Anda di halaman 1dari 27

TREND ISSUE KEPERAWATAN KOMUNITAS

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar “Community Nursing ”

Disusun oleh:

1. Adila Hardiani Razbi 4002190017


2. Dikna Febiana 4002190015
3. M. Lutfi Hafid 4002190099
4. Putri Fitria Andini 4002190026
5. Qori Wahyunungsih 4002190106
6. Siska Mardiana 4002190140

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

2022
KATA PENGATAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami tim penyusun dapat menyelesaikan Makalah “Trend Issue Keperawatan
Keluarga“. Tak lupa atas bantuan Bapak Oktarian Pratama S.Kep.,Ners.,M.KM. selaku
fasilitator pada tutorial yang telah memberikan arahan mengenai pembuatan makalah ini.

Dengan kerjasama antar anggota kelompok, akhirnya kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik. Walaupun kami mendapat sedikit kesulitan saat menyusun makalah ini. Namun,
kesulitan itu dapat kami atasi berkat bantuan orangtua, dan teman-teman sekalian atas
bantuan sarana dan prasarana yang diberikan. Untuk itu kami ucapkan terimakasih.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk teman-teman sekalian,
juga sebagai pengalaman untuk kami, dan juga pembelajaran kami ke depannya dalam
membuat makalah dan berdiskusi dengan kelompok.

Akhir kata, apabila ada kesalahan dalam penulisan, juga adanya kata yang kurang
berkenan, dan mungkin masih ada materi yang kurang jelas, kami memohon maaf dan
mohon untuk dimaklumi karena kami masih dalam proses belajar. Kami sangat berharap
atas saran dan kritik dari teman-teman sekalian. Terimakasih atas waktu dan kesempatan
yang diluangkan untuk membaca makalah kami.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Khusus.........................................................................................2

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Trend dan Issue .......................................................................................3


B. Tujuan ........................................................................................................................3
C. Keperawatan Kesehatan Masyarakat .........................................................................3
D. Tingkat Pelayanan Kesehatan ...................................................................................3
E. Lembaga Pelayanan Kesehatan .................................................................................5
F. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan ......................................................................5
G. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan ..............................................5
H. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Keperawatan Komunitas ................................6
I. Memanfaatkan Hasil Penelitian Dalam Pelayanan Kesehatan ..................................7

BAB lll ANALISIS JURNAL

1. Jurnal 1 ......................................................................................................................9
2. Jurnal 2 ....................................................................................................................14
3. Jurnal 3 ....................................................................................................................18

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................................20
B. Saran ........................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penerimaan vaksinasi COVID-19 menjadi hal yang penuh actor. Banyak actor
melakukan aksi penolakan karena dianggap tidak efektif. Adapun kekurangan informasi
yang dialami masyarakat serta kurangnya sikap siaga pemerintah untuk mengedukasikan
terkait Vaksinasi menyebabkan adanya penolakan masyarakat terhadap vaksin COVID-
19. Tujuan untuk mengetahui tentang persepsi dan penerimaan masyarakat terhadap
vaksinasi COVID-19.
Menggunakan database dengan penelusuran elektronik pada Pubmed dan Google
Scholar yang dipublikasikan pada tahun 2020-2021. Persepsi masyarakat yang salah
tentang kegiatan vaksinasi COVID-19 disebabkan oleh kurangnya pemahaman dari
masyarakat. Didapati persepsi yang salah ini muncul karena kurangnya komunikasi yang
baik dari pihak-pihak berwajib seperti tenaga kesehatan untuk menyakinkan masyarakat
tentang keefektifan vaksin COVID-19. Dampak lain yang timbul jika masyarakat terus
menimbun keragu- raguan dan tidak membiarkan diri untuk di vaksin ialah akan terjadi
kelumpuhan ekonomi, actor dan pariwisata di seluruh dunia. Selain itu angka
pengangguran akan melonjak semakin tinggi dan menimbulkan masalah kesehatan lain.
Penerimaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 ini merupakan tantangan dalam
keberhasilan program vaksinasi Covid-19, untuk menganalisis penerimaan masyarakat
terhadap program vaksinasi covid-19. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
penerimaan vaksin Covid-19 pada masyarakat yang baik sebanyak (43,1%) dan kurang
(56,9%). Hasil analisis actorte menggunakan SPSS menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara pengetahuan (nilai p 0,041), ketersediaan akses informasi (nilai p 0,009)
dan dukungan keluarga (nilai p 0,000) dengan penerimaan program vaksinasi Covid-19,
actor yang mempengaruhi penerimaan vaksinasi Covid-19 di kalangan masyarakat antara
lain pengetahuan, ketersediaan akses informasi dan dukungan keluarga, sehingga perlu
upaya yang dilakukan kepada masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, akses
informasi terkait vaksinasi Covid-19 dan dukungan dari keluarga untuk meningkatkan
penerimaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat dalam
upaya pencegahan COVID-19

