Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANTROPOLOGI RUMAH SAKIT

KONSEP SEHAT DAN SAKIT

Dosen Pengampu : Safari Hasan, S.IP., MMRS.

Disusun Oleh:

PUTRI LISTIYA KIRNANDA


(10821019)

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN KESEHATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
Jl. KH Wachid Hasyim No. 65, Bandar Lor, Mojoroto, Kota Kediri
Telp. (0357) 773299 Fax. (0357) 721539 Kode Pos. 64114
E-mail : admin@iik.ac.id Website : www.iik.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
saya mampu menyelesaikan Makalah Antropologi Rumah Sakit dengan
judul ”Konsep Sehat dan Sakit” ini dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Safari Hasan, S.IP.,
MMRS. sebagai dosen pengampu mata kuliah Antropologi Rumah Sakit yang telah
membimbing saya dalam penyusunan makalah ini. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan yang telah senantiasa memberi saran kepada
saya sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para


pembaca serta seluruh masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa untuk
kedepannya. Saya sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan.
Begitu pula dalam penyusunan makalah ini yang mempunyai banyak kekurangan.
Untuk itu saya sangat mengharap kritik dan saran yang membangun demi
peningkatan makalah selanjutnya.

Kediri, 19 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4


A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan ................................................................................................... 5
D. Manfaat ................................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 7
A. Definisi Sehat dan Sakit ......................................................................... 7
B. Dimensi Sehat dan Sakit ..................................................................... 10
C. Indikator Sehat .................................................................................... 12
D. Model Sehat dan Sakit......................................................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 20
A. Kesimpulan .......................................................................................... 20
B. Saran ................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kondisi sehat merupakan kondisi yang diinginkan oleh semua manusia.
Pada zaman dulu, manusia sering kali memandang sehat dan sakit sebagai
sesuatu yang hitam atau putih dimana sehat dianggap sebagai warna putih
dan sakit dianggap warna hitam tanpa memperhatikan rentang sehat ataupun
sakit itu sendiri. Sehat sebagai warna putih ini mengindikasikan bahwa kondisi
sehat seseorang hanya dilihat dari kondisi fisiknya saja. Apabila seseorang
sehat secara fisik, maka akan dianggap sehat. Namun, apabila seseorang
sakit secara fisik, maka orang tersebut tidak dianggap sehat seperti warna
hitam. Pada zaman sekarang, konsep sehat dan sakit dipandang dengan
perspektif yang lebih luas dan lebih memperhatikan rentang sehat dan sakit.
Kondisi sehat tidak hanya mendeskripsikan kondisi dimana terbebas dari rasa
sakit ataupun penyakit tetapi juga terbebas dari sakit spiritual, berpikir,
emosional, sosial, dan lingkungan.
Seseorang dapat dikatakan sehat apabila kondisinya mencakup 8
indikator kesehatan, yaitu kesehatan fisik, kesehatan intelektual, kesehatan
spiritual, kesehatan emosional, kesehatan sosial, kesehatan pekerjaan,
kesehatan finansial, dan kesehatan lingkungan. Dalam mencapai puncak
tertinggi sehat, membutuhkan usaha yang besar. Oleh karena itu, banyak
orang mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu kondisi yang mahal
harganya. Banyak faktor yang menyebabkan manusia terkena serangan
penyakit, misalnya faktor imunitas. Seseorang yang imunnya rendah akan
rentan terkena penyakit. Tinggi rendahnya imun seseorang biasanya
dipengaruhi oleh kebiasaan hidup ataupun genetik. Tingkat kesakitan
seseorang juga memiliki rentang. Apabila rentang sakit manusia telah
mencapai puncak, maka manusia tersebut dinyatakan meninggal karena
menusia tersebut sudah tidak memiliki energi untuk hidup kembali. Sehat dan
sakit merupakan sebuah kondisi yang dinamis yang bisa berubah-ubah
secara terus-menerus sesuai dengan tingkat adaptasi tubuh manusia dengan
berbagai perubahan lingkungan internal maupun eksternalnya.

