Anda di halaman 1dari 121

PESAN MORAL DALAM FILM SABTU BERSAMA BAPAK

(PENDEKATAN ANALISIS SEMIOTIKA)

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah

Oleh
MUTIA KHARISMA
NIM: 304171372

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2021
Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I Jambi, 22 Januari 2021
Agus Slamet Nugroho, M.I.Kom

Alamat: Fak. Dakwah UIN STS Jambi Kepada Yth.


Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Bapak Dekan
Simp. Sungai Duren Fak. Dakwah
Muaro Jambi UIN STS Jambi
di-
JAMBI

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai dengan persyaratan


yang berlaku di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, maka kami berpendapat bahwa
skripsi saudari Mutia Kharisma dengan judul “Pesan Moral Dalam Film Sabtu
Bersama Bapak (Pendekatan Analisis Semiotika)” telah dapat diajukan untuk
dimunaqashahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu (S1) Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah
UIN STS Jambi.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semoga


bermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.

Wassalam

ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Mutia Kharisma
Nim : 304171372
Tempat Tanggal Lahir : Penerokan, 16 Agustus 1998
Prodi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Alamat : Jalan Bajubang-Darat KM 45, RT 11 Dusun Wonorejo
Desa Penerokan Kecamatan Bajubang Kabupaten
Batanghari Provinsi Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul


“Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak (Pendekatan Analisis
Semiotika)” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah
disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila di
kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya
bertanggung jawab sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia dan ketentuan
di Fakultas Dakwah UIN STS Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya
peroleh melalui Skripsi ini.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan seperlunya.

iii
iv
MOTTO

َ َ ٰ َ َ َ َٰ ُ َ َ َ َ ِّ َ َ َ َ ُ ٰ ُ َ َ َ ََ
َ‫ر‬
ْ ‫رْوذك‬َ َ
ْ ‫اّللْواليي ْمْالا ِخ‬
ْ ْ‫انْيرجيا‬
ْ ‫اّللْاسيةْْحسنثْْ ِلمنْْك‬
ِْ ْ‫ل‬ ُ َ
ْ ِ ‫انْلكمْْ ِفيْْرسي‬
ْ ‫لقدْْك‬
َ ٰ
)٢١:‫اّللْك ِثي ًداْ (الأحزب‬ َْ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.(QS. Al-Ahzab: 21).1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
336.

v
ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pesan moral yang terkandung


dalam film Sabtu Bersama Bapak hingga mendapatkan penghargaan sebagai film
terfavorit berdasarkan ide cerita dan pesan moral dalam film tersebut pada festival
Indonesia Movie Actors Award tahun 2017. Hal ini mendorong penulis untuk
mengetahui pesan moral apa saja yang terkandung dalam film Sabtu Bersama
Bapak yang terkait dengan hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial. Dari masalah
tersebut maka pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: pesan
moral apa yang disampaikan dalam film Sabtu Bersama Bapak. Peneliti
mengidentifikasi masalah menjadi tiga rumusan sebagai berikut: pertama,
bagaimana proses terbentuknya pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak,
kedua, apa bentuk pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak, dan ketiga, apa
manfaat pesan moral dari film Sabtu Bersama Bapak untuk kehidupan sosial.
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif
deskriptif, dengan metode penelitian observasi dan dokumentasi. Dari pendekatan
tersebut akan memberikan fakta dan data, kemudian data tersebut dianalisis secara
kritis berdasarkan teori tanda Ferdinand De Saussure. Nantinya akan mengkaji
tentang penanda (signifier) yaitu dialog/suara dan petanda (signified) atau visual
yang tergambar dalam film Sabtu Bersama Bapak, yang berkaitan dengan pesan
moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan
manusia lain dalam kehidupan sosial.
Dalam penelitian ini, dapat ditarik hasil bahwa dalam film Sabtu Bersama
Bapak, penulis menemukan sepuluh bentuk pesan moral mengenai hubungan
manusia dengan dirinya sendiri maupun hubungan manusia dengan manusia lain
dalam lingkup sosial. Pesan moral tersebut meliputi perilaku pantang menyerah,
harga diri, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, kasih sayang, bijaksana,
amanah, berbakti kepada orang tua, dan bersahabat/komunikatif. Akhirnya penulis
merekomendasikan untuk dapat meniru pesan moral yang memiliki nilai kebaikan
serta memiliki manfaat untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

vi
PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahiim...
Alhamdulillahirabbil’alamin, sembah sujud serta ribuan syukur kepada Allah
SWT atas sebuah keberhasilan yang telah engkau hadiahkan kepadaku, atas
Karunia-Mu serta kemudahan yang Engkau berikan hingga skripsi ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam kucurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW Semoga
kita mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak Aamiin Allahumma Aamiin.
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Sang pahlawan hidupku yang ku kasihi dan ku sayangi, yang telah memberikan
semangat moril maupun materil tanpa lelah demi terwujudnya cita-cita dan
harapanku, serta selalu memotivasi seluruh keputusanku.
Untuk kedua orang tua, Bapakku tercinta Santoso dan mamakku tersayang Sri
Susilawati, serta abangku yang sangat aku hargai Debby Sanditya Pratama,S.T
dan adikku Fauzan Fayyadh Musyaffa yang sangat aku sayangi serta keluarga
besar yang selalu mendoakanku.
Teruntuk An’gun Dhuha Dive Putra, S.P terimakasih selalu menemani, dan
senantiasa memberikan dukungan disaat rasa malas menghampiri.
Serta kepada teman kontrakan yang selalu menyemangati dan mewarnai hari-
hariku.
Tak lupa pula teruntuk sahabat-sahabat terdekatku serta teman seperjuangan KPI
2017 kelas C yang tak kenal lelah memberikan masukan dan motivasi selama
perkuliahan maupun dalam penyelesaian penulisan skripsi ini,
Dan semoga tulisan kecil ini dapat menjadi amal jariyah yang berkah.
Amiin Ya Robbal’Alamin

vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
skripsi dengan judul “Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak
(Pendekatan Analisis Semiotika)” dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan
salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang suri tauladan yang
telah membawa umat manusia kejalan yang terang benderang dengan cahaya
iman, taqwa dan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari ujian dan cobaan. Namun,
semua itu patut disyukuri, karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang
penulis dapatkan dari penyelesaian skripsi ini. Dukungan dan motivasi dari
berbagai pihak juga penulis dapatkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada:
1. Bapak Dr. Abdullah Yunus, M.Pd.I Dosen Pembimbing I dan Bapak Agus
Slamet Nugroho, S.Sos, M.I.Kom Dosen Pembimbing II, yang selalu
meluangkan waktu dalam membimbing demi kesempurnaan penyusunan
skripsi ini.
2. Bapak M. Ied Al Munir, M.Ag, M.Hum, Dosen Pembimbing Akademik.
3. Bapak Muhammad Junaidi Habe, M.Si ketua prodi Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Bapak Ade Novia Maulana, M.Sc sekretaris prodi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
4. Bapak Dr. Zulqarnin, M.Ag Dekan Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr.D.I Ansusa Putra, Lc, M.A.Hum Wakil Dekan I, Bapak Arfan Aziz,
M.Soc.Sc,Ph.D Wakil Dekan II, Bapak Dr.Samin Batubara, M.HI Wakil
Dekan III Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari, MA.,Ph.D Rektor UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
7. Ibu Dr.Rofiqoh Ferawati, SE.,M.EI Wakil Rektor 1, Bapak Dr.As‟ad
Isma,M.Pd Wakil Rektor II, Bapak Dr.Bahrul Ulum,S.Ag., MA Wakil Rektor
III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Terimakasih banyak atas ilmu yang telah diberikan semoga dapat menjadi
bekal bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu tersebut menjadi suatu yang
bermanfaat.
9. Seluruh karyawan dan karyawati di lingkungan akademik Fakultas Dakwah
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
10. Teman-teman seperjuangan Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan
2017, teman-teman seperjuangan di kampus tercinta ini dan terimakasih
sedalam-dalamnya atas semangat dan dukungan kalian semua, sehingga
penulis dapat terus optimis dalam menyelesaikan skripsi ini.

viii
Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT melimpahkan ridho dan
keberkahan-Nya dalam kehidupan kita.

Jambi, 22 Januari 2021


Penulis,

Mutia Kharisma
304171372

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
NOTA DINAS .................................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ...........................................................................................vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...........................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xv
PEDOMAN TRANSLITERASI .....................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Permasalahan ................................................................................ 4
C. Batasan Masalah ........................................................................... 4
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 5
E. Kerangka Konsep .......................................................................... 5
1. Pesan Moral............................................................................... 5
2. Akhlak dan Etika ......................................................................10
3. Definisi dan Jenis Film ..............................................................12
4. Unsur-Unsur Pembentuk Film ...................................................14
5. Kerangka Teori Analisis Semiotika............................................15
F. Metode Penelitian ..........................................................................19
1. Pendekatan Penelitian ................................................................19
2. Setting dan Subjek Penelitian.....................................................19
3. Sumber dan Jenis Data...............................................................19
4. Metode Pengumpulan Data ........................................................20
5. Teknik Analisis Data .................................................................20
G. Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................................21
1. Ketekunan Pengamatan..............................................................21
2. Menggunakan Bahan Referensi .................................................22
3. Diskusi Dengan Teman Sejawat ................................................22
H. Studi Relevan ...............................................................................22

BAB II GAMBARAN UMUM FILM SABTU BERSAMA BAPAK


A. Sinopsis Film Sabtu Bersama Bapak .............................................25
B. Karakter Tokoh Dalam Film Sabtu Bersama Bapak ......................27
1. Bapak Gunawan Garnida (Abimana Aryasatya) ......................27
2. Ibu Itje (Ira Wibowo) ..............................................................27
3. Satya Garnida (Arifin Putra) ...................................................28
4. Cakra/Saka (Deva Mahenra) ...................................................28
5. Rissa (Acha Septriasa) ............................................................29
6. Ryan (Ben Caesarian) .............................................................30

x
7. Miku (Ilham Barru Yusuf) ......................................................30
8. Wati (Jennifer Arnelita) ..........................................................31
9. Firman (Ernest Prakarsa) .........................................................31
10. Ayu/Retna (Sheila Dara Aisha) ...............................................32
11. Salman (Rendy Kjaernett) .......................................................32
12. Bibi (Tuti Kembang) ...............................................................33
C. Struktur Produksi film Sabtu Bersama Bapak ...............................33
D. Tim Produksi Film Sabtu Bersama Bapak .....................................34

BAB III ANALISIS FILM SABTU BERSAMA BAPAK


A. Proses pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak ...................36
1. Scene Pantang Menyerah ..........................................................36
2. Scene Harga Diri .......................................................................39
3. Scene Mandiri ...........................................................................42
4. Scene Percaya Diri ....................................................................43
5. Scene Tanggung Jawab .............................................................45
6. Scene Kasih Sayang ..................................................................50
7. Scene Bijaksana ........................................................................56
8. Scene Amanah ..........................................................................59
9. Scene Berbakti Kepada Orang Tua ............................................62
10. Scene Bersahabat/Komunikatif ................................................64
B. Bentuk Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak ...............67
1. Pantang Menyerah ....................................................................68
2. Harga Diri.................................................................................69
3. Mandiri .....................................................................................70
4. Percaya Diri ..............................................................................71
5. Tanggung Jawab .......................................................................72
6. Kasih Sayang ............................................................................74
7. Bijaksana ..................................................................................76
8. Amanah ....................................................................................77
9. Berbakti Kepada Orang Tua ......................................................78
10. Bersahabat/Komunikatif..........................................................80

BAB IV MANFAAT PESAN MORAL DALAM FILM


SABTU BERSAMA BAPAK
A. Manfaat Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak Untuk
Kehidupan Sosial...........................................................................83
1. Pantang Menyerah ....................................................................83
2. Harga Diri.................................................................................84
3. Mandiri .....................................................................................85
4. Percaya Diri ..............................................................................86
5. Tanggung Jawab .......................................................................88
6. Kasih Sayang ............................................................................89
7. Bijaksana ..................................................................................90
8. Amanah ....................................................................................92
9. Berbakti Kepada Orang Tua ......................................................93

xi
10. Bersahabat/Komunikatif ..........................................................95

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................96
B. Implikasi Penelitian .....................................................................97

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Perbandingan Penelitian Terdahulu.............................................. 22
Tabel 3.1 : Pak Gunawan dan Satya Berlatih Olahraga Taekwondo ............... 36
Tabel 3.2 : Satya dan Cakra Memperlihatkan Piala Kepada Pak Gunawan .... 38
Tabel 3.3 : Firman dan Wati Mengajak Cakra Berbelanja Pakaian................ 39
Tabel 3.4 : Cakra Berada di Kasir.................................................................. 40
Tabel 3.5 : Video Bapak Gunawan Berisi Pesan Untuk Cakra ....................... 40
Tabel 3.6 : Cakra Hanya Membeli Sepasang Pakaian ................................... 41
Tabel 3.7 : Bibi Bersama Bu Itje Sedang Berdiskusi di Dalam Kamar .......... 42
Tabel 3.8 : Bu Itje Akan Menjalankan Operasi .............................................. 43
Tabel 3.9 : Bu Itje, Satya dan Cakra Menonton Video Pak Gunawan............. 43
Tabel 3.10 : Satya Sedang Berbincang Bersama Ayu di Dermaga ................... 44
Tabel 3.11 : Pak Gunawan Membuat Video Pertama Untuk Kedua Anaknya .. 45
Tabel 3.12 : Pesan Pertama Pak Gunawan Untuk Kedua Anaknya .................. 46
Tabel 3.13 : Satya Menuju Tempat Kerja ........................................................ 46
Tabel 3.14 : Satya Bersama Rissa Berada di Taman ........................................ 47
Tabel 3.15 : Rissa Belajar Masak Bersama Bu Itje Melalui Video Call ........... 48
Tabel 3.16 : Rissa Mengoreksi Tugas Matematika Ryan ................................. 49
Tabel 3.17 : Rissa, Ryan dan Miku Hendak Menyeberang Jalan ...................... 50
Tabel 3.18 : Satya Melayani Pelanggan di Warung Makan Milik Bu Itje ......... 50
Tabel 3.19 : Cakra Menelepon Bu Itje Untuk Menanyakan Kabar ................... 51
Tabel 3.20 : Satya dan Cakra Memeluk Sang Bapak ....................................... 52
Tabel 3.21 : Satya Pulang dari Dinas Bekerja .................................................. 53
Tabel 3.22 : Satya Bertemu Dengan Claus ...................................................... 53
Tabel 3.23 : Rissa Memeluk Satya .................................................................. 55
Tabel 3.24 : Satya dan Rissa Sedang Membahas Finansial Keluarga Mereka... 56
Tabel 3.25 : Satya Bertemu Sang Bapak di Dalam Mimpi ............................... 56
Tabel 3.26 : Satya Menonton Video Pak Gunawan ......................................... 58
Tabel 3.27 : Bibi Memberikan Surat Kepada Bu Itje ....................................... 59
Tabel 3.28 : Pak Gunawan Memberikan Kaset Kepada Bu Itje ........................ 60
Tabel 3.29 : Bu Itje, Satya dan Cakra Sedang Menonton Video Terakhir ........ 61
Tabel 3.30 : Cakra Sedang Mengobrol Bersama Bu Itje .................................. 62
Tabel 3.31 : Cakra Memenuhi Permintaan Bu Itje ........................................... 63
Tabel 3.32 : Cakra Berjalan Menuju Ruang Kerjanya ...................................... 64
Tabel 3.33 : Cakra Menunjukkan Gaya Berpakaiannya yang Baru .................. 65
Tabel 3.34 : Wati Menawarkan Petai Kepada Rekan Kerjanya ........................ 66

xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Unsur Teori Sausurre .............................................................. 18
Gambar 2.1 : Poster Film Sabtu Bersama Bapak .......................................... 25
Gambar. 2.2 : Tokoh Bapak Gunawan Garnida ............................................. 27
Gambar. 2.3 : Tokoh Ibu Itje ......................................................................... 27
Gambar. 2.4 : Tokoh Satya Garnida .............................................................. 28
Gambar. 2.5 : Tokoh Cakra/Saka Garnida ..................................................... 28
Gambar. 2.6 : Tokoh Rissa ............................................................................ 29
Gambar. 2.7 : Tokoh Ryan ............................................................................ 30
Gambar. 2.8 : Tokoh Miku ............................................................................ 30
Gambar. 2.9 : Tokoh Wati............................................................................. 31
Gambar. 2.10 : Tokoh Firman ......................................................................... 31
Gambar. 2.11 : Tokoh Ayu .............................................................................. 32
Gambar. 2.12 : Tokoh Salman ......................................................................... 32
Gambar. 2.13 : Tokoh Bibi.............................................................................. 33

xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI2
A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia


‫ا‬ ‟ ‫ط‬ ṭ

‫ب‬ b ‫ظ‬ ẓ

‫ت‬ t ‫ع‬ „

‫ث‬ th ‫غ‬ Gh

‫ج‬ j ‫ف‬ F

‫ح‬ h ‫ق‬ Q

‫خ‬ kh ‫ك‬ K

‫د‬ d ‫ل‬ L

‫ذ‬ dh ‫م‬ M

‫ر‬ r ‫ن‬ N

‫ز‬ z ‫ه‬ H

‫ش‬ s ‫و‬ W

‫ش‬ sh ‫ء‬ ,

‫ص‬ ṣ ‫ي‬ Y

‫ض‬ ḍ

B. Vokal dan Harkat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia


َ‫ا‬ a َ‫؀ا‬ Ā ‫اَِى‬ ¯i

َ‫ا‬ u ‫اَى‬ Á ‫اَو‬ Aw

ِ‫ا‬ i ‫اَو‬ Ū ‫اَى‬ Ay

2
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi (Jambi: Fak.Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2016), 149-150.

xv
C. Tā’ Marbūtah

Transliterasi untuk ta marbutah ini ada dua macam:


1. Tā’ Marbūtah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia
‫صالة‬ Ṣalāh
‫مراة‬ Mir‟āh

2. Ta Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan


dammah, maka transliterasinya adalah/t/.

Arab Indonesia
‫وزارةالتربية‬ Wizārat al-Tarbiyah
‫مراةالسمن‬ Mir‟āt al-zaman

3. Ta Marbutah yang berharkat tanwin maka translitnya adalah /tan/tin/tun.

Arab Indonesia
َ‫فجئة‬

xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang paling terkenal. 3
Film yang disebut media komunikasi massa, disebutkan dalam UU nomor 33
tahun 2009 tentang perfilman, yaitu film sebagai karya seni budaya yang
merupakan pranata sosial dan media komunikasi massa yang dibuat berdasarkan
kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan. Sebagai
salah satu bentuk media komunikasi massa, film digunakan tidak hanya sebagai
media yang mencerminkan sebuah realitas, namun film juga membentuk realitas.
Dalam hal ini, film memiliki kapasitas untuk memuat pesan yang sama secara
serempak dan mempunyai sasaran yang beragam dari status, umur, agama, etnis,
dan tempat tinggal. 4
Film sama seperti kehidupan manusia yang nyata, ditampilkan dari gambar
yang bergerak dan hidup serta memiliki suara sebagai pendukung yang berisi
pesan untuk disampaikan kepada penonton. Pesan yang disampikan mudah
diterima oleh masyarakat karena memiliki kedekatan dan kemiripan pada
kehidupan nyata. Pesan moral banyak disampaikan melalui media komunikasi
diantaranya dapat menggunakan media audio visual berupa film. Film merupakan
karya estetika dan alat informasi yang memiliki sifat penghibur dan dapat menjadi
sarana edukasi bagi penikmatnya serta film dapat digunakan sebagai media untuk
menyebarluaskan nilai-nilai kebudayaan.5
Dari beberapa film yang telah peneliti tonton seperti film Love In Paris
tahun 2016, film Sabtu Bersama Bapak tahun 2016, film 212 Wiro Sableng tahun
2018, film Keluarga Cemara tahun 2018, serta film Ajari Aku Islam tahun 2019
peneliti lebih tertarik pada film Sabtu Bersama Bapak tahun 2016 untuk
dijadikan objek penelitian.

3
Dennis McQuail, Mass Communication Theory: An Introduction, terj. Agus Dharma dan
Aminuddin Ram, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Cet II: Jakarta: Erlangga, 1994), 14.
4
Sri Wahyuningsih, Film dan Dakwah (Surabaya: Media Sahabat Cendekia. 2009), 1.
5
Bagus Fahmi Weisarkurnai, “Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya
Hanum Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes)”, Jurnal Fisip, 4 No.1 (2017), 3.

1
2

Alasan peneliti memilih film tersebut karena kisah pada film yang menarik dan
menyentuh serta memiliki keunikan, karena tokoh utama dalam film tersebut tidak
langsung ditampilkan secara nyata melainkan disajikan dalam bentuk video.
Selain itu film bertema keluarga ini banyak mengandung nilai moral dan akhlak
yang baik untuk ditiru, serta permasalahan dan tokoh-tokoh dalam film sesuai
dengan kehidupan nyata di masyarakat.

Pengertian umum tentang moral yaitu suatu ajaran tentang baik buruk yang
diterima umum mengenai perbuatan, akhlak, budi pekerti, susila atau gambaran
tentang perbuatan manusia, tingkah laku, sifat dan perangai yang baik dan buruk. 6
Dalam Islam, moral merupakan terjemahan dari kata akhlak. Sumber akhlak
adalah Allah SWT dan Rasulnya, sehingga dalam Islam orang yang memiliki
akhlak yang luhur akan berada dibawah pancaran sinar petunjuk Allah SWT
menuju keridaan-Nya. 7 Penjelasan tentang akhlak yang baik, termaktub dalam
QS. Al Ahzab,ayat 21.

ٰ َ َ َ َٰ ُ َ َ َ ِّ َ َ َ ُ ٰ ُ َ َ َ ََ
ْ‫ر‬َ
ْ ‫اّلل ْواليي ْم ْالا ِخ‬
ْ ْ ‫ان ْيرجيا‬ َ َ
ْ ‫اّلل ْاسيةْ ْحسنثْ ْ ِلمنْ ْك‬
ِْ ْ ‫ل‬ ُ َ
ْ ِ ‫ان ْلكمْ ْ ِفيْ ْرسي‬ْ ‫لقدْ ْك‬
َ ٰ َ َ
ْ ً
)٢١:‫اّللْك ِثيداْ (الأحزب‬ َ
ْ ‫ر‬ ْ ‫َوذك‬
َ

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.(QS. Al-Ahzab: 21).8
Ayat tersebut menerangkan kepada manusia tentang meneladani perkataan
dan perbuatan yang baik, sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah Saw,
serta dianjurkan untuk berpegang pada sunnahnya karena sunnahnya tersebut
dijalani oleh orang-orang yang berharap kepada Allah dan kehidupan akhirat.
Film Sabtu Bersama Bapak termasuk film bertema keluarga yang dapat di
tonton dari segala usia. Film keluarga bisa menjadi acuan untuk menyadarkan
penonton arti pentingnya keluarga sebagai prioritas. Lebih jelas, film ini bercerita

6
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Bandung: Gadjah Mada University
Press,2017), 429.
7
Abdul Majid dan Dian Andrayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung:
Remaja Rosdakarya,2011), 16.
8
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
336.
3

tentang keluarga yang rukun dan bahagia, namun semua berubah ketika dokter
memvonis sang bapak menderita penyakit kanker stadium akhir yang
mengakibatkan umurnya hanya bertahan satu tahun saja. Sosok bapak bernama
Gunawan Garnida yang diperankan oleh Abimana Aryasatya banyak membuat
video rekaman yang berisi pesan-pesan kehidupan untuk kedua anaknya disisa
umurnya itu, karena ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendidik dan
membentuk karakter kedua jagoannya, yakni Satya yang diperankan oleh Arifin
Putra dan Saka atau Cakra yang diperankan oleh Deva Mahenra. Meskipun
raganya telah tiada, bapak Gunawan Garnida berusaha tetap ada untuk menemani
mereka saat akan memasuki proses pendewasaan melalui video tersebut. Judul
film mengacu kepada hari sabtu dimana Satya dan Cakra selalu ditayangkan
rekaman video oleh Ira Wibowo yang memerankan sebagai ibu Itje, setiap satu
kali seminggu pada hari sabtu.
Film Sabtu Bersama Bapak dikisahkan berdasarkan novel karya Adhitya
Mulya tahun 2014. Pada tahun 2016 novel ini berhasil meraih penghargaan
sebagai novel terlaris dengan penjualan dan cetak ulang paling tinggi. Kemudian
ditahun yang sama novel ini diangkat menjadi sebuah film yang di sutradarai oleh
Monti Tiwa, dengan judul yang sama yaitu Sabtu Bersama Bapak. Pada festival
Indonesian Movie Actors Award tahun 2017 film ini menjadi film terfavorit
berdasarkan ide cerita dan pesan moral yang terkandung di dalamnya. Contohnya
pesan moral mengenai pantang menyerah, tanggung jawab, percaya diri, dan
berbakti kepada orangtua.

