Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEB V

( Perbaikan Nilai Materi Manfaat Buku KIA )

DiSUSU OLEH.
1.Desi Amanda (1701953)
2. Imelda Rosma (1701962)

Dosen pebimbing:
(Jelita Alamsyah.SKM.M.kes)

YAYASAN PENDIDIKAN SUMATERA BARAT (YPSB)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUMATERA BARAT
(STIKES SUMBAR)
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT,atas berkat dan rahmat-nya kami dapat
menyelesaikan makalah kami dengan judul manfaat buku KIA,dalam pembuatan makalah ini
untuk memenuhi persyratan perbaikan nilai askeb V. Yang dibimbing oleh ibu dosen

Jelita Alamsyah.SKM,M.kes

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun sebagai
masukan untuk melengkapi persyratan perbaikan nilai askeb V.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan kostribusi bagi
kemajuan profesi kebidan.

Lubuk-Alung 20-september2019
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I . PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah...................................................................1


1.2 Tujuan penulis.................................................................................2
1.3 Manfaat penerul..............................................................................3

BAB II . Tinjauan Teori


2.1 Definis...............................................................................................4

2.2 Sasaran...............................................................................................5

2.3 Pemanfaatan .....................................................................................6

2.4 Faktor yang Mempengaruhi.............................................................7

2.5 Tujuan............................................................................................8

3.1 Alur distribusi.................................................................................9

BAB III . PENUTUP


4.1 Kesimpulan......................................................................................10

4.2 Saran ..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buku kia merupakan buku pedoman yang dimiliki oleh ibu dan anak yang berisi
informasi dan catatan kesehatan ibu dan anak. Pengadaan buku KIA merupakan salah
satu kebijakan dan upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Dengan pemanfaatan buku KIA yang didalamnya berisi informasi tentang tanda
bahaya kehamilan, ibu hamil dapat mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan lebih
dini.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui hubungan pemanfaatan buku KIA dengan pengetahuan ibu


hamil tentang tanda bahaya kehamilan dan untuk kemandirian keluarga dalam
memeliara kesehatan,mencegah serta menanggulangi masalah kesehatan ibu dan anak.

Metode penelitian
Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan
pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di BPM tersebut dan sampai sebanyak 60 responden
dengan teknik accidental sampling, teknik analisa data mengunakan uji statistik
sperman rank dan dilanjut dengan uji teknologi hasil pemanfaatkan buku KIA
sebagian besar baik (81,7%),sedangkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
kehamilan sebagian besar juga baik (66,7%). Hasil uji statistik sperman rank dengan
N =60,=5% diperoleh nilai koefisiennya 0,502. Berdasarkan tabel interpretasi
terhadap koefisien korelasi, koorellaso yang terjadi antara dua variabel termasuk
dalam kategori sedang dan karena N> 30 maka dilanjut dengan uji t. Uji t
menunjukkan t hitung (4,441) > t tabel (2,00172) sehingga Ho ditolak dan Ha
diterima.
1.3 Manfaat Buku KIA

Manfaat bagi ibu dan keluarganya


1. Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai
anak berumur lima tahun.
2. Media informasi penting bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan,
gizi dan standart pelayanan kesehatan ibu dan anak

Manfaat bagi petugas kesehatan

1. Alat pencatatan,pemantauan dan rujukkan kesehatan ibu/anak


2. Alat komunikasi dan penyuluhan kesehatan ibu dan anak
3. Alat untuk mendektesi secara dini adanya ganguan\masalah kesehatan ibu dan anak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi

Buku KIA merupakan alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah
kesehatan ibu dan anak, alat komunikasi dan penyuluhan dengan informasi yang penting bagi
ibu, kleuarga dan masyarakat mengenai pelayanan, kesehatan ibu dan anak termasuk
rujukannya dan paket (standar) pelayanan KIA, gizi, imunisasi dan tumbuh kembang
balita.Salah satu tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak.

Dalam keluarga, ibu dan anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai
masalah kesehatan seperti kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan
kecacatan atau kematian.

Depkes RI dan JICA, (2003) Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara
kesehatan ibu dan anak maka salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan keluarga melalui penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA).

Manfaat Buku KIA secara umum adalah ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang
lengkap, sejak ibu hamil sampai anaknya berumur lima tahun sedangkan manfaat buku KIA
khususnya ialah sebagai berikut

(1) Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak.

(2) Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting bagi ibu,
keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan palet (standar) KIA.

(3) mengetahui adanya gangguan atau masalah kesehatan ibu/anak

(4) catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

2.2 Sasaran dan Pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Sasaran Buku KIA Semua ibu hamil perlu memakai buku KIA dan selanjutnya buku ini
akan digunakan oleh anak sejak anak lahir hingga berusia 5 tahun.Setiap kali anak datang ke
fasilitas kesehatan, baik itu bidan, puskesmas, dokter praktek, klinik atau rumah sakit, untuk
penimbangan, berobat, control atau imunisasi. Buku KIA harus dibawa agar semua
keterangan tentang kesehatan ibu atau anak yang tercatat pada buku KIA diketahui tenaga
kesehatan dan tenaga kesehatan dapat memberikan catatan tambahan penting lainnya pada
buku KIA, mengisi KMS, dan lain sebagainya.

Jumlah kebutuhan buku KIA harus disesuaikan dengan jumlah sasaran ibu hamil.
Pengadaan buku KIA oleh provinsi hanya mendukung kabupaten atau kota yang belum
mampu secara mandiri mengadakan buku KIA. Artinya buku KIA boleh diadakan oleh pihak
manapun termasuk organisasi swasta pemerhati kesehatan ibu dan anak(Rismayanti, 2014).
2.3 Pemanfaatan Buku KIA

Kebijakan dan berbagai upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan
bayi, antara lain dengan Gerakan Sayang Ibu(GSI), strategi making pregnancysafer dan
pengadaan buku KIA. buku KIA telah diperkenalkan sejak 1994 dengan bantuan Badan
Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Buku KIA diarahkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan ibu dan anak. Buku KIA selain
sebagai catatan kesehatan ibu dan anak, alat monitor kesehatan dan alat komunikasi antara
tenaga kesehatan dengan pasien (Hasanbasri, 2006)

Buku KIA dapat diperoleh secara gratis melalui puskesmas, rumah sakit umum, puskesmas
pembantu, polindes, dokter dan bidan praktek swasta. Buku KIA berisi informasi dan materi
penyuluhan tantang gizi dan kesehatan ibu dan anak, kartu ibu hamil, KMS bayi dan balita
dan catatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Buku KIA disimpan dirumah dan dibawa selama pemeriksaan antenatal di pelayanan
kesehatan. Petugas kesehatan akan mencatatkan hasil pemeriksaan ibu dengan lengkap di
buku KIA, agar ibu dan keluarga lainnya mengetahui dengan pasti kesehatan ibu dan anak
(Hasanbasri, 2006)

Buku KIA sebagai sarana informasi pelayanan KIA, Bagi kader sebagai alat penyuluhan
kesehatan serta untuk menggerakkan masyarakat agar datang dan mengguankan fasilitas
kesehatan. Bagi petugas kesehatan, buku KIA dapat dipakai sebagai standar pelayanan,
penyuluhan dan konseling kesehatan, sehingga pelayanan kepada ibu dan anak dapat
diberikan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

Pemanfaatan buku KIA oleh petugas dalam melaksanaka pemeriksaan ibu dan anak dapat
mencegah ibu hamil anemia, BBLR, angka kematian ibu dan bayi serta mencegah terjadinya
balita kurang gizi (Hasanbasri, 2006).

