DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
4. Selfianti (19320031)
FAKULTAS KEDOKTERAN
TAHUN 2021/2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-nya kelompok kami dapat menyekesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya
dan tepat waktu. Kelompok kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada setiap dukungan
yang telah mendorong kelompok untuk menyelesaikan makalah ini.
Kelompok kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai “ Trend Dan Issue Perawatan Home Care “. Kelompok kami
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan juga dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kelompok kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah penulis buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan .................................................................................................................................5
BAB II GAMBARAN UMUM
2.1 Sejarah Perkembangan Home Care......................................................................................6
2.2 Sejarah Trend Dan Issue Perawat Home Care.....................................................................8
2.3 Konsep Teori Trend Dan Issue Perawat Home Care.........................................................11
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Defenisi Home Care...........................................................................................................11
3.2 Tujuan Home Care ............................................................................................................11
3.3 Manfaat Home Care...........................................................................................................11
3.4 Prinsip- prinsip Home Care................................................................................................12
3.5 Peran dan Fungsi Perawat Home Care ..............................................................................12
3.6 Faktor Perkembangan Home Care.....................................................................................13
3.7 Tindakan colostomy dan wound care.................................................................................14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpilan ........................................................................................................................20
4.2 Saran .................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus dan
terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keprawatankesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat
sendiri juga dapatmenyesuaikan dengan perubahan tersebut. Definisi dan filosofi terkini
dari keperawatanmemperlihatkan trend holistic dalam keperawatan yang ditunjukkan
secara keseluruhan dalam berbagai dimensi, baik dimensi sehat maupun sakit serta
dalaminteraksinya dengan keluargadan komunitas. Tren praktik keperawatan meliputi
perkembangan di berbagai tempat praktikdimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar.Perkembangan Keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh :
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan kesehatan
yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care
dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui
sejarah yang panjang. Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care
adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada
individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui
staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.
4
kesehatanlah yang bergerak, dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang datang
ke tenaga kesehatan.Maka dari itu makalah ini membahas tentang trend dan issue
perawatan Home Care.
3. Dan apa sajakah konsep teori Trend dan Issue keperawatan homecare?
5. Apa saja Prinsip-prinsip home care dan bagaimana peran serta manfaat home care?
1.3 TUJUAN
A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengerti tentang tren dan issue perawatan
home care
B. Tujuan Khusus
2. Untuk mengetahui konsep teori trend dan issue keperawatan home care.
3. Dan untuk mengetahui juga sejarah trend dan issue perawatan home care itu
sendiri.
5. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dan peran serta manfaat dari home
care
5
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. DI LUAR NEGERI
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880-
an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian
yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun
pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai
perawatan dirumah. Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun
1900 terdapat 12.000perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ;
memberikan asuhan keperawatan dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses,
melakukan upaya promosi dan prevensi untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta
Perawat Praktik Mandiri yang melakukan asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai
kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993). Sejak tahun 1990-an institusi yang
6
memberikan layanan Home Care terus meningkat sekitar 10% perthun dari semula
layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting
Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi
profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) Kondisi
ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan Home Care (dapat
dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di berbagai
layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan
spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001) Di UK, Home
Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan mulai
berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang
merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari
kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah
pengawasan Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris,
2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran
District Nurse (DN) adalah :
2. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang
berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :
B. DI DALAM NEGERI
Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru,
karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih
dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah
merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam
perawatan maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS
pendidikan Bidan tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah
melakukan program Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Dalam
layanan “Partus Luar”, bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan
pertolongan persalinan normal dirumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan
7
nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior (kandidat) sampai tali pusat bayi puput
(lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas “Partus Luar” dan
tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan
bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan
kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
Pada abad 21 ini, dimana teknologi bidang kesehatan berkembang pesat mengakibatkan
derajat kesehatan masyarakat semakin meningkat. Hal ini tentu berakibat pada
peningkatan usia harapan hidup, menurunnya angka kematian ibu dan bayi terjadi
transisi epidemiologis penyakit. Seiring dengan itu maka konsep pelayanan
kesehatanpun harus berubah, yang tadinya masyarakat yang mendatangi institusi
pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit menjadi pelayanan kesehatan
yang mendatangi masyarakat. Oleh karena itu, paradigma bahwa rumah sakit adalah
tempat paling penting dalampenyembuhan dan perawatan pasien mulai berubah menjadi
perawatan rumah atau home care. Pelayanan kesehatan di rumah merupakan penyediaan
pelayanandan peralatan profesional perawat bagi pasien dan keluarganya di rumah
untuk menjaga kesehatan edukasi, pencegahan penyakit, diagnosis dan penanganan
penyakit, terapi paliatif dan rehabilitatif. Keperawatan merupakan salah satu pelayanan
yang paling banyak digunakan dal kegiatan home care. Namun terkadang home care
juga meliputi pelayanan medis dan sosial. Pelayanan ini dilakukan satu sampai dua kali
sehari dalam tujuh hari selama seminggu. Pelayanan home care juga mengatur akses
dan penggunaan peralatan home care, atau peralatan medis yang dapat diadaptasi untuk
digunakan dalam perawatan di rumah. Pelayanan home care menyediakan berbagi jenis
pelayanan kesehatan dirumah pasien. Tujuan primer dari pelayanan home care
sebenarnya adalah promosi kesehatan dan edukasi, tetapi saat ini sebagian pasien juga
melakukan pelayanan kesehatan dirumah karena adanyakebutuhan perawatan dan atau
layanan medis. Fokus pelayanan ini adalah kemandirian pasien dan keluargannya.
Wright, CEO, Visiting Nurse Association di Amerika mengatan perawatan dirumah
tidak lagi hanya tentang berbicara dengan pasien, memandikan, memeriksa tekanan
darah. “ kita sekarang mendapatkan pasien sakit kritis yang dibuang dari rumah sakit
dan dikirim kembali ke masyarakat, “ perawatan kami sangat berteknologi tinggi dan
sangan terampil serta profesional “. Pasien yang memerlukan perawatan di rumah
umumnya mempunyai masalah fisik, sosioekonomi, psikologi yang beragam. Beberapa
pasien berada dalam kondisi yang tidak stabil secara medis dan mungkin menderita
masalah kut seperti infeksi luka. Dalam kondisi ini biasany pasien memerlukan
pengobatan dan peralatan dirumah, pengkajian secara profesional, pendidikan dan
perubahan terapi. Di negara seperti indonesia yang jumlah pertumbuhan penduduknya
meningkat pesat dan banyak usia lanjut, angka penyakit degeneratifyang semangkin
meningkat dan kondisi demografi yang terdiri dari pulau-pulau maka konep home care
8
sangat cocok digunakan. Konsep home care ini merupakan solusi paling tepat untuk
mengantisipasi jumlah pasien yang tidak tertampung di rumah sakit. Konsep home care
sudah seharusnya menjadi first option dalam pembangunan kesehatan di indonesia.
Dengan konsep ini maka pasien yang sakit denga kriteria tertentu, tidak lagi ke rumah
sakit.
Hasil kajian Depkes RI Tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7% menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3% mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana, dan pelayanan, serta 91,9% menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan dirumah memerlukan ijin operasional. Berbagai faktor yang
mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah antara lain:
9
Kebutuhan masyrakat, Perkembangan IPTEK,bidang kesehatan, tersedianya SDM
kesehatan yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dirumah.
Trend home care pada era globalisasi ini sangatlah berkembang pesat terutama di negara
Indonesia karena home care merupakan pelayanan kesehatan jangka panjang yang
dilakukan di rumah oleh pelayanan kesehatan. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan
struktur pendidikan dan gaya hidup masyarakat. Perubahan tersebut menyebabkan pola
perawatan jangka panjang sangat dibutuhkan. Seiring dengan itu, konsep pelayanan
kesehatan pun berubah. Pada jaman dahulu masyarakat yang mendatangi insitusi
pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas tetapi pada jaman sekarang
pelayanan kesehatan yang mendatangi masyarakat. Oleh karena itu, paradigma rumah
sakit adalah tempat paling penting dalam penyembuhan dan perawatan klien sudah
mulai berubah menjadi perawatan dirumah (Widyanto, 2014)
Hampir semua masyarakat setuju bahwa rumah merupakan tempat paling baik untuk
melakukan perawatan kesehatan, terutama untuk meningkatkan kemandirian klien.
