DISUSUN OLEH:
NAMA: LESTARI
NIM : 2019012422
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul tentang “Trend dan
Isu dalam Keperawatan Keluarga” Kami menyadari sepenuhnya bahwa isi dari makalah
ini masih jauh dari sempurna dan masih perlu adanya perbaikan dan penambahan
materi, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah ini.
Kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada teman-teman serta semua
pihak yang telah membantu kami dalam pemyelesaian makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.....................................................................................4
B. Rumusan masalah................................................................................4
C. Tujuan..................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Trend dan Issu Keperawatan Keluarga ...............................................5
B. Bentuk-Bentuk Trend dan Issu............................................................5
C. Manfaat Trend dan Issu Keperawatan Keluarga.................................6
D. Faktor yang mempengaruhi Trend dan Issue Keperawatan kritis ......7
E. Peran perawat dalam trend dan issue..................................................8
F. Beberapa permasalahan Mengenai Trend dan Issue...........................8
G. Trend Dan Issue Nasional ..................................................................13
BAB III KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan...................................................16
BAB IV PEMBAHASAN....................................................................................27
BAB IV PENUTUP .............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari individu-individu
yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama (Friedman, 1998).
4
dasar keluarga, diantaranya fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi
perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
4. Mengetahui Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Trend Dan Issue Keperawatan Kritis
5
BAB II
PEMBAHASAN
Trend adalah sesuatu yang sedang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan. Sedangkan isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat
diperkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang, menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat,
kematian, ataupun tentang krisis.
Jadi, trend dan isu keperawatan keluarga merupakan sesuatu yang booming,
actual, dan sedang hangat diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga.
1. Global
a. Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola perilaku
keluarga.
b. Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga penyebarannya
semakin meluas.
c. Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh
terhadap interaksi keluarga yang berubah.
d. Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang
ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan
kualitas pendidikan.
e. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta pelayanan
kesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang tinggi.
f. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
g. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model keperwatan
keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan.
h. Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang.
6
i. Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
j. Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
2. Pelayanan
a. SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
b. Penghargaan / reward rendah.
c. Bersikap pasif.
d. Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
e. Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
3. Pendidikan
7
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh)
adalah upaya penggunaan tehnologi informasi dalam memberikan pelayanan
keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik
yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan
dari teknologi ini yaitu mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan
layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa hari rawat, meningkatkan
pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan
berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999). Tetapi sistem ini
justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam
menjalin hubungan terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan
sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan dibeberapa rumah sakit di
Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana
prasarana yang masih belum memadai.
8
4. Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference (bagian integral dari telemedicine
atau telehealth)7)
9
Komponen–komponen perubahan dalam masyarakat
Peluang Perawat dalam Memanfaatkan Trend Issue Jurnal Perawat sangat berpeluang
dalam menerapkan teknologi Telenursing ini dimana perawat dapat memanfaatkan
komunikasi pada telenursing sehingga pelayanan asuhan keperawatan dapat berjalan
10
dengan baik.Telenursing adalah penggunaan tekhnologi dalam keperawatan untuk
meningkatkan perawatan bagi pasien (Skiba, 1998) Telenursing menggunakan tehnologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada
klien.Teknologi berupa saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik)
dalam menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di
definisikan sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik,
antar manusia dan atau computer. Salah satu contoh program tlehealth adalah homecare.
Sistem ini menyediakan audio dan video interaktif untuk hubungan antara lanjut usia di
rumah dan telehealth perawat. Perawat memasukkan data data pasien secara elektronik dan
menganalisanya, kalau perlu untuk dilakukan kunjungan, perawat akan melakukan
kunjungan ke pasien.
Agama serta latar belakang adat-istiadat merupakan faktor utama dalam membuat
keputusan etis. Setiap perawat disarankan untuk memahami nilai-nilai yang diyakini
maupun kaidah agama yang dianutnya. Untuk memahami ini memang diperlukan proses.
Semakin tua dan semakin banyak pengalaman belajar, seseorang akan lebih mengenal
siapa dirinya dan nilai-nilai yang dimilikinya.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai
agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara
Indonesia harus beragama/berkeyakinan. Ini sesuai dengan sila pertama Pancasila :
Ketuhanan Yang Maha Esa, dimana di Indonesia menjadikan aspek ketuhanan sebagai
dasar paling utama. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih kepercayaan
yang dianutnya.
2.Faktor sosial.
Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap pembuatan keputusan etis. Faktor ini
antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum,
dan peraturan perundang-undangan. Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh
terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada
11
program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim
kesehatan.
Pada era abad 20 ini, manusia telah berhasil mencapai tingkat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang belum dicapai manusia pada abad sebelumnya.
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan
telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan
ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan
bahan-bahan/obat-obatan baru. Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat
diperpanjang usianya berkat adanya mesin hemodialisa. Ibu-ibu yang mengalami
kesulitan hamil dapat diganti dengan berbagai inseminasi. Kemajuan-kemajuan ini
menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan
sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya tindakan yang merupakan reaksi perubahan
tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang
bertindak tidak sesuai hukum dapat menimbulkan konflik.Saat ini aspek legislasi dan
bentuk keputusan juridis bagi permasalahan etika kesehatan sedang menjadi topik yang
banyak dibicarakan.
5.Faktor dana/keuangan.
6. Faktor pekerjaan.
12
7.Faktor Kode etik keperawatan.Kelly (1987), dikutip oleh Robert Priharjo,
menyatakan bahwa kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang
memberikan arti penting dalam penentuan, pertahanan dan peningkatan standar profesi.
Hak-hak pasien pada dasarnya merupakan bagian dari konsep hak-hak manusia. Hak
merupakan suatu tuntutan rasional yang berasal dari interpretasi konsekuensi dan
kepraktisan suatu situasi.
Pernyataan hak-hak pasien cenderung meliputi hak-hak warga negara, hak-hak hukum
dan hak-hak moral. Hak-hak pasien yang secara luas dikenal menurut Megan (1998)
meliputi hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas, hak
untuk diberi informasi, hak untuk dilibatkan dalam pembuatan keputusan tentang
pengobatan dan perawatan, hak untuk diberi informed concent, hak untuk mengetahui
nama dan status tenaga kesehatan yang menolong, hak untuk mempunyai pendapat
kedua(secand opini), hak untuk diperlakukan dengan hormat, hak untuk konfidensialitas
(termasuk privacy), hak untuk kompensasi terhadap cedera yang tidak legal dan hak
untuk mempertahankan dignitas (kemuliaan) termasuk menghadapi kematian dengan
bangga.
Peran perawat dalam peerapan trend issue pada yaitu dapat melakukan perannya
sebagai pembari asuhan keperawatan (Care giver) dengan lebih baik. Pemberian asuhan
keperawatan akan lebih baik dengan adanya Telehealth atau Telenursing yang berbasis
teknologi. Dengan adanya telnologi telenursing ini perawat hendaknya dapat melakukan
tindakan keperawatan dengan lebih efisien dan tepat. Dengan demikian Perawat sebagai
pemberi layanan keperawatan dengan asuhan keperawatannya dituntut semakin
profesional dan mengedepankan perkembangan teknologi kesehatandalam memberi
pelayanan kesehtan. Dengan memanfaatkan kecanggihan tekhnologi, asuhan keperawatan
tersebut bisa diberikan hasil yang lebih baik. Perawat juga dapat melakukan perannya
sebagai kolaborator dengan tim kesehatan lain dengan memanfaatkan komunikasi pada
telenursing sehingga pelayanan kepada pasien lebih meningkat.
13
F. Beberapa permasalahan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga yang muncul di
Indonesia :
1. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
2. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
3. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
4. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
5. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
6. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
7. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
8. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
9. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan
fasilitas transportasi yang cukup.
10. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
11. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
12. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
13. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
14. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.
14
BAB III
KASUS
1. Pengkajian Keluarga
a. Data Umum
2) Usia : 69 Tahun
3) Pendidikan : STM
4) Pekerjaan : Pensiunan
6) Tipe keluarga
Tipe Keluaga TN. A adalah keluarga usila yaitu yang terdiri dari suami, istri yang
sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang dianut tidak
bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa
Jawa.
8) Agama
Seluruh anggota Tn. A beragama Islam dan taat beribadah, sering mengikuti
pengajian yang ada di RT serta berdoa agar Tn. A dapat sembuh dari penyakit.
15
Makan : 1.500.000,00
Listrik : 200.000,00
Barang-barang yang dimiliki : televisi, kulkas, sepeda motor, 2 almari, 1 set kursi tamu
Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
Tahap perkembangan keluarga Tn. A merupakan tahap VIII keluarga usia lanjut.
3) Riwayat keluarga
a. Tn. A sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 8 tahun yang lalu,
rutin kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali untuk cek lab dan mengambil obat
rutin, tidak mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan
dasar lainnya mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 120/80 mmhg S : 36,2 celcius BB : 54 Kg
N : 80 x/m R : 20 x/m TB : 162 cm
b. Ny. E menderita DM, kontrol rutin di Puskesmas Mergangsan tidak mempunyai
masalah dengan istirahat, makan, maupun kebutuhan dasar yang lainnya.
Tn. A menderita hipertensi tapi keluarganya Tn. A dari pihak Bapak/Ibu ada yang
menderita hipertensi.
a. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
16
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki sistem sanitasi yang yang baik,
dan memiliki sistem penerangan ruang yang baik.
b. Struktur keluarga
17
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur, demikian pula dengan
sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila ada keluarga
yang sakit dibawa ke puskesmas atau petugas kesehatan yang terdekat.
c. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa ke
puskesmas atau petugas kesehatan.
2) Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik dan
selalu mentaati norma yang baik.
Menurut Tn. A keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap keadaan
kesehatannya. Tn. A selalu mendukung untuk selalu berobat ke puskesmas secara
teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan hal-hal yang dapat
memperberat sakitnya, misalnya jangan terlalu lelah.
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian dan biaya untuk
berobat.
Stresor jangka panjang : Tn. A mengidap penyakit hipertensi semenjak tahun 2010 dan ia
ingin penyakitnya ini sembuh total.
2) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor Keluarga selalu
memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas dengan petugas kesehatan.
18
3) Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. A menyampaikan atau membicarakan
dengan anggota keluarganya.
g. Pemeriksaan Fisik
Nadi : 80 x/m
Suhu : 36,20 C
Respirasi : 20 x/m
Berat badan : 54 kg
Telinga : pendengaran masih normal tidak ada keluar cairan dari telinga
h. Harapan Keluarga
19
Harapan yang diinginkan keluarga,Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar
meningkatkan mutu pelayanan dan membantu masalah Tn. A.
2. Analisa Data
3.Diagnosis Keperawatan
a. Diagnosis Keperawatan
DS :
20
TN.A mengatakan :
DO :
b. Prioritas Masalah
4. Perencanaan Keperawatan
21
2. Melatih dan latihan yang teratur
mengajarkan dapat mengurangi
senam hipertensi morbiditas dan
3. Motivasi atau mortalitas yang
anjurkan kepada diakibatkan oleh
keluarga penyakit
memeriksakan Tn. A kardiovaskuler.
secara teratur dan 3. Resiko berbahaya
rutin ke pelayanan yang mungkin
kesehatan ditimbulkan hipertensi,
alangkah baiknya
mencegah daripada
mengobati dengan
melakukan
pemeriksaan tekanan
darah untuk
deteksi dini komplikasi
hipertensi.
22
keluarga memeriksakan
Tn. A secara teratur
setiap minggu dan
minum obat secara
teratur.
4. Memberikan
penjelasan tentang diet
Hipertensi.
6. Catatan Perkembangan
2 4 Juli Kesiapan S:
2018 peningkatkan - TN. A mengatakan cukup mengerti
manajemen mengenai senam hipertensi
kesehatan - TN. A menyatakan bahwa akan
mengulang senam hipertensi yaitu
pagi hari sekitar pukul 7 pagi
O : Klien tampak mengerti dan dapat
antusias
mengikuti senam hipertensi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
23
BAB IV
Pembahasan Kasus
Studi kasus ini memperoleh gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan masalah
utama hipertensi pada Tn. A di Mergangsan Kota Yogyakarta. Pada data awal didapat dari
rekam medis di Puskesmas Mergangsan yaitu berupa nama, diagnosa dan alamat pasien.
Penulis datang ke rumah pasien untuk bertemu dengan pasien dan keluarganya untuk
mendapatkan data yang diperlukan sesuai format asuhan keperawatan keluarga yang telah
disiapkan. Proses pengkajian tidak mengalami hambatan dan semua item bisa diperolah
informasi dengan jelas karena keluarga kooperatif.
24
Proses asuhan keperawatan keluarga mampu dilakukan sesuai dengan intervensi yang
disusun dengan hasil evaluasi keluarga mampu memahami penjelasan yang diberikan dan
berjanji akan melakukan anjuran yang diberikan..Sedangkan penyebab yang muncul pada
asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn A adalah kesiapan peningkatkan manajemen
kesehatan. Pada penentuan diagnosa keperawatan dan penyebabnya tidak mengalami
hambatan dikarenakan adanya faktor pendukung yaitu data wawancara dan pemeriksaan fisik
lengkap sesuai kebutuhan.
Pada tahap evaluasi, didapatkan data bahwa masalah bisa teratasi sebagian dan masih
perlu tindakan keperawatan. Keluarga kooperatif dengan menyatakan bahwa mau melakukan
apa yang sudah dianjurkan dan dilatihkan untuk menunjang upaya penyembuhan Tn A. akan
latihan yang dianjurkan dan menerapkan pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu,
menyatakan bahwa akan mengulang senam hipertensi yaitu pagi hari sekitar pukul 7 pagi.
25
Proses asuhan keperawatan keluarga tidak sesuai dengan kontrak waktu yang telah
disepakati disebabkan kesibukan Tn. A, namun hal tersebut tidak menjadi hambatan dalam
proses asuhan keperawatan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap dan pola perilaku keluarga dapat dipengaruhi oleh dunia tanpa batas (global
village). Kemajuan teknologi di bidang transportasi mengakibatkan tingkat mobilisasi
penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang berpengaruh terhadap
interaksi keluarga yang berubah. Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi
DEPKES sudah menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperawatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan serta munculnya perhatian dari
pihak pemerintah mengenai masalah kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan
bagi keluarga miskin serta asuransi kesehatan lainnya bagi keluarga yang tidak mampu.
Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang belum
berkembang.
B. Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
http://ekanovriadytanjung.blogspot.co.id/2013/04/tren-dan-isu-keperawatan-
komunitas.html
http://ekanovriadytanjung.blogspot.co.id/2013/04/tren-dan-isu-keperawatan-
komunitas.html
https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/04/tren-dan-issue-legal-dalam-
keperawatan-profesional/
27