4
Dalam usaha menjaga kesehatan, ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan, seperti berolahraga, makan makanan bergizi, perbanyak minum air
putih setiap hari, selalu mengecek kondisi kesehatan, dan lain-lain. Selain itu,
pemerintah juga ikut mendukung dalam upaya menjaga kesehatan dengan
mengadakan beberapa program diantaranya seperti Posbindu, Posyandu,
Gerakan Masyarakat Sehat (Germas), Program Indonesia Sehat, dan lain-
lain. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), morbiditas (angka
kesakitan) Indonesia turun menjadi 13,04% pada tahun 2021 dibandingkan
dengan tahun sebelumnya yang sebesar 14,46%. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa masyarakat mulai menyadari akan pentingnya
konsep sehat sakit. Hal ini juga mengindikasikan bahwa upaya pemerintah
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat semakin membaik.
Dalam penerapan konsep sehat dan sakit, para ahli kesehatan
merumuskan beberapa model yang digunakan dalam perhitungan letak
kondisi kesehatan masyarakat. Namun, beberapa dari model tersebut tidaklah
bisa untuk dijadikan acuan karena sulitnya menentukan letak kondisi
kesehatan manusia yang berada pada titik tertentu, seperti pada model
rentang kesehatan yang digagas oleh Neuman.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari konsep sehat sakit?
2. Apa saja dimensi sehat dan sakit?
3. Apa saja indikator dari konsep sehat sakit?
4. Apa saja model yang menjelaskan terkait konsep sehat sakit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep sehat dan sakit.
2. Untuk mengetahui dimensi sehat dan sakit.
3. Untuk mengetahui indikator dari konsep sehat sakit.
4. Untuk mengetahui model yang menjelaskan tentang konsep sehat dan
sakit.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa

5
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu
meningkatkan motivasi mahasiswa untuk senantiasa belajar dan literasi
untuk menambah ilmu terkait konsep sehat dan sakit.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu institusi
dalam memperkaya sumber ataupun contoh-contoh makalah bagi
mahasiswa lain.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu
masyarakat dalam membentuk karakter untuk semakin peduli dengan
kondisi kesehatannya sehingga dengan terbentuknya karakter tersebut
dapat membantu sektor kesehatan di Indonesia untuk mencapai
tujuannya, yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4. Bagi Pemerintah
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu
pemerintah dalam merumuskan suatu kebijakan ataupun program yang
nantinya akan bermanfaat dalam mencapai tujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Definisi Sehat dan Sakit


1. Definisi Sehat
Menurut World Health Organizations (WHO), sehat merupakan
suatu keadaan yang sempurna, baik secara fisik, mental, dan sosial, tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Kondisi kesehatan manusia
biasanya juga dikaitkan dengan kemampuan mereka untuk melakukan
aktivitas fisik. Definisi sehat juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa, sehat
adalah kondisi dimana tubuh baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk produktif secara sosial dan
ekonomi. Kondisi sehat harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang
utuh yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan spiritual, kesehatan
intelektual, kesehatan emosional, kesehatan finansial, kesehatan
pekerjaan, kesehatan sosial, dan kesehatan lingkungan.
Definisi sehat dalam bahasa Arab ash-shihhah yang mengartikan
sembuh, sehat, selamat dari cela, nyata, benar, dan sesuai dengan
kenyataan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
sehat merupakan suatu keadaan / kondisi seluruh badan serta bagian-
bagiannya yang terbebas dari sakit. Selain itu, Kemenkes juga
mempunyai definisi tersendiri terkait sehat, yaitu keadaan normal dan
sejahtera anggota tubuh, sosial, dan jiwa pada seseorang untuk dapat
melakukan aktivitas tanpa gangguan. Hal ini berarti bahwa terdapat
kesinambungan antara kesehatan fisik, mental, dan sosial seseorang
termasuk dalam melakukan interaksi dengan lingkungan.
Menurut Hidayat (2008) dalam buku “Keterampilan Dasar
Kebidanan", menyatakan bahwa sehat merupakan suatu kemampuan
individu dalam menggerakkan sumber daya baik fisik, mental, maupun
spiritual yang digunakan untuk pemeliharaan dan keuntungan bagi diri
sendiri dimanapun ia berada. Sehat sangat berkaitan erat dengan derajat