Contoh perilaku pantang menyerah tampak dalam adegan saat pak Gunawan
Garnida memberikan semangat dan nasehat kepada Satya agar tidak mudah
menyerah dan terus semangat untuk meraih kesuksesan sewaktu ia mengeluh saat
berlatih olahraga taekwondo semasa kecil. Selain contoh tersebut, masih banyak
pesan moral yang dikemas secara apik dalam film ini. Hal ini membuat peneliti
tertarik untuk mengkaji film ini lebih mendalam, dengan menggunakan analisis
semiotika teori tanda Ferdinand De Saussure melalui gambar dan narasi yang
mengandung pesan moral.
4

Semiotika merupakan ilmu atau metode analisis yang membahas mengenai


tanda. Tanda merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mencari jalan di
dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama manusia. Semiologi dalam
istilah Barthes atau semiotika pada umumnya merupakan suatu ilmu yang
mempelajari mengenai kemanusiaan (humanity) dalam mengartikan sesuatu hal
(things).9 Ajaran moral tentang kebaikan yang dapat dijadikan panutan dalam
kehidupan sehari-hari pada film Sabtu Bersama Bapak merupakan kajian utama
yang akan dibahas pada skripsi ini dengan menggunakan analisis semiotika.
Sehingga judul dalam penelitian ini yaitu “Pesan Moral Dalam Film Sabtu
Bersama Bapak (Pendekatan Analisis Semiotika)”.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas. Maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa masalah pokok yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
Pesan moral apa saja yang disampaikan dalam film Sabtu Bersama Bapak?. Dari
pokok masalah yang diangkat maka muncul beberapa masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana proses pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak?
2. Apa bentuk pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak?
3. Apa manfaat pesan moral dari film Sabtu Bersama Bapak untuk kehidupan
sosial?

C. Batasan Masalah
Berdasarkan sudut pandang judul dan latar belakang di atas, untuk
pembatasan serta mempermudah dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis akan
membatasi materi yang akan diteliti. Penelitian ini akan dikhususkan pada bagian
pesan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia
dengan manusia lain dalam lingkup sosial yang ditampilkan dalam adegan film
Sabtu Bersama Bapak.

9
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017), 15.
5

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pesan moral yang
terdapat pada film Sabtu Bersama Bapak sebagai objek penelitian dengan
menggunakan analisis semiotika. Secara khusus penelitian ini ditujukan untuk:
1. Mengetahui proses terbentuknya pesan moral dalam film Sabtu Bersama
Bapak
2. Mengetahui bentuk pesan moral yang ingin disampaikan dalam film Sabtu
Bersama Bapak
3. Mengetahui manfaat pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak dalam
kehidupan sosial
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat mencapai kegunaan yang bersifat
teoritis dan juga praktis, yaitu:
1. Mampu memberikan kontribusi teoritik dan kerangka keilmuan tentang
pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi
bagi pelaku praktisi. Sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar strata
satu (S1) untuk program studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi baru dalam studi ilmu
komunikasi.
4. Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh akademik mahasiswa
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Konsep
1. Pesan Moral
Pesan merupakan gagasan atau ide yang disampaikan komunikator kepada
komunikan berupa lisan maupun tulisan untuk tujuan tertentu. Sedangkan dalam
komunikasi, pesan adalah suatu komponen dalam proses komunikasi berupa
pikiran dan perasaan dengan menggunakan lambang, bahasa atau lainnya. 10

10
Endang S. Sari, Audience Research; Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca,
Pendengar, Dan Pemirsa (Yogyakarta: Andy Offset, 1993), 25.
6

Dalam ilmu semiotika pesan dikatakan sebagai penanda sedangkan makna pesan
merupakan petanda.
Kata moral berasal dari Bahasa latin mores atau jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan.11 Secara umum moral menunjukkan pada ajaran tentang
baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak,
budi pekerti dan susila. Pengertian mengenai baik buruk tergantung pada adat
kebiasaan suatu bangsa. Terkadang sesuatu hal yang dianggap buruk oleh
sekelompok orang atau bangsa belum tentu dipandang buruk oleh bangsa lain.
Pandangan seseorang mengenai moral, nilai-nilai, biasanya dipengaruhi oleh suatu
budaya atau kebiasaan bangsanya. 12
Moral dalam Islam adalah terjemahan dari kata akhlak. Al Ghazali
mengatakan bahwa akhlak merupakan suatu sifat yang tertanam dalam jiwa
kemudian menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah serta tidak
memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. 13 Menurut Burhan
Nurgiyantoro dalam buku Teori Pengkajian Fiksi, secara garis besar persoalan
hidup dan kehidupan manusia itu menyangkut nilai-nilai moral, yang dapat
dibedakan berdasarkan:
a. Moral dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Jenis dan tingkat intensitas persoalan manusia dengan dirinya sendiri dapat
bermacam-macam. Hal ini tentu saja tidak lepas dari kaitannya dengan persoalan
hubungan antar sesama dan dengan Tuhan. Ia dapat berhubungan dengan
masalah-masalah seperti eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, berani, rajin
bekerja, keuletan, takut, maut, rindu, dendam, kesepian, tidak pantang menyerah,
waspada, keterombang-ambingan antara beberapa pilihan, dan lain-lain yang lebih
bersifat melibat ke dalam diri dan kejiwaan seseorang.

11
Weisarkurnai, “Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya Hanun
Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes)”, 7.
12
Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, 429.
13
Zahrudin AR dan Hasanudin Siaga, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2004), 4.
7

b. Moral dalam hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam


lingkup sosial dan lingkungan alam.
Masalah-masalah ini berkaitan dengan hubungan antar manusia. Hubungan
itu antara lain dapat berwujud, persahabatan, tolong menolong, bermusyawarah,
bijaksana, penghianatan, kekeluargaan, hubungan suami-istri, orang tua-anak,
cinta kasih terhadap suami/istri dan anak-orang tua, maupun tanah air, hubungan
buruh majikan, atasan bawahan dan lain-lain yang melibatkan interaksi antar
manusia.
c. Moral dalam hubungan manusia dengan tuhan.
Hubungan manusia dengan Tuhan erat kaitannya dengan hubungan
persoalan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan Tuhannya
berwujud religius dan di dalamnya bersifat keagamaan. Dunia dan isinya tidak
dapat mengasalkan pada dirinya sendiri. Dunia dan isinya termasuk manusia tidak
ada karena sendirinya. dikarenakan manusia berhubungan dengan tuhan yang
menciptakannya. 14
Moral atau akhlak harus dimiliki oleh seseorang agar terhindar dari sifat
tercela. Ajaran moral merupakan kajian utama yang akan diteliti pada penelitian
ini. Pesan moral merupakan hal yang ingin disampaikan pengarang kepada
penonton terhadap makna yang terdapat dalam sebuah film. Pesan moral yang
hendak dikaji dalam Film Sabtu Bersama Bapak yaitu teori tentang moral
hubungan manusia dengan dirinya sendiri yaitu pantang menyerah, harga diri,
percaya diri dan mandiri. Serta hubungan manusia dengan manusia lain dalam
lingkup sosial yaitu tanggung jawab, kasih sayang, bijaksana, amanah, berbakti
kepada orang tua dan bersahabat/komunikatif. Semua pesan moral tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut:
1) Pantang menyerah
Pantang menyerah adalah sikap bertahan dengan tantangan yang di hadapi.
Pada hakikatnya pantang menyerah adalah perjuangan yang dilakukan dengan
penuh semangat, tidak putus asa, kerja keras dan tidak menyerah. 15

14
Ibid., 442-445.
15
Ardyan M.Erlangga, Pantang Menyerah (Yogyakarta: Familia, 2016), 2.
8

2) Harga diri
Harga diri merupakan suatu kepercayaan diri seseorang, sebagai patokan
untuk sesuatu yang terbaik bagi diri sendiri dan bagaimana melakukannya. 16
3) Mandiri
Perilaku mandiri adalah kemampuan berdiri sendiri dalam melaksanakan
segala tugas dan kewajiban, guna memenuhi kebutuhan sendiri. Dengan kata lain
mandiri adalah perilaku ingin berusaha sendiri dan tidak ingin merepotkan orang
lain. 17
4) Percaya diri
Percaya diri merupakan perilaku positif seseorang untuk meyakinkan bahwa
dirinya dapat menumbuhkan penilaian positif, baik terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungan. Dengan kata lain percaya diri adalah sebuah keyakinan kuat
yang terletak pada jiwa dan kemampuan menguasai jiwa.18
5) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan terhadap diri sendiri, tuhan,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), dan negara. 19
6) Kasih sayang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kasih sayang adalah ungkapan
perasaan cinta dan suka yang tulus tanpa mengharapkan imbalan. Kasih sayang
dapat berbentuk kehangatan, rasa aman, perhatian serta perlindungan. 20 Kasih
sayang merupakan sesuatu hal yang paling dibutuhkan dalam kehidupan.
7) Bijaksana
Bijaksana berarti arif, yaitu dapat membuat pertimbangan yang baik, dapat
membuat pilihan atau keputusan yang tepat, tenggang rasa, cermat, hemat, dapat
mengendalikan diri, memiliki pemikiran yang panjang dan sebagainya. Bijaksana

16
Robi Maulana, “Pengertian Harga Diri Menurut Ilmu Psikologi”, diakses melalui alamat
https://psikologihore.com, tanggal 06 Januari 2021.
17
Ratna Pujiyanti, “Pengaru Sikap Mandiri Dan Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja
Karyawan PT.Nohi Indonesia Grogol Sukoharjo”, Jurnal Penelitian, (2012), 7.
18
Yusuf Al-Uqshari, Percaya Diri Pasti (Jakarta: Gema Insani, 2005), 14.
19
Mohamad Mustari, Nilai Karakter, (Yogyakarta: Laks Bang Pressindo, 2011), 21.
20
Neny Anggraini, Belajar dari Induk Gajah (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), 37-
38.
9

juga dapat dikatakan mengetahui hal yang baik dan melakukannya. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia arti bijaksana adalah bertindak dengan menggunakan akal
budinya yaitu pengalaman dan pengetahuan, arif dan tajam pemikiran. 21
8) Amanah
Amanah berasal dari kosa kata Bahasa Arab amina, secara harfiah berarti
kepercayaan, inti sari terpenting dari amanah adalah tanggung jawab. Suatu sikap
yang harus dijaga dan dilaksanakan, baik dalam kehidupan pribadi maupun
kehidupan bermasyarakat.22 Pengertian amanah lebih luas dari itu, yaitu mencapai
seluruh aspek kehidupan manusia: agama, mental, materi dan sosial. Jadi dapat
dikatakan bahwa agama adalah amanah, jiwa adalah amanah, istri adalah amanah,
keluarga adalah amanah dan hak-hak anggota masyarakat juga amanah. 23
9) Berbakti kepada orang tua
Menurut Al-Atsari makna berbakti adalah menaati kedua orang tua dengan
melakukan semua apa yang mereka perintahkan selama hal tersebut tidak
bermaksiat kepada Allah SWT. Adapun hak-hak yang harus dilakukan ketika
orang tua masih hidup antara lain adalah: mengikuti keinginan dan saran dari
orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan,
jodoh maupun masalah lainnya. Dengan catatan selama keinginan dan saran-saran
itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 24
10) Bersahabat/komunikatif
Bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 25

21
Andar Ismail, Selamat Menabur 33 Renungan Tentang Didik-Mendidik, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2008), 8.
22
Ahmad Rofi‟ Usmani, Islami Golden Stories Para Pemimpin yang Menjaga Amanah,
(Bandung: Bentang Pustaka, 2016), xvii.
23
Muhammad Sayyid Muhammad Az-Za‟balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan
Ilmu Jiwa, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), 323.
24
Yuni Nur Dinasyari, “Studi Psikologi dan Agama Islam: Makna Berbakti Kepada Orang
Tua Dalam Perspektif Remaja Muslim Jawa”, Skripsi (Surakarta: Program Sarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013), 23.
25
Rudy Hidana et. a l., Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan (Bandung:
Widina Bhakti Persada, 2020), 7.
10

2. Akhlak dan Etika


Dalam kehidupan sehari-hari, kata maupun makna dari akhlak, moral dan
etika kerap disamakan. Tidak dipungkiri bahwa secara sepintas keempat kata itu
memiliki makna yang sama. Namun, jika dikaji lebih mendalam berdasarkan asal-
usul, filosofi dan penerapannya, ketiga terminologi ini dapat dibedakan. 26 Berikut
akan dijelaskan definisinya masing-masing, yaitu:
a. Pengertian akhlak
Kata “akhlak” (akhlaq) berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari
kata “khuluq” yang memiliki arti budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabiat.
Ibnu „Athir menjelaskan bahwa khuluq merupakan gambaran dari manusia yang
sebenarnya (yaitu jiwa dan sifat-sifat batiniah), sedangkan khalq merupakan
gambaran dari bentuk jasmaninya (warna kulit, raut wajah, tinggi rendah badan
dan lain sebagainya). Kata khuluq merupakan bentuk tunggal dari akhlak.
Akhlak memiliki manfaat yang signifikan dalam kehidupan manusia, yaitu:
1) Meningkatkan derajat manusia.
2) Menuntun kepada kebaikan.
3) Menunjukkan manifestasi kesempurnaan iman.
4) Menjadi unsur penolong di hari kiamat kelak. 27
Akhlak memiliki makna yang lebih luas dan mendalam, karena
bersandarkan Al-Qur‟an dan Hadist, bukan dari teori filsafat atau akal pikiran.

b. Pengertian etika
Secara estimologi kata etika berasal dari Bahasa Yunani “ethos” dan
“ethikos”. Ethos adalah susila, keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik.
Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk
dan tanggung jawab. 28 Adapun definisi etika menurut beberapa ahli, yaitu
menurut Wahyuningsih etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral

26
Reksiana, “Kerancuan Istilah Karakter, Akhlak, Moral dan Etika”, Jurnal Thaqafiyyat,
19, No.1 (2018), 2.
27
Didiek Ahmad Supadie, Pengantar Studi Islam (Jakarta: Rajawali Pres, 2012), 220.
28
Dita Pramusiwi, “Pengertian Etika”, diakses melalui alamat https:// www.google.
com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ditapramusiwi9215/5de9297d097f365a7701c922/
pengertian-etika, tanggal 07 Maret 2021.
11

pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia
dalam berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai. Sedangkan menurut O.P.
Simorangkir, etika atau etik merupakan pandangan manusia dalam berperilaku
menurut ukuran nilai yang baik. Menurut Burhanudin Salam, etika adalah cabang
filsafat yang berbicara tentang nilai dan norma moral yang menentukan perilaku
manusia dalam kehidupannya. 29Dapat disimpulkan bahwa etika adalah sebuah
norma atau peraturan yang digunakan sebagai tolak ukur bagi perilaku individu
yang berkaitan dengan baik dan buruk yang dilakukan dalam kehidupan serta
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.

c. Persamaan dan perbedaan moral, akhlak dan etika.


Rosihin Anwar menjelaskan persamaan dan perbedaan moral, akhlak dan
etika berdasarkan asal kata, kedudukan dan landasan. Menurutnya persamaan
antara moral, akhlak dan etika yaitu:
1) Moral, akhlak dan etika sama-sama membahas dan mengajarkan tentang
perilaku baik dan buruk.
2) Moral, akhlak dan etika mengacu pada ajaran atau gambaran tentang
perbuatan, tingkah laku, sifat dan perangai.
3) Moral, akhlak dan etika merupakan prinsip atau aturan hidup manusia
untuk mengukur harkat dan martabat kemanusiaanya. Semakin tinggi
kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka
akan semakin tinggi kualitas kemanusiaanya. Sebaliknya semakin
rendah kualitas dari ketiga terminologi tersebut pada seseorang atau
sekelompok orang, semakin rendah kualitas kemanusiaannya.
Sementara dalam hal perbedaan, Rosihin Anwar menjelaskan segi
perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing, yaitu akhlak merupakan istilah
yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Al-Sunnah yang menentukan baik dan buruk,
layak atau tidak suatu perbuatan, sifat dan perangai. Akhlak bersifat universal dan
barometer atau ukurannya dari ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Sementara

29
Indahyati dan Fidya Arie Pratama, Etika Profesi Keguruan (Yogyakarta: K Media, 2016),
68-69.
12

moral dan etika merupakan filsafat nilai, pengetahuan tentang nilai-nilai dan
kesusilaan baik dan buruk.30

3. Definisi dan Jenis Film


a. Definisi film
Film merupakan media komunikasi massa yang biasanya dibuat berdasarkan
realitas sosial dari masyarakat. Film merekam kejadian yang ada serta tumbuh
dalam kehidupan masyarakat dan memindahkannya ke dalam layar, sehingga
menjadi sebuah cerita.31 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, film dimaknai
dalam dua pengertian yaitu, film dimaknai sebagai selaput tipis berbahan seluloid
yang berguna sebagai tempat penyimpanan gambar. Film juga diartikan sebagai
drama atau gambar yang hidup.32 Dapat dikatakan bahwa film merupakan media
audio visual yaitu gabungan dari beberapa gambar yang bergerak dan memiliki
suara sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan.
Film memiliki pengaruh besar bagi penonton, yaitu imitasi atau peniruan.
Peniruan ini diakibatkan oleh anggapan bahwa apa yang dilihat atau ditonton
adalah wajar dan pantas untuk dilakukan setiap orang. Seperti misalnya peniruan
terhadap cara berpakaian atau model rambut. Dengan demikian, jika isi film tidak
sesuai dengan nilai dan norma suatu masyarakat tertentu, hal tersebut dapat
berdampak negatif terhadap keseluruhan aspek kehidupan yang ada. 33
b. Jenis – jenis film
Jenis-jenis film dapat dibedakan berdasarkan cara bertutur maupun
pengolahannya. Adapun jenis-jenis film yang umumnya dikenal sampai saat ini
yaitu:
1) Film cerita (story films)
Ciri utama dari film jenis ini yaitu, lazim diputar di gedung-gedung bioskop.
Film jenis ini dibuat dan di distribusikan untuk publik seperti barang dagangan.

30
Rosihin Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 19-20.
31
Sobur, Semiotika Komunikasi, 127.
32
Apriandi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa (Jakarta
Rajawali Pers, 2013), 112.
33
Sri Wahyuningsih, Film Dan Dakwah:Memahami Representasi Pesan-Pesan Dakwah
Dalam Film Melalui Analisis Semiotika (Surabaya: Media Sahabat Cendikia, 2019), 8.
13

Topik cerita yang diangkat dalam film jenis ini biasanya berupa fiktif atau kisah
nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya
maupun dari segi gambar yang lebih artistik. Film cerita terbagi menjadi film
cerita pendek (short films) yang biasanya berdurasi di bawah 60 menit, sedangkan
film dengan durasi 60 menit, dikategorikan sebagai film cerita panjang (feature
length films). Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk ke dalam film
cerita panjang dengan durasi 90-100 menit.
2) Film dokumentar (documentary films)
John Grierson mendefinisikan film dokumentar sebagai karya cipta
mengenai kenyataan (creative treatment of actuality). Titik berat film dokumentar
adalah fakta atau peristiwa yang terjadi. Intinya film dokumentar berpijak pada
kata-kata.
3) Film berita (news reel)
Seperti halnya film dokumentar, film berita atau news reel juga berpijak
pada fakta dari sebuah peristiwa yang bena-benar terjadi. Karena sifatnya berita,
film yang disajikan pun harus mengandung nilai besar (news value). Cara
penyajian dan durasi film merupakan pembeda utama antara film berita dan film
dokumentar.
4) Film kartun (cartoon films)
Pada awalnya film kartun dibuat dan digemari anak-anak, namun kini film
ini juga digemari oleh orang dewasa. Film kartun berhasil mengubah gambar
lukisan menjadi hidup. Titik berat pembuatan film kartun adalah seni lukis dan
setiap lukisan memerlukan ketelitian. Satu per-satu dilukis dengan seksama untuk
kemudian dipotret. Hasil pemotretan itu kemudian dirangkai dan diputar dalam
proyektor film sehingga memunculkan efek hidup dan bergerak.
Adapun film-film jenis lain yaitu:
1) Profil perusahaan (corporate profile)
Film ini diproduksi oleh institusi tertentu terkait pekerjaan atau proyek yang
mereka lakukan. Film ini umumnya berfungsi sebagai alat bantu presentasi.
14

2) Program televisi (TV program)


Program ini diproduksi untuk konsumsi penonton televisi. Secara umum,
program televisi dibagi menjadi dua jenis, yakni cerita dan non cerita.
3) Video klip (music video)
Video klip telah dipopulerkan pertama kali melalui saluran televisi pada
tahun 1981, sejatinya video klip adalah sarana bagi para produser musik untuk
memasarkan produknya lewat medium televisi. 34

4. Unsur – Unsur Pembentuk Film


Dalam pembuatan film terdapat tim yang saling bekerja sama dan
mendukung untuk menghasilkan suatu karya film. Perpaduan yang baik antara
sejumlah keahlian ini merupakan syarat utama bagi lahirnya film yang baik.
Unsur-unsur yang bekerjasama untuk menciptakan film tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Sutradara
Sutradara merupakan pemimpin dalam pengambilan gambar. Tugasnya
adalah menentukan apa saja yang akan dilihat oleh penonton, mengatur laku di
depan kamera, mengarahkan akting dan dialog, menentukan posisi dan gerak
kamera, suara, pencahayaan, dan turut melakukan editing.
b. Skenario
Skenario adalah naskah yang berisi jalan cerita dalam pembuatan sebuah
film. Skenario berisi percakapan antara pemain film serta teknis dalam jalannya
pembuatan film. Skenario juga berisi perintah kepada crew atau tim produksi.
Landasan pembuatan film semua tertera lengkap dalam skenario.
c. Kameramen (director of photography)
Kamera adalah orang yang bertugas mengambil gambar dan bekerjasama
dengan sutradara menentukan jenis-jenis shot, jenis lensa, diafragma kamera,
mengatur lampu untuk efek cahaya dan melakukan pembingkaian dan mengatur
susunan dari subjek yang direkam.

34
Wahyuningsih, Film Dan Dakwah:Memahami Representasi Pesan-Pesan Dakwah Dalam
Film Melalui Analisis Semiotika, 3-5.
15

d. Penata artistik
Penata artistik disebut juga sebagai setting peristiwa. Tugas seorang penata
artistik yaitu menyusun semua yang melatarbelakangi terbentuknya sebuah film,
mengatur tempat dan waktu berlangsungnya cerita film, menafsirkan rancangan
adegan serta semua hal mengenai aktivitas di depan kamera.
e. Penata suara
Penata suara adalah tenaga ahli dibantu tenaga perekam lapangan yang
bertugas merekam suara baik di lapangan maupun studio. Selain itu, penata suara
ikut memadukan unsur-unsur suara yang nantinya akan menjadi jalur suara yang
letaknya bersebelahan dengan jalur gambar dalam hasil akhir film yang diputar di
bioskop.
f. Penata musik
Penata musik bertugas menata paduan musik yang tepat. Fungsinya untuk
menambah nilai dramatik pada cerita film.
g. Pemeran
Pemeran merupakan orang yang akan menjadi tokoh pada sebuah cerita
film. Perilaku dan gerak-gerik seorang pemeran telah tertera pada skenario.
h. Penyunting
Penyunting memiliki tugas sebagai penyusun hasil shooting dan membentuk
35
rangkaian cerita susuai konsep yang diberikan oleh sutradara.

