Disusun Oleh :
1. Raindy
2. Arrafi
3. Dwi
4. Puja
5. Mila Ulfaiza (20181660086)
6. Galuh
S1 KEPERAWATAN
2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb. Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
Lagi Maha Penyayang. Tak lupa memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Askep pada kelompok khusus lansia ini.
Tujuan kami membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas II dan menginformasikan kepada pembaca mengenai Askep pada kelompok
khusus lansia. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.5. Manfaat........................................................................................................................3
3.1 Pengkajian.................................................................................................................15
3.4 Intervensi...................................................................................................................31
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................36
4.1 Kesimpulan................................................................................................................36
4.2 Saran..........................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................37
LAMPIRAN TABULASI........................................................................................................38
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat
sakit “ atau kesehatan tersebut.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus
yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara
keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar,
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas
menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
1
melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk
ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,
keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di
sekolah. Dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat
untuk seluruh pelajar dan lingkungan sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang
berarti untuk civitas akademika sendiri.
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam
perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam
identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah
kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan
kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus
pada peningkatan harapan dan kualitas hidup.
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks
terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan
peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah
masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat
semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah,
terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia.
Hal ini karena pada usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial
ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita
gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan
struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk lansia
mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18% diantaranya
sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85%
2
dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah
kesehatan.
1.5. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
3
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak
dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang. Menua adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara
normal, ketahanan terhadap injuri termasuk adanya infeksi (Paris Contantinides,
1994).
Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:
young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85
tahun).
5
Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih
dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun
(old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998 : Lansia adalah seseorang
yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
Pengertian Lansia Menurut WHO : Lansia adalah pria dan wanita yang telah
mencapai usia 60-74 tahun.
Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM : Seseorang dikatakan masuk usia lansia
jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.
6
Hal ini menjadi penting dalam mewujudkan kebahagiaan keluarga. Perkawinan
mempunyai kontribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang berlangsung dari
pasangan. Contoh : mitos tentang aseksualitas
4) Penyesuaian terhadap kehilangan pasangan
Tugas perkembangan ini secara umum:tugas yang pali traumatis. Lansia
menyadari bahwa kematian adalah bagian dari kehidupan normal, tetapi
kesadaran akan kematian tidak ada. Hal ini akan berdampak pada reorganisasi
fungsi keluarga secara total.
5) Pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi
Ada kecenderungan lansia untuk menjauhkan diri dari hub.sosial, namun
keluarga menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama dukungan sosial.
7
4. System penglihatan
a. Timbul sklerisis pada sfinter pupil dan hilangnya respon terhadap sinar.
b. Kornea lebih berbentuk seperti bola ( sferis)
c. Lensa lebih suram (keruh) dapat menyebabkan katarak.
d. Meningkatnya ambang.
e. Pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat
dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap.
f. Hilangnya daya akomodasi.
g. Menurunya lapang pandang dan menurunya daya untuk membedakan antara
warna biru dengan warna hijau pada skala pemeriksaan.
5. System kardiovaskuler.
a. Elastisitas dinding aorta menurun.
b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap jantung sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini memyebabkan menurunya kontraksi dan
volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah
perifer untuk oksigenasi, sering terjadi postural hipotensi.
e. Tekanan darah meningkat diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
pembuluh darah perifer.
6. System pengaturan suhu tubuh
a. Suhu tubuh menurun ( hipotermia) secara fisiologis. Hal ini diakibatkan oleh
metabolisme yang menurun.
b. Keterbatasan reflek mengigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang
banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas ototo.
7. Sistem pernapasan
a. Otot – otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b. Menurunya aktivitas dari silia.
c. Paru – paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat.
d. Menarik napas lebih berat, kapasitas maksimum menurun, dan kedalaman
bernapas menurun.
e. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada
arteri menurun menjadi 75mmhg. Kemampuan untuk batuk berkurang dan
penurunan kekuatan otot pernapasan.