7
kesehatan masyarakat dimana faktor kondisi sehat itu sendiri dijadikan
sebagai indikator dalam perhitungan derajat kesehatan masyarakat.
Terdapat beberapa definisi sehat menurut para ahli, diantara adalah
sebagai berikut :
a. Nola J. Pender
Sehat merupakan sebuah gambaran kondisi individu yang
diperoleh dari kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain
(aktualisasi).
b. Paune
Menurut Paune, sehat merupakan fungsi efektif dari sumber-
sumber perawatan diri (self care resources) yang menjamin tindakan
untuk perawatan diri (self care actions). Aspek yang terdapat dalam
self care resources ini adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Sedangkan self care actions merupakan perilaku yang sesuai
dengan tujuan, baik itu dalam rangka mempertahankan ataupun
meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
c. Talcott Parsons
Menurut Talcott Parsons, sehat diartikan sebagai suatu
kemampuan optimal individu yang digunakan untuk menjalankan
peran dan tugas secara efektif.
d. White
Menurut White, kesehatan merupakan keadaan normal pada
seseorang yang tidak memiliki keluhan ataupun adanya gejala-gejala
penyakit yang muncul saat diidentifikasi secara medis saat proses
pemeriksaan berlangsung.
e. Neuman
Menurut Neuman, kesehatan merupakan bentuk
keseimbangan antara fisik, psikis, sosial, spiritual, budaya, dan
biopsiko dalam tubuh seseorang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
menurut pendapat Neuman kesehatan merupakan sebuah kondisi
yang mengarah pada makna sehat secara jiwa.
f. Perkins

8
Menurut Perkins (1938), sehat merupakan keseimbangan yang
dinamis antara fungsi dan bentuk tubuh yang berkaitan dengan
lingkungan sekitar yang mempengaruhi dua aspek tersebut.
Menurut World Health Organizations (WHO), terdapat tiga
komponen penting yang terkandung dalam definisi sehat, yaitu:
a. Sehat Jasmani / Fisik
Hal ini mungkin sudah banyak dipahami oleh masyarakat awam
bahwa kondisi ini menggambarkan individu yang tidak memiliki
penyakit fisik atau cacat tertentu. Misalnya, tidak memakai kacamata,
tidak gemuk, berotot, gesit, dan kondisi fisiologis lain yang berjalan
secara normal.
b. Sehat Mental
Kondisi ini menggambarkan bahwa seseorang memiliki
perasaan, pemikiran, dan motivasi yang stabil dalam menjalankan
produktivitas sehari-hari. Dalam lingkungan sekitar, terdapat
berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi kondisi mental
seseorang. Misalnya, perasaan saat dihina dan dikecam oleh orang
lain.
c. Sehat Sosial
Dalam cakupan ini, seseorang seharusnya memiliki
kemampuan yang baik dalam beradaptasi dengan lingkungan sosial
di sekitarnya. Sehat secara sosial sangat membutuhkan bimbingan
dari orang lain, seperti bimbingan orang tua sedari kecil.
2. Definisi Sakit
Sakit merupakan sebuah kondisi yang menyimpang dari status
sehat. Sakit juga dapat didefinisikan sebagai terganggu atau menurunnya
keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial, dan perkembangan
seseorang. Pengertian sakit tidak dapat diukur sebatas terjadinya /
munculnya penyakit pada diri seseorang. Kata penyakit dan sakit
merupakan dua hal yang berbeda. Kata sakit lebih identik dengan suatu
hal yang menyimpang atau abnormal. Sedangkan penyakit merupakan
sebuah istilah medis yang menggambarkan adanya gangguan dalam
fungsi tubuh yang berakibat pada berkurangnya fungsi optimal tubuh.

