DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 5
Dosen Pengajar:
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Keperawatan Komunitas tepat waktu.
1. Parlindungan Purba, SH, MM, selaku ketua Yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes, selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
3. Taruli Sinaga SP, M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu
Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns. Rinco Siregar, S.Kep, MNS, dosen pengajar yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam menyelesaikan tugas
ini
Serta semua pihak yang telah membantu dalam proses pengajaran dan
pembuatan makalah ini.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan………………………………………………………....,…
2.2 Epidemiologi.............................................................................
2.3 Masalah seputar instabilitas dan jatuh……………………....…..
2.4 Tugas Perkembangan Lansia......................................................
2.5 Permasalahan Yang Timbul Pada Lansia...................................
2.6 Sikap perawat terhadap lansia...................................................
2.7 Peran perawat............................................................................
2.8 Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Komunitas
Lansia.......................................................................................
BAB III Asuhan Keperawatan Komunitas pada lansia: resiko
jatuh………………
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan……………………………………………………….
4.2Saran………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Jatuh sering terjadi atau dialami oleh usia lanjut. Banyak faktor berperan di
dalamnya, baik faktor intrinsic dalam diri lansia tersebut seperti gangguan gaya
berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, sinkope dan
dizzines, serta faktor ekstrinsik seperti lantai yang licin dan tidak rata,
tersandung benda – benda, penglihatan kurang karena cahaya kurang terang,
dan sebagainya.
Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata,
yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk
di lantai / tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran
atau luka ( Reuben, 1996 ).
Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang
kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH
mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi
lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung
oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan
pelayanan dan fasislitas lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada
usia lanjut individu akan mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi
dan spiritual yang mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan
menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak
semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari
populasi penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari, dan 18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas.
Berkaitan dengan kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65
tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas Jenderal Soedirman
memperoleh informasi dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia.
Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus lansia.
2. Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia dengan
masalah yang ada.
3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas kelompok
khusus lansia.
4. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas
pada kelompok khusus lansia.
5. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok khusus lansia.
6. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
2.1 Definisi
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65
dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic dan ahli demografi
memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat terus menigkat sampai
abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005).
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Secara biologis penduduk
lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan,
serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih dipandang
sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan
bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada
yang sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan
secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).
Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu proses
menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi formalnya
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia
pertengahan (middleage) adalah kelompok usia 45-59 tahun, Usia lanjut
(elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun, Usia lanjut (old) adalah kelompok
usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia diatas 90
tahun.
Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus karena
perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia bervariasi
pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan anggota komunitas
yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang telah kehilangan
kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau merusak diri, dan tidak
mampu mebuat keputusan yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.
2.2 Epidemiologi
Data di klinik layanan terpadu usia lanjut RSUPN CM tahun 2000
menunjukkan angka kejadian instabilitas sebesar 15,53% atau 285 kasus.
Di ruang rawat akut geriatri RSUPN CM, pada tahun 2001 tercatat 15
pasien (dari 146 pasien) yang dirawat karena instabilitas dan sering jatuh.
Di ruangan yang sama pada tahun, 1999, 2000 dan 2001 masing-masing
tercatat sebanyak 25 pasien, 31 pasien dan 42 pasien yang dirawat karena
fraktur femur akibat jatuh. Data di Amerika menunjukkan bahwa 35-40%
dari penduduk diatas usia 65 tahun pernah mengalami jatuh setiap
tahunnya.
b. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia
pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
c. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya perawatan
dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan
sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
1. JPKM
JPKM yang merupakan salah satu program pokok perawatan
kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah yang
didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang
terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko
tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada keluarga
secara professional. Tuntutan ini tentunya membangun “ Indonesia
Sehat 2015” yang salah satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan
Kesehatan Masyarakat (JPKM).
2. Posyandu Lansia
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk
masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa
mendapatkan pelayanan kesehatan Posyandu lansia merupakan
pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan
kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program
Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus Semu
Di kelurahan Sidomulyo terdapat lansia (usia >60 tahun) berjumlah 120 orang
yang terdiri dari 50 laki-laki dan 70 perempuan. Kelurahan tersebut terletak di
daerah pegunungan, tipe perumahan mayoritas tidak permanen, jarak antara satu
rumah yang satu dengan lainnya sangat berdekatan dan dinding kayu tidak dicat.
Mayoritas penduduk kelurahan Sidomulyo bekerja sebagai petani. Layanan
kesehatan yang ada hanya puskesmas. Transportasi yang digunakan penduduk
adalah transportasi umum.
Asuhan keperawatan lansia risiko jatuh yang dilakukan di Kelurahan Sidomulyo
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian status
kesehatan lansia risiko jatuh, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Pemberian asuhan keperawatan melibatkan kader
kesehatan, tokoh masyarakat, tim kesehatan, tokoh agama, kelompok pengajian,
pimpinan wilayah setempat.
3.1 Pengkajian
30
25
Ungu :perempuan
20
Abu-abu :laki-laki
15
10
2. Status perkawinan
97% dari lansia kawin, 3% dari lansia belum kawin.
Hindu; 5; 4%
Kristen; 38;
32% Islam Kristen Hindu
Islam; 77;
64%
Auskultasi : Hasil wawancara dengan kepala desa, ketua RW, tidak ada
kegiatan atau organisasi untuk para lansia. Lansia hanya
beraktivitas bercocoktanam seperti yang dilakukan oleh orang
dewasa muda.
Angket :
1. Gangguan Penglihatan 79
2. Gangguan Pengdengaran 32
3. Gangguan Urologi 34
5. Gangguan Mobilisasi 25
Seksualitas:
Laki-Laki 15 35
Perempuan 14 56
60
50
40 Tidak Sekolah
30 SR
SMP
20
SMA
10
0
Pria Wanita
3.1.2.8 Rekreasi
Rekresi yang umunya dilakukan lansiahanya berkebun, mendengarkan
radio, dan menonton televisi. Jarang lansia yang pergi ke pusat kota untuk
mengunjungi mal – mal dan pusat perbelanjaan atau liburan keluarga.
3.2 Analisis Data
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R Siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta: Salemba
Medika
Carpenito Moyet,L.J.2006. BukuSaku Diagnosis Keperawatan.Edisi 10.Jakarta :
EGC
Jeffrey B. Halter,dkk.2009.Hazzard's Geriatric Medicine and Gerontology,
6thEdition. USA: McGraw-Hill Companies
Patricia GauntlettBeare. RN, Phd. 2007.GerontologicalNursing : A Health
Promotion Protection Approach. Jakarta : EGC
Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan
Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC