Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“KASUS PENYALAHGUNAAN ALAT KESEHATAN DI INDONESIA”

Disusun Oleh :

NAMA : SARAH FRANSISKA OHOILULIN

NPM: 121142012101177

KELAS : D

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN


INDONESIA MALUKU

ANTARA TAHUN 2021/ 2022


1
KATA PENGANTAR

Sebagai umat yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, patutlah kita panjatkan puji dan syukur
ke hadirat -Nya atas berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
“Penyalahgunaan Alat Kesehatan di Indonesia” ini tepat dengan waktunya.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Terima kasih kepada semua dukungan dan bantuan doa dari orang-orang di sekitar sehingga makalah ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya .

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca bagi penulis untuk kemajuan
penulisan makalah ini. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi maupun
bahan ajar dan dapat bermanfaat bagi kita semua secara umum.

Ambon, 1 Agustus 2022

Sarah Fransiska Ohoilulin

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................. 2


Daftar Isi ....................................................................................................................... 3

Bab I Pendahuluan ......................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5

Bab II Pembahasan ........................................................................................................ 6


2.1 Pengertian Alat Kesehatan dan Kegunaannya .......................................................... 6

2.2 Kasus Penyalahgunaan Alat Kesehatan di Indonesia ............................................... 7

2.2.1 Pengunaan Alat Tes Antigen Bekas ................................................................ 7

2.2.2 Kasus 2 Perawat di Aceh dipenjara 2 tahun, terkait penyalahgunaan alat suntik
yang menyebabkan pasien meninggal. ..................................................................... 9

2.2.3 Kasus Bocah Meninggal di RSUD Cut Nyak Dhien, Perawat yang Suntik
Pasien tak Miliki STR ............................................................................................. 10

2.2.4 Kasus Pembuang APD dan Alat Suntik Bekas ditangkap Polisi di Bogor. ...... 11

2.2.5 Kasus Pisau bedah tertinggal di dalam perut seorang Tentara veteran asal AS
saat operasi. ............................................................................................................ 12

2.2.6 Kasus Kain Kasa yang tertinggal di dalam perut seorang wanita saat Operasi

Caesar ..................................................................................................................... 13

Bab III Penutup ............................................................................................................. 15


A. Kesimpulan...................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ........................................................................................................16

3
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal terpenting yang diperlukan oleh tubuh manusia. Upaya
peningkatan kualitas hidup manusia di bidang kesehatan merupakan suatu usaha yang sangat
luas dan menyeluruh, usaha tersebut meliputi peningkatan kesehatan masyarakat baik fisik
maupun non fisik. Di dalam Sistem Kesehatan Nasional ( SKN) disebutkan, bahwa kesehatan
menyangkut semua segi kehidupan yang ruang lingkup dan jangkauanya sangat luas dan
kompleks. Hal ini sejalan dengan pengertian kesehatan yang diberikan oleh dunia
internasional sebagai: A state of complete physical, mental, and social, well being and not
merely the absence of desease or infirmity yang berarti suatu negara yang sudah mapan secara
fisik, mental, dan sosial, tidak sepenuhnya bebas dari masalah kesehatan dan kelemahan-
kelemahannya.
Menurut Undang-Undang ( UU ) No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, yang
selanjutnya disebut UU Kesehatan, pengertian kesehatan adalah “keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah
sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan. Untuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan kesehatan
seseorang, tenaga kesehatan membutuhkan alat kesehatan untuk mengoptimalkan
tindakannya.
Alat kesehatan (alkes) merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan
di samping obat. Alat kesehatan berfungsi mendiagnosis dan meringankan penyakit serta
mempertahankan bahkan meningkatkan kesehatan. Alat kesehatan terdiri dari berbagai
macam jenis diantaranya alat kesehatan elektromedik, non elektomedik, dan diagnosis in
vitro. Alat kesehatan elektomedik adalah alat medis yang sistem kerjanya menggunakan
prinsip elektronik, atau mengandung unsur kelistrikan. Sedangkan alat kesehatan non
elektromedik adalah alat medis yang tidak berhubungan dengan listrik atau elektronik.
Dan alat kesehatan in vitro adalah alat medis yang memiliki fungsi spesifik yaitu sebagai
alat diagnosis penyakit pasien.

