Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :

WANDA DWI PUTRI

TK 2A

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas keperawatan keluarga.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Padang, 30 Juli 2022

penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................4

A. Latar belakang....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah .............................................................................................................5

C. Tujuan................................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORITIS .............................................................................................6

1. Trend an Issue Keperawatan Keluarga...............................................................................6

2. Manajemen Sumber Daya Keluarga.................................................................................11

3. Tingkatan/level Askep Keluarga......................................................................................14

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................17

A. Kesimpulan .....................................................................................................................17

B. Saran ...............................................................................................................................17

DAFTAR PUATAKA ............................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Trend isu merupakan sesuatu yang saat ini sedang hangat diperbincangkan,
dibicarakan banyak orang tetapi belum jelas faktanya, adapun Trend dan Isu dalam
keperawatan Keluarga dapat dikaitkan dengan pelaksanaaan praktik keperawatan’
keluarga, Bebrapa trend isu keperawatan keluarga dapat dilihat dari berbagai masalah
kesehatan dan faktor penyebabnya seperti, pengetahuan keluarga terkait masalah
kesehatan, faktor penghambat seperti sumberdaya manusia, sarana prasarana,
lingkungan yang mendukung untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dalam
keluarga. Berbagai askep kergaman masalah keluarga yang memerlukan perhatian.

Perawat dalam melaksanakan pratik keperawatan keluarga menerapkan teori


keperawatan yang sudah ada, namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat mempengaruji sikap dan perilaku keluarga Kemajuan dan
perkembangan teknologi di bidang transportasi sehingga mobilisasi penduduk
mempengaruhi interaksi keluarga.Trend dan Isu tingginya tuntutan profesionalitas
pelayanan kesehatan yang memerlukan perhatian pemerintah untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat permasalahan antara lain kemiskinan, sumberdaya
tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global, pelayanan kesehatan yang
belum optimal daerah geografis di Indonesia sehingga membutuhkan pelayanan dan
sarana prasarana yang cukup dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan yang membutuhkan peningkatan
skill melalui pelatihan.

Manajemen sumber daya keluarga adalah proses yang membutuhkan


pengambilan keputusan dan evaluasi keterampilan. Keluarga membutuhkan
pendidikan tentang peluang dan keterbatasan umber daya. Untuk Mengidentifikasi
studi tentang sumber daya keluarga pengelolaan diperlukan pemahaman lima langkah
proses pengambilan keputusan. Manajemen Sumber Daya Keluarga adalah
pemahaman tentang keputusan individu dan keluarga membuat tentang
mengembangkan dan mengalokasikan sumber daya, termasuk waktu, uang, aset
materi, energi, teman, tetangga, dan ruang, untuk memenuhi tujuan. Dewan Nasional

4
Hubungan Keluarga (2014). Nilai-nilai keluarga muncul dalam slogan-slogan
kampanye, menarik perhatian yang meningkat pada pentingnya unit keluarga dalam
kerangka sosial masyarakat, lokal, nasional, dan global. Keluarga dari masa depan
tidak hanya perlu menyadari perubahan yang sedang terjadi; mereka juga akan
membutuhkan keterampilan untuk mengadaptasi pengelolaan sumber daya agar sesuai
dengan realitas baru. Sejalan dengan perubahan iklim sosial, politik, dan ekonomi di
sekitar keluarga adalah perubahan struktur keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja trend dan issue dalam keperawatan keluarga

2. Bagaimana manajemen sumber daya keluarga

3. Apa saja tingkat/level askep keluarga

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja trend dan issue dalam keperawatan keluarga

2. Mengetahui bagaimana sumber daya keluarga

3. Mengetahui apa saja tingkat/level askep keluarga

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

6
1. Trend dan Issue Keperawatan Keluarga

1.1 Pengertian Trend

Trend adalah sesuatu yang sedang terjadi dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta. Contohnya adalah saat ini Negara di dunia termasuk
Indonesia sedang mengalami pandemic covid 19, sehingga protektif yang dilakukan
adalah berkaitan dengan penggunaan protocol kesehatan yang disebut dengan 4 M:
mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Situasi
ini saat ini sesuai dengan fakta dan dibahas secara luas dalam pertemuan ilmiah
maupun non ilmiah. Baik oleh akademisi maupun oleh masyarakat luas non
akademisi.

