Disusun Oleh :
1. Adellia Irma Pratiwi (01.2.17.00590)
2. Agnesia Martha Filipus ( 01.2.17.00591)
3. Alif Lusy Wulandari (01.2.17.00592)
4. Anastasia Dewi Aprila (01.2.17.00593)
5. Ardaninggar KRNAW (01.2.17.00594)
6. David Chriswinata (01.2.17.00595)
7. Dela Hana Hanima (01.2.17.00596)
8. Devi Sintia Dewi (01.2.17.00597)
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan puji syukur
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan
Agregat Wanita”.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi dari makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan
keperawatan (menurut CHN). Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan konsep
Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
komprehensif.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker
di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker
lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di
Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring.
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak yang diderita oleh wanita.
Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker
payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita
yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat
kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi (WHO).
Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita. Pada lelaki
payudara mengalami rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi
berkembang dan penting. Payudara merupakan salah satu organ paling penting
bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan
(kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan
gangguan kesakitan sebagaimna penyakit pada umumnya, tetapi juga akan
mempunyai efek estetika dan psikologis khusus.
4
1.2 Rumusan masalah
1. Definisi keperawatan komunitas
2. Tujuan dan fungsi keperawatan komunitas
3. Pengertian usia dewasa
4. Pengertian wanita dewasa
5. Ciri-ciri umum dewasa
6. Pengertian wanita dewasa
7. Perkembangan pada usia dewasa
8. Definisi penyakit tidak menular
9. Konsep kanker payudara
10. Asuhan keperawatan
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas
2.1.1 Definisi
Menurut WHO, keperawatan komunitas adalah bidang perawatan
khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan,
penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,
pence-gahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dan melibatkan klien sebagi mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan (menurut CHN). Di Indonesia dikenal
dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang
dimulai sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai
institusi pelayanan kesehatan profesional terdepan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif.
6
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya
yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya
sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya
mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu
fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan
didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit
yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi
seluruh anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan
kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan
peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang
berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.
Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang mempengaruhi
kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
7
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia
yang dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya
dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada
individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai
masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk
pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang
ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status
kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.
8
1. Tingkat Individu.
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang
mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil
d1l) yang dijumpai di poliklinik, Puskesmas dengan sasaran dan
pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah
kesehatan individu
2. Tingkat Keluarga.
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga
yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan
sumber daya dalam masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
keluarga.
Prioritas pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan
pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu
keluarga dengan: ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neo¬natusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa diintervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil
yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi be-rat (HB
kurang dari 8 gr%) ataupun Kurang Energi Kronis (KEK),
keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan,
infeksi, hipertensi, keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga
dengan neonates BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo atau
keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
9
3. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah.
10
Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan pen¬derita
ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
11
(Elizabeth Hurlock, Developmental Psychology, 1991). Dewasa awal
adalah masa peralihan dari masa remaja. Hurlock (1986) mengatakan
bahwa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira usia 40
tahun. Secara umum, mereka yang tergolong dewasa awal ialah mereka
yang berusia 20-40 tahun.
Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik
secara fisik, transisi secara intelektual serta transisi peran sosial.
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan
sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya
pandangan egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini,
penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Dewasa awal
merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalin
hubungansecara intim dengan lawan jemisya. Hurlock (1986)
mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu
initinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian
diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang
diperolehnya.
2.3.3 Ciri-ciri Umum Masa Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-
pola kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa
dewasa awal adalah kelanjutan dari masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa dewasa awal tidak jauh berbeda dengan masa remaja. Ciri-ciri
masa dewasa awal menurut Hurlock :
1) Masa dewasa awal sebagai usia reproduktif.
Masa dewasa awal adalah masa usia reproduktif. Masa ini
ditandai dengan membentuk rumah tangga. Pada masa ini
khususnya wanita, sebelum usia 30 tahun, merupakan masa
reproduksi, dimana seorang wanita siap menerima tanggung
jawab sebagai seorang ibu. Pada masa ini, alat-alat reproduksi
manusia telah mencapai kematangannya dan sudah siap untuk
melakukan reproduksi.
12
2) Masa dewasa awal sebagai masa bermasalah.
Setiap masa dalam kehidupan manusia, pasti mengalami
perubahan, sehingga seseorang harus melakukan penyesuaian diri
kembali terhadap diri maupun lingkungannya. Demikian pula pada
masa dewasa awal ini, seseorang harus banyak melakukan kegiatan
penyesuaian diri dengan kehidupan perkawinan, peran sebagai
orang tua dan sebagai warga negara yang sudah dianggap dewasa
secara hukum.
