Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TREND DAN ISUE KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH:
NAMA: LESTARI
NIM : 2019012422

FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN


PRODI DIII KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANNUR
PURWODADI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “Trend dan
Isu dalam Keperawatan Keluarga” Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi dari makalah
ini masih jauh dari sempurna dan masih perlu adanya perbaikan dan penambahan
materi, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada teman-teman serta semua
pihak yang telah membantu kami dalam pemyelesaian makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Trend dan Issu Keperawatan Keluarga ...............................................5
B. Bentuk-Bentuk Trend dan Issu............................................................5
C. Manfaat Trend dan Issu Keperawatan Keluarga.................................6
D. Faktor yang mempengaruhi Trend dan Issue Keperawatan kritis ......7
E. Peran perawat dalam trend dan issue..................................................8
F. Beberapa permasalahan Mengenai Trend dan Issue...........................8
G. Trend Dan Issue Nasional ..................................................................13
BAB III KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................16
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................27
BAB IV PENUTUP .............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus


menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini
dari keperawatan memperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan
secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta dalam
interaksinya dengan keluarga dan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi
perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar.

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu
yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).

Keperawatan keluarga dapat difokuskan pada anggota keluarga individu, dalam


konteks keluarga, atau unit keluarga. Terlepas dari identifikasi klien, perawat menetapkan
hubungan dengan masing-masing anggota keluarga dalam unit dan memahami pengaruh
unit pada individu dan masyarakat. Tujuan keperawatan keluarga dari WHO di Eropa
yang merupakan praktek keperawatan termodern saat ini adalah promoting and protecting
people health merupakan perubahan paradigma dari cure menjadi care melalui tindakan
preventif dan mengurangi kejadian dan penderitaan akibat penyakit .

Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat


anggota keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan,
Friedmen menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi

4
dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi
perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.

B. Rumusan masalah

1. Apa Definisi Trend Dan Issue ?

2. Apa Bentuk-Bentuk Dari Trend Dan Issue Dalam Keperawatan ?

3. Apa Manfaat Trend Dan Issue Dalam Keperawatan ?

4. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan Kritis ?

5. Apa Peran Perawat Terhadap Trend Dan Issue ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Definisi Trend Dan Issue

2. Mengetahui Bentuk-Bentuk Dari Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

3. Mengetahui Manfaat Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

4. Mengetahui Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan Kritis

5. Mengetahui Peran Perawat Terhadap Trend Dan Issue

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Trend dan Isu dalam Keperawatan Keluarga

Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis.

Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga.

Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:

1. Global

a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga.
b. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya
semakin meluas.
c. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah.
d. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang
ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan
kualitas pendidikan.
e. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
f. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
g. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan
keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
h. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.

6
i. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
j. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.

2. Pelayanan

a. SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
b. Penghargaan / reward rendah.
c. Bersikap pasif.
d. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.

3. Pendidikan

a. Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung “mudah”


b. Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
c. Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas.
d. Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
e. Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
f. 4. Profesi
g. Standar kompetensi belum disosialisasikan.
h. Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
i. Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
j. Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
k. Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak.
l. Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.

B. Bentuk-Bentuk Trend dan Issue

1.Trend Keperawatan Medikal Bedah dan Implikasinya di Indonesia

Perkembangan trend keperawatan medikal bedah di Indonesia terjadi dalam


berbagai bidang yang meliputi:

a.Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan Jarak Jauh)

7
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)
adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan
dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan
pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan
berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini
justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam
menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana
prasarana yang masih belum memadai.

Definisi lain dari telenursing :

1. Telenursing (pelayanan Asuhan keperawatan jarak jauh) adalah


penggunaan tehnologi komunikasi dalam keperawatan untuk
memenuhi asuhan keperawatan kepada klien. Yang menggunakan
saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat
pula di definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan
transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan atau komputer.
2. .Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya
penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak
secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa
perawat. Sebagai bagian dari telehealth, dan beberapa bagian terkait
dengan aplikasi bidang medis dan non-medis, seperti telediagnosis,
telekonsultasi dan telemonitoring.
3. Telenursing is defined as the practice of nursing over distance using
telecommunications technology (National Council of State Boards of
Nursing).

8
4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine
atau telehealth)7)

2. Trend Current issue dan kecenderungan dalam keperawatan jiwa

Trend atau current issue dalam keperawatan jiwa adalah masalah-masalah


yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting. Masalah-masalah tersebut
dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar pada
keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global. Ada beberapa tren
penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di antaranya adalah
sebagai berikut :

a. Kecenderungan dalam penyebab gangguan jiwa


b. Trend peningkatan masalah kesehatan jiwa’
c. Kesehatan jiwa dimulai masa konsepsi
d. Kecenderungan situasi di era global
e. Kecenderungan penyakit jiwa
f. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
g. Kecenderungan penyakit jiwa
h. Meningkatnya masalah psikososial
i. Trend bunuh diri pada anak

Masalah AIDS dan NAPZA Pattern of parenting

a. Perspektif life span history


b. Kekerasan
c. Masalah ekonomi dan kemiskinan

3. Trend dan issue keperawatan komunitas

Tren yang sedang dibicarakan adalah:

1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional

2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan

9
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat

1. Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat


(population) dan perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya
perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan kepadatan
penduduk kota besar.
2. Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit
yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti
penyakit jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke,
peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak
adalah penyalahgunaan narkotika.
3. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social..
4. Meningkatnya pengetahuan masarakat sebagai pelayanan kesehatan
5. Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau
wewenang pada perawat.
6. Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan
masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah
sakit, misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-
lain.

C. Manfaat Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

Pemanfaatan tekhnologi telehealth mempunyai banyak manfaat dan keuntungan bagi


berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan dan pemerintah. Aspek kemudahan
dan peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi keuntungan yang bisa terlihat
secara langsung Dengan adanya kontribusi telehealth dalam pelayanan keperawatan di
rumah atau homecare, akan banyak sekali manfaat yang dapat dirasakan oleh pasien dan
keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga pemerintah dalam hal
ini adalah Departemen Kesehatan. Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telehealth
dalam bidang keperawatan banyak sakali tantangan dan hambatannya misalnya: faktor
biaya, sumberdaya manusia, kebijakan dan perilaku.

Peluang Perawat dalam Memanfaatkan Trend Issue Jurnal Perawat sangat berpeluang
dalam menerapkan teknologi Telenursing ini dimana perawat dapat memanfaatkan
komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan keperawatan dapat berjalan

10
dengan baik.Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam keperawatan untuk
meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing menggunakan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada
klien.Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik)
dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di
definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik,
antar manusia dan atau computer. Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare.
Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di
rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara elektronik dan
menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan
kunjungan ke pasien.

D. Faktor yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan Kritis

1.Faktor agama dan adat istiadat.

Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini
maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal
siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara
Indonesia harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila :
Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai
dasar paling utama. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan
yang dianutnya.

2.Faktor sosial.

Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini
antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum,
dan peraturan perundang-undangan. Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh
terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada

11
program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim
kesehatan.

3.Faktor ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya.
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan
telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan
ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan
bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat
diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami
kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.

4.Faktor legislasi dan keputusan juridis.

Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan
sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan
tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik.Saat ini aspek legislasi dan
bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang
banyak dibicarakan.

5.Faktor dana/keuangan.

Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan


konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak
berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah.

6. Faktor pekerjaan.

Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu


keputusan. Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus
diselesaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja. Perawat yang mengutamakan
kepentingan pribadi sering mendapat sorotan sebagai perawat pembangkang. Sebagai
konsekuensinya, ia mendapatkan sanksi administrasi atau mungkin kehilangan
pekerjaan.

12
7.Faktor Kode etik keperawatan.Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo,

menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang
memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi.

8.Faktor Hak-hak pasien.

Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak
merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan
kepraktisan suatu situasi.

Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum
dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998)
meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak
untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang
pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui
nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat
kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas
(termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak
untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan
bangga.

E. Peran Perawat Terhadap Trend Issue

Peran perawat dalam peerapan trend issue pada yaitu dapat melakukan perannya
sebagai pembari asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik. Pemberian asuhan
keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang berbasis
teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini perawat hendaknya dapat melakukan
tindakan keperawatan dengan lebih efisien dan tepat. Dengan demikian Perawat sebagai
pemberi layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin
profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatandalam memberi
pelayanan kesehtan. Dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan
tersebut bisa diberikan hasil yang lebih baik. Perawat juga dapat melakukan perannya
sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada
telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.

13
F. Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di
Indonesia :

1. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
2. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
4. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
5. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
6. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
7. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
8. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
9. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
10. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
11. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
12. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
13. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

G Trend dan Isu Nasional :

1. Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan kesehatan.


2. Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang kesehatan.
3. Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang kesehatan.
4. Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan
masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi keluarga miskin serta asuransi
kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.

14
BAB III

KASUS

A. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian Keluarga

a. Data Umum

1) Nama kepala keluarga : Tn. A

2) Usia : 69 Tahun

3) Pendidikan : STM

4) Pekerjaan : Pensiunan

5) Alamat : Wirogunan RW 09, Mergangsan

6) Tipe keluarga

Tipe Keluaga TN. A adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.

7) Suku dan Bangsa

Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
Jawa.

8) Agama

Seluruh anggota Tn. A beragama Islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Tn. A dapat sembuh dari penyakit.

9) Status sosial ekonomi keluarga :

Sumber pendapatan keluarga sejumlah Rp. 3.000.000,00Kebutuhan yang dibutuhkan


keluarga :

15
Makan : 1.500.000,00

Listrik : 200.000,00

Beli bensin : 200.000,00

Barang-barang yang dimiliki : televisi, kulkas, sepeda motor, 2 almari, 1 set kursi tamu

12) Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton televisi


bersama dirumah, rekreasi di luar rumah kadang-kadang.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.

3) Riwayat keluarga

a. Tn. A sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 8 tahun yang lalu,
rutin kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat
rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 120/80 mmhg S : 36,2 celcius BB : 54 Kg
N : 80 x/m R : 20 x/m TB : 162 cm
b. Ny. E menderita DM, kontrol rutin di Puskesmas Mergangsan tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lainnya.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Tn. A menderita hipertensi tapi keluarganya Tn. A dari pihak Bapak/Ibu ada yang
menderita hipertensi.

a. Lingkungan

1) Karakteristik rumah

16
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik,
dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang


membangun rumah dikerjakan saling gotong royong.

3) Mobilitas geografis keluarga

Sebagai penduduk kota Yogyakarta, tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Kebiasaan Tn. A


dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. A selalu berkumpul dan berkomunikasi dengan
tetangga pada waktu siang hari, dan setiap dengan tetangganya selalu melakukan
kumpulan arisan, kebiasaan lain dari masyarakat di lingkungan sekitar rumah selalu
melaksanakan kerja bakti.

5) Sistem pendukung keluarga

Jumlah anggota keluarga yaitu 2 orang, ke puskesmas bersama, saling


mendukung satu sama lain.

b. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Anggota keluarga menggunakan bahasa Jawa dalam berkomunikasi sehari-


harinya dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan dan televisi.

2) Struktur kekuatan keluarga

Tn.A menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya dalam saling


mendukung.

3) Struktur peran (formal & informal) :

Formal : Tn.A sebagai kepala keluarga, Ny.E sebagai istri.

Informal : Tn.A dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.

4) Nilai dan norma keluarga

17
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan
sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga
yang sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.

c. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke
puskesmas atau petugas kesehatan.

2) Fungsi sosial

Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang baik.

3) Fungsi perawatan keluarga

Menurut Tn. A keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap keadaan
kesehatannya. Tn. A selalu mendukung untuk selalu berobat ke puskesmas secara
teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang dapat
memperberat sakitnya, misalnya jangan terlalu lelah.

4) Fungsi reproduksi

Tn. A mempunyai 3 orang anak perempuan.

5) Fungsi ekonomi

Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan biaya untuk
berobat.

d. Stres dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka pendek dan panjang :

Stresor jangka pendek : Tn. A mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi.

Stresor jangka panjang : Tn. A mengidap penyakit hipertensi semenjak tahun 2010 dan ia
ingin penyakitnya ini sembuh total.

2) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor Keluarga selalu
memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.

18
3) Strategi koping yang digunakan

Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. A menyampaikan atau membicarakan
dengan anggota keluarganya.

g. Pemeriksaan Fisik

Dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2018

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/m

Suhu : 36,20 C

Respirasi : 20 x/m

Berat badan : 54 kg

Tinggi badan : 162 cm

Kepala : simetris, berambut bersih berwarna putih, muka tidak pucat

Mata : tidak ada keluhan.

Hidung : lubang hidung normal simetris.

Mulut : bibir tidak kering, tidak ada stomatitis

Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.

Dada : dada kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan.

Perut : simetris, tidak ada keluhan.

Extremitas : tidak ada oedema, masih dapat gerak aktif.

Eliminasi : BAB biasanya 1 kali sehari, BAK 3-4 kali sehari

h. Harapan Keluarga

19
Harapan yang diinginkan keluarga,Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar
meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. A.

2. Analisa Data

No. Data Subyektif Masalah Penyebab


1. DS. Manajemen Ketidakmampuan
Tn. A mengatakan : kesehatan keluarga keluarga
1. ingin segera sembuh dari tidak efektif merawat dalam
2. penyakitnya setiap pagi olah mengenal
raga rutin masalah anggota
3. ikut kegiatan kampung seperti keluarga dengan
kerja bakti,pengajian dan lain- hipertensi
lain
4. mengikuti macapat bahasa
jawa
5. tidak makan daging
6. kontrol teratur di puskesmas
7. ikut olah raga prolanis
8. siap mengikuti pola hidup
sehat
DO :
Klien kooperatif, konsentrasi

3.Diagnosis Keperawatan

a. Diagnosis Keperawatan

Kesiapan Peningkatkan Manajemen Kesehatan

DS :

20
TN.A mengatakan :

a. ingin segera sembuh dari penyakitnya


b. setiap pagi olah raga rutin
c. ikut kegiatan kampung seperti kerja bakti,pengajian dan lain-lain
d. mengikuti macapat bahasa jawa
e. tidak makan daging
f. kontrol teratur di puskesmas
g. ikut olah raga prolanis
h. siap mengikuti pola hidup sehat

DO :

a. klien kooperatif , konsentrasi baik

b. Prioritas Masalah

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan hipertensi.

4. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan
Keluarga
Kesiapan Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Menambah
peningkatan kunjungan rumah 3x penjelasan dan pengetahuan untuk
manajemen diharapakan keluarga diskusikan pada meningkatkan
kesehatan Tn. A mengalami keluarga tentang manajemen
peningkatan tentang hipertensi ;pengertia kesehatan
manajemen kesehatan n 2. Latihan dan olah
tanda dan raga pada usia lanjut
gejala,factor yang dapat mencegah atau
mempengaruhi cara melambatkan
pencegahan, kehilangan
komplikasi fungsional, bahkan

21
2. Melatih dan latihan yang teratur
mengajarkan dapat mengurangi
senam hipertensi morbiditas dan
3. Motivasi atau mortalitas yang
anjurkan kepada diakibatkan oleh
keluarga penyakit
memeriksakan Tn. A kardiovaskuler.
secara teratur dan 3. Resiko berbahaya
rutin ke pelayanan yang mungkin
kesehatan ditimbulkan hipertensi,
alangkah baiknya
mencegah daripada
mengobati dengan
melakukan
pemeriksaan tekanan
darah untuk
deteksi dini komplikasi
hipertensi.

5. Implementasi Keperawatan Keluarga

NO Tanggal Dx Tujuan Implementasi TTD


Keperawatan
1 3 Juli 2018 Kesiapan Setelah 1. Memberikan
Pukul 10.00 peningkatkan dilakukan penyuluhan pada
WIB manajemen intervensi 3x keluarga tentang
kesehatan pertemuan penyakit Hipertensi.
terjadi 2. Melatih dan
peningkatan mengajarkan senam
status kesehatan hipertensi
3. Menganjurkan pada

22
keluarga memeriksakan
Tn. A secara teratur
setiap minggu dan
minum obat secara
teratur.
4. Memberikan
penjelasan tentang diet
Hipertensi.

6. Catatan Perkembangan

No Tempat Dx Keperawatan Catatan Perkembangan TTD


1 3 Juli Kesiapan S : Keluarga mengatakan cukup mengerti
2018 peningkatkan tentang Hipertensi dan akan kontrol
manajemen secara rutin
kesehatan O : Keluarga tampak mengerti dan dapat
menyebutkan 3 dari 5 tanda Hipertensi.
A : Masalah teratasi sepenuhnya
P : Lanjutkan Intervensi Lisma

2 4 Juli Kesiapan S:
2018 peningkatkan - TN. A mengatakan cukup mengerti
manajemen mengenai senam hipertensi
kesehatan - TN. A menyatakan bahwa akan
mengulang senam hipertensi yaitu
pagi hari sekitar pukul 7 pagi
O : Klien tampak mengerti dan dapat
antusias
mengikuti senam hipertensi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi

23
BAB IV

Pembahasan Kasus

Studi kasus ini memperoleh gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Tn. A di Mergangsan Kota Yogyakarta. Pada data awal didapat dari
rekam medis di Puskesmas Mergangsan yaitu berupa nama, diagnosa dan alamat pasien.

Penulis datang ke rumah pasien untuk bertemu dengan pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan data yang diperlukan sesuai format asuhan keperawatan keluarga yang telah
disiapkan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan semua item bisa diperolah
informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif.

Data keluarga yang diperoleh meliputi data demografi, sosiokuktural, data


lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping keluarga yang digunakan
keluarga serta perkembangan keluarga. Data yang berkaitan engan individu sebagai anggota
keluarga meliputi pemeriksaan fisik, mental, emosi, sosio dan spiritual didapatkan tanpa
kesulitan. Berdasarkan hasil pengkajian dan dilakukan analisa data maka didapatkan diagnosa
keperawatan kesiapan peningkatkan manajemen kesehatan.

24
Proses asuhan keperawatan keluarga mampu dilakukan sesuai dengan intervensi yang
disusun dengan hasil evaluasi keluarga mampu memahami penjelasan yang diberikan dan
berjanji akan melakukan anjuran yang diberikan..Sedangkan penyebab yang muncul pada
asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn A adalah kesiapan peningkatkan manajemen
kesehatan. Pada penentuan diagnosa keperawatan dan penyebabnya tidak mengalami
hambatan dikarenakan adanya faktor pendukung yaitu data wawancara dan pemeriksaan fisik
lengkap sesuai kebutuhan.

Pada tahap perencanaan keperawatan masalah diagnosa kesiapan peningkatan


manajemen kesehatan pada kasus keluarga Tn A dengan masalah utama hipertensi tidak
mengalami kesulitan, dengan meembaca tinjauan pustaka sebagai landasan teori penyusunan
dengan memperhatikaan data obyektif dan subyektif yang ditemukan. Faktor pendukungnya
adalah keluarga memahami masalah yang ditegakkan dan mau menvikuti perencanaan
keperawatan yang disusun. Keluarga menyatakan paham tentang perencanaan yang disusun
untuk menygatasi masalah keperawtan yaang muncul, ditunjukkan dengan menyatakan
paham penjelasan yang diberikan.

Pada tanap implementasi keperawatan mampu dilaksanakan sesuai perencanaan yamg


sudah disusun, pendidikan kesehatan dan mengajari senam pada kaki yamg diikuti oleh Tn A
sebagai anggota keluarga yang sakit dan anggota keluarga lain bekerjasama yaitu mau
menerima pendidikan kesehatan dan membantu menfasilitasi tindakan yang dilakukan.
Keluarga kooperatif merupakan faktor pendukung sehingga implementasi bisa dilakukan
sesuai perencanaan yaitu 3 kali kunjungan.

Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa masalah bisa teratasi sebagian dan masih
perlu tindakan keperawatan. Keluarga kooperatif dengan menyatakan bahwa mau melakukan
apa yang sudah dianjurkan dan dilatihkan untuk menunjang upaya penyembuhan Tn A. akan
latihan yang dianjurkan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu,
menyatakan bahwa akan mengulang senam hipertensi yaitu pagi hari sekitar pukul 7 pagi.

Proses asuhan keperawatan mampu dilakukan tanpa mengalami hambatan berat


dengan adanya faktor pendukung yaitu pihak keluarga kooperatif dan mampu bekerjasama
mulai dari saat pengkajian sampai evaluasi. Hambatan yang ditemukan tidak sampai
mengganggu jalanya asuhan keperawatan.

C. Keterbatasan Studi Kasus

25
Proses asuhan keperawatan keluarga tidak sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati disebabkan kesibukan Tn. A, namun hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam
proses asuhan keperawatan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global
village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap
interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi
DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya perhatian dari
pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan
bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.

B. Saran

Pelayanan keperawatan keluarga harus dikembangkan karena keperawatan keluarga


dapat mengurangi kejadian atau penderitaan akibat penyakit dengan perubahan paradigma
dari cure menjadi care melalui tindakan preventif.

26
DAFTAR PUSTAKA

http://ekanovriadytanjung.blogspot.co.id/2013/04/tren-dan-isu-keperawatan-
komunitas.html

http://ekanovriadytanjung.blogspot.co.id/2013/04/tren-dan-isu-keperawatan-
komunitas.html

https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/04/tren-dan-issue-legal-dalam-
keperawatan-profesional/

27

Anda mungkin juga menyukai