Anda di halaman 1dari 18

Program Studi : Home Care Nursing For Woud

Dosen Pengampu : Irfan Wabula, S.Kep., Ns., M.Kep

“MAKALAH KONSEP HOME CARE PADA PELAYANAN


KEPERAWATAN ”

FINDRAYANI
(4201017010)

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) IST BUTON
BAUBAU
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
Makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat mengetahui “Makalah Konsep Home Care Pada Pelayanan Keperawatan”.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada koordinator Irfan Wabula,


S.Kep., Ns., M.Kep yang telah banyak membantu dalam menyusun serta memberi
motivasi yang luar biasa agar dapat menyelesaikan makalah ini dangan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Aamiin.

Baubau,22 Mei 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................5
D. Manfaat ....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Definisi Home Care...................................................................................................6
B. Sejarah Perkembangan Home Care...........................................................................6
C. Manfaat dan Tujuan Pelayanan Home Care..............................................................9
D. Populasi, Jenis dan Pemberi Layanan Home Care...................................................10
E. Jenis Institusi Pemberi Layanan Home Care...........................................................11
F. Standar Praktik Home Care......................................................................................12
G. Perencanaan Institusi Home Care Swasta................................................................15
BAB III PENUTUP............................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam hirarki
Maslow dijelaskan bahwa kebutuhan dasar manusia menyangkut di dalamnya
pemenuhan kebutuhan fisik. Perlindungan fisik salah satunya berupa ancaman
tubuh atau hidup yang dapat berupa penyakit. Seseorang yang mengalami sakit
akan berupaya untuk mencari pelayanan kesehatan agar dirinya dapat kembali pada
keadaan sehat. Pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit, Puskesmas dan
tempat-tempat praktik kesehatan lainnya. Berbagai macam pelayanan ditawarkan
kepada pasien yang ingin meningkatkan kesehatannya. Salah satunya adalah
pelayanan home care atau perawatan kesehatan di rumah.
Home care atau perawatan kesehatan di rumah merupakan pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka. Tujuan dari
pelayanan home care adalah untuk meningkatkan, mempertahankan an atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan
meminimalkan komplikasi akibat dari penyakit serta memenuhi kebutuhan dasar
pasien dan keluarga. Lingkungan di rumah dirasa lebih nyaman bagi sebagian
pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit. Hal ini berpengaruh pada
proses penyembuhan pasien yang cenderung akan lebih cepat masa
penyembuhannya jika mereka merasa nyaman dan bahagia (Yayok, 2012). Selain
alasan diatas, home care juga membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan
biaya pelayanan kesehatan khususnya pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang
memerlukan perawatan yang relatif lama.
Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 di peroleh hasil : 97,7% menyatakan perlu
dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3% mengatakan bahwa perlu
standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9% menyatakan pengelola
keperawatan kesehatan di rumah memerlukan izin operasional.
Selain Home Care, di Indonesia juga dikenal pelayanan One Day Care atau
pelayanan rawat sehari yang merupakan perawatan dalam jangka waktu pendek
(relatif singkat), yaitu 1 hari atau 24 jam. Menurut penelitian hampir 70% rumah
sakit Indonesia menerapkan sistem One day care, Pelayanan One Day Care