13
Setelah memasuki masa inilah berlaku kewajiban dan larangan agama
seperti kewajiban salat lima waktu dan larangan bergaul dengan pria yang
bukan muhrim.
Menurut hukum negara, wanita baru dianggap dewasa saat berusia
17 tahun saat di mana dia mulai memiliki hak dan kewajiban sebagai
warga negara penuh seperti hak untuk mengenyam pendidikan,
berpartisipasi dalam pemilu, hak untuk menikah, memiliki KTP atau SIM
serta kewajiban untuk menaati peraturan pemerintah yang berlaku.
Dewasa dalam pengertian di atas adalah definisi dewasa yang
formal yang terkait dengan hukum tertentu baik hukum islam maupun
hukum negara.
Sedangkan dewasa dalam tinjauan umum, termasuk dalam tinjauan
psikologi, adalah sempurnanya pertumbuhan fisik dan mental seseorang.
Pertumbuhan fisik yang normal mudah diketahui karena dapat dilihat oleh
pancaindra. Akan tetapi pertumbuhan mental yang sempurna dan matang
merupakan hal yang berbeda.
14
tersebut sehingga memungkinkan pilihan fokus observasi pada aspek atau fase
tertentu, baik secara longitudinal maupun cross sectional. Beberapa contoh model
tersebut antara lain dikembangka oleh beberapa ahli sebagai berikut ini.
2. Hurlock (1952)
3. Piaget (1961)
15
No Tahapan Waktu
1 Sensorimotor 0-2 years
2 Preoperational 2-7 years
a. Preconceptual 2-4 years
b. Intutive 4-7 years
3 Concrete operations 7-11 years
4 Formal operations 11.15 years
4. Witherington (1952)
No Tahapan Indikator
16
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang
dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, PhD dalam Developmental
Psycology to day(1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam
Developmental Psycology(1980) tampak sudah lengkap mencakup
sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia
yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian
periodisasinya.Berikut periodisasi berdasarkan didaktis menurut
Elizabeth B. Hurlock:
17
– Masa bayi (infacy), ialah periode perkembangan yang merentang dari
kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi adalah masa yang sangat
bergantung pada orang dewasa. Banyak kegiatan psikologis yang terjadi
hanya sebagai permulaan seperti bahasa, pemikiran simbolis, koordinasi
sensorimotor, dan belajar sosial.
18
menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan
semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
19
2.5 Penyakit Tidak Menular
2.5.1 Definisi
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan
dunia dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia
kesehatan karena merupakan salah satu penyebab dari kematian (Jansje &
Samodra 2013). Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit
kronis, tidak ditularkan dari orang ke orang, mereka memiliki durasi yang
panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat (Riskesdas, 2013).
Menurut Bustan (2007), dalam Buku Epidemiologi Penyakit Tidak Menular
mengatakan bahwa yang tergolong kedalam PTM antara lain adalah; Penyakit
kardiovaskuler (jantung, atherosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan
stroke), diabetes mellitus serta kanker.
20
stroke dan penyakit jantung coroner (WHO, 2011). Tekanan darah tinggi atau
hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang > 140/90 mmHg
(Essop & Naidoo, 2009). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan
menjadi 2, yaitu: hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer / esensial
merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan telah mendominasi
95% kasus-kasus hipertensi. Sementara itu, hipertensi sekunder (5%) adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti penyakit parenkim ginjal,
penyakit renovaskuler, endokrin, sindrom Cushing, dan hipertensi gestasional
(Gray, 2002).
21
dalam fasia superfisialis di daerah pektoral antara sternum dan aksila dan
melebar dari kira-kira iga kedua atau ketiga sampai iga keenam atau iga
ketujuh. Berat dan ukuran payudara berlain-lainan, pada masa pubertas
membesar, dan bertambah besar selama hamil dan sesudah melahirkan,
dan menjadi atrofik pada usia lanjut.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya, yang
terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua. Puting ini dilingkari
daerah yang berwarna cokelat yang disebut areola. Dekat dasar puting
terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar Montgomery, yang
mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas. Puting berlubang-
lubang 15-20 buah, yang merupakan saluran dari kelenjar susu.