Tidak hanya memberi keringan dalam biaya, home care juga merupakan langkah kecil
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal untuk banyak klien. Konsep home care
dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan menghilangkan rasa stres pasien.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Home care merupakan penyediaan pelayanan dan peralatan profesional perawat bagi
klien dan keluarganya dirumah untuk menjaga kesehatan, edukasi, pencegahan penyakit,
diagnosis dan penangananpenyakit, terapi paliatif, dan rehabilisatif (Widyanto,2014).
Home care merupakan salah satu jenis perawatan jangka panjang (long time care) yang
dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapat
pelatihan home care merupakan lanjutan asuhan keperawatan yang dilakukan dirumah
sakit yang termasuk dalam rencana pemulangan dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari
rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana klien tersebut berada,atau
keperawatan khusus yang menangani klien dirumah. Pelayanan yang home care
merupakan suatu komponen rentang keperawatan yang berkesinambungan dan
komperhensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka.
Manfaat pelayanan home care bagi klien menurut Triwibowo (2012) antara lain:
11
2. Pelayanan lebih profesional.
4. Kebutuhan klien akan dapat terpenuhi sehingga merasa lebih nyaman dan puas
dengan asuhan keperawatan yang profesional.
8. Bertanggung jawab kepada klien dan keluarganya akan pelayanan yang bermutu
melalui manajemen kasus, rencana penghentian asuhan keperawatan (discharge
planning) dan koordinasi dengan sumber-sumber dikomunitas
9. Memelihara hubungan diantara anggota tim untuk menjamin agar kegiatan yang
dilakukan anggota tim saling mendukung
12
A. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan dengan fungsi:
c) Mengkoordinir aktifitastim
b) Menetapkan masalah
Bentuk pelayanan kesehatan yang saat ini dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan
kesehatan adalah rawat inap dan rawat jalan.Pada sisilain banyak anggota masyarakat
yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak
dirawat inap di insitusi pelayanan kesehatan. Faktor- faktor yang mendorong
perkembangan home care menurut Triwibowo (2012) adalah :
a) Kasus-kasus terminal dianggap tidak efektif dan tidak efesien apabila dirawat di
insitusi pelayanan kesehatan.
13
c) Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profil, merasakan perawatan
pasien yang lebih lama (lebih dari 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan
menjadi beban dari manajemen.
Kolostomi merupakan suatu tindakan pembedahan untuk membuat suatu lubang dari
kolon melalui dinding abdomen baik sementara ataupun permanen agar feses dapat keluar
melalui kolon.Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun temporer (sementara)
yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kolostomi temporer dibuat pada pasien yang
tujuannya untuk dekompresi kolon sedangkan kolostomi permanen dibuat pada pasien
yang tidak mampu lagi untuk defekasi secara normal melalui anus, hal ini biasanya
disebabkan karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid
dan rektum.
Kolostomi adalah sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1991 dalam Murwani, 2009). Randy
(1987, dalam Murwani, 2009) mendefenisikan kolostomi sebagai suatu pembuatan
lubang sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk
mengeluarkan feses. Evelyn (1991, dalam Murwani, 2009) juga mengatakan bahwa
kolostomi merupakan lubang yang dibuat melalui lubang dinding abdomen kedalam
kolon iliaka untuk mengeluarkan feses.
1. Kolostomi loop atau loop colostomy, biasanya dilakukan dalam keadaan darurat .
2. End colostomy, terdiri dari satu stoma dibentuk dari ujung proksimal usus dengan
bagian distal saluran pencernaan. End colostomy adalah hasil pengobatan bedah
kanker kolorektal
14
3. Double-Barrel colostomy terdiri dari dua stoma yang berbeda stoma bagian
proksimal dan stoma bagian distal (Perry & Potter, 2005).
A. Stoma
Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan yang berupa mukosa kemerahan disebut
dengan stoma (Muwarni, 2009). Untuk mengambil keluaran dari stoma, diperlukan
sebuah kantong sekali pakai atau kantong drainase yang disebut appliance yang
dilekatkan pada stoma. Karena kontrol sfingter normal tidak digunakan, mungkin akan
muncul masalah-masalah kebocoran, pengendalian bau dan iritasi disekitar area
(Blackley, 2004).
Perlengkapan ostomi terdiri atas satu lapis dengan barier kulit hipoalergik untuk
mempertahankan integritas kulit peristomal. Perlindungan kulit peristomal adalah aspek
penting dalam perawatan stoma. Peralatan yang sesuai ukuran merupakan hal yang
penting untuk mencegah kebocoran stoma (Wong, 2009).
