Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA AGREGAT LANSIA

Disusun Oleh :

1. Raindy
2. Arrafi
3. Dwi
4. Puja
5. Mila Ulfaiza (20181660086)
6. Galuh

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang. Tak lupa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Askep pada kelompok khusus lansia ini.

Tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas II dan menginformasikan kepada pembaca mengenai Askep pada kelompok
khusus lansia. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, 17 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3. Tujuan Umum..............................................................................................................3

1.4. Tujuan Khusus.............................................................................................................3

1.5. Manfaat........................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................4

2.1 Konsep Kelompok Khusus Lansia..............................................................................4

2.2 Kebijakan Pemerintah Tentanng Kelompok Khusus Lansia.....................................14

2.3 Askep Komunitas Teori.............................................................................................14

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................15

3.1 Pengkajian.................................................................................................................15

3.2 Analisa Data..............................................................................................................29

3.3 Paper and Pencil Tools..............................................................................................30

3.4 Intervensi...................................................................................................................31

3.5 Rencana kerja (POA).................................................................................................33

3.6 Implementasi dan Evaluasi........................................................................................34

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................36

4.1 Kesimpulan................................................................................................................36

4.2 Saran..........................................................................................................................36

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................37

LAMPIRAN TABULASI........................................................................................................38

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat
sakit “ atau kesehatan tersebut.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas
menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan

1
melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk
ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di
sekolah. Dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat
untuk seluruh pelajar dan lingkungan sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang
berarti untuk civitas akademika sendiri.
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam
perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam
identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah
kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan
kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus
pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks
terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan
peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah
masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat
semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah,
terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia.
Hal ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial
ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan
struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia
mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya
sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85%

2
dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah
kesehatan.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana konsep kelompok khusus lansia ?
2) Bagaimana kebijakan pemerintah tentang kelompok khusus lansia?
3) Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kelompok khusus lansia?

1.3. Tujuan Umum


Agar mahasiswa/mahasiswi keperawatan memperoleh informasi dan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia

1.4. Tujuan Khusus


1) Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
2) Mampu menjelaskan kebijakan pemerintah tentang kelompok khusus lansia
3) Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia
4) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok khusus
lansia.
5) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus lansia.
6) Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok khusus lansia.
7) Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus lansia yang bermasalah.

1.5. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1) Lansia dan Masyarakat Umum


Memberikan gambaran kesehatan guna meningkatkan status kesehatan lansia di
komunitas.
2) Mahasiswa / Penyusun
Menambah pengetahuan dan mampu membuat serta memberikan asuhan
keperawatan lansia sehingga nantinya diharapkan mampu mengembangkan
asuhan keperawatan terhadap lansia dimasa mendatang.

3
4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kelompok Khusus Lansia


a. Definisi Lansia

Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,


fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh
aspek kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu
mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama
mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat
ikut serta berperan aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).

Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa,


misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf dan jaringan
lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang
tegas, pada usia berapa penampilan seorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi
fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun
aat menurunya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada
umur 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh akan berada dalam
kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai
bertambahnya umur. Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut para ahli :

 Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:
young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85
tahun).

5
 Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih
dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun
(old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
 Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998 : Lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
 Pengertian Lansia Menurut WHO : Lansia adalah pria dan wanita yang telah
mencapai usia 60-74 tahun.
 Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM : Seseorang dikatakan masuk usia lansia
jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

b. Batasan – Batasan Lansia


Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagiai berikut :
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45-54 th) sebagai masa vibrilitas
2) Kelompok usia lanjut (55-64 th) sebagai presenium
3) Kelompok usia lanjut (65 th >) sebagai senium

Menurut organisasi kesehatan Dunia lanjut usia dikelompokkan menjadi :


1) Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) : antara 60 sampai 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) : antara 75 sampai 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) : diatas 90 tahun.

c. Tugas Perkembangan Lansia


1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan.
Pengaturan hidup bagi lansia merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
mendukung kesejahteraan lansia misalnya Perpindahan tempat tinggal lansia.
2) Penyesuaian terhadap pendapatan menurun
Ketika lansia memasuki pensiun, pendapatan menurun secara tajam dan semakin
tidak memadai, karena biaya hidup terus meningkat, sementara
tabungan/pendapatan berkurang.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan

6
Hal ini menjadi penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari
pasangan. Contoh : mitos tentang aseksualitas
4) Penyesuaian terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum:tugas yang pali traumatis. Lansia
menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi
kesadaran akan kematian tidak ada. Hal ini akan berdampak pada reorganisasi
fungsi keluarga secara total.
5) Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
Ada kecenderungan lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun
keluarga menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.

d. Masalah Kesehatan yang Muncul Pada Tahap Lansia


Perubahan system tubuh lansia menurut NUgroho (2000) adalah :
1. Sel
a. Pada lansia jumlah sel akan lebih sedikit dan ukuranya lebih besar.
b. Cairan tubuh dan cairan intraselular akan berkurang.
c. Proporsi protein di otak, otot, ginjal, dan hati juga ikut berkurang.
d. Jumlah sel otak akan menurun.
e. Mekanisme perbaikan sel akan terganggu dan otak menjadi atropi.
2. System persyarafan
a. Rata – rata berkurangnya saraf neocortical sebesar 1 detik ( pakkenberg
dkk.2003)
b. Hubungan persyarafan cepat menurun.
c. Lambat dalam merespon, baik dari gerakan maupun jarak waktu, khususnya
stress.
d. Mengecilnya saraf pancaindra, serta menjadi kurang sensitive terhadap
sentuhan.
3. System pendengaran
a. Gangguan pada pendengaran ( presbiakusis)
b. Membrane timpani antropi.
c. Terjadi pengumpalan dan pengerasan serumen Karena peningkatan keratin.
d. Pendengaran menurun pada usia lanjut yang mengalami ketegangan jiwa atau
stress.

