Anda di halaman 1dari 19

TEORI IMOGENE M.

KING

MODEL SYSTEM

Oleh kelompok 4 :

HARMA LISTIWATI PK 115 017 045


AFRIANTI NTINDI PK 115 017 046
NUR FADILAH PK 115 017 047

SEMESTER V

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA JAYA PALU


TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat serta karunia-Nyalah sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.

Makalah ini membahas tentang Teori Model System Imogene M. King,


menganalisis teori tersebut dengan berfokus pada asumsi teori terhadap konsep-
konsep sentral disiplin ilmu keperawatan dan bagaimana menggunakan proses
keperawatan sebagai pendekatan asuhan keperawatan berdasarkan toeri tersebut.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menemui beberapa hambatan namun


atas bantuan dari berbagai pihak sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangankekurangan oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangan
sangat kami harapkan, Akhir kata semoga makalah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu keperawatan.

Palu, 26 November 2019

Penulis

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
A. Biodata Imogene M. King..........................................................................................3
B. Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. king..............3
C. Model Konsep dan Teori Imogene M. King ...........................................................4
D. Konsep Utama Paradigma Keperawatan Menurut Imogene M. King...................8
E. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King...............................................11
F. Penegasan Teoritis ....................................................................................................12

G. Aplikasi Teori Imogene M. king Dalam Proses Keperawatan................................13

BAB III.................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh


perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa
secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang
pesat. Baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada
masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga
keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan
keilmuan yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah
riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk
menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori
yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun
kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga
hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu
pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi
penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada
praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja
teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan
Theory Analysis. Pada dasarnya Theory Analysis mempunyai prosedur antara
lain origins, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony

1
dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan
manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan
pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal
Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori
pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan
sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi,
peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).

B. Rumusan Masalah
1. Apa biografi Imogene M. King ?
2. Bagaimana gambaran model konseptual keperawatan menurut Imogene M.
king ?
3. Bagaimana Model Konsep dan Teori Imogene M. King ?
4. Bagaimana konsep utama paradigma keperawatan Menurut Imogene M. King
?
5. Konsep utama paradigma keperawatan menurut Imogene M. King ?
6. Asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King ?
7. Penegasan Teoritis ?
8. Aplikasi Teori Imogene M. king dalam proses keperawatan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Imogene M. King.
2. Untuk mengetahui gambaran model konseptual keperawatan menurut
Imogene M. king.
3. Untuk mengetahui Model Konsep dan Teori Imogene M. King.
4. Untuk mengetahui konsep utama paradigma keperawatan Menurut Imogene
M. King.
5. Untuk mengetahui konsep utama paradigma keperawatan menurut Imogene
M. King.
6. Untuk mengetahui asumsi Model Konsep dan Teori Imogene M. King.
7. Untuk mengetahui penegasan teoritis.
8. Untuk mengetahui Aplikasi Teori Imogene M. King dalam proses
keperawatan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI IMOGENE M. KING

Imogene M. King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa.
Karir keperawatan Imogene dimulai pada tahun 1945 setelah lulus dari St
John's Hospital School of Nursing, St Louis, Missouri. Ia bekerja sebagai staf
perawat medis bedah sambil kuliah di Bachelor of Science dalam Keperawatan
di St Louis University pada tahun 1948. Dia menyelesaikan Master of Science
dalam Keperawatan di St Louis University. Pada tahun 1959 Dr. King
melanjutkan pendidikan di Columbia University, New York, Dr. Montag
sebagai ketua, dan mendapatkan gelar Doktor Pendidikan pada tahun 1961.

Pada tahun 1972 ia kembali ke Loyola University of Chicago mengajar


mahasiswa pascasarjana dan menerbitkan teori tentang keperawatan: Sistem,
Konsep, Proses (1981). Dr. King dikenal pada tahun 2005, dengan
kepeloporannya dalam gerakan teori keperawatan. Dr. King memiliki artikel
berjudul Perawatan Teori: Masalah dan Kemajuan dalam jurnal diedit oleh Dr.
Rogers.

Buku-buku karya King yang diterbitkan sejak tahun 1961 s.d. 1981
yaitu : Toward a theory for nursing: General Concept of Human Behavior
(1961-1966), A Theory for Nursing: System, Concept, Process (1981),
Curriculum and Instruction In Nursing (1986).

B. GAMBARAN MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN MENURUT


IMOGENE M. KING

Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam


keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman
sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan

3
deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang
terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King
mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai
sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian
tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya.
Bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya.
Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia
dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu
individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang
dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems
(individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga,
sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

C. MODEL KONSEP DAN TEORI IMOGENE M. KING TERDIRI DARI


TIGA SISTEM
1. Sistem Personal.
Menurut King Sistem personal adalah individu atau klien yang
dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan
informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,
mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan
respon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu. Sistem
personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi
yaitu: persepsi, diri, citra diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu.
a. Persepsi (perception)Persepsi adalah gambaran seseorang tentang objek,
orang dan kejadian-kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang
lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar
belakang, pengetahuan dan status emosi. Karakteristik persepsi adalah
universal atau dialami oleh semua, selektif untuk semua orang, dan
subjektif atau personal.

4
b. Diri (self)Diri adalah bagian dalam diri seseorang yang berisi benda-
benda dan orang lain. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata
“AKU”. Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka
dan orientasi pada tujuan.
c. Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development)Tumbuh
kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.
Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat
diprediksikan walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi
genetik, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang
dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seseorang
dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.
d. Citra diri (body image)King mendefinisikan citra diri sebagai
cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk
penampilanya.
e. Ruang (space)Ruang adalah universal sebab semua orang punya konsep
ruang, personal atau subjektif, individual, situasional, dan tergantung
dengan hubunganya dengan situasi, jarak dan waktu, transaksional, atau
berdasarkan pada persepsi individu terhadap situasi. Definisi secara
operasioanal, ruang meliputi ruang yang ada untuk semua arah,
didefinisikan sebagai area fisik yang disebut territory dan
perilaku orang yang menempatinya.
f. Waktu (time)King mendefisikan waktu sebagai lama antara satu
kejadian dengan kejadian yang lain, merupakan pengalaman unik setiap
orang

2. Sistem Interpersonal
King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi
antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang disebut
TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan
sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan
stress.
a. Interaksi.
Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi
oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.
b. Komunikasi
King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi
yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun

5
tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri
komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual,
transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju dalam waktu, personal,
dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis
dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku
nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku
adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan
tubuh.
c. Transaksi.
Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai
realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-
spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian-rangkaian
kejadian dalam waktu.
d. Peran.
Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada
suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3
elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada
orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang
ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur
atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi
untuk tujuan pada situasi khusus.
e. Stress
Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis
dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
memelihara keseimbangan pertumbuhan, perkembangan dan perbuatan
yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang
dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu
yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus-menerus
terjadi pertukaran dengan lingkunagn, intensitasnya bervariasi, ada
dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh
pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.
3. Sistem Sosial
King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran
organisasi sosisal, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk
memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik
dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan sistem sosial
adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status dan pengambilan keputusan.

6
a. Organisasi.
Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas
yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang
dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.
b. Otoritas.
King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang
itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang,
persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan
penerimaan posisi di dalam organisasi sertaberhubungan dengan
wewenang.
c. Kekuasaan.
Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan
personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam
suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.
d. Pembuatan keputusan.
Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur
setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal,
subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada
tujuan.
e. Status.
Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat
diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang didalam
kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di
dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-
hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga sistem tersebut membentuk hubungan personal antara perawat


dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana
dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses interpersonal dinamis
yang ditampilkan oleh perawat dan pasien/klien dipengaruhi oleh perilaku
satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu
pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif
terhadap lingkungan.

7
D. KONSEP UTAMA PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT
IMOGENE M. KING
1. Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang
berinteraksi dengan lingkungan, sehingga memungkinkan benda, energi,
dan informasi dengan leluasa mempengaruhinya. Dalam kerangka
konsepnya meliputi tiga sistem interaksi yang dinamis sebagai individu
disebut sebagai sistem personal, ketika hndividu ini bersatu dalam
kelompok disebut sistem interpersonal. Sistem sosial tercipta ketika
kelompok mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama dalam satu
komunitas atau masyarakat.
Menurut Imogene M. King, manusia memiliki tiga kebutuhan pokok :
a) Kebutuhan informasi kesehatan yang tidak mampu pada saat diperlukan
dan dapat   digunakan. 
b) Kebutuhan untuk perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit.
c) Kebutuhan untuk perawatan ketika manusia tidak dapat
membantu/merawat diri mereka sendiri.

2. Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang
dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap

8
stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan
menggunakan sumber,sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu
untuk mencapai kehidupan sehari-hari yang maksimal.

3. Konsep Lingkungan
Menurut King lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam
masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara
terbuka. Merupakan kekuatan dinamis yang mempengaruhi perilaku sosial,
interaksi, persepsi, dan kesehatan. Lingkungan merupakan suatu sistem
terbuka yang menunjukkan penukaran masalah, energi, informasi dengan
keberadaan manusia. Manusia tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan
internal dengan penukaran energi yang diatur secara terus menerus terhadap
perubahan lingkungan eksternal.
Lingkungan adalah latar belakang untuk interaksi manusia, dan melibatkan :
a) Lingkungan internal: mengubah energi untuk memungkinkan orang
untuk menyesuaikan diri dengan terus menerus perubahan lingkungan
eksternal. 
b) Lingkungan eksternal: melibatkan organisasi formal dan
informal. Perawat adalah bagian dari lingkungan pasien.