Payudara terdiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan aleolar,
tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat dan
jaringan lemak. Setiap lobulus terdiri atas sekelompok aleolus yang
bermuara ke dalam duktus laktiferus (saluaran air susu) yang bergabung
dengan duktus-duktus lainnya untuk membentuk saluran yang lebih
besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. Ketika saluran-saluran ini
mendekat puting, membesar untuk membentuk wadah penampungan air
susu, yang disebut sinus laktiferus, kemudian saluran itu menyempit lagi
dan menembus puting dan bermuara di atas permukaannya.
Sejumlah besar lemak ada di dalam jaringan pada permukaan
payudara, dan juga di antara lobulus. Saluran limfe banyak dijumpai.
Saluran limfe mulai sebagai pleksus halus dalam ruang interlobuler
jaringan kelenjar, bergabung dan membentuk saluran lebih besar, yang
berjalan ke arah kelompok pektoral kelenjar aksiler, yaitu kelenjar
mammae bagian dalam dan kelenjar supraklaikuler. Persediaan darah
diambil dari cabang arteria aksilaris, interkostalis, dan mama interna, dan
pelayanan persarafan dari saraf-saraf kutan dada. (Pearce, 2011).
22
Gambar 2.1 Anatomi Payudara
23
Kondisi itulah yang disebut cancer mammae. (Satmoko, 2012).
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
cancer mammae adalah suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan sel
yang tidak terkendali pada payudara, sehingga menyebabkan terjadinya
benjolan atau kanker yang ganas.
24
di kemudian hari.
5. Riwayat cancer mammae
Seorang perempuan yang mengalami cancer mammae pada satu
payudaranya mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita
kanker baru pada payudara lainnya atau pada bagian lain dari payudara
yang sama. Tingkat risikonyo bisa tiga sampai empat kali lipat.
6. Riwayat keluarga
Risiko dapat berlipat ganda jika ada lebih dari satu anggota
keluarga inti yang terkena cancer mammae dan semakin mudah ada
anggota keluarga yang terkena kanker maka akan semakin besar penyakit
tersebut menurun.
7. Periode menstruasi
Perempuan yang mulai mempunyai periode awal (sebelum usia 12 tahun)
atau yang telah melalui perubahan kehidupan (fase menopause) setelah
usia 55 tahun mempunyai risiko terkena cancer mammae yang sedikit
lebih tinggi. Mereka yang mempunyai periode menstruasi yang lebih
sehingga lebih banyak hormon estrogen dan progesteron.
8. Umur atau usia
Sebagian besar perempuan penderita cancer mammae berusia 50
tahun ke atas. Resiko terkena cancer mammae meningkat seiring
bertambahnya usia.
9. Ras
Cancer mammae lebih umum terjadi pada perempuan berkulit putih.
Kemungkinan terbesar karena makanan yangmereka makan banyak
mengandung lemak. Ras seperti Asia mempunyai bahan pokok yang
tidak banyak mengandung lemak yang berlebih.
10. Perubahan payudara
Jika seorang perempuan memiliki perubahan jaringan payudara yang
dikenal sebagai hiperplasia atipikal (sesuai hasil biopsi), maka seorang
perempuan memiliki peningkatan risiko cancer mammae.
11. Aktivitas fisik
Penelitian terbaru dari Women’s Health Initiative menemukan bahwa
25
aktivitas fisik pada perempuan menopause yang berjalan sekitar 30
menit per hari dikaitkan dengan penurunan 20 persen resiko cancer
mammae. Namun, pengurangan risiko terbesar adalah pada perempuan
dengan berat badan normal. Dampak aktivitas fisikk tidak ditemukan
pada perempuan dengan obesitas. Jika aktivitas fisik dikombinasikan
dengan diet dapat menurunkan berat badan sehingga menurunkan risiko
cancer mammae dan berbagai macam penyakit.
12. Konsumsi alkohol
Perempuan yang sering mengkonsumsi alkohol akan beresiko terkena
cancer mammae karena alkohol menyebabkan perlemakan hati, sehingga
hati bekerja lebih keras sehingga sulit memproses estrogen agar keluar
dari tubuh dan jumlahnya akan meningkat.
13. Merokok
Merokok dapat meningkatkan resiko berkembangnya cancer
mammae, apalagi bagi perempuan yang memiliki riwayat keluarga yang
mengidap cancer mammae.