8
8. System gastrointestinal
a. Kehilangan gigi, indera pengecapan mengalami penurunan.
b. Esophagus melebar.
c. Sensitivitas akan rasa lapar menurun.
d. Produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun.
e. Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.
f. Fungsi absorsi menurun.
g. Hati semakin mengecil dan menurunya tempat menyimpan.
h. Berkurangnya suplai aliran darah.
9. System genetalia
a. Ginjal mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah keginjal menurun
hingga 50%, fungsi tubulus berkurang (berakibat pada penurunan kemmapuan
ginjal untuk mengonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, protein urine
menurun, BUN meningkat, nilai ambang ginjalterhadap glukosa meningkat.
b. Otot- otot kandung kemih (vesika urinaria) melemah kapasitasnya menurun
hingga hingga 200ml dan menyebabkan frekuansi BAK meningkat, kandung
kemih dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.
c. Pria dengan usia 65th keatas sebagian besar mengalami pembesaran prostat
hingga 75% dari besar normalnya.
10. System endokrin.
Menurunya produksi ACTH, TSH, FSH,dan LH, aktivitas tiroid, basal metabolic
rate (BMR), daya pertukaran gas, produksi aldosterone, serta sekresi hormone
kelamin seperti progesterone, estrogen dan tetstoteron.
11. Sitem integument.
a. Kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b. Permukaan kulit kasar dan bersisik.
c. Menurunya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun.
d. Kulit kepala dan rambut menipis serta berwarna kelabu.
e. Rambut dalam hidung dan telinga menebal.
f. Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan vaskularisasi.
g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi mengeras dan rapuh, kuku
jari tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.
h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.
i. Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.
9
12. System musculoskeletal
a. Tulang kehilangan kepadatan (density) dan semkain rapuh.
b. Kifosis.
c. Persendian membesar dan menjadi kaku.
d. Tendon mengkerut dan mengalami sclerosis.
e. Atropi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot-otot kram
dan mejadi tremor.
a. Demensia
Demensia adalah gangguan intelektual/ daya ingat yang umumnya progresif dan
ireversibel. Biasanya terjadi pada usia > 65 tahun. Faktor resiko yang sering
menyebabkan lanjut usia terkena demensia adalah : usia, riwayat keluarga, jenis
kelamin perempuan. Demensia merupakan suatu penyakit degeneratif primer pada
susunan sistem saraf pusat dan merupakan penyakit vaskuler.
Kriteria derajat demensia :
Ringan : walaupun terdapat gangguan berat daya kerja dan aktivitas sosial,
b. Depresi
Gangguan depresi merupakan hal yang terpenting dalam problem lansia. Usia
bukan merupakan faktor untuk menjadi depresi tetapi suatu keadaan penyakit
medis kronis dan masalah-masalah yang dihadapi lansia yang membuat mereka
depresi.
Gejala depresi pada lansia, yaitu :
Gejala utama :
- Afek depresi
- Kehilangan minat
- Berkurangnya energi (mudah lelah)
10
Gejala lain :
- Konsentrasi dan perhatian berkurang
- Kurang percaya diri
- Sering merasa bersalah
- Pesimis
- Ide bunuh diri
- Gangguan pada tidur
- Gangguan nafsu makan
Berdasarkan gejala di atas, depresi pada lansia dapat dibedakan beberapa bentuk
berdasarkan berat ringannya :
Depresi ringan : 2 gejala utama + 2 gejala lain+ aktivitas tidak terganggu.
Depresi sedang : 2 gejala utama + 3 gejala lain+ aktivitas agak terganggu.
Depresi berat : 3 gejala utama + 4 gejala lain+ aktivitas sangat terganggu.
c. Skizofrenia
Wanita lebih sering menderita skizofrenia lambat dibanding pria. Perbedaan onset
lambat dengan awal adalah adanya skizofrenia paranoid pada tipe onset yang
lambat.