7
4. System penglihatan
a. Timbul sklerisis pada sfinter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar.
b. Kornea lebih berbentuk seperti bola ( sferis)
c. Lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan katarak.
d. Meningkatnya ambang.
e. Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat
dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap.
f. Hilangnya daya akomodasi.
g. Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk membedakan antara
warna biru dengan warna hijau pada skala pemeriksaan.
5. System kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap jantung sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini memyebabkan menurunya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.
e. Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer.
6. System pengaturan suhu tubuh
a. Suhu tubuh menurun ( hipotermia) secara fisiologis. Hal ini diakibatkan oleh
metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan reflek mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas ototo.
7. Sistem pernapasan
a. Otot – otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunya aktivitas dari silia.
c. Paru – paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat.
d. Menarik napas lebih berat, kapasitas maksimum menurun, dan kedalaman
bernapas menurun.
e. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada
arteri menurun menjadi 75mmhg. Kemampuan untuk batuk berkurang dan
penurunan kekuatan otot pernapasan.

8
8. System gastrointestinal
a. Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
b. Esophagus melebar.
c. Sensitivitas akan rasa lapar menurun.
d. Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absorsi menurun.
g. Hati semakin mengecil dan menurunya tempat menyimpan.
h. Berkurangnya suplai aliran darah.
9. System genetalia
a. Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal menurun
hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemmapuan
ginjal untuk mengonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, protein urine
menurun, BUN meningkat, nilai ambang ginjalterhadap glukosa meningkat.
b. Otot- otot kandung kemih (vesika urinaria) melemah kapasitasnya menurun
hingga hingga 200ml dan menyebabkan frekuansi BAK meningkat, kandung
kemih dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
c. Pria dengan usia 65th keatas sebagian besar mengalami pembesaran prostat
hingga 75% dari besar normalnya.
10. System endokrin.
Menurunya produksi ACTH, TSH, FSH,dan LH, aktivitas tiroid, basal metabolic
rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosterone, serta sekresi hormone
kelamin seperti progesterone, estrogen dan tetstoteron.
11. Sitem integument.
a. Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik.
c. Menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
d. Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
e. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
f. Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi.
g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi mengeras dan rapuh, kuku
jari tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
i. Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

9
12. System musculoskeletal
a. Tulang kehilangan kepadatan (density) dan semkain rapuh.
b. Kifosis.
c. Persendian membesar dan menjadi kaku.
d. Tendon mengkerut dan mengalami sclerosis.
e. Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram
dan mejadi tremor.

Beberapa masalah psokologis yang sering terjadi pada lansia

a. Demensia
Demensia adalah gangguan intelektual/ daya ingat yang umumnya progresif dan
ireversibel. Biasanya terjadi pada usia > 65 tahun. Faktor  resiko yang sering
menyebabkan lanjut usia terkena demensia adalah : usia, riwayat keluarga, jenis
kelamin perempuan. Demensia merupakan suatu penyakit degeneratif primer pada
susunan sistem saraf pusat dan merupakan penyakit vaskuler.
Kriteria derajat demensia :
 Ringan : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial,

kapasitas untuk hidup mandiri tetap dengan higiene personal cukup


dan penilaian umum yang baik.
 Sedang : hidup mandiri berbahaya diperlukan berbagai tingkat suportivitas.
 Berat : aktivitas kehidupan sehari-hari terganggu sehingga tidak
berkesinambungan, inkoherensi.

b. Depresi
Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia
bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan penyakit
medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka
depresi.
Gejala depresi pada lansia, yaitu :
Gejala utama :
- Afek depresi
- Kehilangan minat
- Berkurangnya energi (mudah lelah)

10
Gejala lain :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Kurang percaya diri
- Sering merasa bersalah
- Pesimis
- Ide bunuh diri
- Gangguan pada tidur
- Gangguan nafsu makan

Berdasarkan gejala di atas, depresi pada lansia dapat dibedakan beberapa bentuk
berdasarkan berat ringannya :
 Depresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala lain+ aktivitas tidak terganggu.
 Depresi sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain+ aktivitas agak terganggu.
 Depresi berat : 3 gejala utama + 4 gejala lain+ aktivitas sangat terganggu.

Penyebab terjadinya depresi merupakan gabungan antara faktor-faktor psikologik,


sosial dan biologik.
 Biologik  : sel saraf yang rusak, faktor genetik, penyakit kronis seperti
hipertensi, DM, stroke, keterbatasan gerak, gangguan pendengaran /
penglihatan.
 Sosial      : kurang interaksi sosial, kemiskinan, kesedihan, kesepian, isolasi
sosial.
 Psikologis : kurang percaya diri, gaul, akrab, konflik yang tidak terselesai.

c. Skizofrenia
Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria. Perbedaan onset
lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe onset yang
lambat.

Sekurang-kurangnya satu gejala berikut :


- Thought echo, insertion, broadcasting.
- Delution of control, influence, passivity, perseption
- Halusinasi auditorik

11
- Waham yang menetap

Paling sedikit 2 gejala berikut :


- Halusinasi panca indera yang menetap
- Arus pikir yang terputus
- Perilaku katatonik
- Gejala negatif

Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih. Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol,
chlorpromazine, dengan pemberian dosis yang lebih kecil.

d. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan
stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lansia adalah jarang, tetapi
dapat terjadi. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada dewasa
muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada pasien
lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat stimulus yang
dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara kronis.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang
mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan,
bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (“Erik Erikson”). Kerapuhan
sistem saraf anotomik yang berperan dalam perkembangan kecemasan setelah
suatu stressor yang berat.
Gangguan stres lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca
traumatik karena pada lansia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat
disesuaikan secara individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti
anxietas seperti : hydroxyzine, Buspirone.

e. Gangguan penggunaan alcohol dan zat lain.


