisme, dan ekskresi.oba yang berada di dalam tubuh akan dianggap benda asing
yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh
sehingga obat tidak terlalu toksik / beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh
tubuh merupakan tahapan metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di
hati oleh enzim – enzim mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat
toksik / beracunnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak
terlalu beracun bagi tubuh.
Tahap terakhir yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai car, antara lain dengan ginjal (air seni),
saluran cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata (air mata), atau kelenjar
payudara (air susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui ginjal. Jika ginjal kita
mengalami gangguan, kadar obat dalam tubuh akan meningkat akibat terhambatnya proses
pengeluaran obat melalui ginjal. Oleh karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu
dilakukan penyesuaian dosis obat – terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat
menimbulkan keracunan dan obat yang toksik bagi ginjal (nefrotoksik) – agar kadar obat
dalam tubuh tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan
bahkan kematian bagi para penderita.

H. DOSIS OBAT
Dosis obat adalah jumalah atau takaran tertentu dari suatu obat yang meberikan efek
tertentu terhadap suatu penyakit. Jika dosis terlalu rendah, maka efek terapi tidak tercapai.
Sebaliknya jika berlebih, bisa menimbulkan efek toksik atau keracunan bahkan kematian.
Dosis lazim suatu obat dapat ditentukan sebagai jumlah yang dapat diharapkan
menimbulkan efek pada pengobatan orang dewasa yang sesuai dengan gejalanya.
Rentangan dosis lazim suatu obat menunjukkan perkisaran kuantitafi atau jumlah obat
yang dapat ditentukam dalam kerangka praktek biasa. Untuk obat – obatan yang mungkin
dipakai oleh anak – anak maka dosisnya diturunkan dari dosis dewasa. Jadwal dosis atau
aturan pemakaian seri ng dijelaskan dalam pustaka obat. Misalnya beberapa macam obat
paling baik diminum pada waktu tertentu (setiap 8 jam) dan waktu – waktu tertentu
(sebelum tidur, sebelum makan, sesudah makan). Dosis tunggal diberikan untuk beberapa
obat dan dosis harian, untuk yang lainnya tergantung pada bahan obat, bentuk sediaan dan
keadaan penyakit. Macam – macam dosis obat berdasarkan takaran yang digunakan :
1. Dosis terapi / dosis lazim adalah takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan.
2. Dosis maksimal (DM) adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang
dewasa untuk pemakaian sekalipun dan sehari tanpa membahayakam.
3. Lethal dose 50 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 50 % hewan
percobaan.
4. Lethal dose 100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100 % hewan
percobaan.
5. Dosis toksis adalah takaran pemberian obat yang dapat menyebabkan keracunan, tetapi
tidak menyebabkan kematian.
6. Dosis sinergis, bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih bahan percobaan yang ber
Dosis Maksimal dan mempunyai efek yang sama maka dihitung Dosis Maksimal
gabungan yang tidak boleh lebih dari 1.
Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agara pasien mendapatkan obat sesuai dengan
yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik beradasrkan kemauan sendiri atau
berdasarkan dosis yang ditentukan oleh dokter. Penulis resep kalau obat tersebut harus
dengan resep dokter.