11
- Waham yang menetap
Adanya gejala-gejala khas tersebut di atas berlangsung selama kurun waktu satu
bulan atau lebih. Terapi dapat diberikan obat anti psikotik seperti haloperidol,
chlorpromazine, dengan pemberian dosis yang lebih kecil.
d. Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah berupa gangguan panik, fobia, gangguan
obsesif konfulsif, gangguan kecemasan umum, gangguan stres akut, gangguan
stres pasca traumatik. Onset awal gangguan panik pada lansia adalah jarang, tetapi
dapat terjadi. Tanda dan gejala fobia pada lansia kurang serius daripada dewasa
muda, tetapi efeknya sama, jika tidak lebih, menimbulkan debilitasi pada pasien
lanjut usia. Teori eksistensial menjelaskan kecemasan tidak terdapat stimulus yang
dapat diidentifikasi secara spesifik bagi perasaan yang cemas secara kronis.
Kecemasan yang tersering pada lansia adalah tentang kematiannya. Orang
mungkin menghadapi pikiran kematian dengan rasa putus asa dan kecemasan,
bukan dengan ketenangan hati dan rasa integritas (“Erik Erikson”). Kerapuhan
sistem saraf anotomik yang berperan dalam perkembangan kecemasan setelah
suatu stressor yang berat.
Gangguan stres lebih sering pada lansia terutama jenis stres pasca
traumatik karena pada lansia akan mudah terbentuk suatu cacat fisik. Terapi dapat
disesuaikan secara individu tergantung beratnya dan dapat diberikan obat anti
anxietas seperti : hydroxyzine, Buspirone.
12
terdapat penyakit demensia yang kronis seperti ensefalopati wernicke dan
sindroma korsakof.
f. Gangguan Tidur
Usia lanjut adalah faktor tunggal yang paling sering berhubungan dengan
peningkatan prevalensi gangguan tidur. Fenomena yang sering dikeluhkan lansia
daripada usia dewasa muda adalah :
- Gangguan tidur,
- Ngantuk siang hari,
- Tidur sejenak di siang hari,
- Pemakaian obat hipnotik.
13
Ada pandangan bahwa lansia pada umumnya:
Konservaatif
Tidak kreatif
Menolak inovasi
Berorientasi ke masa silam
Merindukan masa lalu
Kembali ke masa kanak-kanak
Susah menerima ide baru
Susah berubah
Keras kepala
Cerewet
Faktanya : tidak semua lansia bersikap, berfikiran, dan berperilaku demikian.
2. Mitos berpenyakit dan kemunduran
Lansia sering kali dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang
disertai dengan berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai
proses menua (lansia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran)
Faktanya : memang proses menua disertai dengan menurunnya daya tahan
tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, saat ini
telah banyak penyakit yang dapat dikontrol dan diobati.
3. Mitos senilitas
Lansia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh adanya
kerusakan sel otak.
Faktanya: banyak lansia yang masih tetap sehat dan segar bugar, daya
pikirnya masih jernih dan cenderung cemerlang, bnyak cara untuk menyesuaikan
diri terhadap perubahan daya ingat.
4. Mitos ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif, bahkan menjadi
beban keluarganya. Lansia dipandang sebagai masa usia yang tidak produktif,
bahkan menjadi beban keluarganya.
Faktanya: tidak demikian, banyak individu yang mencapai kebenaran,
kematangan, kemantapan, serta produktifitas mental dan material dimas lanjut
usia.
5. Mitos asektualitas
14
Ada pandangan bahwa pada lansia, minat, dorongan, gairah, kebutuhan,
dan daya seks menurun.
Faktanya: kehidupan seks pada lansia berlangsung normal, dan frekuensi
hubungan seksual menurun sejalan meningkatnya usia, tetapi masih tetap tinggi.
6. Mitos tidak jatuh cinta
Lansia sudah tidak lagi jatuh cinta, tidak tertarik atau bergairah kepada
lkawan jenis.
Faktanya: perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa,
perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lansia.
7. Mitos kedamaian dn ketenangan
Lansia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa
muda dan dewasanya. Badai dan berbagai goncangan kehidupan seakan-akan
telah berhasil dilewatinya.
Faktanya: Lansia sering ditemukan stres karena kemiskinan dan berbagai
keluhan serta penderitaan karena penyakit, kecemasan, kekhawatiran, depresi,
paranoid, dan psikotik.