9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sakit merupakan sebuah kondisi yang
dipengaruhi oleh adanya penyakit.
Berikut ini merupakan definisi dari sakit menurut para ahli, antara
lain:
a. Perkins
Menurut Perkins, sakit adalah suatu keadaan yang tidak
menyenangkan yang dialami seseorang sehingga berakibat pada
terjadinya gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik itu aktivitas fisik
maupun sosial.
b. Zygmunt Bauman
Menurut Zygmunt Bauman, dalam menentukan sakit tidaknya
seseorang, dapat dilakukan melalui tiga kriteria. Kriteria pertama,
yaitu munculnya gejala tertentu, seperti naiknya suhu tubuh atau
tubuh merasa nyeri. Kriteria kedua, yaitu bergantung pada persepsi
terkait bagaimana merasakan hal baik, buruk, atau sakit. Kriteria
ketiga, yaitu bergantung pada kemampuan seseorang dalam
menjalankan aktivitas sehari-harinya.
c. Talcott Parsons
Menurut Talcott Parsons, sakit merupakan kondisi yang terjadi
akibat dari ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, yang
meliputi sistem biologis dan kondisi penyesuaiannya.

B. Dimensi Sehat dan Sakit


1. Dimensi Sehat
World Health Organizations (WHO) menyebutkan bahwa konsep
sehat memiliki empat dimensi holistik, antara lain :
a. Organo-biologik
Organo-biologik merupakan dimensi konsep sehat yang
menjelaskan konsep sehat secara fisik atau jasmani. Menurut dimensi
ini, jasmani dapat dikatakan sehat apabila terbebas dari penyakit atau
kecacatan fisik sehingga dapat beraktivitas mandiri secara normal.
b. Psikologis
Psikologis merupakan dimensi konsep sehat yang menjelaskan
bahwa seseorang dapat dikatakan sehat apabila tidak ada gangguan

10
secara emosional atau kejiawaannya, terbebas dari pikiran dan emosi
negatif sehingga seseorang tersebut mampu berpikir positif dalam
segala hal.
c. Sosial Budaya
Sosial budaya merupakan dimensi konsep sehat yang dilihat
dari kondisi dimana seseorang mampu beradaptasi dan bersosialisasi
secara baik dengan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, seperti
mampu mematuhi serta manjalankan norma-norma dan nilai-nilai
sosial budaya di sekitarnya dengan baik.
d. Spiritual
Spiritual merupakan dimensi konsep sehat yang dilihat dari
kondisi dimana seseorang yang memiliki kepercayaan tertentu dapat
melaksanakan ajaran kepercayaan atau agama yang dianutnya
sehingga mampu untuk berpikir, berkata, dan bersikap dengan baik
(Wardhana, 2016 dalam Suryanti, 2021).
2. Dimensi Sakit
Dalam konsep sakit juga terdapat dimensi bio-psiko-sosial, antara
lain :
a. Disease
Disease adalah suatu dimensi sakit yang menggambarkan sakit
dalam bentuk fisik. Disease juga dapat diartikan sebagai bentuk reaksi
biologis terhadap suatu organisme, benda asing, ataupun luka
(injury). Dimensi ini juga merupakan suatu fenomena objektif yang
ditandai oleh adanya perubahan-perubahan fungsi tubuh sebagai
organisme biologis, yang dalam hal tersebut terdapat penyimpangan
yang muncul melalui gejala-gejala tertentu. Dimensi disease ini, dapat
ditemukan melalui diagnosis. Contoh dari disease, yaitu demam,
influenza, kanker, AIDS, dan lain-lain.
b. Sickness
Sickness adalah suatu dimensi sakit yang termasuk dalam
dimensi psikologis. Definisi dari dimensi sickness sendiri adalah suatu
penilaian dari seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan
pengalaman yang langsung dialaminya. Dimensi ini muncul

