Anda di halaman 1dari 15

UJIAN AKHIR SEMESTER KEPERAWATAN

KOMUNITAS I

“Tren dan Issu Pelayanan Keperawatan


Komunitas di Maluku”

Disusun Oleh :

Nama : Sarah Fransiska Ohoilulin

NPM: 12114201210177

Kelas : Keperawatan C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

GANJIL 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini dengan tema “Tren
dan Issu terkait Pelayanan keperawatan di Maluku” untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas I.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah memberikan tugas makalah
bagi saya sebagai mahasiswa keperawatan.

Makalah ini jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang
baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis
harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi individdu dan pihak lain yang
berkepentngan pada umumnya.

Ambon, 9 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Sampul...........................................................................1

Kata Pengantar..............................................................................2

Daftar Isi........................................................................................3

Bab I Pendahuluan........................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................5

Bab II Kajian Teori.......................................................................6

Bab III Tren dan Issu Pelayanan Keperawatan Komunitas di Maluku.........9

Bab IV Analisis Tren dan Issu Pelayanan Keperawatan


Komunitas di Maluku..................................................................12

Bab V Penutup............................................................................14

A. Kesimpulan.......................................................................14
B. Saran.................................................................................14

Daftar Pustaka.............................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai profesi keperawatan, pengembangan keilmuan


diperlukan sebagai salah satu perhatian untuk meningkatkan
kesejahteraan manusia baik pada tingkat praklinis maupun klinis. Untuk
mengembangkan keterampilannya, perawat harus selalu peka terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi.
Adanya perubahan yang berbeda menyebabkan trend dan isu
yang berbeda sehingga proses pelayanan keperawatan harus
memperhatikan trend dan issu yang ada. Salah satu Issu keperawatan
yang saat ini masih hangat dibicarakan akibat kondisi pandemi yaitu
penyakit menular. Sedangkan tren pada keperawatan komunitas yaitu
dengan adanya Bantuan Kapasitas Organisasi lokal terkait Proses
pemeliharaan kesehatan masyarakat.
Masalah yang sering dijumpai pada masyarakat salah satunya
adalah masalah kesehatan lingkungan dipemukiman desa, yang mana
masalah tersebut dapat berdampak pada kesehatan individu, keluarga,
kelompok, maupun masyarakat. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
yang ada pada masyarkat pesisir adalah memberikan pendidikan
kesehatan dengan memanfaatkan peran
perawat komunitas

4
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Mendeskripsikan Kajian Teori terkait Tren dan issu pelayanan
keperawatan komunitas di daerah Maluku
2. Mendeskripsikan Tren dan isu pelayanan keperawatan komunitas di
Maluku
3. Menganalisis Tren dan issu pelayanan keperawatan komunitas di
Maluku.

5
BAB I
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik


keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari
keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu
hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga
yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan
prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, Nuraeni, &
Supriyono, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat
termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).

6
B. Tujuan Keperawatan Komunitas

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Tujuan proses
keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut :
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general


community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.

2. Tujuan Khusus
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan atau


keperawatan

d. Menanggulangi masalah kesehatan atau keperawatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang


akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).

f. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan atau


keperawatan.

7
C. Pengertian Tren dan Issu

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan


analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi
yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan
masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat
ini dan kejadiannya berdasarkan fakta. Sedangkan Issu adalah suatu
peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, kematian,
ataupun tentang krisis.

8
BAB II

TREN DAN ISSU PELAYANAN


KEPERAWATAN KOMUNITAS DI MALUKU

 Konsep Tren dan Issu Pelayanan Keperawatan Komunitas


Trend dan Issu Keperawatan adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan baik
itu berdasarkan fakta ataupun tidak. Saat ini trend dan issu keperawatan
yang sedang banynak dibicarakan orang adalah Telenursing, Pelayanan
home visit, dan lain-lain. Sedangkan pada keperawatan komunitas ,
salah satu tren dan issu pelayanan keperawatan komunitas yaitu dengan
adanya Bantuan kader atau kapasitas organisasi lokal untuk pelaksanaan
pemeliharaan kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan salah satu
konsep tren dan isu pelayanan keperawatan komunitas yaitu Keterlibatan
Politik dalam Keperawatan.

 Keterlibatan Politik dalam Keperawatan


Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun
secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald,
Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam
pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai
sebagai kelompok.
Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi
atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk
memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil
yang diinginkan (Rogge,1987). Perawat merasa tidak nyaman dengan
politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik merupakan
dominasi laki-laki (Marson,1990) . Keterlibatan perawat dalam politik

9
mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan
dan Organisasi professional
Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya
seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991).
Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam
kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi
profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat
pelayanan kesehatan.