Riwayat minum/ketergantungan alkohol biasanya memberikan riwayat
minum berlebihan yang dimulai pada masa remaja/dewasa. Mereka biasanya
memiliki penyakit hati. Sejumlah besar lansia dengan riwayat penggunaan alkohol

12
terdapat penyakit demensia yang kronis seperti ensefalopati wernicke dan
sindroma korsakof.

f. Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan dengan
peningkatan prevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering dikeluhkan lansia
daripada usia dewasa muda adalah :
- Gangguan tidur,
- Ngantuk siang hari,
- Tidur sejenak di siang hari,
- Pemakaian obat hipnotik.

Secara klinis, lansia memiliki gangguan pernafasan yang berhubungan


dengan tidur dan gangguan pergerakan akibat medikasi yang lebih tinggi
dibanding dewasa muda. Disamping perubahan sistem regulasi dan fisiologis,
penyebab gangguan tidur primer pada lansia adalah insomnia. Selain itu gangguan
mental lain, kondisi medis umum, faktor sosial dan lingkungan. Ganguan tersering
pada lansia pria adalah gangguan rapid eye movement (REM). Hal yang
menyebabkan gangguan tidur juga termasuk adanya gejala nyeri, nokturia, sesak
napas, nyeri perut.

Keluhan utama pada lansia sebenarnya adalah lebih banyak terbangun


pada dini hari dibandingkan dengan gangguan dalam tidur. Perburukan yang
terjadi adalah perubahan waktu dan konsolidasi yang menyebabkan gangguan
pada kualitas tidur pada lansia
Terapi dapat diberikan obat hipnotik sedatif dengan dosis yang sesuai
dengan kondisi masing-masing lansia dengan tidak lupa untuk memantau adanya
gejala fungsi kognitif, perilaku, psikomotor, gangguan daya ingat, insomnia
rebound dan gaya jalan.

e. Mitos lansia dan kenyataannya 


1. Mitos konservatif

13
Ada pandangan bahwa lansia pada umumnya:
 Konservaatif
 Tidak kreatif
 Menolak inovasi
 Berorientasi ke masa silam
 Merindukan masa lalu
 Kembali ke masa kanak-kanak
 Susah menerima ide baru
 Susah berubah
 Keras kepala
 Cerewet
Faktanya : tidak semua lansia bersikap, berfikiran, dan berperilaku demikian. 
2. Mitos berpenyakit dan kemunduran 
Lansia sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang
disertai dengan  berbagai  penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai
proses  menua (lansia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran)
Faktanya : memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan  metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini
telah  banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.
3. Mitos senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya
kerusakan  sel otak. 
Faktanya: banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar, daya
pikirnya masih jernih dan cenderung cemerlang, bnyak cara untuk menyesuaikan
diri  terhadap perubahan daya ingat.
4. Mitos ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi
beban keluarganya. Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif,
bahkan menjadi beban keluarganya.
Faktanya: tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran,
kematangan,  kemantapan, serta produktifitas mental dan material dimas lanjut
usia.
5. Mitos asektualitas

14
Ada pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan,
dan daya seks menurun.
Faktanya: kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan frekuensi 
hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi. 
6. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia sudah tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada
lkawan jenis.
Faktanya: perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa,
perasaan cinta  tidak berhenti hanya karena menjadi lansia.
7. Mitos kedamaian dn ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa
muda  dan dewasanya. Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan
telah  berhasil dilewatinya.
Faktanya: Lansia sering ditemukan stres karena kemiskinan dan berbagai
keluhan  serta penderitaan karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi,
paranoid, dan psikotik.

2.2 Kebijakan Pemerintah Tentanng Kelompok Khusus Lansia


Adapun bebrapa kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah mengenai kelompok lansia
PROGRAM KEBIJAKAN LANSIA Disampaikan oleh: R.Siti Maryam,MKep,Ns.Sp.Kep.Kom yaitu:

1. meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam


penyelenggaraan pelayanan sosial bagi lansia dengan melibatkan seluruh
unsur dan komponen masyarakat termasuk dunia, atas dasar swadaya
dan kesetiakawanan sosial sehingga dapat melembaga dan diterbitkan. 
2. peningkatan koordinasi intra dan antar sektoral, berbagai instansi
pemerintah di pusat dan daerah serta dengan masyarakat/ organisasi
sosialan
3. Membangun dan mengembangkan sistemjaminan dan perlindungan
sosial bagi lanjut usia
4. Membangun dan memperluas aksesibilitas bagi kesejahteraan lanjut
usia. 
5. peningkatan, mengembangkan dan memantapkan peran kelembagaan
lansia untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas pelayanan lansia.

2.3 Askep Komunitas Teori

15
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Pengkajian
1. Data Demografi
A. Struktur Keluarga

Jenis Kelamin

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Laki-laki 18 45%
2 Perempuan 22 55%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 40 orang sebagian penduduk
berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang (45%) dan berjenis kelamin perempuan
sebanyak 22 orang (55%)

16
Usia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 1-10 tahun 3 8%
2 11-20 tahun 9 23%
3 21-30 tahun 12 30%
4 31-40 tahun 2 5%
5 41-50 tahun 3 8%
6 51-60 tahun 1 3%
7 61-70 tahun 8 20%
8 >70 tahun 2 5%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 40 orang yang berusia 1-10
tahun sebanyak 3 orang (8%), usia 11-20 tahun sebanyak 9 orang (23%), usia 21-30
tahun sebanyak 12 orang (30%), usia 31-40 tahun sebanyak 2 orang (5%), usia 41-50
tahun sebnayak 3 orang (8%), usia 51-60 tahun sebanyak 1 orang (3%), usia 61-70
tahhun sebanyak 8 orang (20%) dan usia diatas 70 tahun sebanyak 2 orang (5%)

Agama

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Islam 40 100%
2 Kristen 0 0%
Total 40 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 40 orang (100%) dalam 10
KK beragama islam.

Pendidikan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 S1 10 25%
2 SD 8 20%
3 SMP 8 20%
4 SMA 11 28%
5 PAUD 3 8%

17
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian besar penduduk
berpendidikan S1 sebanyak 10 orang (25%), SD sebanyak 8 orang (20%), SMP
sebanyak 8 orang (20%), SMA sebanyak 11 orang (28%) dan PAUD sebanyak 3
orang (8%).

