Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GIZI SEIMBANG BAGI LANSIA

Dosen Pembimbing :

Asirotul Ma’rifah, SST., M.Keb

Penyusun :

1. Fenty Nur Halizah (201802012)


2. Anita Dewi Anggraeni (201802013)
3. Anis Dwi Saputri (201802014)
4. Risalatus Zainiah A.S (201802016)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

DIII KEBIDANAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
GIZI SEIMBANG BAGI LANSIA

Topik : Gizi Seimbang Bagi Lansia


Sasaran : Lansia
Hari/tanggal : 20 Februari 2021
Waktu : 08.00-08.20
Penyaji : Kelompok 3

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, peserta mampu memahami dan
mengaplikasikan imformasi yang didapatkan pada saat penyuluhan tentang pentingnya
mengkonsumsi gizi seimbang bagi lansia.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir penyuluhan, peserta dapat :
a. Dapat memahami dan menjelaskan manfaat mengkonsumsi gizi seimbang
b. Dapat memahami kebutuhan asupan makanan yang tepat bagi lansia

B. SASARAN
Sasaran dalam penyuluhan gizi seimbang yaitu warga lansia desa Prajurit Kulon

C. GARIS BESAR MATERI


1. Kebutuhan gizi pada lansia
2. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia
3. Masalah gizi pada lansia
4. Pemantauan status gizi
5. Perencanaan makanan untuk lansia
D. PELAKSANAAN
N Tahap
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
O Kegiatan
1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab 3 menit
2. Memperkenalkan diri salam
1 Pembukaan 3. Menyampaikan maksud dan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan. dan
memperhatikan
     Penyampaian materi penyuluhan : Menyimak dan 10
1. Kebutuhan gizi pada lansia mendengarkan, menit
2. Faktor yang mempengaruhi memperhatikan
kebutuhan gizi pada lansia
2 Isi 3. Masalah gizi pada lansia
4. Pemantauan status gizi
5. Perencanaan makanan untuk
lansia

1. Penyaji memberikan kesempatan 1. Peserta 7 menit


peserta untuk bertanya. mengajukan
2. Menjawab pertanyaan dari pertanyaan.
peserta.     Melakukan evaluasi 2. Menyimak
dengan memberikan beberapa 3. Mendengarkan
3 Penutup pertanyaan kepada peserta. dan
3. Menyimpulkan hasil dari memperhatikan
penyuluhan. 4. Menjawab
4. Menutup sesi acara dengan pertanyaan.
mengucapkan salam 5. Menyimak
6. Mejawab salam

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. MEDIA
a. Leaflet
b. Power Point

G. EVALUASI
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Yang ditanyakan
1. Jenis susu yang baik untuk lansia?
2. Makan sedikit tapi berat badan tetap diatas normal?
3. Keluhan perut sering kembung, mbeseg apa berkaitan dengan makanan?
4. Kaki nyeri terutama dipersendian karena apa?
Jawaban :
1. Jenis susu yang baik untuk lansia adalah susu rendah lemak. Dengan
mengkonsumsi susu rendah lemak bias mengurangi resiko ganguan jantung,
hipertensi.
2. Meskipun banyak mengalami perubahan fungsi tubuh dan penurunan kesehatan,
namun asupan makanan yang mengandung zat gizi yang berkualitas, lengkap dan
seimbang mampu meningkatkan kesehatan usia lanjut. Sehingga, memilih jenis
makanan yang akan dikonsumsi menjadi kunci agar lansia kesehatannya lebih
terjaga dengan baik. Pola makan yang seimbang juga sangat penting sekali. Jika
makanan pokok sedikit tetapi jenis makanan yang tinggi lemak missal yang
digoreng porsinya lebih banyak berat badan juga sulit untuk turun, konsumsi gula
berlebih juga akan mempengaruhi berat badan.
3. Sangat berkaitan, jika pola makan tidak teratur, jenis makanan yang bergas (ubi,
singkong, talas, jagung,dll), berlemak tinggi (makanan digoreng, bersantan kental,
kelapa parut), pedas (sambal), asam yang lebih banyak dikonsumsi tentu akan
menyebabkan gangguan pencernaan sehingga timbul rasa tidak nyaman misalnya
nyeri uluhati, kembung, sebah.
4. Nyeri sendi banyak terjadi pada lansia karena tulang rawan yang semakin
menipis. Penyebabnya bisa karena kegemukan atau sering beraktivitas yang
bertumpu pada lutut. Mengurangi rasa nyeri bisa dengan mengistirahatkan sendi,
mengompres bagian yang nyeri, hingga latihan fisik dan menggunakan alat bantu.
Juga bisa dengan suntikan anti inflamasi. Untuk itu perlu control berat badan
supaya bisa normal, makan teratur, makan makanan yang kaya akan kalium dan
kalsium misal: buah pisang, susu rendah lemak, kurangi gula dan makanan yang
digoreng.
MATERI PENYULUHAN

Pedoman Gizi seimbang memiliki 4 pilar, dan 10 pesan Gizi Seimbang yang dimana
keduanya yaitu tentang “ biasakan mengkonsumsi lauk pauk yang mengandung tinggi protein”.
Lauk pauk terdiri dari pangan sumber protein hewani meliputi daging rumanisa (daging sapi,
daging kambing, daging rusa dll), ikan termasuk seafood, telur dan susu serta hasil olahanya.
Keompok pangan lauk pauk sumber protein nabati meliputi kacang-kacangan dan hasil olahanya
seperti kedele, tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, kacang hitam, kacang
tolo dan lain-lain ( Pedoman Gizi Seimbang, 2014). Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang
diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel
tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

A. Kebutuhan Gizi Pada Lansia


1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa
otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya.. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul
obesitas.
2. Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan
protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar
12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan
lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat
Sebagai penyumbang energi paling besar, lansia perlu mengonsumsinya sekitar
45-65% dari total kalori per hari. Sumbernya antara lain nasi, mie, bihun, oat, kentang
atau ubi. Lansia dianjurkan mengurangi konsumsi gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks, dengan indeks glikemik rendah untuk menurunkan kadar
LDL, risiko diabetes melitus dan penyakit jantung coroner
5. Serat
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan
tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan
bijibijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual
secara komersial), konsumsi serat yang terlalu banyak, dapat menyebabkan mineral dan
zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
6. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi
vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan
ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buahbuahan dan
sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral
kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia.
7. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum 25-30 ml/ kgbb/hr. Jika mempunyai penyakit yang berkaitan dengan
pengaturan cairan, banyaknya air sesuai anjuran dokter.

B. Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua. Antara lain :
1. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali
terlihat kurus.
2. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
3. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir.
4. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang aktif dan
kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas kegiatan sehari-hari.
5. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.

C. Masalah Gizi Pada Lansia


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih, apalagi
pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya : penyakit
jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.

D. Pemantauan Status Gizi


Penimbangan Berat Badan Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu
sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan
BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan
penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

E. Perencanaan Makanan Untuk Lansia


1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri
dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan hendaknya
diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang
kecil.
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.
5. Bagi lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
a) Makanlah makanan yang mudah dicerna
b) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c) Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan
harus lunak/lembek atau dicincang
d) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
6. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah
lemak, bayam, dan sayuran hijau.
7. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.
DAFTAR PUSTAKA

KEMENKES RI. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Jakarta : KEMENKES RI.
KEMENKES RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : KEMENKES RI.

Anda mungkin juga menyukai