4
menghindarkan pasien dari terjadinya infeksi nosokomial karena pasien tidak perlu
dirawat lama di rumah sakit sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan oleh
pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Home Care ?
2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Home Care ?
3. Apa Alasan pelayanan home care ?
4. Apa populasi, jenis dan pemberi layanan home care ?
5. Apa jenis institusi pemberi layanan home care ?
6. Bagaimana standar praktik home care ?
7. Bagaimana perencanaan institusi home care swasta ?
C. Tujuan
1. Mengetahui, memahami, dan menerapkan pelayanan home care dalam bidang
kesehatan,khususnya bidang keperawatan.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Home Care Nursing For Woud
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a) Menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan mahasiswa untuk pengetahuan tentang pelayanan Home
Care
b) Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran pelayanan home
care
2. Bagi Pasien
Diharapkan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta mendapat
kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai kepuasan
klien yang optimal.
3. Bagi Perawat
a) Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b) Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c) Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Home Care
Merupakan suatu komponen dari perawatan kesehatan yang komprehensif,
dmana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara, memulihkan dan
memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil mengurangi
dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit terminal (Swanson,
1997).
Home care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien,
sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah
pasien (Suharyati, 2003). Perawatan di rumah merupakan bagian dari proses
keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan
(Discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit.
Perawatan di rumah ini bisa dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula,
perawat komunitas dmana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang
menangani perawatan di rumah (Suardana, 2001).
Perawatan di rumah merupakan bagian dari proses keperawatan keluarga,
bagi klien yang tidak memerlukan rawat inap, yaitu sebagai tindak lanjut dari
tindakan keperawatan unit rawat jalan atau Puskesmas (Stanhope and Jeanette, 1992).
Perawatan di rumah merupakan kunjungan rumah yang dilakukan oleh perawat,
dilaksanakan untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat, mencapai kemandirian
dalam menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Lamanya kunjungan rumah
disesuaikan dengan kebutuhan klien (Sherwen and Carol, 1991).
B. Sejarah Home Care
Perawatan dirumah merupakan aspek keperawatan komunitas yang berkembang
paling pesat. Antara tahun 1988-1992, jumlah perawat yang melakukan perawatan
dirumah meningkat menjadi 50%. Pada awalnya, keperawatan komunitas dimulai
dengan pelayanan yang diberikan bagi orang-orang miskin di rumah mereka.
William Rathbone memulai program perawat yang berkunjung ke rumah (visiting
nurse) pada tahun 1859, setelah istrinya meninggal dan dirawat oleh perawat di
rumahnya. Selanjutnya di akhir tahun 1800-an, Amerika Serikat mendirikan
perkumpulan perawati yang datang ke rumah karena tingginya imigrasi di Amerika

6
yang menyebabkan terjadinya penyakit-penyakit menular sampai dengan awal abad
ke-19, perawatan bagi orang sakit dan orang cacat di rumah-rumah mereka menjadi
bentuk tradisional dari pelayanan kesehatan bagi kebanyakan orang (Spiegel, 1987).
Di tahun 1940-an, rumah sakit mulai menunjukkan keberhasilannya pada
perawatan di rumah karena meningkatnya jumlah orang yang sakit kronis.
Perkumpulan-perkumpulan visiting nurse semakin menjamur di berbagai kota besar
dan kecil, sampai akhirnya di awal tahun 1980-an digunakan sistem Diagnostic-
Related Groups (DRGs) untuk menurunkan lama rawat inap dari seorang pasien.
Pelayanan perawatan di rumah selanjutnya dipandang bukan hanya sebagai cara yang
terpilih untuk memberikan perawatan pada klien, tetapi juga merupakan cara yang
paling murah.
Dalam kegiatan kongres ICN 13 July 2009 di Afrika Selatan dibahas Sharing
experience tentang Home Based Carre dan Primary Health care di masing-masing
negara. Permasalahan di negara berkembang hampir sama yaitu communicable
disease dan kurangnya sumber daya baik tenaga perawat maupun fasilitas, termasuk
teknologi serta pentingnya kompetensi perawat dalam melaksanakan Home Based
Care dengan aspek legal yang kuat dalam praktek.
1. Di luar negeri
Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar
tahun 1880-an, dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan
angka kematian yang tinggi. Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah
sakit modern, namun pemanfaatannya masih sangat rendah, hal ini dikarenakan
masyarakat lebih menyukai perawatan di rumah. Kondisi ini berkembang secara
professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000 perawat terlatih di suruh
USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan di rumah pada
keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi
untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang
melakukan asuhan keperawatan pasien di rumah sesuai kebutuhannya). (Lerman
D.& Eric B.L 1993).
Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus
meningkat sekitar 10% pertahun dari semula layanan hanya diberikan oleh
organisasi perawat pengunjung rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan

7
pemerintah, kemudian berkembang layanan yang berorientasi profit (Proprietary
Agencies) Dan yang berbasis RS (Hospital Based Agencies) kondisi ini terjadi
seiring dengan perubahan sistem pembayaran jasa layanan home care (dapat
dibayar melalui pihak ketiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di
berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya home health nursing yang
merupakan spesialisasi dari community health nursing (Allender & Spradley,
2001)
Di UK, Home Care berkembang secara profesional selama pertengahan abad
19, dengan mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai
oleh para Biarawati yang merawat orang sakit di rumah. Kemudian mereka mulai
melatih wanita dari kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin
yang sakit, di bawah pengawasan Biarawati tersebut. (Walliamson, 1996 dalam
Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini terus berkembang sehingga pada
tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :
a. Merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri
b. Merawat orang sakaratul maut di rumah agar meninggal dengan nyaman dan
damai
c. Mengajarkan keterampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar
dapat digunakan pada saat kunjungan perawat telah berlalu.
Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV)
yang berperan sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah:
a. Melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat
luas dalam upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan
b. Memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.
2. Di dalam negri
Di Indonesia, Layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal
yang baru, karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota
keluarga yang dilatih dan atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah
secara perorangan, adalah merupakan hal biasa sejak dahulu kala.
Sebagai contoh dapat ditemukan dalam keperawatan maternitas, dimana RS
Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan tertua di

8
Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program
Home Care (HC) yang di sebut dengan "partus luar". Dalam layanan "partus luar",
Bidan dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan
normal di rumah pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal
oleh siswa bidan senior (kadidat) sampai tali pusat bayi Puput (lepas). Baik bidan
maupun siswa bidan yang melaksanakan tugas "partus luar" dan tindak lanjutnya,
harus membuat laporan tertulis kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta
tindakan yang dilakukan. Kondisi ini terhenti seiring dengan perubahan kebijakan
Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan dengan pelayanan.
C. Manfaat dan Tujuan Pelayanan Home Care
1. Manfaat home care adalah :
a. Bagi klien dan keluarga:
1) Program Home Care dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang
makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien dan
transportasi serta konsumsi keluarga
2) Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggota keluarga ada yang sakit
3) Merasa lebih nyaman karena berada di rumah sendiri
4) Makin banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga tugas
merawat orang yang sakit biasanya dilakukan ibu terhambat, oleh karena itu
perlu kehadiran perawat untuk menggantikannya.
b. Bagi perawat:
1) Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
2) Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik
3) sehingga pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan
kondisi keluarga, sehingga kepuasan kerja perawat meningkat.
2. Tujuan home care
Tujuan dari pelayanan home care nursing adalah untuk meningkatkan,
mempertahankan, atau memaksimalkan tingkat kemandirian, serta meminimalkan
dampak dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal dalam

9
jangka waktu yang lama secara komprehensif dan berkesinambungan (Triwibowo,
2012).
Menurut prellagi (2015), tujuan dari pelayanan home care nursing yaitu :
a. Umum
Meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara komprehensif
dan berkesinambungan
b. Khusus
1) Meningkatkan, mempertahankan, dan memulihkan kesehatan
2) Mengoptimalkan tingkat kemandirian klien dan keluarga
3) Meminimalkan akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang
dialami klien.
D. Populasi, Jenis dan Pemberi Layanan Home Care
1. Populasi Di AS layanan home care didominasi oleh wanita (66,8%). Meskipun
program home care diperuntukkan semua umur, tetapi mayoritas klien berusia 65
tahun atau lebih.
2. Jenis layanan Mengingat home care dalam keperawatan merupakan spesialisasi
dari keperawatan komunitas (Harris, 1998), maka jenis layanan yang diberikan
meliputi layanan keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia
yang menghadapi masalah kesehatan baik potensial maupun aktual dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (Prevensi
primer, sekunder dan tertier).
3. Pemberi layanan home care Pemberi layanan keperawatan di rumah ada 2 jenis
tenaga yaitu tenaga informal dan tenaga formal. Tenaga informal adalah anggota
keluarga atau teman yang memberikan layanan kepada klien tanpa dibayar.
Diperkirakan 75 % lanjut usia di AS dirawat oleh jenis tenaga ini (Fioriglio,
1999). Sedangkan tenaga formal adalah perawat, yang harus bekerja bersama
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan, sehingga harus memperhatikan
semua aspek kehidupan keluarga. Oleh karena itu perawat yang bekerja di
masyarakat dituntut untuk mampu berfikir kritis dan menguasai ketrampilan
klinik dan harus seorang RN. Dengan demikian diharapkan perawat dapat
memberikan layanan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.

