Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

TREND DAN ISSUE KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengampu : Sutiyono, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 11 :

1. Ellya Vinasajati (2019012413)


2. Linda Kim (2019012424)
3. Riska Novi A. (2019012435)

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN


PRODI D III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
PURWODADI
TA 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, karena berkat rahmat dan ridhoNya
alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Trend dan
Issue Keperawatan dengan judul “Trend dan Issue Praktik Keperawatan Keluarga’’.Penulis
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangannya baik dari segi materi
maupun penulisannya.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakannya.Semoga makalah yang telah penulis susun dapat memberikan
manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya baginya.

Penyusun

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

A. Latar Belakang..............................................................................................................

BAB II TINJUAN TEORI................................................................................................

A. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga.......................................................................

B. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia ................................................

C. Kriteria kesejahteraan keluarga di indonesia............................................................

BAB III KASUS


.............................................................................................................................................

A. Kasus Perawat Dianiaya Keluarga Pasien di RSUD Tana Toraja..........................

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................

A. Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang


muncul di Indonesia
.............................................................................................................................................
B. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global......................................................
BAB V PENUTUP.............................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus
dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan
kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat
menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini dari keperawatan
memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan secara keseluruhan
dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam interaksinya dengan
keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai
tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu yang ada
didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan
bersama (Friedman, 1998).
Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam
konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat menetapkan
hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan memahami pengaruh unit
pada individu dan masyarakat. Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di Eropa yang
merupakan praktek keperawatan termodern saat ini adalah promoting and protecting people
health merupakan perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan preventif
dan mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .
Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat
anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan,
Friedmen menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi
dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi

4
perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga

Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi, moneter,
sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun
tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual,
dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan
keluarga.
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
Global
a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku keluarga.
Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya semakin
meluas.
b. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi penduduk yang
tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga
yang berubah.
c. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang ketat serta
menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan kualitas pendidikan.
d. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan kesehatan
menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
e. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.

5
f. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun
pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi
perlu disosialisasikan.
g. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
h. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
i. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
j. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

Pelayanan
a. SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat keluarga.
b. Penghargaan / reward rendah.
c. Bersikap pasif.
d. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

Pendidikan
a. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”
b. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
c. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
d. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
e. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.

Profesi
a. Standar kompetensi belum disosialisasikan.
b. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
c. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
d. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
e. Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
f. Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

B. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Indonesia

6
Perkembangan keperawatan di Indonesia sejak tahun 1983 sangat pesat, di tandai
dengan buka nya Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Indonesia Jakarta
sejak tahun 1985 dan tahun 1985 telah menjadi fakultas keperawatan, kemudian disusul PSIK
di Universitas Padjadjaran Bandung, berkembang lagi di 7 Universitas Negeri di Indonesia
pada tahun 1999, serta mulai berkembang pada sekolah tinggi ilmu kesehatan dengan jurusan
keperawatan yang pengelolaannya dimiliki oleh masyarakat.

Perkembangan tersebut juga ditunjang oleh Departemen Kesehatan pada tahun 90-an
dengan program pokok Perawatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas yang sasarannya
adalah keluarga. Namun, perkembangan jumlah keluarga yang menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang rawan kesehatan (risiko), keperawatan komunitas mungkin tidak
dapat menjangkau meskipun salah satu sasarannya adalah keluarga yang rawan (berisiko).
Dengan keadaan demikian keperawatan komunitas (masyarakat) memfragmentasi menjadi
keperawatan yang spesifik diantaranya keperawatan keluarga. Akibatnya, jelas sekali bahwa
keperawatan keluarga menjadi sasaran yang spesifik dengan masalah keperawatan (kesehatan)
yang spesifik pula.

Sesuai dengan perkembangan terjadi pula perubahan yang di motori oleh Dirtjen Dikti
Pendidikan Nasional dengan Konsorsium Ilmu Kesehatan yang menyajikan secara tersendiri
mata kuliah perawatan keluarga pada kurikulum D-3 keperawatan dan pendidikan ners di
Indonesia sejak tahun 1999.