1.2 Pengertian Issue

Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas
fakta atau buktinya. Contohnya adalah penggunaan minyak kayu putih dapat
mencegah gejala covid 19. Berita ini sekarang banyak di bicarakan di masyarakat luas
namun belum ada atau belum banyak fakta atau hasil-hasil penelitian yang
mendukung informasi tersebut. Hal tersebut dikarenakan minyak kayu putih belum
tentu cocok digunakan oleh semua orang, ada beberapa orang yang memiliki alergi
terhadap minyak kayu putih. Artinya informasi tersebut masih bersifat personal atau
pengalaman pribadi.

Keberhasilan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit akan menjadi tidak berarti
bila tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah, seringkali karena kurang pemahaman
keluarga tentang masalah kesehatan maka setelah pasien pulang ke rumah dianggap
sudah tidak memerlukan perawatan lagi. Keluarga yang sehat akan mempunyai
anggota keluarga yang sehat dan mampu mewujudkan masyarakat yang sehat.
Sehingga asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan pada masalah kesehatan
dari setiap anggota keluarga. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima
oleh keluarga maka perawat:

1. Harus mengerti dan memahami tipe dan struktur keluarga

2. Mengetahui tingkat pencapaian keluarga dalam melaksanakan tugasnya


7
3. Perlu pemahaman setiap tahap perkembangan dan tugas perkembangan

1.3 Trend Dan Issue Nasional

1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.

2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.

3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.

4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan


masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

1.4 Trend Dan Issue Dalam Bidang Pelayanan

1. Sumber daya manusia belum dapat menjawab tantangan global dalam bidang
kesehatan, diantaranya belum banyak perawat yang konsisten dalam keperawatan
keluarga

2. Secara pendapatan penghargaan atau reward yang diberikan terbilang masih


belum sesuai dengan kompetensi perawat

3. Bersifat pasif, lebih banyak menunggu keluarga datang dengan keluhan kesehatan

4. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap yang cukup mahal

5. Pengetahuan dan ketrampilan perawat tidak sama cenderung masih rendah karena
tidak suka membaca dan update terhadap hasil —hasil penelitian terbaru

6. Kurangnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga karena system yang
belum berkembang

7. Keperawatan keluarga dianggap kurang menantang sehingga banyak perawat yang


lebih fokus kepada pelayanan di rumah sakit

1.5 Trend dan Isu di Usia Perkembangan Anak


1. Pelecehan seksual pada anak menurut Deblinger, Mannarino, Cohen & Runyon
(2015) adalah suatu penyalahgunaan perlakuan pada anak dengan melibatkan
kontak fisik seperti menyentuh area oral dan genital, berhubungan intim atau
sekedar membelai tanpa ijin. Selain kontak langsung, tindakan seperti mengintip,
mempertunjukkan dan atau memaparkan aktivitas seksual dalam konten dewasa

8
dan pornografi juga merupakan hal — hal yang termasuk dalam tindakan asusila
pada anak. Survei yang dilakukan di Amerika Serikat (AS) menggunakan data
retrospektif menemukan bahwa lebih dari 34.000 orang dewasa di AS melaporkan
pernah mengalami pelecehan seksual. Sementara data kejadian di Indonesia, sejak
tahun 2011 terjadi peningkatan dari 329 kasus menjadi 746 kasus pada tahun 2012
dan menurut KPAI, 60% korban adalah anak laki — laki (Probosiwi, R &
Bahransyaf, 2015).

Dampak yang dialami oleh anak sebagai korban pelecehan seksual bervariasi
dalam jangka waktu singkat hingga waktu yang lama. Respon yang mungkin
ditampilkan oleh anak mencakup masalah fisik yang langsung dapat kita lihat, dan
masalah psikis atau emosional yang cenderung bersifat tanpa gejala
(asymptomatic).