2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19
b. Mengetahui sikap masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Trend dan Issue


Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend
juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini
yang biasanya sedang ultifa di kalangan masyarakat.
Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan dapat terjadi atau
tidak terjadi pada masa mendatang.
Trend dan isu keperawatan komunitas adalah sesuatu yang sedang dibicarakan
banyak orang tentang praktek atau mengenai keperawatan baik berdasarkan fakta ataupun
tidak, trend dan isu keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis
keperawatanPembangunan kesehatan adalah suatu ultif pelayanan kesehatan yang penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Kebijakan ultif pelayanan kesehatan tergantung
dari berbagai komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan di antara perawat,
dokter atau tim kesehatan lain yang satu dengan yang lain saling menunjang.

B. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

C. Keperawatan Kesehatan Masyarakat


Adalah perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta aktif masyarakat, mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya masyarakat, terpadu, individu, keluarga.

D. Tingkat Pelayanan Kesehatan


1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
Tingkat pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pertama dalam
memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Pelaksanaan ini bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan agar masyarakat atau sasarannya tidak terjadi

3
gangguan kesehatan. Tingkat pelayanan ini dapat meliputi, kebersihan perseorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, pemeriksaan kesehatan berkala, peningkatan status
gizi, kebiasaan hidup sehat, layanan prenatal pelayanan lansia dan semua kegiatan
yang berhubungan dengan meningkatkan status kesehatan.
2. Spesifik Protection (Perlindungan Khusus)
Perlindungan khusus ini dilakukan dalam melindungi masyarakat dari bahaya
yang akan menyebabkan penurunan status kesehatan mata bentuk perlindungan
terhadap penyakit-penyakit tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam tingkat
pelayanan kesehatan ini adalah pemberian imunisasi yang digunakan untuk
perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG DPT hepatitis campak dan
lain-lain.
Pelayanan perlindungan keselamatan kerja dimana pelayanan kesehatan yang
diberikan pada seseorang yang bekerja ditempat resiko kecelakaan tinggi seperti kerja
di bagian produksi bahan kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan
pemakaian alat pelindung diri dan lain sebagainya.
3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini Dan Pengobatan Segera)
Tingkat pelayanan kesehatan ini surat masuk ke dalam tingkat dimulainya atau
timbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini dilaksanakan dalam
mencegah meluasnya penyakit yang lebih lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit
sehingga tidak terjadi penyebaran . bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini dapat
berupa kegiatan dalam rangka ultif pencarian kasus baik secara individu maupun
masyarakat, ultif penyaringan kasus serta pencegahan terhadap meluasnya kasus.
4. Disability Limitation (Pembatasan Cacat)
Pembatasan kecacatan ini dilakukan untuk mencegah agar pasien atau
masyarakat tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan.
Tingkat ini dilaksanakan pada kasus atau penyakit yang memiliki potensi kecacatan.
Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan untuk menghentikan
penyakit, mencegah komplikasi lebih lanjut, pemberian segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan dan mencegah kematian.
5. Rehabilitation (Rehabilitasi)
Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis sembuh. Sering
pada tapi ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan sebagaimana program
latihan latihan yang diberikan pada pasien, kemudian memberikan fasilitas agar

4
pasien memiliki keyakinan kembali atau gairah hidup kembali ke masyarakat dan
masyarakat mau menerima dengan senang hati karena kesadaran yang dimilikinya.
E. Lembaga pelayanan kesehatan
1. Rawat Jalan
Lembaga pelayanan kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan
pada tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau
mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap. Lembaga ini dapat
dilaksanakan pada klinik klinik kesehatan, seperti klinik dokter spesialis, klinik
perawatan spesialis dan lain-lain.
2. Institusi
Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup
dalam memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit, pusat
rehabilitasi dan lain-lain.
3. Hospice
Lembaga ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan yang difokuskan
pada ada klien yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa
terminalnya dengan tenang titik lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.
4. Community Based Agency
Berapa kan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada
kelainan pada keluarga sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek
perawat keluarga dan lain-lain.

F. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan


1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera sehingga
sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan ini
dapat dilaksanakan oleh Puskesmas atau balai kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2. Secondary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit
yang tersedia tenaga spesialis atau sejenisnya.

5
6
3. Tertiary Health Service (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)
Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi di mana
tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan biasanya pelayanan ini
membutuhkan tenaga-tenaga yang ahli atau subspesialis dan sebagai rujukan utama
seperti rumah sakit yang tipe A atau B

G. Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Semuanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
keperawatan dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai bagian dari pelayanan
kesehatan, maka pelayanan perawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat dalam
pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan asuhan keperawatan Keluarga
komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan
secara umum pada pelayanan rujukan.

H. Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Keperawatan Komunitas


1. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Baru
Pelaksanaan ultif pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga
sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan
teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-
penyakit yang sulit dapat digunakan penggunaan alat seperti laser, terapi perubahan
gen dan lain-lain. Berdasarkan itu maka pelayanan kesehatan membutuhkan biaya
yang cukup mahal dan pelayanan akan lebih ultifactori dan butuh tenaga-tenaga yang
ahli dalam bidang tertentu.
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
Berlangsungnya ultif pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh nilai
yang ada di masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan, di mana dengan
beragamnya masyarakat maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan
kesehatan yang berbeda. Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang
tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah terhadap

7
pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat mempengaruhi ultif
pelayanan kesehatan.
3. Aspek Legal Dan Etik
Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau
pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan maka akan semakin tinggi pula tuntutan ulti
dan etik dalam pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan
harus dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan secara ultifactori dengan
memperhatikan nilai-nilai ulti dan etika yang ada di masyarakat.
4. Ekonomi
Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di
masyarakat. Semakin tinggi ekonomi seseorang , pelayanan kesehatan akan lebih
diperhatikan dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi
seseorang rendah maka sangat sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat
biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal.
Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam ultif pelayanan
kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui ultif politik yang ada akan sangat berpengaruh
sekali dalam ultif pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada
dapat memberikan pula dalam ultif pelayanan.

I. Memanfaatkan Hasil Penelitian Dalam Pelayanan Kesehatan


Ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada beberapa ultif terakhir telah mengalami
kemajuan yang sangat pesat melampaui perkembangan sebelumnya. Derivasi ilmu-ilmu
kesehatan dan pengembangannya melalui riset merupakan dinamika proses yang sangat
penting dalam pertumbuhan masing-masing profesi kesehatan. Tujuan dilakukannya riset
kesehatan adalah untuk memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi
landasan dalam kegiatan praktik klinik. Pendidikan, dan manajemen pelayanan kesehatan.
(Ross, Mackenzie & Smith, 2003).
Sedangkan praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence
based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset yang
diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian,
maupun pelayanan kesehatan. ( Cullum,2001)

8
Menurut sebuah studi metaanalisis terhadap berbagai laporan penelitian
keperawatan yang dilakukan oleh Heather, beckker, dan Olson ( 1988 ) , menjumpai
bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki
iuran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan
intervensi standar.

9
10
BAB III

ANALISIS JURNAL

1. JURNAL 1

Judul Jurnal / artikel ANALISIS PENERIMAAN VAKSINASI COVID-19 DI KALANGAN MASYARAKAT


Penulis Yuni Lasmita, Misnaniarti , Haerawati Idris
Tahun Terbit 2021
Latar Belakang Pandemi Covid-2019 merupakan ancaman utama di seluruh dunia dan terutama bagi ultif-negara di Asia
Tenggara. Tinjauan sistematis terhadap 53.000 pasien yang dirawat di rumah sakit menunjukkan bahwa 20,2%
kasus Covid-19 mengembangkan penyakit parah dengan tingkat kematian 3,1%. Pada orang tua dan di antara
mereka dengan penyakit penyerta, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal kronis, dan penyakit paru
obstruktif kronik, angka kematian meningkat secara signifikan. Meskipun beberapa obat telah digunakan untuk
mengobati pasien COVID-19 yang parah, tidak ada terapi khusus yang disetujui oleh Food and Drug
Administration AS. Oleh karena itu Vaksin adalah strategi kunci untuk menghentikan ultifac Covid-19. 1
Vaksinasi Covid-19 sebagai sebuah program kebijakan pemerintah di seluruh dunia yang bertujuan untuk
mengurangi penularan Covid-19, menurunkan angka kesakitan, kematian akibat Covid-19 dan tercapainya
kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) serta melindungi masyarakat dari penyakit Covid-19 agar
tetap produktif secara ultif dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi
tinggi dan merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi, jika dinilai dari
sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya pengobatan.2 Cakupan vaksinasi
yang tinggi secara global sangat diperlukan untuk menghentikan ultifac Covid-19. Namun, pro-kontra mewarnai
program vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung di berbagai ultif, termasuk Indonesia, sejumlah penelitian