4
Pada saat ini, jenis dan jumlah alat kesehatan (Alkes) dan Perbekalan Kesehatan
Rumah Tangga (PKRT) yang beredar dan digunakan masyarakat semakin bertambah.
Alat kesehatan dan PKRT juga merupakan suatu kebutuhan. Karakteristik dan
penampilan peralatan medis dan reagensia laboratorium diagnostik harus didesain dan
diproduksi menurut persyaratan yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di suatu negara. Perlindungan masyarakat terhadap hal yang dapat
merugikan kesehatan dan kehidupan manusia akibat penggunaan alat-alat kesehatan
(medical devices) merupakan kewenangan, tugas, dan fungsi Dinas Kesehatan (Nurfiriya,
2016).
Untuk itu, pengawasan alat kesehatan sangat diperlukan untuk melindungi
masyarakat dari bahaya penggunaan alat kesehatan yang tidak tepat dan/atau tidak
memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan. Pengawasan juga untuk
menjamin terpenuhinya atau terpeliharanya persyaratan mutu, keamanan, dan
kemanfaatan alat kesehatan. Pengawasan tidak hanya dilakukan terhadap produk alat
kesehatan yang beredar di pasaran, tetapi juga terhadap sarana produksi alat kesehatan
dan PKRT dan sarana distribusi alat kesehatan (Kemenkes RI, 2016).
Di Indonesia, masyarakat sudah memiliki perhatian lebih terhadap gangguan-
gangguan kesehatan yang sering dialami sehingga perhatiannya terhadap penggunaan
alat-alat kesehatan yang dapat membantu mendiagnosis suatu keadaan tubuh juga
meningkat. Beberapa alat kesehatan juga dianjurkan untuk digunakan sekali pakai.
Namun, beberapa oknum justru dengan berbagai alasan menggunakan alat kesehatan
sekali pakai tersebut secara berulang. Hal itu menimbulkan berbagai jenis masalah mulai
dari penyakit hingga kematian. Kasus tersebut juga terjadi di Indonesia yang akan dibahas
lebih lanjut dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

a. Mendeskripsikan pengertian serta kegunaan alat kesehatan


b. Menguraikan kasus-kasus terkait penyalahgunaan alat kesehatan di Indonesia

5
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Alat Kesehatan dan Kegunaannya

Menurut Undang-Undang ( UU ) No.36 tahun 2009 Tentang Kesehatan, yang


selanjutnya disebut UU Kesehatan, pengertian kesehatan adalah “keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah sebagai suatu
keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan. Untuk meningkatkan atau memperbaiki keadaan kesehatan seseorang, tenaga
kesehatan membutuhkan alat kesehatan untuk mengoptimalkan tindakannya.

Alat kesehatan (alkes) merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan


di samping obat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
1191/MENKES/PER/VIII/2010 tentang penyaluran alat kesehatan bahwa alat kesehatan
didevinisikan sebagai apparatus, instrument, mesin atau implant yang tidak berhubungan
(mengandung) obat yang berfungsi/digunakan untuk mencegah dan mendiagnosis satu
penyakit, menyembuhkan dan meringankan penyakit, dan merawat orang sakit serta untuk
memulihkan kesehatan dan/untuk membentuk struktur juga memperbaiki fungsi jaringan
tubuh. Alat Kesehatan merupakan salah satu unsur penting di sebuah rumah sakit atau klinik
dan juga pusat pelayanan kesehatan lainnya. Hampir dapat kita katakan separuh atau bahkan
lebih proses pelayanan medis di rumah sakit diambil oleh peralatan dan instrument kesehatan.

Dari pengertian tersebut kita bisa simpulkan beberapa fungsi alat kesehatan yaitu
sebagai berikut :

 Mendiagnosis penyakit tertentu pada pasien


 Merawat dan menyembuhkan penyakit
 Mendukung dan mempertahankan hidup pasien
 Membentuk struktur dan memperbaiki fungsi jaringan tubuh

6
2.2 Kasus Penyalahgunaan Alat Kesehatan di Indonesia

Penyalahgunaan alat kesehatan menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan di


bidang kesehatan. Alat kesehatan yang fungsinya untuk meningkatkan kesehatan manusia,
justru digunakan untuk kepentingan lain. Kasus penayalahgunaan di Indonesia sangatlah
banyak mulai dari yang tidak sengaja hingga yang dengan sengaja melakukannya. Beberapa
alat kesehatan juga dianjurkan untuk digunakan sekali pakai. Namun, beberapa oknum justru
dengan berbagai alasan menggunakan alat kesehatan sekali pakai tersebut secara berulang.
Hal itu menimbulkan berbagai jenis masalah mulai dari penyakit hingga kematian.