15
BAB III
Jenis Kelamin
16
Usia
Agama
Pendidikan
17
Total 40 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebagian besar penduduk
berpendidikan S1 sebanyak 10 orang (25%), SD sebanyak 8 orang (20%), SMP
sebanyak 8 orang (20%), SMA sebanyak 11 orang (28%) dan PAUD sebanyak 3
orang (8%).
Pekerjaan
B. Ekonomi
Penghasilan
18
Tabungan
19
3 Lain-lain 2 20%
Total 10 100 %
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 50% membeli obat bebas,
30% mengkonsumsi jamu dan 20% melakukan pengobatan lain sebelum ke pelayanan
kesehatan
Sarana Transportasi
20
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data jarak rumah ke pelayanan kesehatan
diantaranya <1km sebanyak 10%, 1-2km sebanyak 40%, 2-5km sebanyak 40% dan
>5km sebanyak 10%
B. Masalah Kesehatan
21
Berdasarkan tabel diatas didapatkan anggota keluarga yang merokok adalah
ayah sebanyak 10 orang (63%), anak sebanyak 3 orang (19%) dan lansia yang
merokok sebanyak 3 orang (18%)
4. Lansia
Rencana pengobatan
22
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data rencana pengobatan sebanyak 50%
mengunjungi pelayanan kesehatan dan sebanyak 50% mengobati sendiri dirumah
Posyandu lansia
23
Alasan tidak ikut posyandu lansia
KMS lansia
24
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data 3 lansia (30%) merokok dan 7 lansia
(70%) mengkonsumsi makanan tidak sehat
SPMSQ
MMSE
25
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 10 lansia (100%)
tidak memiliki gangguan kognitif dibuktikan dengan hasil MMSE
5. Data Subsistem
A. Lingkungan Fisik (Perumahan)
Status Kepemilikan
Tipe Rumah
26
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data dari 10 KK sebanyak 80% memiliki
rumah permanen, dan 20% memiliki rumah tipe semi permanen
Jenis Lantai
Pencahayaan
Ventilasi
27
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
ventilasi yang baik
B. Kebersihan Rumah
C. Sumber Air
28
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa sebanyak 8 rumah (80%)
menggunakan sumber air masak/ minum di sumur dan 2 rumah (20%) menggunakan
air PAM
D. Pembuangan Sampah
29
No Kriteria Jumlah Presentase
1 Ada 10 100%
2 Tidak Ada 0 0%
Total 10 100%
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data sebanyak 10 rumah (100%) memiliki
tempat penampungan sementara
E. Jamban
30
60% lansia tidak mengikuti kegiatan
posyandu lansia.
40% lansia tidak mengikuti kegiatan
secara rutin
50% lansia tidak tahu tentang posyandu
lansia
90% lansia tidak tahu tentang KMS lansia
2. Resiko tinggi terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit degeneratif pada lansia
Sehubungan dengan : kurangnya pemantauan dan pelayanan kesehatan pada lansia
Yang dimanifestasikan oleh :
31
50% lansia tidak tahu tentang posyandu lansia
32
3.4 Intervensi
SLKI hal (175,72) SIKI hal (487, 65)
33
Edukasi : baik.
-Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih
dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
Resiko tinggi Meningkatkan Setelah dilakukan tindakan 1. Beri penyuluhan tentang -50% persen lansia yang
terjadinya pemantauan pelayanan keperawatan selama satu posyandu lansia menderita hipertensi, hipertinya
peningkatan kesehatan terhadap bulan, diharapkan : 2. Beri penyuluhan tentang dapat terkontrol dengan baik
angka kejadian lansia agar terhindar -Terjadi peningkatan KSM lansia - 30% persen lansia yang
penyakit dari peningkatan pengetahuan lansia terhadap 3. Ajarkan lansia untuk menjaga menderita DM, gula darah dapat
degeneratif penyakit degeneratif posyandu lansia dari 50% ke pola hidup sehat dan bersih terkontrol dengan baik
pada lansia dan membantu 100% guna mengurangi penyakit - 60% lansia mengikuti
masyarakat untuk lebih - Terjadi peningkatan lansia degeneratif posyandu lansia
memanfaatkan yang mengikuti posyandu dari 4. Deteksi kasus penyakit - 40% lansia mengikuti kegiatan
pelayanan kesehatan 40% ke 100% degeneratif pada lansia setiap 3 posyandu lansia secara rutin
yang ada di lingkungan - terjadi peningkatan lansia bulan sekali melalui skrining - 50% lansia yang belum
mereka. yang mengetahui tentang KSM gula darah dan tensi darah mengetahui posyandu lansia
lansia dari 90% ke 100% jadi lebih mengerti
34
3.5 Rencana kerja (POA)
Masalah Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber dana Media Pj
keperawatan
Pemeliharaan Tum : Penyuluhan Lansia usia Hari : Posyandu Biaya PPT dan Bidan,
kesehatan untuk memelihara pentingnya 60 tahun Sabtu lansia Membeli Proyekto dokter,
tidak efektif kesehatan lansia pemeriksaan keatas Tanggal: makanan : r koordinator
Tuk: bagi kesehatan 20 Maret Rp.50.000 kesehatan
Agar lansia dapat lansia 2022 Air mineral : lansia
memelihara kesehatan Pukul : 10.00 Rp.30.000
sendiri – 10.45 Sumber : dana
dari tim
Resiko tinggi Tum : Penyuluhan Lansia usia Hari : Posyandu Biaya - Bidan,
terjadinya Agar tidak terjadi tentang 60 tahun Sabtu lansia Membeli dokter,
peningkatan peningkatan penyakit pelayanan keatas Tanggal: makanan : koordinator
angka degeneratve pada kesehatan 20 Maret Rp.50.000 kesehatan
kejadian lansia 2022 Air mineral : lansia
penyakit Tuk : Pemeliharaan Pukul : 10.45 Rp.30.000
degeneratif Agar lansia tidak dan pemantauan - selesai Sumber : dana
pada lansia terjangkit penyakit penyakit dari tim
degenerative degeneratif
35
3.6 Implementasi dan Evaluasi
No Hari/Tgl/Jam Implementasi Evaluasi TTD
DX
1. Sabtu, 20 Melakukan penyuluhan S : Lansia dan masyarakat
Maret 2022 tentang pentingnya mengatakan sudah paham
10.00 WIB pemeriksaan bagi kesehatan mengenai pentingnya
lansia pemeriksaan bagi kesehatan
Melakukan penyuluhan lansia
tentang pelayanan
kesehatan yang dapat O : Lansia dan masyarakat
A : Kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya
pemeriksaan bagi kesehatan
lansia
P : Lakukan pemantauan
selama 1 bulan adanya
peningkatan lansia tentang
pentingnya pemeriksaan bagi
kesehatan lansia
36
mengikuti penyuluhan dan
melakukan pemeliharaan
kesehatan
A : Kurangnya pengetahuan
tentang factor risiko
timbulnya penyakit jika tidak
menjaga kesehatannya dan
mematuhi program kesehatan
lansia
P : Lakukan pemantauan
selama 1 bulan adanya
peningkatan kesehatan lansia
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis,
fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan memberikan pengaruh pada seluruh aspek
kehidupan, termasuk kesehatanya, oleh karena itu kesehatan lansia perlu mendapat
perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat
hidup secara produktif sesuai dengan kemampuanya sehingga dapat ikut serta berperan
aktif dalam pembangunan (Mubarak, 2006).