11
telah menunjukkan beberapa ultif yang bertanggung jawab atas penerimaan vaksin, yaitu kemanjuran vaksin,
hasil kesehatan yang merugikan, kesalahfahaman tentang perlunya vaksinasi, kurangnya kepercayaan pada ultif
kesehatan, kurangnya pengetahuan diantara masyarakat tentang penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.
Keraguan terhadap vaksin dapat membahayakan kesehatan masyarakat dalam merespon krisis saat ini.1 Survey
Penerimaan Vaksin Covid-19 juga diselenggarakan di Indonesia yang menunjukkan bahwa penerimaan
masyarakat terhadap vaksin Covid-19 terutama di Sumatera Selatan masih rata rata 65%. 3 Sehinggan
permasalahan ini akan menjadi perhatian, pemerintah karena menurut World Health Organization (WHO) bahwa
herd imunity dapat tercapai dengan sasaran pelaksanaan vaksinasi minimal sebesar 70%. 4 Dari pemaparan latar
belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait penerimaan program vaksinasi Covid-19 di
Wilayah Kerja Puskesmas Alang Alang Lebar Palembang, karena selalu termasuk kategori zona merah di kota
Palembang. 5 Hasil penelitian ini akan menjadi masukan bagi pemerintah setempat untuk merumuskan
pendekatan terbaik dalam melaksanakan program vaksinasi massal Covid-19 yang efektif sehingga mampu
menghentikan ultifac Covid-19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penerimaan masyarakat terhadap
program vaksinasi covid-19 serta ultif-faktor yang mempengaruhinya.
Karakteristik / Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan (cross sectional study).
Penelitian Populasi penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Talang Kelapa dan Kelurahan Alang Alang
Lebar yang berusia 18 – 60 tahun yaitu berjumlah 26.043 orang. Sampel penelitian berjumlah 211 responden.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupa googleform untuk menganalisis penerimaan program
vaksinasi Covid-19 pada masyarakat Sumber data penelitian berasal dari data primer yaitu data atau informasi
yang di peroleh melalui kuesioner berupa googleform yang disebar melalui media ultif.
Hasil Penelitian Penerimaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah Kerja Puskemas Alang Alang Lebar masih

12
tergolong rendah yaitu (56,90%), Penelitian ini sejalan dengan hasil survey penerimaan vaksin Covid-19 di
Indonesia pada tahun 2020, di dapatkan bahwa tingkat penerimaan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Sumatera
hanya sekitar 65%, angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Provinsi Jawa. 3 Hal ini kemungkinan masih
banyaknya isu dan berita hoaks yang menyatakan bahwa vaksin akan berdampak buruk terhadap kesehatan,
seperti yang dijelaskan pada sebuah jurnal terbitan inggris, yang menyatakan bahwa vaksin sinovac mempunyai
efek samping pembesaran alat kelamin, namun menurut juru bicara dari Balai Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) yang menyatakan bahwa kabar tersebut adalah palsu atau hoax. 7 Kesalahan informasi yang menyebar
melalui berbagai saluran dapat berdampak besar pada penerimaan vaksin Covid-19. Percepatan pengembangan
vaksin telah semakin meningkatkan kecemasan ultif dan dapat mengganggu penerimaan vaksin Covid-19. 8 Kita
tidak ult mengandalkan kesadaran masyarakat dalam menyaring informasi, karena tingkat literasi masyarakat
Indonesia yang rendah, Pemerintah harus merangkul media dalam membantu upaya sosialiasi mengenai vaksin
tersebut. Masyarakat masih minim informasi mengenai vaksin Covid-19, juga ditambah dengan informasi hoaks
yang beredar sehingga seakan menakuti masyarakat untuk tidak menerima vaksin Covid-19. Pemberian informasi
yang jelas, detail dan valid merupakan kunci penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat perihal program
vaksinasi Covid-19. 9 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menerima vaksin paling banyak
adalah yang berpendidikan tinggi yaitu (46,1%), hasil uji ultifact tingkat pendidikan diperoleh nilai p 0,728
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara ultifac pendidikan dengan penerimaan program vaksinasi
Covid-19, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat oleh Amyn A.Malik, dalam
penelitiannya di dapatkan bahwa seiring dengan tingginya tingkat pendidikan maka akan meningkat juga
penerimaan terhadap program vaksinasi Covid-19. 12 Sebuah penelitian juga telah dilakukan di Arab ulti oleh
Mohammed Al-Mohaithef, responden yang berpendidikan tertinggi lebih banyak menyatakan berminat untuk
menerima vaksin Covid-19 yaitu sebanyak 68,84%. 13 Serta penelitian serupa juga telah dilakukan oleh Jagdish