5. Kerangka Teori Analisis Semiotika


a. Pengertian semiotika
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, semiotika diartikan sebagai segala
sesuatu yang berhubungan dengan lambang dan tanda yang terdapat pada
kehidupan manusia. 36 Semiotika memiliki dua tokoh utama, yakni Ferdinand de
Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Pierce (1839-1914). Tokoh Ferdinand
de Saussure dan Charles Sanders Pierce menguraikan ilmu semiotika secara

35
Marselli Sumarno, Dasar-Dasar Apresiasi Film (Jakarta:Grafindo Widia Sarana
Indonesia, 1996), 34-79.
36
Achmad Slamet, Metodologi Studi Islam (Kajian Metode Dalam Ilmu Keislaman)
(Yogyakarta: Budi Utama, 2016), 155.
16

terpisah dan tidak saling mengenal. Saussure mengembangkan di negara Eropa


dengan latar belakang keilmuan linguistik, sedangkan Pierce mengembangkan di
Amerika Serikat dengan latar belakang filsafat.37 Ungkapan “semiotika” berawal
dari Bahasa Yunani, semeion yang berarti “tanda” atau seme, yang memiliki arti
“penafsiran tanda”. Semiotika berasal dari ilmu klasik dan skolastik tentang seni
logika, retorika, dan poetika. Pada zaman itu tanda dimaknai sebagai sesuatu hal
yang memaknai hal lain, misalnya asap menandakan adanya api.
Semiotika atau semiologi merupakan ilmu tentang tanda-tanda. Tanda-tanda
(signs) adalah dasar dari seluruh komunikasi. Dengan menggunakan tanda,
manusia dapat saling berkomunikasi. Segala hal dapat dikomunikasikan di dunia
ini. Tanda-tanda merupakan perangkat yang digunakan dalam upaya mencari jalan
di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika pada
dasarnya hendak mempelajari tentang bagaimana kemanusiaan (humanity)
memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) pada hal ini tidak dapat
disamakan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai dapat
dikatakan bahwa objek-objek hendak berkomunikasi, dan mengkonstitusi sistem
terstruktur dari tanda, bukan hanya membawa informasi. 38
Tanda merupakan sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain. Sesuatu itu
dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan serta lainnya. Jadi yang
dapat menjadi tanda sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal
yang melingkupi kehidupan ini. Walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem
tanda yang paling lengkap dan sempurna. Tanda-tanda itu dapat berupa gerakan
anggota badan, gerakan mulut, mata, bentuk tulisan, warna bendera, bentuk dan
potongan rumah, pakaian, karya seni, sastra, lukis, patung, film, dan lainnya.
Dengan demikian teori semiotik bersifat multi disiplin. Seperti yang diharapkan
oleh Pierce agar teorinya umum dan dapat diterapkan pada seni, sastra, film,
filsafat, antropologi, erkeologi dan lain-lain. 39

37
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan Makna
pada Karya Desain Komunikasi Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2008), 11.
38
Sobur, Semiotika Komunikasi, 15-16.
39
Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, 67.
17

Penggunaan paling awal untuk istilah “tanda” terdapat dalam konteks


filsafat yang diturunkan dari istilah kedokteran hiprokratik atau asklepiadi dengan
perhatiannya pada simpromatologi atau diagnostic ienferensial. Dalam dunia
kedokteran “tanda” mengacu pada gejala-gejala dari suatu penyakit tertentu.
Selain itu istilah tanda dirumuskan oleh Umberto Eco sebagai “sesuatu bukti tidak
langsung yang membawa pada beberapa kesimpulan tentang keberadaan sesuatu
yang bukan merupakan bukti tidak langsung tersebut”, kemudian berkembang
dengan istilah semiologi atau semiotika.40 Dengan demikian analisis semiotika
merupakan usaha untuk mencari sesuatu yang perlu dipertanyakan secara lebih
mendalam. Karena analisis semiotika yaitu kajian yang berusaha menemukan
makna tersembunyi. Sehingga analisis semiotika sering dikatakan sebagai ilmu
tentang mencari tanda. Dalam sebuah film melibatkan banyak bentuk-bentuk
simbol visual dan linguistik untuk mengodekan pesan yang sedang disampaikan.
Pada tataran gambar bergerak, kode-kode gambar dapat diinternalisasikan sebagai
bentuk representasi mental pemain yang ada dalam film. 41

b. Teori Tanda Ferdinand De Saussure


Tokoh ini lahir di Jenewa pada tahun 1857 dalam keluarga yang sangat
terkenal di kota itu karena kesuksesan mereka dalam bidang ilmu. Sausurre adalah
seseorang yang layak disebut sebagai pendiri linguistik modern, ia adalah sejarah
asal Swiss bernama Ferdinand De Saussure yang terkenal karena teorinya
mengenai tanda. Saussure tak pernah membuat buku dari pemikirannya, namun
para muridnya mengumpulkan catatan-catatan selama perkuliahan dengan beliau
menjadi sebuah outline.42 Course in General Linguistik merupakan buku yang
disusun dari tiga kumpulan catatan kuliah saat ia memberi kuliah linguistik umum
di Universitas Jenewa. Buku ini menjadi sumber teori linguistik yang paling
berpengaruh.

40
Alex Sobur, Analisis Teks Media:Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotika dan Aanalisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 128.
41
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Cet. III: Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008), 264.
42
Indiwan Seto Wahyu, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), 15.
18

Sausurre memperkenalkan konsep yang masing-masing ditampilkan secara


dikotomis, yaitu konsep signifier (penanda) dan signified (petanda), langue
(Bahasa) dan parole (tuturan/ujaran), Sinkronik dan diakronik, dan hubungan
sintagmatik dan asosisiatif/paradigmatik. Ilmu yang cukup penting dalam upaya
menangkap hal pokok pada teori Saussure adalah prinsip yang mengatakan bahwa
bahasa itu adalah suatu sistem tanda, dan pada setiap tanda itu terdiri dari dua
bagian, yakni signifier (penanda) dan signified (petanda).
Penanda adalah bunyi yang bermakna. Sehingga penanda adalah aspek
material dari bahasa, meliputi yang didengar, yang ditulis, dan yang dibaca.
Sedangkan petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep, sehingga
petanda adalah aspek mental dari bahasa. Perlu diingat bahwa dalam tanda bahasa,
kedua unsur tersebut yaitu penanda dan petanda merupakan dua sisi yang tidak
dapat dipisahkan. Penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa, begitu sebaliknya,
suatu petanda tidak mungkin dilepas dari penanda.;petanda atau yang ditandakan
itu, dengan demikian dapat dikatakan suatu faktor linguistik. 43

Tanda

Tersusun atas

Penanda Petanda
(Eksistensi fisik dari tanda) (Konsep mental)
Gambar 1.1 Unsur teori Saussure.
Dari tiga model makna tanda di atas, dapat disimpulkan bahwa tanda
merupakan sesuatu yang bersifat fisik, dapat dipersepsi oleh panca indra sehingga
tanda mengacu pada sesuatu di luar tanda itu sendiri, dan bergantung pada
pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut sebagai tanda. 44

43
Alex Sobur, Semiotika Komunukasi, 46.
44
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu
Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2007), 169.
19

F. Metode Penelitian
Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis
data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan penelitian sebagai
berikut:
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
menggunakan pendekatan analisis semiotika. Analisis semiotika merupakan
metode atau cara yang digunakan untuk menganalisis dan memberikan makna-
makna terhadap suatu teks, lambang, simbol atau tanda (sign) baik yang terdapat
pada media massa yaitu berita, tayangan televisi, film dan sebagainya, dan yang
terdapat di luar media massa seperti, lukisan, patung dan sebagainya. 45 Penelitian
ini menggunakan pendekatan analisis semiotika yang merupakan salah satu
alternatif metode terhadap penelitian dalam konteks penelitian komunikasi.

2. Setting dan Subjek Penelitian


Setting penelitian ini adalah film Sabtu Bersama Bapak. Subjek
penelitiannya adalah potongan gambar dan narasi/dialog yang terdapat dalam film
Sabtu Bersama Bapak yang berkaitan dengan pesan moral hubungan manusia
dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup
sosial.

3. Sumber dan Jenis Data


Sumber data pada penelitian ini adalah file video film Sabtu Bersama
Bapak. Jenis data penulis klasifikasikan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer yang dimaksud adalah data yang diperoleh dari film Sabtu
Bersama Bapak yang kemudian dibagi per potongan gambar dan dipilih adegan
sesuai rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian.

45
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Cet. 2; Jakarta: Prenada Media Group, 2008), 173.
20

b. Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh dari dokumen atau
literatur-literatur yang mendukung data primer, seperti buku, artikel, koran,
internet dan sebagainya yang sesuai dengan penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data


a. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung
terhadap objek penelitian yaitu dengan menonton film Sabtu Bersama Bapak
secara berulang-ulang. Kemudian dari pengamatan yang dilakukan, peneliti
mengidentifikasi suara atau dialog dan gambar yang di dalamnya terdapat unsur
tanda yang menggambarkan pesan moral hubungan manusia dengan dirinya
sendiri dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial.
Pemaknaannya akan dianalisis sesuai perspektif semiotika.

b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data
yang biasanya berbentuk tulisan, gambar, patung film dan lainnya.46 Teknik
dokumen digunakan sebagai pendukung dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode dokumentasi dengan mencari data yang relevan. Data
dokumentasi berupa novel atau sinopsis Sabtu Bersama Bapak, berbagai tulisan
seperti trailer film yang dapat diakses melalui media online, dan data utama yang
merupakan data primer yaitu film Sabtu Bersama Bapak.

5. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan
mengkategorikannya, sehingga diperoleh satu temuan berdasarkan fokus atau
masalah yang ingin dijawab. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis semiotika berdasarkan teori tanda Ferdinand Dee

46
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 240.
21

Sausurre untuk menganalisa struktur tanda yang terdiri dari dua bagian, yakni
penanda (signifier) dan petanda (signified) pada film Sabtu Bersama Bapak.
a. Analisis penanda (signifier)
Pada tahapan ini dilakukan pemaknaan terhadap bunyi yang bermakna yang
merupakan aspek material dari Bahasa, meliputi yang didengar, ditulis dan yang
dibaca. Analisis penanda (signifier) digunakan pada penelitian untuk
menginterpretasikan dialog/suara dari adegan yang berkaitan dengan pesan moral
hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan manusia
lain dalam lingkup sosial.
b. Analisis petanda (signified)
Pada tahapan ini dilakukan pemaknaan terhadap gambaran mental, pikiran
atau konsep. Analisis petanda (signified) digunakan pada penelitian untuk
menginterpretasikan visual atau gambar dari adegan yang berkaitan dengan pesan
moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan
manusia lain dalam lingkup sosial.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data


1. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
secara akurat, rinci, dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang terlihat
dalam penelitian. Hal ini diharapkan dapat mengurangi berbagai distorsi data yang
timbul akibat keterburuan peneliti untuk menilai suatu persoalan, maupun distorsi
data yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak
benar, misalnya berdusta, menipu dan berpura-pura.47 Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha semaksimal mungkin memanfaatkan waktu. Peneliti juga tekun
dalam menelaah secara teliti terhadap data-data yang diperoleh dari film Sabtu
Bersama Bapak. Hal ini dilakukan guna memperoleh hasil yang maksimal dengan
data yang lebih akurat dan sistematis.

47
Lexy Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rodakarya, 2000), 62.
22

2. Menggunakan Bahan Referensi


Bahan referensi adalah penunjang untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Peneliti disini berusaha untuk melakukan pengoreksian
kembali terhadap data yang telah ada untuk diperiksa secara detail terhadap
referensi yang diperlukan dalam menganalisis film Sabtu Bersama Bapak yaitu
berupa buku, jurnal dan internet yang dipastikan sangat relevan dengan masalah
penelitian.

3. Diskusi Dengan Teman Sejawat


Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan diskusi dengan teman sejawat,
sehingga lewat kegiatan ini diharapkan menghasilkan data lain sebagai tambahan
dan bahan perbandingan atas hasil analisis peneliti. Diskusi dengan teman sejawat
diharapkan juga dapat menambah masukan dan saran yang berharga untuk
kebaikan dalam penelitian.

H. Studi Relevan
Berdasarkan penelusuran peneliti, kajian semiotika memang telah menjadi
bidang kajian yang sangat penting dalam disiplin komunikasi. 48 Sehingga judul
Sabtu Bersama Bapak baik dalam bentuk film maupun novel, telah dikaji
sebelumnya oleh beberapa peneliti menggunakan pendekatan semiotika. Beberapa
referensi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dijadikan contoh
dan acuan dalam penyelesaian penelitian. Di bawah ini terdapat beberapa hasil
penelitian yang relevan, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Persamaan Perbedaan
Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
1 Ayu Purwati Representasi 1.Objek kajian 1.Penelitian terdahulu
Hastim Makna Film penelitian menggunakan analisis
(Universitas Surat Kecil berupa film. semiotika model

48
Sobur, Analisis Semiotika, 3.
23

Islam Negeri Untuk Tuhan 2.Menggunakan Charles Sander Peirce


Alauddin (Pendekatan analisis sedangkan penulis
Makassar) Analisis semiotika menggunakan analisis
tahun 2014 Semiotika semiotika Ferdiand De
Saussure
2 Masfi Simbol Nilai 1.Menganalisis 1. Penelitian terdahulu
Syafi‟atul Parenting objek, subjek lebih memfokuskan
Ummah Dalam Film dan lokasi pada nilai parenting
(Universitas Sabtu penelitian yang orang tua dalam
Islam Negeri Bersama sama yakni film mengenalkan anak
Sunan Ampel Bapak Sabtu Bersama kepada Tuhannya,
Surabaya) (Analisis Bapak. membentuk anak
tahun 2019 Semiotika 2. Menggunakan menjadi pribadi yang
Model Analisis mandiri, mengajarkan
Roland semiotika akhlak yang baik,
Barthes) memberikan
pendidikan dan
mengembangkan
potensi dalam diri
anak sesuai dengan
arahan dan harapan
orang tua. Sedangkan
penelitian penulis
memfokuskan pada
pesan moral
hubungan manusia
dengan dirinya sendiri
dan hubungan
manusia dengan
manusia lain dalam
lingkup sosial yang
24

disampaikan dalam
film.
3 Sunardi Makna 1.Menggunakan 1. Penelitian ini
(Universitas Nasionalisme analisis bertujuan untuk
Islam Negeri Pada Film semiotika mengetahui makna
Sulthan 2014 Siapa nasionalisme dalam
Thaha Di Atas film 2014, Siapa Di
Saifuddin Presiden? Atas Presiden?
Jambi) tahun (Sebuah Sementara tujuan
2019 Kajian penelitian penulis
Semiotika) untuk mengetahui
pesan moral
hubungan antara
manusia dengan
dirinya sendiri serta
hubungan manusia
dengan manusia lain
dalam lingkup sosial
yang terdapat dalam
film Sabtu Bersama
Bapak.

Sebagaimana terlihat dari penelitian terdahulu bahwa belum ada yang


membahas tentang pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak mengenai moral
hubungan manusia dengan dirinya sendiri serta moral hubungan antara manusia
dengan manusia lain dalam lingkup sosial. Dapat dikatakan bahwa karya penulis
tidaklah sama dengan penelitian terdahulu. Disini penulis menyoroti dari pesan
moral yang ingin disampaikan serta manfaat pesan moral dalam film Sabtu
Bersama Bapak untuk kehidupan sosial menggunakan analisis semiotika
berdasarkan teori tanda Ferdinand Dee Sausurre.
BAB II
GAMBARAN UMUM FILM SABTU BERSAMA BAPAK
A. Sinopsis Film Sabtu Bersama Bapak

Gambar 2.1 Poster Film Sabtu Bersama Bapak


Sumber: Tribunnews
Film Sabtu Bersama Bapak bercerita tentang seorang bapak bernama
Gunawan Garnida yang di perankan oleh Abimana Aryasatya divonis mengidap
penyakit kanker stadium akhir yang membuat umurnya tidak akan lama lagi.
Mengetahui hal itu, Gunawan Garnida memiliki ide untuk membuat video berisi
nasehat dan pesan-pesan kehidupan untuk kedua anaknya yaitu Satya yang
diperankan oleh Arifin Putra dan Saka atau Cakra yang diperankan oleh Deva
Mahenra. Video pak Gunawan itu selalu ditayangkan oleh ibu Itje yang
diperankan Ira Wibowo setiap satu kali seminggu pada hari sabtu sepulang
sekolah, karena pada hari yang lain mereka diharuskan untuk belajar.
Dipertengahan film Satya dan Cakra tumbuh dewasa. Setelah dewasa
mereka memiliki masalah kehidupan masing-masing. Satya kini telah menetap
diluar negeri bekerja sebagai tenaga offshore di lepas pantai Denmark. Ia telah
berumah tangga dan memiliki dua orang anak yaitu Ryan dan Miku.

25
26

Mengikuti pesan sang bapak yang disampaikan melalui video membuat


Satya terlalu kaku dengan pemikirannya, hal ini menjadi masalah dalam rumah
tangganya bersama istrinya yaitu Rissa yang di perankan oleh Acha Septriasa.
Satya terlalu berambisi untuk memiliki perilaku seperti bapaknya yang tegas dan
bijaksana. Sedangkan Cakra sang adik yang bekerja sebagai Deputi Direktur
perusahaan bank asing di Jakarta terlalu fokus menyiapkan materi sehingga lupa
bahwa dia belum memiliki pasangan di usianya yang menginjak umur 30 tahun.
Sementara itu, Ibu Itje yang tinggal di Bandung terpisah dari anak-anaknya
memilih untuk melanjutkan bisnis rumah makan sebagai saran dari mendiang
sang suami. Ia juga tidak luput dari berbagai macam masalah, akan tetapi semua
masalah itu tidak pernah diceritakan kepada anak-anaknya, karena ia ingat pesan
suaminya untuk tidak menyusahkan anak-anak, karena sewaktu kecil anak-anak
tidak ada yang menyusahkan ibu Itje. Oleh karena itu ia tidak ingin menyusahkan
Satya dan Saka.
Di akhir cerita Satya ingin merubah sistem pengasuhan anak-anaknya
dengan mengikuti kebutuhan anak-anaknya, tetapi tidak melupakan nilai-nilai
yang diajarkan bapaknya. Ditempat lain Saka merasa sudah menemukan wanita
yang akan dijadikan istrinya, yaitu Retna atau Ayu yang dikenalkan oleh ibu Itje.
Cerita berlanjut hingga rahasia tentang penyakit ibu Itje terbongkar dan menjadi
kesedihan yang mendalam bagi Cakra yang selalu manja dengan ibunya itu.
Mendapat kabar mengenai keadaan sang ibu, Satya memboyong keluarganya
untuk kembali ke Jakarta guna menjenguk ibu Itje.
Beberapa hari kemudian bu Itje berhasil sembuh dan keluarga itu berkumpul
untuk menghabiskan waktu bersama di taman belakang rumah. Bu Itje
memberikan rekaman video terakhir pak Gunawan kepada Saka sebelum ia
menikah. Pada video itu Pak Gunawan menutup tugasnya sebagai seorang bapak
dan kini anak-anaknya memiliki tugas baru sebagai seorang suami dan ayah bagi
keluarganya.
27

B. Karakter Tokoh Dalam Film Sabtu Bersama Bapak


1. Bapak Gunawan Garnida (Abimana Aryasatya)

Gambar. 2.2 Tokoh Bapak Gunawan Garnida


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Gunawan Garnida adalah seorang suami sekaligus bapak yang sangat
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Meskipun raganya telah tiada dia tetap
ingin mendidik kedua anaknya serta istrinya melalui video yang dibuatnya berisi
tentang pesan-pesan kehidupan. Beliau merupakan sosok yang tegas, disiplin dan
bijaksana dalam mendidik anak-anaknya.

2. Ibu Itje (Ira Wibowo)

Gambar. 2.3 Tokoh Ibu Itje


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Setelah pak Gunawan Garnida meninggal, Ibu Itje sebagai single parent
tidak pernah mengeluh dalam mendidik dan membesarkan kedua anaknya tanpa
seorang suami disampingnya. Bu Itje sosok yang tangguh dan selalu tegar dalam
menerima keadaan. Bu Itje pandai memasak, terbukti ia telah sukses memiliki
warung makan dan beberapa cabang di Bandung. Ibu dari dua anak ini selalu
28

ingin menyelesaikan masalahnya sendiri, hingga beliau menyembunyikan


penyakit yang dideritanya dari Satya dan Cakra karena ia tidak ingin merepotkan
mereka.

3. Satya Garnida (Arifin Putra)

Gambar. 2.4 Tokoh Satya Garnida


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Satya adalah anak pertama dari pasangan Itje dan Gunawan Garnida yang
memiliki wajah tampan, sehingga banyak wanita yang menyukainya. Karena
selalu berpegang teguh atas apa yang telah diajarkan bapaknya pada setiap hari
sabtu membuat Satya memiliki kepribadian yang sama dengan bapaknya, dia
memiliki ambisi yang kuat untuk meniru bapaknya dalam segala hal termasuk
mendidik anak. Sejak kecil Satya telah memiliki kepribadian pantang menyerah,
mempunyai semangat juang yang tinggi untuk menggapai impian.

4. Cakra/Saka Garnida (Deva Mahenra)

Gambar. 2.5 Tokoh Cakra/Saka Garnida


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
29

Cakra atau yang memiliki panggilan kecil Saka adalah anak bungsu dari
pasangan Itje dan Gunawan Garnida. Cakra sangat berbeda dengan kakak nya, dia
tidak seberuntung Satya yang banyak digemari kaum wanita. Cakra memiliki
kepribadian yang rendah hati, tidak segan berbaur dengan bawahannya,
sederhana, pekerja keras, namun memiliki penampilan yang terbilang kuno. Cakra
selalu ingat pesan bapaknya bahwa harga diri terletak di hati, pesan bapak itu
yang membuatnya selalu tampil sederhana.

5. Rissa (Acha Septriasa)

Gambar. 2.6 Tokoh Rissa


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Dalam film Rissa adalah istri Satya Garnida yang telah memiliki dua anak
yaitu Ryan dan Miku. Rissa selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik. Rissa
termasuk istri yang tidak terlalu pandai dalam hal memasak, namun dia tidak
pernah berputus asa, dia selalu berusaha untuk bisa memasak dengan belajar dari
ibu mertuanya yaitu ibu Itje untuk memasak makanan kesukaan Satya suaminya.
Rissa juga menjadi ibu yang pengertian, dia selalu memberikan semangat kepada
anak-anaknya, memberikan kasih sayang, perhatian yang tulus dan selalu tampak
ceria dihadapan anak-anaknya walaupun sedang memiliki masalah.
30

6. Ryan ( Ben Caesarian)

Gambar. 2.7 Tokoh Ryan


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Ryan adalah anak pertama dari pasangan Satya Garnida dan Rissa. Ryan
adalah anak yang ceria dan memiliki potensi dalam pelajaran matematika, namun
Ryan sering salah dalam mengerjakan soal matematika sehingga Satya sering
memarahi Ryan karena kurang tekun dalam belajar. Rissa sebagai seorang ibu
selalu memberikan dorongan dan semangat untuk terus belajar.

7. Miku (Ilham Barru Yusuf)

Gambar. 2.8 Tokoh Miku


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Miku adalah anak bungsu dari Satya Garnida dan Rissa. Dia adalah anak
yang ceria. Satya memiliki harapan yang besar terhadap Miku untuk lolos dalam
tim Soccer dan mengembangkan bakat yang dimilikinya. Karena tuntutan itu,
Miku tertekan sehingga takut dimarahi jika Satya pulang kerumah. Rissa sebagai
ibu selalu menyemangati Miku dan selalu meyakinkan bahwa bapak tidak akan
marah.
31

8. Wati (Jennifer Arnelita)

Gambar. 2.9 Tokoh Wati


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Wati adalah karyawan sekaligus teman dekat Cakra dikantor. Wati adalah
karyawan yang ceria dan cerewet, dia sering meledek Cakra yang masih belum
memiliki pasangan. Tidak jarang Wati membantu Cakra untuk mencari pasangan
bahkan ikut membantu menjodohkan Cakra dengan Ayu.

9. Firman (Ernest Prakarsa)

Gambar. 2.10 Tokoh Firman


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Firman adalah karyawan sekaligus teman Cakra. Firman memiliki perilaku
yang baik dan suka menolong. Dia tidak jauh berbeda seperti Wati yang sering
meledek Cakra karena belum memiliki pasangan, Firman juga ikut membantu
menjodohkan Cakra dengan Ayu.
32

10. Ayu/Retna (Sheila Dara Aisha)

Gambar. 2.11 Tokoh Ayu


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Ayu seseorang yang lembut, sopan dan rajin beribadah. Ayu adalah
karyawan baru dikantor Cakra. Parasnya yang cantik membuat Cakra gugup dan
kaku saat bertemu dengannya.

11. Salman (Rendy Kjaernett)

Gambar. 2.12 Tokoh Salman


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Salman merupakan salah satu direktur di perusahaan ditempat Cakra
bekerja. Salman adalah seseorang yang pemberani dan tidak ingin terkalahkan, dia
juga terkenal playboy. Salman memiliki penampilan yang lebih baik daripada
Cakra. Salman juga menyukai Ayu, dia menjadi saingan terkuat Cakra dalam
merebutkan hati Ayu.
33

12. Bibi (Tuti Kembang)

Gambar. 2.13 Tokoh bibi


Sumber: film Sabtu Bersama Bapak
Bibi adalah perempuan paruh baya yang bekerja sebagai pembantu bu Itje.
bibi telah bekerja bersama bu Itje sejak bapak Gunawan Garnida masih hidup.
Bibi orang yang amanah dan baik. Dia selalu menemani bu Itje kemana saja
termasuk menemani saat operasi.

