Disusun Oleh :
Kelompok 7
Kelas : 3B
SARJANA KEPERAWATAN
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan pokok bahasan ″MAKALAH
KEPERAWATAN KOMUNITAS ( AGREGAT PADA LANSIA)″ guna memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Komunitas.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dipergunkan sebagaimana
mestinya. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu
mohon kritik dan saran dari semua pihak agar penulis dapat menyempurnakan pembuatan
makalah ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan,
penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam
sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan
ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering
dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan
untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula
pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya
sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat
sakit “ atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam
suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO).
Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
guna meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas menurut ANA (1973) adalah
suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh dengan tidak
membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur tertentu, berkelanjutan dan
melibatkan masyarakat. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang
merupakan keterpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan
peran serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif, secara
menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk
ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal. Sasaran keperawatan
komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok yang
beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah
yang tidak terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar dan lingkungan
sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk civitas akademika sendiri.
Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia dalam
perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan bantuan yang lebih besar dalam
identifikasi, definisi, dan resolusi masalah yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah
kesehatan kronis yang lebih besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan
kesehatan kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan berfokus
pada peningkatan harapan dan kualitas hidup. Meningkatnya usia harapan hidup (UHH)
memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi
peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di
sisi lain menimbulkan masalah masalah karena dengan meningkatnya jumlah penduduk
usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga,
masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas
lainnya bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan
mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang mempengaruhi
kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan seharihari sehingga menjadikan lansia
menjadi lebih rentan menderita gangguan kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun
tidak semua perubahan struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi
penduduk lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan 18%
diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan kategori fisik,
diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih mempunyai paling tidak satu
masalah kesehatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan memperoleh informasi dan
gambaran tentang Askep Agregat dalam Komunitas Kesehatan Lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Мampu memahami dan menjelaskan tentang pengertian lansia
b. Мampu memahami dan menjelaskan tentang batasan umur lanjut usia
(lansia )
c. Мampu memahami dan menjelaskan tentang teori – teori proses menua
d. Мampu memahami dan menjelaskan tentang perubahan – perubahan yang
terjadi pada lansia
e. Мampu memahami dan menjelaskan tentang permasalahan yang terjadi
pada lansia
f. Мampu memahami dan menjelaskan tentang mitos – mitos pada lansia
g. Мampu memahami dan menjelaskan tentang peran perawat terhadap
lansia
h. Мampu memahami dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan agregat
dalam komunitas kesehatan lansia
BAB II
TINJAUN TEORI
A. Pengertian
Agregat lanjut usia (lansia) merupakan kelompok yang termasuk dalam
ketegori rentan. Stanhope & Lancaster (1996) mendefinisikan kelompok rentan
merupakan kelompok yang memiliki peningkatan risiko mengalami kesehatan yang
buruk sebagai akibat dari berkurangnya kemampuan untuk menghindarkan diri dari
penyakit dan tingginya paparan faktor resiko. Sebagai kelompok rentan, lansia
memiliki karakteristik terjadinya perubahanperubahan pada seluruh aspek kehidupan
yang mencakup perubahan fisiologis, psikologis, sosial dan spiritual. Perubahan-
perubahan ini dapat menimbulkan masalah kesehatan pada semua sistem organ lansia,
utamanya pada sistem kardiovaskuler yang memegang peranan penting dalam
kelangsungan hidup manusia.
Perawat komunitas merupakan tenaga kesehatan yang memiliki peran utama
dalam pemberian pelayanan perawatan kesehatan dirumah. Bentuk pelayanan yang
digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai kebutuhan agregat lansia di
rumah adalah kunjungan rumah (Rice, 2001). Pelayanan kesehatan melalui kunjungan
rumah yang diberikan antara lain pendidikan kesehatan, coaching dan counselling,
pembentukan kelompok swabantu dan pemberian terapi keperawatan yang ditujukan
kepada masyarakat khususnya agregat lansia dengan hipertensi sesuai dengan
masalah kesehatan yang dialami. Hasil akhir dari pelayanan kunjungan rumah
diharapkan angka kesakitan pada lansia mengalami penurunan sehingga beban negara
untuk pembiayaan kesehatan lansia menjadi berkurang.
3. Mitos Berpenyakitan
Lansia dipandang sebagai masa degenerative biologis yang disertai oleh berbagai
penderitaan akibat berbagai proses peakit. Dalam kenyataannya, memang proses
menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme sehingga
rawan terhadap penyakit. Akan tetapi, sekarang banyak penyakit yang dapat
dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lansia di pandang sebagai masa dimensia (pikun), yang disebabkan oleh
kerusakan bagian tertentu dari otak. Akan tetapi dalam kenyataannya tidak semua
lanjut usia yang mengalami proses penuaan disertai kerusakan pada otak. Mereka
masih tetap sehat dan segar dan banyak cara untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan daya ingat.
5. Mitos Ketidakproduktifan
Lansia dipandang sebagai usia yang tidak produktif, padahal masih banyak lansia
yang memiliki kematangan dan keproduktifan menta dan material yang tinggi.
G. Peran Perawat pada Lansia
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan
memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai
tatanan dan membantu orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan
mempertahankan fungsi yang optimal. Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli
dalam memberikan pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya
dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen dan
kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional. Lingkup praktek keperawatan
gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan
bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan
kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi
dalam prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi ,
penelitian dan administrasi.
Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan karena sikap
tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk memberi asuhan yang efektif,
perawat harus menciptakan sikap positif terhadap lansia. Sikap negatif dapat
mengakibatkan penurunan rasa nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh
lagi, sikap tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam
fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi perawat. Klien ini
sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang, dan mungkin masyarakat juga
memandang mereka seperti itu. Perawat dapatmeningkatkan kemandirian dan harga
diri klien yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga. Perawat harus menjelaskan
sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan perawatan paling efektif.
Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan lembaga pekerjaan seorang perawat
mempengaruhi stereotip. Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga
dapat juga mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam pelayanan
kesehatan, maka penting sekali bagi perawat untuk mengembangkan pendekatan
asuhan yang positif bagi klien lansia.Pendekatan perawatan lanjut usia terbagi
menjadi tiga yaitu :
1. Pendekatan fisik
Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada 2 bagian yaitu :
a. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain.
b. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang mengalami
kelumpuhan atau sakit.
2. Pendekatan psikis
Perawatan mempunyai peranan yang panjang untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai
supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung
rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.
3. Pendekatan sosial
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan upaya
perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan berkumpul bersama
dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Inti
a. Data Demografi
1) Jenis kelamin
Laki-laki yang mengalami Penurunan pendapatan Cenderung berisiko
depresi Lebih tinggidibandingkan Perempuan karena laki-lakimerupakan
kepala keluarga yang berperan besar dalam keluarga
2) Tingkat pendidikan
Pada lansia tingkat Pendidikan dapat Mempengaruhi pendapatan Uang
pensiunan dan Mekanisme koping yang Dilakukan
3) Anggota Keluarga
Anggota keluarga diperlukan pengkajian Jumlah anggota keluarga Inti dan
berapa orang yang Masih dalam masa Pembiayaan klien
4) Pekerjaan Terdahulu dan Penghasilan
Pekerjaan lansia sebelum Pensiun atau sesudah Berhenti bekerja perlu
Dikaji. Tidak semua Pekerjaan apalagi yang Bukan pegawai mendapat
Pensiun. Selain itu jumlah Uang pensiunan juga dapat Mempengaruhi
tingkat Stress dan depresi pada Lansia.
2. Data subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Kualitas udara
Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia beriklim sejuk atau
panas,apakah terdapat polusi udara yang dapat mengganggu pernafasan
warga atautidak.
2) Kualitas air
Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari,keadaan saluran air disekitar rumah.
3) Tingkat kebisingan
Adanya sumber suara / bising yang dapat mengganggu keadaan
lansia,contohnya seperti pabrik.
4) Jarak antar rumah/ kepadatanJarak antar rumah satu dengan yang lainnya,
apakah saling berdempetan.
b. Pendidikan
Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada
saranapendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
warga.
c. Keamanan dan transportasi
Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling, satpamatau
polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress atau tidak.Sarana
transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi seharimenggunakan
kendaraan umum atau kendaraan pribadi.
d. Politik dan pemerintahan
Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang
sehinggamemudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang
termasukkesehatan.
e. Pelayanan social dan kesehatan
Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas,
balaipengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat
ataumemantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik
pemakaianfasilitas pelayanan kesehatan.
f. Komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitastersebut
untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk mendapatkaninformasi
dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau leaflet yangdiberikan kepada
komunitas.
g. Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja
atautidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
h. Rekreasi
Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanyaterjangkau
oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakankomunitas untuk
mengurangi stress.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara komprehensif (head to toe/per sistem) wajib dilakukan
meski tidak ada keluhan berarti yang dirasakan lansia guna mengantisipasi
penyakit degeneratif.
B. Analisa Data
Analisa data merupakan suatu studi dan pengujian data yang dapat berbentuk
kuantitatif maupun kuaitatif. Dalam analisa data, semua aspek harus dipertimbangkan
karena analisa data perlu menentukan kebutuhan kesehatan dan dukungan masyarakat
serta trend dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan analisa data
terdapat beberapa langkah antara lain : pengelompokan data, meringkas,
membandingkan dan membuat kesimpulan.
Analisa data berarti perawat komunitas mempelajari data – data yang telah
terkumpul melalui metode pengumpulan data. Data yang telah terkumpul dapat
berupa data kualitati dan kuantitatif. Analisa data dilakukan untuk melihat masalah
kesehatan yang dialami masyarakat dan untuk mengidentifikasi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan. Analisa data juga memberikan informasi
tentang kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat, system pendukung dan sumber –
sumber yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesehatan.
D. Perencanaan / Intervensi
1. Koping Tidak Efektif b.d. ketidakadekuatan sistem pendukung/ strategi
koping.
Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…..x….jam, klien mampu
menghadapi permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan mekanisme
koping adaptif yang ditunjukkan dengan:
1) Ekspresi wajah klien tampak tenang, tidak cemas
2) Klien mengungkapkan dengan verbal tentang perasaan yang lebih baik
3) Klien menunjukkan perilaku yang konstruktif dalam kegiatan sehari-hari
Intervensi Keperawatan :
1) Bina hubungan saling percaya dengan klien dan/atau keluarga
2) Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya, bantu klien
identifikasi stressor
3) Berikan dukungan pada klien apabila telah mengungkapkan perasaanya
4) Ajarkan alternatif koping yang konstruktif
5) Ajarkan klien untuk menggunakan strategi koping berorientasi ego yaitu
dengan memfasilitasi dan menjadwalkan secara berkala klien melakukan
hobinya serta membantu klien untuk meningkatkan religiusitas, latih klien
untuk senantiasa berdoa dan mengadu kepada Tuhan YME setiap kali ada
masalah.
6) Gunakan pendekatan konseling logoterapi
E. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
F. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.