13
Khubchandani dkk, hasil dari penelitiannya didapatkan bahwa responden yang memiliki gelar sarjana, lebih lebih
banyak yang menerima program vaksinasi Covid-19 yaitu 77%. 14 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Dr Kazi Abdul Mannan yang menyatakan bahwa kekhawatiran tentang wabah, paparan media yang lebih besar,
dan pengetahuan yang lebih tinggi akan memprediksi niat vaksinasi. 15 Temuan ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang di lakukan oleh Petrie dkk (2016) menunjukkan bahwa perhatian dan pengetahuan dikaitkan
dengan peningkatan niat vaksin Ebola. 15 Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Weinstein et al
(2007), kemungkinan dan tingkat keparahan infeksi yang dirasakan hanya sedikit terkait dengan niat untuk
mendapatkan vaksin. 15 Sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Jesica Moudy (2020), pengetahuan
berpengaruh terhadap sikap dan tindakan individu sebagai usaha pencegahan Covid-19. Pemberian pengetahuan
yang spesifik, valid, dan tepat sasaran dapat meningkatkan prilaku usaha pencegahan terhadap infeki Covid-19.10
Pengetahuan adalah salah satu hal yang penting diperhatikan dalam rangka penerimaan program vaksinasi Covid-
19. Pengetahuan masyarakat khususnya dalam mencegah transmisi penyebaran virus SARS-CoV-2 sangat
berguna dalam menekan penularan virus tersebut. 16 Purnamasari dkk (2020) menjelaskan bahwa dengan
memiliki pengetahuan yang baik terhadap suatu hal, seseorang akan memiliki kemampuan untuk menentukan dan
mengambil keputusan bagaimana ia dapat menghadapinya. 17 Menurut Notoatmodjo, pengetahuan merupakan
suatu pedoman kognitif yang sangat berpengaruh dalam membentuk tindakan seseorang. Penerimaan akan
terhadap perilaku baru akan lebih langgeng bila didasarkan oleh pengetahuan, sedangkan prilaku tersebut tidak
akan bertahan lama tanpa didasari oleh pengetahuan. 10 Adapun menurut Sunaryo (2004) pengetahuan atau
kognitif menjadi domain penting dalam membentuk tindakan atau perilaku seseorang. Tingkatan pengetahuan
dalam domain kognitif mencakup enam tingkatan, antara lain mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. 17 Hasil penelitian ini sejalan pula dengan hasil survey yang telah
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, di dapatkan bahwa Sekitar 79% responden ingin mendengar lebih banyak

14
informasi tentang vaksin Covid-19 sumber informasi dianggap paling di percaya dalam membimbing responden
yang masih ragu supaya memutuskan untuk bersedia atau menolak divaksin adalah dari tenaga kesehatan dan
pekerja medis 57% Sekitar 54% responden memilih media ultif seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan
Twitter–untuk memperoleh lebih banyak informasi mengenai vaksin Covid-19. 3 Media merupakan pihak yang
harus menjadi sumber valid dalam mengedukasi masyarakat perihal vaksinasi Covid-19, karena misinformasi
yang menyebar melalui berbagai saluran media dapat berdampak besar pada penerimaan vaksin Covid-19. 8
Selain itu, sumber informasi yang salah dan keyakinan konspirasi menyebar melalui berbagai saluran media juga
dapat mengurangi penerimaan vaksin Covid-1918. Oleh karena itu, ultifactori kesehatan harus berhati hati dalam
mendorong kepercayaan masyarakat pada vaksinasi Covid-19 dan meminimalkan kesalah informasi, karena
penolakan terhadap vaksin dapat memperkuat wabah. 12 Menurut Siegrist, & Zing (2014), sumber informasi
tersebut dapat membentuk penerimaan atau penolakan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 maka penting untuk
menyebarkan informasi yang transparan dan akurat tentang keamanan dan kemanjuran vaksin untuk mendapatkan
kepercayaan dari populasi terutama yang ragu-ragu dan skeptic. Oleh karena itu, memperoleh pemahaman tentang
sumber daya yang paling dipercaya orang untuk mendapatkan informasi tentang vaksin Covid-19 sangat penting
untuk keberhasilan kampanye vaksinasi nasional di masa depan. 15 Memberikan informasi tentang keamanan
vaksin kepada masyarakat harus menjadi ulti otoritas kesehatan untuk mencapai penerimaan vaksin yang tinggi
Daftar Pustaka Yuni Lasmita, Misnaniarti , Haerawati Idris. (2021). “ANALISIS PENERIMAAN VAKSINASI COVID-19 DI
KALANGAN MASYARAKAT”. Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa P-ISSN 2355-2018, E-ISSN 2581-
2858