Menurut Houdek & Gibson (2017), korban pelecehan dan kekerasan seksual
secara fisik dapat meningkatkan masalah kesehatan seperti nyeri kronis,
perubahan pada respon autoimun, perubahan pola tidur, perubahan pola makan,
kehamilan yang tidak diharapkan pada usia remaja, dan infeksi atau penyakit hasil
transmisi seksual seperti HIV. Selain masalah yang muncul secara fisik, luka yang
dialami korban anak secara psikis mungkin akan lebih banyak mempengaruhi
kondisi seseorang. Kondisi psikis pasca trauma mengarah pada stres yang
berkepanjangan, depresi bahkan bunuh diri, atau pada beberapa kasus yang tidak
tertangani, korban akan cenderung menjadi pelaku pelecehan dan kekerasan
seksual saat dia beranjak dewasa (Houdek & Gibson 2017). Kebutuhan konseling
dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi kondisi anak yang telah
mengalami trauma. Perawat bertanggung jawab untuk memberikan edukasi pada
keluarga terkait kebutuhan anak dan merekomendasikan alternative atau langkah
yang dapat diambil selanjutnya.

2. Revolusi industri yang mengarahkan pergerakan manusia pada era digitalisasi dan
kemudahan akses informasi menjadi poin penting penggunaan gadget dan internet.
Terutama saat masa pandemic covid-19 yang memaksa kita untuk menjaga jarak
dan mengalihkan pola belajar anak-anak yang sebelumnya konvensional di dalam
kelas, kini dilakukan secara daring. Dalam buku yang ditulis oleh Young & De

9
Abreau, (2017) disebutkan data dari Common Sense Media (2016) bahwa anak
pada rentang usia 13-18 tahun cenderung menghabiskan waktu rata-rata selama 9
jam per hari untuk mengakses internet, bahkan 97% anak dengan usia di bawah 4
tahun sudah mulai berminat secara visual dalam penggunaan media komunikasi.
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak dapat mengarah pada pola
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai.

Madigan et al., (2019) pada penelitiannya menjelaskan bahwa penggunaan


gadget atau screen time yang berlebihan dapat berakibat pada terhambatnya
perkembangan fisik dan softskills anak. Dimana saat anak menghabiskan lebih
banyak waktu di depan layar, maka kesempatan untuk berkembang secara motorik
dan kemampuan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain akan
terhenti. Dalam mengatasi masalah anak yang mengalami ketergantungan dengan
internet, perawat perlu memberdayakan orangtua sebagai pengawas dan
pemegang kendali dalam proses perkembangan anak.

10
1.6 Tren dan Isu di Usia Perkembangan Dewasa

1. Anggota keluarga menderita Penyakit Kronis

Adanya salah satu anggota yang terdiagnosis memiliki penyakit kronis dapat
menyebabkan perubahan dalam struktur dan fungsiperan anggota keluarga.
Kekhawatiran dan perasaan takut karena ketidakpastian dapat menjadi pemicu
timbulnya konflik dalam keluarga. Peran dan tanggung jawab perawat sebagai
pemberi asuhan akan sangat berarti dalam membantu keluarga melalui masa-masa
sulit dalam proses sakit. Kolaborasi dan kerjasama yang baik antara pasien,
keluarga dan tenaga kesehatan dapat menjadi kunci utama dalam penatalaksanaan
proses keperawatan keluarga. Dimana idealnya, pengambilan keputusan terhadap
perawatan dan terapi selalu merupakan hasil dari kesepakatan antara keluarga dan
pihak pemberi layanan. Nies & McEwen (2015) menambahkan bahwa kebutuhan
keluarga selama menghadapi masa sakit salah satu anggotanya, akan bervariasi
mengikuti fase perjalanan penyakit dimulai dari proses diagnosis hingga pada
proses evaluasi.