C. Nominasi dan Penghargaan Pada Film Sabtu Bersama Bapak


Film Sabtu Bersama Bapak yang di rilis pada tahun 2016 ini telah berhasil
mendapat berbagai penghargaan, yaitu sebagai berikut:
1. Penampilan Singkat Nan Berkesan (Piala Arifin C. Noer) dalam Piala
Maya tahun 2016 yang diterima oleh Jennifer Arnelita.
2. Film Sabtu Bersama Bapak juga masuk nominasi diajang sebagai Skenario
Adaptasi Terbaik (Piala Citra) dalam Festival Film Indonesia 2016 yang
diterima oleh Adhitya Mulya.
3. Nominasi Pemeran Pembantu Pria Terpuji dalam Festival Film Bandung
2016 yang diterima oleh Deva Mahendra.
4. Nominasi Sutradara Terpuji dalam Festival Film Bandung tahun 2016
yang diraih oleh Monty Tiwa.
5. Nominasi Aktor Pendukung Terpilih pada Piala Maya tahun 2016 yang
diterima oleh Deva Mahendra.
6. Nominasi Penata Musik Terpilih dalam Piala Maya 2016 diraih oleh
Andhika Triyadi.
34

7. Nominasi Film Terfavorit berdasarkan ide cerita dan pesan moral yang
terkandung pada Indonesian Movie Actors Awards 2017.
8. Nominasi Pemeran Pendukung Wanita Terbaik dan Pemeran Pendukung
Wanita Terfavorit dalam Indonesian Movie Actors Awards tahun 2017
yang diraih oleh Ira Wibowo.49

D. Tim Produksi Film Sabtu Bersama Bapak


Adapun data tim dan kru produksi film Sabtu Bersama Bapak yaitu sebagai
berikut:

Produksi : Maxima Pictures

Produser : Ody Mulya Hidayat


Executive Producers : HB Naveen
Dallas Sinaga
Frederica
Co-Producer : Sumarsono
Production Designers : Monty Tiwa
Sumarsono
Written By : Adhitya Mulya
Monty Tiwa
Line Producers : Ika Muliana
Dimas Projosujadi
D.D. Putranto
Sudiadi
Art Director : Angga Bochel
Co Director : Putri Hermansjah
DOP : Rollie Markiano
Film Editor : Ryan Purwoko
Casting By : Moviesta Talent Management
Nita Yanuarti
49
Masfi Syafi‟atul Ummah, “Studi Dakwah dan Komunikasi: Ilmu Komunikasi”, Skripsi
(Surabaya: Program Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019), 80-81.
35

Nuni Nuchman
Penata Artistik : Angga Prasetyo
Costume Designer : Aldie Harra
Make Up : Rinie May Fitri
Camera Stylist : Rollie Markiano
Sound Engineer : Andityawan Susanto
Sound Recordist : Adimolana Mahmud

Music By : Andhika Triyadi

Visual Effects : Andi Wijaya

Pawan S

Unit Manager : Theo Adhitya

Location Manager : Jherry Adi Nugroho

Finance : Putri Setiawan Lestari

Administration : Mohammad Ragil Prasetya.50

50
Dokumentasi Film Sabtu Bersama Bapak, 12 Desember 2020.
BAB III
ANALISIS FILM SABTU BERSAMA BAPAK
C. Proses Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak
Film Sabtu Bersama Bapak mengandung pesan moral yang memiliki nilai
kebaikan dan patut untuk ditiru. Pada bagian ini akan diuraikan proses
terbentuknya pesan moral melalui tanda-tanda yang muncul dalam film melalui
adegan dan narasi. Proses merupakan urutan kejadian yang saling berkaitan.
Maksud dari proses disini yaitu untuk mengetahui urutan atau tahapan kejadian
dari terbentuknya pesan moral pada film Sabtu Bersama Bapak. Pesan moral yang
menjadi penelitian yaitu pesan moral yang terkait dengan hubungan manusia
dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup
sosial yang peneliti identifikasi dari scene kemudian diuraikan dan dijelaskan
melalui penanda (signifier) dan petanda (signified) berdasarkan teori tanda
Ferdinand De Sausurre seperti pada tabel-tabel berikut ini:

1. Scene Pantang Menyerah.


a. Pak Gunawan mengajarkan tentang pantang menyerah.
1). Scene 00.29.00 detik, pak Gunawan dan Satya berlatih olahraga
taekwondo.
Tabel 3.1
Dialog/suara Visual
Bapak :“Terus jongkok terus, kaki
kanan terus, jangan loncat
gak boleh loncat nah terus
diangkat dulu kakinya baru
nendang, bukan langsung
nendang dari bawah, cepet
cepet cepet.”

36
37

Satya : “ahh kakak kan masih kecil,


bapak gak pernah biarin
kakak menang.”
Bapak : “Sampai kamu besar pun, gak
akan ada yang kasih kamu
kemenangan. Kemenangan
itu diraih bukan dikasih,
kalau kurang pinter belajar
lagi untuk lebih pinter, kalau
kurang kuat latihan untuk
lebih kuat, okee.”
Satya : Mengangguk (tanda mengerti).

Bapak: “Mau istirahat?”

Satya : “Enggak ah, mau coba lagi.”

Bapak: “Ayoo.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Scene di atas, menampilkan Satya Pak Gunawan dengan lemah lembut
sewaktu kecil sedang berlatih olahraga mengajarkan Satya tentang arti kerja
bela diri taekwondo bersama pak keras dan pantang menyerah untuk
Gunawan di halaman belakang rumah. meraih kesuksesan. Satya yang telah
Mereka terlihat menggunakan pakaian lelah dan patah semangat dalam
taekwondo lengkap. Saat berlatih berlatih, memiliki semangat baru
Satya mengeluh karena dia lelah setelah sang bapak menasehati bahwa
berlatih setiap hari dan tidak pernah kemenangan itu diraih bukan dikasih.
memperoleh kemenangan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
38

2). Scene 00.07.12 detik, Satya dan Cakra memperlihatkan piala kepada pak
Gunawan.
Tabel 3.2
Dialog/suara Visual
Satya : “Bapak, bapak, Satya dapat
piala taekwondo dong
yang gede.”
Saka : “Saka juga ni pak.”
Ibu Itje : “Iyaa, Saka juga.”
Bapak : “Bapak bangga sama kalian
(bertepuk tangan). Bapak
tahu dari kecil kamu pasti
juara, terimakasih sudah
buat bapak bangga.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Menampilkan Cakra menggunakan Satya dan Cakra sangat bergembira
seragam sekolah dasar berwarna karena perilaku kerja keras dan pantang
merah putih dan Satya yang masih menyerah yang diajarkan oleh sang
lengkap menggunakan pakaian bapak membuahkan hasil, terbukti dari
taekwondo sedang menggendong piala besar yang mereka peroleh.
piala besar. Ditemani sang ibu, Satya Dengan bangga Satya dan Cakra
dan Cakra memperlihatkan piala menunjukkan piala besar kepada sang
tersebut ke layar televisi yang bapak yang berada di layar televisi.
menampilkan video rekaman pak
Gunawan.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


39

2. Scene Harga Diri.


a. Pak Gunawan mengajarkan arti harga diri kepada Cakra.
1). Scene 00.21.50 detik, Firman dan Wati mengajak Cakra berbelanja
pakaian.
Tabel 3.3
Dialog/suara Visual

Wati :“Ni kalau boleh kasih


tambahan dikit bos, yang
paling ganggu di elo tu
dandanan elo tu, gak banget
bos.”
Cakra : “emang kenapa?”
Wati :“Ini kerah (memegang kerah
baju Cakra) tahun 40an.
Bingung? Sini-sini. Ini
terawat (menunjukkan baju
yang di pajang), ini…..
(menunjuk Cakra).”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Wati sedang membandingkan pakaian Wati dan Firman menunjukkan sikap
yang digunakan Cakra dengan kritis dalam hal penampilan, khususnya
pakaian yang lebih keren digunakan penampilan Cakra yang dianggap kuno.
oleh maneken. Sebagai rekan kerja sekaligus sahabat,
Wati dan Firman membantu Cakra
dalam memilihkan pakaian masa kini,
agar Cakra terlihat lebih keren dan
digemari wanita.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
40

2). Scene 00.23.01 detik, Cakra berada di kasir.


Tabel 3.4
Dialog/suara Visual

Cakra:“Ah, ini mbak yaa (meletakkan


pakaian).”
Kasir: Mulai menghitung total
belanjaan Cakra.

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Cakra yang menggunakan kemeja Cakra tertegun melihat pakaian yang


panjang berwarna coklat tengah ingin dibayar begitu banyak. Cakra jadi
berada di kasir ingin membayar teringat pesan sang bapak.
pakaian yang telah dipilihkan oleh
Firman dan Wati.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

3). Scene 00.23.16 detik, video bapak Gunawan berisi pesan untuk Cakra.
Tabel 3.5
Dialog/suara Visual

Bapak:“Saka bapak ingat kamu


pernah gak mau sekolah
karena belum dibeliin sepatu
baru. Ingat satu hal,
dikeluarga kita harga diri itu
datang dari sini (menunjuk
dada) dan berdampak kepada
orang luar, bukan dari apa
yang kita pakai.”
41

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Menampilkan video pak Gunawan Pak Gunawan mengajarkan Cakra


dengan efek sepia era 90-an yang untuk menjadi pribadi yang sederhana,
berisi pesan tentang harga diri berasal rendah hati, tidak silau pada harta
dari hati, bukan dari apa yang duniawi, tetapi harus menjadi manusia
dipakai. yang berguna untuk orang lain.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

4). Scene 00.23.40 detik, Cakra hanya membeli sepasang pakaian.


Tabel 3.6
Dialog/suara Visual
Cakra : “eh mas, mbak sorry ya, Jadi
nya ambil yang ini aja, ini
ngak, ehmm makasih yaa.”
Kasir : “iya makasih.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Cakra mengungkapkan permohonan Cakra mengurungkan niat membeli


maaf karena hanya membeli sepasang pakaian dalam jumlah banyak setelah
pakaian, dan meninggalkan pakaian teringat pesan sang bapak tentang harga
lain di meja kasir. Terlihat pula diri berasal dari hati bukan dari apa
Firman dan Wati sedang menunggu yang dipakai. Pak Gunawan telah
Cakra. mengajarkan Cakra untuk menjadi
pribadi yang sederhana.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


42

3. Scene Mandiri.
a. Bu Itje menyembunyikan penyakit dari kedua anaknya.
1). Scene 00.20.03 detik, Bibi bersama bu Itje sedang berdiskusi di dalam
kamar.
Tabel 3.7
Dialog/suara Visual
Bibi : “Anak-anak harus tau neng,
kayak bapak dulu.”
Bu Itje : “Kalau Satya sampai tau,
nanti dia uring-uringan
jauh disana. Kalau Saka
sampai tau nanti dia malah
mau rawat saya.
Bukannya cari jodoh
(menangis).”
Bibi : “Anak-anak cuman punya
satu ibu.”
Bu Itje :“Setelah di angkat semuanya
akan beres bik, ngak ada
yang perlu tau.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Bibi sedang memandang kearah bu Bu Itje sangat sedih setelah mengetahui


Itje yang tengah duduk dan memiliki penyakit kanker. Karena
menangis, Bibi mengusulkan untuk selalu memegang pesan mendiang
memberitahu Satya dan Cakra suaminya, buk Itje tidak ingin
mengenai penyakit kanker tersebut, memberitahu kedua anaknya mengenai
tetapi bu Itje menolaknya. penyakit yang di derita, karena ia tidak
ingin merepotkan mereka.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


43

2). Scene 01.20.47 detik, Bu Itje akan menjalankan operasi.


Tabel 3.8
Dialog/suara Visual
Dokter : “Tenang sebentar juga
siap. Bu Itje siap?”
Bu Itje : “Iyaa.”
Pak Gunawan : “Ingat ya neng waktu
kecil kita gak
nyusahin orang tua,
waktu tua kita gak
nyusahin anak.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Gambar di atas menampilkan bu Itje Saat akan melaksanakan operasi bu Itje


sedang terbaring dan akan ingat pesan mendiang suaminya. Pak
melaksanakan operasi dengan Gunawan mengajarkan bu Itje untuk
peralatan dan pakaian yang sudah tidak menyusahkan anak, itu alasan bu
lengkap digunakan. Bu Itje teringat Itje tidak ingin memberitahukan kepada
pesan sang suami untuk tidak anak-anaknya mengenai penyakit yang
menyusahkan anak-anak. di derita.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

4. Scene Percaya Diri


a. Pak Gunawan mengajarkan sikap percaya diri.
1). Scene 00.06.27 detik, Bu Itje, Satya dan Cakra menonton video pak
Gunawan.
44

Tabel 3.9
Dialog/suara Visual

Pak Gunawan: “Bapak sayang sama


kalian. Ingat satu hal, di keluarga
kita orang pertama dan terakhir yang
percaya sama diri kita adalah diri kita
sendiri. Ini juga buat kamu neng.
Masakan kamu enak, percaya sama
aku. Kapan ingin buka rumah makan
sendiri?.”
Penanda (signifier) Petanda (signified)

Bu Itje, Satya dan Cakra sedang Pak Gunawan memotivasi bu Itje, Satya
menonton video yang dibuat pak dan Cakra mengenai pentingnya
Gunawan mengenai kepercayaan percaya pada diri sendiri. Pak Gunawan
diri. juga mendorong potensi yang dimiliki
bu Itje untuk membuka usaha rumah
makan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 01.06.26 detik, Satya sedang berbincang bersama Ayu di


dermaga.
Tabel 3.10
Dialog/suara Visual

Cakra : “Pinginnya sih, yakin dulu


sama diri sendiri. Soalnya
kalua ngak pede sama diri
sendiri, gimana jadi imam
buat orang lain.”
45

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Cakra mengungkapkan kepada Ayu Cakra mempraktikkan pesan yang


bahwa percaya diri itu penting, disampaikan oleh pak Gunawan kepada
terutama jika ingin menjadi seorang Ayu bahwa percaya pada diri sendiri itu
imam. penting, sebelum menjadi panutan
untuk orang lain.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

5. Scene Tanggung Jawab.


a. Tanggung Jawab pak Gunawan terhadap keluarga.
1). Scene 00.04.00 detik, pak Gunawan membuat video pertama untuk
kedua anaknya.
Tabel 3.11
Dialog/suara Visual

Pak Gunawan: “Satya, Saka ini bapak.


Bapak cuman pindah
ketempat lain.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Pak Gunawan Garnida sedang berada Pak Gunawan tidak ingin keluarganya
di sebuah ruangan dan duduk didekat merasa ditinggalkan saat beliau tiada,
jendela, sambil memandang ke arah sehingga pak Gunawan berinisiatif
kamera handycam. Terlihat pula buku- untuk membuat video rekaman
buku yang tersusun rapi di lemari dan sebagai bentuk tanggung jawab pak
di atas meja. Gunawan sebagai ayah dalam
menuntun anak-anaknya menjadi
manusia yang baik.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
46

2). Scene 00.04.09 detik, pesan pertama pak Gunawan untuk kedua
anaknya.
Tabel 3.12
Dialog/suara Visual
Pak Gunawan: “Bapak tidak
meninggalkan kalian, tapi janji satu
hal, kalian jadi anak yang baik, belajar
yang rajin, nurut sama mama.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Pak Gunawan terlihat telah berada Pak Gunawan memberikan pesan
pada layar handycam dengan efek pertama untuk kedua anaknya untuk
sepia sehingga video terlihat seperti menjadi anak yang baik, belajar yang
era tahun 90an. Pak Gunawan mulai rajin, dan nurut sama mama. Melalui
menyampaikan pesan pertama untuk video ini pak Gunawan berusaha tetap
kedua anaknya yaitu agar menjadi ingin mendidik dan mengajarkan
anak yang baik, belajar yang rajin dan kebaikan untuk kedua anaknya hingga
patuh terhadap orang tua. dewasa.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

b. Tanggung jawab Satya sebagai kepala keluarga.


1). Scene 00.13.12 detik, Satya menuju tempat kerja.
Tabel 3.13
Dialog/suara Visual
Rissa : “Halo.”
Satya : “Hey sayang.”
Rissa : “Hey kang, I miss you.”
Satya :“miss you to. Neng saya di Paris
tiga hari ya.”
47

Rissa : “Oh ya?, eh dari kapan?”


Satya : “Ini baru sampe, tapi hari ini
full bantu tim pusat ngedesain
pipa, jadi baru pulang ke
rumah besok pagi.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Satya sedang menelpon Rissa dan Satya sebagai kepala keluarga rela
mengabarkan kalau dia akan berada di kerja lapangan yang jauh dari
Paris selama tiga hari. keluarganya demi mencukupi
kebutuhan keluarga.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 00.31.33 detik, Satya bersama Rissa berada di taman.


Tabel 3.14
Dialog/suara Visual
Satya : “Kalau saya kerja di lapangan
hanya ada satu orang tua
dirumah, kamu. Kalau kamu
kerja juga kasian anak-anak
ngak ada yang jagain. Biar
saya aja yang kerja, meski
jauh meski bahaya tapi biar
saya aja yang tanggung
resikonya, biar kalian ngak
usah tanggung resiko apa-
apa, pokoknya kalian terima
beres. Bapak saya aja bisa
masak saya ngak bisa sih.”
48

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Terlihat situasi percakapan antara Satya sebagai kepala keluarga merasa
Satya dan Rissa yang sedang bersantai memiliki tanggung jawab untuk
di taman. Satya terlihat sangat serius mencukupi kebutuhan keluarganya,
berbicara dengan Rissa karena ia sehingga ia menolak istrinya untuk
menolak keinginan Rissa untuk bekerja. Satya sebagai kepala keluarga
bekerja. berusaha untuk melakukan yang
terbaik.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

c. Tanggung jawab Rissa sebagai ibu rumah tangga.


1). Scene 00.12.31 detik, Rissa belajar masak bersama bu Itje melalui
video call.
Tabel 3.15
Dialog/suara Visual

Ibu Itje : “Nah sudah selesai ni.”

Rissa :“Harumm, warnanya kok


beda ma?”

Ibu Itje : ”Haa kamu kurang apa?”

Rissa : “Ha ini dia ketupat sayur ala


mama risa.”

Ibu Itje : “Sok di coba.”

Risaa : “ yess (mematikan sambungan


video call).”
Penanda (signifier) Petanda (signified)

Rissa sedang menelepon bu Itje yang Sebagai seorang ibu rumah tangga,
berada di Indonesia melalui aplikasi Rissa dituntut untuk bisa memasak.
video call, terlihat bu Itje sedang Perbedaan jarak yang jauh, tidak
49

memasak menggunakan celemek menyurutkan semangat Rissa untuk


berwarna biru berada dalam layar terus belajar masak dengan mertuanya.
tablet sambil mengajarkan
menantunya, hal itu diikuti langsung
oleh Rissa yang berada di Paris. Rissa
terlihat begitu senang ketika masakan
nya sudah matang.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 00.12.47 detik, Rissa mengoreksi tugas matematika Ryan.


Tabel 3.16
Dialog/suara Visual

Rissa : “7 X 9, 63. Good.”

Ryan : “yes.”

Rissa : “wow, seratus buat Ryan. hebat


nii, Peluk dulu mama, tu bisa
math nya.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Latar adegan berada di dapur, Disela memasak Rissa masih sempat


menampilkan Rissa yang baru saja mengajarkan anaknya untuk belajar.
selesai memasak langsung mengoreksi Sebagai seorang ibu Rissa wajib
tugas matematika Ryan. Rissa terlihat mendampingi dan mengasah
tersenyum karena tugas yang kemampuan anak. Rissa juga terlihat
dikerjakan Ryan benar semua, Ryan memeluk Ryan sebagai bentuk hadiah
juga terlihat sangat senang dan bangga karena telah berhasil menyelesaikan
ditandai dengan gerakan tangan yang tugas matematika.
dilakukannya.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
50

3). Scene 00.14.25 detik, Rissa, Ryan dan Miku hendak menyeberang
jalan.
Tabel 3.17
Dialog/suara Visual

Rissa : “Be care full boys care full.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Menampilkan Rissa, Ryan dan Miku Rissa sebagai orang tua memiliki
hendak menyeberang jalan. Rissa kewajiban untuk melindungi anak-
terlihat menggandeng kedua anaknya anaknya dari bahaya, ia mengingatkan
dengan erat. kedua anaknya untuk berhati-hati
dalam menyeberang jalan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

6. Scene Kasih Sayang.


a. Bentuk kasih sayang Cakra dan Satya kepada orang tua.
1). Scene 00.07.33 detik, Satya melayani pelanggan di warung makan
milik bu Itje.
Tabel 3.18
Dialog/suara Visual

Satya :“Es jeruknya satu ya


(meletakkan es jeruk di
meja pelanggan). Masih
kurang nasi goreng satu
kan? yaa makasih.”
51

Penanda (signifier) Petanda (signified)


Scene di atas menampilkan kegiatan Satya dengan sangat ramah dan sopan
dan keramaian di rumah makan milik membantu bu Itje melayani pelanggan.
bu Itje. Satya tampak mengenakan Hal ini merupakan bentuk kasih sayang
baju berwarna hitam dan celemek anak kepada seorang ibu, karena telah
berwarna merah sedang membantu meringankan pekerjaan ibu.
mengantarkan pesanan kepada
pelanggannya. Satya tidak segan
untuk turun langsung membantu
melayani pelanggan.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 00.51.46 detik, Cakra menelepon bu Itje untuk menanyakan


kabar.
Tabel 3.19
Dialog/suara Visual

Cakra : “Hai ma, gimana Padang?”

Ibu Itje : “Seru.”

Cakra : “Mama sehat-sehat aja kan?


baik-baik aja kan?”

Ibu Itje : “Sehat. hmm ka mama udah


dulu yaa, ini diajak jalan-
jalan lagi.”

Cakra : “Iya-iya, Saka sayang mama.”

Ibu Itje : “Mama juga sayang Saka.”


52

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Sepulang kerja Cakra menelepon bu Cakra begitu perhatian dengan keadaan


Itje untuk menanyakan kabar karena bu Itje yang sedang berada di kota
bu Itje sedang berlibur ke kota Padang. Sikap perhatian kepada ibu
Padang. Cakra begitu perhatian dan termasuk sikap menyayangi orangtua.
cemas dengan keadaan bu Itje disana. Rasa sayang Cakra kepada bu Itje juga
ditandai dengan ungkapan “Saka
sayang mama”.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

3). Scene 01.40.40 detik, Satya dan Cakra memeluk sang bapak.
Tabel 3.20
Dialog/suara Visual
Satya: “Bapak, sama bapak sama
bapak.”
Cakra: “Saka sama bapak, sama
bapak.”
Bapak: “Iya, pelan-pelan ya pelan.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Scene di atas berlatar di kamar. Pelukan hangat yang diberikan Satya


Menampilkan satu keluarga yang dan Cakra menandakan mereka sangat
rukun. Satya dan Cakra berlomba menyayangi orang tuanya dan tidak
ingin memeluk sang bapak. Pak ingin merasa kehilangan.
Gunawan dan ibu Itje tersenyum
bahagia melihat tingkah laku Satya
dan Cakra yang menggemaskan.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


53

b. Kasih sayang Satya kepada keluarga.


1). Scene 00.12.17 detik, Satya pulang dari dinas bekerja.
Tabel 3.21
Dialog/suara Visual
Rissa: “Haii.”
Satya: “Haii. Hey sini sini sini.
Hahaha.” (memeluk Ryan
dan Miku)
Rissa: “dingin ya, di luar ya.
(mencium Satya), i miss
you.”
Ryan: “Ciyeee.”
Satya: “I miss you, ciyeee. Mau
dicium juga ehh. Ayok,
ayok, masuk, masuk. Ryan
tutup pintunya coba.”
Penanda (signifier) Petanda (signified)

Satya baru saja tiba di rumah, ia Setelah lama tidak berjumpa Satya
langsung disambut oleh kedua memberikan pelukan hangat kepada
anaknya dan sang istri. Satya pun Ryan dan Miku serta ciuman kepada
memberikan pelukan hangat dan Rissa sebagai bentuk kerinduan dan
ciuman kepada mereka. kasih sayangnya kepada keluarga.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 01.19.29 detik, Satya bertemu dengan Claus.