Isi penyuluhan

sebagai materi penyuluhan dalam pelayanan antenatal berisikan materi yaitu

(1) Apa saja yang perlu dilakukan ibu hamil

(2) Bagaimana menjaga kesehatan ibu hamil

(3) Bagaimana makan yang baik selama hamil

(4) apa saja tanda –tanda bahaya pada ibu hamil

(5) Apa saja persiapan keluarga menghadapi persalinan

(6) Apa saja tanda –tanda persalinan

(7) Apa saja yang dilakukan ibu bersalin

(8)Apa saja yang dilakukan ibu nifas


(9) Bagaimana menjaga kesehatan ibu nifas

(10) Apa saja tanda –tanda bahaya pada ibu nifas

(11)apa saja alat kontrasepsi (kb) ( Depkes 2007)

2.4 Tujuan buku KIA

Salah satu tujuan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah meningkatkan
kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak. Dalam keluarga, ibu dan
anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap berbagai masalah kesehatan seperti
kesakitan dan gangguan gizi yang sering kali berakhir dengan kecacatan atau kematian.
Untuk mewujudkan kemandirian keluarga dalam memelihara kesehatan ibu dan anak maka
salah satu upaya program adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga
melalui penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (Kemenkes RI, 1997).

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Buku KIA

Analisis prilaku manusia dari tingkat kesehatan manusia pernah dianalis oleh Lawrence
Green (1980). L Green menganalisa tingkat prilaku manusia baik dari sisi individu maupun
masyarakat sangat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu fakto 12prilaku (behavior cause)
dan faktor di luar prilaku (non behavior cause). Selanjutnya prilaku itu sendiri ditentukan atau
dibentuk dari 3 faktor yaitu(Notoadmodjo, 2012b)

2.6 Faktor Predisposing (Predisposing Factor)

Faktor predisposing atau faktor pendorong ini mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai –nilai dan sebagainya oleh individu maupun masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal –hal yang berkaitan dengan
kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh masyarakat, tingkat pendidikan dan sebagainya
sangat besar pengaruhnya.a.Pengetahuan Merupakan pembentukan pemikiran asossiatif
menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau pikiran orang lain,
berdasarkan pengalaman yang berulang–ulang tanpa pemahamanmengenai kualitas ( sebab –
akibat ) yang universal. Dari penelitian sebelumnya mengenai kesehatan ibu dan anak sangat
besar pengaruh pengetahuan ini. Terbukti bahwa sebagian besar masyarakat yang memiliki
pengetahuan baik akan menerapkan pola hidup sehat yang lebih baik dan sangat mudah untuk
menerima informasi yang diberikan(Wawan & M, 2010).

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup
sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat
untuk menyerap informasi dan mengimplementasi dalam perilaku dan gaya hidup sehari –
hari, khusunya dalam hal kesehatan. Dari salah satuartikeljurnal kesehatanyang dikemukakan
olehWilson, dinyatakan bahwa tingkat pendidikan, khususnya tingkat pendidikan wanita
mempengaruh derajat kesehatan. Sehingga kwalitas hidup keluarga sangat ditentukan oleh
factor pendidikan, semakin tinggitingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik pula
pola pemikiran yang dapat dia kembangkan dalam meneriama penyuluhan atau informasi
baru yang mereka rasa lbih baik dan bermanfaat.Semakin tua umur seseorang maka proses –
proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahlah proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan tahun.
Daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dapat disimpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpangaruh pada pertambahan pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan mengingat
yang diperolehnya, akan tetapi umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang(Rismayanti, 2014).

Pengetahuan seseorang juga berkaitan erat dengan lingkunganLingkungan


memberikanpengaruh bagi seseorang, diamana seseorang dapat mempelajari hal –hal yang
baik dan juga hal –hal yang buruk tergantung sifat kelompoknya. Dalam lingkungan
seesorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada berpikir seseorang
(Rismayanti, 2014).

Selain itu informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seesorang. Meskipun
seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik
dari berbagai media misalnya Televisi, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatakan pengetahuan seseorang (Rismayanti, 2014).