Pekerjaan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Tidak bekerja 8 20%
2 Petani 2 5%
3 Buruh/Serabutan 2 5%
4 Ibu rumah tangga 6 15%
5 Pelajar 9 23%
6 Wiraswasta 4 10%
7 Guru/PNS 7 18%
8 Pensiun 2 5%
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian penduduk tidak bekerja
sebanyak 8 orang (20%), petani sebanyak 2 orang (5%), buruh/serabutan sebanyak 2
orang (5%), IRT sebanyaak 6 orang (15%), Pelajar sebanyak 9 orang (23%),
Wiraswasta sebanyak 4 orang (10%), Guru/PNS sebanyak 7 orang (18%) dan
Pensiunan sebanyak 2 orang (5%)

B. Ekonomi

Penghasilan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 <500.000 0 0%
2 500.000-1.000.000 5 50%
3 >1.000.000 5 50%
Total 10 100%

Berdasarkan tabel diatas didapatkan data penghasilan dari 10 KK diantaranya


penghasilan 500.000-1.000.000 sebanyak 50% dan penghasilan diatas 1.000.000
sebanyak 50%

18
Tabungan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ada 5 50%
2 Tidak ada 5 50%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data tabungan dari 10 KK, diantaranya
50% memiliki tabungan dan 50% tidak memiliki tabungan

2. Kondisi Kesehatan Umum


A. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan Terdekat

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Rumah Sakit 2 20%
2 Puskesmas 5 50%
3 Dokter/Perawat/Bidan 3 30%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data pelayanan kesehatan terdekat yakni
rumah sakit sebanyak 20%, Puskesmas sebanyak 50%, dan dokter/bidan/perawat
sebanyak 30%

Kebiasaan Minta Tolong Saat Sakit

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Rumah Sakit 2 20%
2 Puskesmas 5 50%
3 Dokter/Perawat/Bidan 3 30%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data 20% berobat ke rumah sakit, 50%
berobat ke puskesmas, dan 30% berobat ke dokter/perawat/bidan

Kebiasaan Sebelum Ke Pelayanan Kesehatan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Beli obat bebas 5 50%
2 Jamu 3 30%

19
3 Lain-lain 2 20%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 50% membeli obat bebas,
30% mengkonsumsi jamu dan 20% melakukan pengobatan lain sebelum ke pelayanan
kesehatan

Sumber Dana Kesehatan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Askes 7 70%
2 Tabungan 3 30%
3 Dana sehat 0 0%
4 Lain-lain 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 70%
menggunakan Askes, dan 30% menggunakan tabungan

Sarana Transportasi

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Jalan kaki 0 0%
2 Becak 0 0%
3 Angkot 0 0%
4 Kendaraan pribadi 10 100%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 100%
menggunakan dan memiliki kendaraan pribadi

Jarak Rumah Ke Pelayanan Kesehatan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 <1 km 1 10%
2 1-2 km 4 40%
3 2-5 km 4 40%
4 >5 km 1 10%
Total 10 100%

20
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data jarak rumah ke pelayanan kesehatan
diantaranya <1km sebanyak 10%, 1-2km sebanyak 40%, 2-5km sebanyak 40% dan
>5km sebanyak 10%

B. Masalah Kesehatan

Penyakit Yang Di Derita 6 Bulan Terakhir

No Kriteria Jumlah Presentase


1 DBD 0 0%
2 Batuk pilek 7 70%
3 TBC 3 30%
4 Asma 0 0%
5 Lain-lain 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data selama 6 bulan terakhir penduduk
menderita batuk pilek sebanyak 70% dan menderita TBC sebanyak 30%

Upaya Pengobatan Yang Telah Dilakukan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Dibiarkan saja 6 60%
2 Diobati sendiri 2 20%
3 Dibawa ke pelayanan kesehatan 2 20%
4 Dibawa ke alternative 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan pengobatan yang dilakukan penduduk
sebanyak 60% membiarkan gejala, 20% diobati sendiri dirumah, dan 20%
mengunjungi pelayanan kesehatan

Anggota Keluarga Yang Merokok

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ayah 10 63%
2 Anak 3 19%
3 Lansia 3 19%
Total 16 100 %

21
Berdasarkan tabel diatas didapatkan anggota keluarga yang merokok adalah
ayah sebanyak 10 orang (63%), anak sebanyak 3 orang (19%) dan lansia yang
merokok sebanyak 3 orang (18%)

3. Kondisi Kesehatan Jiwa

Riwayat gangguan jiwa di masa lalu

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ada 0 0%
2 Tidak ada 10 100%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 100% tidak memiliki
riwayat gangguan jiwa dimasa lalu

4. Lansia

Penyakit pada lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Hipertensi 5 50%
2 Diabetes melitus (DM) 3 30%
3 Rematik 2 20%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 5 lansia (50%) menderita
Hipertensi, sebanyak 3 lansia (30%) menderita DM, dan sebanyak 2 lansia (20%)
menderita rematik

Rencana pengobatan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Pelayanan kesehatan 5 50%
2 Diobati sendiri 5 50%
3 Tidak diobati 0 0%

22
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data rencana pengobatan sebanyak 50%
mengunjungi pelayanan kesehatan dan sebanyak 50% mengobati sendiri dirumah

Penggunaan waktu senggang

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Berkebun/pekerjaan rumah 4 40%
2 Senam 4 40%
3 Jalan-jalan 2 20%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 4 lansia (40%) melakukan
aktifitas berkebun, sebanyak 4 lansia (40%) mengikuti senam, dan sebanyak 2 lansia
(20%) melakukan aktifitas jalan-jalan

Posyandu lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ada 10 100%
2 Tidak ada 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK mengatakan terdapat
posyandu lansia di sekitar.

