‘’P4K’’
Dosen Pembimbing :
Isye Fadmkiyanor,SST,M.KES
Disusun Oleh :
TK 1A KEBIDANAN
TA. 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
dengan Mata Kuliah “ASUHAN KEHAMILAN KEBIDANAN’’ Atas dukungan moral
dan materi yang diberikan dalam penyusunan Makalah ini, maka penulis banyak
mengucapkan terimakasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................... ii
1.3 tujuan................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1 kesimpulan...............................................................................................................................9
3.2 saran.........................................................................................................................................9
Bab 1
Pendahuluan
Di Indonesia kematian ibu pada saat hamil maupun pasca melahirkan kini semakin
mengkhawatirkan. Berdasarkan survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 302 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga
setiap jam ada 2 kematian ibu, Setiap hari ada 50 kematian ibu, Setiap minggu ada 352 kematian
ibu, Setiap bulan ada 1.500 kematian ibu, Setiap tahun ada 18.300 kematian ibu. Menurut WHO
kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya
masa kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau
penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan/cedera. Kematian ibu disebabkan oleh
perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklampsia), infeksi, persalinan macet dan
komplikasi keguguran. Sedangkan penyebab langsung kematian bayi adalah Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia). Penyebab tidak langsung kematian ibu dan
bayi baru lahir adalah karena kondisi masyarakat seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya.
Kondisi geografi serta keadaan sarana pelayanan yang kurang siap ikut memperberat
permasalahan ini. Beberapa hal tersebut mengakibatkan kondisi 3 terlambat (terlambat
mengambil keputusan, terlambat sampai di tempat pelayanan dan terlambat mendapatkan
pertolongan yang adekuat) dan 4 terlalu (terlalu tua, terlalu muda, terlalu banyak, terlalu rapat
jarak kelahiran). Keterlambatan pengambilan keputusan di tingkat keluarga dapat dihindari
apabila ibu dan keluarga mengetahui tanda bahaya kehamilan dan persalinan serta tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengatasinya di tingkat keluarga dan lingkungan sekitar. Dalam rangka
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) meluncurkan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan Penggunaan Buku KIA. Kemenkes RI melaporkan
bahwa program P4K terbukti mampu meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh tenaga
kesehatan) dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Menurut Kemenkes RI, program P4k sudah efektif dilakukan di 67.712 desa dengan total
3.122.000 ibu hamil
1.3.Tujuan
Pembahasan
Tahun 2007 Menteri Kesehatan merencanakan P4K dengan stiker yang merupakan upaya
terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Melalui kegiatan
peningkatan akses dan kualitas pelayanan, yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun
potensi masyarakat, khususnya kepedulian masyarakat untuk ikut serta melakukan persiapan dan
tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Program P4K merupakan prioritas dalam
menurunkan AKI di Indonesia, hal tersebut didukung oleh Surat Edaran Menteri Kesehatan No.
2008 tentang percepatan pelaksanaan P4K dengan penempelan stiker (Depkes RI, 2010).
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah suatu kegiatan yang
difasilitasi oleh bidan di desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan
masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi
bagi ibu hamil, termasuk perencanaan penggunaan kontrasepsi pasca persalinan dengan
menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan
mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2009).
Menurut Departeman Kesehatan Republik Indonesia (2009), tujuan P4K ada dua macam :
a. Tujuan umum
Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman
dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu sehingga bersalin
dengan aman dan melahirkan bayi yang sehat.
b. Tujuan khusus
2) Memfokuskan pola motivasi kepada keluarga saat ANC dan adanya rencana persalinan yang
disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dengan bidan.
7) Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu
Program P4K memiliki sasaran yaitu penanggungjawab dan pengelola program KIA provinsi
dan kabupaten atau kota, bidan koordinator, kepala Puskesmas, dokter, perawat, bidan, kader,
forum peduli KIA seperti forum P4K serta pokja posyandu (Depkes RI, 2009).
e. Persentase ibu hamil, bersalin dan nifas berstiker yang mengalami komplikasi tertangani.
sebagai berikut:
g. Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal dan Forum Peduli KIA
atau Pokja Posyandu dalam rencana persalinan termasuk kontrasepsi pasca persalinan sesuai
dengan perannya masing-masing.
i. Adanya kerjasama yang mantap antara Bidan, Forum Peduli KIA atau Pokja
Operasionalisasi umumnya merupakan turunan dari tujuan umum suatu program dalam rentang
waktu tertentuyang sudah ditetapkan oleh manajemen.Operasionalisasi P4K merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang memusatkan perhatiannya pada pelaksanaan dengan menerapkan yang
terdapat di dalam isi stiker sebagai salah satu pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dalam suatu program dalam hal ini yaitu P4K. Adapun tujuan operasionalisasi
merupakan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan strategis.
