KELOMPOK 3:
2A TRANSFER
1. LINA ARISCA
2. LINDA PUSPITASARI
3. LITA ERDITA
4. MAGDALENA ENI
5. MUANA
6. NADYA UTAMI PUTRI
7. NUR AINIYAH RAMADHIANA
8. NUR OKTAVIANI
9. REPI ROSTIANA
10. RETNO PERTIWI
11. RIA AMELIA
12. RIZKI FAJRI EXA WIDIANINGSIH
13. SAFITRI WULANDARI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini terdapat lima penyakit paru (Big Five) dengan insiden terbesar yaitu
dan asma. Karsinoma paru atau yang umumnya dikenal sebagai kanker paru
merupakan tumor ganas epitel primer saluran nafas terutama bronkus yang dapat
tubuh melalui aliran darah dan sistem limfatik. Sebetulnya suatu proses kanker di
paru dapat berasal dari saluran pernapasan itu sendiri dari jaringan ikat diluar
saluran pernapasan.
Dari saluran pernapasan, sel kanker dapat berasal dari sel bronkus, alveolus
atau dari sel-sel yang memproduksi mucus yang mengalami degenerasi maligna.
Karena pertumbuhan suatu proses keganasan selalu cepat dan bersifat infasif,
yang sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat di obati dan
sekitar 13% dari klien yang menjalani pembedahan mampu bertahan selama 5
2
tahun. Metastasis penyakit biasanya muncul dan hanya 16% klien yang
munculnya kanker (Cancer Incidence) pada laki-laki Indonesia untuk jenis kanker
persen/103.100 orang, dan pada wanita tiga kali lebih sedikit, sebesar 9.374 orang
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitatif. Saat hal seperti ini terjadi, perawatan paliatif memainkan
peran besarnya dalam meningkatkan kualitas hidup mereka agar lebih baik lagi,
kepada seluruh anggota keluarga dan pelaku rawat lainnya. Perawatan paliatif ini
dilakukan sejak tahap diagnosis, sepanjang pengobatan, hingga jelang ajal dan
pasca kematian.
B. Rumusan Masalah
mampu memahami Asuhan Keperawatan yang ditinjau dari Aspek Spiritual pada
pasien terminal apa saja yang dapat di pahami, khususnya pada pasien CA Paru?”
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
3
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu memahami
terminal.
tentang :
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria
maupun wanita. Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam
paru-paru, tetapi bisa juga berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang
dapat berupa metastasis atau lesi primer. Kebanyakan tumor ganas primer dari
sistem pernapasan bawah bersifat epithelial dan berasal dari mukosa percabangan
tumor ganas primer system mukosa pernapasan bagian bawah yang bersifat
a. Anatomi Paru
rongga dada. Terletak disebelah kanan dan kiri dan tengah dipisahkan
5
yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang, dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
lain :
a) Rongga hidung
b) Faring
digestif.
c) Laring
6
Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
batuk.
a) Trakhea
b) Bronkus
7
c) Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
d) Alveoli
sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang
e) Alveoulus
darah.
f) Paru-paru
b. Fisiologi
Udara bergerak masuk dan keluar paru-paru karena ada selisih tekanan
yang terdapat antara atmosfir dan alveolus akibat kerja mekanik otot-
8
otot.Seperti yang telah diketahui, dinding toraks berfungsi sebagai
diafragma turun dan iga terangkat akibat kontraksi beberapa otot yaitu
ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.Tekanan
anatomic saluran udara dan dengan uap air. Dalam keadaan beristirahat
dan alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak
9
selama 0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru-paru normal
pernapasan eksterna :
paruparu menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan,
lebih banyak darah datang di paru – paru membawa terlalu banyak CO2
dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan,
10
dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini me ngeluarkan CO2
%), Oksigen ( 20 %), Karbon dioksida ( 0-0,4 %). Udara yang masuk
%). Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru
Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10 nya atau 500 ml
adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan
liter dan pada seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang
C. Etiologi
11
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan
hubungan keluarga ataupun suku bangsa atau ras serta status imonologis
menjadi penyebab utama dan penyebab lain seperti polusi udara, diet yang
D. Manifestasi Klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis
.Bila sudah menunjukkan gejala berarti pasien sudah dalam stadium lanjut.
b) Hemoptisis
b. Invasi local
a) Nyeri dada
metastasis)
12
d. Sindrom paraneoplastik( terdapat pada 10 % kanker paru ) dengan
gejala :
( hiperkalasemia )
E. Klasifikasi
namun berjarak lebih dari 2cm dari karina, serta belum ada efusi
pleura.
kontralateral
13
3) M : M0 : tidak terdapat metastase jauh
F. Pemeriksaan Penunjang
d. Pemeriksaan Histopatologi
14
dantorakotomi. Hasil pemeriksaan dapat mengklasifikasikan
selain ketiga jenis lainnya, bisa dalam bentuk skuamosa dan glandular
dengan diferensiasi buruk dengan seldatia, sel jernih dan varian sel
e. Pemeriksaan serologi
G. Penatalaksanaan
A) Keperawatan
15
1) Penatalaksanaan keperawatan adalah Terapi Oksigen. Jika terjadi
kecemasan.
4) Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi
B) Medis
1) Pembedahan
terkena kanker.
2) Toraktomi eksplorasi
16
4) Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
6) Radiasi
kuratif dan bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor
7) Kemoterapi
tumor, untuk menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau
radiasi.
H. Komplikasi
17
trombotik. Pada kanker paru, gejala neuromuscular seperti kelemahan
penyakit.
dan kehidupan.
18
Perawat harus menilai nilai spiritual pasien, kebutuhan, dan perspektif
penyakit mereka dan persepsi serta makna hidup mereka. Pasien yang
untuk penilaian kebutuhan spiritual pasien, ini adalah aspek penting dari
hidup mereka.
19
perumpamaan, puisi, dan gambar dapat menawarkan saluran untuk
atau keluarga untuk pasien berasal dari mendengarkan secara aktif dan
mereka.
hubungan, pengalaman cinta diri dan orang lain, dan transendensi rasa
20
mengatasi penderitaan dan bagaimana mati dengan anggun dan
bermartabat.
kebutuhan spiritual mana yang perlu dan belum terpenuhi pada pasien,
karena spiritual bagi setiap orang berbeda, tergantung dari cara pandang
21
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
Kasus :
Pertanyaan :
22
JAWABAN
A. Pengkajian Spiritual
23
Data Subjektif Data Objektif
C. Diagnosa Spiritual
1 Data Subjektif :
Os merasa sakit yang
dideritanya saat ini dikarenakan
pasien sudah durhaka kepada
ibunya karena tidak mampu
24
mengurus ibunya yang sudah
tua.
Keluarga mengatakan os jarang
beribadah karena tidak ada Distres Spiritual berhubungan dengan
gunanya Kondisi Penyakit
Os selalu mengeluh hidupnya
tidak bermakna
Data Objektif :
TD : 99/65 mmHg, N : 115
x/mnt, RR : 32 x/mnt, S: 36,5,
Sao2 : 95%
Kanker paru dengan metastase
pada tulang
Sedang kemoterapi ke 7 dari 20
program
Pandangan mata nampak
kosong
Os sulit di ajak beribadah di
tempat tidur
Os nampak lebih diam
2 Data Subjektif :
Os mengeluh sesak nafas
walaupun dalam kondisi
berbaring dan terlentang di
tempat tidur
Os mengeluh tidak mau makan
dan minum
Pasien sudah mendapat terapi
campuran morfin dan di berikan Gangguan Rasa Nyaman berhubungan
setiap 4 jam dengan Efek Samping Terapi
25
(Kemoterapi)
Data Objektif :