Berikut beberapa kasus penyalahgunaan alat kesehatan di Indonesia:

2.2.1 Pengunaan Alat Tes Antigen Bekas

Mantan Manajer Kimia Farma Diagnostika (KFD), Picandi Mascojaya, dituntut hukuman 20
tahun penjara akibat kasus penggunaan Alat tes antigen bekas pakai. Dilansir dari detiknews,
Picandi dinilai sengaja memerintahkan karyawannya untuk menggunakan alat kesehatan yang
tidak memenuhi standar, yakni penggunaan alat tes antigen Corona bekas. Penggunaan alat tes

7
antigen bekas dilakukan di laboratorium yang ada di Bandara Kualanamu. Jaksa menyebutkan
bahwa, "Terdakwa memerintahkan untuk menggunakan peralatan rapid tes antigen COVID-19
berupa swab dakron dan tabung antigen bekas pakai untuk pelayanan rapid tes swab antigen
COVID-19 di Bandara Kualanamu dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi”. Alat
tes antigen bekas itu disebut telah digunakan sejak 18 Desember 2020 hingga 17 April 2021. Atas
perbuatan tersebut, Picandi disebut mendapat keuntungan sebesar Rp 2,2 miliar. Kasipenkum
Kejati Sumut Yos Tarigan mengatakan sidang tuntutan itu digelar di Pengadilan Negeri (PN)
Lubuk Pakam, siang tadi. Terdakwa Picandi didakwa melanggar Pasal 196 UU RI Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan Jo Pasal 55 ayat 1 ke-2 KUHP Jo Pasal 65 ayat 1 KUHP dan Kedua
Pasal 3 UU RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU).

Pendapat saya terkait kasus ini yaitu : Hukuman yang sudah diberikan adalah keputusan
yang tepat. Semua oknum yang dengan sengaja menggunakan/menyalahgunakan alat kesehatan
untuk kepentingan pribadi haruslah mendapatkan hukuman yang semestinya karena Alat tes
Antigen merupakan alat kesehatan yang penggunaannya sekali pakai . Jika alat kesehatan sekali
pakai digunakan secara berulang, akan menyebabkan terjadi infeksi menular dari satu pasien ke
pasien lainnya. Saya sebagai calon perawat yang nantinya akan bekerja dalam ruang lingkup
kesehatan, saya akan menggunakan alat kesehatan tersebut sebagaimana mestinya tanpa
menyelewengkannya.

8
2.2.2 Kasus 2 Perawat di Aceh dipenjara 2 tahun, terkait penyalahgunaan alat suntik yang
menyebabkan pasien meninggal.

Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh
Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah menyuntik pasien
hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Amelia Zulkifli. Dikutip detikcom
dari situs resmi Pengadilan Meulaboh, Jumat (31/1/2020), kasus tersebut bermula saat korban Alfa
Reza dibawa ke rumah sakit karena karena tertusuk kayu pada paha kiri sampai ke bokong. Dia
masuk ke ruang IGD pada Jumat, 19 Oktober 2018. Sejam berselang, tim dokter melakukan
tindakan operasi terhadap korban. Setelah selesai menjalani operasi, korban dipindahkan ke ruang
perawatan anak. Dokter kemudian memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang
bertugas jaga untuk memberikan obat kepada korban. Namun perawat salah menyuntikkan obat
ke pasien atan nama Reza. Reza mendapat suntikan obat beberapa kali dalam beberapa menit.
Sekitar pukul 00.05 WIB, Sabtu, 20 Oktober 2018, Desri memanggil Erwanty, lalu mengabarkan
kondisi Reza melemah. Erwanty mengecek keadaan Reza dan mendapatkan kondisi nadi serta
pernapasan korban sudah melemah. Seorang perawat di ruang anak memberi tahu kedua terdakwa
bahwa keduanya salah menyuntik obat ke tubuh Reza. Hal itu menyebabkan Reza meninggal
dunia. Kasus tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polres Aceh Barat. Polisi memeriksa sejumlah
sakti tersebut kedua terdakwa. Erwinty dan Desri selanjutnya dikirim ke pengadilan.

9
Pendapat saya terkait kasus ini yaitu : Seharusnya perawat yang bertugas tidak ceroboh dalam
melakukan suatu tindakan karena akan membahayakan nyawa pasien. Dalam kasus ini, perawat
tersebut tidak tenang dalam melakukan tindakan. Obat yang akan disuntikkan haruslah dipastikan
dulu sesuai dnegan prinsip 6 benar dalam pemberian obat yaitu, benar pasien, benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar cara, dan benar dokumentasi. Hal ini harus disesuaikan dengan pada saat perawat akan
melakukan tindakan pada pasien. Sebagai calon perawat yang nantinya akan berhadapan langsung dengan
pasien, Prinsip 6 benar ini akan saya terapkan agar kasus seperti ini tidak terjadi lagi.

2.2.3 Kasus Bocah Meninggal di RSUD Cut Nyak Dhien, Perawat yang Suntik Pasien tak Miliki STR

Polres Aceh Barat memanggil sejumlah pihak terkait meninggalnya dua pasien di Rumah
Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien (RSUD CND) Meulaboh usai disuntik petugas medis di
rumah sakit tersebut. Ada fakta baru yang terungkap dalam pemeriksaan polisi dimana perawat
yang menyuntik korban Alfa Reza (11) ternyata belum mengantongi surat tanda registrasi (STR).
Padahal, STR itu harus dimiliki seorang tenaga medis untuk menangani pasien. Selain belum
memiliki STR, perawat tersebut ternyata staf administrasi di ruang anak yang pada malam itu
diperbantukan untuk piket. Menurutnya, dia menyuntikkan obat ke korban karena disuruh
seniornya. Hal inilah yang masih diselidiki oleh pihak Kepolisian.

10
Pendapat saya terkait kasus ini yaitu : seorang perawat haruslah memliki etika keperawatan. Ia harus
memposisikan diri . Jika belum mendapatkan STR, haruslah tindakan yang berkaitan langsung dengan
pasien belum bisa dilakukan. Ia haruslah melakukan tugas dan tanggung jawab yang ia terima sesuai dnegan
ketentuan yang berlaku. Jika hal itu diperintahkan oleh senior, ia harus menolak lantaran belum ada izin
untuk menangani pasien. Jika saya nantinya diperhadapkan seperti situasi ini, saya akan menolak jika
diminta melakukan tindakan kepada pasien jika saya sendiri belum memiliki STR.

2.2.4 Kasus Pembuang APD dan Alat Suntik Bekas ditangkap Polisi di Bogor.

Polres Bogor menangkap dua orang pembuang limbah medis di Desa Tenjo, Kecamatan
Tenjo dan Desa Cigudeg, Kecamatan Cigudeg, Kabupaten Bogor. Kapolres Bogor, AKBP Harun
menjelaskan, dua pelaku itu diduga yang membuang limbah medis berisi baju hazmat, alat suntik,
hingga masker atau Alat Pelindung Diri (APD). Keduanya diduga petugas pelaku dari penemuan
puluhan karung limbah medis di dua lokasi berbeda. Meski begitu, pihaknya belum bisa
memberikan keterangan lebih, soal penangkapan tersebut. Sebab, kasus ini bakal dirilis Polres
Bogor, dalam waktu dekat ini. Kasus ini akan diusut lebih lanjut .

11
Pendapat saya terkait kasus ini yaitu: Kesalahan beberapa petugas kesehatan yaitu dengan
membuang limbah kesehatan yang sebenarnya berbahaya secara sembarangan. Hal ini dinilai
sebagai tindakan ilegal. Karena limbah rumah sakit sendiri seharusnya punya lahan yang akan
digunakan untuk pengelolaan limbah tersebut. Selain itu, di masing-masing rumah sakit sendiri
sudah disiapkan safety box yang berfungsi menampung sementara alat-alat kesehatan bekas pakai
tersebut. Jadi, sudah seharusnya tenaga kesehatan memanfaatkan hal itu agar tidak mengotori
lahan milik warga yang juga dapat menyebabkan warga sekitar tempat pembuangan tersebut
terjangkit penyakit.

2.2.5 Kasus Pisau bedah tertinggal di dalam perut seorang Tentara veteran asal AS saat
operasi.

Tentara veteran asal Connecticut, AS, itu kemudian mengajukan gugatan terhadap sebuah
rumah sakit veteran tempatnya dioperasi. Ia menyebut ahli bedah yang mengoperasainya masih
dalam tahap percobaan dan meninggalkan pisau bedah kecil itu di dalam perutnya.

12
Menurut pengacara Turner, Joel Faxon, kepada NPR, setelah menjalankan operasi, kliennya sering
mengeluhkan sakit perut.
Namun baru pada 2017, hasil pemeriksaan MRI-nya menunjukkan adanya benda asing di dalam
perut Turner yang terbuat dari logam. MRI menggunakan magnet yang sangat kuat, sehingga
logam bisa tertarik ketika pemeriksaan dilakukan.
Karena tarikan magnet pada logam tersebut, pemeriksaan MRI langsung dihentikan karena Turner
mengeluhkan sakit yang luar biasa. Terungkap, ada pisau bedah kecil di dalam tubuhnya sepanjang 13
sentimeter. Dan akhirnya, kembali dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan benda asing tersebut dari
perut Turner.

Pendapat saya terkait kasus ini yaitu : Sebagai seorang tenaga kesehatan, pada saat sebelum dan
sesudah operasi kita harus memastikan berapa banyak alat kesehatan yang dipakai. Setelah selesai
melakukan tindakan kita juga harus memastikan jumlah alat kesehatan saat sebelum dan sesudah
operasi adalah sama. Dengan begitu, kasus seperti diatas tidak mungkin terjadi jika kita teliti.

2.2.6 Kasus Kain Kasa yang tertinggal di dalam perut seorang wanita saat Operasi Caesar.

13
Septina (25), warga Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Barat,
melaporkan manajemen RS Asy Syifa ke polisi. Laporan tersebut disampaikan setelah petugas medis
menemukan kain kasa di dalam perut Septina. Diduga kain kasa tersebut tertinggal saat korban menjalani
operasi caesar anak pertama di RS Asy Syifa pada 27 Maret 2019. Kain kasa yang sudah berwarna kehijauan
dan berbau menyengat itu dikeluarkan oleh petugas medis. Hal ini diketahuinya ketika setelah operasi
caesar, ia kerap merasakan sakit di bagian perut. Selain itu, waktu nifas yang dialami Septina lebih lama
yaitu hingga 85 hari. Padahal waktu nifas normal berkisar 40 hari. Tak hanya itu, cairan dengan aroma
menyengat juga keluar dari organ intimnya. Bahkan orang di sekitarnya juga mencium aroma tersebut.
Untuk memeriksakan kondisnya, Septina mendatangi seorang bidan di Poned Panaraganjaya, Kecamatan
Tulangbawang Tengah. Saat diperiksa diketahui bahwa ada kain kasa di dalam rahimnya. Ketika
dikeluarkan, kain kasa tersebut berwarna kehijauan dan mengeluarkan aroma menyengat. Bersama
suaminya, Septina kemudian melaporkan manajemen Rumah Sakit Asy Syifa, Tulangbawang Barat, tempat
ia melakukan operasi caesar, ke Polres Tulangbawang. Suami korban, Ferdi Irwanda, mengatakan kelalaian
yang dilakukan pihak rumah sakit dapat merenggut nyawa istrinya. Ia berharap aparat Kepolisian segara
menindaklanjuti laporannya itu.

Pendapat saya terkait kasus ini yaitu: Sebagai seorang perawat , dalam melakukan tindakan kita haruslah
hati-hati, teliti dan tidak ceroboh. Suatu tindakan yang dilakukan perawat dapat berpengaruh pada kesehatan
pasien nantinya. Dalam kasus ini, tenaga kesehatan sangat ceroboh hingga meninggalkan kain kasa tersebut
di dalam rahim pasien. Hal ini jika tidak disadari pasien, maka akan berubah menjadi infeksi penyakit yang
menyerang rahim pasien. Sebagai calon tenaga kesehatan, jika kanti saya mendapatkan suatu tugas dan
tanggung jawab seperti kasus, saya akan melakukan tugas tersebut dengan teliti dan hati-hati , agar
keselamatan serta kesehatan pasien pasca operasi tetap terjamin.