4. Konsep Keperawatan
Keperawatan didefinisikan sebagai suatu proses tindakan, reaksi dan
interaksi perawat dan klien dalam berbagi informasi tentang persepsi
mereka dalam situasi keperawatan. King menyampaikan pola intervensi
keperawatanya adalah proses interaksi klien dan perawat meliputi
komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada
gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan
dan membuat transaksi.
Transaksi:

9
 Jika persepsi tepat dan akurat maka transaksi akan terjadi.
 Jika perawat dan pasien/klien membuat transaksi yang harmonis maka
tujuan tercapai.
 Jika tujuan tercapai maka efisiensi dan keefisienan keperawatan
tercapai.
 Jika interaksi  perawat dan pasien/klien berjalan baik maka
tumbuh kembang dapat ditingkatkan .
 Jika peran,harapan, dan pembuatan keputusan dirasakan sama maka
transaksi terjadi.
 Jika ada konflik peran maka terjadi stressor.
 Jika perawat mempunyai komunikasi yang tepat maka pencapaian
tujuan terjadi.

Selain itu King juga membahas tujuan, domain, dan fungsi perawat
professional
1.      Tujuan perawat
Untuk membantu individu untuk menjaga kesehatan mereka, sehingga
mereka dapat berfungsi dalam peran mereka.
2.      Domain perawat
Termasuk mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan, dan
merawat orang sakit, terluka dan sekarat. 
3.      Fungsi perawat professional
Untuk menginterpretasikan informasi dalam proses keperawatan untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi asuhan keperawatan. King
berkata dalam teori nya, seorang perawat profesional, dengan pengetahuan
khusus dan keterampilan, dan klien yang membutuhkan perawatan, dengan
pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah pribadi, bertemu sebagai

10
orang asing di lingkungan alam. Mereka saling berinteraksi,
mengidentifikasi masalah, menetapkan dan mencapai tujuan.

E. ASUMSI MODEL KONSEP DAN TEORI IMOGENE M. KING


1. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King
a. Keperawatan Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara
klien dan perawat yang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan
menjalankannya, terjadi transaksi dan tujuan dicapai.
b. Klien King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)
atau kelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi
peristiwa atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan.
c. Kesehatan Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial
yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian
terus-menerus terhadap stresor lingkungan melalui penggunaan
sumber-sumber yang optimum. 4. Lingkungan King menyatakan,
lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalam masyarakat ; sistem
sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial,
integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, lembaga
komunitas, dan industri.

2. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) :


a. Explicit :
 Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan
dengan tujuan kesehatan untuk manusia.
 Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan,
rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol,
mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon
yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.
 Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,
kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
 Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan,
kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk
menolaknya. 5.

11
 Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individu
mencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi
informasi.
 Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
b. Implicit :
 Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
 Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dala pengambilan
keputusan.
 Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
 Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.

F. PENEGASAN TEORITIS
Teori pencapaian tujuannya, King (1981;149) memberikan Proposisi
berikut, yang memperlihatkan dan menggambarkan hubungan konsep-konsep
King.
1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien maka akan
terjadi transaksi.
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai
3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan
4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif
5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh kembang
akan meningkat.
6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat dan
klien sesuai, maka akan terjadi transaksi.
7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh keduanya, maka
akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan terjadi
penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.

Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapat


digambarkan dalam skema dibawah ini :

12
G. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan,
1. Pengkajian
a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat
membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien
membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang
menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
b. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,
diantaranya adalah :
Tingkat tumbuh kembang.
Pandangan tentang diri sendiri.
Persepsi yang merupakan dasar pengumpulan dan interpretasi
data terhadap status kesehatan.
Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan
persepsi, untuk interaksi dan transaksi.
Sosialisasi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Dibuat setelah melakukan pengkajian.
b. Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien.

13
c. Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan
diagnosa keperawatan.
3. Perencanaan
a. Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan.
b. Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan
masalah tersebut dilakukan.
c. Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkan
tujuan dan membuat keputusan.
d. Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang
dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus
bertanggung jawab.
4. Implementasi
a. Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan
aktual untuk mencapai tujuan.
b. Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi.
5. Evaluasi Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang
dicapai dan membahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses
keperawatan (Perry & Potter, 2005).

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King
tentang Human Being.
2. Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan
berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu:
interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang,
waktu, dan ruang
3. Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4. Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu
pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam
memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh
pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap
perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik.

B. Saran
1. Melibatkan partisipasi aktif klien dalam penyusunan tujuan bersama,
mengambil keputusan, dan interaksi untuk mencapai tujuan klien di berbagai
tatanan pelayanan keperawatan baik di klinik maupun di komunitas.
2. Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek
keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada
dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan
untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong
partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.

15
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/82838661/Model-Konseptual-KING

https://www.academia.edu/8697737/Makalah_Imogene_M_King

16

Anda mungkin juga menyukai