Sikap Sikap individu sangat berpengaruh terhadap prilaku, sebab proses terjadinya perilaku
seseorang berlangsung karena adanya sikap orang terhadap objek tertentu. Sikap favourabel
adalah sikap yang berisi hal-hal positif mengenai objek sikap yang bersifat mendukung atau
me.mihak pada objek sikap. Pernyataan unfavourabel adalah pernyataan sikap yang berisi
hal-hal yang negatif mengenai objek, sikap yang bersifat tidak mendukung, maupun kontra
terhadap objek sikap. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu(Yunita, 2012).

Berikut ini merupakan proses terjadinya sikap dan reaksi tingkah laku manusia melalui suatu
rangkaian proses tertentu, seperti terlihat pada skema berikut(Notoadmodjo, 2011):

3.1 Gambaran Terjadinya Sikap dan Reaksi Tingkah Laku Manusia


Melaui Rangkaian ProsesDari skema diatas dapat dijelaskan bahwa dalam diri individu
sebenarnya terdapatsuatu dorongan yang didasarkan pada kebutuhan, perhatian dan
kemampuan untuk mengambil suatu keputusan pada suatu perubahan atau stimulus. Proses
dalam tahapan ini sesungguhnya masih bersifat tertutup, tetapi sudah merupakan yang disebut
sikap. Bila terus menerus diarahkan, maka pada suatu saat akan meningkatkan menjadi lebih
terbuka dan terwujud pada suatu reaksi yang berupa perilaku.Rangsang stimulusProses
stimulasiReaksi tingkah laku (terbuka)Sikap (tertutup)

Health Belief Model adalah model perubahan prilaku kesehatan dan model psikologis
dikembangkan oleh M. Rosenstock pada tahun 1966 untuk mempelajari dan mempromosikan
peningkatan pelayanan kesehatan. Model ini ditindaklanjuti oleh Becker dan rekan pada
1970-an dan 1980-an. Teori Health Belief Model didasarkan pada pemahaman bahwa
seseorang akan mengambil tindakan yang akan berhubungan dengan kesehatan. Teori ini
dituangkan dalam lima segi pemikiran dalam diri individu, yang mempengaruhi upaya yang
ada dalam diri individu untuk menentukan apa yang baik bagi dirinya, yaitu perceived
susceptibility (kerentanan yang dirasakan/ diketahui), perceived severity (bahaya/ kesakitan
yang dirasakan), perceived benefit of action (manfaat yang dirasakan dari tindakan yang
diambil), perceived barrier to action (hambatan yang dirasakan akan tindakan yang diambil),
cues to action (isyarat untuk melakukan tindakan) (Glanz, Rimer, & Lewis, 2002).
Keyakinan dan Kepercayaan Keyakinan sangat erat sekali hubungannya dengan tradisi yang
dianut dari masa suatu kebudayaan dalam lingkungan masyarakat. Faktor keyakinan biasanya
sangat berperan penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang dalam menganalis
suatu informasi. Masyarakat yang menjunjung tinggi nilai nilai budaya leluhur akan lebih
meyakini apa yang menjadi kepercayaan mereka dari pada informasi ilmiah walaupun hal
tersebut dirasa lebih masuk akal(Yunita, 2012). Salah satu jurnal kesehatanyang disusun oleh
Sofian Haryantopernah mengulas tentang penanganan persalinan para wanita suku Toraja,
mereka mengasingkan si wanita karna proses persalinan merupakan peristiwa yang dianggap
lotor, pada kenyataan ketika wanita umur 16 tahun sedang dalam proses persalinan secara
fisik maupun mental wanita tersebut sangat butuh dukungan dari keluarga maupun
lingkungan terdekatnya