Tabel 3.22
Dialog/suara Visual
Satya : “Claus, terima kasih sudah
datang.”
Claus : “Tidak masalah. Ada apa?”
54

Satya : “Ini permintaan mutasi saya


ke Paris (mengeluarkan
surat). Sebenarnya ini
rahasia, saya sudah
siapkan posisi untuk kamu
di sini.”
Claus : “Tapi akan jadi sulit tanpa
kamu di sana.”
Satya : “Pekerjaan sangat penting
bagi saya, tapi saya harus
memikirkan keluarga
saya.”
Claus : “Kau suami yang beruntung.”
Satya : “Iya, saya tahu.”
Claus : “Baik nanti saya kabari.”
Satya : “Terima kasih banyak.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Satya sedang bertemu Claus atasan Satya menyadari bukan hanya materi
kerjanya untuk mengajukan surat saja yang dibutuhkan oleh keluarganya,
permohonan mutasi kerja ke Paris tetapi kehadirannya juga dibutuhkan.
agar bisa berada di dekat sehingga ia memilih untuk mutasi kerja
keluarganya. agar dapat mendampingi istrinya dalam
merawat, menjaga, dan menemani anak-
anaknya tumbuh dewasa.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


55

3). Scene 01.19.53 detik, Rissa memeluk Satya.


Tabel 3.23
Dialog/suara Visual
Satya : “Heii.”
Rissa : “Heii.”
Satya : “Soalnya aku baru habis
ketemu sama Claus.”
Rissa : “Oh jadi? Gimana?”
Satya : “Kayaknya dia udah siapin
posisi buat aku disini.”
Rissa : “Secepet itu?”
Satya : “Nampaknya.”
Rissa : “Kalau tau, kenapa gak dari
dulu kang?”
Satya : “Gak kepikiran.”
Rissa : “aaaaaa (memeluk Satya
dengan bahagia).”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Rissa sedang memeluk Satya, setelah Rissa memeluk erat Satya dengan rasa
mengetahui permintaan mutasi kerja penuh bahagia karena permintaan
Satya diterima oleh Claus atasannya. mutasi kerja Satya memang telah
Rissa terlihat begitu bahagia ditandai diinginkan olehnya sejak dulu agar
dengan ekspresi wajahnya yang keluarga mereka dapat berkumpul lagi.
tersenyum dan memeluk erat Satya, Karena Rissa menganggap sosok Satya
dan dibalas dengan pelukan Satya. sangat diperlukan dalam mendidik dan
mendampingi anak-anaknya tumbuh
dewasa.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
56

7. Scene Bijaksana.
a. Satya membuat rencana finansial untuk keluarganya.
1).Scene 00.31.33 detik, Satya dan Rissa sedang membahas finansial
keluarga mereka.
Tabel 3.24
Dialog/suara Visual

Satya :“Neng, lihat ni tiga tahun lagi


rumah kita lunas.”
Rissa :“Yaaa.”
Satya :“Terus tiga tahun lagi dana
pendidikan anak-anak udah
beres semua, rencana kita
on track.”
Penanda (signifier) Petanda (signified)
Satya dan Rissa sedang bersantai di Sebagai kepala keluarga Satya
taman sambil membahas finansial berusaha merencanakan semua biaya
keluarga. Terlihat pula Satya sedang kehidupan keluarganya kedepan secara
memegang buku catatan yang berisi matang, seperti yang telah diajarkan
rencana mereka. oleh bapaknya bahwa hidup perlu
rencana.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

b. Pak Gunawan mengajarkan sikap bijaksana kepada anaknya.


1). Scene 01.02.55 detik, Satya bertemu sang bapak di dalam mimpi.
Tabel 3.25
Dialog/suara Visual
57

Bapak : “Kamu kenapa nak?”


Satya : “Bapak bohong.”
Bapak : “Bohong apa?”
Satya :“Yaa semua yang bapak ajarin
setiap hari sabtu. Satya udah
jalani tapi salah semua.”
Bapak : “Salahnya dimana?”
Satya : “Bohong semua.”
Bapak : “Salahnya dimana?”
Satya : “Ya bohong semua.”
Bapak :“Bapak ajarin kalian untuk
merencanakan masa depan,
tapi jangan lupakan masa
sekarang.”
Satya :“Bapak selalu bilang bikin
rencana, rencana, rencana
dan rencana.”
Bapak : “Masa sekarang bersama,,”
Satya : “Ternyata terkadang hidup itu
gak sesuai rencana, bapak
gak pernah bilang itu.”
Bapak :“Satya! Dengerin bapak.
Jangan lupakan masa
sekarang bersama
keluargamu disini, maaf
dulu bapak gak bisa hadir
buat kamu. Kamu harus
hadir untuk keluarga kamu,
sini anak bapak (memeluk
Satya). Bapak kangen sama
kamu, bapak ada disini,
58

dihati kamu.”
Satya :“Satya kangen sama bapak
(menangis).”
Penanda (signifier) Petanda (signified)

Satya mimpi bertemu sang bapak. Percakapan yang cukup serius antara
Dalam mimpi tersebut Satya marah Satya dan pak Gunawan di dalam
terhadap bapaknya, dan mengatakan mimpi Satya. Dengan penuh emosi
bahwa yang bapak ajarkan setiap hari Satya meluapkan segala kekesalannya
sabtu itu salah semua. Namun sang dan menganggap semua yang bapaknya
bapak menjelaskan dengan tenang, ia ajarkan salah. Pak Gunawan
mengingatkan tentang rencana masa menjelaskan dengan tenang hingga
depan tapi tidak melupakan masa mengangkat jari telunjuk sebagai
sekarang. peringatan kepada Satya untuk
merencanakan masa depan tapi tidak
melupakan masa sekarang bersama
keluarga.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 01.10.00 detik, Satya menonton video pak Gunawan.


Tabel 3.26
Dialog/suara Visual

Pak Gunawan :“Bapak itu orang


yang percaya bahwa hidup itu harus
matang direncanakan. Apalagi jika
kalian jadi suami. Setiap langkah
yang kalian ambil, ada anak dan istri
yang mengikuti. Jadilah laki-laki
yang baik dan kuat, yang layak untuk
anak istri. Agar kalian layak
mendapatkan istri yang baik dan kuat
59

juga. Perempuan yang bisa jadi


perhiasan dunia dan akhirat. Waktu
gak bisa di ulang, jadi rencanakan
semuanya. Ini penting rencana,
rencana dan rencana.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Satya dengan menggunakan headset Satya berusaha mencari solusi


sedang menonton video dokumentar permasalahan yang sedang ia hadapi
pak Gunawan melalui handphone.. melalui pesan sang bapak pada video
Satya terlihat sangat serius menonton tentang rencana kehidupan. Sang bapak
video tersebut. mengajarkan tentang kebaikan dan
menekankan bahwa hidup itu harus
direncanakan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

8. Scene Amanah.
a. Bibi melaksanakan amanah.
1). Scene 00.19.00 detik, Bibi memberikan surat kepada bu Itje.

Tabel 3.27

Dialog/suara Visual

Bu Itje : “ Aya naon bi?”

Bibi : Memberikan surat


60

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Ibu Itje baru saja pulang dari Bibi terlihat takut saat memberikan
olahraga, bibi langsung menyambut surat kepada bu Itje karena takut
kedatangan bu Itje sambil majikannya itu akan terkejut dan sedih
memberikan surat dengan sopan. melihat isi dari surat tersebut.
Bibi telah melaksanakan amanahnya.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

b. Bu Itje melaksanakan amanah.


1). Scene 01.39.46 detik, Pak Gunawan memberikan kaset kepada bu Itje.
Tabel 3.28
Dialog/suara Visual
Bu Itje : “Sudah selesai
semua?”
Pak Gunawan : “Ini yang terakhir,
simpan. Berikan saat
mereka menikah
nanti.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Berlatar di kamar, pak Gunawan Pak Gunawan memberikan amanah


memberikan kaset yang berisi video kepada bu Itje untuk memutar video
rekaman terakhir kepada bu Itje. rekaman terakhir saat Satya dan Cakra
akan menikah. Sebagai video terakhir,
tugas pak Gunawan pun selesai untuk
mendidik dan mengajarkan kedua
anaknya tentang kebaikan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
61

2). Scene 01.37.28 detik, Bu Itje, Satya dan Cakra sedang menonton
video terakhir.
Tabel 3.29
Dialog/suara Visual
Pak Gunawan : “Ini pesan terakhir
bapak. Bapak sudah rekam semua
pesan bapak, yang bapak anggap
penting buat kalian. Semoga itu bisa
membantu untuk apapun itu. Kalau
kalian melihat pesan ini, berarti
sebentar lagi kalian akan menikah.
Tugas bapak selesai disini. Tugas
kalian baru dimulai. Bahagiakan
mereka seperti kamu
membahagiakan bapak. Terimakasih
untuk itu, anak-anakku, istriku,
maafin semua kesalahan bapak,
maaf.”
Penanda (signifier) Petanda (signified)
Bu Itje, Satya dan Cakra sedang Bu Itje telah melaksanakan amanah dari
menonton video terakhir dari pak pak Gunawan untuk menyampaikan
Gunawan. Bu Itje terlihat pesan terakhir sebelum mereka
menggenggam erat tangan kedua menikah.
anaknya.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.
62

9. Scene Berbakti Kepada Orang Tua.


a. Bu Itje mengenalkan Cakra kepada anak temannya.
1). Scene 01.16.58 detik, Cakra sedang mengobrol bersama bu Itje.
Tabel 3.30
Dialog/suara Visual
Bu Itje : “Eh gimana sama siihh,
saha’ te.”
Cakra : “Gagal total mah
(menggelengkan kepala).
Saka mah gak laku.”
Bu Itje : “Ya udahh, mama kenalin
yaa?”
Cakra : “Maa saka ngak mau
dijodohin.”
Bu Itje : “Ini mah bukan dijodohin
saka, dikenalin aja.
Pertama udah mama
saring, terus kedua orang
tuanya udah pasti setuju,
jadi kamu bebas
persaingan.”
Cakra : Masih ada?”
Bu Itje : “Ayamnya?”
Cakra : “Bukan ma, anak-anaknya
temen mama.”
Bu Itje : “Masih, ada satu.”
Cakra : “Boleh.”
Bu Itje : “Dia te tinggalnya di
Jakarta, namanya Retna,
geulis pisan. Sok atuh
kalian ketemuan di sana.”
63

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Scene di atas menampilkan Bu Itje membantu Cakra mencarikan


percakapan Cakra dan bu Itje di meja pendamping hidup, karena kegelisahan
makan, Bu Itje ingin mengenalkan bu Itje dengan usia Cakra yang telah
Cakra dengan anak temannya. dewasa tetapi belum mendapatkan calon
pendamping hidup.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 01.22.00 detik, Cakra memenuhi permintaan bu Itje.


Tabel 3.31
Dialog/suara Visual
Ayu : “Mas Cakra?”
Cakra : “Ehh Ayu, bisa, bisa
kebetulan banget yaa.
Lagi ngapain?”
Ayu : “Iyaa, ini lagi nunggu
temen.”
Cakra : “Saya juga, mau ketemu
temen.”
Ayu : “Oh gituu?”
Cakra : “Cewek loh. Sebenernya
gimana yah ngomongnya
takut ngak enak gitu,
pacarr sihh.”
Ayu : “Ohh yaa?”
Cakra :“Iyaa pacar, dan dia suka
bunga, suka banget sama
bunga kita sampe kalau
bahas bunga tu lupa waktu.”
Ayu :“Oh yaa udah mas saya
64

nunggu temen disebelah


sana aja yaa, takut ganggu
masnya pacaran.”
Cakra : “Iyaa, saya telfon dulu
(mengambil handphone dan
kertas yang berisi nomor
telfon). Ayuuu? Halo, Retna
kok Ayu ? (bingung).”
Ayu : “Mas saka kok mas Cakra.”
Penanda (signifier) Petanda (signified)

Tanpa sengaja Cakra dan Ayu Cakra sangat gugup bertemu Ayu,
bertemu di dermaga le bridge Ancol. terlihat dari gerakan tangan Cakra
Cakra maupun Ayu terkejut bisa menggaruk belakang telinga. Cakra
bertemu di sana. maupun Ayu sangat terkejut karena
mereka tidak mengetahui kalau akan
dikenalkan.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

10. Scene Bersahabat/Komunikatif.


a. Kedekatan Cakra dengan karyawannya.
1). Scene 00.16.15 detik, Cakra berjalan menuju ruang kerjanya.
Tabel 3.32
Dialog/suara Visual
Wati : “Pagi bos
Cakra : “Pagi Wati
Wati : “Udah sarapan bos?”
Cakra : “Udah Wati”
Wati : “Udah punya pacar bos?”
Cakra : “Diam kamu Wati”.
65

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Cakra terlihat sedang berjalan Wati menyapa dan meledek Cakra


menuju ruang kerjanya. Wati seorang karena belum memiliki pasangan. Cakra
teman akrab sekaligus karyawan terlihat santai dan tidak ambil pusing
Cakra menyapanya dengan ramah. saat menghadapi ledekan Wati.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

2). Scene 00.30.04 detik, Cakra menunjukkan gaya berpakaiannya yang


baru.
Tabel 3.33
Dialog/suara Visual
Cakra : “Wati, Firman gimana
penampilan gue
sekarang?”
Wati : “Wahh (kagum), elo terlihat
seperti elo.”
Firman : “Tapi terlihat lebih keren.”
Cakra : “Oh yaa?”
Wati : “Lebih asik.”
Cakra : “Lihat dulu yang lain.”
Wati : “Oh my god, ini gaya di
gym.”
Cakra : “Ada di gym?”
Wati : “Ada di gym.”
Cakra : “Ngak pernah ngegym
soalnya. Kalau ini ada
ngak di gym?
(mempraktekan gaya
lain).”
Wati :“Oh my god gaya begini,
66

naksir banget pak aku,


naksir saya pak (gurau
Wati).”
Penanda (signifier) Petanda (signified)
Cakra sedang memperlihatkan Cakra memang begitu dekat dengan
penampilan barunya kepada Wati karyawannya, sehingga ia tidak segan
dan Firman. Karyawan yang lain ikut untuk menanyakan penampilannya di
bersorak dan bertepuk tangan melihat hadapan karyawannya.
kelucuan tingkah laku bosnya yang
terlihat aneh.
Sumber : Data olahan peneliti, 2020.

3). Scene 00.45.55 detik, Wati menawarkan petai kepada rekan kerjanya.
Tabel 3.34
Dialog/suara Visual

Wati : “Gak perlu rebutan, gak perlu


rebutan, masih banyak.”

Penanda (signifier) Petanda (signified)

Scene di atas menampilkan, Wati dengan gembira membagikan


keramain ruang kantor akibat Wati petai yang ia bawa kepada karyawan
menawarkan petai kepada teman- yang lain, hal ini memperlihatkan
temannya. Mereka saling berebutan hubungan keakraban yang sangat dekat
untuk mendapatkan petai yang Wati antara karyawan yang satu dengan yang
bagikan secara gratis. lainnya.

Sumber : Data olahan peneliti, 2020.


67

B. Bentuk Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak


Setelah membahas mengenai proses terbentuknya pesan moral, pada bagian
ini akan diuraikan bentuk pesan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri
dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial yang terdapat
pada film Sabtu Bersama Bapak, meliputi perilaku pantang menyerah, harga diri,
mandiri, percaya diri, tanggung jawab, kasih sayang, bijaksana, amanah, berbakti
kepada orang tua, dan bersahabat/komunikatif.

Pesan adalah pernyataan tentang pikiran dan perasaan yang disampaikan


oleh pemberi pesan kepada penerima pesan. Moral sendiri mengacu pada perilaku
baik buruknya manusia sebagai manusia. Pesan moral dalam sebuah cerita dapat
dipahami sebagai suatu saran yang sengaja dimaksudkan oleh pengarang untuk
disampikan kepada penonton. Moral juga dapat dipandang sebagai makna yang
dapat diperoleh penonton serta mengandung unsur kemanfaatan bagi dirinya. 51

Pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak yang termasuk dalam aspek
hubungan manusia dengan dirinya sendiri yaitu pantang menyerah, harga diri,
mandiri dan percaya diri. Sedangkan pesan moral yang termasuk dalam aspek
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial yaitu tanggung
jawab, kasih sayang, bijaksana, amanah, berbakti kepada orang tua, dan
bersahabat/komunikatif.

Dalam film Sabtu Bersama Bapak peneliti menemukan sepuluh pesan moral
yang menjelaskan hubungan manusia dengan dirinya sendiri serta hubungan
manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, yakni scene- scene yang
menjelaskan tentang pantang menyerah terdapat pada (detik : 00.29.00 dan
00.07.12), harga diri (detik : 00.21.50, 00.23.01, 00.23.16 dan 00.23.40), scene
mandiri (detik : 00.20.03 dan 01.20.47), scene percaya diri (detik : 00.06.27 dan
01.06.26), tanggung jawab (detik : 00.04.00, 00.04.09, 00.13.12, 00.31.33,
00.12.31, 00.12.47 dan 00.14.25), scene kasih sayang (detik : 00.07.33, 00.51.46,
01.40.40 , 00.12.17, 01.19.29 dan 01.19.53), scene bijaksana (detik : 00.31.33,

51
Nining Salfia, “Nilai Moral Dalam Novel 5 cm Karya Doni Dirgantoro”, Jurnal
Humanika, 3, No 15 (2015), 7.
68

01.02.55 dan 01.10.00), scene amanah (detik 00.19.00, 01.39.46 dan 01.37.28),
scene berbakti kepada orang tua (detik : 01.16.58 dan 01.22.00), dan scene
bersahabat/komunikatif (detik : 00.16.15, 00.30.04 dan 00.45.55). Scene- scene
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Pantang Menyerah.
Film Sabtu Bersama Bapak memiliki pesan moral yang hendak
disampaikan kepada penonton mengenai pantang menyerah seperti yang terlihat
pada scene 00.29.00 detik yang menampilkan Satya sedang berlatih olahraga bela
diri taekwondo bersama pak Gunawan. Pada dialog mengatakan bahwa Satya
lelah dan putus asa, namun pak Gunawan memberi semangat dengan berkata
“Sampai kamu besar pun, gak akan ada yang kasih kamu kemenangan.
Kemenangan itu diraih bukan dikasih, kalau kurang pinter belajar lagi untuk lebih
pinter, kalau kurang kuat latihan untuk lebih kuat, okee”. Hal itu membuat Satya
menjadi lebih bersemangat untuk berlatih demi memperoleh kemenangan. Pada
scene 00.07.12 detik menampilkan Satya sedang menggendong piala besar karena
telah berhasil menjuarai taekwondo, hal ini membuktikan bahwa usaha, semangat
dan perilaku pantang menyerah Satya dapat mencapai kemenangan yang
diinginkan.
Perilaku pantang menyerah perlu diterapkan agar tercapainya cita-cita dan
impian. Secara terminologi pantang menyerah adalah tidak mudah putus asa
dalam melakukan sesuatu, selalu bersikap optimis dan bangkit dari
keterpurukan.52 Dapat dilihat dari kedua scene tersebut bahwa sikap pantang
menyerah Satya di dukung oleh sang bapak dan orang di sekitarnya. Dapat
diartikan bahwa pantang menyerah perlu dibarengi dengan dukungan, dorongan
dan motivasi dari orang di sekeliling. Orang tua perlu menanamkan perilaku
pantang menyerah kepada anak sejak kecil, agar anak terbiasa dengan perilaku
baik tersebut hingga dewasa nanti. Apabila telah tertanam perilaku pantang
menyerah pada diri setiap anak, maka anak akan memperoleh kesuksesan yang
diimpikan.

52
Rahmat Putra Yudha, 27 Karakter Tauladan Tokoh Indonesia, (Kalimantan Barat: PGRI
Prov Kalbar, 2019), 7.
69

2. Harga Diri.
Pesan moral pada film Sabtu Bersama Bapak mengenai harga diri, yaitu
terdapat pada scene 00.21.50 detik yang menampilkan Satya sedang berbelanja
pakaian untuk mengubah gaya berpakaian Cakra yang terbilang kuno, ditemani
oleh Wati dan Firman, selanjutnya pada scene 00.23.01 detik Cakra tengah berada
di kasir untuk membayar pakaian yang telah dipilih, namun Cakra tertegun setelah
melihat pakaian yang dipilih terlalu banyak. Cakra lalu teringat pesan sang bapak
yang terdapat pada scene 00.23.16 detik, menampilkan pak Gunawan berada pada
video dan mengatakan “Saka bapak ingat kamu pernah gak mau sekolah karena
belum dibeliin sepatu baru. Ingat satu hal, dikeluarga kita harga diri itu datang
dari sini (menunjuk dada) dan berdampak kepada orang luar, bukan dari apa yang
kita pakai”. Hal itu membuat Cakra mengurungkan keinginan untuk membeli
pakaian dalam jumlah banyak yang terlihat pada scene 00.23.40 detik, Cakra
hanya membeli satu pasang pakaian dan meninggalkan pakaian yang lain di meja
kasir.
Dari ungkapan itu pak Gunawan mengajarkan Cakra untuk tidak silau
terhadap harta dunia karena harga diri itu berasal dari hati bukan dari pakaian
yang dipakai. Pak Gunawan juga mengajarkan kepada Cakra untuk memiliki
pribadi yang sederhana, rendah hati, dan hendaknya menjadi manusia yang
berguna untuk sesama. Analisis pesan moral pada keempat scene diatas mengenai
perilaku sederhana, tidak menghambur-hamburkan uang dan tidak boros.
Boros merupakan perilaku mengabiskan uang untuk sesuatu hal yang tidak
berguna. Dalam Al-Qur‟an sikap boros diungkapkan dengan istilah israf dan
istilah tabdzir. Kata israf berasal dari bahasa arab “asrafa-yusrifu-israfan” yang
berarti memboroskan atau melampui batas. Dalam Al-Qur‟an kata israf
disebutkan sebanyak 23 kali dalam 17 surah, dan diterjemahkan dengan arti
berlebih-lebihan atau melampaui batas.53 Hal ini terdapat dalam QS. Al-A‟raf,
ayat

53
Murtadho Ridwan dan Irsad Andiyanto, “Sikap Boros: Dari Normatif Teks ke Praktik
Keluarga Muslim”, Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari’ah, 11, No.2(2019), 275.
70

ُ َ ٗ َّ ُ ُ َ َ ُ َ َ ُ ُ َّ ِّ ُ َ ُ ََ ُ ُ َ َٰ َ ٰ
ْ‫اْيح ُّب‬
ِ ‫اْولاْتس ِرفياۚ ِْانهْل‬ ‫اْزينخكم ِْعندْك ِل َْمس ِج ٍدْوكلياْواشرةي‬
ِ ‫و‬‫ذ‬ ‫ْيت ِن ْٓيْادمْخ‬
َ
(۱۳ : ‫ال ُمس ِرْ ِفينْ) األعرا ف‬

”Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap
(memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS. Al-A‟raf: 31).54

3. Mandiri
Pesan moral mengenai sikap mandiri terlihat pada scene 00.20.03 detik,
menampilkan bibi dan bu Itje sedang berdiskusi di kamar. Dengan raut wajah
sedih bibi mengusulkan kepada bu Itje untuk memberitahu kepada Satya dan
Cakra mengenai penyakit yang di derita, namun bu Itje menolak karena tidak
ingin merepotkan kedua anaknya. Selanjutnya pada scene 01.20.47 detik
menampilkan bu Itje yang sedang terbaring menggunakan peralatan dan pakaian
operasi lengkap. Bu Itje teringat pesan sang suami yang terlihat pada dialog “Ingat
ya neng waktu kecil kita gak nyusahin orang tua, waktu tua kita gak nyusahin
anak” menjadikan alasan bu Itje untuk tidak memberitahu anak-anaknya mengenai
penyakit kanker tersebut, bahkan hingga bu Itje menjalankan operasi. Karena pada
saat kecil Satya dan Cakra tidak merepotkan, bahkan mereka turut membantu bu
Itje dan membuat bangga dengan prestasi yang mereka peroleh.
Analisis pesan moral pada kedua scene tersebut tentang bu Itje yang tidak
ingin merepotkan Satya dan Cakra. Secara tidak langsung bu Itje menerapkan
perilaku mandiri yang tidak ingin merepotkan orang lain. Kemandirian adalah
bentuk perilaku manusia yang mampu melakukan segala sesuatunya dengan
sendiri. Menurut M.Fadillah dan Lilif, mengartikan mandiri adalah sikap dan
perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas-tugas. Sedangkan kemandirian menurut Hurlock adalah individu memiliki
sikap mandiri dalam cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan,

54
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
122.
71

mengarahkan dan mengembangkan serta menyesuaikan diri sesuai dengan norma


yang berlaku di lingkungannya. 55
Pada usia tua bu Itje tidak ingin merepotkan kedua anaknya sesuai pesan
pak Gunawan untuk tidak merepotkan anak-anak. Perilaku tersebut merupakan
bentuk dari sikap mandiri yang tidak ingin merepotkan orang lain, yang dalam hal
ini adalah anak-anak bu Itje.