Kepatuhan ikut posyandu lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Patuh 0 0%
2 Kadang-kadang 4 40%
3 Tidak patuh 6 60%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 4 lansia (40%) kadang-
kadang mengikuti kegiatan posyandu lansia dan 6 lansia (60%) tidak patuh

23
Alasan tidak ikut posyandu lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Tidak tahu 5 50%
2 Tidak mau 1 10%
3 Lain-lain 4 40%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data alasan lansia tidak mengikuti
posyandu adalah 50% mengatakan tidak tahu jadwal, 10% tidak mau mengikuti
kegiatan dan 40% memiliki alasan lain

KMS lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ya 0 0%
2 Tidak 10 100%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatakan data sebanyak 10 lansia (100%) tidak
memiliki KMS

Alasan tidak memiliki KMS lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Tidak tahu 10 100%
2 Tidak mau 0 0%
3 Lain-lain 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 lansia 100%) tidak tahu
tentang KMS

Perilaku hidup tidak sehat lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Merokok 3 30%
2 Minuman keras 0 0%
3 Konsumsi makanan 7 70%
4 Tidak mandi 0 0%

24
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data 3 lansia (30%) merokok dan 7 lansia
(70%) mengkonsumsi makanan tidak sehat

Indeks KATZ lansia

No Kriteria Jumlah Presentase


1 A 10 100%
2 B 0 0%
3 C 0 0%
4 D 0 0%
5 E 0 0%
6 F 0 0%
7 G 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan data diatas didapatkan bahwa sebanyak 10 lansia (100%) mampu
melakukan aktifitas secara mandiri dibuktikan dengan indeks KATZ lansia

SPMSQ

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Salah 0-3 10 100%
2 Salah 4-5 0 0%
3 Salah 6-8 0 0%
4 Salah 9-10 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatakan data bahwa sebanyak 10 lansia (100%)
memiliki fungsi intelektual utuh dibuktikan dengan hasil SPMSQ

MMSE

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Hasil 24-30 10 100%
2 Hasil 18-23 0 0%
3 Hasil 0-17 0 0%
Total 10 100%

25
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 10 lansia (100%)
tidak memiliki gangguan kognitif dibuktikan dengan hasil MMSE

Inventaris DEPRESI BECK

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Nilai 0-4 10 100%
2 Nilai 5-7 0 0%
3 Nilai 8-15 0 0%
4 Nilai 16+ 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatakan data bahwa sebanyak 10 lansia (100%)
tidak mengalami depresi dibuktikan dengan hasil Depresi Beck

5. Data Subsistem
A. Lingkungan Fisik (Perumahan)

Status Kepemilikan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Sewa 2 20%
2 Numpang 0 0%
3 Milik sendiri 8 80%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 20% tinggal
dirumah sewa dan 80% memiliki rumah sendiri

Tipe Rumah

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Permanen 8 80%
2 Semi permanen 2 20%
3 Tidak permanen 0 0%

26
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 80% memiliki
rumah permanen, dan 20% memiliki rumah tipe semi permanen

Jenis Lantai

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Tanah 0 0%
2 Papan 0 0%
3 Tegel 10 100%
4 Semen 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 10 rumah
(100%) sudah menggunakan tegel sebagai lantai

Pencahayaan

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Terang 10 100%
2 Remang-remang 0 0%
3 Gelap 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
pencahayaan yang terang

Ventilasi

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Ada 10 100%
2 Tidak Ada 0 0%
Total 10 100 %

27
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
ventilasi yang baik

B. Kebersihan Rumah

Membersihkan Rumah Dalam Sehari

No Kriteria Jumlah Presentase


1 1 kali 0 0%
2 2 kali 8 80%
3 >2 kali 0 0%
4 Tidak teratur 2 20%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 8 rumah (80%)
membersihkan rumah 2 kali dalam sehari dan 2 rumah (20%) tidak teratur dalam
membersihkan rumah

Membersihkan Tempat Penampungan Air

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Tiap hari 0 0%
2 Sebulan sekali 4 40%
3 Seminggu sekali 2 20%
4 Tidak tentu 4 40%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 4 rumah (40%)
membersihkan tempat penampungan air sebulan sekali, 2 rumah (20%)
membersihakan penampungan air seminggu sekali dan 4 rumah (40%) membersihkan
penampungan air dengan tidak teratur

C. Sumber Air

Sumber Air Masak/Minum

No Kriteria Jumlah Presentase


1 PAM 2 20%
2 Sumur 8 80%
3 Air Mineral 0 0%

28
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 8 rumah (80%)
menggunakan sumber air masak/ minum di sumur dan 2 rumah (20%) menggunakan
air PAM

Sumber Air Mandi/Mencuci

No Kriteria Jumlah Presentase


1 PAM 2 20%
2 Sumur 8 80%
3 Sungai 0 0%
4 Lain-lain 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 8 rumah (80%) mencuci
dan mandi menggunakan air sumur dan 2 rumah (20%) menggunakan air PAM

D. Pembuangan Sampah

Lokasi Pembuangan Sampah

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Sungai 0 0%
2 Ditimbun 0 0%
3 Dibakar 0 0%
4 Disembarang tempat 0 0%
5 Lain-lain 10 100%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%)
membuang sampah dengan cara diangkut oleh truk sampah

Penampungan Sampah Sementara

29
No Kriteria Jumlah Presentase
1 Ada 10 100%
2 Tidak Ada 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
tempat penampungan sementara

E. Jamban

Kebiasaan Buang Air

No Kriteria Jumlah Presentase


1 Jamban/WC 10 100%
2 Sungai 0 0%
3 Sembarang 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
jamban/WC

3.2 Analisa Data


Data Masalah
 Dari hasil wawancara didapat dalam 10 - Pemeliharaan kesehatan tidak
KK terdapat 10 Lansia efektif
 Kebiasaan keluarga tidak menggunakan - Resiko tinggi terjadinya
fasilitas kesehatan 80% peningkatan angka kejadian
 Penyakit 6 bulan terakhir Batuk Pilek 70% penyakit degeneratif pada lansia

