Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ‘’Family Nursing with
Childbearing Families’’.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga program studi S1 Keperawatan di STIKes Madani
Yogyakarta. Adapun isi makalah ini disusun secara sistematis dan merupakan
referensi dari beberapa sumber yang menjadi acuan dalam penyusunan tugas.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi
klien dalam keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan). Keluarga
berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh
anggota yang membutuhkan.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah.
Bagaimana gambaran pemberian asuhan keperawatan pada keluarga
Childbearing?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran konsep keluarga childbearing
2. Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada keluarga
childbearing
BAB II
PEMBAHASAN
D. Transisi Keluarga
Para peneliti perawat telah berfokus pada transisi menjadi ibu. Meskipun
anggota keluarga lain mengalami transisi ketika bayi baru lahir bergabung
dengan keluarga, konsep-konsep yang berkaitan dengan keibuan memberikan
wawasan kepada perawat tentang transisi keluarga. Sebagai contoh, Nelson
(2003) menggambarkan proses utama transisi sebagai "keterlibatan", atau
membuka diri terhadap kesempatan untuk tumbuh dan berubah. Membuka diri
berarti membuat komitmen untuk menjadi ibu, merasakan kehadiran seorang
anak, dan merawat anak. Gagasan tentang transisi keluarga memberikan dasar
bagi intervensi keperawatan yang mempromosikan pengasuhan anak karena
pembukaan diri melibatkan pengalaman nyata. bersama dan merawat anak.
Perawat yang memahami stresor yang dialami keluarga saat mereka
bertransisi dari satu kondisi ke kondisi lain dapat menggunakan konsep teoritis
ini untuk menyadari bahwa seorang ibu mungkin merasa frustasi karena tidak
dapat mengatasi dengan cara yang lama. Seperti halnya tidak ada satu teori
yang mencakup semua aspek keperawatan, tidak ada satu teori pun yang dapat
digunakan untuk setiap situasi yang melibatkan keluarga yang memiliki anak.
Oleh karena itu, perawat harus memahami dan menggunakan berbagai teori
untuk merencanakan dan memandu asuhan keperawatan pada keluarga yang
memiliki anak. Konsep-konsep utama dari Teori Sistem Keluarga dan Teori
Perkembangan dan Siklus Hidup Keluarga membantu perawat mengatur
penilaian dan mengelola pengalaman yang dapat diprediksi dan tidak dapat
diprediksi pada anak. yang dihadapi oleh keluarga yang ditinggalkan.
1. Infertilitas
Pria dan wanita menganggap kesuburan sebagai tanda kompetensi
sebagai manusia yang bereproduksi. Oleh karena itu, pengalaman
infertilitas dapat menjadi krisis kehidupan yang mengganggu hubungan
perkawinan atau hubungan seksual pasangan, atau keduanya. Infertilitas
menjadi perhatian perawat keluarga yang memiliki anak, terutama dalam
budaya di mana harapan untuk menjadi seorang ibu sangat kuat (Day,
2005; Sherrod, 2006). Infertilitas atau ketidakmampuan untuk hamil
setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual yang tidak
terlindungi dan teratur adalah peristiwa yang menimbulkan stres yang
umum terjadi.
Pria dan wanita merespons infertilitas dengan cara yang sangat
berbeda. Sherrod (2006) melaporkan bahwa wanita yang menghadapi
infertilitas memiliki kecemasan yang lebih besar, gangguan harga diri,
depresi, dan permusuhan daripada pria. Wanita ingin menghabiskan waktu
untuk membicarakan pengalaman ketidaksuburan mereka, sedangkan pria
melaporkan bahwa membicarakan hal tersebut hanya akan meningkatkan
kecemasan mereka. Akibatnya, pria yang menghadapi infertilitas
cenderung lebih sedikit berbicara, berkomunikasi, dan mendengarkan.
Selain itu, pria yang menghadapi ketidaksuburan cenderung menyamarkan
perasaan mereka untuk melindungi diri mereka sendiri, pasangan mereka,
atau keduanya (Sherrod, 2006).
2. Adopsi
Saat ini, anak-anak diadopsi oleh berbagai jenis keluarga, seperti
keluarga inti, orang tua tunggal, gay, atau lesbian (Pillitteri, 2003). Adopsi
juga dianggap sebagai alternatif untuk mengatasi infertilitas. Namun
demikian, perawat tidak boleh berasumsi bahwa adopsi adalah solusi yang
tepat atau terbaik untuk setiap pasangan infertil (London, Ladewig, Ball, &
Bindler, 2007; Sherrod, 2004), seperti halnya tidak boleh berasumsi bahwa
setiap pasangan yang mengadopsi anak karena infertilitas. Setelah
keluarga memutuskan untuk mengadopsi anak, mereka mungkin
menempuh beberapa jalur seperti adopsi internasional (juga dikenal
sebagai adopsi antarnegara), atau adopsi domestik swasta. Di Amerika
Serikat, adopsi domestik dapat menjadi proses yang sulit, panjang,
birokratis, dan mahal yang memakan waktu mulai dari 12 bulan hingga 5
atau 6 tahun (Fontenot, 2007)
Adopsi pribadi adalah alternatif ketiga bagi keluarga yang
mempertimbangkan adopsi. Adopsi pribadi dapat berkisar dari yang sangat
anonim hingga sangat terbuka, dimana pasangan yang mengadopsi dan ibu
kandung saling mengenal satu sama lain dengan sangat baik.