 Keterlibatan Kapasitas Organisasi Lokal dalam Proses


Pelayanan Keperawatan Komunitas Di Maluku dalam menghadapi
Permasalahan Scabies
Masyarakat Negeri Mosso Kecamatan Tehoru, Kabupaten
Maluku Tengah, Maluku merupakan masyarakat yang sangat rentan
terhadap berbagai faktor resiko penyakit baik penyakit menular maupun
penyakit tidak menular. Faktor-faktor tersebut antara lain: sanitasi
lingkungan yang buruk, pengetahuan tentang masalah kesehatan yang
sangat kurang, perilaku hidup yang kurang sehat, faktor ekonomi yang
lemah, 90% masyarakat membuang sampah di pantai karena tidak
memiki tempat pembuangan sampah akhir, dan salah satu penyakit
menular yang menjadi masalah pada masyarakat Negeri Mosso yang
perlu ditangani adalah scabies. Faktor risiko yang menunjang
perkembangan penyakit antara lain sosial ekonomi yang rendah,
Pengetahuan yang kurang baik, higiene yang buruk, Nutrisi kurang, serta
kesehatan lingkungan dan perumahan yang kurang baik.
Berdasarkan data jumlah penderita penyakit scabies di Negeri
Mosso tahun 2019 sebanyak 93,3%. Dan hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat dan beberapa keluarga penderita scabies bahwa mereka tidak
tahu bahwa gejala yang muncul tersebut merupakan gejala penyakit
menular, kemudian sesama anggota keluarga masih menggunakan
handuk yang sama ketika mandi, kurang menjaga kebersihan diri seperti

10
mandi dngan tidak menggunakan sabun antiseptic serta kurang menjaga
kebersihan lingkungan kemudian masalah ini diperberat dengan
terbatasnya fasilitas layanan kesehatan bagi warga sehingga
mempengaruhi upaya pengobatan.
Perawat Komunitas berrperan dala hal ini dalam upaya perevntif
dan promotif melalui pemanfaaatan kader-kader peberdayaan masyarakat
dalam penanggulangan Scabies di Masyarakat. Target capaian dari
kegiatan ini adalah program pendampingan oleh tim kader kesehatan
dapat terlaksana secara teratur dan berkesinambungan dengan indikator-
indikator sebagai berikut:
1. Kader secara mandiri dapat melakukan deteksi dini tanda dan
gejala penyakit scabies dengan memperoleh nilai 90%
2. Masyarakat mampu berperilaku Hidup Bersih dan Sehat
3. Kader dapat secara mandiri melakukan pelayanan
pendampingan kepada masyarakat
Perawat komunitas akan melakukan Melaksanakan kegiatan
Pelatihan
a. Melakukan pre tes yaitu dengan menggunakan kusioner untuk
mengukur pengetahuan kader kesehatan sebelum dilakukan pelatihan
yang terdiri dari 15 pertanyaan waktu pre tes selama 15 menit
b. Pemberian materi: materi pertama tentang Scabies (Pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, penanganan dan pencegahan. Materi kedua
tentang kesehatan lingkungan meliputi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) serata cuci tangan bersih dengan cara yang benar.
c. Melakukan demonstrasi tentang cuci tangan bersih dengan cara
yang benar: dengan menggunakan sabun antiseptik
d. Melakukan pos tes. dengan menggunakan kusioner yang sama
untuk mengukur pengetahuan kader kesehatan setelah diberikan materi
pelatihan waktu pre tes selama 15 menit
Setelah itu, perawat komunitas akan melakukan tahap evaluasi
dan pendampingan kader.

11
BAB IV
ANALISIS TREN DAN ISSU PELAYANAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS DI MALUKU

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan


nasional yang pada hakekatnya merupakan upaya untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajad kesehatan
yang optimal.
Program pembangunan kesehatan Indonesia mengacu pada 3 pilar
Program Indonesia Sehat yaitu mengedepankan paradigma sehat, Penguatan
pelayanan kesehatan Universal Health Coverage melalui jaminan kesehatan
nasional. Masyarakat Negeri Mosso Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku
Tengah merupakan masyarakat yang sangat rentan terhadap berbagai faktor
resiko penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Faktor-
faktor tersebut antara lain: sanitasi lingkungan yang buruk, pengetahuan tentang
masalah kesehatan yang sangat kurang, perilaku hidup yang kurang sehat, faktor
ekonomi yang lemah, 90% masyarakat membuang sampah di pantai karena tidak
memiki tempat pembuangan sampah akhir, dan salah satu penyakit menular
yang menjadi masalah pada masyarakat Negeri Mosso yang perlu ditangani
adalah Scabies. Sehingga peran perawat komunitas dalam pendampingan kader
dalam hal ini proses pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitan perlu
dilakukan
Pemberdayaan kepada masyarakat ialah suatu pendekatan yang
memberikan peluang, wewenang yang lebih besar pada warga paling utama
adalah warga lokal guna menata pembangunannya. Sedangkan peningkatan
kapasitas adalah cara tingkatkan keahlian yang telah dimiliki serta di dalamnya
dilakukan transformasi terhadap sikap dan perilaku, sedangkan pakar lain lebih
merujuk pada constructing capacity selaku cara inovatif menciptakan kapasitas
yang belum terlihat (Wijaya, Wahyu Kurniawan.,2020).

12
Target capaian dari kegiatan ini adalah program pendampingan oleh tim
perawat komunitas dapat terlaksana secara teratur dan berkesinambungan. Kader
secara mandiri dapat melakukan deteksi dini tanda dan gejala penyakit scabies
dengan memperoleh nilai 90%, Masyarakat mampu berperilaku Hidup Bersih
dan Sehat, Kader dapat secara mandiri melakukan pelayanan pendampingan
kepada masyarakat. Metode pelatihan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah
ceramah dan demonstrasi yang disampaikan oleh tim pelatihan serta
pendampingan. Hasil rata-rata kader yang mengikuti pelatihan mengalami
peningkatan pengetahuan 75% - 98 % dengan nilai tertinggi setelah dilakukan
post tes adalah 93. Dan nilai terendah 67. Dan untuk meningkatkan pengetahuna,
pemahaman serta ketrampilan kader maka tim perawat komunitas melakukan
pendampingan kader pada saat evaluasi kegiatan.

Hal ini menunjukkan bahwa keterlibatan proses Organisasi lokal dalam


pelayanan keperawatan komunitas membawa pengaruh yang baik. Masyarakat
yang diberdayakan memiliki pengetahuan yang cukup terkait Scabies di
Wilayah Negeri Mosso, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah . Secara
tidak langsung peran perawat komunitas dalam hal ini sebagai Edukator sudah
terlaksana dnegan baik dan role model terlaksana dnengan baik

13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Salah satu tren dan issu pelayanan keperawatan komunitas yaitu


dengan adanya Bantuan kader atau kapasitas organisasi lokal untuk
pelaksanaan pemeliharaan kesehatan masyarakat. Hal ini sejalan dengan
salah satu konsep tren dan isu pelayanan keperawatan komunitas yaitu
Keterlibatan Politik dalam Keperawatan.
Masyarakat Negeri Mosso Kecamatan Tehoru Kabupaten Maluku
Tengah merupakan masyarakat yang sangat rentan terhadap berbagai
faktor resiko penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak
menular. Salah satu penyakit menular yang menjadi masalah pada
masyarakat Negeri Mosso yang perlu ditangani adalah Scabies. Sehingga
peran perawat komunitas dalam pendampingan kader dalam hal ini
proses pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitan perlu
dilakukan.
Hasil rata-rata kader yang mengikuti pelatihan mengalami
peningkatan pengetahuan 75% - 98 % dengan nilai tertinggi setelah
dilakukan post tes adalah 93. Dan nilai terendah 67. Dan untuk
meningkatkan pengetahuna, pemahaman serta ketrampilan kader maka
tim perawat komunitas melakukan pendampingan kader pada saat
evaluasi kegiatan.

B. Saran
Dalam pelaksanaan proses pelayanan keperawatan, perawat
komunitas diharapkan bisa melaksanakan proses keperawatan dengan
memperhatikan tren dan issu pelayanan keperawatan komunitas dan
tidak menutup diri terhadap perubahan agara proses pelayanan
keperawatan dapat bersifat dinamis.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Abuzar, W., & Feby, M. (2020). Pelatihan Kader Kesehatan Tentang


Penyakit Menular Scabies di Negeri Mosso , Kecamatan Tehoru,
Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Global Health Science Vol.5 No.3.

2. Martina, P., & dkk. (2020). Keperawatan Komunitas. Medan: Yayasan


Kita Menulis.

3. Nabila, Z. (2021). Trend Isu Keperawatan Komunitas. Diambil kembali


dari Academia.edu:
https://www.academia.edu/37217368/Trend_Issue_Keperawatan_Komun
itas

4. RSUD PURI HUSADA. (2015, November 17). Tren dan issu


Keperawatan. Diambil kembali dari rsudpurihusada.go.id:
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/tren-dan-issue-keperawatan/

15

Anda mungkin juga menyukai