2. Fase Perubahan dari Dewasa Muda menuju Usia Dewasa Menengah-Akhir

11
Banyak anggota keluarga yang mengalami kesulitan dalam menghadapi masa
transisi antara usia dewasa muda menuju usia dewasa menengah-akhir. Erikson
mengkategorikan tahapan perkembangan ini sebagai fase integritas vs. putus asa.
Dimana pada tahapan ini, akan banyak merubah pola pikir seseorang yang tadinya
memiliki anak kini harus melepas anaknya untuk menjalani kehidupan secara
mandiri. Secara fisik akan terjadi perubahan pada penampilan dan penurunan
fungsi kesehatan yang signifikan mengikuti proses penuaan. Tugas perkembangan
pada fase transisi dewasa awal-akhir membutuhkan kestabilan finansial
dipengaruhi oleh masa purna bakti pekerjaan, mempertahankan keharmonisan
antar pasangan, mulai beradaptasi dengan peran baru saat hadirnya anggota
tambahan seperti menantu atau cucu. Resiko terjadinya krisis paruh baya dapat
mengarah pada keputusasaan, dimana orang tua akan berpotensi merasa diri tidak
berguna dan tidak lagi utuh. Pada wanita yang mengalami menopause, perubahan
pada fungsi hormonal dapat secara signifikan mempengaruhi kondisi fisik dan
psikis. Hal yang dapat direkomendasikan oleh perawat adalah melalui aplikasi
teknik komunikasi yang baik antara perawat dan individu bahkan antar individu
dan keluarga. Apabila dibutuhkan tindakan lebih lanjut, perawat dapat
merekomendasikan sesi konsultasi pada orang yang ahli dalam bidangnya, dan
mengarahkan individu untuk tetap menjaga pikiran yang positif dengan
meningkatkan hubungan vertikal dengan pencipta dan horizontal dengan sesama
ciptaan.

1.7 Tren dan Isu di Tahap Perkembangan Usia Lanjut

12
Usia lanjut atau lansia merupakan fase akhir dalam tahapan perkembangan.
Isu yang sering muncul pada keluarga dengan lansia adalah perubahan dalam peran
dan fungsi. Usia lanjut menjadi tahap evaluasi bagi individu dalam merefleksikan
pencapaian dan kehilangan yang telah dialami. Peran individu dalam usia lanjut
adalah untuk terus melakukan kilas balik, dan memberi masukan pada mereka yang
lebih muda dengan melihat pengalaman yang telah dilalui. Menanamkan perspektif
positif dalam kehidupan anak cucu merupakan kontribusi penting yang dapat
diberikan (Saxon, Etten, & Perkins, 2015). Selain kesadaran internal dari individu
yang memasuki usia lanjut, peran anggota keluarga lain dalam memahami proses
perubahan fisik dan emosional lansia menjadi hal yang tidak terpisahkan. Masalah
kesehatan yang sering muncul pada usia lanjut adalah penurunan fungsi kognitif
seperti kehilangan ingatan, depresi sebagai reaksi atas kehilangan dan demensia.
Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan pada tahapan ini, dapat dilakukan
dengan melakukan pengkajian dan intervensi yang relevan melihat isu yang dihadapi.
Sebagai bagian dari profesionalisme, deteksi dini terhadap

2. Manajemen sumber daya keluarga


Kontak pertama untuk setiap individu di dunia ini adalah keluarganya.
Keluarga mengacu pada dua atau lebih individu yang bergantung satu sama lain untuk
dukungan emosional, fisik, dan ekonomi. Anggota keluarga ditentukan sendiri
(Kaakinen, Coehlo, Steele, Tabacco & Hanson, 2015). Pada komunitas sosial,
keluarga merupakan unit terkecil komunitas tersebut. Keluarga merupakan suatu
sistem yang dibuat bersama. Dalam sistem tersebut, keluarga menggunakan segala hal
yang ada dalam keluarga, mengelola untuk mencapai tujuan bersama dalam keluarga.
Keluarga adalah institusi alami, yang ada di belahan dunia. Ini memberikan dasar dari
mana kelompok orang memulai perjalanan mereka di dunia. Pembentukan keluarga
memengaruhi cara orang berpikir dan bertindak dan serta menjadi seperti apa individu
tersebut. Manusia menghabiskan sebagian besar kehidupan mereka dalam keluarga
mereka dan pentingnya keluarga tidak bisa dihentikan dengan menggunakan lambaian
tangan. Sejak dulu, keluarga telah menjadi lembaga utama yang bertanggung jawab
untuk membesarkan anak, menyediakan individu dengan makanan dan tempat tinggal,
dan memuaskan kebutuhan hierarki kekuasaan berdasarkan kriteria umur, jenis
kelamin, dan kekerabatan. Keluarga, sebagai organisasi sosial membutuhkan

13
penyediaan dan pengelolaan sumber daya yang tersedia untuk manfaat maksimal dari
setiap anggota keluarga. Maka, manajemen sumber daya keluarga yang tepat dapat
mendorong kondisi yang bermakna dan terpenuhinya kondisi kehidupan anggota
keluarga dapat berkontribusi pada perkembangan masyarakat.