10
E. Jenis Institusi Pemberi Layanan Home Care
Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan home care antara lain:
1. Institusi pemerintah
Di Indonesia pelayanan home care yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita
maupun lansia) yang dilaksanakan oleh tenaga keperawatan Puskesmas. Klien
yang dilayani Puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di
Amerika dilakukan oleh visiting nurse.
2. Institusi sosial
Melaksanakan pelayanan home care dengan suka reladan tidak memungut
biaya. Biasanya dilakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan
kunjungan rumah pada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pengabdian
pada Tuhan
3. Institusi swasta
Dalam bentuk praktek mandiri baik perorangan maupun kelompok yang
menyelenggarakan pelayanan home caredengan menerima imbalan jasa baik
secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ketiga (asuransi).
4. Home Care berbasis rumah sakit (Hospital Home care).
Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah di rawat di rumah sakit,
karena masih memerlukan bantuan laynan keperawatan, maka dilanjutkan di
rumah. Alasannya munculnya Home care jenis program ini adalah :
a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan
untuk melakukan pendidikan kesehatan sangat kurang (Misalnya pada post
partum normal hanya dirawat 1-3 hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana
caranya menyusui, cara merawat tali pusat, merawat luka perineum yang benar
dan senam post partum) belum dilaksanakan dengan optimum, sehingga
kemandirian ibu masih kurang.
b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang di
rawat di rumah sakit.
c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di rumah sakit tentu
memerlukan biaya yang besar.

11
d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga
akan meningkatkan kepuasan klien maupun perawat (Suardana, 2001)
F. Standar Praktik Home Care
Standar praktik merupakan salah satu perangkat yang diperlukan oleh setiap
tenaga professional. Standar praktik keperawatan mengidentifikasi harapan minimal
bagi para perawat yang aman efektif dan etis (sumijatun, suliswati, payapo,
maruhawa,& sumartini,2006).
Standar praktik pelayanan kesehatan rumah yang dikembangkan oleh American
Nurse Association (19986) dakam sumijatun et al. (2006), memerhatikan hubungan
proses keperawatan dengan standar praktik seperti terlihat pada tabel berikut.

Hubungan antara proses keperawatan dan standar praktik ANA.(diadaptasi dari


American nurse association standard of health nursing practice,19986)
Proses Standar Deskripsi
keperawatan
Pengkajian Organisasi Seluruh pelayanan kesehatan rumah
direncanakan,diorganisasi langsung
oleh perawat professional yang
mempunyai pengalaman di kesehatan
komunitas dan kepengaruhan
organisasi pelayanan kesehatan
rumah.
Teori Perawat menerapkan konsep teori
sebagia dasar pengambilan keputusan
Pengumpulan data Secara berkelanjutan, perawat
mengumpulkan dan mereka data
secara menyeluruh, akurat dan
sistematis.
Diagnosis Perawat mengumpulkan data
pengkajian kesehatan untuk
menentukan diagnosis keperawatan.
Perencanaan Perencanaan Perawat mengembangkan rencana
keperawatan menetapkan tujuan,
rencana keperawatan dibuat

