Disusun Oleh :
Semester 1 Manajemen Informasi Kesehatan
1. Dinda Dwi Krismonica NIM 191336300003
2. M Adib Nabiel Muafie NIM 191336300005
3. Alliza Sapto Novari NIM 191336300022
4. Nabila Amirah Filda R NIM 191336300042
5. Sholi Zyaynol A NIM 191336300034
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat dan
hadah-Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“SISTEM KESEHATAN NASIONAL”. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas
Mata Kuliah Pengantar Rekam Medis dan Manajemen Informasi Kesehatan.
Kami sebagai penyusun mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini telah melewati
beberapa kajian pustaka, sehingga diharapkan isi dari makalah ini sesuai dengan teori yang
berlaku di masyarakat dan dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapan bagi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
2.1 Definisi dari Subsistem Upaya Kesehatan .............................................................................. 3
2.1.1. Upaya Kesehatan Primer ..................................................................................................... 3
2.1.2. Upaya Kesehatan Sekunder ................................................................................................ 4
2.1.3. Upaya Kesehatan Tersier .................................................................................................... 4
2.1.4. Pembinaan dan Pengawasan dalam Upaya Kesehatan........................................................ 5
2.2 Definisi dari Subsistem Pembiayaan Kesehatan ..................................................................... 5
2.3 Definisi dari Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan .................................................... 7
2.3.1 Tujuan ............................................................................................................................... 10
2.3.2 Jenis tenaga kesehatan ...................................................................................................... 10
2.4 Defini dari Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan .............................. 11
2.5 Definisi dari Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan ............................................ 12
2.5.1 Pengertian ......................................................................................................................... 12
2.5.2 Tujuan ............................................................................................................................... 12
2.5.3 Unsur – unsur utama ......................................................................................................... 12
2.5.4 Informasi kesehatan.......................................................................................................... 13
2.5.5 Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan ...................................................................... 14
2.5.6. Hukum kesehatan .............................................................................................................. 15
2.6 Definisi dari Subsistem Pemberdayaan Masyarakat ............................................................. 15
2.6.1. Ruang lingkup pemberdayaan masyarakat........................................................................ 16
2.6.2. Konsep pemberdayaan masyarakat ................................................................................... 16
2.6.3. Tugas pemberdayaan masyarakat ..................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 20
ii
Bibliography .......................................................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari subsistem upaya kesehatan?
2. Apa definisi dari subsistem pembiayaan kesehatan?
3. Apa definisi dari subsistem sumber daya manusia kesehatan?
4. Apa definisi dari subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan?
5. Apa definisi dari subsistem manajemen dan informasi kesehatan?
6. Apa definisi dari subsistem pemberdayaan masyarakat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu subsitem upaya kesehatan
2. Untuk mengetahui apa itu subsistem pembiayaan kesehatan
3. Untuk mengetahui apa itu subsistem sumber daya manusia
kesehatan
4. Unuk mengetahui apa itu subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan,
dan makanan
5. Untuk mengetahui apa itu subsistem manajemen dan informasi
kesehatan
6. Untuk mengetahui apa itu subsistem pemberdayaan masyarakat.
1.4 Manfaat
1. Dapat mengetahui subsistem upaya kesehatan.
2. Dapat mengetahui subsistem pembiayaan kesehatan
3. Dapat mengetahui subsistem sumber daya manusia kesehatan
4. Dapat mengetahui subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.
5. Dapat mengetahui subsistem manajemen dan informasi kesehatan
6. Dapat mengetahui subsitem pemberdayaan masyarakat
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PKPP
3
2.1.2. Upaya Kesehatan Sekunder
Upaya kesehatan sekunder merupakan upaya kesehatan rujukan
lanjutan yang terdiri atas pelayanan kesehatan perorangan sekunder
(PKPS) dan pelayanan kesehatan masyarakat sekunder (PKMS)
1. PKPS
2. PKMS
4
2.1.4. Pembinaan dan Pengawasan dalam Upaya Kesehatan
Pembinaan upaya kesehatan dilakukan untuk menjamin mutu
pelayanan kesehatan yang didukung dengan standar pelayanan yang
selalu dikaji dalam periode tertentu sesuai kemajuan ilmu pengetahuan
dan ilmu teknologi serta kebutuhan. Pengawasan upaya kesehatan
merupakan kegiatan yang ditujukkan unuk menjamin konsistensi
penyelenggaraan upaya kesehatan dan dilakukan secara intensif baik
internal maupun eksternal serta dapat melibatkan masyarakat dan
swasta. (Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, 2017)
5
Pada beberapa Negara sumber biaya kesehatan juga berasal dari
masyarakat. Pada Negara seperti ini masyarakat diajak berperan
serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan maupun
dalam pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan.
