Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA ANAK
DENGAN
GANGGUAN
AUTISME Kelompok 2
Maftuha
Vika Puspitasari
Harma Listiawati
DEFINISI
Secara harfiah autisme berasal dari
kata autos (diri) sedangkan isme
(paham/aliran). Autisme secara
etimologi adalah anak yang memiliki
gangguan perkembangan dalam
dunianya sendiri.
KLASIFIKASI

Autis Ringan
Autis Sedang
Autis Berat
ETIOLOGI
 Genetik
 Kelainan kromosim
 Neurokimia Cidera otak,.
 Penyakit otak organik dengan adanya
gangguan komunikasi dan gangguan
sensori serta kejang epilepsi.
 Lingkungan terutama sikap orang tua,
dan kepribadian anak
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
 Gangguan dalam komunikasi verbal
maupun nonverbal
 Gangguan dalam bidang interaksi social
 Gangguan dalam bermain
 Gangguan perilaku
 Gangguan perasaan dan emosi
 Gangguan dalam persepsi sensori
 Intelegensi
Pemeriksaan
Penunjang

 Childhood Autism Rating Scale


(CARS)
 The Checklis for Autism in Toddlers
(CHAT)
 The Autism Screening Questionare
 The Screening Test for Autism in Tw
o-Years Old
PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan Medis
Kimia otak yang kadarnya abnormal pada
penyandang autis adalah serotonin 5-
hydroxytryptamine (5-HT), yaitu neurotransmiter
atau penghantar sinyal di sel-sel saraf. Sekitar 30-
50 persen penyandang autis mempunyai kadar
serotonin tinggi dalam darah.
 Penatalaksanaan Keperawatan
 Terapi wicara
 Terapi okupasi
 Terapi perilaku
FOKUS PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu (ketika anak dalam
kandungan)
 Riwayat kesehatan keluarga
3. Status perkembangan anak.
4. Pemeriksaan fisik
5. Psikososial
6. Neurologis
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Risiko mutilasi diri dibuktikan dengan


individu autistik.
 Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler.
 Gangguan interaksi sosial berhubungan
dengan hambatan perkembangan.
 Gangguan identitas diri berhubungan
dengan tidak terpenuhinya tugas
perkembangan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Risiko mutilasi diri
Tujuan: Pasien akan mendemonstrasikan perilaku-perilaku alternative (misalnya memulai
interaksi antara diri dengan perawat) sebagai respons terhadap kecemasan dengan criteria
hasil:
 Rasa gelisah dipertahankan pada tingkat anak merasa tidak memerlukan perilaku-perilaku
mutilatif diri
 Pasien memulai interaksi antara diri dan perawat apabila merasa cemas

Intervensi
 Jamin keselamatan anak dengan memberi rasa aman, lingkungan yang kondusif untuk
mencegah perilaku merusak diri.
Rasional: Perawat bertanggun jawab untuk menjamin keselamatan anak)
 Kaji dan tentukan penyebab perilaku – perilaku mutilatif sebagai respon terhadap
kecemasan
Rasional : pengkajian kemungkinan penyebab dapat memilih cara /alternative pemecahan
yang tepat.
 Pakaikan helm pada anak untuk menghindari trauma saat anak memukul-mukul kepala,
sarung tangan untuk mencegah menarik – narik rambut, pemberian bantal yang sesuai
untuk mencegah luka pada ekstremitas saat gerakan-gerakan histeris
Rasional : Untuk menjaga bagian-bagian vital dari cidera
 Untuk membentuk kepercayaan satu anak dirawat oleh satu perawat

Rasional : Untuk dapat bisa lebih menjalin hubungan saling percaya dengan pasien
 Tawarkan pada anak untuk menemani selama waktu – waktu mening-katnya kecemasan
agar tidak terjadi mutilasi
Rasional : dalam upaya untuk menurunkan kebutuhan pada perilaku-perilaku mutilasi diri dan
memberikan rasa aman

Anda mungkin juga menyukai