Keluarga seperti itu memperoleh manfaat sosial, ekonomi, dan budaya yang
maksimal dari masyarakat saat mereka menjalankan kewajiban sipil mereka (Eya,
2005). Manajemen dalam konteks keluarga adalah hasil alami dari pergaulan dan
interaksi manusia. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan pengembangan yang
optimal bagi setiap anggotanya. Manajemen keluarga memungkinkan kita mengatasi
keterbatasan individu kita. Dengan kombinasi upaya dan sumber daya individu,
keluarga mencapai lebih dari apa yang dapat dilakukan secara mandiri. Kebanyakan
keluarga tidak mengetahui semua sumber daya yang mereka miliki, kualitas dan
kuantitas sumber daya yang dimiliki setiap keluarga, dan bervariasi. Sumber daya
adalah alat atau bahan yang tersedia dan diketahui potensinya untuk memenuhi
keinginan.

Terdapat 3 asumsi dasar mempelajari sumber daya keluarga yaitu (Juniarti,


2008):

1. Sumber daya keluarga tidak hanya terdapat di dalam keluarga tetapi terdapat
di berbagai lingkungan yang ada di sekitar keluarga tersebut.

2. Kondisi dari sumber daya merupakan elemen dari sistem yang dapat
mendorong atau menghambat pencapaian tujuan keluarga.

3. Perubahan salah satu sumber daya akan berpengaruh pada sumber daya
lainnya dalam sistem keluarga.

14
2.1 Sumber Daya Keluarga

Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan penggunaan sumberdaya


untuk mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber Daya
Keluarga adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses
mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga (Juniarti, 2008).
Sumber daya keluarga merupakan modal yang harus dikelola dengan baik oleh
seluruh anggota keluarga untuk mencapai kesejahteraan keluarga (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Manajemen sumber daya adalah proses
menggunakan sumber daya keluarga untuk memenuhi kebutuhan atau tujuan
keluarga. Ini membutuhkan kerja mental dan kekuatan fisik anggota keluarga.
Pengelolaan sumber daya keluarga yang baik akan mengarah pada peningkatan
kualitas hidup dalam keluarga dan kebahagiaan di rumah (Eya, 2005). Manajemen
Sumber Daya Keluarga adalah cara hidup dan manajer atau orang tua bertanggung
jawab mengkoordinasikan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan teknis yang
bertujuan untuk memperkaya keberadaan dan perkembangan keluarga (Haslkar,
Kwatara, Krupaker, 2012).

Manajemen keluarga membantu mengatasi keterbatasan individu dan dengan


kombinasi upaya dan sumber daya, pencapaian lebih tinggi dibandingkan dengan
upaya sendiri. Hal ini mengarah pada kepuasan dan kebahagiaan yang lebih besar
bagi semua yang terlibat dalam keluarga. Sinergi ini menunjukkan bahwa hasil
usaha gabungan lebih besar dari usaha individu yang merupakan hasil penting dari
manajemen. Manajemen membantu mengembangkan sistem kerja yang
terkoordinasi. Dalam sebuah keluarga, pengelolaan yang efisien dan efektif
bergantung pada kemampuan manajerial, minat, dan kualitas kepemimpinan orang
tua, sehingga dapat memotivasi anggota keluarga untuk bertindak ke arah yang
benar untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Haslkar, Kwatara, Krupaker,
2012).

Beberapa ciri penting manajemen dalam keluarga adalah (Haslkar, Kwatara,


Krupaker, 2012) :

15
1. Manajemen universal untuk setiap keluarga: Setiap keluarga memiliki
berbagai sumber daya. Tetapi tidak ada dua keluarga yang memiliki
kualitas dan kuantitas sumber daya yang sama. Setiap keluarga diharuskan
mengelola sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuannya dan
memperoleh kepuasan maksimal bagi anggota keluarganya.