 Lansia menderita Hipertensi 50%


 Lansia menderita DM 30%
 Lansia menderita Rematik 20%
 Lansia merokok 30%
 Lansia mengkonsumsi makanan tidak
sehat 70%

30
 60% lansia tidak mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
 40% lansia tidak mengikuti kegiatan
secara rutin
 50% lansia tidak tahu tentang posyandu
lansia
 90% lansia tidak tahu tentang KMS lansia

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Sehubungan dengan : lansia dan keluarga kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan
Yang dimanifestasikan oleh :

 Kebiasaan keluarga tidak menggunakan fasilitas kesehatan 80%

 Penyakit 6 bulan terakhir Batuk Pilek 70%

 Lansia menderita Hipertensi 50%


 Lansia menderita DM 30%
 Lansia menderita Rematik 20%

 Lansia merokok 30%

 Lansia mengkonsumsi makanan tidak sehat 70%

2. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada lansia
Sehubungan dengan : kurangnya pemantauan dan pelayanan kesehatan pada lansia
Yang dimanifestasikan oleh :

 Lansia menderita Hipertensi 50%

 Lansia menderita DM 30%

 Lansia menderita Rematik 20%

 60% lansia tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia.

 40% lansia tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia secara rutin

31
 50% lansia tidak tahu tentang posyandu lansia

 90% lansia tidak tahu tentang KMS lansia

3.3 Paper and Pencil Tools


Masalah Pentingnya Kemungkinan Peningkatan Total :
masalah untuk perubahan positif terhadap kualitas
dipecahkan : jika diatasi : hidup bila diatasi:
1, rendah 0, tidak ada 0, tidak ada
2, sedang 1, rendah 1, rendah
3, tinggi 2, sedang 2, sedang
3, tinggi 3, tinggi
Pemeliharaan kesehatan 2 3 3 8
tidak efektif
Resiko tinggi terjadinya 3 2 3 8
peningkatan angka
kejadian penyakit
degeneratif pada lansia

32
3.4 Intervensi
SLKI hal (175,72) SIKI hal (487, 65)

Diagnosa TUM TUK Intervensi Keperawatan Evaluasi


Keperawatan
Komunitas
Pemeliharaan Meningkatkan Setelah di lakukan tindakan Observasi : Kriteria evaluasi :
kesehatan tidak kemandirian keperawtaan seama 1 bulan, di -Identifikasi kesiapan dan Pengetahuan masyarakat
efektif masyarakat di agregat harapkan : kemampuan menerima tentang pelayanan kesehatan :
lansia dalam menolong -Menunjukkan perilaku adaptif informasi
dirinya sendiri agar meningkat - Identifikasi faktor-faktor yang Standart Evaluasi :
terhindar dari penyakit - Menunjukkan pemahaman dapat meningkatkan dan -80% persen lansia mampu
degeneratif dan perilaku sehat meningkat menurunka motivasi perilaku menggunakan fasilitas
membantu masyarakat - Kemampuan menjalankan hidup kesehatan
untuk lebih perilaku sehat meningkat bersih dan sehat - 70% lansia didapati
memanfaatkan Terapeutik : pengurangan penyakit batuk
pelayanan kesehatan -Sediakan materi dan media pilek
yang ada di lingkungan pendidikan kesehatan - 50% lansia yang menderita
mereka. - Jadwalkan pendidikan hipertensi dapat terkontrol
kesehatan sesuai kesepakatan dengan baik
- Berikan kesempatan untuk - 30% lansia yang menderita
bertanya DM dapat terkontrol dengan

33
Edukasi : baik.
-Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Resiko tinggi Meningkatkan Setelah dilakukan tindakan 1. Beri penyuluhan tentang -50% persen lansia yang
terjadinya pemantauan pelayanan keperawatan selama satu posyandu lansia menderita hipertensi, hipertinya
peningkatan kesehatan terhadap bulan, diharapkan : 2. Beri penyuluhan tentang dapat terkontrol dengan baik
angka kejadian lansia agar terhindar -Terjadi peningkatan KSM lansia - 30% persen lansia yang
penyakit dari peningkatan pengetahuan lansia terhadap 3. Ajarkan lansia untuk menjaga menderita DM, gula darah dapat
degeneratif penyakit degeneratif posyandu lansia dari 50% ke pola hidup sehat dan bersih terkontrol dengan baik
pada lansia dan membantu 100% guna mengurangi penyakit - 60% lansia mengikuti
masyarakat untuk lebih - Terjadi peningkatan lansia degeneratif posyandu lansia
memanfaatkan yang mengikuti posyandu dari 4. Deteksi kasus penyakit - 40% lansia mengikuti kegiatan
pelayanan kesehatan 40% ke 100% degeneratif pada lansia setiap 3 posyandu lansia secara rutin
yang ada di lingkungan - terjadi peningkatan lansia bulan sekali melalui skrining - 50% lansia yang belum
mereka. yang mengetahui tentang KSM gula darah dan tensi darah mengetahui posyandu lansia
lansia dari 90% ke 100% jadi lebih mengerti

34
3.5 Rencana kerja (POA)
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber dana Media Pj
keperawatan
Pemeliharaan Tum : Penyuluhan Lansia usia Hari : Posyandu Biaya PPT dan Bidan,
kesehatan untuk memelihara pentingnya 60 tahun Sabtu lansia Membeli Proyekto dokter,
tidak efektif kesehatan lansia pemeriksaan keatas Tanggal: makanan : r koordinator
Tuk: bagi kesehatan 20 Maret Rp.50.000 kesehatan
Agar lansia dapat lansia 2022 Air mineral : lansia
memelihara kesehatan Pukul : 10.00 Rp.30.000
sendiri – 10.45 Sumber : dana
dari tim
Resiko tinggi Tum : Penyuluhan Lansia usia Hari : Posyandu Biaya - Bidan,
terjadinya Agar tidak terjadi tentang 60 tahun Sabtu lansia Membeli dokter,
peningkatan peningkatan penyakit pelayanan keatas Tanggal: makanan : koordinator
angka degeneratve pada kesehatan 20 Maret Rp.50.000 kesehatan
kejadian lansia 2022 Air mineral : lansia
penyakit Tuk : Pemeliharaan Pukul : 10.45 Rp.30.000
degeneratif Agar lansia tidak dan pemantauan - selesai Sumber : dana
pada lansia terjangkit penyakit penyakit dari tim
degenerative degeneratif

