Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


AGREGAT LANSIA

Disusun Oleh :
Kelompok 7
1. Agung Amril Ulyansyah (1130223031)
2. Nining Rahmawati (1130223041)
3. Ria Puspita (1130223036)
4. Siti Rahayu (1130223033)
5. Siti Fatimatuz Zahro (1130223049)
6. Pinky Retno W (1130223018)

Dosen Pembimbing:
Dr. Abdul Muhith, S.Kep.Ns., M.Tr.Kep

Program S1 Keperawatan
Fakultas keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya
2023/2024

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha Esa. Kami memanjatkan puji
Syukur atas limpahan berkat dan Rahmat Nya terhadap kita semua sehingga
tersusun makalah dengan judul Asuhan keperawatan komunitas agregat lansia
ini dengan sangat baik dan berjalan dengan lancar.
Sejalan dengan hadirnya makalah ini, maka diharapkan pula pada seluruh
pembaca mendapatkan pemahaman baru bagaimana tentang kesehatan pada
komunitas lansia
Kami sebagai penyusun juga menyampaikan banyak terimakasih atas
partisipasi semua rekan dan pihak terkait dalam penyelesaian proyek makalah ini.
Kami juga memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan dalam
penyusunan ataupun pengejaan yang terurai dalam makalah ini.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
memberi inspirasi bagi seluruh orang yang membaca. Kami juga berharap, agar
makalah ini bisa menjadi sumber informasi bagi kita semua dalam menerapkan
asuhan keperawatan pada komunitas agregat lansia. Sekian.

Surabaya, Maret 2024

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB 1.................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................5
C. Tujuan Masalah.......................................................................................5
BAB 2.................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................6
A. Pengertian Komunitas.............................................................................6
B. Tujuan Keperawatan Komunitas.............................................................6
C. Sasaran Komunitas..................................................................................7
D. Model Keperawatan Dalam Komunitas..................................................8
1. Agregat lansia..........................................................................................9
2. Pengkajian pada agregat lansia.............................................................10
3. Analisis data..........................................................................................11
4. Diagnosa Keperawatan..........................................................................11
6. Implementasi.........................................................................................12
7. Evaluasi.................................................................................................12
BAB 3...............................................................................................................14
PENUTUP........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya keberhasilan meningkatkan kesejahteraan sosial Lanjut usia
adalah peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) / Angka
Harapan Hidup (AHH). Dalam kemenkes RI 2016 disebutkan bahwa Namun
peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam
bidang kesehatan yaitu meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit
degeneratif. Perubahan struktur demografi ini diakibatkan oleh peningkatan
populasi lanjut usia (Lansia) dengan menurunnya angka kematian serta penurunan
jumlah kelahiran (Suryani et al., 2023). Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia
dapat memberikan dampak positif apabila penduduk lanjut usia berada dalam
keadaan sehat, aktif, dan produktif. Di sisi lain, penuaan penduduk menimbulkan
tantangan yang harus dihadapi, baik oleh lansia sendiri, keluarga lansia,
masyarakat, maupun pemerintah. Tantangan utama saat ini yakni terkait
bagaimana mempertahankan kualitas hidup lansia, mengingat bertambahnya usia
umumnya disertai dengan penurunan kapabilitas fisik dan penurunan status
kesehatan yang berakibat pada penurunan kapabilitas bekerja.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, persentase penduduk lanjut usia
(lansia) di Indonesia sebesar 11,75% pada 2023. Angka tersebut naik 1,27% poin
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar 10,48%.(Mentor, n.d.) Dari
sisi kesehatan, sekitar dua dari lima (41,49 persen) lansia mengalami keluhan
kesehatan selama sebulan terakhir dengan angka morbiditas lansia sebesar 19,72
persen. Keluhan kesehatan yang dicatat pada Susenas Maret 2023 mencakup
gangguan yang sering dialami seperti panas, batuk, pilek, diare, sakit kepala,
maupun keluhan yang disebabkan oleh penyakit menahun, disabilitas, kecelakaan,
atau keluhan kesehatan lainnya. Adapun angka morbiditas atau angka kesakitan
lansia dihitung berdasarkan lansia yang mengalami keluhan kesehatan dan
terganggu aktivitasnya sehari-hari. Kondisi kesehatan lansia merupakan cerminan
dari gaya hidupnya, misalnya kebiasaan merokok. Hampir seperempat (23,92
persen) lansi yang masih m