2.6.5 Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak
terdapat tanda dan gejala yang khas. Tanda dan gejala dapat
terlihat pada tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara,
2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah,
cairan encer atau keluar air susu pada perempuan yang tidak hamil dan
menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran)
luas, maka tanda dan gejala yang biasa muncul adalah:
1) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
2) Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
26
3) Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang
sulit untuk sembuh, terdapat penimbunan cairan antara paru- paru dengan
dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam bernafas.
4) Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5) Fungsi hati abnormal.
6) Jenis Cancer mammae
27
b) Mucinous Carcinoma
Mucinous Carcinoma terbentuk oleh sel kanker yang memiliki
mukus (lendir) dan biasanya mucul bersama tipe kanker lainnya.
Pertumbuhannya lambat, namun lama-lama dapat meluas.
c) Tubular Carcinoma
Tubular carcinoma adalah tipe khusus dari cancer mammae invasif.
d) Inflammatory Breast Cancer (IBC)
Inflammatory breast cancer ialah kondisi payudara yang terlihat
meradang (merah dan hangat) dengan cekungan dan pinggiran tebal
yang disebabkan oleh sel kanker yang menyumbat pembuluh limfe
kulit pembungkus payudara. Pertumbuhannya cepat.
e) Paget’s Disease of The Nipple
Paget’s disease of the nipple ialah jenis cancer mammae yang berawal
dari saluran susu, lalu menyebar ke areola dan puting payudara. Gejala
yang tampak seperti kulit payudara akan pecah-pecah, memerah, timbul
borok, dan mengeluarkan cairan.
f) Phylloides Tumor
Phylloides tumor ialah jenis kanker yang dapat bersifat jinak ataupun
ganas dan berkembang di dalam jaringan konektif payudara yang dapat
ditangani dengan operasi pengangkatan.
Stadium Keterangan
Cancer mammae non-invasif. Ada 2 tipe, yaitu DCIS
0 (ductal carcinoma in situ) dan LCIS (lobular carcinoma in situ).
28
Kanker invasif besar, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan
III benjolan sudah menonjol ke permukaan kulit, pecah,
berdarah,
Sel kankerdan bernanah.
sudah bermetastasis atau menyebar ke organ
IV lain, seperti paru-paru, hati, tulang, atau otak.
29
getah bening dalam group N3.
• Stadium IV
Ukuran tumor dapat berapa saja, tetapi telah menyebar pada lokasi yang
jauh, seperti tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.
2. Thermografi Payudara
30
Thermografi payudara adalah suatu prosedur diagnosis yang
menggambarkan payudara sebagai langkah deteksi dini cancer
mammae. Prosesnya akan menghasilkan peningkatan suhu di dalam
payudara. Thermografi payudara dapat dilakukan dengan :
a) Kamera inframerah ultra sensitif (ultra-sensitive infrared cameras),
b) Komputer.
Cara penggunaan :
a. Pasien berdiri di depan kamera dengan melepas pakaian dari
pinggang ke atas.
b. Posisi berdiri tegak dengan mengangkat kedua telapak tangan di
belakang kepala.
3. Mamografi
Mamografi adalah suatu metode pendeskripsian dengan menggunakan sinar X
berkadar rendah. Tes dalam mamografi disebut mammogram. Cara
menggunakan mammogram :
Tahap 1
a. Pasien diminta menanggalkan pakaian dari pinggang ke atas dan
diganti pakaian rumah sakit.
b. Berdiri di depan mesin mamografi.
31
c. Penyinaran dilakukan satu per satu pada payudara dengan
meletakkannya di atas penjepit lembar film dari plastik atau metal.
d. Tekan payudara sedatar mungkin di antara penjepit film dan kotak
plastik yang disebut paddle, yang menekan payudara dari atas ke bawah.
e. Pancarkan sinar x beberapa detik.
Tahap 2
a. Berposisi di samping mesin mamografi.
b. Penjepit film akan dinaikkan sehingga sisinya persis dengan posisi luar
payudara, sedangkan sudutnya menyentuh ketiak.
c. Melakukan oblique position, yaitu menekan kembali paddle beberapa
detik saat sinar x dipancarkan. Prosedur ini akan diulang pada payudara
satunya.
d. Totalnya empat sinar x, dua untuk masing-masing payudara.
4. Ductography
Ductography merupakan bagian dari mamografi. Fungsi ductography adalah :
a. Memperlihatkan saluran air susu yang ada di dalam payudara.
b. Membantu dalam mendiagnosis penyebab keluarnya cairan abnormal pada
putting.