3.2.Faktor Pemungkin
( Enabling Faktor) Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi masyarakat. Sarana dalam hal ini adalah ketersediaan buku KIA di
puskesmas. Dibutuhkan pedoman tertentu tentang penempatan fasilitas dan
penanganannya,disamping untuk memenuhi kebutuhan jabatan seseorang, azas keseraian juga
tetap untuk meningkatkan efisiensi kerja pegawai. Keseraian perbandingan antar manusia
dengan alat kerja sehingga turut menjamin adanya suasana kerja yang menggairahkan.
Peralatan dan perlengkapan harus guna yang diadakan sesuai dengan tingkat kebutuhan
(Laurenta, 2001).Distribusi buku KIA menjadi tolak ukur tersedianya buku KIA di berbagai
wilayah. Daerah dengan sarana transportasi yang baik, letak yang strategis dan keadaan
wilayah yang sangat mendukung menjadi distribusi semakin mudah, sehingga buku KIA akan
mudah sampai ke puskesmas. Tidak hanya itu saja, puskesmas sebagai pemegang
pendistribusian selanjutnya perperan sangat penting. Sampai atau tidaknya buku di tangan
masyarakat menjadi tanggung jawab pihak puskesmas.
Secara distribusi buku KIA dari pemerintahan adalah sebagai berikut:
17 Pemerintah Pusat (Kementrian Kesehatan )Dinkes Propinsi di berbagai wilayahDinkes
Kota / KabupatenMasyarakat khususnya ibu hamilPuskesmasRumah sakitKinik bersalin
Dokter umum

3.3 Alur distribusi buku KIA ( modifikasi dari distribusi Buku KIA )
Pengadaan buku KIAdilaksanakan oleh Dinas Kesehatankota/kabupaten, maka
penanggung jawabbuku KIA dinas kabupaten/kota mendistribusikannya ke puskesmas.
Puskesmas mendistribusikannya ke jaringannya yaitu pustu, posyandu, dan bidan desa.
Bilamana jumlah buku KIA melebihi jumlah kebutuhan di puskesmas dan jaringannya maka
puskesmas mendistribusikan ke fasilitas kesehatan lainnya yang belum mempunyai
persediaan bukuKIA. Laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota ini mencakup pula
pengadaan dan distribusi yang dilaksanakan oleh lembaga swadaya masyarakat, rumah sakit,
swasta dan stakeholder terkait lainny.
Faktor –faktor pendorong (Reinforcing Factors)Faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku petugas kesehatan.
Termasuk juga undang -undang, peraturan –peraturan, baik dari pusat maupun pemerintahan
daerah yang terkait dengan kesehatan. Salah satu tugas pimpinan adalah melakukan
supervise/penilaiaan terhadap evaluasi, pelaksanaan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan.
Evaluasi yang digunakan berdasarkan pada efektifitas dan efisiensi.
Adanya dua kategori evaluasi yaitu 18kesesuaiaan yang dihubungkan dengan kebutuhan
memenuhi tujuan program dan prioritas pilihan serta nilai yang tersedia, dan kecukupan yang
telah diprogramkam. Dari pemanfaatan Buku KIA oleh masyarakat khususnya para ibu
hamilfactor penguat yang paling menonjol adalah factor kader dan petugas kesehatan sebagai
ujung tombak pemanfaatan tersebut. Dimana buku KIA dapat dijadikan sebagai alat atau
media untuk memberikan penyuluhan pada ibu hamil. Kader memiliki peranan yang sangat
penting (Wahyu,2010)
BAB III

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil,ibu bersalin,ibu menyusui,bayi dan anak balita serta
prasekolah.pemberdayaan masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi situasi
gawat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.sistem kesiagaan merupakan
sistem tolong - menolong.
Tujuan utama program kesehatan ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal,bagi ibu dan keluarganya untuk
menuju Norma keluarga kecil bahagia sejahterah (NKKBS),
Serta meningkatan derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal
yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

4.2 SARAN

Semoga tersusunnya makalah manfaat KIA ini, dapat memberi kemanfaatan bagi pembaca
serta mampu mengetahui tentang manfaat buku KIA.

Anda mungkin juga menyukai