1
erokok dalam sebulan terakhir dan sebagian besar di antaranya masih merokok
setiap hari (BPS , 2023)
Kelompok lanjut usia menruoakan kelompok yang rentan dimana faktor
utamanya yang menjadikan lansia rentan, yaitu tidak lagi produktif secara
ekonomi, masalah kesehatan, dan membutuhkan pendamping sebagai pengasuh
(caregiver). kondisi urgensi pada lansia membutuhkan perhatian khusus dari
berbagaia pihak, juga pemerintah. Sehingga Indonesia berusaha untk menggapai
penuaan aktif. Dengan active ageing diharapkan ada optimalisasi dalam potensi
lansia. Selain angka harapan hidup juga kondisi kesehatan yang baik pada lansi
sehinggan mengurangi beban dalam beragam masalah kesehatan lansia pada
umumnya seperti antung, stroke, gangguan penglihatan, dan gangguan
pendengaran.
Berdasar uraian tersebut diatas penyusun tertarik untuk memberikan
pemahaman bagaimana kondisi kesehatan pada agregat lansia. Tatalaksana dalam
memberikan asuhan keperawatan pada komunitas lansia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan komunitas lansia ?
2. Bagaimana konsep pengkajian pada lansia?
3. Apa saja ragam diagnosa pada lansia ?
4. Apa saja intervensi yang dapat dilakukan pada lansia ?
5. Bagaimana implementasi perencanaan pada lansia?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami pengertian komunitas lansia
2. Untuk mengerti konsep pengkajian pada lansia
3. Untuk mengetahui diagnosa yang ada pada lansia
4. Untuk memahami beberapa intervensi yang bisa diterapkan pada lansia
5. Untuk memahami implementasi yang bisa diberikan pada lansia
[Type here]

BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunitas
Komunitas adalah sebagai sekumpulan orang yang saling bertukar pengalama
penting dalam hidupnya. Komunitas sebagai tempat ata sekumplan orang-orang
atau sistem sosial (Dermawan, 2012)
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek kperawatan
dan kesehatan masyarakat ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan
kemampuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupn secara
kolektifsebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan
tersebut mencakup spektrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat
(Dermawan, 2012)
B. Tujuan Keperawatan Komunitas
Dalam bukunya Ratnawati 2018 dijelaskan tujuan keperawatan komunitas :
1. Tujuan Umum
a. Direct care
Pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan
kelompok dalam konteks komunitas
b. Health care community
Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dengan
mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan masyarakat yang
dapat mempengaruhi individu, keluarga, dan kelompok.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah yang dialami
b. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut
c. Merumuskan dan memecahkan masalah kesehatan
d. Mengatakasi masalah kesehatan yang dihadapi
e. Mengevaluasi kemapuan dalam memecahkan masalah, sehinggan dapat
meningkatkan kapabilitas dalam memelihara kesehatan mandiri (self
care) yang berdampak di semua tingkat pencegahan

3
[Type here]

C. Sasaran Komunitas
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik sehat maupun sakit serta
beresiko tinggi mengalamai kesehatan masyarakat (Rusdianingsih, 2022)
1. Individu
Individu merupakan angota keluarga yang berwujud sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual.
2. Keluarga
Merupakan unit terkecil masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
anggota keluarga lainnya. Yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi. Antar anggota
satu dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi.
3. Kelompok
Kelompok, khususnya dalam berbagai tatanan, merupakan sekelompok
individu yang memiliki kesamaan, usia, jenis kelamin, serta problematika.
Kelompok khusus dalam masyarakat dapat digolongkan berdasarkan pada
permasalahan dan kebutuhan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut :
a. Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus, sebagai akibat
perkembangan dan pertumbuhan
1) Kelompok ibu hamil dan ibu melahirkan
2) Kelompok bayi
3) Kelompok ibu nifas
4) Kelompok balita
5) Kelompok anak usia sekolah
6) Kelompok usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus, yang memerlukan pengawasan,
bimbingan, dan suhan keperawatan, antara lain:
1) Kelompok penderita penyakit menular seperti kusta, TBC, sifilis,
HIV/AIDS

4
[Type here]

2) Kelompok penderita penyakit tidak menular seperti: hipertensi, DM,


stroke, gangguan jiwa, dan lainnya.
3) Kelompok cacat, yang membutuhkan rehabilitasi
a) Cacat fisik seperti buta, katarak, kelainana kornea
b) Cacat mental seperti neurosis, gangguan perilaku
c. Kelompok yang memiliki kerentanan penyakit
1) Penyalahgunaan obat narkotika
2) Wanita Tuna Susial
3) Pekerja seks
D. Model Keperawatan Dalam Komunitas
Sejumlah model konseptual keperawatan dalam komunitas diantaranya :
1. Enviromental Model (Florence Nightingale, 1589)
Model ini menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan.
Perawata komunitas memberikan asuhan keperawatan berupa pemberian
udara yang bersih dan segar., penerangan yang tepat, kenyamana lingkungan.
(Mubarak dan Chayatain, 2013)
2. Self-care Deficit Theory of Nursing (Dorothea E orem, 1971)
Model ini didasarkan dari pemahaman bahwa keperawatan mandiri adalah
suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu
sendiri, untuk memenuhi kebutuhan guna mmepertahankan kehidupan,
kesehatan, dan kesehjahteraan baik dalam keadaan sehat maupn sakit.
3. Health Care System Model (Betty Neuman, 1972)
Neuman menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada
penekanan penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahan diri, baik
bersifat fleksibel, normal, maupun resistan, dengan sasaran pelayanan berupa
komunitas.
4. Health Belief Model
Selain orem terhadap model keperawatan lain yang berfokus pada individu
sebagai pusat perubahan. Model ini didasarkan pada pemikiran bahwa penentu
utama dari perilaku preventif adalah pencegahan penyakit.

5
[Type here]

5. Community as Partner
Model ini didasarkan pada proses dan teori keperawatan, serta menekankan
sifat dinamis dari sistem komunitas sebagai bagian utuh pada kesehatan
penduduk (Anderson&Mcfarlane, 2011). Ciri utama model ini yakni
membagi struktur komunitas kedalam subsistem yang mampu bertindak
sebagai struktur organisasi bagi penilaian kesehatan komunitas. Subsitem
meliputi lingkungan fisik, pelayanan sosial dan kesehatan, ekonomi,
transportasi, dan keamanan, politik dan pemerintahan, komunikasi,
pendidikan, serta rekreasi.( Ratnawati, 2018) Model ini banyak di pakai di
dalam keperawatan kesehatan komunitas. Di awali dengan pengkajian
terhadap komunitas yang termasuk kedelapan perihal tersebut di atas, setelah
itu di laksanakan analisis data. Hasil pemikiran data selanjutnya menghasilkan
diagnosis keperawatan komunitas. Langkah seterusnya adalah menyusun
rancangan yang di mulai dengan memprioritaskan diagnosis keperawatan dan
membuat rancangan tindakan atau intervensi. Intervensi selanjutnya termasuk
tiga hal, yakni pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
E. Keperawatan Komunitas Agregat Lansia dengan Community as a partner
1. Agregat lansia
Menurut UU No. 13/1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia ada tiga definisi
lanjut usia :
a. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas
b. Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan atau kegiatan yang menghasilkan barang dan atau jasa
c. Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Nugroho,
2006)
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), klasifikasi lanjut usia meliputi :
a. Usia pertengahan (middle age) antara usia 45-59 tahun
b. Lanjut usia (elderly) antara usia 60-74 tahun
c. Lanjut usia tua (old) antara usia 75-90 tahun
d. Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun

6
[Type here]

2. Pengkajian pada agregat lansia


Pengkajian dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kebutuhan kelompok
Lansia, mengklarifikasi masalah kesehatan kelompok, mengidentifikasi
kekuatan dan sumber yang ada di kelompok, serta mengidentifikasi resiko
masalah kesehatan pada kelompok tersebut.
a. Tipe data pengkajian
1) Data primer : data subjektif (presepsi lansia terhadap masalah
kesehatannya) dan data objektif (pengamatan atau pengukuran yang
dilakukan terhadap lansia)
2) Data sekunder : dokumen puskesmas, posbindu, lansia, data kelurahan
dan lainnya
b. Sumber data
Bisa didapatkan dari anggota kelompok lansia, tim kesehatan posbindu,
catatan kesehatan lansia, peeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, literatur
medis dan lainnya
c. Metode pengumpulan data
1) Observasi : kepercayaan, nilai, norma proses penyelesaian masalah
dan lainnya
2) Wawancara
3) FGD
4) Windshield survey
5) Pemeriksaan: fisik, laborat, lingkungan
6) Data sekunder: KMS Lansia, KK dan lainnya
d. Komponen data
1) Inti komunitas: nama, umur, agama, tanggal lahir, tanda vital, status
gizi, riwayat penyakit, status kognitif, ststus depresi
2) Subsistem : pelayanan kesehatan, lingkungan sekitar tempat tinggal
kelompok, status ekonomi, fasilitas rekreasi, sosial budaya dan
spiritual, kepercayaan yang bertentangan dengan penanggulangan
masalah kesehatan, komunikasi, pendidikan,.
3) Persepsi: perilaku hidup bersih dan sehat dan lainnya.