12
berdasarkan diagnose keperawatan
dan meliputi pengobatan yang
diperoleh klien, pencegahan dan
tindakan keperawatan rehabilitasi.
Implementasi Intervensi Perawat dipandu oleh rencana
keperawatan untuk memberikan
kenyamanan, pemulihan, perbaikan,
pendidikan kesehatan, mencegah
komplikasi, kecacatan akibat efek
penyakit dan rehabilitasi.
Evaluasi Evaluasi Secara berkelanjutan perawat
mengevaluasi respon klien dan
keluarga untuk menentukan kemajuan
pencapaian tujuan dan memperbaiki
data dasar, diagnosis dan rencana
keperawatan.
Keperawatan Perawat bertanggung jawab terhadap
berkelanjutan kenyamanan pasien dan tidak adanya
gangguan dalam keperawatan
berkelanjutan oleh karena itu gunakan
discharge. Rencana pilang, penataan
kasus dan koordinasi dengan sumber
daya di masyarakat.
Kerja sama antara Perawat memulai kerja sama dan
disiplin memelihara hubungan dengan semua
pelaksana pelayanan kesehatan
sehingga mereka (tim) secara
bersama-sama berusaha untuk menuju
tujuan yang efektif.
Pengembangan Perawat diasumsikan bertanggung
professional jawab untuk pengembangan
professional dan berkontribusi pada
pengembangan professional
Riset Perawat berpartisipasi dalam kegiatan

13
penelitian yang memberikan
kontribusi terhadap pengembangan
professional.
Etika Perawat menggunakan kode etik yang
dibentuk oleh ANA sebagai petunjuk
pengembilan keputusan etika dalam
praktik.

Asosiasi Perawat Amerika (1999) telah menetapkan lingkup dan standart Home
Health Nursing yang meliputi standart asuhan keperawatan dan standart kinerja
professional.
1. Standart Asuhan Keperawatan sebagai berikut :
a. Standart I, Perawat mengumpulkan data kesehatan klien
b. Standart II, dalam menetapkan diagnosa keperawatan, perawat melakukan
analisa terhadap data yang telah terkumpul
c. Standart III, Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan baik dari klien
maupun lingkungannya
d. Standart IV, Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan dengan
menetapkan intervensi yang akan dilakukan untuk mencapi hasil yang diharapkan
e. Standart V, Perawat melaksanakan rencana intervensi yang telah ditetapkan dalam
perencanaan
f. Standart VI, Perawat melakukan evaluasi terhadap kemajuan klien yang mengarah ke
pencapaian hasil yang diharapkan.
2. Standart kinerja professional (Profesional Performance)
a. Standar I, kualitas asuhan keperawatan; perawat melakukan evaluasi terhadap
kualitas dan efektifitas praktik keperawatan secara sistematis .
b. Standar II, Performance Appraisal; Perawat melakukan evaluasi diri sendiri
terhadap paraktik keperawatan yang dilakukannnya dihubungkan dengan
standar praktik professional, hasil penelitian ilmiah dan peraturan yang
berlaku.
c. Standar III, pendidikan ; perawat berupaya untuk selalu meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan dirinya dalam praktik keperawatan.