15
2. JURNAL 2

Judul Jurnal / artikel PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENERIMAAN VAKSINASI COVID-19: LITERATURE REVIEW
Penulis 1. Nining Puji Astuti
2. Erlangga Galih Zulva Nugroho
3. Joma Chyntia Lattu
4. Imelzy Riana Potempu
5. Dewi Anggiani Swandana
Tahun Terbit 2021
Latar Belakang sesuai Pandemi COVID-19 diperkirakan akan terus menimbulkan beban morbiditas dan mortalitas yang sangat besar
dengan jurnal sementara sangat mengganggu masyarakat dan ekonomi di seluruh dunia. Pemerintah harus siap untuk
memastikan akses dan distribusi vaksin COVID-19 dalam skala besar dan adil jika dan ketika vaksin yang aman
dan efektif tersedia (Makmun and Hazhiyah 2020). Diperlukan kapasitas ultif kesehatan yang memadai, serta
strategi untuk meningkatkan kepercayaan dan penerimaan vaksin dan bagi mereka yang akan melaksanakan
vaksinasi. Pada tahun 2015, Kelompok Penasehat Strategis Ahli Badan Kesehatan Dunia (WHO) tentang
Imunisasi mendefinisikan efisiensi vaksin sebagai penundaan dalam penerimaan atau penolakan vaksinasi
meskipun tersedia layanan vaksinasi dapat bervariasi dalam bentuk dan intensitas berdasarkan kapan dan dimana
vaksin itu muncul dan vaksin apa yang digunakan (Luz, Brown, and Struchiner 2019). Infeksi COVID-19 yang
dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia sebagai “ultifac” karena telah menyebar ke lebih dari 114 negara telah
menyebabkan lebih dari 43.140.173 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 1.155.235 kematian pada 25 Oktober
2020 (ÖZKARA et al. 2020). Gugus Tugas COVID-19 (2021) mengatakan terdapat 1.713,684 kasus
terkonfirmasi, 98,395 (5.7%) data kasus aktif, 1.568.277 (91.5%) pasien positif yang sembuh dan 47.012 kasus
yang meninggal akibat COVID-19 di Indonesia (2.7%). Saat ini total masyarakat Indonesia yang sudah diperiksa

16
baik itu tes Antigen, PCR + TCM berjumlah 10.205.668. sedangkan total masyarakat Indonesia yang telah
menerima vaksin COVID-19 di tahap 1 berjumlah 13.340.957 orang dan vaksinasi tahap 2 berjumlah 8.634.546
orang (Parera and Tiala 2011). Proses penularan COVID-19 kepada manusia harus diperantarai oleh reservoir
kunci yaitu alpha coronavirus dan betacoronavirus yang memiliki kemampuan menginfeksi manusia. Kontak
yang erat dengan pasien terinfeksi COVID-19 akan mempermudah proses penularan COVID-19 antara manusia.
Proses penularan COVID-19 disebabkan oleh pengeluaran droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke
udara oleh pasien terinfeksi pada saat batuk ataupun bersin. Droplet di udara selanjutnya dapat terhirup oleh
manusia lain di dekatnya yang tidak terinfeksi COVID-19 melalui hidung ataupun mulut. Droplet selanjutnya
masuk menembus paru-paru dan proses infeksi pada manusia yang sehat berlanjut (Shereen et al. 2020). Menurut
Secara klinis, representasi adanya infeksi virus SARS-CoV-2 pada manusia dimulai dari adanya asimtomatik
hingga pneumonia sangat berat, dengan sindrom akut pada gangguan pernapasan, syok septik dan kegagalan
multi organ, yang berujung pada kematian (Kim et al. 2020).
Karakteristik / Metode Penyusunan literature review ini menggunakan 2 database berbasis online dengan penelusuran elektronik pada
Penelitian Google dan Google Scholar yang telah dilakukan sejak tanggal 13 April 2021 sampai 30 April 2021. Pencarian
dibatasi pada dokumen yang dipublikasikan pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2021 yang tersedia dalam
bahasa Inggris. Beberapa istilah atau kata kunci digabungkan untuk mendapatkan dokumen yang tepat sebagai
strategi dalam pencarian seperti menggunakan istilah ―vaccine‖, ―COVID-19‖ dan ―Global”+“Acceptance‖
dan masyarakat. Dalam proses seleksi terhadap artikel yang termasuk dalam literature review ini harus memenuhi
kriteria inklusi : Penelitian berkaitan dengan penerimaan vaksin; Penelitian terkait penerimaan masyarakat akan
vaksinasi COVID19; Penelitian terkait persepsi masyarakat terhadap vaksinasi COVID-19; Penelitian yang
dipublikasi pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2021. Desain penelitian deskriptif baik kuantitatif, kualitatif
maupun ultif; Khusus pasien COVID-19; Jurnal dalam bentuk fulltext; Jurnal dalam bentuk Sistematis review;