4. Percaya Diri.
Pada film Sabtu Bersama Bapak scene mengenai percaya diri terdapat pada
scene 00.06.27 detik yang menampilkan bu Itje, Satya dan Cakra saat masih kecil
sedang menonton video pak Gunawan yang di putar pada layar televisi, video
tersebut berisi pesan pak Gunawan untuk kedua anaknya tentang percaya diri,
terlihat pada dialog “Ingat satu hal, di keluarga kita orang pertama dan terakhir
yang percaya sama diri kita adalah diri kita sendiri”. Pak Gunawan telah
mengajarkan kepada anaknya untuk memiliki perilaku percaya diri.
Selanjutnya pada scene 01.06.26 detik Cakra menerapkan sikap percaya diri
saat telah dewasa, terlihat pada dialog “Pinginnya sih, yakin dulu sama diri
sendiri. Soalnya kalau ngak pede sama diri sendiri, gimana mau jadi imam buat
orang lain”, hal itu di ungkapkan saat Cakra memantaskan diri untuk menjadi
imam bagi pasangannya.
Analisis pesan moral pada kedua scene ini tentang pentingnya memiliki
rasa percaya diri sebagai harta paling berharga untuk menjalani kehidupan. Tanpa
adanya rasa percaya diri kita akan sulit berkomunikasi dengan orang lain, sulit
untuk mendapat kesuksesan bahkan pekerjaan. Beberapa psikologi tersohor,
seperti Miskell, Maslow dan lain-lain berhasil meramu arti dari kata percaya diri
dalam beragam Bahasa mereka sendiri.
Hasan dan kawan-kawan, dalam buku kamus istilah psychology mengatakan
bahwa percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan diri sendiri yang
memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat memanfaatkannya

55
Ni‟matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum, Observasi: Teori dan Aplikasi dalam
Psikologi (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2018), 176.
72

secara tepat. Seorang psikolog W.H Miskell mendefinisikan percaya diri adalah
peralatan yang relatif tetap tentang diri sendiri, mengenal kemampuan, bakat,
kepemimpinan, inisiatif, dan sifat-sifat lain yang ada pada diri. 56 Rasa percaya diri
perlu ditanamkan pada diri setiap manusia, terutama sejak kecil seperti yang di
ajarkan oleh pak Gunawan kepada istri dan anaknya, agar dapat membentuk
pribadi anak yang pemberani serta diharapkan dapat meraih kesuksesan dengan
perilaku percaya diri tersebut.

5. Tanggung Jawab.
Pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak yang terkait dengan
tanggung jawab terdapat pada scene 00.04.00 detik yang menampilkan pak
Gunawan sedang merekam dirinya menggunakan handycam membuat video
pertama untuk kedua anaknya. Pada scene 00.04.09 detik menampilkan pak
Gunawan telah berada pada layar video handycam. Kedua scene tersebut
menampilkan proses pak Gunawan membuat video yang berisi pesan-pesan
kehidupan untuk kedua anaknya. Video tersebut sebagai bentuk tanggung jawab
pak Gunawan sebagai orang tua, yaitu mendidik anak-anaknya. Walaupun raga
nya telah tiada, pak Gunawan tetap ingin mendidik serta membimbing kedua
anaknya hingga dewasa melalui video tersebut.
Pesan moral tentang tanggung jawab selanjutnya terdapat pada scene
00.13.12 detik, menampilkan Satya yang sedang menuju ke lokasi kerja tengah
menelepon Rissa untuk memberikan kabar. Pada scene 00.31.33 detik
menampilkan Satya tengah berada di taman bersama Rissa. Pada dialog Satya
mengatakan “Biar saya aja yang kerja, meski jauh meski bahaya tapi biar saya aja
yang tanggung resikonya, biar kalian ngak usah tanggung resiko apa-apa,
pokoknya kalian terima beres”. Kedua scene itu menunjukkan bentuk tanggung
jawab Satya sebagai kepala keluarga yaitu menafkahi keluarganya dan akan
melakukan apapun untuk keluarga kecilnya.

56
Derry Iswidharmanjaya dan Jubilee Enterprise, Satu Hari Menjadi lebih Baik (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2014), 20.
73

Pesan moral ketiga mengenai tanggung jawab terlihat pada scene 00.12.31
detik yang menampilkan Rissa sedang belajar masak dengan ibu Itje. Sebagai ibu
rumah tangga Rissa dituntut untuk bisa memasak. Pada scene 00.12.47 detik
menampilkan Rissa sedang mengoreksi tugas matematika Ryan, sebagai seorang
ibu Rissa wajib mendampingi dan mengasah kemampuan sang anak, dan pada
scene 00.14.25 detik, menampilkan Rissa melindungi anaknya saat ingin
menyeberang jalan. Dari ketiga scene tersebut menampilkan tugas dan tanggung
jawab ibu rumah tangga seperti memasak untuk memenuhi kebutuhan pangan,
mendidik anak karena seorang ibu merupakan sekolah pertama bagi anaknya, dan
melindungi anak dari bahaya.
Analisis pesan moral pada scene ini yaitu mengenai tanggung jawab setiap
manusia. Tanggung jawab merupakan suatu perilaku yang di anggap wajib
dimiliki oleh makhluk sosial dalam menanggung segala sesuatu sebagai wujud
dari kesadaran akan kewajiban. Memiliki sikap bertangung jawab mencerminkan
manusia yang beradab.57 Ada beberapa jenis tanggung jawab yaitu, tanggung
jawab terhadap sang pencipta, tanggung jawab terhadap diri sendiri, tanggung
jawab terhadap keluarga, tanggung jawab terhadap masyarakat serta tanggung
jawab terhadap bangsa dan negara. Setiap orang memiliki tanggung jawab,
misalnya orang tua bertanggung jawab atas kelangsungan hidup keluarga dan
pendidikan anak-anaknya. 58
Seorang lelaki yang telah berumah tangga memiliki tanggung jawab lebih
terhadap keluarganya. Seperti suami wajib melindungi istri dan anaknya,
membimbing keluarganya untuk memiliki akhlaq yang baik, mampu memenuhi
segala keperluan hidup anak dan istri yang menjadi tanggungannya sesuai dengan
kemampuannya yaitu terkait sandang, pangan dan papan. Selain seorang laki-laki,
perempuan yang telah berumah tangga tentunya juga memiliki tanggung jawab.
Tanggung jawab perempuan akan bertambah setelah ia menikah bahkan setelah
memiliki anak seperti mengatur rumah agar nyaman dan kondusif untuk di

57
Sukron Ma‟mun, “Makna Tanggung Jawab Dalam Islam”, diakses melalui alamat
https://binus.ac.id, tanggal 18 Desember 2020.
58
Afrahul Fadhila Daulai, “Tanggung Jawab Pendidikan Islam”, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, VII, No.2 (2017), 94.
74

tempatin, mengurus dan melayani semua anggota keluarga dan mengatur semua
hal yang berhubungan dengan keluarga dan rumah. Tanggung jawab manusia
terhadap keluarga dan masyarakat terdapat pada QS. At-Tahrim ayat 6:

َ ََ ُ َ
َ َ ُ َّ َ ُ ُ َّ ً َ ُ َ
َ
ُ ُ َ
َ ُ ُ َ ٰ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ
ِ ‫يايىا ْال ِذين ْامنيا ْقيْٓا ْانفسكم ْواو ِليكم ْنارا ْوقيدوا ْالناس ْو‬
ْ‫الحجارة ْعليىا‬
َ ُ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ٰ َ ُ َ َّ َ َ َ ٰۤ َ
ْ ‫ملىِٕكثْ ِغلاظ ِْشدادْلاْيعصينْاّللْمآْْامرومْويفعلينْماْيؤمرو‬
‫ن‬
(٦ :‫(التحريم‬
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang Dia
perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
(QS. At-Tahrim: 6).59

6. Kasih Sayang
Dalam film Sabtu Bersama Bapak, peneliti menemukan scene yang
menampilkan perilaku kasih sayang, terutama kasih sayang terhadap orangtua,
yaitu pada scene 00.07.33 detik menampilkan Satya dan Cakra sedang membantu
bu Itje melayani pelanggan di warung makan milik bu Itje. Membantu
meringankan pekerjaan orang tua termasuk dalam sikap menyayangi orang tua.
Selanjutnya pada scene 00.51.46 detik menampilkan Cakra sedang menelepon bu
Itje untuk menanyakan kabar dan keadaannya. Dalam dialog juga terlihat
ungkapan “Iya-iya, Saka sayang mama” yang menyatakan bentuk kasih sayang
Cakra kepada sang mama. Pada scene 01.40.40 detik menceritakan kejadian
mundur saat Satya dan Cakra masih kecil, menampilkan keluarga bahagia yaitu
Pak Gunawan, bu Itje, Satya dan Cakra sedang berada di kamar. Pak Gunawan
dan bu Itje terlihat senang dengan tingkah laku kedua anaknya saat berlomba-
lomba ingin memeluk sang bapak. Pelukan itu sebagai ungkapan nyata dari kasih
sayang anak kepada orang tua. Pada ketiga scene di atas menampilkan bentuk
kasih sayang Satya dan Cakra kepada orang tua.

59
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
448.
75

Bentuk kasih sayang juga terdapat pada scene 00.12.17 detik yang
menampilkan Satya memeluk erat kedua anaknya dan sang istri saat tiba di rumah
dari dinas kerja di luar kota. Pelukan tersebut sebagai ungkapan kerinduan dan
bentuk kasih sayang Satya kepada keluarga tercinta setelah lama tidak bertemu.
Pada scene 01.19.29 detik menampilkan Satya bertemu atasan kerjanya. Ia
meminta untuk dimutasikan kerja di Paris, agar dapat berkumpul dengan keluarga
kecilnya. Kemudian pada scene 01.19.53 detik menampilkan Rissa sedang
memeluk Satya dengan penuh bahagia setelah mengetahui bahwa suaminya telah
di izinkan untuk pindah kerja bahkan telah diberi posisi untuk kerja di Paris. Satya
memilih mutasi kerja di Paris yang lokasinya dekat dengan rumah agar Satya
dapat selalu berkumpul dengan keluarganya, ia menyadari bahwa kehadirannya
sangat dibutuhkan oleh istri dan anaknya, sosoknya diperlukan dalam mendidik
anak-anaknya hingga dewasa. Pada ketiga scene tersebut terlihat ungkapan dan
bentuk kasih sayang Satya terhadap keluarga.
Analisis pesan moral Pada lima scene tersebut, yaitu tentang perilaku kasih
sayang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kasih sayang adalah ungkapan
perasaan cinta dan suka yang tulus tanpa mengharapkan imbalan. Kasih sayang
dapat berbentuk kehangatan, rasa aman, perhatian serta perlindungan.60 Kasih
sayang merupakan sesuatu hal yang paling dibutuhkan dalam kehidupan. Kasih
sayang dapat berupa kasih sayang kepada orang tua maupun orang tua kepada
anak, kasih sayang kepada pasangan, kasih sayang kepada keluarga dan lainnya.
Kasih sayang yang terlihat pada scene di atas tentang kasih sayang Satya
dan Cakra terhadap orang tua, serta kasih sayang yang diberikan Satya terhadap
istri dan kedua anaknya. Sebagaimana yang termaktub dalam Q.S Al-Balad,ayat
17 mengenai kasih sayang:
َّ
َ َ َ َ َََ َّ َ َ َ َ ُ ‫َ ٰ َم‬ َ َ َُّ
َ ‫انْم‬
) ۳١ :‫اْةالمرحم ِْث (ا لبلد‬
ِ ‫ي‬‫اص‬ ‫ي‬‫ح‬ ‫ْو‬‫د‬ِ ‫ب‬ ‫الص‬‫اْة‬
ِ ‫ي‬‫اص‬ ‫ي‬ ‫ح‬ ‫اْو‬ ‫ي‬‫ن‬ ‫ْا‬‫ن‬ ‫ي‬‫ذ‬ِ ْ
‫ْال‬‫ن‬ ِ ‫ثمْك‬
"Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk
bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang". (QS. Al-Balad : 17).61

60
Neny Anggraini, Belajar dari Induk Gajah (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), 37-
38.
61
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu, 2010),
674.
76

7. Bijaksana
Bijaksana berarti arif, yaitu dapat membuat pertimbangan yang baik, dapat
membuat pilihan atau keputusan yang tepat, tenggang rasa, cermat, hemat, dapat
mengendalikan diri, memiliki pemikiran yang panjang dan sebagainya. Bijaksana
juga dapat dikatakan mengetahui hal yang baik dan melakukannya. 62
Merencanakan finansial keluarga dan masa depan dengan matang merupakan
salah satu sikap dari bijaksana.
Pada film Sabtu Bersama Bapak terdapat adegan yang menunjukkan
perilaku bijaksana, seperti pada scene 00.31.33 detik yang menampilkan Satya
bersama Rissa sedang bersantai di taman dan membahas finansial keluarga untuk
kehidupan mereka kedepan. Selanjutnya pada scene 01.02.55 detik menampilkan
Satya sedang bertemu sang bapak di dalam mimpi, bapak mengajarkan Satya
untuk selalu membuat rencana tapi tidak melupakan masa sekarang. Pak Gunawan
telah mengajarkan kepada Satya untuk bijaksana dengan merencanakan masa
depan.
Scene 01.10.00 detik juga menampilkan perilaku bijaksana, yaitu Satya
sedang menonton video pak Gunawan terkait rencana kehidupan. Pak Gunawan
telah mengajarkan perilaku bijaksana dalam diri anaknya, ditandai dengan dialog
“Bapak itu orang yang percaya bahwa hidup itu harus matang direncanakan.
Apalagi jika kalian jadi suami. Setiap langkah yang kalian ambil, ada anak dan
istri yang mengikuti. Jadilah laki-laki yang baik dan kuat, yang layak untuk anak
istri. Agar kalian layak mendapatkan istri yang baik dan kuat juga. Perempuan
yang bisa jadi perhiasan dunia dan akhirat. Waktu gak bisa di ulang, jadi
rencanakan semuanya. Ini penting rencana, rencana dan rencana”. Pak Gunawan
mengajarkan Satya agar memiliki perilaku bijaksana, kemudian di terapkan oleh
Satya saat telah menjadi kepala keluarga.
Analisis pesan moral pada Scene tersebut yaitu tentang kebijaksanaan.
Membuat perencanaan dalam hidup termasuk dalam perilaku bijaksana.
Perencanaan hidup memang sangat penting dilakukan, karena kita tidak akan tahu

62
Andar Ismail, Selamat Menabur 33 Renungan Tentang Didik-Mendidik, (Jakarta: Gunung
Mulia, 2008), 8.
77

prioritas yang akan dilakukan dan tidak bisa fokus terhadap sesuatu jika kita tidak
membuat rencana untuk kehidupan. Perilaku tentang merencanakan hari esok
termaktub dalam Q.S Al-Hasyr, ayat 18:
ٰ َّ َ ٰ
َْ‫ْاّلل‬ ُ َّ َ َ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ َٰ ُ َّ ُ َ ٰ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ
ْ ‫يايىا ْال ِذين ْامنيا ْاحقيا ْاّلل ْولتنظر ْنفس ْما ْقدمج ِْلغ ٍدۚ ْواحقيا ْاّللْ ِان‬
ُ َّ َ َ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ َٰ ُ َّ ُ َ ٰ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ ُ َ َ َ َ
ْ‫خ ِتيدْ ِۢةماْ حعملينيايىاْال ِذين ْامنياْاحقياْاّلل ْولتنظر ْنفس ْماْقدمج ِْلغ ٍدْۚواحقيا‬
َ ُ َ َ َ َ َ ٰ َّ َ ٰ
ْ ‫ْاّللْخ ِتيدْ ِۢةماْحعملي‬
‫ن‬ ‫اّللْ ِان‬
)۳٨ :‫(ا لحسير‬

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah


setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap
apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr:18).63

8. Amanah
Dalam film Sabtu Bersama Bapak peneliti menemukan tiga scene yang
menampilkan perilaku amanah, yaitu pada scene 00.19.00 detik terlihat bibi
sedang memberikan surat dari Yayasan Kanker Nasional kepada bu Itje. Bibi telah
amanah karena telah menyampaikan surat yang dititipkan kepadanya untuk
diberikan kepada pemiliknya.
Pada scene 01.39.46 detik, Pak Gunawan sedang memberikan kaset yang
berisi video tentang pesan-pesan kehidupan untuk anak dan istri kepada bu Itje.
Scene tersebut menceritakan kejadian mundur ketika pak Gunawan masih hidup.
Pak Gunawan memberikan amanah kepada bu Itje untuk memutar video terakhir
tersebut ketika Satya dan Cakra akan menikah. Kemudian pada Scene 01.37.28
detik, menampilkan bu Itje, Satya dan Cakra sedang menonton video terakhir dari
pak Gunawan saat Cakra akan menikah. Bu Itje sudah melaksanakan amanah,
karena telah menyampaikan pesan terakhir kepada anaknya sebelum Cakra
menikah.

63
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
637.
78

Analisis pesan moral pada ketiga scene tersebut mengenai perilaku terpuji
yaitu amanah. Amanah berasal dari kosa kata Bahasa Arab amina, secara harfiah
berarti kepercayaan, inti sari terpenting dari amanah adalah tanggung jawab.
Suatu sikap yang harus dijaga dan dilaksanakan, baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan bermasyarakat.64 Amanah artinya bukan hanya menjaga
barang titipan orang atau menjaga rahasia orang lain sebagaimana dipahami
kebanyakan orang ketika mendengar kata ini. Pengertian amanah lebih luas dari
itu, yaitu mencapai seluruh aspek kehidupan manusia: agama, mental, materi dan
sosial. Jadi dapat dikatakan bahwa agama adalah amanah, jiwa adalah amanah,
istri adalah amanah, keluarga adalah amanah dan hak-hak anggota masyarakat
juga amanah. 65 Sebagaimana yang termaktub dalam Q.S An-Nisa, ayat 58:
ُ َ َ َّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ٰٓ ٰ َٰ ُّ َ ُ َ ُ ُ ُ َ َ ٰ َّ
ْ‫اس ْان ْتحك ُميا‬
ِ ‫ْالن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ْة‬ ‫م‬ ‫خ‬ ‫م‬‫ك‬ ‫ْح‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ِ‫ا‬ ‫اْۙو‬ ‫ى‬‫ل‬ِ ‫و‬‫ىْا‬ ‫ل‬‫ْا‬ ‫ج‬
ِ ِ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ا‬‫ْال‬ ‫وا‬‫د‬ ‫ِان ْاّلل ْيأمركم ْان ْحؤ‬
َ َ َ ٰ َّ ُ ُ
ً
ْ ) ٨٨ :‫ْاّللْكان َْس ِميعا َْۢة ِصي ًدا (ا لنسا ء‬ ‫اْي ِعظكم ِْة ٖهْ ِْان‬ َ ٰ ‫ةال َعدلْْاَّن‬
َ ‫ْاّللْنعَّم‬
ِِ ِ ِ ِ

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak


menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia
hendaknya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang
memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha mendengar lagi Maha
melihat". (An-Nisa: 58).66

9. Berbakti Kepada Orang Tua


Orang tua merupakan pasangan yang spesial dalam hidup. Orang tua terdiri
dari ayah dan ibu. Ayah yang selalu memenuhi kebutuhan anak, sedangkan ibu
yaitu orang yang melahirkan. Pengertian umum orang tua adalah orang yang

64
Ahmad Rofi‟ Usmani, Islami Golden Stories Para Pemimpin yang Menjaga Amanah,
(Bandung: Bentang Pustaka, 2016), xvii.
65
Muhammad Sayyid Muhammad Az-Za‟balawi, Pendidikan Remaja antara Islam dan
Ilmu Jiwa, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), 323.
66
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta:Pustaka Jaya Ilmu,2010),
46.
79

membesarkan kita. Orang tua juga bisa didefinisikan sebagai orang yang telah
memberikan arti kehidupan bagi kita.67
Menurut Al-Atsari makna berbakti adalah menaati kedua orang tua dengan
melakukan semua apa yang mereka perintahkan selama hal tersebut tidak
bermaksiat kepada Allah SWT. Adapun hak-hak yang harus dilakukan ketika
orang tua masih hidup antara lain adalah: mengikuti keinginan dan saran dari
orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan,
jodoh maupun masalah lainnya. Dengan catatan selama keinginan dan saran-saran
itu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 68
Pada film Sabtu Bersama Bapak peneliti menemukan scene yang
menampilkan perilaku berbakti terhadap orang tua, yaitu pada scene 01.16.58
detik menampilkan Cakra dan ibu Itje sedang berbincang mengenai bu Itje yang
akan mengenalkan Cakra dengan anak temannya, terlihat pada dialog “Ini mah
bukan dijodohin saka, dikenalin aja. Pertama udah mama saring, terus kedua
orang tuanya udah pasti setuju, jadi kamu bebas persaingan”. Selanjutnya pada
scene 01.22.00 detik Cakra menuruti kemauan bu Itje dengan datang di tempat
yang telah disepakati. Di tempat itu tanpa di sengaja ia bertemu Ayu. Ternyata
wanita yang akan dikenalkan bu Itje kepada Cakra adalah Ayu, wanita yang
pernah menolak Cakra dengan alasan Cakra adalah orang yang aneh.
Sebagai orang tua, bu Itje merasa khawatir dengan umur anaknya yang
sudah menginjak umur 30 tahun namun belum memiliki pasangan untuk dijadikan
pendamping hidup. Sehingga bu Itje mengenalkan Cakra kepada anak temannya.
Sebagai anak yang menurut kepada orang tua, Cakra mengikuti kemauan bu Itje
untuk dikenalkan. Analisis pesan moral dari kedua scene tersebut tentang Cakra
yang telah patuh kepada orang tua, karena menuruti kemauan bu Itje untuk
dikenalkan dan bertemu dengan anak temannya yang berarti Cakra telah berbakti
kepada orang tua.

67
Muhammad Ilham, “Pengertian Arti Dari Makna Orang Tua” , diakses melalui alamat
https://www/kompasiana.com.amp/ilham_durtigs/pengertian-arti-dari-makna-orang-
tua_550b1cea813311ef17b1e2f9, tanggal 27 Desember 2020.
68
Yuni Nur Dinasyari, “Studi Psikologi dan Agama Islam: Makna Berbakti Kepada Orang
Tua Dalam Perspektif Remaja Muslim Jawa”, Skripsi (Surakarta: Program Sarjana Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2013), 23.
80

Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang sangat penting


dilakukan agar tidak menjadi anak yang durhaka. Sebagaimana termaktub dalam
Q.S Al-Isra‟, ayat 23:

َ ُ ُ ََ ََ َ َ َّ َ ُ َ َّ ً ٰ َ َ َ ُ َّ َّ ُ ُ َ ََّ َ ُّ َ ٰ َ َ
ْْٓ‫حدوما‬ ْ ‫اْالا ِْْٓاياهْو ِةاليالِدي ِن ِْاحسنا ِْاماْيتلغن ِْعندكْال ِكبدْا‬
ِ ‫ْ وقضىْرةكْالاْحعتد ْٓو‬
ً َ ً َ َ ُ َّ ُ َ َ ُ َ َ َ َّ ِّ ُ َ ُ َّ ُ َ َ َ َ ُ ٰ َ
)٣۱:‫ْكلىماْفلاْحقلْل ْىمآْْا ٍفْولاْحنىروماْوقلْلىماْقيلاْك ِريما (اإلسراء‬ ِ ‫او‬

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain


Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS.Al-Isra‟:
23).69

10. Bersahabat/Komunikatif
Bersahabat atau komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 70 Sahabat juga
menjadi salah satu orang terpenting dalam kehidupan. Selain keluarga, sahabat
juga menjadi sosok yang paling mengerti, orang yang berpengaruh dalam setiap
keputusan yang diambil, serta sebagai tempat untuk menceritakan segala keluh
kesah. Sahabat dapat dikatakan pula sebagai keluarga kedua setelah keluarga
utama.
Pada film Sabtu Bersama Bapak, peneliti menemukan beberapa adegan
mengenai sikap bersahabat/komunikatif, yaitu terdapat pada scene 00.16.15 detik,
menampilkan Cakra sedang berjalan menuju ruangannya. Wati sebagai karyawan
sekaligus sahabat dekat, menyapa Cakra dengan ramah dan candaan mengenai
Cakra yang belum memiliki pasangan. Selanjutya pada scene 00.30.04 detik,
menampilkan Cakra tengah menunjukkan penampilan barunya kepada Wati dan
Firman. Karena tingkah nya yang lucu, karyawan lain pun ikut menertawakan

69
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu, 2010),
227.
70
Rudy Hidana et. a l., Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan (Bandung:
Widina Bhakti Persada, 2020), 7.
81

Cakra sehingga suasana menjadi ramai. Pada scene 00.44.55 detik juga
menampilkan keramaian kantor karena Wati sedang membagikan petai kepada
teman-temannya.
Analisis pesan moral yang ingin disampaikan dari ketiga scene di atas yaitu,
tentang keakraban terlihat dari Cakra sebagai atasan di kantor begitu dekat dengan
karyawannya, terlihat dari kedekatan mereka saat bercanda, bercengkrama dan
mengobrol bersama. Cakra menganggap semua karyawanya sebagai sahabat dan
teman, sehingga tidak ada batasan antara atasan dan karyawan, yang membuat
semua begitu akrab. Keakraban itu akan membuat semangat dalam bekerja.
BAB IV
MANFAAT PESAN MORAL DALAM FILM
SABTU BERSAMA BAPAK
Sabtu Bersama Bapak adalah film bertema keluarga. Keluarga merupakan
unit terkecil dalam kehidupan sosial. Film Sabtu Bersama Bapak bercerita tentang
pak Gunawan Garnida yang divonis oleh dokter memiliki penyakit kanker
stadium akhir dan mengakibatkan umurnya tidak akan lama lagi. Mengetahui hal
itu pak Gunawan berinisiatif untuk membuat video yang berisi pesan-pesan
kehidupan untuk kedua anaknya yang akan menemani mereka hingga tumbuh
dewasa . Hal itu dilakukan karena pak Gunawan tidak ingin ketinggalan peran
sebagai seorang bapak dalam mendidik kedua jagoannya menjadi anak yang baik
meskipun raganya telah tiada. Video itu selalu diputar setiap hari sabtu sepulang
sekolah, sedangkan hari lain mereka dituntut untuk belajar.
Film keluarga merupakan film yang memiliki cerita mengenai sebuah
keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Banyak sekali manfaat dari
menonton film bertema keluarga. Biasanya film ini berisi pesan-pesan mengenai
perilaku dalam kehidupan sosial yaitu tentang kehidupan sehari-hari, sehingga apa
yang terjadi pada pemerannya bisa jadi merupakan hal yang pernah atau bahkan
yang sedang dirasakan oleh penonton. Film bertema keluarga juga dapat
mengajarkan tentang rasa syukur atas kehidupan di dunia ini setelah melihat
konflik yang ada dalam film serta mengajarkan tentang menghadapi permasalahan
dan menyelesaikan dengan cara yang tepat.71
Cerita pada film dapat memberikan pelajaran kepada penonton mengenai
pesan yang disampaikan dan mengambil hikmah dari cerita tersebut. Penonton
juga diharapkan dapat menerapkan pesan-pesan yang memiliki nilai kebaikan
dalam kehidupan sehari-hari. Film Sabtu Bersama Bapak mengemas pesan moral
disepanjang jalan ceritanya yang tentunya memiliki banyak manfaat bagi
penonton.