Tuntutan professional yang tinggi sebenarnya tidak berlebihan, keadaan ini sesuai
tuntutan pemerintah di bindang kesehatan untuk membangun “Indonesia Sehat 2010” dengan
strategi :

1. pembangunan berwawasan kesehatan


2. desentralisasi
3. profesionalisme
4. jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)

Asuhan keperawatan keluarga dapat segera dilakuakan oleh perawat dengan berbagai
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :

7
1. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui. Pendidikan formal
di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang menghasilkan perawat professional “pemula”
dan PSIK yang menghasilkan Ners, yang memiliki kemampuan professional yang tinggi,
yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) keterampilan teknis, dan (3) keterampilan
interpersonal dengan berlandaskan etik dan melaksanakan profesinya sesuai dengan
standar praktik keperawatan.
2. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat). Perawat yang telah
menyelesaikan secara formal pendidikannya harus melalui proses legislasi sebagai ners
(perawat) dengan tahap :
a. Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah lulus
pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan keputusan Menkes No
1239 tahun 2001.
b. Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners (perawat) untuk
dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan (kompetensi) yang dimiliki. Namun,
belum dilalui sehingga setelah tahap registrasi seorang ners (perawat) akan
memperoleh lisensi.
c. Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners (perawat)
dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya. Di Indonesia disebut
dengan surat izin perawat (SIP).
3. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan keperawatan
keluarga. Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan keperawatan keluarga yang diberikan
kepada kliennya harus mempunyai institusi berbadan hukum yang secara legal
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keperawatan, mutu asuhan yang diberikan, dan
untuk meningkatkan kepercayaan publik, serta dapat dilakukan upaya tanggung gugat
oleh klien bila tidak sesuai standar asuhan.
4. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI atau pemerintah.
Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang diberikan ners (perawat)
mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi. Etik profesi yang dapat mengendalikan
bagaimana seorang ners (perawat) berperilaku yang santun kepada klien dan tidak
merugikan klien atau publik.

8
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan
kesehatan dirumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga, Departemen Kesehatan telah menerbitkan surat keputusan No.
HK.00.06.5.1.311 bulan januari 2012 tentang penerapan pedoman perawatan kesehatan
dirumah.

Dengan gambaran situasi diatas, kesempatan sangat besar dimiliki oleh seorang ners
(perawat) untuk mewujudkannya, dan hal ini merupakan tantangan yang cukup berat bila
seorang professional tidak mampu mewujudkannya. Karena bagaimanapun juga tidak ada
alasan bahwa tidak mendapat dukungan secara profesi dan pemerintah.

C. Kriteria kesejahteraan keluarga di indonesia

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan keluarga sejahtera :


1. keluarga prasejahtera
keluarga - keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, seperti
kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang, pangan, dan kesehatan.
2. keluarga sejahtera tahap I
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tatapi
belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis seperti kebutuhan akan
pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan
tempat tinggal dan transportasi.
3. keluarga sejahtera tahap II
keluarga-keluarga yang disamping dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat
memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan pengembangan seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
4. keluarga sejahtera tahapan III
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologis dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur memberikan sumbangan
dalam bentuk materi dan keuangan untuk kepentingan sosial kemasyarakatan serta peran

9
secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial,
keagamaan, kesenian, olahraga dan pendidikan.
5. keluarga sejahtera tahap IV
keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan baik yang bersifat
dasar, sosial psikologis, maupun pengembangan serta telah dapat pula memberikan
sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
BAB III
KASUS

A. Kasus Perawat Dianiaya Keluarga Pasien di RSUD Tana Toraja

https://news.detik.com/berita/d-5556996/keluarga-pasien-yang-tendang-perawat-rsud-tana-
toraja-jadi-tersangka

Selasa, 04 Mei 2021 12:45 WIB

Tana Toraja - Seorang anggota keluarga pasien berinisial AG yang menendang perawat di
RSUD Lakipada, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel), ditetapkan menjadi
tersangka penganiayaan. AG masih akan diperiksa lebih lanjut terkait kasus ini.
"Sudah melakukan penyidikan dan pemeriksaan saksi-saksi sekitar 3 sampai 4 orang, yang
terlapor sudah dijadikan tersangka," kata Kasat Reskrim Tana Toraja AKP Syamsul Rijal saat
dimintai konfirmasi detikom, Selasa (4/5/2021).

10
Polisi dalam waktu dekat akan memanggil AG untuk diperiksa terkait kasus ini. AG dijadikan
tersangka setelah kepolisian memastikan penganiayaan terhadap perawat berinisial MN benar-
benar terjadi.

"Ada terjadi peristiwa penganiayaan itu, tetapi kasus ini kita lihat sebagai pidana ringan karena
tidak menimbulkan apa-apa, tetapi apa pun bentuknya itu adalah peristiwa pidana," terangnya.