2. Kualitas manajemen bervariasi dari satu keluarga ke keluarga lainnya:


kualitas manajemen sumber daya bergantung pada kecerdasan,
kemampuan, dan keterampilan orang tua bersama dengan ketersediaan
sumber daya dan ukuran keluarga. Oleh karena itu, penting bagi manajer
rumah/orangtua untuk memberdayakan dirinya dengan keterampilan,
kemampuan, dan pengetahuan manajemen yang lebih baik untuk mencapai
hasil terbaik dan kepuasan maksimal.

3. Manajemen di rumah meliputi setiap aspek kehidupan keluarga:


Manajemen memengaruhi dan dipengaruhi oleh setiap aspek keluarga
secara keseluruhan dan anggota individu. Ini memengaruhi penggunaan
sumber daya material seperti uang dan kemampuan untuk mencapai
kebahagiaan, keinginan, dan juga aspirasi semua anggota keluarga.

4. Manajemen memiliki tanggung jawab untuk mentransfer keterampilan


kepada anggota keluarga yang lebih muda: Keterampilan proses
manajemen yang digunakan oleh orang tua dalam keluarga biasanya
diamati oleh anak-anak dalam keluarga selama situasi kritis. Anak-anak
mempelajari keterampilan proses manajemen ini dan menerapkannya
dalam gaya hidup mereka. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk
mempelajari keterampilan manajemen yang baik dan menggunakannya
dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

16
5. Manajemen di rumah adalah proses pengambilan keputusan yang
demokratis: manajer rumah atau orangtua mengambil keputusan bekerja
sama dengan anggota keluarga. Demokrasi merupakan unsur penting dari
manajemen dalam keluarga. Keputusan tentang segala aspek yang diambil
dalam keluarga harus didukung oleh semua anggotanya untuk mencapai
kepuasan dan kebahagiaan. Ini menyoroti pentingnya keputusan kelompok
atas keputusan individu.

6. Manajemen dalam keluarga adalah proses mencapai tujuan keluarga


dengan memanfaatkan sumber daya: yang merupakan seni manajemen.
Keluarga selalu menetapkan tujuan untuk dicapai dan bekerja menuju
pencapaian tujuan tersebut dan menggunakan sumber daya yang tersedia.
Semua anggota keluarga bekerja dalam koordinasi dan kerja sama untuk
mencapai tujuan keluarga seperti dalam situasi manajerial apa pun.

3. Tingkatan / level askep keluarga

Akhir-akhir ini keperawatan keluarga menjadi sebuah bidang keahlian khusus yang tidak
terkait dengan berbagai bidang keahlian keperawatan lainnya. Sebagai bidang keahlian
yang berbeda, keperawatan keluarga ini masih tergolong “bayi”. Akan tetapi, ada bukti
kuat bahwa keperawatan keluarga merupakan sebuah bidang keahlian khusus yang
sedang tumbuh, bersifat dinamis, dan mendapat perhatian dalam praktik, pendidikan, dan
penelitian. Sampai saat ini belum terdapat kesepakatan mengenai cakupan bidang
keperawatan keluarga dan perbedaannya dengan keperawatan komunitas (Friedman,
1986) dan terapi keluarga. Walaupun demikian, praktik keperawatan keluarga dibagi
menjadi tiga tingkat.

Tingkat I adalah keluarga sebagai konteks. Dalam Tingkat I, keperawatan keluarga


dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang dengan keluarga dipandang sebagai konteks
bagi pasien/klien (Bozzet 1987). Pada tingkat ini, keluarga sebagai kelompok primer
klien yang paling penting digambarkan sebagai stresor atau sumber bagi klien, terkait
dengan pengkajian interaksi. Menurut Association For The Care Of Children’s Health
(1989) keperawatan yang berpusat pada keluarga merupakan filosofi dari keperawatan
kesehatan anak yang mempertimbangkan dan memperlakukan anak dalam konteks
17
keluarga serta mengakui keluarga sebagai pemberi asuhan utama dan berkesinambungan
untuk anak.

