Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH :

1. AHMAD RIFAI (NIM: 2019727065)


2. IKA MULYANA (NIM: 2019727073)
3. LINA ARISCA (NIM: 2019727075)
4. RIZKI FAJRI EXA W (NIM:2019727082)
5. SUTINAH (NIM: 2019727017)
6. SRI MELATI (NIM: 2019727087)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019/2020
KELAS TRANSFER A

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Keluarga
dengan Judul : “Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga”

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata ajar
“Keperawatan Keluarg”. Dalam penulisan ini kelompok banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, namum berkat bimbingan, dan bantuan dari berbagai
pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Maka
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Koordinator dan keperawatan Keperawatan Keluarga, Universitas


Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu keperawatan, Ns. Uswatul Khasanah,
Sp.Kep.Kom
2. Pembimbing makalah keperawatan Keperawatan Keluarga, Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu keperawatan, Neneng Kurwiyah,
MNS
3. Kedua orang tua dan teman – teman yang selalu memberikan support dan
dukungan kepada kami dalam pembuatan makalah.

Dalam penulisan makalah ini, kelompok masih merasa banyak kekurangan baik
pada penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kelompok menerima berbagai
kritik dan saran dari pembaca demi tercapai hasil yang lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai acuan
dalam penulisan makalah selanjutnya. Kelompok mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam Pembuatan makalah ini.

Jakarta, Februari 2020

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................

A. LATAR BELAKANG......................................................................
B. TUJUAN..........................................................................................
1. TUJUAN UMUM............................................................................
2. TUJUAN KHUSUS.........................................................................
C. RUANG LINGKUP.........................................................................
D. METODE PENULISAN..................................................................
E. SISTEMATIKA PENULISAN.........................................................

BAB II : TINJAUAN TEORI ............................................................................

A. PENGERTIAN KELUARGA..........................................................
B. TIPE-TIPE KELUARGA.................................................................
C. FUNGSI KELUARGA....................................................................
D. TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA..................
E. PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN........................
F. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA....................
G. PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN KELUARGA......................................................

BAB III :PENUTUP............................................................................................


A. KESIMPULAN................................................................................
B. SARAN............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,


adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan
sosial dari individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi
yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (friedman,1998).

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat


yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
saran/penyalur.
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya
dan saling memelihara.

Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga


individu, dalam konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari
identifikasi klien, perawat menetapkan hubungan dengan masing-
masing anggota keluarga dalam unit dan memahami pengaruh unit pada
individu dan masyarakat. Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di
Eropa yang merupakan praktek keperawatan termodern saat ini
adalah promoting dan protecting people health merupakan
perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif
dan mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit.

1
Perawat keluarga memiliki peran penting untuk memandirikan keluarga
dalam merawat anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan
fungsi dan tugas kesehatan. Friedmen menyatakan bahwa keluarga
diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, diantaranya
fungsi efektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi perawatan
keluarga. Maka dari itu perawat keluarga dapat memberikan asuhan
keperawatan keluarga menggunakan upaya preventif dan promotive dengan
tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitative dan resosialitatif.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga


mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-
masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.

C.RUANG LINGKUP
Dalam penulisan kelompok menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara Studi Kepustakaan Dengan mempelajari buku-buku atau literatur-literatur
yang berkaitan dengan judul makalah yaitu ruang lingkup keperawatan
keluarga.

2
D.SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika makalah ini adalah : BAB I : Pendahuluan yang berisi latar
belakang , tujuan penulisan, ruang lingkup, dan sistematika penulisan. BAB II :
Konsep dasar yang meliputi pengertian keluarga, tipe-tipe keluarga, fungsi
keluarga, tujuan keperawatan keluarga, peran keluarga dalam keperawatan,
ruang lingkup keperawatan keluarga, dan peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga. BAB III : Simpulan dan saran. Daftar Pustaka

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN KELUARGA
Terdapat berbagai pengertian keluarga, seperti pengertian keluarga secara
tradisional yang dkemukakan oleh US. Census Bureau (2005): “Suatu
keluarga terdiri dari dua orang atau lebih dengan salah satu diantaranya
merupakan kepala keluarga, yang dihubungkan melalui keturunan,
pernikahan, atau adopsi dan tinggal pada tempat atau rumah yang sama”.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009,
keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri
atau suami, istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Anak yang dimaksudkan dalam pengertian ini adalah anak yang belum
menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama
suami/istri' atau anak-anaknya, maka anak tersebut dapat menjadi keluarga
tersendiri (keluarga lain atau keluarga baru). Selain itu, juga terdapat definisi
khusus untuk keluarga, yaitu satuan individu/seseorang yang tidak diikat
dalam hubungan keluarga, hidup dan makan serta menetap dalam satu rumah,
misalnya seseorang atau janda/duda sebagai anggota keluarga sendiri, atau
dengan anak yatim piatu dan lainJain (BKKBN, 2011).