14
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Alat kesehatan adalah semua alat yang digunakan oleh tenaga kesehaatan sebagai
apparatus, instrument, mesin atau implant yang tidak berhubungan (mengandung) obat yang
berfungsi/digunakan untuk mencegah dan mendiagnosis satu penyakit, menyembuhkan dan
meringankan penyakit, dan merawat orang sakit serta untuk memulihkan kesehatan dan/untuk
membentuk struktur juga memperbaiki fungsi jaringan tubuh. Sesuai dengan fungsinya, alat
kesehatan haruslah digunakan untuk menyembuhkan atau mencegah suatu penyakit pada pasien.
Namun, alat kesehatan yang disalahgunakan oleh tenaga kesehatan dapat membawa pengaruh
buruk bagi pasien baik menimbulkan infeksi hingga menyebabkan kematian. Hal ini dpaat dilihat
pada berbagai kasus yang telah diuraikan pada makalah ini. Kasus-kasus tersebut terjadi karena
tenaga kesehatan tidak memiliki etika dalam melakukan suatu tindakan. Selain itu, tenaga
kesehatan kerap melakukan suatu tindakan terkait penyembuhan penyakit pasien dengan tergesa-
geas, tidak teliti, dan ceroboh. Semua penyalahgunaan alat kesehatan itu akhirnya berakhir menjadi
suatu perbuatan ilegal yang memakan korban serta dapat membuat tenaga kesehatan terjerat
hukum.

3.2 Saran

a. Untuk tenaga kesehatan: Sebaiknya, alat kesehatan digunakan sebagaimana mestinya sesuai
dengan fungsi dan aturan yang berlaku. Selain itu, dalam melakukan tindakan haruslah lebih teliti
dan tidak tergesa-gesa.

b. Untuk mahasiswa: Diharapkan mahasiswa dapat menjadikan kasus-kasus ini sebagai pelajaran
dan tidak melakukan hal yang sama seperti pada kasus.

c. Untuk pembaca : Diharapkan pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagaimana mestinya
baik untuk menambah pengetahuan maupun untuk bahan ajar.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Artikel detiknews, "Kasus Tes Antigen Bekas, Eks Manajer Kimia Farma Dituntut 20
Tahun Penjara" https://news.detik.com/berita/d-5856905/kasus-tes-antigen-bekas-eks-
manajer-kimia-farma-dituntut-20-tahun-penjara. Diakses pada 1 Agustus 2022 pukul 14.00
WIT di Ambon.
2. Artikel detiknews, "Salah Suntik Bikin Pasien Meninggal, 2 Perawat di Aceh Dibui 2
Tahun" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-4880701/salah-suntik-bikin-pasien-
meninggal-2-perawat-di-aceh-dibui-2-tahun. Diakses pada 1 Agustus 2022, Pukul 14.24
WIT di Ambon
3. Artikel di Kompas.com dengan judul "Kain Kasa Tertinggal di Dalam Rahim Saat Operasi Caesar,
Perempuan Ini Lapor Polisi", https://regional.kompas.com/read/2019/07/23/15450001/kain-kasa-
tertinggal-di-dalam-rahim-saat-operasi-caesar-perempuan-ini-lapor?page=all. Diakses pada 1
Agustus 2022, pukul 18.23 WIT di Ambon
4. Artikel di Kumparan.com dengan judul “Pisau Bedah Tertinggal dalam perut seorang
Tentara saat Operasi”, https://kumparan.com/kumparansains/pisau-bedah-tertinggal-
dalam-perut-seorang-tentara-saat-operasi/3. Diakses pada 1 Agustus 2022, Pukul 17.57 WIT
di Ambon.
5. Artikel di Merdeka.com dengan judul “Polisi Tangkap Dua Pembuang APD & Alat Suntik
Bekas di Bogor”, https://www.merdeka.com/peristiwa/polisi-tangkap-dua-pembuang-apd-
amp-alat-suntik-bekas-di-bogor.html. Diakses pada 1 Agustus 2022, Pukul 17.49 WIT di
Ambon.
6. Artikel di Tribunnews.com dengan judul “Kasus Bocah Meninggal di RSUD Cut Nyak Dhien,
Perawat yang Suntik Pasien tak Miliki STR”,
https://www.tribunnews.com/regional/2018/10/26/kasus-bocah-meninggal-di-rsud-cut-nyak-
dhien-perawat-yang-suntik-pasien-tak-miliki-str. Diakses pada 1 Agustus 2022, Pukul 17.45 WIT
di Ambon.

16

Anda mungkin juga menyukai