14
d. Standar IV, kesejawatan; perawat berinteraksi dan berperan aktif dalam
pengembangan profesionalisme sesama perawat dan praktisi kesehatan lainnya
sebagai sejawat
e. Standar V, etika; putusan dan tindakan perawat terhadap klien berdasarkan
pada landasan etika profesi
f. Standar VI, kolaborasi; dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat
berkolaborasi dengan klien, keluarga dan praktisi kesehatan lain.
g. Standar VII, penelitian; dalam praktiknya, perawat menerapkan hasil penelitian
h. Standar VIII, pemanfaatan sumber; perawat membantu klien atau keluarga
untuk memahami resiko, keuntungan dan biaya perencanaan dan pelaksanaaan
asuhan keperawatan.
G. Perencanaan Institusi Home Care Swasta
Institusi home care swasta baik didirikan secara individu maupun kelompok,
baik untuk satu jenis layanan maupun layanan yang bervariasi. Unutk itu diperlukan
perencanaan yang berdasarkan kebutuhan pasar. Perencanaan berdasarkan kebutuhan
pasar mengharuskan kita untuk melakukan analisa eksternal dan internal.
Analisa eksternal memperhitungkan kecenderungan kebutuhan pasar baik jenis
maupun jumlahnya. Misalnya bila kita berada di daerah yang penduduknya
kebanyakan berusia produktif, maka sudah dapat diperkirakan bahwa pasar
membutuhkan layanan keperawatan yang berhubungan dengan masalah reproduksi,
bayi serta balita. Analisa eksternal juga harus melihat pesaing yang ada di sekitar
daerah tersebut baik jumlah, jenis maupun kondisinya.
Analisa internal memperhitungkan tentang ketersediaan sumber (alam, manusia,
dana) baik yang aktual maupun potensial. Selain ketersediaan dana juga perlu
dianalisa komitmen personal yang ada terhadap rencana pembentukan institusi home
care. Komitmen personal merupakan persyaratan mutlak yang harus dimiliki untuk
mengawali suatu bisnis baru.
Agar pelanggan loyal terhadap suatu institusi home care maka home care harus
memperhatikan hal berikut :
1. Kemudahan meliputi kemudahan untuk dihubungi, untuk mendapatkan informasi,
dan kemudahan untuk membuat janji.

15
2. Selalu tepat janji, sangat penting untuk membina hubungan saling percaya antara
masyarakat dengan institusi home care swasta.
3. Sesuai standar yang telah ditetapkan. Hal ini merupakan ciri professional bersifat
responsif terhadap keluhan, kebutuhan dan harapan klien.
4. Mengembangkan hubungan kerja sama secara internal dan eksternal untuk
memperbaiki kualitas layanan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

16
Merupakan suatu komponen dari perawatan kesehatan yang komprehensif,
dmana pelayanan kesehatan diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka dengan maksud untuk meningkatkan, memelihara, memulihkan
dan memaksimalkan tingkat kemandirian dibidang kesehatan sambil
mengurangi dampak dari cacat dan sakit termasuk pada penyakit-penyakit
terminal (Swanson, 1997).
Home care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien,
sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di
rumah pasien (Suharyati, 2003). Perawatan di rumah merupakan bagian dari
proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana
pemulangan (Discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari
rumah sakit. Perawatan di rumah ini bisa dilaksanakan oleh perawat dari rumah
sakit semula, perawat komunitas dmana klien berada, atau dilaksanakan oleh
tim khusus yang menangani perawatan di rumah (Suardana, 2001).
B. Saran
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya harus kompeten
dalam bidangnya, bertanggung jawab terhadap tugasnya. Bagi pasien dan
keluarga hendaknya bersifat terbuka terhadap perawat home care, mengikuti
anjuran dari perawat, membantu dalam proses tindakan keperawatan, dan
bersifat kooperatif dalam menerima informasi dari perawat.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/252020896/Makalah-Sejarah-Home-Care Diakses Pada


Tanggal 22 Mei 2021
https://id.scribd.com/document/341363351/Home-Care Diakses Pada Tanggal 22
Mei 2021

17
https://id.scribd.com/document/358687222/MAKALAH-HOME-CARE-docx
Diakses Pada Tanggal 22 Mei 2021
https://id.scribd.com/doc/54980599/Contoh-Makalah-Home-Care Diakses Pada
Tanggal 22 Mei 2021
https://id.scribd.com/document/374926071/Makalah-Home-Care Diakses Pada
Tanggal 22 Mei 2021
Siti Nur Kholifah.2012. Home Care. vol. V NO. 1, 44-48

18

Anda mungkin juga menyukai