Tingkat II adalah keluarga sebagai kumpulan dari anggota keluarga. Dalam praktik
keperawatan tipe ini, keluarga dipandang sebagai kumpulan individu anggota keluarga.
Dikatakan keperawatan keluarga apabila semua anggota keluarga mendapat perawatan.
Sekarang ini ada upaya untuk melihat keluarga sebagai fokus keperawatan, bukan sebagai
kumpulan yang disebutkan sebelumnya (Doberty dan Camphell 1988). Pada tingkat ini
hal yang penting adalah masing-masing klien dilihat sebagai unit terpisah, bukan unit
yang saling berinteraksi.

Tingkat III adalah keluarga sebagai klien. Pada tingkat ini keluarga menjadi klien atau
fokus utama pengkajian keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang
berinteraksi, dengan fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur
dan fungsi keluarga, serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan kesehatan,
dan keluarga dengan lingkungan luarnya. Hubungan antara penyakit dan individu dalam
keluarga dianalisis dan dimasukkan dalam rencana asuhan keperawatan (Wright dan
Leahey 1988). Fokus dari Tingkat III adalah keterampilan pengkajian dan intervensi
klinis yang lebih maju berdasarkan integrasi keperawatan, terapi keluarga, dan teori
sistem. Di sini terjadi interaksi timbal balik antara fungsi keluarga dan kesehatan/penyakit
(Wright dan Leahey 1988). Dalam praktiknya, ketiga tingkatan ini bisa dilaksanakan
secara sendiri-sendiri atau bersamaan.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Trend adalah sesuatu yang sedang terjadi dibicarakan oleh banyak orang saat
ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Issue adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas fakta atau buktinya. Contohnya
adalah penggunaan minyak kayu putih dapat mencegah gejala covid 19, trend dan
issue diantaranya yaitu trend dan issue nasional, trend dan issue dalam bidang
pelayanan, trend dan issu di usia perkembangan anak, trend dan issu di usia
perkembangan dewasa, trend dan issu di tahap perkembangan usia lanjut.

Manajemen adalah perencanaan dan pelaksanaan penggunaan sumberdaya


untuk mencapai keinginan atau tujuan. Sedangkan manajemen Sumber Daya
Keluarga adalah penggunaan sumber daya keluarga dalam usaha atau proses
mencapai suatu tujuan yang dianggap penting oleh keluarga. Sumber daya
keluarga merupakan modal yang harus dikelola dengan baik oleh seluruh anggota
keluarga untuk mencapai kesejahteraan keluarga

Praktik keperawatan keluarga dibagi menjadi tiga tingkat. Tingkat I adalah


keluarga sebagai konteks. Dalam Tingkat I, keperawatan keluarga
dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang dengan keluarga dipandang sebagai
konteks bagi pasien/klien, Tingkat II adalah keluarga sebagai kumpulan dari
anggota keluarga. Dalam praktik keperawatan tipe ini, keluarga dipandang sebagai
kumpulan individu anggota keluarga, Tingkat III adalah keluarga sebagai klien.
Pada tingkat ini keluarga menjadi klien atau fokus utama pengkajian keperawatan.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah ilmu para pembaca
terutama kita sebagai mahasiswa kesehatan untuk terus update dan terus belajar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC


Depkes RI. (1983). Perawatan Kesehatan Keluarga Petunjuk Bagi Perawat Kesehatan.

Siregar Debora, Dkk.(2020). Keperawatan Keluarga. Sumatera Utara: Yayasan Kita Menulis.

Hamim, N. (2022). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Tasikmalaya: Perkumpulan Rumah


Cemerlang Indonesia.

Yuniar Dian, dkk. (2022). Ilmu Keperawatan Komunitas dan Keluarga. Sumatera Utara:
Yayasan Kita Menulis.

Suprajitman. (2004). Asuhan Keperawatn Keluarga. Jakarta: EGC.

Friedman, M. M. (1998). Family Nursing Theory and Practice. Jakarta: EGC

Friedman,dkk.(2013)Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC

Andarmoyo,S.2012.KeperawatanKeluargaKonsepTeori,ProsesdanPraktikKeperawatan.Yog
yakarta: Graha Ilmu

Bailon, G. S., & Maglaya, S. A. (1989). Perawatan Kesehatan Keluarga (Terjemahan oleh
Pusdiknakes Depkes Ri).

20

Anda mungkin juga menyukai