71
Vanessa Melissa, “Sederhana Tapi Penting, Inilah Manfaat Menonton Film Keluarga”,
diakses melalui alamat https://www.futuready.com/artikel/family/sederhana-tapi-penting-inilah-
manfaat-menonton-film-keluarga/amp/, tanggal 05 Januari 2021.

82
83

A. Manfaat Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak Untuk


Kehidupan Sosial

Setelah melakukan penelitian terhadap film Sabtu Bersama Bapak, peneliti


menemukan pesan moral mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, yaitu perilaku
pantang menyerah, harga diri, mandiri, percaya diri, tanggung jawab, kasih
sayang, bijaksana, amanah, berbakti kepada orang tua, dan
bersahabat/komunikatif. Semua pesan moral itu bernilai kebaikan yang patut
untuk ditiru. Adapun manfaat pesan moral tersebut untuk kehidupan sosial, akan
diuraikan sebagai berikut:

1. Pantang Menyerah
Pantang menyerah adalah sikap bertahan dengan tantangan yang di hadapi.
Pada hakikatnya pantang menyerah adalah perjuangan yang dilakukan dengan
penuh semangat, tidak putus asa, kerja keras dan tidak menyerah. 72 Dalam film
Sabtu Bersama Bapak scene yang menunjukkan perilaku pantang menyerah yaitu
saat pak Gunawan mengajarkan Satya untuk tidak mudah menyerah, kemudian
pada scene saat Satya memperoleh juara dan membawa pulang piala besar
sebagai bukti keberhasilannya dan peneraan perilaku pantang menyerah yang
diajarkan oleh sang bapak. Adegan ini menyampaikan pesan serta mengajak
penonton untuk optimis dan bersungguh-sungguh dalam mencapai tujuan yang
diinginkan, serta tidak pernah berputus asa, teruslah berusaha karena segala usaha
tidak ada yang sia-sia. Adapun manfaat dari perilaku pantang menyerah jika
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
a. Tujuan yang diinginkan dapat tercapai
Setiap kegiatan yang dilakukan, seseorang pasti memiliki tujuan utama
atau impian yang ingin dicapai dalam kehidupan. Ketika perilaku pantang
menyerah telah diterapkan maka tujuan utama akan tercapai dengan perasaan

72
Ardyan M.Erlangga, Pantang Menyerah (Yogyakarta: Familia, 2016), 2.
84

senang tanpa adanya paksaan. Perilaku pantang menyerah inilah yang menjadikan
tujuan utama atau impian tersebut dapat tercapai.
b. Dapat menumbuhkan kesabaran
Dengan memiliki perilaku tekun serta pantang menyerah, maka akan
membawa seseorang berada pada situasi bertahan pada suatu keadaan. Walaupun
keadaan itu sulit, semua akan dilalui dengan penuh kesabaran tanpa sedikitpun
berpikir untuk menyerah hingga suatu tujuan itu tercapai. 73 Maka tanamkan dan
terapkan perilaku pantang menyerah pada diri, agar memperoleh tujuan yang
ingin dicapai.
Kedua contoh di atas merupakan manfaat dari perilaku pantang menyerah.
Perilaku tersebut dapat membuat seseorang merealisasikan sebuah mimpi. Oleh
karena itu, tanamkanlah perilaku pantang menyerah dalam diri karena dapat
memberikan banyak manfaat jika diterapkan dalam kehidupan.

2. Harga Diri
Menurut Roman dalam buku Coetzee menyatakan bahwa harga diri
merupakan suatu kepercayaan diri seseorang, sebagai patokan untuk sesuatu yang
terbaik bagi diri sendiri dan bagaimana melakukannya. 74 Film Sabtu Bersama
Bapak menampilkan tentang nilai harga diri yaitu pada adegan pak Gunawan
mengajarkan kepada Cakra untuk tidak boros dan ia menyampaikan bahwa harga
diri berasal dari hati dan membawa dampak positif untuk orang lain bukan dari
apa yang dipakai. Adegan ini mengajarkan kepada penonton untuk hidup
sederhana, selalu bersyukur atas apa yang telah dimiliki dan tidak boros. Hal itu
patut untuk ditiru karena memiliki nilai kebaikan. Adapun manfaat dari memiliki
harga diri yaitu:

73
Shella Rafika Sari, “Manfaat Tak Terduga Jika Memiliki Sifat Tekun”, diakses melalui
alamat https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/shella-rafika-sari/6-manfaat-yang-akan-
kamu-dapatkan-saat-memiliki-sikap-tekun-c1c2, tanggal 10 Januari 2021.
74
Robi Maulana, “Pengertian Harga Diri Menurut Ilmu Psikologi”, diakses melalui alamat
https://psikologihore.com, tanggal 06 Januari 2021.
85

a. Mengetahui kemampuan diri.


Setelah mengetahui kemampuan yang ada pada diri sendiri, seseorang akan
memanfaatkan apa yang ada pada dirinya. Sehingga seseorang tersebut akan
menggunakan kesempatan itu dengan sebaiknya untuk mencapai suatu
keinginan. 75 Oleh karena itu, mengetahui kemampuan pada diri memiliki manfaat
untuk meningkatkan harga diri.
b. Merasa puas dengan karya sendiri
Dengan menghargai diri sendiri, kita cenderung akan merasa puas dengan
apa yang dimiliki terutama dengan karya hasil dari usaha dan kerja keras. Adanya
kerja keras membuat seseorang akan merasa puas dengan karyanya sendiri. Oleh
karena itu, perasaan merasa puas dengan karya sendiri menjadi manfaat dari
memiliki perilaku ini.
c. Menghargai diri sendiri
Orang yang memiliki nilai terhadap diri sendiri akan lebih menghargai diri
dengan menerima kelebihan yang ada dan tidak menyalahkan kekurangan yang
dimiliki. Hal ini sepantasnya dilakukan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Dengan pandai bersyukur seseorang akan lebih
menghargai apa yang telah dimiliki.
Di atas telah dijelaskan beberapa manfaat dari menghargai diri sendiri.
Setiap manusia harus memiliki dan menjaga harga diri agar tidak merasa angkuh
dan tetap memiliki rasa malu terhadap Allah SWT, manusia dan diri sendiri.
Semoga kita terus mampu menjaga harga diri agar tetap dihargai sebagai manusia
yang bermartabat.76

3. Mandiri
Perilaku mandiri adalah kemampuan berdiri sendiri dalam melaksanakan
segala tugas dan kewajiban, guna memenuhi kebutuhan sendiri. 77 Pada film Sabtu

75
Farzaneh Samadi, Bersahabat Dengan Putri Anda, (Jakarta:Pustaka Zahra, 2004), 142.
76
Mohammad Aziz Abdullah, “Pentingnya Harga Diri dan Rasa Malu”, diakses melalui
alamathttps://www.kompasiana.com/amp/bigbosgamingridwan1282/5fa58addd541df321b6624c2/
pentingnya-harga-diri-dan-rasa-malu, tanggal 06 Januari 2021.
77
Ratna Pujiyanti, “Pengaru Sikap Mandiri Dan Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja
Karyawan PT.Nohi Indonesia Grogol Sukoharjo”, Jurnal Penelitian, (2012), 7.
86

Bersama Bapak kemandirian diperlihatkan oleh ibu Itje yang tidak ingin
merepotkan kedua anaknya sehingga ia tidak memberitahu anaknya mengenai
penyakit yang di derita. Adapun manfaat memiliki perilaku mandiri yaitu:
a. Menumbuhkan rasa percaya diri
Percaya diri diperoleh dari hidup yang tidak bergantung kepada orang lain
atau dapat dikatakan mandiri. Hal ini dapat diyakini bahwa kita mampu mengatasi
dan melewatinya sendiri tanpa ada halangan apapun asalkan ada keinginan untuk
berusaha. Oleh karena itu adanya kepercayaan diri dapat menumbuhkan perilaku
mandiri.
b. Mengetahui keinginan diri sendiri
Perilaku mandiri akan membuat seseorang menjadi lebih bijak dan kuat
dalam mengambil suatu keputusan. Hal ini dikarenakan kita lebih mengetahui apa
yang diinginkan dan diperlukan. Dari perilaku tersebut dapat membuat hidup
menjadi lebih bahagia dan membuat pikiran menjadi sehat dan damai. 78
c. Tidak bergantung pada orang lain
Memiliki sifat mandiri, membuat seseorang mampu mengatasi masalah
sendiri. Sehingga seseorang yang memiliki perilaku mandiri dapat menyelesaikan
masalahnya tanpa menunggu bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, dengan
tidak bergantung kepada orang lain menjadi manfaat utama dalam memiliki
perilaku mandiri. Menanamkan dan menerapkan perilaku mandiri akan membuat
seseorang mendapatkan manfaat-manfaat tersebut.

4. Percaya Diri
Percaya diri merupakan perilaku positif seseorang untuk meyakinkan bahwa
dirinya dapat menumbuhkan penilaian positif, baik terhadap dirinya maupun
terhadap lingkungan. Dengan kata lain percaya diri adalah sebuah keyakinan kuat
yang terletak pada jiwa dan kemampuan menguasai jiwa. 79 Film Sabtu Bersama
Bapak menampilkan perilaku percaya diri yang terlihat pada dialog pak Gunawan
bahwa “orang pertama dan terakhir yang percaya sama diri kita adalah diri kita
78
Sri Yanti Nainggolan, “Empat Manfaat Menjadi Pribadi yang Mandiri”, diakses melalui
alamat https://m.medcom.id, tanggal 12 Januari 2021.
79
Yusuf Al-Uqshari, Percaya Diri Pasti (Jakarta: Gema Insani, 2005), 14.
87

sendiri”. Pak Gunawan meyakinkan kepada kedua anak dan istrinya mengenai
rasa percaya diri. Adegan ini menyampaikan pesan kepada penonton bahwa
perilaku percaya diri perlu ditanamkan dalam diri setiap manusia. Karena tanpa
adanya rasa percaya diri kita tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan penuh
kebahagiaan. Adapun manfaat memiliki sifat percaya diri dalam kehidupan sehari-
hari yaitu sebagai berikut:
a. Bebas dari rasa cemas dan ketakutan
Rasa percaya diri dapat membuat seseorang menutup suara-suara negatif
dalam dirinya. Orang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki mental untuk
berani tampil di hadapan orang lain tanpa memikirkan kekurangan yang ada pada
dirinya. Oleh karena itu, sikap percaya diri perlu ditanamkan pada diri seseorang,
agar mampu menjalani kehidupan dengan baik dengan kepercayaan dan
keberanian yang dimiliki.
b. Merasa lebih berharga
Dengan rasa percaya diri, orang akan sangat menghargai diri sendiri dan
kemampuan yang dimiliki. Percaya diri inilah yang bisa membuat seseorang
merasa lebih berharga atas dirinya. Dalam hal ini perilaku percaya diri dapat
memberi manfaat positif pada diri seseorang.
c. Menjadi lebih tangguh
Keyakinan dan kepercayaan terhadap diri sendiri membuat seseorang lebih
tangguh dalam mengatasi semua kegagalan. Saat gagal, orang yang memiliki
kepercayaan diri beranggapan bahwa dia tidak gagal namun sedang diuji dan
membuatnya tertantang untuk mencoba lagi, sehingga orang tersebut akan
semakin tangguh dalam menjalani segala rintangan atau kegagalan dalam
kehidupan.
d. Percaya diri membuat pergaulan berkembang
Orang yang memiliki kepercayaan diri akan bebas berinteraksi dengan siapa
saja, sekalipun orang itu baru dikenal. Orang yang percaya diri tidak cemas dan
tidak membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain. Saat berinteraksi
dengan orang lain mereka akan terlihat santai sehingga orang di sekitarnya akan
merasa nyaman.
88

e. Mencapai kesuksesan yang lebih besar.


Dengan berbekal rasa percaya diri seseorang akan termotivasi untuk lebih
banyak mengambil tindakan. Sehingga, peluang untuk mencapai target akan lebih
cepat tercapai hingga kesuksesan dapat diraih. 80 Kesuksesan itulah yang akan
membuat kepercayaan diri pada seseorang meningkat.

5. Tanggung Jawab.
Pada film Sabtu Bersama Bapak terdapat beberapa scene yang
menyampaikan tentang tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan salah satu
nilai karakter yang perlu ditanamkan pada diri seseorang, karena untuk memiliki
kepribadian yang baik, seseorang perlu memiliki perilaku tanggung jawab.81
Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas
dan kewajiban yang harus dilaksanakan terhadap diri sendiri, tuhan, masyarakat,
lingkungan (alam, sosial dan budaya), dan negara. 82
Film Sabtu Bersama Bapak menyampaikan pesan kepada penonton
mengenai tanggung jawab sebagai kepala keluarga seperti yang dilakukan oleh
pak Gunawan yaitu tetap mendidik dan memberikan pengasuhan terhadap anak-
anaknya walaupun hanya melalui video, dan Satya yang bekerja keras demi
menghidupi anak dan istrinya. Tanggung jawab juga diperlihatkan oleh Rissa
sebagai seorang ibu rumah tangga. Semua hal itu patut untuk ditiru dalam
kehidupan nyata karena memiliki nilai kebaikan tentang tanggung jawab sebagai
manusia untuk menjalani kehidupan di dunia. Seseorang yang memiliki perilaku
tanggung jawab akan membiasakan diri untuk mempertanggung jawabkan segala
hal yang dilakukan baik itu tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap tuhan
maupun terhadap orang lain. Sikap tanggung jawab bila ditanamkan dalam diri
serta diterapkan dalam kehidupan memiliki banyak manfaat. Adapun manfaat
perilaku tanggung jawab antara lain sebagai berikut:

80
Sinta Wijayanti, “Alasan Percaya Diri Jauh Lebih Penting Dari yang Kamu Duga”,
diakses melalui alamat https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/sinta-wijayanti-d/7-alasan-
mengapa-percaya-diri-jauh-lebih-penting-dari-yang-kamu-duga-c1c2, tanggal 09 Januari 2021.
81
Nurhadi dan Muhammad Irhamuddin Harahap, Konsep Tanggung Jawab Pendidik Dalam
Islam, (Pekanbaru:Guepedia,2020), 17.
82
Mohamad Mustari, Nilai Karakter, (Yogyakarta: Laks Bang Pressindo, 2011), 21.
89

a. Dihargai oleh orang lain.


Manusia yang bertanggung jawab akan lebih dihargai oleh orang lain.
Karena, manusia yang bertanggung jawab dapat diandalkan dalam segala hal dan
lebih dipercaya dalam mengemban tugas. Oleh karena itu sikap tanggung jawab
menjadi perilaku yang sangat penting untuk dimiliki agar seseorang dapat dihargai
oleh orang lain.
b. Meningkatkan peluang kesuksesan
Orang yang memiliki rasa tanggung jawab akan meningkatkan peluang
kesuksesan. Hal ini dikarenakan seseorang akan lebih dipercaya sehingga lebih
berhati-hati dalam melaksanakan setiap pekerjaan dengan baik dan benar. Adanya
perilaku tanggung jawab inilah yang dapat membuat seseorang meraih
kesuksesan. Rasa kepercayaan ini diperoleh dari hasil yang sudah dikerjakan
sebelumnya, yaitu melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar.
c. Disenangi oleh orang disekeliling
Orang yang memiliki perilaku bertanggung jawab tentu akan disenangi oleh
orang banyak. Hal ini dikarenakan sifat terpuji yang dimilikinya dapat
memberikan pengaruh baik bagi orang di sekelilingnya. Oleh karena itu perilaku
tanggung jawab sangat diperlukan dan harus diterapkan dalam kehidupan sosial.

6. Kasih Sayang
Akhlak kasih sayang merupakan perilaku terpuji dan patut untuk dimiliki.
Sifat kasih sayang berasal dari hati yang memiliki kelembutan jiwa. Hati tersebut
sangat peka terhadap perasaan yang dikehendaki oleh orang lain dan memiliki
kelembutan jiwa, sehingga mendorong untuk memberikan sesuatu yang
dimilikinya untuk orang lain. 83
Pada film Sabtu Bersama Bapak terdapat adegan mengenai kasih sayang,
yaitu kasih sayang terhadap keluarga seperti yang dilakukan oleh Satya dan
Cakra yang sangat menyayangi keluarga mereka. Adegan tentang kasih sayang
tersebut menyampaikan pesan kepada penonton untuk selalu menyayangi keluarga

83
Agung Sasongko, “Akhlak Kasih Sayang”, diakses melalui alamat
https://m.republika.co.id tanggal 06 Januari 2021.
90

dan orang-orang terpenting dalam hidup. Berikut beberapa manfaat memiliki


perilaku kasih sayang, yaitu:
a. Timbulnya keharmonisan
Dengan saling menyayangi, akan menimbulkan keharmonisan baik itu
bersama keluarga maupun bersama teman. Hal ini dikarenakan tidak adanya
perselisihan yang terjadi dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga, teman
ataupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu perilaku saling menyayangi
akan menimbulkan keharmonisan dalam kehidupan sosial.
b. Terciptanya kebahagiaan
Rasa kasih sayang yang diberikan terutama dalam keluarga akan
menimbulkan kebahagiaan. Adanya kecupan yang diberikan oleh ibu maupun
anak, dan pelukan dari seorang anggota keluarga ataupun seorang ayah yang
membawakan hadiah untuk anak-anaknya akan membuat kebahagiaan tersendiri
untuk sang anak ataupun anggota keluarga dengan rasa syukur. 84 Rasa kasih
sayang tersebut akan menciptakan kehangatan dan kebahagiaan dalam keluarga.
c. Mempererat hubungan keluarga
Jika kasih sayang diterapkan dalam keluarga tentu akan membuat hubungan
antar sesama anggota keluarga semakin akrab. Hal ini karena adanya rasa kasih
sayang yang dapat menimbulkan rasa saling memiliki dan kepedulian yang kuat
sesama anggota keluarga. Oleh karena itu, perilaku kasih sayang penting
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam keluarga yang merupakan
orang-orang terdekat dalam hidup.

7. Bijaksana
Bijaksana merupakan perilaku menempatkan sesuatu sesuai tempatnya.
Ungkapan lain mengatakan bahwa bijaksana adalah perkataan yang sesuai dengan
kebenaran dan merupakan hasil dari pengalaman hidup. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia arti bijaksana adalah bertindak dengan menggunakan akal
budinya yaitu pengalaman dan pengetahuan, arif dan tajam pemikiran. Ada tiga
84
Ummi Azzura Wijana, “Kasih Sayang Keluarga Membentuk Pribadi Tangguh”, diakses
melalui alamat https://www.kompasiana.com/amp/sumiatun/5aaa8079cbe5235be633fb14/kasih-
sayang-keluarga-membentuk-pribadi-tangguh, tanggal 14 Januari 2021.
91

unsur pembentuk perilaku bijaksana yaitu kecerdasan, pengetahuan dan kemauan


yang kuat. Semua itu harus berjalan bersama agar menghasilkan tindakan-
tindakan dan pemikiran yang bijaksana sehingga tindakan yang dihasilkan tidak
menyimpang dari pemikiran. 85
Pada film Sabtu Bersama Bapak terdapat scene mengenai perilaku
bijaksana, yaitu Satya sebagai kepala keluarga merencanakan finansial kehidupan
keluarga dengan baik dan tepat, orang bijaksana dapat memperhitungkan
keuangan dengan baik, dan dapat membedakan mana yang tidak terlalu penting
dilakukan dan mana yang harus di dahulukan. Scene bijaksana juga terdapat pada
adegan pak Gunawan yang selalu mengajarkan kepada anaknya untuk
merencanakan hidup dengan matang. Merencanakan hidup juga termasuk dari
perilaku bijaksana, karena dalam hidup semua hal perlu direncanakan, agar
berjalan sesuai keinginan dan tidak menyimpang dari rencana. Scene bijaksana
pada film Sabtu Bersama Bapak mengajarkan kita untuk merencanakan kehidupan
dengan baik. Adapun manfaat memiliki perilaku bijaksana, antara lain:
a. Mendapat kepercayaan dari orang lain
Orang yang memiliki perilaku bijaksana cenderung memiliki perilaku jujur.
Perilaku jujur dapat berupa jujur terhadap diri sendiri maupun jujur terhadap
orang lain. Jika jujur terhadap orang lain telah diterapkan, orang lain akan lebih
mudah percaya terhadap seseorang dan akan terus mendapatkan kepercayaan itu.
b. Dapat menyesuaikan diri
Orang yang memiliki perilaku bijaksana akan mengetahui kapan dia harus
ikut berbicara dan kapan dia harus menjadi pendengar saja. Dapat dikatakan
bahwa seseorang yang bijaksana mampu melihat situasi dengan baik. Hal ini
dapat memberikan manfaat untuk orang tersebut, karena dia akan lebih
mengetahui segala sesuatu yang terbaik untuk dirinya sendiri.
c. Dapat merencanakan kehidupan dengan baik
Orang bijaksana cenderung berpikir luas sehingga kehidupannya
direncanakan dengan sebaik-baiknya agar semua tujuan dan keinginan dapat

85
Tera Wafa, Menjadi Pribadi Menarik Dalam Sehari (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2016), 261.
92

terlaksana dengan benar. Tujuan tersebut dapat memberikan kehidupan seseorang


menjadi lebih baik. Bila diterapkan dalam kehidupan sosial, perilaku bijaksana
dapat memberikan manfaat yang baik pula untuk seseorang.
d. Menjadi orang yang adil
Bijaksana erat kaitannya dengan keadilan. Orang yang memiliki perilaku
bijaksana akan disebut sebagai orang yang adil. Adil berarti tidak memihak atau
dengan kata lain membagi sama rata. Maka dari itu tanamkanlah dalam diri untuk
memiliki perilaku bijaksana agar menjadi orang yang adil pula.

8. Amanah
Amanah termasuk perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Amanah
artinya dapat dipercaya, yaitu dapat menjalankan apa yang telah dipercayakan
kepadanya dengan baik.86 Pada film Sabtu Bersama Bapak perilaku amanah dapat
terlihat pada scene bibi memberikan surat dari Yayasan Kanker Nasional kepada
bu Itje, serta pada scene bu Itje menyampaikan video terakhir kepada anaknya
sebelum mereka menikah sesuai pesan pak Gunawan. Kedua orang tersebut
melaksanakan amanah yang diberikan kepadanya. Dalam menjalani kehidupan
sehari-hari hendaknya kita selalu menerapkan perilaku amanah baik itu di rumah,
di sekolah, tempat kerja maupun di masyarakat agar selalu disenangi oleh orang-
orang disekitar kita. Adapun manfaat dari memiliki perilaku amanah, antara lain
sebagai berikut:
a. Jalan menuju kesuksesan.
Allah SWT menyebutkan salah satu golongan orang yang akan
memperoleh kesuksesan dan keberuntungan adalah orang yang memiliki sifat
amanah atau dapat dipercaya.87 Ungkapan ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam QS. Al-Mu‟minun, ayat 8:
َ ُ َ َ َ ٰ ٰ َ ُ َ َّ َ
) ٨ :‫وال ِذينْوم ِْلامن ِخ ِىمْوعى ِد ِومْراعينْۙ (المؤمنون‬

86
Muhammad Iqbal et. al.,Eksistensi Bisnis Islami di Era Revolusi Industri 4.0,
(Bandung:Widina Bhakti Persada, 2020), 124.
87
Aisyah Afifah, “Keutamaan Amanah Dalam Kehidupan Seorang Muslim”, diakses
melalui alamat http://www/dakta.com/news/19737/keutamaan-amanah-dalam-kehidupan-seorang-
muslim, tanggal 10 Januari 2021.
93

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan


janjinya”. (QS.Al-Mu‟minun:8).88
b. Terhindar dari dosa besar
Amanah artinya jujur atau dapat dipercaya. Adanya perilaku amanah
mendorong orang tersebut melaksanakan dan memelihara hak-hak manusia dan
hak-hak Allah SWT. Sehingga seseorang akan terhindar dari perilaku khianat
yang menyebabkan dosa besar.
c. Memiliki banyak teman
Seseorang yang dikenal sebagai orang yang amanah akan digemari banyak
orang karena dapat dipercaya, ucapannya dapat dipegang dan selalu dapat
diandalkan. Selain itu orang tersebut juga akan disenangi oleh orang-orang di
sekeliling atas perilaku terpuji yang dimiliki. Oleh karena itu perilaku amanah
dapat membuat seseorang memiliki banyak teman.
d. Mudah mendapat bantuan ketika ada masalah
Setelah seseorang dikenal sebagai orang yang memiliki perilaku amanah,
maka akan membawa kemudahan bagi orang tersebut. Terutama disaat orang
tersebut mengalami kesulitan. Orang lain yang mengenal akan dengan mudah
menolong karena mengetahui perilaku terpuji yang dimiliki.

9. Berbakti Kepada Orang Tua


Berbuat baik dengan harta, wibawa (kedudukan), dan bantuan fisik adalah
contoh dari berbakti kepada orang tua. Perilaku berbakti kepada orang tua juga
dapat dilakukan dengan selalu mendengarkan dan menaati mereka dalam
kebajikan adalah kewajiban terpenting.89 Pada film Sabtu Bersama Bapak terdapat
scene yang menampilkan perilaku berbakti kepada orang tua, seperti Cakra yang
menuruti keinginan bu Itje untuk dikenalkan oleh anak temannya. Menuruti
keinginan orang tua juga termasuk dalam perilaku berbakti kepada orang tua
selama hal itu tidak menyimpang dari perintah Allah SWT.

88
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: Pustaka Jaya Ilmu,2010),
273.
89
Redi Nugroho dan Rosani Oktaviani, Menghormati Orangtua (Bandung: Karya Kita,
2007), 35.
94

Manfaat berbakti kepada orang tua antara lain, yaitu: Allah SWT
menyayangi dan meridhai kita, Allah SWT akan memberikan pertolongan disaat
kita membutuhkannya, Allah SWT akan memasukkan kita ke dalam surga nya,
dan dikelilingi kasih sayang dari keluarga.90 Selain itu manfaat lain jika kita
berbakti kepada orang tua yaitu:
a. Dipermudahkan rezeki dan dipanjangkan umur
Bersilaturahmi dengan orang tua dan berbuat baik kepadanya akan
membuat seseorang dimudahkan rezekinya. Selain itu perilaku berbakti kepada
orang tua juga dapat menjadikan seseorang dipanjangkan umurnya oleh Allah
SWT. Oleh karena itu pentingnya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.
b. Diampuni segala dosa
Setiap manusia memiliki dosa dan kesalahan. Setiap manusia juga
menginginkan segala dosa-dosanya diampuni oleh Allah SWT. Jika seorang anak
berbuat baik dan berbakti kepada orang tua, maka Allah SWT akan
menjauhkannya dari berbagai kesulitan dan bahaya serta diampuni segala dosanya
dengan izin Allah SWT.91
c. Mendapat ridha orang tua
Jika kita berbuat baik dan menghormati orang tua, maka orang tua akan
menjadi ridha terhadap kita. Orang tua akan mendoakan hal-hal baik untuk
anaknya, dan setiap doa orang tua adalah doa yang paling ampuh. Hal itu
dikarenakan ridha Allah SWT berada di ridhanya orang tua. Maka dari itu
janganlah kita durhaka kepada orang tua, perlakukanlah orang tua dengan sangat
istimewa.

90
Tim AHNAF Institute For Islamis Studies, Ensiklopedia Amal Shaleh Haji, Umrah,
Mencari Rezeki dan Berbakti Kepada Orangtua (Jakarta: Mirqat, 2010), 106.
91
Annisa Aprinia, “Manfaat Berbakti Kepada Orang Tua yang Luar Biasa”, diakses melalui
alamat https://umroh.com/blog/manfaat-berbakti-kepada-orang-tua/?amp, tanggal 10 Januari 2021.
95

10. Bersahabat/Komunikatif
Bersahabat/komunikatif merupakan perilaku atau tindakan yang yang
memperlihatkan rasa senang bergaul dan berbicara dengan orang lain. 92
Berhubungan dengan orang lain melalui komunikasi dapat mewujudkan suasana
yang menyenangkan dalam bekerja sama. Pada film Sabtu Bersama Bapak, Cakra
sebagai atasan di kantor tidak sungkan untuk bercengkrama hingga bercanda
bersama karyawannya, yang mengakibatkan kedekatan hubungan antara karyawan
yang satu dengan lainnya, hal ini menunjukkan sikap bersahabat/komunikatif.
Adapun manfaat memiliki perilaku bersahabat/komunikatif, antara lain sebagai
berikut:
a. Memiliki banyak teman
Gemar bergaul dan menjadi orang yang asyik, tentunya membuat seseorang
banyak di gemari oleh orang-orang di sekeliling. Mereka akan nyaman berada di
sekitarnya karena kepribadiannya yang menyenangkan. Perilaku inilah yang
membuat seseorang memiliki banyak teman.
b. Dapat menghargai perbedaan
Memiliki perilaku bersahabat/komunikatif cenderung tidak membedakan
antara ras, suku, adat dan agama. Hal ini dikarenakan perilaku senang
berkomunikasi dan bergaul dengan siapapun menyampingkan perbedaan yang
ada. Seseorang yang memiliki perilaku bersahabat/komunikatif pandai
menghargai perbedaan yang ada sehingga membuat banyak digemari oleh teman.
c. Peka terhadap masalah sosial
Peka terhadap masalah sosial yaitu suatu kemampuan dalam memahami
lingkungan sosial yang ada termasuk kebiasaan di lingkungan sosial. Karena
memiliki perilaku bersahabat/komunikatif yang membuat seseorang mudah
bergaul dan berkomunikasi maka akan membuat orang tersebut peka terhadap
masalah yang ada di lingkungan sekitar. Itulah manfaat dari memiliki perilaku
bersahabat/ komunikatif yang memiliki nilai kebaikan.

92
Ni Wayan Nik Lisa. et. al, “Hubungan Antara Sikap Komunikatif Sebagai Bagian Dari
Pengembangan Karakter Dengan Kompetensi Inti Pengetahuan Siswa”, Jurnal Mimbar Ilmu, 23,
No.2 (2018), 159.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan di atas mengenai pesan moral dalam
film Sabtu Bersama Bapak mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri
dan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial, dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Proses terbentuknya pesan moral dalam film Sabtu Bersama Bapak peneliti
uraikan menggunakan penanda (signifier) dan petanda (Signified) menurut
teori tanda Ferdinand De Saussure. Penanda (signifier) berupa dialog/teks
yang terdapat pada film, sedangkan petanda (signified) berupa
gambar/visual dari film Sabtu Bersama Bapak yang telah peneliti tentukan
berdasarkan pesan moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial yang memiliki
nilai kebaikan. Peneliti menemukan empat perilaku hubungan manusia
dengan dirinya sendiri dan enam perilaku hubungan manusia dengan
manusia lain dalam lingkup sosial yang terdiri dari 34 dialog/narasi dan
visual.
2. Terdapat sepuluh pesan moral yang peneliti temukan dalam film Sabtu
Bersama Bapak mengenai hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan
hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial. Adapun
pesan moral yang termasuk dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri
yaitu mengenai perilaku pantang menyerah, harga diri, mandiri, percaya
diri. Sedangkan hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup
sosial yaitu tanggung jawab, kasih sayang, bijaksana, amanah, berbakti
kepada orang tua, dan bersahabat/komunikatif.
3. Pesan moral yang disampaikan dalam film Sabtu Bersama Bapak tentunya
memiliki banyak manfaat untuk khalayak penonton apabila diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.

96
97

Memiliki perilaku kasih sayang dapat menimbulkan keharmonisan


dalam kehidupan, manfaat perilaku bijaksana akan mendapat kepercayaan
dari orang lain, manfaat dari memiliki perilaku amanah yaitu akan
memperoleh kesuksesan, manfaat dari berbakti kepada orang tua akan
dipermudah rezeki dan dipanjangkan umur, dan manfaat dari memiliki
perilaku bersahabat/ komunikatif yaitu, memiliki banyak teman dan dapat
menghargai perbedaan. Semua manfaat memiliki nilai kebaikan yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Implikasi Penelitian
Film Sabtu Bersama Bapak mengandung makna yang sarat dengan nilai
kemanusiaan, karena film yang bertema keluarga ini memiliki kisah dan konflik
yang sangat dekat dengan kehidupan nyata. Dibalik kisah film ini, penonton dapat
memperoleh berbagai pesan moral dan suatu pembelajaran tentang pentingnya
memiliki perilaku pantang menyerah, harga diri, mandiri, percaya diri. tanggung
jawab, kasih sayang, bijaksana, amanah, berbakti kepada orang tua, dan
bersahabat/komunikatif dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menilai bahwa film Sabtu Bersama
Bapak dapat menjadi referensi bagi masyarakat dengan mengambil pesan yang
terkandung dalam film yang memiliki nilai kebaikan. Pesan tersebut diharapkan
dapat menjadi motivasi serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga masyarakat tidak semata-mata hanya menonton film sebagai hiburan
untuk mengisi waktu luang. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah
referensi mengenai semiotika berdasarkan teori tanda Ferdinand Dee Sausurre
mengenai pesan moral, dan diharapkan akan ada penelitian lain yang lebih
mendetail terhadap film Sabtu Bersama Bapak. Kepada sineas film, diharapkan
film ini dapat menjadi referensi dalam memproduksi film yang memotivasi
masyarakat terutama yang terkait dengan pesan moral.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya.Jakarta: Pustaka Jaya
Ilmu,2010.

Buku
Al-Uqshari, Yusuf. Percaya Diri Pasti. Jakarta: Gema Insani, 2005.
Anggraini, Neny. Belajar dari Induk Gajah. Jakarta: Elex Media Komputindo,
2012.
Anwar, Rosihin. Akhlak Tasawuf . Bandung: Pustaka Setia, 2010.
AR, Zahrudin dan Hasanudin Siaga. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004.
Az-Za‟balawi, Muhammad Sayyid Muhammad. Pendidikan Remaja antara Islam
dan Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani Press, 2007.
Erlangga, Ardyan M. Pantang Menyerah. Yogyakarta: Familia, 2016.
Hidana, Rudy. et. al. Etika Profesi dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan.
Bandung: Widina Bhakti Persada, 2015.
Indahyati dan Fidya Arie Pratama. Etika Profesi Keguruan . Yogyakarta: K
Media, 2016.
Iqbal, Muhammad. et. al. Eksistensi Bisnis Islami di Era Revolusi Industri 4.0.
Bandung:Widina Bhakti Persada, 2020.
Ismail, Andar. Selamat Menabur 33 Renungan Tentang Didik-Mendidik. Jakarta:
Gunung Mulia,2008.
Iswidharmanjaya, Derry dan Jubilee Enterprise. Satu Hari Menjadi lebih Baik.
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014.
Majid, Abdul dan Dian Andrayani. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
McQuail,Dennis. Mass Communication Theory: An Introduction, terj. Agus
Dharma dan Aminuddin Ram, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar.
Cet II: Jakarta: Erlangga, 1994.
Meleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja
Rodakarya.2000.
Mustari, Mohamad. Nilai Karakter. Yogyakarta: Laks Bang Pressindo, 2011.
Ni‟matuzahroh dan Susanti Prasetyaningrum. Observasi: Teori dan Aplikasi
dalam Psikologi. Malang: Universitas Muhammadiyah, 2018.
Nurgiyanto, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi,. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press, 2017.
Nurhadi dan Muhammad Irhamuddin Harahap. Konsep Tanggung Jawab
Pendidik Dalam Islam. Pekanbaru: Guepedia,2020.
Nugroho, Redi dan Rosani Oktaviani. Menghormati Orangtua. Bandung: Karya
Kita, 2007
Samadi, Farzaneh. Bersahabat Dengan Putri Anda. Jakarta:Pustaka Zahra, 2004.
Sari, Endang S.Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap
Pembaca, Pendengar, Dan Pemirsa. Yogyakarta: Andy Offset, 1993.
Slamet, Achmad. Metodologi Studi Islam (Kajian Metode Dalam Ilmu Keislaman.
Yogyakarta: Budi Utama,2016.
Sobur, Alex. Analisis Teks Media:Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2006.
Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi. Cet V: Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sumarno, Marseli. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta: Grafindo Widia Sarana
Indonesia, 1996.
Supadie, Didiek Ahmad. Pengantar Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pres, 2012.
Tamburaka, Apriandi. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa.
Jakarta:Rajawali Pers, 2013.
Tim penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Jambi: Fak.Ushuluddin
IAIN STS Jambi, 2016.
Tim AHNAF Institute For Islamis Studies. Ensiklopedia Amal Shaleh Haji,
Umrah, Mencari Rezeki dan Berbakti Kepada Orangtua. Jakarta: Mirqat,
2010.
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual: Metode Analisis Tanda dan
Makna pada Karya Desain Komunikasi Visual .Yogyakarta: Jalasutra, 2008.
Usmani, Ahmad Rofi‟. Islami Golden Stories Para Pemimpin yang Menjaga
Amanah. Bandung: Bentang Pustaka, 2016.
Wafa, Tera. Menjadi Pribadi Menarik Dalam Sehari. Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2016.
Wahyuningsih, Sri. Film Dan Dakwah. Surabaya: Media Sahabat Cendikia, 2009.
Wahyuningsih, Sri. Film Dan Dakwah:Memahami Representasi Pesan-Pesan
Dakwah Dalam Film Melalui Analisis Semiotika. Surabaya: Media Sahabat
Cendikia, 2019.
Yudha, Rahmat Putra. 27 Karakter Tauladan Tokoh Indonesia. Kalimantan Barat:
PGRI Prov Kalbar, 2019.

Jurnal
Daulai, Afrahul Fadhila. “Tanggung Jawab Pendidikan Islam”. Jurnal Pendidikan
dan Konseling. VII, No.2 (2017), 94.
Lisa, Ni Wayan Nik. et. al. “Hubungan Antara Sikap Komunikatif Sebagai
Bagian Dari Pengembangan Karakter Dengan Kompetensi Inti Pengetahuan
Siswa”. Jurnal Mimbar Ilmu. 23, No.2 (2018), 159.
Pujiyanti, Ratna. “Pengaru Sikap Mandiri Dan Kesejahteraan Terhadap Etos Kerja
Karyawan PT.Nohi Indonesia Grogol Sukoharjo”. Jurnal Penelitian. (2012),
7.
Reksiana. “Kerancuan Istilah Karakter, Akhlak, Moral dan Etika”. Jurnal
Thaqafiyyat. 19, No.1 (2018), 2.
Salfia, Nining. “Nilai Moral Dalam Novel 5 cm Karya Doni Dirgantoro”. Jurnal
Humanika. 3, No.15 (2015), 7.
Weisarkurnai, Fahmi Bagus. “Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy
Habibie Karya Hanun Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes)”.
Jurnal Fisip. IV,No.1(2017).
Yudha, Ridwan dan Irsad Andiyanto. “Sikap Boros: Dari Normatif Teks ke
Praktik Keluarga Muslim”. Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syari’ah. 11,
No.2(2019), 275.

Penelitian
Dinasyari, Yuni Nur. “Studi Psikologi dan Agama Islam: Makna Berbakti Kepada
Orang Tua Dalam Perspektif Remaja Muslim Jawa”. Skripsi. Surakarta:
Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Hastim,Ayu Purwati.”Representasi Makna Film Surat Kecil Untuk Tuhan
(Pendekatan Analisis Semiotika)”. Skripsi. Makassar: Program Sarjana UIN
Alauddin Makassar,2014.
Kusnadi. “Makna Nasionalisme Pada Film 2014 Siapa Di Atas Presiden? (Sebuah
Kajian Semiotika”. Skripsi. Jambi: Program Sarjana UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi,2014.
Sofiani,Resti. “Pesan Moral Pada Film Dalam Mihrab Cinta”. Skripsi.Yogyakarta:
Program Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2016.
Ummah,Masfi Syafi‟atul. “Simbol Nilai Parenting Dalam Film Sabtu Bersama
Bapak (Analisis Semiotika Model Roland Barthes)”. Skripsi. Surabaya:
Program Sarjana UIN Sunan Ampel Surabaya,2019.

Web-site
Abdullah, Mohammad Aziz. “Pentingnya Harga Diri dan Rasa Malu”. Diakses
melalui alamat https://www.kompasiana.com/amp/bigbosgamingridwan1
282 /5fa58addd541df321b6624c2/pentingnya-harga-diri0dan-rasa-malu.
Tanggal 06 Januari 2021.
Afifah, Aisyah. “Keutamaan Amanah Dalam Kehidupan Seorang Muslim”.
Diakses melalui alamat http://www/dakta.com/news/19737/keutamaan-
amanah-dalam-kehidupan-seorang-muslim. Tanggal 10 Januari 2021.
Aprinia, Annisa. “Manfaat Berbakti Kepada Orang Tua yang Luar Biasa”.
Diakses melalui alamat https://umroh.com/blog/manfaat-berbakti-kepada-
orang-tua/?amp. Tanggal 10 Januari 2021.
Ilham, Muhammad. “Pengertian Arti Dari Makna Orang Tua”. diakses melalui
alamat https://www/kompasiana.com.amp/ilham durtigs/pengertian-arti-
dari-makna-orang-tua550b1cea813311ef17b1e2f9. Tanggal 27 Desember
2020.
Maulana, Robi. “Pengertian Harga Diri Menurut Ilmu Psikologi”. Diakses melalui
alamat https://psikologihore.com. Tanggal 06 Januari 2021.
Ma‟mun, Sukron. “Makna Tanggung Jawab Dalam Islam”. Diakses melalui
alamat https://binus.ac.id. Tanggal 18 Desember 2020.
Melissa, Vanessa. “Sederhana Tapi Penting, Inilah Manfaat Menonton Film Keluarga”.
Diakses melalui alamat https://www.futuready.com/artikel/family/sederhana-tapi-
penting-inilah-manfaat-menonton-film-keluarga/amp/. Tanggal 05 Januari 2021.
Nainggolan, Sri Yanti. “Empat Manfaat Menjadi Pribadi yang Mandiri”. Diakses
melalui alamat https://m.medcom.id.Tanggal 12 Januari 2021.
Sari, Shella Rafika. “Manfaat Tak Terduga Jika Memiliki Sifat Tekun”. Diakses
melalui alamat https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/shella-rafika-
sari/6-manfaat-yang-kamu-dapatkan-saat-memiliki-sikap-tekun-c1c2.
Tanggal 10 Januari 2021.
Sasongko, Agung. “Akhlak Kasih Sayang”. Diakses melalui alamat
https://m.republika.co.id. Tanggal 06 Januari 2021.
Wijana, Ummi Azzura. “Kasih Sayang Keluarga Membentuk Pribadi Tangguh”.
Diakses melalui alamat
https://www.kompasiana.com/amp/sumiatun/5aaa8079cbe5235be633fb14/k
asih-sayang-keluarga-membentuk-pribadi-tangguhan. Tanggal 14 Januari
2021.
Wijayanti, Sinta. “Alasan Percaya Diri Jauh Lebih Penting Dari yang Kamu
Duga”. Diakses melalui alamat
https://www.idntimes.com/life/inspiration/amp/sinta-wijayanti-d/7-alasan-
mengapa-percaya-diri-jauh-lebih-penting-dari-yang-kamu-duga-c1c2.
Tanggal 09 Januari 2021.
Lampiran 1 : Instrumen Pengumpulan Data

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Skripsi
“Pesan Moral Dalam Film Sabtu Bersama Bapak (Pendekatan Analisis
Semiotika)”

No JENIS DATA METODE SUMBER DATA


1 Proses Pesan Moral - Observasi - Film Sabtu Bersama
- Dokumentasi Bapak
- Dokumentasi pada film
Sabtu Bersama Bapak
2 Bentuk Pesan Moral - Observasi - Film Sabtu Bersama
- Dokumentasi Bapak
- Dokumentasi pada film
Sabtu Bersama Bapak
3 Manfaat Pesan Moral - Observasi - Film Sabtu Bersama
Untuk Kehidupan - Dokumentasi Bapak
Sosial - Dokumentasi pada film
Sabtu Bersama Bapak

A. Panduan Observasi
No Jenis Observasi Objek Observasi
1 Proses Pesan Moral Dialog/narasi dan visual dalam film Sabtu
Bersama Bapak
2 Bentuk Pesan Moral Dialog/narasi dan visual dalam film Sabtu
Bersama Bapak
3 Manfaat Pesan Moral Dialog/narasi dan visual dalam film Sabtu
Untuk Kehidupan Sosial Bersama Bapak
B. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumentasi
1 Proses Pesan Moral Data dokumentasi dialog/narasi dan visual
film Sabtu Bersama Bapak
2 Bentuk Pesan Moral Data dokumentasi dialog/narasi dan visual
film Sabtu Bersama Bapak
3 Manfaat Pesan Moral Data dokumentasi dialog/narasi dan visual
Untuk Kehidupan Sosial film Sabtu Bersama Bapak
i

Lampiran 2 : Jadwal Penelitian


September Oktober November Desember Januari Februari
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf Proposal x
2 Konsultasi dg Ka. Jur/Prodi dan x
lainnya utk Fokus Penelitian
3 Revisi Draf Proposal x
4 Proses Seminar Proposal x
5 Revisi Draf Proposal Setelah x
Seminar
6 Konsultasi dengan Pembimbing x
7 Kolekasi Data x
8 Analisa dan Penulisan Awal Draf x
Skripsi
9 Draf Awal Dibaca Pembimbing x
10 Revisi Draf Awal x
11 Draf Dua Dibaca Pembimbing x
12 Revisi Draf Dua x
13 Draf Dua Revisi Dibaca x
Pembimbing
14 Penulisan Draf Akhir x
15 Draf Akhir Dibaca Pembimbing x
16 Ujian Munaqasah
17 Revisis Skripsi Setelah Ujian
Munaqasah
18 Mengikuti Wisuda
CURRICULUM VITAE

Informasi Diri
Mutia Kharisma dilahirkan di Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang,
Kabupaten Batanghari, Jambi pada 16 Agustus 1998. Putri dari Santoso dan Sri
Susilawati. Saudara kandung Mutia adalah Debby Sanditya Pratama dan Fauzan
Fayyadh Musyaffa.

Riwayat Pendidikan
Mutia Kharisma memperoleh ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
2016, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada 2013 dan dia memperoleh ijazah
Sekolah Dasar (SD) pada 2010.

Pengalaman Organisasi dan Kerja


Mutia Kharisma juga mempunyai pengalaman Organisasi dan Praktik Kerja
Lapangan, yaitu sebagai volunteer (PBAK) Pengenalan Budaya Akademik
Kampus tahun 2018, menjadi panitia (MAKRAB) Masa Keakraban Fakultas
Dakwah tahun 2018. Mutia juga mempunyai pengalaman Kerja, yaitu sebagai
wartawan Kantor Berita Antara saat penyelenggaraan PPL dan menjadi karyawan
pada event organizer Harmonie Planner Jambi tahun 2016 hingga tahun 2017.

Anda mungkin juga menyukai