Definisi sosial untuk keluarga yaitu merupakan sekelompok orang yang


disatukan oleh ikatan perkawinan. kelahiran, dan adopsi yang berinteraksi ian
berkomunikasi dalam peran sebagai suami, istri, ayah, ibu, anak, saudara dan
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan tisik, mental, cmosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga
(Duvall dan Logan, 1986 dalam Setiawati, 2008).

Fitzpatrick (2004) dalam Lestari (2012) membagi definisi keluarga menurut


tiga sudut pandang, yaitu struktural, fungsional, dan transaksional. Definisi
secara struktural didasarkan pada kehadiran atau ketidakhadiran anggota

4
keluarga seperti orang tua, anak, dan kerabat lainnya. Definisi secara
fungsional difokuskan pada terpenuhinya tugas-tugas keluarga dan fungsi
psikososial. Defmisi secara transaksional difokuskan pada cara keluarga
melaksanakan fungsinya.

Defmisi keperawatan tentang keluarga dipengaruhi keterlibatan personal diri


perawat dengan keluarganya sendiri dan pengalaman klinis. Oleh karena itu,
sangat disarankan agar perawat tidak menggunakan nilainilai yang ada pada
dirinya saat memberikan asuhan keperawatan pada keluarga binaan.
Umumnya perawat menggunakan definisi keluarga yang merujuk pada dua
atau lebih individu yang saling tergantung séttu sama lain dan memberi
dukungan secara emosional, flsik dan atau keuangan (Hanson, 2005). Namun
demikian, perawat perlu mengadopsi dan bekerja bersama keluarga dengan
definisi yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi bukti penting keluarga sebagai
unit terkecil masyarakat dapat dijelaskan bahwa keluarga terbentuk untuk
memenuhi dua tujuan penting yaitu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
memenuhi kebutuhan anggota keluarga (Friedman et a1, 2003). Keluarga
memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penghasilan dan sosialisasi anggota
keluarga. “Unit dasar (keluarga) yang kuat mempengaruhi perkembangan
individu yang dapat menentukan kesuksesan atau kegagalan hidup individu
tersebut” (Friedman et a1, 2003). Keluarga adalah “penyangga” antara
individu dan masyarakat. Keluarga memenuhi kebutuhan individu melalui
penyediaan kebutuhan dasar (makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kasih
sayang). Pembentukan keluarga merupakan upaya pemberian dukungan pada
pasangan dalam keluarga dengan memenuhi kebutuhan afektif, seksual, dan
sosioekomi. Bagi anak, keluarga adalah guru pertama”, karena keluarga yang
akan mengenalkan anak pada peraturan sosial dan memperkenalkan nilai-nilai
budaya dan kehidupan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anak.

5
B. TIPE-TIPE KELUARGA
1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.
b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, bibi dan paman.
c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang
tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang
tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
dewasa.
f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri
yang sudah lanjut usia.
2. Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :

a. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian


darah, hidup dalam satu rumah.
b. Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup
bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

C. FUNGSI KELUARGA
Menurut Friedman (1998) dalam buku Ali,zaidin 2010, terdapat lima fungsi
keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama
untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk
perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
6
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk
mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)
adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :

1. Fungsi ekonomi : yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan
memanfaatkan sumber daya keluarga.
2. Fungsi mendapatkan status sosial : yaitu keluarga yang dapat dilihat dan
dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda
disekitarnya.
3. Fungsi pendidikan : yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab
yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya.
4. Fungsi sosialisasi bagi anaknya : yaitu orang tua atau keluarga diharapkan
mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
5. Fungsi pemenuhan kesehatan : yaitu keluarga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan
pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
6. Fungsi reliugius : yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama
dan mengamalkan ajaran agama.

7
7. Fungsi rekreasi : yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
8. Fungsi reproduksi : yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi
juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh,
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi
anak-anak.
9. Fungsi afektif : yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di
luar rumah.

Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap
anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang,
perhatian dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga
memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya. Sedangkan asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan
perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan
mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

D. TUJUAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA


Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,
keinginan, dan kemampua keluarga dalam meningkatkan, mencegah,
memelihara kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan mampu
melaksankan tugas-tugas mereka secara produktif.
Tujuan Khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan
kemampuan keluarga dalam hal :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang mereka hadapi
2. Mengambil keputusan tentang siapa kemana dan bagaimana pemecahan
masalah tersebut, misalnya dipecahkan sendiri dengan pergi ke rumah
sakit, puskesmas, praktik keperawatan/kedokteran dll.
3. Meningkatkan mutu kesehatan keluarga (promosi kesehatan)

8
4. Mencegah terjadinya penyakit/timbulnya masalah kesehatan pada
keluarga.
5. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan di
rumah
6. Melaksanakan usaha rehabilitasi penderita melalui asuhan keperawatan
7. Membantu tenaga profesional kesehatan/keperawatan dalam
penanggulangan penyakit/masalah kesehatan mereka dirumah, rujukan
kesehatan, dan rujukan medik.

E. PERAN KELUARGA DALAM KEPERAWATAN


1. Keluarga sebagai unit pelayanan yang dirawat.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama
anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga
disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.
2. Keluarga sebagai pasien
Dalam melihat keluarga sebagi pasien ada beberapa karakteristik yang
perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya :
a. Setiap keluarga memiliki cara yang unik dalam menghadapi masalah
kesehatan para anggotanya
b. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagi segi :
1) Pola komunikasi
2) Pengambilan keputusan
3) Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
4) Kebudayaan
5) Gaya hidup
c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga

F. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA

9
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada
klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga.
Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi:
1. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),
2. Pencegahan (preventif),
3. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
4. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
5. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan


adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Peningkatan gizi
c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan
d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e. Olahraga secara teratur
f. Rekreasi
g. Pendidikan seks.
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas
maupun kunjungan rumah

10
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas
ataupun di rumah.
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas
dan rumah sakit.
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin
dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.
4. Upaya Rahabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok
tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat
fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita
kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit
tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke:
fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah
kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita
suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan
lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat
untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah
kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang

11
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

G. PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN


KEPERAWATAN KELUARGA
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan keluarga
diantaranya adalah:
a. Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan
yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada
keluarga.
b. Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang
optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi


tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan
interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan
pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan
perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama

12
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi
perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).

c. Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada keluarga tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh anggota keluarga

d. Sebagai pembela (Client Advocate)


Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui
pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien
terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab


membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.

Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien,


harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e. Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan keluarga diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
f. Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses

13
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g. Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada keluarga yang sudah mengalami perbaikan
kondisi kesehatan.

h. Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada keluarga yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, observasi dan pengumpulan data.
i. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).
j. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).

14
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien
untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti :
pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku yang dapat
meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).

k. Fasilitator
Membantu keluarga menghadapi kendala dengan memfasilitasi kebutuhan
keluarga yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling
berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Pembentukan keluarga merupakan upaya pemberian dukungan pada pasangan


dalam keluarga dengan memenuhi kebutuhan afektif, seksual, dan
sosioekomi. Bagi anak, keluarga adalah guru pertama”, karena keluarga yang
akan mengenalkan anak pada peraturan sosial dan memperkenalkan nilai-nilai
budaya dan kehidupan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan
perkembangan anak.

Tipe keluarga terbagi menjadi 2 yakni : Tipe keluarga tradisional yang terdiri
dari nuclear family extended family dyad family single parent family single
adult dan keluarga usia lanjut. Tipe keluarga non tradisional yakni keluarga
communy, orang tua (ayah, ibbu), dan keluarga dengan homo seksual dan
lesbian.

Menurut Friedman (1998) dalam buku Ali,zaidin 2010, terdapat lima fungsi
keluarga, yaitu : fungsi afektif , fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi , fungsi
ekonomi dan fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan. Untuk peran
keluarga dalam keperawatan yakni keluarga sebagai unit pelayanan yang
dirawat. Dan keluarga sebagai pasien.

Ruang lingkup keperawatan keluarga yakni pelayanan keperawatan keluarga


mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang
kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Ruang lingkup praktik

16
keperawatan meliputi: upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan
sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

B. SARAN
Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini
sehinggga sedikit banyak bisa menambah pengetahuan dan wawasan kepada
pembaca. Disamping itu kami juga mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset,Teori,&


Praktik Ed.5. Jakarta : EGC

Harnilawati. 2013. Kosep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan :


Pustaka As Salam

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi Dalam Praktik.


Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai