Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN


IHD (ISCHAEMIA HEART DISEASE) DI RUANG IGD RSUD KAYEN

DISUSUN OLEH :
Kristin Handayani 2019012420

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS SAINS DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS AN NUUR
2022
LAPORAN
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Ischemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada jaringan yang bersifat
sementara dan reversibel. Ischemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau
nekrosis. (Muttagin.2009)
Ischemia adalah suplai darah yang tidak adekuat ke suatu daerah. Jika mengalami
ischemia, jaringan tersebut akan kehilangan suplai oksigen dan zat-zat makanan yang
dibutuhkan. (Price &Wilson. 2009)
Ischemic Heart Disease (IHD) atau penyakit jantung ischemik adalah
ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan pasokan darah teroksigenasi dari
arteri koronaria. Hasilnya bisa berupa iskemia miokard transien (angina) atau ischemia
berkepanjangan yang mengakibatkan kerusakan miosit (sindrom koroner akut). (Brashers.
2010)
Ischaemic Heart Disease (IHD) yaitu penyakit yang ditandai dengan iskemia (suplai
darah berkurang) dari otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian tengah dada
denganintensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan serta rahang. Lumen pembuluh
darah jantung biasanya menyempit karena plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat-
obatan vasodilator tidak berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan.
B. Anatomi Jantung

Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot jantung. Otot jantung merupakan
jaringan yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan susunannya sama dengan otot tentang
(lurik) tetapi cara kerjanya menyerupai otot polos di luar kesadaran (dipengaruhi susunan
saraf otonom. Bentuknya menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal
jantung) yang disebut basis cordis. Dibagian bawah agak runcing yang disebut apeks cordis.
Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya ±250-300 gr
lapisan-lapisan :
1. Endokardium
Lapisan jantung paling dalam terdiri dari jaringan endotel/selaput lendir
2. Miokardium
Lapisan ini jantung terdiri dari otot-otot jantung
3. Perikardium
Lapisan jantung paling luar yang merupakan lapisan pembungkus terdiri dari lapisan
yaitu lapisan perieatal dan viseral.
Kerja jantung mempunyai 3 periode:
1. Periode konstriksi (periode sistolik)
Saat ventrikel menguncup. Katup bicus dan mikuspidal tertutup, vavula semilunaris aorta
dab semilunaris arteri pulmonal terbuka sehingga darah dapat diedarkan keseluruh tubuh.
2. Periode dilatasi (periode diatolik)
Saat jantung mengembang. Katup bicus dan micuspidal membuka
3. Periode istirahat
Waktu antara periode konstriksi dan dilatasi dimana jantung berhenti kia-kira 1/10 detik.
Pada tiap-tiap konstriksi jantung, akan memindahkan darah sebanyak 60-70 cc.

C. Etiologi
Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria, tetapi penyempitan
bertahap akan memungkinkan berkembangnya kolateral yang cukup sebagai pengganti.
2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu, berbagai jenis arteritis yang
mengenai arteri coronaria, dll.

D. Faktor Resiko
- Alkohol
- Diabetes Militus
- Obat obatan yang menyebabkan hipertensi misalnya : golongan Mineralokortikoid,
NSAIDs, Amfetamin, Antidepresan trisiklik, dan lain lain. 
- Hiperlipoproteinemia
- Hipertensi
- Obesitas
- Merokok

E. Patofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner epikardium. Hal ini
menyebabkan peningkatan sirkulasi darah sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak
dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina
atau nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga akan terjadi suatu
situasi yang tidak stabil dan bebagai macam manifestasi klinik seperti Angina at rest atau
Infark Miokard. Dengan terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu serangkaian
proses platetel agregasi yang pada akhirnya akan menambah obstruksi dari lumen
pembuluh darah tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada fungsi diastolik, lalu
kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul dengan perubahan impuls listrik (gelombang
ST-T) dan akhirnya timbullah keadaan Infark Miokard.
a. Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner ≥ 75%
b. Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa
c. Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner utama
F. Pathway

DM,Hipertensi,Hiperkolesteromia,Obesitas
Rusaknya lapisan endotel pembuluh darah koroner
Menghasilkan cell adhesion
Monosit dan T-limfosit masuk ke permukaan
Migrasi ke sub
Berdiferensiasi ,mengambil LDL (Low Density Lipoprotein)
Terbentuk sel
Penyempitan penyumbatan / kelainan pembuluh
Iskemik Hearth Disease
Hambatan aliran darah ke otot jantung

Jantung kekurangan darah Kemampuan jantung memompa turun

Nyeri akut
Suplai O2 ke jaringan Sel tubuh kekurangan

Metabolisme Mekanisme

ATP Pengaktifan pusat pernafasan

Lelah & letih Frekuensi Pernapasan

Sesak nafas
Intoleran

Pola nafas tidak


efektif
G. Manifestasi Klinis
a. Angina pectoris
b. Angina stabil
c. Angina Prinzmetal
d. Angina tak Stabil
e. Infark Miokard
f. Silent Myocardial Ischemic (SMI)
g. Gagal jantung
h. Disritmia cordis

H. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang konveks dan diikuti
gelombang T yang negative dan simetrik. Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec)
dan dalam (Q/R lebih dari ¼).
b. Laboratorium
- Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat
Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel dikeluarkan ke dalam aliran
darah. Normal 0-1 mU/mL.
- SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)
Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24 jam setelah serangan.
- LDH (Lactic De-Hydrogenase)
Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim biasanya baru mulai naik setelah 48
jam.
Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis ringan, dan kadang
Hiperglikemi ringan.
c. Kateterisasi  :  Angiografi koroner untuk mengetahui derajat obstruksi.
d. Radiology    :   Pembesaran dari jantung.
I. Penatalaksanaan Medik
a. Istirahat total
b. Diet makanan lunak/saing serta rendah garam
c. Pasang infus untuk persiapan pemberian obat intravena
d. Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal
e. Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melemaskan arteri
f. Oksigen 2-4 l/menit
g. Anti koagulan.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Primer
1) Airways
Look
a. Mengkaji terdapat sumbatan jalan nafas seperti adanya darah, secret atau terpasang
alat bantu nafas seperti ETT atau OPA.
Listen
a. Mengkaji suara nafas tambahan seperti snoring (lidah jatuh kebelakang sehingga
jalan nafas tersumbat), gurgling (terdapat cairan di jalan nafas seperti darah).
Feel
a. Mengkaji hembusan nafas spontan, apabila pasien terpasang ETT rasakan hembusan
nafas yang keluar dari ETT.
2) Breathing
Look
a. Mengkaji respiratory rate dalam satu menit, pola nafas seperti hiperventilasi,
hipoventilasi dan irama nafas regular atau irregular.
b. Mengkaji terdapat otot bantu nafas seperti rektraksi intercostalis dan otot
diafragma.
c. Mengkaji alat bantu nafas seperti ventilator atau nafas spontan seperti masker.
Apabila menggunakan ventilator, kaji mode yang digunakan.
d. Pada pasien dengan ischemic heart disease, nyeri dada menjadi hambatan
bernafas spontan, posisi mempengaruhi perpindahan cairan serta aktivitas
mempengaruhi pernafasan.
Listen
a. Mengkaji suara nafas dengan pemeriksaan auskultasi. Suara nafas tambahan
seperti wheezing, ronkhi, crakles.

Feel
a. Mengkaji hembusan nafas spontan yang keluar dari jalan nafas seperti mulut,
hidung. Apabila menggunakan ETT, hembusan nafas yang keluar melalui ETT.

3) Circulation
Pemeriksaan sistem sirkulasi meliputi:
a. Tekanan darah dan MAP
b. Denyut nadi dan irama
c. Tanda-tanda sianosis seperti bibir kebiruan, akral dingin
d. Konjungtiva
e. CRT (Capirally Refill Time) untuk memperkirakan kecepatan aliran darah perifer
f. Pemeriksaan jantung, pada pemeriksaan auskultasi terdengar suara jantung
tambahan seperti murmur.
g. Mengkaji JVP (Jugularis Vena Pressure), pada pasien jantung terdapat penonjolan
JVP.

4) Disability
a. Mengkaji keadaan umum seperti somnolent, sopor atau apatis.
b. Mengkaji GCS
c. Melebaran pupil
d. Rangsangan pupil terhadap cahaya
e. Kekuatan otot atau rentang pergerakan ekstremitas

5) Exposure
a. Mengkaji adanya oedem di ekstremitas dan kaji adanya asites. Pada pasien yang
mengalami penyakit jantung iskemik biasanya terdapat edema di ekstremitas
karena kerusakan jantung sebelah kanan
b. Mengkaji adanya fraktur
c. Mengkaji alat bantu yang terdapat di tubuh seperti alat bantu nafas (terpasang
ETT), terpasang kateter dan infus
d. Mengkaji suhu tubuh
2. Pengkajian Sekunder
1) Allergies
Mengkaji pasien memiliki alergi obat atau makanan tertentu.
2) Medication
Mengkaji apakah pasien mengonsumsi obat setiap hari atau sedang menjalankan
pengobatan apa atau telah minum obat apakah untuk mengatasi keluhannya.
3) Past Illness
Mengkaji riwayat penyakit pasien seperti hipertensi, diabetes atau tindakan operasi
yang pernah dilakukan.
4) Last Meal
Mengkaji makanan yang di konsumsi pasien, kemungkinan makanan terakhir dapat
mempengaruhi kondisi pasien.
5) Event
Mengkaji peroses terjadinya yang dialami oleh pasien hingga sampai ke rumah sakit.

3. Pengkajian Tersier
 EKG untuk mendeteksi adanya iskemik
 Foto thoraks untuk prevalensi dari gagal jantung dan kelainan lain.
 Penanda nekrosis miokard, kreanitin kinase (CK), aspartate aminotransferase (SGOT),
laktat dehydrogenase (LDH), troponin yang spesifik untuk jantung
 Pemeriksaan laboratorium seperti (kimia klinik: kolestrerol, trigliserida, glukosa),
pemeriksaan darah rutin

4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologi
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan keletihan
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen

5. Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)
cidera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi :
keperawatan selama 1 x 2 1. Identifikasi lokasi,
jam, diharapkan tingkat nyeri karakteristik, durasi,
menurun dengan kriteria frekuensi, kualitas,
hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan Nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri.
(5). 3. Identifikasi respons nyeri
2. Gelisah menurun (5) non verbal
3. Mual menurun (5) Terapeutik :
4. Pola Nafas membaik (5) 1. Berikan tehnik
5. Tekanan Darah membaik nonfarmokologis untuk
(5) mengurangi rasa nyeri
( mis. TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, tehnik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain.
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan
tidur.
Edukasi :
1. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
2. Ajarkan tehnik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.

Pola napas tidak Pola Nafas ( L.01004) Manajemen jalan nafas


efektif b.d hambatan Setelah dilakukan tindakan (I.01011)
upaya nafas keperawatan selama 1 x 2 Observasi
jam, diharapkan pola nafas 1. Monitor pola nafas
membaik dengan kriteria ( frekuensi, kedalaman,
hasil : usaha napas)
1. Tekanan ekspirasi 2. Monitor bunyi napas
meningkat (5) tambahan (mis. Gurgling,
2. Pengunaan otot bantu mengi, wheezing, ronkhi
nafas menurun (5) kering )
3. Frekuensi napas 3. Monitor sputum (jumlah,
membaik (5) warna, aroma)
4. Ekskursi dada membaik Terapeutik :
(5) 1. Posisikan semi fowler
atau fowler
2. Berikan minuman hangat
3. Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi :
1. Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
2. Ajarkan tehnik batuk
efektif
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
Intoleran Aktivitas Toleransi Aktifitas Manajemen Energi (I. 05178)
b.d (L.05047) Observasi :
ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi gangguan
antara suplai dan keperawatan selama 1 x 2 fungsi tubuh yang
kebutuhan oksigen jam, diharapkan toleransi mengakibatkan kelelahan
aktifitas meningkat dengan 2. Monitor kelelahan fisik
kriteria hasil : dan emosional.
1. Frekuensi Nadi sedang 3. Monitor pola dan jam
(3) tidur.
2. Saturasi Oksigen 4. Monitor lokasi dan
sedang (3) ketidaknyamanan selama
3. Keluhan lelah menurun melakukan aktivitas.
(5) Teraupetik :
4. Tekanan darah 1. Sediakan lingkungan
membaik (5) nyaman dan rendah
5. Frekuensi napas stimulus (mis. Cahaya,
membaik (5) suara, kunjungan)
2. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan.
3. Fasilitasi duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan.
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.

DAFTAR PUSTAKA
Mutaqin, Arif.(2009).B.A Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Ssistem
Kardiovaskuler.Jakarta:Salemba Medika

Mutaqin,Arif(2009).Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta:Salemba Medika

Price A.S,Wilson L.M(2009).Patofisiologi.Edisi 6.Jakarta:EGC

Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013).Buku SakuDiagnosis keperawatan edisi 9 Diagnosis


NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC.
Jakarta: EGC

Nanda. (2015).Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi10 editorT


Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru.Jakarta: EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT & KRITIS

PADA Ny. M DENGAN DIAGNOSA MEDIS IHD

DI INSTALASI GAWAT DARURAT

RSUD TUGUREJO

Disusun Oleh :

NANDA KRISTABELLA

010117A061

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019

Anda mungkin juga menyukai