Cara melakukan mamografi :
a. Membersihkan dan mensterilkan payudara dengan alkohol untuk
membersihkan sisa cairan yang kering dan menempel pada puting.
b. Pijat payudara untuk mendapatkan cairan.
c. Tempatkan satu jarum pada putting sementara pasien
memegang putting dengan telunjuk dan ibu jarinya.
d. Puting diarahkan ke bawah agar kanula dapat masuk saluran air susu
pasien.
e. Cairan radiopaque disuntikkan ke dalam payudara melalui suntikan
yang telah disambungkan dengan canula.
f. Payudara kemudian dicitrakan ke mamografi.
g. Tempelkan puting plester untuk menghindari keluarnya cairan ke
pakaian pasien.
32
5. Biopsi payudara
6. USG
33
e. Jika sebuah kista, hampir seluruh gelombang suara akan melewati
kista serta menghasilkan pantulan yang lemah.
f. Jika tumor payudara, gelombang suara akan memantul dari benda padat
tersebut. Sehingga diterjemahkan komputer menjadi gambar yang
diindikasikan sebagai massa.
g. USG tidak menggunakan radiasi dan bebas rasa sakit.
34
2. Pemberian ASI;
3. Konsumsi sayuran, buah, dan kacang-kacangan;
4. Mengurangi konsumsi makanan dan gula yang diproses;
5. Kurangi konsumsi daging merah kurang dari 3 ons per hari;
6. Menghindari gorengan serta makanan yang banyak
mengandung lemak;
7. Hindari makanan yang terkontaminasi jamur;
8. Menyimpan makanan yang cepat rusak dalam lemari es;
9. Mengurangi makanan yang diasap;
10. Metode memasak dengan suhu rendah;
11. Menghentikan konsumai alkohol;
12. Olahraga yang teratur;
13. Hindari merokok;
14. Menghindari stress.
35
2. Tipe keluarga: keluarga/ bukan keluarga, kelompok.
3. Status perkawinan: kawin, janda/duda, single.
4. Statistik vital: kelahiran, kematian kelompok usia dewasa dan
penyebab kematian.
5. Nilai-nilai keyakinan dan agama: nilai agama dan keyakinan
yang dianut oleh kelompok dewasa berkaitan dengan nilai dan
norma yang dianut.
36
mendukung optimalnya peran ibu dalam memberikan ASI.
Politik: kegiatan politik yang ada diwilayah tersebut dan peran
peserta partai politik dalam pelayanan kesehatan.
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal: media komunikasi yang digunakan oleh
kelompok dewasa untuk memperoleh informasi pengetahuan
tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari tenaga
kesehatan.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/ diskusi yang dilakukan kelompok dewasa
dengan tenaga kesehatan, orang yang berpengalaman dan
lingkungan dalam masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kelompok dewasa.
7. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang mempengaruhi pengetahuan dan sikap
dalam meningkatkan derajat kesehatan.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan oleh kelompok dewasa.
2.7.2 Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin
muncul pada pasien cancer mammae adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan
penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
d. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan mastektomi.
e. Gangguan gambaran tubuh berhubungan dengan mastektomi.
f. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan hipermetabolisme ke jaringan.
2.7.3 Perencanaan
37
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang
mengidentifikasi masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan
intervensi untuk mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/
kebutuhan pasien. (Doenges, Moorhouse,& Burley, 2000).
Menurut Nurarif & Kusuma (2013); Geissler, Doenges &
Moorhouse (1999); Wijaya & Putri (2013) menjelaskan bahwa
perencanaan yang dapat diberikan pada pasien dengan cancer
mammae adalah :
a. Diagnosa 1 nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa
tumor
Tujuan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang atau dapat mentolerir nyeri.
Kriteria hasil :
1. Klien mampu mengontrol rasa nyeri.
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri.
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda
nyeri).
4. Menyatakan merasa nyaman setelah nyeri berkurang
Intervensi Rasional
38
1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Informasi memberikan data
secara komprehensif, termasuk dasar untuk mengevaluasi
lokasi, karakteristik, durasi, kebutuhan/ keefektifan intervensi.
frekuensi, maupun kualitas. 2. Memungkinkan pasien untuk
2. Berikan pengalihan seperti reposisi berpartisipasi secara aktif dan
dan aktivitas menyenangkan seperti meningkatkan rasa control.
mendengarkan music atau menonton 3. Evaluasi dilakukan setelah
TV. mengajarkan teknik pengalihan,
3. Evaluasi keefektifan control nyeri. sehingga mengetahui kebutuhan
4. Kolaborasi dalam pemberian klien.
analgetik. 4. Nyeri adalah komplikasi sering
dari kanker, meskipun respons
individual berbeda. Saat perubahan
penyakit/ pengobatan terjadi,
penilaian dosis dan pemberian akan
diperlukan.