11
dikarenakan akibat dari adanya ketidaknyamanan dalam diri
seseorang akibat faktor psikis.
c. Illness
Illness merupakan dimensi konsep sakit yang termasuk dalam
dimensi sosiologis. Dimensi ini berkaitan dengan penerimaan sosial
terhadap seseorang sebagai orang yang sedang mengalami
kesakitan (illness maupun disease). Seseorang yang berada pada
kondisi ini biasanya dibenarkan untuk melepaskan tanggung jawab,
peran atau kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dulu dilakukan saat
sehat secara sementara sebagai akibat dari ketidaksehatannya.
Illness dalam dimensi sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus
yang dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan
sekaligus juga memiliki tanggung jawab baru, yaitu mencari
kesembuhan (Wardhana, 2016 dalam Suryanti, 2021).

C. Indikator Sehat

1. Kesehatan Fisik

12
Kesehatan fisik mengartikan bahwa seseorang memiliki tubuh atau
kondisi fisik yang sehat dan tidak ada kecacatan. kesehatan fisik juga
dapat diartikan sebagai kondisi dimana seluruh organ atau bagian tubuh
dapat bekerja dengan baik dan normal sesuai dengan fungsinya.
Kesehatan fisik bisa didapat dari kebiasaan yang sehat pula.
2. Kesehatan Spiritual
Kesehatan spiritual merupakan sebuah penggambaran dari cara
seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan kepada sang pencipta alam semesta.
3. Kesehatan Emosional
Kesehatan emosional merupakan sebuah kemampuan seseorang
untuk mengendalikan emosi, mengekspresikan emosi, takut, gembira,
khawatir, dan lain-lain.
4. Kesehatan Pekerjaan
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Pokok Kesehatan RI Nomor 9
Tahun 1960 Bab I Pasal II, kesehatan kerja merupakan suatu kondisi
kesehatan yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik itu kesehatan jasmani, rohani, ataupun
sosial, yang disertai dengan usaha pencegahan dan pengobatan
terhadap suatu penyakit ataupun gangguan kesehatan lain yang
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja maupun oleh penyakit
umum.
5. Kesehatan Intelektual
Kesehatan intelektual adalah kondisi dimana seseorang dapat
menjaga keingintahuan tentang banyak hal, seperti kemauan untuk
belajar hal baru, menghargai pembelajaran hidup, menambah
pengetahuan dan meningkatkan keahlian sambil mencari potensi diri
yang bisa bermanfaat bagi banyak orang dan bisa diptimalkan, dan
memberikan respon positif atas tantangan intelektual yang ada.
6. Kesehatan Lingkungan
Menurut PP Nomor 60 Tahun 2014, kesehatan lingkungan
merupakan upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, baik dari aspek fisik, biologi, kimia, maupun sosial.

13
World Health Organizations (WHO) menyatakan bahwa terdapat 17
ruang lingkup terkait upaya-upaya kesehatan lingkungan, antara lain :
a. Penyehatan / pengadaan air bersih
b. Pengendalian pencemaran air (water pollution controle)
c. Pengelolaan air limbah (waste treatment)
d. Pengelolaan sampah / limbah padat (solid waste management)
e. Pengendalian vector penyakit (vector controle)
f. Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah oleh faktor
lingkungan biologis dan kimia
g. Hygiene sanitasi makanan (food hygiene)
h. Pencegahan dan pengendalian pencemaran udara (controle of air
pollution)
i. Pencegahan dan pengendalian pencemaran radiasi (radiation
controle)
j. Kesehatan kerja (occupational health)
k. Pengendalian kebisingan / suara (noise controle)
l. Perbaikan perumahan dan sistem permukiman (housing and
settlement)
m. Perencanaan perkotaan dan pembangunan wilayah (urban and
region planning)
n. Pengembangan aspek kesehatan lingkungan dengan pola ekosistem
udara, laut, dan lalu lintas darat
o. Pencegahan kecelakaan (accident prevention)
p. Pembinaan dan pengawasan lingkungan tempat-tempat rekreasi dan
pariwisata, sanitasi yang dikaitkan dengan epidemi, kedaruratan,
migrasi, bencana alam, penduduk, dan lainnya
q. Pengembangan sistem pengukuran dan standarisasi untuk
memberikan jaminan informasi terkait perlindungan lingkungan yang
dapat dinyatakan bebas risiko bagi kesehatan
7. Kesehatan Finansial
Kesehatan keuangan adalah kondisi dimana pendapatan, hutang,
tabungan, pemahaman seseorang terkait proses dan sumber daya
keuangan, dan kepuasan seseorang terkait kondisi keuangan mereka
saat ini dan di masa depan nanti. Kesehatan keuangan juga dapat