35
3.6 Implementasi dan Evaluasi
No Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD
DX
1. Sabtu, 20  Melakukan penyuluhan S : Lansia dan masyarakat
Maret 2022 tentang pentingnya mengatakan sudah paham
10.00 WIB pemeriksaan bagi kesehatan mengenai pentingnya
lansia pemeriksaan bagi kesehatan
 Melakukan penyuluhan lansia
tentang pelayanan
kesehatan yang dapat O : Lansia dan masyarakat

dimanfaatkan terlihat sangat antusias dalam


mengikuti penyuluhan
pentingnya pemeriksaan bagi
kesehatan lansia

A : Kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya
pemeriksaan bagi kesehatan
lansia

P : Lakukan pemantauan
selama 1 bulan adanya
peningkatan lansia tentang
pentingnya pemeriksaan bagi
kesehatan lansia

2. Sabtu,  Melakukan penyuluhan S : Masyarakat dan lansia


20 Maret tentang pelayanan kesehatan mengatakan sudah paham
2022 dan program kesehatan lansia mengenai tentang layanan
10.45 WIB  Melakukan Pemeliharaan dan kesehatan dan program
pemantauan penyakit kesehatan lansia
degeneratif
O : Masyarakat dan lansia
terlihat sangat antusias dalam

36
mengikuti penyuluhan dan
melakukan pemeliharaan
kesehatan

A : Kurangnya pengetahuan
tentang factor risiko
timbulnya penyakit jika tidak
menjaga kesehatannya dan
mematuhi program kesehatan
lansia

P : Lakukan pemantauan
selama 1 bulan adanya
peningkatan kesehatan lansia

37
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat
perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat
hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan
aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Oleh sebab itu pentingnya keluarga untuk memantau kesehatan lansia dan
melakukan pemeriksaan rutin untuk membantu mendeteksi penyakit degeratif yang
diderita oleh lansia

4.2 Saran
Dalam proses pembelajaran hendaknya mahasiswa tidak hanya memahami peran
perawat di area rumah sakit namun juga harus berperan di area lingkungan masyarakat
atau komunitas. Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan para pembaca
mengetahui konsep pembelajaran komunitas pada kelompok khusus ibu hamil secara
tepat sebelum nantinya terjun ke masyarakat.

38
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta
: EGC

Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC

Muhith, Abdul , 2016. Pendidikan keperawatan gerontic, edisi 1, yokyakarta : ANDI


OFFFSET

Tim pokja SDKI DPP PPNI,2017,SDKI, Jakarta : DPP PPNI

Tim pokja SLKI DPP PPNI,2017,SDKI, Jakarta : DPP PPNI

Tim pokja SIKI DPP PPNI,2017,SDKI, Jakarta : DPP PPNI

39
LAMPIRAN TABULASI
1. Data demografi
a. Struktur keluarga
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Jenis Kelamin                        
1 Laki-laki 2 3 2 1 1 1 4 2 1 1 18 45%
Perempuan 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 22 55%
40 100%

Usia                        
1-10 tahun 1       1 1         3 8%
11-20 tahun   1 2 1     2 1 1 1 9 23%
21-30 tahun 2 1   1 2 2   2 1 1 12 30%
2 31-40 tahun     1       1       2 5%
41-50 tahun   1 1       1       3 8%
51-60 tahun   1                 1 3%
61-70 tahun 1     1 1 1 1 1 1 1 8 20%
>70 tahun   1 1               2 5%
40 100%

Agama                        
3 Islam 4 5 5 3 4 4 5 4 3 3 40 100%
Kristen                     0 0%
40 100%

4 Pendidikan                        
S1 2       2   3 3     10 25%
SD   3 2 1   1     1   8 20%
SMP 1 1 1     1 2   1 1 8 20%
SMA   1 2 2 1 1   1 1 2 11 28%

40
PAUD 1       1 1         3 8%
40 100%

Pekerjaan                        
Tidak bekerja 1 1 1 1 1 1     1 1 8 20%
Petani   1       1         2 5%
Buruh/serabutan                 1 1 2 5%
5 Ibu rumah tangga   1 1 1   1     1 1 6 15%
Pelajar 1 2 2   1 1 1 1     9 23%
Wiraswasta     1 1 1 1         4 10%
Guru/PNS 2       1   2 2     7 18%
Pensiun             1 1     2 5%
40 100%

b. Ekonomi
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penghasilan                        
<500.000                     0 0%
1
500.000-1.000.000   1   1   1     1 1 5 50%
>1.000.000 1   1   1   1 1     5 50%
10 100%

Tabungan                        
2 Ada   1   1   1 1 1     5 50%
Tidak ada 1   1   1       1 1 5 50%
10 100%

2. Kondisi Kesehatan Umum


a. Pelayanan kesehatan
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0

41
Pelayanan kesehatan
                       
terdekat
1 Rumah sakit             1 1     2 20%
Puskesmas 1   1 1 1 1         5 50%
Dokter/perawat/bidan   1             1 1 3 30%
10 100%

Kebiasaan minta
                       
tolong saat sakit
2 Rumah sakit             1 1     2 20%
Puskesmas 1   1 1 1 1         5 50%
Dokter/perawat/bidan   1             1 1 3 30%
10 100%

Kebiasaan sebelun ke
                       
pelayanan kesehatan
3 Beli obat bebas 1   1 1   1     1   5 50%
Jamu   1     1         1 3 30%
Lain-lain             1 1     2 20%
10 100%

Sumber dana
                       
kesehatan
Askes 1   1 1 1 1     1 1 7 70%
4
Tabungan   1         1 1     3 30%
Dana sehat                     0 0%
Lain-lain                     0 0%
10 100%