Oleh sebab itu pentingnya keluarga untuk memantau kesehatan lansia dan
melakukan pemeriksaan rutin untuk membantu mendeteksi penyakit degeratif yang
diderita oleh lansia
4.2 Saran
Dalam proses pembelajaran hendaknya mahasiswa tidak hanya memahami peran
perawat di area rumah sakit namun juga harus berperan di area lingkungan masyarakat
atau komunitas. Dengan terselesaikannya makalah ini diharapkan para pembaca
mengetahui konsep pembelajaran komunitas pada kelompok khusus ibu hamil secara
tepat sebelum nantinya terjun ke masyarakat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Carpenito, L. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Edisi ke-6. Jakarta
: EGC
Leeckenotte, Annete Glesler. 1997. Pengkajian Gerontologi, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik, Edisi ke-2. Jakarta : EGC
39
LAMPIRAN TABULASI
1. Data demografi
a. Struktur keluarga
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Jenis Kelamin
1 Laki-laki 2 3 2 1 1 1 4 2 1 1 18 45%
Perempuan 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 22 55%
40 100%
Usia
1-10 tahun 1 1 1 3 8%
11-20 tahun 1 2 1 2 1 1 1 9 23%
21-30 tahun 2 1 1 2 2 2 1 1 12 30%
2 31-40 tahun 1 1 2 5%
41-50 tahun 1 1 1 3 8%
51-60 tahun 1 1 3%
61-70 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 8 20%
>70 tahun 1 1 2 5%
40 100%
Agama
3 Islam 4 5 5 3 4 4 5 4 3 3 40 100%
Kristen 0 0%
40 100%
4 Pendidikan
S1 2 2 3 3 10 25%
SD 3 2 1 1 1 8 20%
SMP 1 1 1 1 2 1 1 8 20%
SMA 1 2 2 1 1 1 1 2 11 28%
40
PAUD 1 1 1 3 8%
40 100%
Pekerjaan
Tidak bekerja 1 1 1 1 1 1 1 1 8 20%
Petani 1 1 2 5%
Buruh/serabutan 1 1 2 5%
5 Ibu rumah tangga 1 1 1 1 1 1 6 15%
Pelajar 1 2 2 1 1 1 1 9 23%
Wiraswasta 1 1 1 1 4 10%
Guru/PNS 2 1 2 2 7 18%
Pensiun 1 1 2 5%
40 100%
b. Ekonomi
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penghasilan
<500.000 0 0%
1
500.000-1.000.000 1 1 1 1 1 5 50%
>1.000.000 1 1 1 1 1 5 50%
10 100%
Tabungan
2 Ada 1 1 1 1 1 5 50%
Tidak ada 1 1 1 1 1 5 50%
10 100%
41
Pelayanan kesehatan
terdekat
1 Rumah sakit 1 1 2 20%
Puskesmas 1 1 1 1 1 5 50%
Dokter/perawat/bidan 1 1 1 3 30%
10 100%
Kebiasaan minta
tolong saat sakit
2 Rumah sakit 1 1 2 20%
Puskesmas 1 1 1 1 1 5 50%
Dokter/perawat/bidan 1 1 1 3 30%
10 100%
Kebiasaan sebelun ke
pelayanan kesehatan
3 Beli obat bebas 1 1 1 1 1 5 50%
Jamu 1 1 1 3 30%
Lain-lain 1 1 2 20%
10 100%
Sumber dana
kesehatan
Askes 1 1 1 1 1 1 1 7 70%
4
Tabungan 1 1 1 3 30%
Dana sehat 0 0%
Lain-lain 0 0%
10 100%
Sarana transportasi
Jalan kaki 0 0%
5
Becak 0 0%
Angkot 0 0%
42
Kendaraan pribadi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%
Jarak rumah ke
pelayanan kesehatan
<1 km 1 1 10%
6
1-2 km 1 1 1 1 4 40%
2-5 km 1 1 1 1 4 40%
>5 km 1 1 10%
10 100%
b. Masalah kesehatan
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penyakit yang di
derita 6 bulan
terakhir
DBD 0 0%
1
Batuk pilek 1 1 1 1 1 1 1 7 70%
TBC 1 1 1 3 30%
Asma 0 0%
Lain-lain 0 0%
10 100%
Upaya pengobatan
yang telah dilakukan
Dibiarkan saja 1 1 1 1 1 1 6 60%
2 Diobati sendiri 1 1 2 20%
Dibawa ke pelayanan
1 1 2 20%
kesehatan
Dibawa ke alternatif 0 0%
43
10 100%
Anggota keluarga
yang merokok
3 Ayah 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 63%
Anak 1 2 3 19%
Lansia 1 1 1 3 19%
16 100%
3. Kesehatan jiwa
Jumlah per KK
Persentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Riwayat gangguan