7
[Type here]

3. Analisis data
Berupa data kuantitif dan kualitatif, ini Diperlukan untuk menentukan
kebutuhan kesehatan lansia, menetukan potensi pada kelompok lansia,
mengidentifikasi pola respon kesehatan dan kecenderungan dalam
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Analisa data meliputi:
a) Kategorisasi (Klasifikasi)
b) Ringkasan data, meliputi ukuran seperti: jumlah, persen
c) Simpulan, misal: pemeliharaan kesehatan tidak efektif,pengetahuan
lansia masih rendah
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa meliputi :
a) Terfokus masalah aktual
Misalnya : defisiensi kesehatan lansia, ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan, kurang pengetahuan tentang penyakit
b) Diagnosa resiko
Misalnya: resiko kelemahan kelompok lansia, resiko terjadinya
penyakit menular pada lansia, resiko penyimpangan perilaku
kesehatan pada lansia
c) Diagnosa promosi kesehatan
Misalnya: kesiapan meningkatkan pengetahuan lansia, kemampuan
masyarakat lansia mempertahankan kesehatan, keamanan lingkungan
efektif
d) Diagnosa sindrom
Misalnya: sindrom stress relokasi, sindrom kekerasan pada lansia
5. Intervensi keperawatan
Komponen pokok perencanaan meliputi: diagnosa keperawatan, tujuan,
kegiatan (itervensi)
Strategi intervensi meliputi :
a) Promosi Kesehatan lansia
b) Proses kelompok: Terapi aktifitas kelompok, bimbingan dan lainyya
c) Pemberdayaan masyarakat
d) Kemitraan

8
[Type here]

6. Implementasi
a) Melibatkan aktifitas yang berupaya agar program yang ada dapat
dilaksanakan
b) Tujuan akhir dari setiap kegiatan adalah melakukan perubahan
c) .Perawat perlu pengetahuan agar dapat memfasilitasi perubahan
dengan baik.
d) Pengetahuan tentang teori/model berubah harus dikuasai perawat
komunitas
e) Tindakan meliputi upaya primer, sekunder, tersier
7. Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk :
a) Mengetahui apakah program yang berjalan telah memenuhi sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan.
b) Memastikan apakah kebutuhan yang akan dipenuhi dengan program
yang didisain sudah dilakukan
c) Memastikan biaya program dalam hal uang, SDM dan waktu.
d) Melihat apakah target waktu sesuai dengan jadual.
e) Memastikan apakah prioritas yang disusun sudah memenuhi
kebutuhan masyarakat
f) Mendapatkan fakta yang menunjukkan keefektifan program.
Komponen evaluasi meliputi :
a) Relevancy (relevansi) : apakah program yang dilaksanakan masih
relevan dengan situasi dan kondisi saat ini.
b) Progress (kemajuan) : mengukur kemajuan program dan evaluasi
formatif . Contoh pertanyaan evaluasi :Apakah input dan output
sudah sesuai rencana? Apakah aktifitas program sudah sesuai
rencana? Dan lainnya
c) Cost-Efficiency (efisiensi biaya) : apakah hasil program dapat
dicapai dengan biaya yang lebih murah melalui beberapa
pendekatan

9
[Type here]

d) Effectiveness (Impact) Berfokus pada evaluasi formatif seperti


hasil jangka pendek. Pertanyaan untuk evaluasi antara lain :
Apakah masyarakat puas dengan program? Dan lainnya
e) Outcome (hasil) : mengukur apakah aktifitas program mengubah
alasan awal penyelenggara program. Pertanyaan mendasar :
Apakah program mencapai tujuannya (kesehatan meningkat?)

10
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan hadirnya perawatan komunitas berbasis pada agregat lansia diharapkan
formasi keperawatan dapat menjangkau semua lapisan kelompok di komunitas
untuk mendapatkan kesehatan yang baik dan terintegrasi secara baik. Kelompok
khusus lansia memiliki anga harapan hidup yang baik disertai dengan kondisi
kesehatan yang terpelihara juga oleh layanan kesehatan dan pemerintah.

B. Saran
Semoga hadirnya makalah pada agregat lansia ini juga sebagai wawasan dalam
penanganan dan pemberian layanan kesehatan pada sasaran agregat lansia.

11
DAFTAR PUSTAKA

BPS, 2023. Badan Pusat Statistik: Katalog Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023.
Fitriani, R., Keperawatan, J., & Kesehatan, P. (n.d.). Status kognitif dan kualitas
hidup lansia.
Suryani, N., Hartono, B., & Hendri. (2023). Evaluasi Program Pelayanan
Kesehatan Lanjut Usia di. Jurnal Kesehatan Komunitas (J O U R N a L O F
C O M M U N I T Y H E a L T H), 9(2), 391–401.
Emmelia Ratnawati penulis. (2018). Keperawatan komunitas / Emmelia
Ratnawati, Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom. Yogyakarta :: Pustaka Baru,.
Rusdianingsih. 2020. Bahan Ajar Kperawatan Komunitas I. Surabaya: Unusa
Press Anderson dan McFarlane. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komuntas:
Teori dan Paktek edisi 3. EGC

12

Anda mungkin juga menyukai