14
diartikan sebagai kondisi dimana seseorang tidak perlu khawatir terkait
pembiayaan segala kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan primer,
sekunder, ataupun tersier.
8. Kesehatan Sosial
Kesehatan sosial adalah kondisi dimana seseorang mampu
membangun interaksi dengan orang atau kelompok lain dengan baik. Hal
ini juga mencakup bahwa seseorang mampu menjalin relasi tanpa
memandang ras, suku, ekonomi, status sosial, dan lain-lain, sehingga
timbul rasa persatuan, saling menghargai, dan toleransi.

D. Model Sehat dan Sakit


1. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)

Menurut Neuman (1990) dalam kutipan Suryanti (2021), model


rentang sehat-sakit menggambarkan bahwa sehat pada suatu rentang
menyatakan tingkat kesejahteraan seseorang pada waktu tertentu yang
terdapat pada rentang dan kondisi sejahtera yang optimal dengan energi
yang paling maksimum, sampai kondisi kematian yang menandakan
habisnya energi total. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan model
rentang sehat-sakit ini, sehat merupakan suatu kondisi yang bisa
berubah-ubah secara terus-menerus atau bersifat dinamis yang
disesuaikan dengan tingkat kemampuan seseorang untuk beradaptasi
dengan berbagai perubahan yang ada pada lingkungan internal dan
eksternalnya yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi fisik,
emosional, intelektual, sosial, finansial, pekerjaan, dan spiritual yang
sehat.
Sedangkan sakit menurut Neuman (1990) dalam kutipan Suyanti
(2021) merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih
dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan apabila
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Dalam model ini, konsep

15
sehat-sakit digambarkan sebagai suatu kualitas yang relatif dan memiliki
tingkatan tertentu yang akan lebih akurat apabila ditentukan sesuai
dengan titik-titik tertentu yang terdapat pada skala rentang sehat-sakit.
Adapun kelebihan dari model ini adalah lebih efektif jika digunakan untuk
membandingkan tingkat kesejahteraan seseorang saat ini dengan
sebelumnya yang akan bermanfaat pada penentuan tujuan pencapaian
tingkat kesehatan yang lebih baik. Sedangkan kekurangan dari model ini
adalah kesulitan dalam menentukan tingkat kesehatan seseorang yang
sesuai dengan titik tertentu diantara dua titik ekstrim pada rentang sehat-
sakit, yaitu titik sejahtera dan titik kematian (Wardhana, 2016 dalam
Suyanti, 2021). Misalnya, apakah seseorang yang cidera pasca
kecelakaan tetapi ia mampu melakukan adaptasi dengan keterbatasan
mobilitas dianggap kurang sehat atau lebih sehat dibandingkan dengan
orang yang mempunyai fisik sehat namun mengalami depresi berat.
2. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)

Model kesejahteraan tingkat tinggi ini dikembangkan oleh Dunn


(1977). Model ini lebih fokus pada cara memaksimalkan potensi sehat
pada individu melalui perubahan perilaku. Kesejahteraan tingkat tinggi
merupakan suatu proses yang dinamis atau berubah-ubah. Model ini
dapat digunakan sebagai alat pengukur tingkat kesejahteraan seseorang
dalam mencapai kesehatan keluarga ataupun kesehatan komunitas. Hal
ini dikarenakan pada model ini telah mencakup cara melaksanakan
fungsi-fungsi yang terdapat dalam keluarga dan komunitas dengan baik
dengan suatu sikap yang terintegrasi. Berdasarkan pada model ini, para

16
perawat mungkin akan menganggap pasien sebagai orang yang paling
tahu akan kondisi kesehatannya dan menghargai pengalaman subjektif
pasien sebagai suatu yang relevan guna mempertahankan kesehatan
atau untuk membantu proses penyembuhan pasien.
3. Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavell, dkk)

Berdasarkan pendekatan dari model ini, tingkat sehat dan sakit


seseorang baik itu individu ataupun kelompok ditentukan oleh hubungan
yang dinamis antara agen, pejamu, dan lingkungan.
a. Agen
Agen adalah berbagai faktor baik dari internal maupun
eksternal yang dengan atau tanpanya mampu mengakibatkan
terjadinya suatu kondisi sakit. Agen dapat terdiri dari faktor biologis,
kimia, fisik, mekanis, ataupun psikososial.
b. Pejamu
Pejamu adalah kondisi dimana seseorang ataupun kelompok
orang yang rentan terhadap kondisi sakit yang mungkin dapat
dipengaruhi oleh situasi ataupun kondisi fisik serta aspek psikososial
yang mempu menyebabkan seseorang berisiko menjadi sakit.
c. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua faktor yang ada di luar pejamu
yang mampu menyebabkan kondisi sakit. Lingkungan dapat di
klasifikasikan menjadi lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan
lingkungan sosial.
4. Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model)

17
Model keyakinan kesehatan merupakan model yang digagas oleh
Rosenstoch (1974) dan Becker Maiman (1975). Model ini menyatakan
hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang
ditampilkan. Dalam model ini terdapat cara terkait bagaimana seseorang
akan berperilaku sehubungan dengan kesehatan mereka dan bagaimana
mereka mematuhi terapi kesehatan yang diberikan.
Terdapat 8 komponen yang terdapat dalam model ini, antara lain :
a. Persepsi individu terkait kerentanannya terhadap suatu penyakit
(perceived susceptibility)
b. Persepsi individu terkait tingkat keparahan penyakit (perceived
severity)
c. Persepsi individu terhadap keseriusan penyakit tertentu (perceived
seriousness)
d. Persepsi individu terkait manfaat yang diperoleh dari tindakan yang
diambil (perceived benefits)
e. Persepsi individu terhadap hambatan-hambatan yang akan dihadapi
apabila melakukan suatu tindakan (perceived barriers)
f. Modifying variable merupakan kondisi dimana empat karakteristik
utama yang dimodifikasi oleh variabel lain yang nantinya akan dapat
mempengaruhi persepsi pribadi seperti budaya, tingkat pendidikan,
pengalaman, keterampilan, dan motivasi

18
g. Cues to action merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh suatu hal
yang menjadi isyarat untuk melakukan tindakan misalnya dukungan
keluarga dan dukungan teman sebaya
h. Self efficacy merupakan keyakinan individu bahwa dirinya mampu
melakukan tindakan
5. Model Peningkatan Kesehatan (Pender)