2.8 Pelaksanaan operasionalisasi P4K
b. Aktifnya forum peduli KIA yang sudah ada di masyarakat misalnya GSI, Forum Desa Siaga
serta Pokja Posyandu.
c. Kontak ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker yang dilakukan bersama bidan
didampingi kader.
d. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil yang dilakukan setelah mendapat konseling, stiker
dipasang didepan rumah sebagai penanda untuk pendataan dan pemantauan terhadap ibu hamil.
a. Tempat persalinan yaitu tempat yang dipilih oleh ibu dan keluarga untuk membantu proses
persalinan, seperti di rumah sakit, klinik bersalin dan praktik mandiri bidan.
b. Pendamping yaitu orangyang dipercaya mendampingi ibu saat persalinan yaitu suami atau
keluarga maupun kerabat dekat yang bersedia mendampingi dan mendukung ibu selama
menghadapi proses persalinannya
c. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) yaitu dana atau barang yang disimpan oleh keluarga atau
pengelola tabulin secara bertahap sesuai dengan kemampuannya, yang pengelolaanya sesuai
dengan kesepakatan serta penggunaannyauntuk segala bentuk pembiayaan serta antenatal,
persalinan dan kegawatdaruratan pada ibu.
d. Persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan trampil
sesuai standar seperti dokter spesialis kandungan atau bidan yang telah memiliki surat ijin
praktik.
e. Transportasi yaitu alat transportasi yang dapat digunakan untuk mengantar calon ibu bersalin
ke tempat persalinan termasuk rujukan dan siap setiap saat agar tidak terjadi keterlambatan
mencapai tempat bersalin ibu. Transortasi bisa berupa ambulan desa, mobil pribadi maupun
kendaraan roda dua atau sepeda motor.
f. Calon pendonor darah yaitu orang-orang yang disiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan
masyarakat yang sewaktu-waktu bersedia menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu
melahirkan sehingga bila terjadi sesuatu yang memerlukan darah segera bisa teratasi. Calon
donor yang disiapkan harus memenuhi syarat sebagai pendonor darah untuk ibu seperti salah
satunya calon pendonor tidak menderita penyakit infeksi seperti malaria, hepatitis dan
HIV/AIDS.
g. Pemilihan kontrasepsi yaitu dimana kontrasepsi penting direncanakan saat kehamilan sehingga
pada saat 42 hari ibu telah memiliki pilihan kontrasepsi yang tepat. Metode yang akan digunakan
sebagai pedoman keluarga dalam memilih kontrasepsi dapat mengacu pada kriteria penggunaan
kontrasepsi yang rasional. Kontrasepsi yang dapat dipilih oleh ibu dan suami seperti kontrasepsi
IUD pascasalin, implan, suntik, pil, kondom, tubektommi serta pasektomi, dimana
atau bidan).
2.9 Faktor yang mempengaruhi operasionalisasi P4K
a. Faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan nilai atau norma yang
berlaku pada ibu hamil. Ibu hamil yang memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup tentang
tujuan dan manfaat P4K akan mempengaruhi kesadaran dan sikap ibu hamil akan pentingnya
program P4K, kemudian dukungan keluarga mempunyai peran penting untuk keberhasilan
tujuan program P4K karena keluarga terdekat dapat memantau secara aktif kesehatan ibu hamil
dan nilai atau norma juga memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan cakupan P4K, dalam
hal ini tokoh masyarakat sangat berpengaruh terhadap nilai atau norma yang ada agar dapat
mendukung pelaksanaan P4K.
b. Faktor eksternal yaitu sikap dan prilaku petugas kesehatan dan ketersediaan fasilitas
kesehatan, faktor eksternal juga sangat berpengaruh baik dari keaktifan petugas kesehatan untuk
pemantauan kesehatan ibu hamil dengan stiker P4K, serta ketersediaan fasilitas kesehatan yang
mendukung yang dapat mempengaruhi cakupan P4K pada seluruh ibu hamil.
Bab III
Penutup
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/943/3/BAB
%2520II.pdf&ved=2ahUKEwiXlren_9XoAhXKQ30KHclrCIEQFjAAegQIBBAB&usg=
AOvVaw0Dd3T7banLrr8TeRTq8HFS