Macam macam biaya Kesehatan
Biaya kesehatan banyak ragamnya, tergantung pada kompleksitas
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat. Secara umum biaya kesehatan dibedakn menjadi dua macam :
1. Biaya pelayanana kedokteran
Biaya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan dan atau
memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya
untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesahatan penderita.
2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
Biaya yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat, yakni dengan
tujua untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.
. Syarat pokok pembiayaan kesehatan
Suatu biaya kesehatan yang baik haruslah memenuhi beberapa syarat
pokok yakni:
1. Jumlah
2. Tersedianya dana dalam jumlah yang cukup dalam arti dapat
membiayai
penyelenggaraan seluruh upaya kesehatan yang dibutuhkan serta
tidak
menyulitkan masyarakat yang memanfaatkannya.
3. Penyebaran
4. Mobilisasi dana kesehatan yang ada sesuai dengan kebutuhan.
5. Pemanfaatan
Alokasi dana pelayanan disesuaikan dengan tingkat pemanfaatan
pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan.
6
Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia
Sistem Pembiayaan kesehatan di Indonesia yang berlaku saat ini
adalah Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang
secara bertahap menuju ke Universal Health Coverage. Tujuan Jaminan
Kesehatan Nasional secara umum yaitu mempermudah masyarakat untuk
mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
yang bermutu. Perubahan pembiayaan menuju ke Universal Coverage
merupakan hal yang baik namun mempunyai dampak dan risiko
sampingan. (dr.Suparyanto, 2014)
7
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5067 oleh Menkumham
Amir Syamsudin di Jakarta dan mulai diberlakukan pada tanggal 17
Oktober 2014. (jogloabang, 2019)
Pasal 1
8
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang Kesehatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap
Kompetensi Tenaga Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di
seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan
praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Tenaga Kesehatan yang
telah memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah
mempunyai kualifikasi tertentu lain serta mempunyai pengakuan secara
hukum untuk menjalankan praktik.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan
kepada Tenaga Kesehatan yang telah diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat SIP adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Tenaga
Kesehatan sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik.
12. Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku profesional yang harus
dikuasai dan dimiliki oleh seorang individu untuk dapat melakukan
kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat
oleh organisasi profesi bidang kesehatan.
13. Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman yang diikuti oleh Tenaga
Kesehatan dalam melakukan pelayanan kesehatan.
14. Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat instruksi/langkah-
langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin
tertentu dengan memberikan langkah yang benar dan terbaik
berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan
dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan
berdasarkan Standar Profesi. (jogloabang, 2019)
9
2.3.1 Tujuan
Tersedianya sumber daya manusia kesehatan sesuai kebutuhan
yang kompeten dan memiliki kewenangan yang terdistribusi secara adil
dan merata serta didayagunakan secara optimal dalam mendukung
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:
sumber daya manusia kesehatan; sumber daya pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan; dan penyelenggaraan
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.
10
refraksionis optisien / optometris, teknisi gigi, penata anestesi,
terapis gigi dan mulut, dan audiologis.
Tenaga teknik biomedika terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan medik, radioterapis, dan
ortotik prostetik.
Tenaga kesehatan tradisional terdiri atas tenaga kesehatan
tradisional ramuan dan tenaga kesehatan tradisional keterampilan.