Adopsi Internasional dan Adopsi Lintas Ras : Masalah dan
Tantangan
a. Masalah dan tantangan bagi keluarga sebelum adopsi internasioal dan
lintas Ras
- Kemampuan untuk melakukan perjalanan dalam waktu singkat untuk
menjemput anak
- Perubahan kondisi politik dapat menghentikan proses adopsi kapan saja
- Cara-cara keluarga akan mempertahankan warisan alami anak angkat
- Cara-cara keluarga menghadapi prasangka rasial dan jenis prasangka
lainnya
3. Kehilangan Perinatal
Kehilangan seorang anak selama kehamilan, setelah kelahiran, atau
pada masa awal pascapersalinan adalah salah satu kehilangan terberat bagi
sebuah keluarga. Kehilangan ini dapat diantisipasi dan bersifat sukarela,
seperti aborsi atau pelepasan hak asuh anak untuk diadopsi, atau tidak
diantisipasi, seperti kematian atau kehilangan hak asuh anak kepada
negara. Keluarga adopsi dapat kehilangan anak yang mereka inginkan jika
ibu kandung berubah pikiran untuk memberikan bayinya untuk diadopsi.
Kehilangan perinatal bukanlah peristiwa yang jarang terjadi, dengan 25%
hingga 50% kehamilan berakhir sebelum usia kehamilan 20 minggu,
kelahiran mati terjadi pada 7 janin per 1.200 kelahiran hidup, dan 16 dari
1.000 kehamilan berakhir dengan kematian bayi setelah kelahiran
(Callister, 2006). Statistik yang serius ini berfungsi untuk mengingatkan
perawat tentang prevalensi kehilangan kehamilan, serta menunjukkan
perlunya pengkajian dan intervensi keperawatan yang berkelanjutan terkait
dengan potensi, sebelumnya, atau saat ini kehilangan saat merawat
keluarga selama masa kehamilan dan kelahiran. Tabel 12-5 mencantumkan
jenis-jenis kehilangan perinatal lain yang mungkin dialami oleh keluarga.
Jenis Kehilangan Perinatal yang Mungkin Dialami
- Keguguran
- Aborsi elektif
- Kehamilan ektopik
- Pengurangan selektif setelah implantasi in vitro dari beberapa sel telur
yang telah dibuahi
- Lahir Mati
- Kematian anak setelah kelahiran hidup
- Keguguran kehamilan berulang
- Kehilangan anak yang sempurna karena anomali atau malformasi
- Kematian bayi kembar selama kehamilan, persalinan, kelahiran, atau
setelah kelahiran
- Pengakhiran kehamilan untuk anomali janin yang teridentifikasi, yang
meningkat karena kemajuan teknologi dalam diagnosis prenatal untuk
anomali tersebut
Praktik dan Ritual Budaya Kehilangan Perinatal
- Keluarga Yahudi dapat meminta untuk tetap bersama jenazah setiap saat
sebagai bentuk penghormatan. Bayi yang baru lahir diberi nama dan
disunat pada saat dimakamkan sehingga dapat dimasukkan dalam catatan
keluarga.
- Bayi Muslim yang lahir setelah usia kehamilan lebih dari 4 bulan harus
diberi nama, dimandikan, dibungkus dengan kain putih bersih, dan
dimakamkan dalam waktu 24 jam. Jenazah dikuburkan secara utuh, jadi
tidak diperbolehkan mengambil rambutnya.
- Keluarga Puerto Rico dapat memanggil penyembuh iman dan spiritualis
untuk membantu bayi dalam perjalanan mereka menuju kehidupan
selanjutnya.
- Keluarga Roma (gipsi) ingin menghindari hubungan antara kematian dan
kesialan/ketidakmurnian (mahrime), sehingga mereka dapat meninggalkan
rumah sakit secara tiba-tiba dan mengalihkan tanggung jawab penguburan
ke rumah sakit.
- Suku Indian Amerika/Penduduk Asli Alaska dapat meminta untuk tetap
bersama bayi sampai meninggal untuk berdoa dan melakukan ritual.
F. Ancaman Terhadap Kesehatan Selama Masa Subur
Bagi sebagian besar keluarga, melahirkan anak merupakan
pengalaman yang menyehatkan secara fisik. Bagi beberapa keluarga,
kesehatan selama melahirkan anak terancam, dan pengalaman melahirkan
anak menjadi pengalaman yang menyakitkan. Dalam kasus seperti ini,
perhatian terhadap kesehatan fisik ibu dan janin cenderung lebih besar
daripada aspek-aspek lain dari kehamilan, dan bukannya menantikan
kelahiran dan bayi dengan penuh semangat, anggota keluarga justru justru
mengalami ketakutan dan kekhawatiran. Lebih dari itu, fungsi dan tugas
perkembangan keluarga terganggu karena keluarga memusatkan perhatian
pada kesehatan ibu dan kelangsungan hidup janin atau bayi. Perawat yang
merawat anak harus menyadari bahwa keluarga dengan ancaman terhadap
kesehatan memiliki kebutuhan tambahan untuk menjaga dan memelihara
kesehatan keluarga.
Intervensi Keperawatan Keluarga untuk Keluarga Childbearing yang
Mengalami Ancaman Kronis terhadap Kesehatan
a. Mengasumsikan Tugas Rumah Tangga
- Membantu keluarga menemukan cara untuk merampingkan dan
memprioritaskan tugas-tugas rumah tangga untuk mengurangi stres dan
meningkatkan kepatuhan terhadap rejimen medis.
- Bantu orang dewasa untuk membuat daftar tugas-tugas manajemen rumah
tangga dan menentukan siapa yang melakukan apa dan kapan sehingga
keluarga dapat lebih efisien dan efektif dalam mengelola tugas-tugas tersebut.
- Mendidik keluarga tentang dampak kesulitan kesehatan orang tua terhadap
anak-anak.
- Berikan saran praktis dan sesuai usia untuk mengelola anak-anak, seperti
mempekerjakan seorang remaja sepulang sekolah untuk bermain aktif dengan
anak-anak. Dorong orang tua untuk menyediakan cara bagi anak kecil untuk
memiliki waktu berdua saja dengan ibu mereka sebagai cara untuk
mengurangi stres bagi ibu dan anak.
b. Mengelola Perubahan Pendapatan dan Sumber Daya
- Rujuk ke konselor yang tepat yang dapat membantu keluarga mencari cara
untuk mengelola masalah keuangan.
- Bantu keluarga untuk mengidentifikasi orang lain di luar keluarga inti yang
dapat melakukan berbagai tugas rumah tangga seperti menyiapkan makanan,
mencuci pakaian, dan membersihkan rumah.
- Bantu keluarga mengidentifikasi dan menggunakan sumber daya, seperti
lembaga kesehatan di rumah dan kelompok orang tua di masyarakat, yang
akan membantu manajemen rumah tangga
- Doronglah keluarga yang memiliki sumber daya yang diperlukan untuk
menggunakan komputer agar dapat terhubung dengan satu sama lain, teman,
rekan kerja, dan keluarga lain yang berisiko untuk mencegah atau mengurangi
perasaan terisolasi.
- Arahkan keluarga ke situs-situs Internet yang sesuai seperti yang tercantum di
bagian Sumber Daya Pilihan di akhir bab ini.
c. Menghadapi Ketidakpastian dan Perpisahan serta Kehilangan:
Intervensi Keperawatan
- Mengakui kesulitan ketidakpastian yang terkait dengan situasi perinatal yang
sulit.
- Jujur dan informatif tentang kondisi dan prognosis ibu dan janin.
- Gunakan istilah yang dimengerti oleh semua anggota keluarga untuk
memberikan penjelasan yang akurat dan menyeluruh yang disesuaikan
dengan tingkat kecemasan keluarga.
- Membantu keluarga untuk mengatasi tugas-tugas dasar hidup di lingkungan
berteknologi tinggi seperti unit perawatan intensif neonatal.
- Selidiki dan kurangi hambatan yang dihadapi keluarga di pusat perinatal yang
jauh, seperti kurangnya transportasi, tanggung jawab lain, pekerjaan, dan
lingkungan yang mengancam.
- Berikan informasi kepada keluarga mengenai tempat menginap, tempat
makan dengan harga terjangkau, cara mendapatkan transportasi, atau tempat
memarkir mobil.
- Doronglah penggunaan komunikasi elektronik, seperti e-mail, yang
memfasilitasi kontak antara anggota keluarga dan profesional kesehatan.
- Doronglah untuk menelepon keluarga mengenai perkembangan anggota
keluarga dan mengirimkan foto sebagai cara untuk membantu keluarga
mengatasi ketidakpastian dan meningkatkan hubungan anggota keluarga yang
terpisah secara fisik.
- Doronglah anggota keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi
mereka untuk mendorong pengembangan keterampilan pengasuhan
A. Kesimpulan
Keluarga childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga
childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II
(Friedman, 2002)
Tahap perkembangan keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu
yang dianggap stabil, misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda
dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembngan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti
pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi
keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan
kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun) merupakan tahap
perkembangan keluarga childbearing.
Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatan dan
konsultasi antara lain (Mubarak, dkk 2011) :
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan
bayi
b. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
c. Imunisasi yang dibutuhkan anak
d. Tumbuh kembang anak yang baik
e. Interaksi keluarga
f. Keluarga berencana
g. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja
B. Saran
Setelah penulis menjabarkan mengenai konsep keluarga dalam
periode childbearing diharapkan memberi manfaat dan tambahan
pengetahuan mengenai konsep keluarga childbearing.
Friedman. (2002). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktek
(5th ed.). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Joanna Rowe Kaakinen, P. R.-D. (2010). Family Health Care Nursing Theory,
Practice, and Research (4th ed.). Philadelphia: F. A. Davis Company.
LAMPIRAN