Syamsul menyebut pihaknya masih memberikan waktu kepada AG yang masih berduka setelah
kehilangan anaknya saat peristiwa penganiayaan itu terjadi. "Bukan tahanan kota karena baru
mau kita panggil pemeriksaan kan," kata dia singkat.

Sebelumnya diberitakan, kekerasan terhadap perawat terjadi di RSUD Lakipada, Kabupaten


Tana Toraja, Sulsel. Seorang keluarga pasien menendang perawat yang menegurnya karena
dianggap membuat gaduh ruangan bayi.

"Kejadiannya diawali saat pelaku di rumah sakit itu anaknya meninggal di ruangan bayi dan
kemudian menangis sambil teriak-teriak sehingga membuat gaduh," kata Kapolres Tana Toraja
AKBP Sarly Sollu saat dimintai konfirmasi wartawan, Kamis (29/4). Aksi keluarga pasien
menendang perawat di RSUD Lakipada Tana Toraja itu terjadi pada Rabu (28/4). Saat itu,
perawat berinisial MN menegur pelaku berinisial AG karena dianggap membuat gaduh.

MN meminta AG tetap tenang. Sebab, dia tengah berada di ruangan bayi dan kegaduhannya
dapat mengganggu bayi-bayi yang ada di ruangan itu.

11
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul
di Indonesia
Berikut ini permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul
di Indonesia :
a. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta belum
adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah disusun
pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas
transportasi yang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
a. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

12
Trend dan Isu Nasional :
a. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.
b. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
c. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
d. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat
seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi
keluarga yang tidak mampu.

B. Trend dan Isu Keperawatan Keluarga di Global

Isu praktik : globalisasi keperawatan keluarga menyuguhkan kesempatan baru yang


menarik bagi perawat keluarga. Dengan makin kecilnya dunia akibat proses yang dikenal
sebagai globalisasi, perawat keluarga disuguhkan dengan kesempatan baru dan menarik
untuk belajar mengenai intervensi serta program yang telah diterapkan oleh negara lain guna
memberikan perawatan yang lebh baik bagi keluarga. Globalisasi adalah proses bersatunya
individu dan keluarga karena ikatan ekonomi, politis dan profesional, globalisasi
mempunyai damfak negatif yang bermakna bagi kesehatan yaitu ancaman epidemi
diseluruh dunia seperti human imunodeficiency virus/ aquired immune deficiency syndrome
(HIV/AIDS) menjadi jauh lebih besar. Akan tetapi sisi positifnya, pembelajaran yang
diperoleh perawat amerika dari perawat diseluruh dunia melalui konferensi internasional,
perjalanan dan membaca literatur kesehatan internasional memberikan pemahaman yang
sangat bermanfaat. Sebagai contoh, di jepang, pertumbuhan keperawatan keluarga sangat
mengesankan. Disana, perawat telah mengembangkan kurikulum keperawatan keluarga
disekolah keperawatan dan telah menghasilkan teori keperawatan yang berfokus pada
keluarga dan sesuai dengan nilai dan konteks jepang. Keperawatan keluarga mengalami
pertumbuhan yang pesat di jepang yang ditandai dengan publikasi dan upaya penelitian yang
dilakukan di jepang (sugisita,1999). Negara lain, seperti denmark, swedia, israel, korea,
chili, meksiko, skotlandia dan inggris juga mengalami kemajuan bermakna dibidang
kesehatan keluarga dan keperawatan keluarga. Kita mesti banyak berbagi dan belajar dari
perawat di beberapa negara ini.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global village).
Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat mobilisasi penduduk yang tinggi
seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah menyusun pedoman
pelayanan keperawatan keluarga dan model keperawatan keluarga di rumah tapi perlu
disosialisasikan serta munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi
keluarga yang tidak mampu. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.

B. Saran

Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan keluarga dapat


mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan perubahan paradigma dari cure
menjadi care melalui tindakan preventif.

14
DAFTAR PUSTAKA
Makhfudli, F. E. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
Kuntoro, A. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahid Iqbal Mubarak, N. C. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba Medika.
Friedman,dkk. (2013) Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta:
EGC
https://news.detik.com/berita/d-5556996/keluarga-pasien-yang-tendang-perawat-rsud-tana-
toraja-jadi-tersangka

15

Anda mungkin juga menyukai