jiwa di masa lalu
1
Ada 0 0%
Tidak ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%
4. Lansia
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Penyakit lansia
Hipertensi 1 1 1 1 1 5 50%
1
Diabetus melitus 1 1 1 3 30%
Rematik 1 1 2 20%
10 100%
Rencana pengobatan
Pelayanan kesehatan 1 1 1 1 1 5 50%
2
Dukun 0 0%
Dibobati sendiri 1 1 1 1 1 5 50%
44
Tidak diobati 0 0%
10 100%
Penggunaan waktu
senggang
Berkebun/Pekerjaan
3 1 1 1 1 4 40%
rumah
Senam 1 1 1 1 4 40%
Jalan-jalan 1 1 2 20%
10 100%
Posyandu lansia
4 Ya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak 0 0%
10 100%
Kepatuhan ikut
posyandu lansia
5 Patuh 0 0%
Kadang-kadang 1 1 1 1 4 40%
Tidak patuh 1 1 1 1 1 1 6 60%
10 100%
KMS lansia
7 Ya 0 0%
Tidak 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
45
10 100%
Alasan tidak
memiliki KMS lansia
Tidak tahu 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
8
Tidak perlu 0 0%
Tidak ada sarana 0 0%
Lain-lain 0 0%
10 100%
SPMSQ
Salah 0-3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
11
Salah 4-5 0 0%
Salah 6-8 0 0%
46
Salah 9-10 0 0%
10 100%
MMSE
Hasil 24-30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
12
Hasil 18-23 0 0%
Hasil 0-17 0 0%
10 100%
Inventaris DEPRESI
BECK
Nilai 0-4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
13
Nilai 5-7 0 0%
Nilai 8-15 0 0%
Nilai 16+ 0 0%
10 100%
4. Data subsistem
a. Lingkungan fisik
(perumahan)
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Status kepemilikan
Sewa 1 1 2 20%
1
Numpang 0 0%
Milik sendiri 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80%
10 100%
Tipe rumah
Permanen 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80%
2
Semi permanen 1 1 2 20%
Tidak permanen 0 0%
47
10 100%
Jenis lantai
Tanah 0 0%
3 Papan 0 0%
Tegel 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Semen 0 0%
10 100%
Pencahayaan
Terang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
4
Remang-remang 0 0%
Gelap 0 0%
10 100%
Ventilasi
5 Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak ada 0 0%
10 100%
b. Kebersihan rumah
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Membersihkan
rumah dalam sehari
1 kali 0 0%
1
2 kali 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80%
>2 kali 0 0%
Tidak teratur 1 1 2 20%
10 100%
2 Membersihkan
tempat penampungan
48
air
Tiap hari 0 0%
Sebulan sekali 1 1 1 1 4 40%
Seminggu sekali 1 1 2 20%
Tidak tentu 1 1 1 1 4 40%
10 100%
c. Sumber air
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Sumber air
masak/minum
1 PAM 1 1 2 20%
Sumur 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80%
Air mineral 0 0%
10 100%
Sumber air
mandi/mencuci
PAM 1 1 2 20%
2
Sumur 1 1 1 1 1 1 1 1 8 80%
Sungai 0 0%
Lain-lain 0 0%
10 100%
d. Pembuangan sampah
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Lokasi pembuangan
sampah
1
Sungai 0 0%
Ditimbun 0 0%
49
Dibakar 0 0%
Disembarang tempat 0 0%
Lain-lain 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
10 100%
Penampungan
sampah sementara
2
Ada 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
Tidak ada 0 0%
10 100%
e. Jamban
Jumlah per KK
Presentas
No Kriteria 1 Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 e
0
Kebiasaan buang air
Jamban/WC 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100%
1
Sungai 0 0%
Sembarang 0 0%
10 100%
50