Untuk menampung drainase, digunakan kantong kolostomi sekali pakai yang menutupi
stoma. Kantong tersebut ditahan menggunakan sabuk atau perekat. Perawatan stoma yang
benar sangat diperlukan untuk mempertahankan kesehatan jaringan karena daerah
disekitar stoma mengalami kontak langsung dengan feses yang cair atau semicair (Hegner
& Caldwell, 2003). Sebaiknya keluarga secara aktif dilibatkan karena keluarga
mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, selain itu
tindakan ini merupakan cara untuk menghormati dan menghargai keluarga (Carey, 1989
dalam Suprajitno, 2004).
B. Indikasi Kolostomi
Lokasi kolostomi ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien (McGarity,
1992 dalam Potter dan Perry, 2006). Kolostomi dapat dibuat secara permanen ataupun
temporer (sementara) yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Kolostomi temporer
dibuat pada pasien yang tujuannya untuk dekompresi kolon sedangkan kolostomi
permanen dibuat pada pasien yang tidak mampu lagi untuk defekasi secara normal
melalui anus, hal ini biasanya disebabkan karena adanya keganasan, perlengketan, atau
pengangkatan kolon sigmoid dan rektum.
15
Menurut Setyorini (2009), ada bermacam – macam jenis kantong stoma yang perlu
diketahui, antara lain:
16
a) Kantong stoma untuk menampung feses.
Tujuan :
Langkah Prosedur
a) Persiapan alat
Colostomy bag
Celemek skoret
Zink salep
Bengkok
17
b) Persiapan Pasien dan Lingkungan
Perkenalkan diri
Identifikasi pasien
Kontrak waktu
Informed consent
c) Prosedur tindakan
1. Cuci tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya dibagian kanan atau kiri pasien sesuai letak
stoma
10. Keringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan kassa
steril
11. Berikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
18
13. Tempelkan kantong colostomy dengan posisi vertical /horizontal /miring atau
sesuai kebutuhan pasien
15. Rekatkan /pasang colostomy bag dengan tepat tanpa udara di dalamnya
19
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Kolostomi adalah sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada
dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1991 dalam
Murwani, 2009). Randy (1987, dalam Murwani, 2009) mendefenisikan
kolostomi sebagai suatu pembuatan lubang sementara atau permanen dari usus
besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses. Lokasi kolostomi
ditentukan oleh masalah medis dan kondisi umum klien ( McGarity, 1992 dalam
Potter dan Perry, 2006).
Keadaan stoma yang baik adalah berwarna merah muda yang agak gelap
mendekati warna merah. Apabila mengalami gangguan sirkulasi, stoma akan
berubah warna menjadi merah gelap. Beberapa hari pertama stoma akan menjadi
oedema dan akan menciut (Lewis & Collier, 1983). Oleh karena itu, perawatan
stoma dapat dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan pasien,
mencegah terjadinya infeksi, mencegah terjadinya iritasi pada kulit sekitar
stoma, dan untuk mempertahankankenyamanan pasien dan lingkungannya
(Murwani, 2009).
4.2.SARAN
Dalam penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami apa yang
disampaikan serta dapat mengambil manfaatnya. bagi penulis diharapkan dapat
membuat makalah dengan lebih baik lagi.
Sebagai tenaga kesehatan kita diharapkan untuk tidak terpaku pada satu
pelayanan kesehatan saja kita juga bisa mengadopsi layangan kesehatan seperti
melaksanakan praktik mandiri seperti home care yang sudah diatur undang-
undang keperawatan. Karena home care merupakan pelayan kesehatan jangka
panjang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Research Publications Pty Ltd 27A Boronia, Vermont, Victoria, Australia. Murwani, A. 2009. Perawatan
Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Gosyen Publishing. Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta
edoc.site_telenursing-trend-amp-issu-keperawatan-indonesia-2.pdf
https://www.kompasiana.com/kronusjak/5912d220e5afbdfe466500d2/trend-jasa-home-care-idi-
indonesia
https://www.kompasiana.com/insanmedika/5936191e354054736f25e982/mengenal-perawat- home-
care-yang-sedang-trend-di-indonesia
21