17
Artikel dalam bentuk bahasa Indonesia maupun Inggris; Artikel yang terpublikasi; dan Artikel yang terduplikat.
Artikel yang kemudian masuk dalam kategori inklusi dan memenuhi kriteria kemudian dianalisis, dibandingkan
antara artikel yang satu dengan yang lain, dibahas dan disimpulkan hasil dari keenam artikel.
Hasil Penelitian Upaya global untuk mengurangi efek ultifac, dan untuk mengurangi dampak kesehatan dan ultif ekonomi,
sebagian besar bergantung pada upaya pencegahan (Di Gennaro et al. 2020). Upaya besar dari komunitas ilmiah
dan ultifac farmasi yang didukung oleh dukungan pemerintah diarahkan untuk mengembangkan vaksin yang
efektif dan aman untuk SARSCoV2. Menurut WHO (2020) upaya tersebut diwujudkan dengan disetujuinya
beberapa vaksin untuk penggunaan darurat. Selain itu lebih dari 170 kandidat vaksin COVID-19 berada dalam
fase praklinis (Welch et al. 2020). Penelitian yang dilakukan terkait survey penerimaan Vaksin COVID-19
mengemukakan beberapa hal yang menjadi kendala masyarakat global untuk menerima vaksin, diantaranya
(Lazarus et al. 2021a).
Tingkat pendapatan (ekonomi)
Jika Orang yang berpenghasilan lebih dari $ 32 per hari adalah 2,18 (95 CI% (1,79, 2.64)) kali lebih mungkin
untuk menanggapi pertanyaan umum secara positif daripada orang yang berpenghasilan kurang dari $ 2 per hari.
Pendidikan
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga dikaitkan secara positif dengan penerimaan vaksin pada kedua
pernyataan tersebut. Orang yang melaporkan terinfeksi COVID-19 pada diri sendiri atau anggota keluarga tidak
lebih mungkin menanggapi pertanyaan vaksin secara positif dibandingkan responden lain (OR = 0,97; 95% CI
(0,87, 1,08).
Peran pemerintah
Responden yang mengatakan bahwa mereka mempercayai pemerintah mereka lebih cenderung menerima vaksin
daripada mereka yang mengatakan tidak (OR = 1,67; 95% CI (1,54, 1,80)). Selain itu, jika seseorang

18
mempercayai pemerintah mereka, mereka lebih cenderung menanggapi secara positif rekomendasi vaksin dari
majikan mereka daripada seseorang yang tidak (OR = 4,35; 95% CI (4,01, 4,72)).
Temuan ini terjadi ultif di semua ultif dengan proporsi penerimaan vaksin yang dilaporkan tinggi dan rendah
menunjukkan bahwa mempromosikan penerimaan sukarela adalah pilihan yang lebih baik bagi pemberi kerja.
Penelitian ini juga melakukan studi tentang potensi penerimaan vaksin COVID-19 pada 13.426 orang yang dipilih
secara acak di 19 negara, sebagian besar dengan beban COVID-19 yang tinggi. Dari jumlah tersebut maka 71,5%
menjawab bahwa mereka akan mengambil vaksin jika terbukti aman dan efektif, dan 48,1% mengatakan bahwa
mereka akan divaksinasi jika majikan mereka merekomendasikannya. Namun, kami mengamati heterogenitas
yang tinggi dalam tanggapan antar ultif. Lebih lanjut, melaporkan kesediaan seseorang untuk mendapatkan
vaksinasi mungkin tidak selalu menjadi ultifact yang baik untuk diterima, karena keputusan vaksin bersifat
ultifactorial dan dapat berubah seiring waktu. Kesediaan yang jauh dari universal untuk menerima vaksin
COVID-19 menjadi perhatian.
Daftar Pustaka Nining Puji Astuti ,Erlangga Galih Zulva Nugroho, Joma Chyntia Lattu, Imelzy Riana Potempu
Dewi Anggiani Swandana. (2021). “PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENERIMAAN
VAKSINASI COVID-19: LITERATURE REVIEW”.Jurnal Keperawatan Volume 13 Nomor 3, e-ISSN 2549-
8118; p-ISSN 2085-1049