Sarana transportasi                        
Jalan kaki                     0 0%
5
Becak                     0 0%
Angkot                     0 0%

42
Kendaraan pribadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%

Jarak rumah ke
                       
pelayanan kesehatan
<1 km     1               1 10%
6
1-2 km   1         1 1 1   4 40%
2-5 km 1       1 1       1 4 40%
>5 km       1             1 10%
10 100%

b. Masalah kesehatan
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penyakit yang di
derita 6 bulan                        
terakhir
DBD                     0 0%
1
Batuk pilek 1   1 1 1 1     1 1 7 70%
TBC   1         1 1     3 30%
Asma                     0 0%
Lain-lain                     0 0%
10 100%

Upaya pengobatan
                       
yang telah dilakukan
Dibiarkan saja 1 1   1   1     1 1 6 60%
2 Diobati sendiri     1   1           2 20%
Dibawa ke pelayanan
            1 1     2 20%
kesehatan
Dibawa ke alternatif                     0 0%

43
10 100%

Anggota keluarga
                       
yang merokok
3 Ayah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 63%
Anak   1       2         3 19%
Lansia   1       1 1       3 19%
16 100%

3. Kesehatan jiwa
Jumlah per KK
Persentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Riwayat gangguan
                       
jiwa di masa lalu
1
Ada                     0 0%
Tidak ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%

4. Lansia
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penyakit lansia                        
Hipertensi 1   1   1 1 1       5 50%
1
Diabetus melitus   1           1 1   3 30%
Rematik       1           1 2 20%
10 100%

Rencana pengobatan                        
Pelayanan kesehatan   1 1 1     1 1     5 50%
2
Dukun                     0 0%
Dibobati sendiri 1       1 1     1 1 5 50%

44
Tidak diobati                     0 0%
10 100%

Penggunaan waktu
                       
senggang
Berkebun/Pekerjaan
3 1 1             1 1 4 40%
rumah
Senam     1     1 1 1     4 40%
Jalan-jalan       1 1           2 20%
10 100%

Posyandu lansia                        
4 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak                     0 0%
10 100%

Kepatuhan ikut
                       
posyandu lansia
5 Patuh                     0 0%
Kadang-kadang     1     1 1 1     4 40%
Tidak patuh 1 1   1 1       1 1 6 60%
10 100%

Alasan tidak ikut


                       
posyandu lansia
6 Tidak tahu 1 1   1 1       1   5 50%
Tidak mau                   1 1 10%
Lain-lain     1     1 1 1     4 40%
10 100%

KMS lansia                        
7 Ya                     0 0%
Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%

45
10 100%

Alasan tidak
                       
memiliki KMS lansia
Tidak tahu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
8
Tidak perlu                     0 0%
Tidak ada sarana                     0 0%
Lain-lain                     0 0%
10 100%

Perilaku hidup tidak


                       
sehat lansia
Merokok   1       1 1       3 30%
9 Minuman keras                     0 0%
Konsumsi makanan
1   1 1 1     1 1 1 7 70%
tertentu
Tidak mandi                     0 0%
10 100%

Indeks KATZ lansia                        


A 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
B                        
C                        
10
D                        
E                        
F                        
G                        
10 100%

SPMSQ                        
Salah 0-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
11
Salah 4-5                     0 0%
Salah 6-8                     0 0%

46
Salah 9-10                     0 0%
10 100%

MMSE                        
Hasil 24-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
12
Hasil 18-23                     0 0%
Hasil 0-17                     0 0%
10 100%

Inventaris DEPRESI
                       
BECK
Nilai 0-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
13
Nilai 5-7                     0 0%
Nilai 8-15                     0 0%
Nilai 16+                     0 0%
                        10 100%

4. Data subsistem
a. Lingkungan fisik
(perumahan)
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Status kepemilikan                        
Sewa   1           1     2 20%
1
Numpang                     0 0%
Milik sendiri 1   1 1 1 1 1   1 1 8 80%
10 100%

Tipe rumah                        
Permanen 1   1 1 1 1 1   1 1 8 80%
2
Semi permanen   1           1     2 20%
Tidak permanen                     0 0%

47
10 100%

Jenis lantai                        
Tanah                     0 0%
3 Papan                     0 0%
Tegel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Semen                     0 0%
10 100%

Pencahayaan                        
Terang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
4
Remang-remang                     0 0%
Gelap                     0 0%
10 100%

Ventilasi                        
5 Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak ada                     0 0%
10 100%

b. Kebersihan rumah
Jumlah per KK  
Presentas
No Kriteria 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9   e
0
Membersihkan
                       
rumah dalam sehari
1 kali                     0 0%
1
2 kali   1   1 1 1 1 1 1 1 8 80%
>2 kali                     0 0%
Tidak teratur 1   1               2 20%
10 100%

2 Membersihkan                        
tempat penampungan

48
air
Tiap hari                     0 0%
Sebulan sekali   1   1     1     1 4 40%
Seminggu sekali               1 1   2 20%
Tidak tentu 1   1   1 1         4 40%
10 100%

c. Sumber air
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Sumber air
                       
masak/minum
1 PAM 1   1               2 20%
Sumur   1   1 1 1 1 1 1 1 8 80%
Air mineral                     0 0%
10 100%

Sumber air
                       
mandi/mencuci
PAM 1   1               2 20%
2
Sumur   1   1 1 1 1 1 1 1 8 80%
Sungai                     0 0%
Lain-lain                     0 0%
10 100%

d. Pembuangan sampah
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Lokasi pembuangan
                       
sampah
1
Sungai                     0 0%
Ditimbun                     0 0%

49
Dibakar                     0 0%
Disembarang tempat                     0 0%
Lain-lain 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%

Penampungan
                       
sampah sementara
2
Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak ada                     0 0%
10 100%

e. Jamban
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Kebiasaan buang air                        
Jamban/WC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
1
Sungai                     0 0%
Sembarang                     0 0%
10 100%

50

Anda mungkin juga menyukai