TD : 99/65 mmHg, N : 115
x/mnt, RR : 32 x/mnt, S: 36,5,
Sao2 : 95%
Sesak Nafas
Nyeri
Skala Nyeri : 9/10
Mual dan muntah setiap kali
makan minum
Wajah os sering meringis
kesakitan
Kulit nampak kering dan
mengitam
Makan hanya 2 sendok
Muntah cair, kehijauan
3 Data Subjektif :
Keluarga mengatakan os mulai
tidak kuat dengan penyakitnya
dan ingin mati saja, Ansietas berhubungan dengan Ancaman
Data Objektif : Terhadap Kematian
Kanker paru dengan metastase
pada tulang
Pandangan mata nampak
kosong
Os nampak gelisah dan sulit
tidur
Os sering tiba-tiba menangis
dan tiba-tiba marah
26
D. Intervensi, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No.
NIC NOC Implementasi Evaluasi
Dx
1. Distress spiritual b.d 1. Gunakan 1. Menggunakan komunikasi S: pasien mengatakan dirinya
Kondisi Penyakit komunikasi terapeutik utuk membangun merasa lebih baik dan akan lebih
terapeutik utuk kepercayaan dan kepedulian mendekatkan diri kepada Tuhan
membangun empatik
Kriteria hasil: O: pasien terlihat lebih baik,
kepercayaan dan 2. Mendorong individu untuk
tenang, mampu melakukan
Kesehatan spiritual kepedulian empatik meninjau kehidupan masa lalu dan
tindakan keagamaan, lebih terbuka
meningkat 2. Dorong individu focus pada peristiwa dan hubungan
dengan keluarga mengenai isi
untuk meninjau yang memberikan kekuatan
hatinya
kehidupan masa lalu spiritual dan dukungan
dan focus pada 3. Mendorong partisipasi dalam A: masalah teratasi
peristiwa dan interaksi dengan anggota keluarga,
P: intervensi dilanjutkan
hubungan yang teman, dll
memberikan 4. Menyediakan privasi dan cukup
kekuatan spiritual waktu untuk kegiatan spiritual
27
dan dukungan
3. Dorong partisipasi 5. Mengatur kunjungan oleh
dalam interaksi penasihat spiritual individu
dengan anggota 6. Menyediakan artikel spiritual yang
keluarga, teman, dll diinginkan, sesuai dengan
4. Sediakan privasi dan preferensi individu
cukup waktu untuk 7. Memfasilitasi penggunaan individu
kegiatan spiritual meditasi, doa, dan tradisi
5. Atur kunjungan oleh keagamaan lainnya dan ritual
penasihat spiritual
individu
6. Sediakan artikel
spiritual yang
diinginkan, sesuai
dengan preferensi
individu
7. Fasilitasi
penggunaan individu
meditasi, doa, dan
28
tradisi keagamaan
lainnya dan ritual
2. Gangguan Rasa 1. Monitor kepuasan 1. Melakukan monitoring terhadap S: pasien mengatakan dirinya masih
Nyaman b.d Efek pasien terhadap pasien untuk mengungkapkan nyeri merasakan nyeri/tidak nyaman
Samping Terapi manajemen yang dirasakan tetapi sudah berkurang
(Kemoterapi) nyeri/ketidaknyaman 2. Meningkatkan istirahat dan tidur
O: pasien terlihat membaik, tidak
an secara adekuat
Kriteria Hasil: tampak wajah menanhan nyeri
2. Tingkatkan istirahat 3. Menjelaskan kepada pasien
Status kenyamanan
tidur yang adekuat mengenai penyebab nyeri yang A: masalah teratasi sebagian
meningkat
3. Jelaskan kepada sedang dialaminya
Mengontrol nyeri P: intervensi dilanjutkan
pasien penyebab 4. Melakukan Teknik nonfarmakologis
Respon terhadap
nyeri untuk meningkatkan rasa nyaman
pengobatan
4. Lakukan Teknik pasien
Tidak ada ekspresi
nonfamakologis
menahan nyeri
untuk meningkatkan
rasa nyaman
3. Ansietas berhubungan 1.Gunakan pendekatan 1. Mengunakan pendekatan yang S : keluarga pasien mengatakan
dengan Ancaman yang menyenangkan menyenagkan tidak kuat dengan penyakitnya dan
29
Terhadap Kematian 2. Nyatakan dengan 2. Menyatakan dengan jelas harapan ingin mati saja
jelas harapan terhadap pasien
Kritia Hasil : O : pasien tampak gelisah, tidak
terhadap pasien 3. Menjelaskan semua prosedur dan
bias tidur, pasien tiba – tiba sering
Klien mampu 3. Jelaskan semua apa yang dirasakan selama prosedur
menangis. Tiba – tiba maraah
mengidentifikaasi dan prosedur dan apa 4. Memahami prespektif pasien
mengungkapkan yang dirasakan terhadap situasi stress A : Masalah belum teratasi
gejala cemas selama prosedur 5. Memberikan obat untuk
P : Intervensi dilanjutkan
4. Pahami prespektif mengurangi kecemasan
Menidentifikasi,
pasien terhadap
mengungkapkan dan
situasi stress
menunjukan tehnik
5. Berikab obat untuk
untuk mengontrol
mengurangi
cemas
kecemasan
Vital sign dalam batas
normal
30
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
31
E. Ayat Al-Qur’an dan Hadist
Spiritual pasien kanker paru dapat dilakukan dengan bimbingan
keagamaan Islami melalui materi aqidah dan ibadah. Sebagaimana firman
Allah dalam surat ad- Dzariyaat: 56 sebagai berikut
“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku” (Departemen Agama RI, 2008: 523).
Pasien kanker paru dengan distres spiritual harus dipenuhi kebutuhan
spiritualnya berupa dimensi harapan. Dimensi harapan akan memberikan
semangat dan optimis pasien, juga meningkatkan akhlak yang baik kepada
Allah. Islam telah mengajarkan agar kita senantiasa berkhusnudzon
terhadap Allah maupun sesama manusia. Allah juga memberikan harapan
jika kita mau berdoa maka Allah akan mengabulkan.
Doa adalah senjata, alasan doa belum terkabul adalah perlu dipelajari
kembali sebab musababnya doa tertolak. Selain itu, Allah juga
menjelaskan bahwa apabila kita sedang menerima ujian sakit maka Allah
yang menyembuhkan. Pernyataan tersebut sangat sesuai dengan firman
Allah dalam surat Assyu’ara ayat 80 yang berbunyi
32
tayyibah. Mengajak pasien merenungi kesalahannya dengan membaca
istighfar. Pembimbing juga dapat memberikan materi kewajiban dan cara-
cara ibadah bagi orang yang sakit. Transendensi dapat diartikan sebagai
kondisi spiritualitas dan keimanan yang penuh penerimaan, transendensi
sangat dibutuhkan guna mengasah keihklasan pasien akan kehendak
Tuhan akan takdirnya, kalaupun harus berpulang maka akan berpulang
dengan keadaan hati yang tenang dan ikhlas akan kehendak yang maha
Kuasa. Allah telah menjelaskan dalam surat al-Fajr ayat 27-28 yang
berbunyi sebagai berikut:
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang
puas lagi diridhai-Nya” (Departemen Agama RI, 2008: 593).
33
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
34
DAFTAR PUSTAKA
35