39
Intervensi Rasional
1. Gunakan pendekatan yang 1. Pasien yang cemas
menenangkan. memerlukan teman dan
2. Jelaskan semua prosedur dan ketenangan dalam
apa yang dirasakan selama mengungkapkan kecemasannya.
prosedur. 2. Prosedur, dampak dan segala yang
3. Dorong pasien untuk berkaitan dengan terapi diberikan.
mengungkapkan perasaan, Hal ini membuat pasien tahu
ketakutan, persepsi. mengenai dampaknya, dan dapat
mengambil keputusan yang tepat.
3. Memberikan kesempatan untuk
memeriksa rasa takut realistis serta
kesalahan konsep tentang diagnosis.
40
Intervensi Rasional
1. Berikan penilaian tentang 1. Memvalidasi tingkat
tingkat pengetahuan pasien pemahaman saat ini, dan memberikan
tentang proses penyakit dasar pengetahuan diamana pasien
yang spesifik. membuat keputusan berdasarkan
informasi.
41
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/ luka untuk 1. Penggunaan balutan
karakteristik drainase. tergantung luas pembedahan dan
Monitor jumlah edema, penutupan luka. Drainase terjadi ketika
kemerahan, dan nyeri pada trauma prosedur dan manipulasi
insisi dan lengan, serta banyak pembuluh darah dan limfatik
suhu. pada area tersebut. Pengenalan dini
2. Tempatkan pada posisi terjadi ketika infeksi dapat
semifowler. memampukan pengobatan dengan cepat.
3. Jangan melakuka 2. Membantu drainase cairan melalui
pengukuran TD, injeksi gravitasi.
obat, atau memasukkan IV 3. Meningkatkan potensial konstriksi
pada lengan ynag sakit. , infeksi, dan
4. Anjurkan untuk memakai limfedema pada posisi yang sakit.
pakaian yang tidak sempit/ 4. Menurunkan tekanan pada jaringan
ketat, perhiasan atau jam yang terkena, yang
tangan pada tangan yang dapat memperebaiki sirkulasi/
sakit. penyembuhan.
42
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24 jam citra tubuh
kembali efektif.
Kriteria hasil :
1. Gambaran tubuh positif.
2. Mampu mengidentifikasi kekuatan personal.
3. Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh.
4. Mempertahankan interaksi sosial.
Intervensi Rasional
43
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selam 3 x 24 jam, diharapkan
nutrisi terpenuhi atau adekuat.
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
2. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan.
3. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti.
Intervensi Rasional
2.7.4 Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana
rencana perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang
44
telah ditentukan. (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
2.7.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses
yang dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta
ketepatan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon
untuk menentukan keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan
pasien. (Doenges, Moorhouse, & Burley, 2000).
45
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagi mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
1. Pengkajian
a. Data inti komunitas: demografi, tipe keluarga, status perkawinan, statistik
vital, nilai-nilai keyakinan dan agama
46
b. Data subsitem komunitas: lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan
sosial, ekonomi, transportasi dan keamanan, politik dan pemerintahan,
komunikasi, pendidikan, rekreasi
2. Diagnosa
Menurut Nurarif & Kusuma (2013), diagnosa yang mungkin muncul
pada pasien cancer mammae adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
b. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
c. dll
3. Intervensi
Perencanaan merupakan bagian proses keperawatan yang mengidentifikasi
masalah/ kebutuhan pasien, tujuan/ hasil perawatan, dan intervensi untuk
mencapai hasil yang diharapkan dan menangani masalah/ kebutuhan pasien
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan diamana
rencana perawatan dilaksanakan, melaksanakan intervensi/ aktivitas yang
telah ditentukan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, yakni proses yang
dilakukan secara terus-menerus dan penting untuk menjamin kualitas serta
ketepatan perawatan yang diberikan dan dilakukan dengan meninjau respon
untuk menentukan keefektifan rencana perawatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien.
3.2 Saran
47
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/400620198/ASUHAN-KEPERAWATAN-
PADA-AGREGAT-WANITA-DEWASA-docx
https://kupdf.net/download/asuhan-keperawatan-pada-agregat-kesehatan-wanita-
dan-pria_5af2f979e2b6f5961d43ea0f_pdf
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
48