Model peningkatan kesehatan ini digagas oleh Pender (1982, 1993,


1996). Model ini dibuat dengan tujuan menjadi sebuah model yang
menyeimbangkan dengan model perlindungan kesehatan. Dalam model
ini, fokusnya terpusat pada alasan keterlibatan seseorang dalam aktivitas
kesehatan (kognitif-persepsi dan faktor pengubah).
Berdasarkan model ini, dapat diketahui bahwa :
a. Mengidentifikasi berbagai faktor (demografis, sosial) yang dapat
meningkatkan atau menurunkan partisipasi untuk meningkatkan
kesehatan.
b. Mengatur berbagai tanda dalam sebuah pola untuk menjelaskan
kemungkinan munculnya partisipasi seseorang dalam perilaku
peningkatan kesehatan.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep sehat dan sakit merupakan suatu konsep yang dinamis atau
bisa berubah secara terus-menerus secara bergantian bergantung pada
tingkat kemampuan adaptasi dari tubuh seseorang terhadap segala
perubahan yang ada pada lingkungan sekitarnya. Dalam konsep sehat, sehat
tidak dapat diukur dalam artian yang sempit. Sehat harus bisa dipandang
dengan perspektif yang luas, dimana definisi dari sehat harus meliputi 8
indikator sehat, yaitu kesehatan secara fisik, spiritual, emosional, intelektual,
finansial, pekerjaan, lingkungan, dan sosial. Apabila seseorang tidak merasa
sehat pada salah satu indikator tersebut, maka seseorang tersebut belum bisa
dinyatakan sehat secara optimal. Sedangkan konsep sakit merupakan
kebalikan dari konsep sehat dimana dalam konsep sakit terjadi kegagalan
adaptasi tubuh seseorang terhadap segala perubahan yang ada pada
lingkungan sekitarnya.
Dalam konsep sehat-sakit terdapat beberapa model yang digunakan
untuk menentukan letak kondisi seseorang dari sehat sampai sakit. Model
tersebut antara lain :
a. Model Rentang Sehat-Sakit (Neuman)
b. Model Kesejahteraan Tingkat Tinggi (Dunn)
c. Model Agen-Pejamu-Lingkungan (Leavel, dkk)
d. Model Keyakinan Kesehatan (Health Belief Model)
e. Model Peningkatan Kesehatan (Pender)

Jadi, konsep sehat dan sakit merupakan hal yang penting untuk
dipelajari karena dalam konsep ini terkandung perspektif yang luas terkait
sehat dan sakit. Sehingga masyarakat akan mengetahui bahwasanya konsep
sehat dan sakit itu tidak bisa hanya dilihat dengan pandangan sempit,
melainkan dengan perspektif yang lebih luas. Karena kondisi yang terlihat di
mata seseorang terkait kondisi orang lain belum tentu menggambarkan
kondisi keseluruhan orang tersebut.

20
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, mahasiswa akan semakin
bertambah wawasan terkait konsep sehat dan sakit dan akan lebih terbuka
terkait pandangannya terhadap konsep sehat dan sakit. Sedangkan untuk
penulis, diharapkan dapat menyusun makalah dengan lebih baik lagi, lebih
informatif lagi, dan lebih runtut. Diharap makalah ini juga akan berguna
kepada masyarakat agar dapat menambah wawasan dan membuka
perspektifnya terkait konsep sehat dan sakit.

21
DAFTAR PUSTAKA

Juwita, C. P. (2021). Modul konsep Sehat dan Sakit.

Putri, D. M. P., & Rachmawati, N. (2018). Antropologi Kesehatan; Konsep dan Aplikasi
Antropologi dalam Kesehatan.

Rachmawati, N. BUKU ANTROPOLOGI KESEHATAN: Konsep dan Aplikasi Antropologi


Dalam Kesehatan. BUKU ANTROPOLOGI KESEHATAN: Konsep dan Aplikasi
Antropologi Dalam Kesehatan.

Sebtalesy, C. Y. (2022). BAB 2 KONSEP SEHAT SAKIT. Keterampilan Dasar Kebidanan,


11.

Sumantri, H. A., & SKM, M. K. (2017). Kesehatan Lingkungan-Edisi Revisi. Prenada Media.

Susiyanti, E. (2019). Panduan Cermat untuk Orang Tua Si Anak Sehat. LAKSANA.

22

Anda mungkin juga menyukai