19
3. JURNAL 3

Judul Jurnal / artikel Individual preferences for COVID-19 vaccination in China


Penulis 1. Anli Leng
2. Elizabeth Maitland
3. Siyuan Wang
4. Stephen Nicholas
5. Rugang Liu f
6. Jian Wang
Tahun Terbit 2020
Latar Belakang sesuai Vaksinasi merupakan pilihan yang efektif untuk menghentikan wabah penyakit, termasuk COVID-19. Ada sedikit
dengan jurnal penelitian tentang pengambilan keputusan vaksinasi COVID-19 individu.
Karakteristik / Metode Eksperimen pilihan diskrit D-efisien dilakukan di enam provinsi di Cina yang dipilih dengan metode pengambilan
Penelitian sampel acak berlapis. Set pilihan vaksin dibangun menggunakan tujuh atribut: efektivitas vaksin, efek samping,
aksesibilitas, jumlah dosis, tempat vaksinasi, durasi perlindungan vaksin, dan proporsi kenalan yang divaksinasi.
Logit bersyarat dan model kelas laten digunakan untuk mengidentifikasi preferensi.
Hasil Penelitian Sikap terhadap vaksin covid 19
Secara umum, kepercayaan pada vaksin dan proses vaksinasi adalah peringkat sebagai kepentingan tinggi, dengan
81,9% setuju atau sangat setuju bahwa vaksin itu aman dan 90% responden setuju atau Sangat setuju bahwa
vaksinasi sangat penting. Risiko COVID-19 yang dirasakan tidak tinggi: hanya 24,8% yang setuju atau sangat
kuat Mereka dan teman-teman dan kerabat mereka berisiko COVID-19 dan 14,5% responden setuju atau sangat
setuju bahwa Seseorang di komunitas mereka akan memiliki COVID-19

20
Daftar Pustaka

Leng, A., Maitland, E., Wang, S., Nicholas, S., Liu, R., & Wang, J. (2020). Individual preferences for COVID-19
vaccination in China. SSRN Electronic Journal.

21
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Vaksinasi merupakan hal yang diperlukan di masa kini. Penerimaan masyarakat
terhadap vaksinasi berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Kami melakukan
analisis terhadap 3 jurnal. Di jurnal pertama ini meneliti tentang Penerimaan masyarakat
terhadap vaksin Covid-19 di Wilayah Kerja Puskemas Alang Alang Lebar masih
tergolong rendah yaitu (56,90%), Penelitian ini sejalan dengan hasil survey penerimaan
vaksin Covid-19 di Indonesia pada tahun 2020, di dapatkan bahwa tingkat penerimaan
vaksinasi Covid-19 di Provinsi Sumatera hanya sekitar 65%. Bahkan masyarakat dengan
Pendidikan tinggi memiliki tingkat penerimaan vaksin yang rendah yaitu 41,6%. Hal ini
disebabkan oleh tersebarnya informasi-informasi tidak benar/hoaks.
Lalu, pada jurnal yang kedua merupakan jurnal literatur review. Hasil
penelitiannya bahwa Tingkat pendapatan, Tingkat Pendidikan, dan kepercayaan terhadap
pemerintah memiliki peranan dalam penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi. Di jurnal
yang ketiga meneliti tentang vaksinasi di China. Menunjukan penerimaan masyarakat
terhadap vaksin ini baik ditandai dengan kepercayaan bahwa vaksin ini aman dan penting

B. SARAN

22
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, D., Hadi, D. R., Isbaniah, F., Burhan, E., & Agustin, H. (2020). Penyakit Virus
Corona 2019. Jurnal Respirologi Indonesia, 40(2), 119–129.

World Health Organization. (2020). World Health Organization Coronavirus Disease 2019
Global Situation 2020. Retrieved August 31, 2020, from https://covid19.who.int/

23

Anda mungkin juga menyukai