Tenaga kesehatan lain terdiri atas tenaga kesehatan yang ditetapkan
oleh menteri yang membindangi urusan kesehatan. (wikipedia)
11
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari: upaya
ketersediaan,
pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan; upaya
pengawasan untuk
menjamin persyaratan keamanan, khasiat atau manfaat, mutu produk
sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan makanan serta perlindungan masyarakat dari
penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat dan alat kesehatan; upaya penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian; upaya penggunaan obat yang rasional; dan upaya
kemandirian sediaan farmasi melalui pemanfaatan sumber daya dalam
negeri
2.5.1 Pengertian
Subsistem manajemen kesehatan merupakan bagian dari
administrasi kesehatan, sistem informasi kesehatan, ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan, serta hukum kesehatan secara terpadu, guna
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
2.5.2 Tujuan
Terselenggaranya fungsi manajemen kesehatan yang mendukung
subsistem lain secara berhasil guna dan berdaya guna untuk
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
12
meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
pengawasan, evaluasi dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
2. Informasi kesehatan merupakan hasil pengumpulan dan
pengolahan data
yang menjadi masukan bagi pengambilan keputusan di
bidang kesehatan.
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan merupakan hasil
penelitian dan
4. pengembangan yang menjadi masukan bagi pengambilan
keputusan
dibidang kesehatan.
5. Hukum kesehatan merupakan peraturan perundang-
undangan kesehatan
yang dipakai sebagai acuan bagi penyelenggaraan
pembangunankesehatan.
13
Dalam bentuk pokok informasi kesehatan, hal-hal yang harus
diperhatikan adalah :
a. Sistem informasi kesehatan propinsi dikembangkan untuk
mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan
indikator kesehatan yang telah ditetapkan, dengan
memadukan sistem informasi kesehatan kabupaten/kota dan
sistem informasi lain yang terkait serta memanfaatkan
teknologi informasi.
b. Sumber data kesehatan diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan,
survei/penelitian dan sumber lain.
c. Pengolahan dan analisis data diselenggarakan secara
berjenjang, terpadu,
multidisipliner, dan komprehensif. Penyajian informasi
melalui berbagai media dan dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan.
14
dan pengembangan kesehatan daerah (jarlitbangkesda)
serta berbagai media.
15
bertujuan untuk pengelolaan kontrol dan alokasi sumber daya yang
tersedia dalam interaksi “partisipasi” individu dan komunitas.
Dalam pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat
merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar
mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama
dalam memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu
keberlanjutan dalam jangka panjang.
Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat dengan
sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan
membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi, sosial
dan ekologi yang dinamis.
Melalui upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya
secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi,
ekonomi, sosial dan ekologinya. (banisantoso, 2014)
16
masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries) yang
tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah,
melainkan dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang
bertindak) yang berbuat secara mandiri. Berbuat secara mandiri
bukan berarti lepas dari tanggungjawab negara. Pemberian layanan
publik (kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan
seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas (kewajiban)
negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan
berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-
kreasi, mengontrol lingkungan dan sumberdayanya sendiri,
menyelesaikan masalah secara mandiri, dan ikut menentukan
proses politik di ranah negara.
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah suatu strategi yang digunakan dalam
pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk mewujudkan
kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).
Inti pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi
untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat.
(banisantoso, 2014)
17
berlangsung lebih kuat, komprehensif dan berkelanjutan bila
berbagai unsur tersebut membangun kemitraan dan jaringan yang
didasarkan pada prinsip saling percaya dan menghormati
Pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan oleh banyak
elemen: pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swadaya
masyarakat, pers, partai politik, lembaga donor, aktoraktor
masyarakat sipil, atau oleh organisasi masyarakat lokal sendiri.
18
BAB III
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
(n.d.).
Akbar, M. (2013, 8 18). Megy Akbar. Diambil kembali dari Makalah upaya kesehatan:
file:///C:/Users/ACER/Downloads/S2-2013-323579-chapter1.pdf
Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, M. (2017, 1 7). Dr. dr. Dwi Handono Sulistyo, MKes.
Retrieved from Manajemen Pelayanan Kesehatan: http://manajemen-
pelayanankesehatan.net/2017/01/tentang-kami/
20
21