Faktor – faktor yang mempengaruhi dosis obat antara lain sebagai berikut :
1. Umur
Umur pasien merupakan suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis
obat memiliki kekhusan dalam perawatan neonatal (kelahiran biru), pasien pedriatik
dan geriatik. Dosis yang diperuntunkan bagi pediatrik merupakan pecahan dari dosis
orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara relatif terhadap opasien yang
lebih muda.
2. Berat Badan
Dosis lazim secara umum dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150
pound). Rasio antara jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi
konsentrasi obat pada tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan penyesuaian
dari dosis biasa untuk orang dewasa ke dosisi yang tidak lazim, pasien kurus atau
gemuk, penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan
lebih tepat diandalkan daripada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya.
3. Luas Permukaan Tubuh
Suatu formula untuk menentukan dosis anak berdasarkan pada luas permukaan tubuh
yang relatif dari dosis orang dewasa sebagai berikut :
Luas permukaan tubuh anak
Luas permukaan tubuh dewasa
Luas permukaan perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang membuat
skala tinggi, lebar, dan luas permukaan.
4. Jenis Kelamin
Wanita dipandang lebih mudah terkena efek obat – obatan daripada laki – laki, dan
dalam beberapa hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis.
5. Status Patologi
Efek obat – obatan tertentu dapat dimodifikasi oleh kondidi patologi pasien dan harus
dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga dosis nya yang
tepat. Obat – obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada suatu situasi
terapentik tertentu hanya bole dipakai apabila kemungkinan manfaatnya melebihi
kemungkinan resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak ada lainnya yang cocok
dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.
6. Toleransi
Kemampuan untuk memperpanjang pengaruh suatu obat, khususnya apabila
dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang terus – menerus disebut toleransi obat. Efek
toleransi obat ialah obat yang dosisnya harus ditambah untuk menjaga respon
terapeutik tertentu. Untuk kebanyakan obat – obatan pengembang toleransi dapat
diperkecil dengan cara memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang rendah
dengan cara mencegah perpanjangan pemakaian.
7. Terapi dengan obat yang diberikan secara bersamaan
Efek – efek suatu obat dapat dimodifikasi dengan pemberian obat lainnya secara
bersamaan atau sebelumnya. Keterlibatan semacam ini antara obat – obatan
dihubungkan atau dirujuk pada interaksi obat – obatan dan merupakan akibat interaksi
obat – obatan secara fisik, kimiawi, atau karena terjadinya perubahan pada pola
absorpsi, distribusi, metabolisme atau ekskresi salah satu obat tersebut. Efek dari
interaksi obat dapat bermanfaat dan mengganggu terapi.
8. Waktu Pemakaian
Waktu ketika obat itu dipakai mempengaruhi dosisnya. Hal ini terutama pada terapi
oral dengan hubungannya dalam makanan. Jadwal waktu yang tepat dari dosis obat
merupakan suatu faktor penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang diharapkan, sifat
fisika kimia obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan derajat serta kecepatan
absorpsi obat.

Cara menghitung dosis obat


Banyak cara yangvdapat digunakan untuk menghitung dosis obat antara lain :
1. Berat badan
Dengan cara mengalikan berat badan pasien tersebut dengan dosis obat, maka akan
diperoleh dosis obat untuk pasien tersebut.
2. Luas permukaan tubuh
Menentukan titik potong pada skala nomogram antara tinggi badan dengan berat
badan seseorang, maka akan didapat luas permukaan tubuh dalam meter persegi.
3. Umur pasien
Untuk pasien anak – anak bisa berdasarkan umur dalam tahun, umur dalam bulan,
atau berdasarkan umur pada ulang tahun yang akan datang. Ada juga perhitungan
dosis obat untuk anak – anak berdasarkan berat badan baik kilogram atau dalam pon.

Perhitungan dosis obat untuk anak – anak berdasarkan umur dikenal dengan rumus
sebagai berikut :
a. Rumus young, untuk anak – anak usia 1 – 8 tahun. Rumusnya sebagai berikut :
Dosis anak = x dosis dewasa
Dimana n adalah umur dalam tahun
Sedangkan anak – anak yang berumur di atas 8 tahun menggunakan rumus sebagai
berikut :
Dosis anak = x dosis dewasa
b. Rumus cowling’s
Dosis anak = x dosis dewasa
c. Rumus fried
Dosis anak = x dosis dewasa

Umumnya efek obat mempunyai efek lebih dari satu, dan dapat berupa :
1. Efek terapi, yang merupakan satu – satunya pada letak primer. Ada 3 macam
pengobatan terapi, yaitu terapi kausal (obat yang meniadakan penyebab penyakit),
terapi somtomatik (obat yang menghilangkan gejala penyakit), terapi subtitusi (obat
yang menggantikan obat yang lazim dibuat oleh orang yang sakit).
2. Efek samping, efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan ikut pada
kegunaan terapi.
3. Efek teratogen, efek obat yang pada dosis terapi untuk ibu mengakibatkan cacat pada
janin.
4. Efek toksis, aksi tambahan dari obat yang lebih berat dari efek samping dan
mempunyai efek yang tidak diinginkan.
5. Toleransi, peristiwa dinaikkannya dosis obat terus menerus untuk mencapai efek
teraupetis yang sama.

Anda mungkin juga menyukai